MAKALAH KERACUNAN NAMA KELOMOK : 1. RETNO KUMALA 2. YENI ZUBAEDAH 3. PUSPITA DAMAYANTI 4. YULIA KARTIKA 5. DWI RAFIKA 6. FANDA NUR P. D-3 KEPERAWATAN 3B STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAHCILACAP TAHUN AJARAN 2013/2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan organik ataupun bahan anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan tidak normalnya mekanisme di dalam tubuh. Akibat-akibat dari keracunan dapat menurunkan kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat menyebabkan kematian, jika cara penanganan yang salah. Keracunan seperti yang diketahui masyarakat luas, hanya menyerang bagian saluran pencernaan saja. Namun sebenarnya keracunan dapat menyerang saluran pernafasan juga. Misalnya keracunan akibat menghirup gas beracun yang dapat menyebabkan kepala pusing, dan mual. Pada banyak kasus yang ada akibat keracunan sebagai “first stander” dapat melakukan pertolongan pertama bagi setiap orang yang mengalami atau menjadi korban keracunan. Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana cara bagi penolong pertama apabila menemui korban yang menderita keracunan, apa sajakah tindakan yang harus kita lakukan. Selain itu akan dibahas pula tata cara penanggulangannya jika sudah melewati masa kritis (keracunan). Dengan dibahasnya tentang tata cara pertolongan pertama dan cara penanggulangan terhadap korban keracunan penulis berharap agar tingkat kesalahan dalam menolong dan penaggulangan dapat dibuat seminimal mungkin. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari keracunan ? 2. Bagaimana patofisiologi dari keracunan ? 3. Bagaimana tanda dan gejala dari keracunan ? 4. Bagaimana penatalaksanaan terapi keracunan ? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian keracunan. 2. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari keracunan. 3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari keracunan. 4. Untuk mengetahui keracunan. dan memahami penatalaksanaan terapi BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah toksik. ETIOLOGI 1. Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin 2. Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan 3. Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon 4. Zat kimia pertanian : Insektisida 5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek 6. Bisa ular atau serangga B. PATOFISIOLOGI Keracuanan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung,gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia ). Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung meningkat . Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat menghambat ( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh – KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat – tempat tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulakan stimulasi kemudian depresi SSP ). C. MACAM-MACAM KERACUNAN 1. Mencerna (menelan) racun Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan racun sebelum diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara system organ vital, menggunakan antidote spesifik untuk menetralkan racun, dan memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi. Penatalaksanaan umum : a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi. b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat. c. Tangani syok yang tepat. d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun. e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk menurunkan efek toksin. f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf pusat atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat. g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditela, yaitu: 1) Diuresis untuk agens yang dikeluarkan lewat jalur ginjal. 2) Dialisis 3) Hemoperfusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan cartridge containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien. 4) Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi. 5) Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit. 6) Menurunkan peningkatan suhu. 7) Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri. 8) Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah. 9) Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma. 10) Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang. 11) Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dan gejala masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang. 12) Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri 13) Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan pencegahan racun dan instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau keluarga. 2. Keracunan melalui inhalasi Penatalaksanaan umum : a. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela. b. Longgarkan semua pakaian ketat. c. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlikan. d. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut. e. Pertahankan pesien setenang mungkin. f. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun. 3. Keracunan makanan Keracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi setelah menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi. Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan: a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyakbanyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah. b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setia jamnya. c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternative jika norit tidak tersedia. d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi e. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. 4. Keracunan Akibat Gigitan Binatang Kondisi lingkungan dipedesaan memungkinkan berbagai jenis bintang peliharaan maupun binatang liar dapat hidup berdampingan dengan masyarakatnya walaupun binatang peliharaan kita sudah jinak namun bahaya dari binatang ini perlu di waspadai. Pada kondisi tertentu jenis binatang berdarah panas seperti pada anjing, kucing, dan monyet yang terkena rabies dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Demikian pula jenis binatang melata yang memiliki racun seperti ular, kalajengking, dan lipan (kelabang) yang masih banyak terdapat dialam pedesaan. Binatangbinatang tersebut akan menggigit siapa saja yang ada didekatnya bila mereka akan merasa terganggu. Bila hal ini terjadi maka gigitan tersebut akan meninggalkan racun dalam tubuh orang yang digigitnya. a. Gigitan ular Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas atau bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic, kardiovaskuler, sisitem pernapasan mungkin terpengaruh. Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatkan korban, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan, membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh dibawah tinggi jantung. Es atau torniket tidak digunakan. Evaluasi awal di departemen kedaruratn dilakukan dengan cepat meliputi : a) Menentukan apakah ular berbisa atau tidak. b) Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi sekitar gigitan. c) Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan eritema jaringan yang digigit dan didekatnya). d) Menentukan keparahan dampak keracunan. e) Memantau tanda vital. f) Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada beberapa titik. g) Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisi, dan pemeriksaan pembekuan). b. Sengatan serangga Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas, sampai edema laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian. Umumnya waktu yang lebih pendek diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat merupakan prognosis yang paling buruk. Penatalaksanaan umum: 1. Berikan epineprin (cair) secara langsung. Masase daerah tersebut untuk mempercepat absorbsi. 2. Jika sengatan pada ekstermitas, berikan tornikuet dengan tekanan yang tepat untuk membendung aliran vena dan limfatik 3. Instruksikan pasien untuk hal-hal berikut: a) Injeksi segera dengan epineprin b) Buang penyengat dengan garukan cepat kuku jari c) Bersihkan area dengan sabun air dan tempelkan es d) Pasang tornikuet proksimal terhadap sengatan e) Laporkan pada fasilitas perawatan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut D. PENATALAKSANAAN 1. Terapi Farmakologi a. Suportif Setelah penilaian kondisi penderita, langkah ABC resusitas harus segera dilaksanakan untuk mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat, sebelum dilakukan penanganan lain Jika sumber racun tidak diketahui, atasi gejala yang timbul : 1. Depresi pernafasan a) Bebaskan jalan nafas b) Bantuan nafas dan berikan O2 c) Beri nalokson (Narcan*) jika diduga overdosis narkotika: flumazenil (Anexate*) jika diduga benzodiazepin 2. Syok a) Posisi kaki lebih tinggi dari tempat tidur b) Beri cairan untuk menambah volume intravaskular: monitor CVP (bila ada) dan output urin. Obat-obat yang dapat meningkatkan tekanan darah hanya digunakan pada keadaan khusus. 3. Kejang a) Diazepam atau klonazepam (Rifotril*)i.v. b) Fenitoin i.v. aman jika diberikan perlahan-lahan c) Untuk status konvulsivus diatasi dengan anestesia umum 4. Nyeri Nyeri hebat gunakan analgetik narkotik 5. Aritmia jantung Anti-aritmia sesuai dengan kelainan klinis dan EKG 6. Keseimbangan air dan elektrolit a) Monitor dan koreksi secara hati-hati b) Periksa AGD c) Diuresis paksa menggunakan furosemid 7. Hipotermia Selimuti penderita dengan selimut unutk mencegah kehilangan panas. Selimut plastik mungkin lebih efektif tetapi ini dapat membahayakan anak menjadi sulit bernafas b. Dekontaminasi (mencegah absorbsi racun lebih lanjut) 1. Mata/kulit a) Basuh dengan air mengalir b) Jangan menggunakan antidotum kimia 2. Terinhalasi a) Jauhkan segera dari sumber racun, O2, dan bila perlu pernafasan buatan 3. Suntikan/gigitan ular a) Pasang tourniquet dibagian proksimal, kompres dingin, dan penderita diimobilisasi 4. Tertelan a) Perangsangan muntah Indikasi : 1) Racun sangat toksik dalam jumlah membahayakan 2) Menelan racun < 4 jam 3) Anak sadar dan kooperatif Kontraindikasi : 1) Keracunan zat korosif, hidrokarbon 2) Penderita tidak sadar, kejang 3) Tidak ada refleks muntah Cara : 1) Rangsang mekanik Sirup ipekak : dosis 15 mL (anak< 1 th: 10 mL) (onset 20 mnt, kurang disukai karena bau) 2) Bilas lambung Tidak sebaik rangsang muntah pemasangan NGT menimbulkan truma 2. Terapi non farmakologi Air kelapa sebagai penawar racun Air kelapa selain mengandng berbagai ion yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, juga memiliki kemampuan untuk menawarkan racun yang masuk kedalam tubuh. Air kelapa ini sudah lama digunakan oleh nenek moyang untuk mengobati berbagai penyakit seperti: panas dalam,demam,kekurangan cairan. Selain itu ,air kelapa juga dapat digunakan untuk mengatasi keracunan obat. Keracunan obat ini dapat menimbulkan berbagai gejala dan tanda (symptom and sign) mulai dari urtikaria, syndrom steven johnson (SJS). Di mana pada keadaan ini timbulnya berbagai kelainan pada kulit yaitu keluarnya bintik bintik kemerahan dan terasa gatal. Selain itu gejala keracunan obat lainnya pada keadaan lebih berat menimbulkan syok anafilaktik yang membahayakan keselamatan jiwa penderita. Gejala mulai dari ringan sampai berat seperti: penglihatan teraa gela, tekanan darah menurun, denyut nadi cepat sampai menimbulkan hilangnya kesadaran. Dan bila tidak ditangani segera akan menimbulkan kematian. Keracunan obat ini dapat terjadi dimana saja bila kita mengalami hal tersebut atau ada orang lain yang mengalami keracunan obat, cara yang terbaik adalah dengan membawa orang tersebut ke rumah sakit segera. Di fasilitas kesehatan biasanya sudah disediakan berbagai obat yang dapat digunakan untuk mengatasi syock anafilaktik ini. Akan tetapi apabila hal tidak dapat dilakukan cara yang terbaik adalah dengan meletakan kepala lebih rendah dari anggota badan lainnya (posisi trendelenburg). Posisi ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan prefusi di dalam jaringan otak. Tindakan selanjutnya adalah dengan memberi minum orang tersebut dengan air kelapa, penggunaan air kelapa ini baik untuk mengatasi berbagai keracunan uang disebabkan oleh obat. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh masuknya suatu bahan-bahan organik maupun anorganik ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan tidak normalnya mekanisme dalam tubuh. Dan dampak atau akibat dari keracunan itu bisa menyebabkan menurunya kondisi tubuh atau tudak fitnya kondisi badan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara mengeluarkan atau memuntahkan makanan apabila terjadi keracunan makanan, dan memberikan udara yang segar bagi yang menderita keracunan gas. B. SARAN Dengan dibuatnya makalah tentang keracunan ini diharapkan para mahasiswa dan pembaca dapat memahami dan mampu menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan keracunan. DAFTAR PUSTAKA Keracunan. 1993. Perawatan Dini Penderita Keracunan. The Committe on Toxic: American College of Surgeon. Di alihbahasakan Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. Hendrotomo. 1986. Keracunan dan Penaggulangannya – 1 PCCMI. SA.1., Jakarta: Konas – PCCMI SA.1