ARTIKEL HUBUNGAN PEMAHAMAN PRINSIP DIET 3J DM TIPE 2 DENGAN KEBIASAAN POLA DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEREP OLEH : WAHYU NILAM PRATIWI 010113a120 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 Hubungan pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Wahyu Nilam Pratiwi1., Priyanto2.,Imron Rosyidi3 . Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo [email protected] ABSTRAK Pemahaman prinsip diet 3 J (Jumlah, Jenis, Jadwal) pada pasien diabetes mellitus terutama pasien diabetes mellitus tipe 2 merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan pada kebiasaan atau perilaku pola diit dalam keseharian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Wilayah Lerep yaitu sebanyak 37 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 37 orang. Pengumpulan data menggunakan instrumen data dianalisis menggunakan uji chi square Hasil penelitian, diketahui sebagian besar responden mempunyai tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit dalam kategori kurang yaitu sebanyak 20 responden (54,1 %).dan paling banyak responden dengan kebiasaan pola diet dalam kategori tidak baik yaitu sebanyak 23 responden (62,3 %). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui ada hubungan yang signifikan antara pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diet diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dengan p value 0,007. Diharapkan penderita diabetes mellitus mendapatkan informasi tentang pemahaman pola diet diabetes mellitus dan bisa membiasakan pola diet dengan prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis ). Kata kunci : pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis), kebiasaan pola diit , Diabetes Mellitus tipe II PENDAHULUAN Diabetes adalah penyakit kronis yang tidak ada obatnya. Diabetes adalah penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang diperlukan untuk mengubah gula, zat tepung, dan makanan lainnya menjadi energi yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari, meskipun faktor keturunan dan lingkungan tampaknya memainkan peranan. Ada dua jenis utama penyakit diabetes (Tandra Hans, 2009). Jumlah penduduk indonesia saat ini diperkirakan mencapai 240 juta. Menurut data RISKESDAS 2007, prevalensi nasional Diabetes mellitus di Indonesia untuk usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%. Berdasarkan data IDF 2014, saat ini diperkirakan 9,1 juta orang penduduk didiagnosis sebagai penyandang DM. Dengan angka tersebut indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan data IDF tahun 2013 yang menempati peringkat ke-7 di dunia dengan 7,6 juta orang penyandang DM (Perkeni, 2015). Jumlah kasus Diabetes Melitus tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 9.376 kasus, lebih rendah dibanding tahun 2012 (19.493). Kasus tertinggi di Kabupaten Brebes dan Kota Semarang (1.095 kasus). Jumlah kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM tipe II, mengalami penurunan dari 181.543 kasus menjadi 142.925 kasus. Kasus DM tidak tergantung insulin tertinggi di Kota Surakarta (22.534 kasus) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013) Faktor yang tidak dapat dikontrol diantaranya faktor keturunan. Seseorang memiliki resiko berat untuk terserang diabetes mellitus jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita penyakit tersebut. Faktor usia juga merupakan pemicu yang tidak dapat dikontrol. Orang yang berusia diatas 40 tahun rentan terserang diabetes mellitus meskipun tidak menutup kemungkinan orang yang berusia dibawah 40 tahun bebas dari Diabetes Mellitus (Mahendra et al, 2008). Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang disebabkan karena banyak faktor pemicu dan tidak dapat disembuhkan, namun dengan penatalaksanaan 4 pilar seperti edukasi, terapi gizi atau diet, latihan jasmani dan intervensi farmakologis. diabetes mellitus tersebut masih dapat hidup sehat seperti orang lain yang tidak menderita penyakit diabetes mellitus. Dengan menjalankan penatalaksanaan diabetes mellitus, pasien juga dapat mencegah kenaikan kadar glukosa darah serta mencegah timbulnya penyakit komplikasi lain yang lebih membahayakan. Penting bagi pasien diabetes mellitus untuk tetap menjalankan penatalaksanaan diabetes mellitus. Salah satu penatalaksanaan diabetes mellitus yang menjadi penatalaksanaan dasar yaitu diet. Menurut Hasdinah (2012), Diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 merupakan upaya untuk mempertahankan atau mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup. Permasalahan dalam penatalaksanaan diet diabetes mellitus tipe 2 yang menimbulkan tantangan adalah pemahaman. Menurut Perkeni (2015), penderita dan keluarga juga mempunyai peran yang penting, sehingga perlu mendapatkan edukasi untuk memberikan pemahaman mengenai perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan diabetes mellitus guna mencapai hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Perawat Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Jumlah penderita Diabetes Melitus kurang lebih 37 penderita Diabetes Melitus. Hasil wawancara dengan klien pada 13 penderita Diabetes Melitus tipe II di Wilayah Lerep Didapatkan bahwa 6 penderita diabetes melitus memiliki kadar gula darah di atas normal ( 220mg/dL). pasien mengakui telah membatasi konsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula, namun kurang memperhatikan keteraturan waktu makan, dikarenakan penderita belum memahami atas pola diit diabetes dengan tepat, bahkan beberapa mengalami peningkatan nafsu makan pada malam hari, sedangkan 5 penderita diabetes tidak pernah menjalankan diet atau menjaga asupan makannya, dikarenakan penderita diabetes tidak memahami sama sekali tentang pola diet diabetes melitus, dan 2 penderita Diabetes mengatakan sudah memahami tentang pola diit jadwal dan jenis tetapi penderita tidak pernah membiasakan menerapkan dalam kesehariannya. Diabetes mellitus tipe II (bahasa inggris; adult-onset diabetes, obesity-related, non insulindependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin didalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan mutasi pada banyak gen termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistensi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kefaktor hormon resistensi yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapa glukosa ole h otot lurik namun meningkatkan sek resi gula darah oleh hati (Hasdinah,2 012). Salah satu pilar utama pengelolaan diabetes adalah perilaku perencanaan dan kebiasaan makan. Perilaku perencanaan dan kebiasaan makan yang tepat dapat mengontrol kadar gula darah pasien DM tipe 2. Menurut Arisman (2010) menyatakan bahwa “ kebiasaan makan” adalah sebagai cara individu dan kelompok memilih, mengkomsusi, dan menggunakan makanan yang tersedia yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana mereka hidup. Jadi kebiasaan makan adalah hasil rekutan dari bermacam-macam segi yang bersifat multi dimensional. Kebiasaan makan adalah berupa apa, oleh siapa, untuk siapa, kapan dan bagaimana makanan siap diatas meja untuk disantap. Oleh karena itu kebiasaan makan dapat dipelajari dan di ukur menurut prinsip- prinsip ilmu gizi melalui pendidikan, latihan dan penyuluhan sejak mansia mulai mengenal makan untuk kelangsungan hidupnya. Budaya mempengaruhi individu dan keluarga dalam menentukan makanan yang dikonsumsi. Makanan juga berkaitan dengan usia, misalnya susu dan madu merupakan makanan untuk anakanak. Makanan untuk orang dewasa misalnya kacang goreng. Teh atau kopi tubruk. Makanan juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan seseorang, makanan untuk seseorang yang sakit biasanya menggunakan sedikit garam dan tanpa cabai sehingga rasanya hambar. Diet DM merupakan terapi utama yang dapat menekan munculnya diabetes latent serta dapat menekan penyakit kronik akut pada penderita diabetes melitus. Diet sebagai bagian dari pengobatan diabetes melitus yang mempunyai arti penting, bahkan sebagian penderita diabetes melitus ringan sampai berat dapat dikendalikan dengan diet dan olahraga .Rencana diet pada pasien Diabetes mellitus dimaksudkan untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari. Jumlah kalori yang disarankan bervariasi, bergantung pada kebutuhan apakah untuk mempertahankan, menurunkan atau meningkatkan berat tubuh. Sebagai contoh, pada pasien obesitas, dapat ditentukan diet dengan kalori yang dibatasi hingga berat badan pasien turun hingga kekisaran optimal untuk pasien tersebut ( Price & wilson, 2012). METODE PENELITIAN Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang menggambarkan atau mencari tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya (Notoatmodjo, 2010). Penelitian yang dilakukan diarahkan untuk mencari hubungan pemahaman prinsip diet 3J DM tipe 2 terhadap kebiasaan pola diet pada penderita DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional yaitu tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan (Setiawan dan Saryono, 2010). Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Wilayah Lerep yaitu sebanyak 37 orang (data bagian administrasi Puskesmas Lerep pada bulan April 2017). 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total populasi dimana semua anggota populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 37 orang Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur ini terdiri dari kuesioner pemahaman prinsip diet 3 J penderita Dabetes Mellius yang terdiri dari 15 pertanyaan dan lembar kusioner FFQ yang berisi tentang pola kebiasaan makan dalam keseharian penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Setelah responden diberikan kuesioner dan telah diisi kemudian peneliti menarik kembali kuesioner untuk di kumpulkan dengan dibantu asisten. Penentuan nilai skala kategori jawaban dilakukan dengan cara yang sederhana. Penilaian kuesioner tentang pemahaman yaitu pernyataan positif apabila jawaban “YA” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” di beri skor 0. Pada pernyataan negatif apabila jawaban “Ya” diberi skor 0 dan jawaban “Tidak”diberi skor 1. Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2010). Dalam penelitian ini menggunakan kuisioner pemahaman 3J yang belum baku dan dilakukan uji validitas terlebih dahulu dan Lembar observasi FFQ yang sudah baku untuk mengukur pola diet pada penderita diabetes mellitus. ANALISIS DATA Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel pemahaman tentang 3 J dan kebiasaan pola diet penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010), yaitu : F x100% N F x100% N Keterangan : x = hasil persentase F = frekuensi/hasil pencapaian N = total seluruh frekuensi x= Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat dalam penelitian ini didapatkan hasil ada hubungan Pemahaman 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Analisa bivariat ini menggunakan Chi-Square karena : a) Datanya berbentuk ordinal b) 0 cell (.0%) sudah diperkirakan terhitung kurang dari 5. Perkirakan minimum yang diharapkan adalah 6.05. c) Bentuk tabel kontingensi 2x2, tidak ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count <5. Bila x2 hitung sama atau lebih besar dari x2 tabel maka H0 ditolak dan bila nilai x2 lebih kecil dari nilai x2 lebih kecil dari nilai x2 tabel, maka H0 diterima, tingkat kemaknaan hubungan yang digunakan adalah 0,05 (5%). Dikatakan ada hubungan apabila P Value < 0,05, sebaliknya jika P Value > 0,05 maka diputuskan tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini. HASIL PENELITIAN Analisa Univariat Gambaran tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit penderita Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Pemahaman prinsip 3J Frekuensi Persentase (%) Baik 17 45,9 Kurang 20 54,1 Total 37 100,0 Dari Tabel 4.1 distribusi frekuensi tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diit dalam kategori kurang yaitu sebanyak 20 responden (54,1 %) dan kategoribaik yaitu sejumlah 17 responden (45,9%). Gambaran kebiasaan pola diet penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kebiasaan pola diet penderita diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang kebiasaan pola diet Frekuensi Persentase (%) Baik 14 37,8 Tidak baik 23 62,2 Total 37 100,0 Dari Tabel 4.2 distribusi frekuensi kebiasaan pola diet diketahui bahwa paling banyak responden dengan kebiasaan pola diet dalam kategori tidak baik yaitu sebanyak 23 responden (62,3 %) dan kategori baik sejumlah 14 responden (37%). Analisa Bivariat Hubungan pemahaman prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis ) terhadap kebiasaan pola diet diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Tabel 4.3 Hubungan Pemahaman prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis ) terhadap kebiasaan pola diet diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Kebiasaan pola diet Total P value Pemahaman Tidak baik Baik prinsip 3J N % N % N % 0,018 Kurang 17 81,0 4 19,0 21 100,0 Baik 6 37,5 10 62,5 16 100,0 Total 23 62,2 Berdasarkan tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa, responden yang mem iliki pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) kurang sebagian besar yaitu sebanyak 17 responden (81,0 %) mempunyai kebiasaan pola diet dala m kategori tidka baik dan responden yang mempunyai pemahaman prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis) baik seba gian besar mempunyai kebiasaan pola diet dalam kategori baik yaitu sebany ak 10 responden (62,5 %). Dari hasil uji statistik menggu nakan Uji chi square dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p value sebesar 0,018 (Apabila p value atau signifikansi di bawah 0,05 maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima). Nilai p value tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemahaman prinsip 3J (Jumla h, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diet diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. PEMBAHASAN Analisa Univariat Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar resp 14 37,8 37 100,0 onden mempunyai tingkat pemahama n mengenai prinsip 3J (Jumlah,Jadwa l, Jenis) terhadap kebiasaan pola diet dalam kategori kurang yaitu sejumlah 20 responden dengan persentase 54,1 %. Pemahaman yang kurang mengen ai prinsip 3 J dalam penelitian ini dap at dilihat dari hasil penelitian tentang pemahaman responden terhadap juml ah, jadwal dan jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh responden seb agai penderita diabetes mellitus. Ber dasarkan pemahaman tentang jumlah makanan yang harus dikonsumsi diketahui bahwa sebagian responden tidak mengatur jumlah porsi makan setiap makan di rumah ataupun di luar rumah yaitu sejumlah 9 responden (45,0 %) dan sebagian responden juga tidak mengukur jumlah makan d engan menggunakan alat takar rumah tangga seperti gram/ons, gelas atau alat ukur lainnya yaitu sejumlah 11 r esponden (55,0%). Hal tersebut men unjukkan kurangnya tingkat pemaha man responden tentang 3 J dilihat dari aspek jumlah makanan yang harus dikonsumsi oleh responden yang menderita diabetes mellitus. Sebagian besar responden memiliki pemahaman yang rendah tentang jumlah makanan yang dikons umsi pada pasien diabetes melitus. Hal tersebut menurut asumsi peneliti dimungkinkan responden mengetahui pengaturan jadwal, jenis makanan dan jumlah namum prakteknya sebagian besar tidak menerapkan hal tersebut. Seluruh responden cenderung makan ketika merasa lapar, jenis makanan yang dianjurkan masih kurang belum dikonsumsi dan lebih mempercayai obat untuk menurunkan gula darah. Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolaan diabetes, meski sampai saat ini tidak satu pun perenc anaan makan yang sesuai untuk pasie n. Diet dalam menjaga jumlah makan an yang dikonsumsi seringkali menja di kendala bagi penderita diabetes melitus tipe II, karena masih tergoda dengan segala bentuk makanan yang dapat memperburuk kesehatan, hal tersebut juga tidak diimbangi dengan olahraga secara teratur karena didera rasa malas dalam diri mereka. Hal-hal yang telah disebutkan inilah yang menjadikan mereka tidak patuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cahyati (2015) tentang hubungan tingkat pengetahuan diet Diabetes Mellitus dengan kepatuhan diet pada penderita Diabetes Mellitus tipe II di Dusun Karang Tengah Yogyakarta dimana hanya 3% responden yang patuh terhadap diet, sedangkan yang tidak patuh terhadap diet sebanyak 97%. Dalam penelitian, Cahyati (201 5) menyimpulkan bahwa kepatuhan diet Diabetes Mellitus berkaitan deng an tingkat pengetahuan diet Diabetes Mellitus. Pengetahuan diet mempuny ai pengaruh terhadap kepatuhan menj alani diet Diabetes Mellitus tipe II, ditunjukkan dengan sikap dan kepatu han yang semakin membaik. Setiap penderita memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam meningkatkan pengetahuan. Semakin banyak infor masi yang didapat maka akan banyak pengetahuan yang diperoleh dan bisa bersikap positif terhadap kepatuhan diet Diabetes Mellitus. Analisis Bivariat Hubungan Pemahaman prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis ) terhadap kebiasaan pola diet diabetes mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupate n Semarang. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden me mpunyai tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) kurang sebagian besar yaitu sebanyak 17 responden (81,0%) mempunyai kebia saan pola diet dalam kategori tidak baik dan responden yang mempunyai pemahaman prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis) baik sebagian besar mempunyai kebiasaan pola diet dala m kategori baik yaitu sebanyak 10 responden (62,5 %). Secara teori jumlah kalori did efinisikan sebagai banyaknya kalori dalam ukuran kkal yang dikonsumsi dalam 1 hari sesuai dengan angka basal metabolisme dan nilai IMT untuk mencukupi kebutuhan kalori tubuh. Karena banyaknya faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan total kalori dan komposisi makanan sehari-hari maka komposisi makanan ditentukan dalam kisaran persentasi bukan suatu angka yang mutlak. Kebutuhan kalori pada pria juga lebih besar dibandingkan wanita serta jumlah karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan antara pria dan wanita juga berbeda (Almatzier, 2010). Gaya hidup masyarakat yang tidak memperhatikan pola hidup seha t, antara lain pengetahuan, sikap, pers epsi, motivasi, niat, referensi dan sosi al budaya, sehingga masyarakat tidak sadar dan tidak tahu jika kegemukan dan mengkonsumsi makanan atau kal ori yang berlebihan tanpa diikuti olah raga yang cukup merupakan kebiasaa n yang tidak sehat, karena pankreas tidak mampu lagi mengontrol kadar gula dalam darah pada batas normal. Jika penderita diabetes mellitus tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darah, akibatnya kadar gula dalam da rah selalu tinggi. Hal ini akan berpot ensi terhadap terjadinya komplikasi diabetes mellitus seperti stroke, gagal ginjal, jantung, kebutaan bahkan haru s menjalani amputasi jika anggota ba dan menderita luka yang darahnya tidak bisa mengering (Setyobakti, 20 06). Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi keterbatasan penelitian yaitu metode yang digunakan untuk pengambilan data kebiasaan makan dalam peneliti an ini adalah recal; 2x24 jam. Metode ini sangat erat hubungannya dengan kemampuan responden untuk mengin gat kembali (bias recall). Oleh karena itu, ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. PENUTUP Kesimpulan 1. Sebagian besar responden memp unyai tingkat pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhad 2. 3. ap kebiasaan pola diit dalam kat egori kurang yaitu sebanyak 20 responden (54,1 %). Paling banyak responden dengan kebiasaan pola diet dalam katego ri tidak baik yaitu sebanyak 23 responden (62,3 %). Ada hubungan yang signifikan antara pemahaman prinsip 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) terhadap kebiasaan pola diet diabetes mell itus di Wilayah Kerja Puskesmas Lerep, Kecamatan Ungaran Bara t, Kabupaten Semarang dengan p value 0,018 < 0,05. Saran 1. Bagi Penderita DM Penderita diabetes mellitus mendapatkan informasi tentang pemahaman pola diet diabetes mellitus dan bisa membiasakan pola diet dengan prinsip 3J ( Jumlah, Jadwal, Jenis ) 2. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat bisa me mahami dan mengatur kebiasaan pola makanan untuk mencegah terjadinya Diabetes Mellitus 3. Bagi Perawat Diharapkan dapat menjadi tamba han pengetahuan tentang peran edukatif keluarga dalam kemand irian penderita diabetes mellitus. 4. Bagi Peneliti Dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menam bah pengetahuan, pengalaman ser ta wawasan peneliti dalam melak sanakan penelitian sederhana sec ara ilmiah dalam rangka mengem bangkan diri. 5. Bagi Peneliti Yang Lain Peneliti mampu sebagai bahan kajian dengan pengetahuan dan pengalaman fenomena yang dida patkan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Teng ah. (2014). Profil kesehatan provinsi jawa tengah tengah tahun 2014. Semarang : Dinkes Prov Jateng. Mahendra, Krisnatuti D, Tobing A, Boy. (2008). Care Your Self kolesterol. Jakarta: Penebar Plus. Tandra Hans. 2009. Kiss Diabetes Goodbye. Surabaya : Jaring Pena Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta Pusat Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa dan Anak-anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika Price Sylvia A dan Wilson Lorraine M. 2012. Pattofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit : Buku Kedokteran. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Setiawan, A. Dan Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Hartono. (2006). Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Penerbit EGC. Jakarta American Diabetes Association (2013). The Glycemic Index of Foods. Available online: http://www.diabetes.org/food and-fitness/food/planningmeals/the-glycemic-index-offoods.htm