LAPORAN KEUANGAN 1. Pengantar Salah satu tujuan dari akuntansi adalah memberikan informasi kuangan baik kepada pemilik perusahaan maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan lainya (management, kreditur, investor, pemerintah, stock holder, dll). Bagian yang paling penting dati akuntansi itu dilaporkan secara formal pada berbagai daftar, yang masingmasing disebut laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan dari transaksi keuangan perusahaan selama satu tahun dn pada waktu akhir periode pembukuan. Laporan keuangan berdasar jenis dan pemakainya bisa dipisahkan dan digambarkan sebagai berikut : Extern Neraca User Laporan Lap. Rugi-Laba Jenis - Lap. Sumber dan Penggunaan Dana Intern 2. Lap. Perubah. Modal Jenis Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan bisa dikelompokkan menjadi dua : Pertama laporan keuangan utama yang terdiri dari Neraca, Laporan rugi-laba, Laporan sumber dan penggunaan dana. Kedua Laporan tambahan yaitu laporan perubahan sosial. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengantar Salah satu tujuan dari akuntansi adalah memberikan informasi keuangan baik kepada pemilik perusahaan maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (management, kreditur, investor, pemerintah, stock holder, dll). Bagian yang paling penting dari akuntansi itu dilaporkan secara formal pada berbagai daftar yang masingmasing disebut laporan keuangan. 2. NERACA Sebuah laporan keuangan perusahaan yang merupakan informasi bagi yang berkepentingan tentang posisi keuangan perusahaan adalah neraca. Neraca sama halnya dengan timbangan yang dipergunakan sehar-hari, berfungsi untuk menimbang bobot. Di dalam kehidupan sehari-hari diketahui adanya bermacammacam neraca/timbangan. Fungsinya kelihatannya berlain-lainan, tetapi pada hakekatnya sama, yaitu untuk menimbang berat. Di dalam akuntansi juga terdapat bermacam-macam neraca, yang gunanya untuk menimbang nilai-nilai financial di dalam suatu rumah tangga perusahaan (going concern) 1.1 Pengertian neraca Yang dimaksud dengan Neraca adlah sebuah daftar yan memuat secara terperinci keadaan aktiva perusahaan, keadaan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, dan dasar modal pemilik perusahaan itu pada suatu waktu tertentu. Disamping itu pula biasanya yang dimaksud dengan neraca adalah neraca pada permulaan atau pada akhir periode. Neraca permulaan periode ialah neraca pada tanggal 1 januari, sedangkan neraca akhir periode ialah neraca pada tanggal 31 desember. Oleh karena pengertian periode di dalam akuntansi itu dapt ditentukan, misalnya satu minggu, satu bulan, satu lwartal, satu semester, satu tahun, bahkan satu hari, maka dengan demikian neraca itu tidak perlu harus dibuat untuk tanggal – tangal tertentu, tetapi dapat dibuat pada tiap – tiap saat dikehendaki. Dengan demikian neraca dapat pula didefinisikan : suatu daftar nilai aktiva, utang, dan modal pada suatu saat, pada suatu hari atau pada suatu tanggal tertentu. Ketiga – tiganya komponen itu semua terdapat di dalam suatu daftar, sehingga dengan demikian satu sama lain dapat dilihat hubungan dan imbangnya. Daftar nilai kekayaan saja belum dapat dikatakan neraca, juga belum merupakan neraca suatu daftar yang hanya memuat nilai utang atau hanya memuat nilai modal. Neraca pada hakekatnya adalah perwujudan dari persamaan akuntansi ( Accounting equation ) yang harus memuat aktiva dan modal, atau ( jika ada utang ) memuat aktiva, utang modal. 1.2 Bentuk Neraca Daftar yang memuat nilai – nilai aktiva, utang dan modal yang disebut neraca itu dapat berbentuk horizontal atau vertical. 2.2.1. Bentuk Horizontal artinya bentuk yang mempunyai dua sisi yang sebelah – menyebelah, yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Ini disebut juga dengan bentuk skontro : memuat aktiva sebelahkiri ( disebut sisi debit ) dan utang serta modal disebelah kanan ( disebut sisi kredit ). Seluruh nilai – nilai disebelah kiri ( debit ) biasanya disebut aktiva (assets ) sebaliknya yang berada disebelah kanan ( kredit ) seluruhnya disebut pasiva ( equities ). Neraca bentuk skontro ini dapat juga disebut dengan neraca bentuk perkiraan ( account form ), dan bentuk ini banyak digunakan / dijumpai pemakaiannya di Indonesia. 2.2.2 Bentuk Vertikal artinya bentuk yang bersusun dari atas kebawah, dengan urut – urutan yang diatas adalah aktiva, ditengah utang, dan yang paling bawah adalah modal. Bentuk yang vertical ini disebut juga bentuk laporan ( report form ) atau bentuk Staffel. Disamping kedua bentuk di atas juga terdapat bentuk lain yang merupakan variasi dari bentuk “ kedudukan financial “ ( finantial position form), bentuk ini menitik beratkan “ modal kerja” dan “ Modal tetap “ . 1.3 Beberapa Hal Yang Perlu Diingat Mengenai Sebuah Neraca 1) Kepala ( heading ) neraca mula – mula menyebutkan nama perusahaan, sudah itu macam laporan / kata Neraca dan kemudian menyebutkan tanggal yang menyebutkan keadaan keuangan perusahaan 2) Neraca, sebagai laporan keuangan perusahaan tidak memuat kekayaan pribadi pemilik diluar perusahaan ( misalnya rumah kediaman, mobil pribadi, dan lain – lain ), juga tidak menyebutkan utang pribadi pemilik diluar perusahaan, jadi modal yang di perhatikan dalam daftar itu hanyalah menyebutkan besar investasi pemilik pada tanggal yang tercantum dalam neraca tersebut. 3) Tiap catatan yang terdapat dalam neraca harus menyebutkan nilai dalam rupiah. Sesuatu yang tidak dapat diberi nilai uang rupiah tidak boleh dimuat dalam neraca. 1.4 Kegunaan Neraca Neraca sebagaimana telah disebutkan di atas adalah potret financial dari sesuatu perusahaan, yang bagi pembacanya akan memberikan informasi yang sangat berharga. Di dalam pelajaran “ Analisa Rancana “di ajarkan bagaimana cara – cara menilai suatu perusahaan, secara teoritis dapat dilihat dari angka – angka yang terdapat di dalam neraca, selain mengenai likuiditasnya, perbandingan antara besarnya utang dengan modal, tingkat solvabilitas dan lain sebagainya. Oleh sebab itu orang yang dapat membaca neraca dan tahu seluk – beluk pembuatan neraca, akan dapat memberikan penilaian terhadap keadaan perusahaan. Harus dimengerti bahwa neraca itu dapat dibuat untuk memenuhi berbagai keperluan dan tujuan. Neraca yang dibuat untuk keperluan umum, juga tidak sama dengan neraca yang dipergunakan untuk keperluan para pemegang saham, juga berbeda dengan neraca untuk keperluan kantor pajak. Dengan demikian akan dapat dibuat bermacam – macam neraca sesuai dengan keperluan penggunanaya. Berhubungan dengan berbagai kegunaan dan pengguna neraca itu, maka timbulah bebrapa jenis neraca menurut tujuannya, yaitu neraca interen, neraca ekstern, neraca fisikal dan neraca management. Mengingat bahwa neraca itu dapat dibuat sedemikian rupa sesuai dengan maksud dan tujuan penggunannya, maka timbullah pelajaran yang khususnya membicarakan ini yang disebut “ Analisa Neraca “ 1.5 Contoh Bentuk Neraca Contoh neraca dapat dilihat dari hubungan persamaan dasar akuntansi dengan neraca. Neraca dapat diibaratkan sebagai sebuah gambaran yang memberikan perincian komponen – komponen persamaan dasar akuntansi. Sebagai contoh baik bentuk horizontal maupun bentuk vertical, ambilah transaksi yang terdapat pada perusahaan si Doel pada tanggal 1 maret 1997. Yang transaksinya dimana tanggal 1 maret 1997 si Doel menyetor atau menginvestasikan uangnya kedalam perusahaan sebanyak Rp 20.000.000,00; kedalam kas perusahaan ialah : Aktiva = modal Kas = Rp 20.000.000 = mad. Doel = Rp 20.000.000 Jadi, neraca perusahaan si Doel pada 1 maret 1997, dapat disusun sebagai berikut ; SI DOEL AGEN REALASTATE NERACA Per, 1 Maret 1997 AKTIVA Kas …………………… MODAL Rp20.000.000 modal si Doel Rp 20.000.000 Jika keseluruhan transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan Si Doel maka dapat dilihat seperti berikut ini : SI DOEL AGEN REALESTATE NERACA, 31 Maret 1997 AKTIVA PASIVA Aktiva Lancar Utang Lancar kas……………………… Rp 9.500.000 Utang Usaha ….. piutang ………………. Rp 10.500.000 2.000.000 Aktiva Tetap Inventaris ………….. 1.500.000 Gedung ……………… 14.000.000 Tanah ………………… 5.000.000 Modal Modal Doel …… 21.500.000 Bentuk Staffel / Vertikal SI DOEL AGEN REALESTATE NERACA Per, 31 Maret 1997 Kas………………………………………………………………… Rp 9.500.000 00 Piutang …………………………………………………………. 2.000.000 00 Inventaris………………………………………………………. 1.500.000 00 Gedung…………………………………………………………. 14.000.000 00 Tanah………………………………………………………….. Total Aktiva 5.000.000 00 Rp 32.000.000 KEWAJIBAN Utang Usaha…………………………………………………... Rp 10.500.000 MODAL PEMILIK Modal Doel……………………………………………………. Rp 21.500.000 rp 32.000.000 1.6 Penggolongan Pos – Pos Neraca Agar supaya diperoleh gambaran yang jelas, terutama untuk kepentingan pemeriksaan, penilaian, interprestasi, analisis dan tujuan – tujuan lainnya, maka pos – pos di dalam neraca itu terdiri atas dua bagian pokok yaitu disebelah kiri ( debit ) yang disebut aktiva dan disebelah kanan ( kredit ) yang disebut pasiva. Aktiva dapat dibagi kedalam kelompok – kelompok : 1) Aktiva lancar ( current assets ) 2) Aktiva investasi tetap ( permanen investment assets ) 3) Aktiva tetap berujud ( Tangible fixed assets ) 4) Aktiva tak berwujud ( Intangible assets ) Pasiva dapat dibagi kedalam kelompok – kelompok : 1) Utang jangka pendek atau utang lanacar ( current liabilities ) 2) Utang jangka panjang atau utang tetap (long term liabilitas atau fixed liabilities ) 3) Modal ( capital ) 1) Aktiva Lancar Yang masuk golongan aktiva lancar antara lain adalah semua aktiva perusahaan yang berupa kas, berbagai – bagai aktiva lain yang akan lekas berubah menjadi kas ( piutang usaha, wesel tagih, persediaan barang dagangan ) atau yang akan digunakan oleh perusahaan dan akan akan habis didalam waktu yang relatif singkat biasanya dalam waktu satu tahun seprti missalnya persediaan perlengkapan toko ( kertas bungku, tali pengikat dan lain – lain ) dan prsediaan perlengkapan kantor ( kertas tik , pita mesin tik, material, dll ) 2) Aktiva Investasi Yaitu surat – surat berharga yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu lama, yaitu lebih dari satu tahun. Surat – surat berharga itu tidak diperjual belikan, melaikan ditahan dengan tujuan untuk diperoleh hasilnya. Misalnya dalam bentuk dividen atau bunga. Tujuan lain adalah untuk menguasai perusahaan yang mengeluarkan surat saham atau obligasi tersebut. 3) Aktiva Tetap Aktiva tetap tangible adalah aktiva tetap yang berwujud yang oleh perusahaan digunakan di dalam waktu jangka panjang (lebih dari satu tahun). Aktiva tetap ini dibeli tidak untuk diperdagangkan, melainkan untuk dipakau. Yang termasuk dalam aktiva tetap (fixed assets) antara lain : tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan/perabot, kendaraan dsb. 4) Aktiva Tak Berujud Yaitu aktiva yang tidak berujud, tetapi bernilai atai ada nilainya bagi perusahaan dan merupakan kekayaan bagi perusahaan, antara lain : a. Copyright (Hak cipta karangan) yaitu hak atas penerbitan sesuatu hasil karangan yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau lembaga. Copyright ini dapat diperjual belikan seperti halnya dengan aktiva lain, tetapi ada perbedaan dan batas waktunya. b. Patent (hak cipta penemu) yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang yang menemukan hasil atau pendapat baru. Ini juga dapat dijual belikan, seluruhnya atau sebagian. c. Goodwill ialah suatu nilai yang terkandung dan yang ada didalam perusahaan. Goodwill bisa terjadi karena leteak perusahaan, service atau kebiasaan, ini juga dapat diperjual belikan. d. Leasehold (hal sewa) adalah yang timbul dari perjanjian sipil. e. Franchise ialah hak yang diberikan oleh pemerintah untuk menggunakan tempat atau ruangan milik pemerintah dengan cara membayar selama jangka waktu tertentu. 1. Utang jangka pendek Adalah suatu kewajiban yang harus dibayar didalam jangka waktu paling lama satu tahun atau kurang. Termasuk dalam utang jangka pendek ini antara lain adalah : Utang usaha, wesel bayar, dividen yang masih harus dibayar, penghasilan diterima lebih dulu, dan kewajiban lain yang belum dapat dipenuhi. 2. Utang jangka panjang Adalah utang yang akan dulunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk utang jangka panjang adalah antara lain utang obligasi dan utang hipotek. Utang hipotek (hipotek u/m) masuk golongan kewajiban jangka panjang, utang ini timbul kerena meminjam uang dari pihak lain dengan jaminan barang tak bergerak (tanah, rumah). u/m adalah singkatan dari “uang masuk” yang berarti yang yang masuk perusahaan karena pinjam. 3. Modal Di dalam perusahaan perseorangan yang termasuk modal hanyalah modal pribadi, di dalam perseeroan terbatas (PT) termasuk ke dalam kategori modal antara lain ; modal saham, laba yang ditahan, cadangan dan nilai lebih. 2.2 Laporan Laba Rugi Adalah laporan hasil usaha perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Yang terdiri dari pendapatan dari penjualan utama sampingan. Luar biasa dan biaya – biayanya. Laporan rugi – laba harus disusun per kelompok pendapatan mulai pendapatan utama, pendapatan diluar operasi dan pendapatan luar biasa. Laporan rugi laba dapat disusun berdasarkan metode : 1. All Inclusif Artinya seluruh pendapatan, biaya, laba dan rugi harus dicantumkan termasuk laba rugi luar biasa yang terjadi pada periode buku tahun bersangkutan. 2. Current Performance Artinya hanya pendapatan yang regular saja dilaporkan. Hal – hal yang luar biasa tidak dicantumkan dalam laporan rugi – laba tetapi tampak dalam laporan perubahan modal. Sedangkan dalam penyajian ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu : 1. Multiple Step Yaitu setiap keompok pendapatan disajikan terpisah dengan kelompok pendapatan lain. Misalnya pendapatan operasi, pendapatan diluar operasi terakhir pendapatan luar biasa 2. Single Step Yaitu tidak ada pemisahan jenis ( kelompok ) pendapatan, jadi seluruh pendapatan dijumlahkan dikurangi seluruh biaya yang terjadi. 2.1 contoh 1. Laporan Rugi – laba PT “ ANGGIA” Laporan Rugi – Laba Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 Penjualan Rp 6.000.000 Harga Pokok Penjualan Rp 5.110.000 (-) Laba Kotor Operasi Rp 890.000 Biaya Oprasional : Penjualan Rp 44.000 Adm Dan Umum Rp 80.000 Penyusutan Rp 200.000 (+) Rp 324.000 (-) Laba bersih operasi Rp 5.66.000 Laba dan biaya luar biasa ; Bunga wesel : Rp 20.000 Bunga obligasi Rp 80.000 Penghasilan Bunga (Rp 30.000) ( +) Rp 70.000 ( -) Laba bersih sebelum pajak Rp 496.000 Pajak Penghasilan 40 % Rp 198.000 (-) Rp 297.600 Laba Bersih ( untuk pemegang saham ) 2.3 Laporan Perubahan Modal Adalah laporan tentang perubahan modal selama periode buku, yang meliputi saldo awal, perubahan dan saldo akhir Laporan perubahan modal disusun sesuai dengan metode laporan rugi – laba, apabila laporan rugi – laba menggunakan metode All Inclusif maka laporan perubahan modal akan berubah hanya dari “ Laba bersih dan elemen luar biasa “ apabila metode laporan rugi laba Current Performanca , laporan perubahan modal akan tampak “ laba bersih sesudah pajak “ dan “ Elemen luar biasa” Contoh 1: Laporan Perubahan Modal PT “ ANGGIA “ Laporan Perubahan Modal ( laba Belum di bagi ) Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1997 Laba belum dibagi 1/1/1997 Rp 5.240.000,00 Laba bersih & Elemen Luar Biasa 1997 Rp 533.600,00 Laba siap dibagi Rp 5.773.600,00 Ividen saham biasa ( Rp 1.500.000) Laba belum dibagi ( ditahan ) 31/12’97 Rp 4.273.600,00 2.4 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Adalah laporan tentang sumber dana yang biasanya diartikan sebagai modal kerja dan pos – pos pengunaan selama satu periode buku dari dana tersebut. Laporan sumber dan penggunaan dana disusun berdasarkan pos – pos sumber dana dan penggunaan dana yang tersedia selama satu periode buku. Contoh 1 : Laporan Sumber dan Pengunaan dana. PT. Nusantara Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Sumber Modal Kerja Laba Bersih Rp. 10.000.000 Biaya Bukan Kas : - Depresiasi 8.600.000 - Pengeluaran Saham Baru 26.000.000 Jumlah Sumber Modal Kerja 44.600.000 Penggunaan modal kerja - Penambahan gedung 8.000.000 - Pembeyaran dividen 15.700.000 Jlh. Penggunaan Modal Kerja Kenaikan modal kerja JURNAL 23.700.000 Rp 20 .900.000 1. Pengantar Jurnal merupakan catatan awal dalam akuntansi. Dalam akuntansi terdapat perkiraan – perkiraan seperti : Aktiva, kewajiban Modal. Penentuan daripada perkiraan – perkiraan apa yang harus debit dan perkiraan mana yang harus di kredit disebut “ Menal “ Kiraan – perkiraan tersebut berbunyi : Mengenai aktiva, jika aktiva bertambah, ia di debit, jika berkurang, ia di kredit Mengenai utang, jika utang bertambah, ia di kredit, jika berkurang ia di debit Mengenai modal, jika modal bertambah , ia di kredit , jika berkurang, ia di debit 2. FUNGSI JURNAL Buku jurnal adalah permulaan catatan dari peristiwa financial, dalam buku jurnal dapat diketemukan catatan asli dari semua peristiwa yang menyangkut perusahaan. Oleh karena itu jurnal adalahsumber pokok bagi catatan – catatan lain, dan sumber utama dari keterangan – keterangan. Jurnal memiliki beberapa fungsi antara lain : Fungsi mencatat Jurnal wajib mencatat setiap peristiwa financial. Tiap – tiap perubahan harga, utang, modal, biaya dan penghasilan harus terlebih dulu dicatat di dalam jurnal, sesudah itu berulah di posting kedalam buku besar. Fungsi Historis Jurnal mencatat peristiwa financial menurut urutan waktu terjadinya ( secara kronologis ) Fungsi Analisis Yang ditulis dalam buku jurnal adalah hasil analisis dan pertimbangan dari petugas accounting. Yaitu perkiraan mana yang harus di debit dan perkiraan mana yang harus di kredit, mana yang bertambah dan mana yang berkurang 3. BENTUK JURNAL Ada bermacam – macam bentuk jurnal, ada jurnal umum biasa, ada jurnal umum Tanggal Perkiraan & Penjelasan Ref Debit 1998 Mei 1 Kas……………………………. Rp. 15.000 Kredit Modal…………………….. Tuan Angga Rp 15.000 menyetor dana dalam perusahaan sebagai modal 5 Pembelian …………………….. Rp. 150.000 Kas …………………… Rp 50.000 Utang …………………. 100.000 Di beli barang dagangan dari toko ABC. Inventaris ……………………. Rp 450.000 Wesel bayar ……… Rp 450.000 Dibeli inventaris kantor dengan menandatangani sebuah promes. TOTAL / DIPINDAHKAN …………………………………… 1 2 3 Rp 615.000 Rp 615.000 4 5 biasa, ada jurnal umum berkolom dan ada pula jurnal khusus dengan kolom – kolom tertentu untuk digunakan mancatat peristiwa – peristiwa khusus. Namun yang kita bicarakan dalam pelajaran adalah jurnal umum biasa, yang bentuk dan isinya sebagai berikut : Bentuk jurnal dan isinya tersebut diatas, memuat lima kolom dengan keterangan : Kolom 1 : Tempat tanggal terjadinnya peristiwa Kolom 2 : Untuk nama perkiraan yang harus mencatat peristiwa financial dan sekaligus penjelasan tentang peristiwa. Kolom 3 : Sebagai control antara jurnal dengan ledger Kolom 4 : Untuk mencatat jumlah uang yang harus di debitkan ke dalam perkiraan Ybs. Kolom 5 : Untuk mencatat jumlah uang yang harus di kreditkan kedalam perkiraan Ybs. Jika terjadi peristiwa financial dalam perusahaan maka dicatatlah peristiwa itu dalam buku jurnal dengan mengisi sekaligus peristiwa itu kedalam buku jurnal dengan mengisi sekaligus kolom – kolom 1,2,3,4,dan 5 kolom no 3 ( ref ) diisi terakhir, yaitu pada saat diadakan pemindahan pencatatan dari jurnal ke buku besar. Disamping itu jika buku jurnal pada halaman 1 sudah penuh, sedangkan masih banyak peristiwa financial yang belum dicatat, maka pada jurnal halaman 1 tersebut di jumlahkan dan diberi keterangan “ DIPINDAHKAN “ kemudian peristiwa financial yang belum dicatat tersebut dimasukkan pada buku jurnal halaman berikutnya, dan pada bagian atas diberi keterangan “ PINDAHAN” 4. PERANAN JURNAL Di dalam accounting, jurnal mempunyai peranan yang penting. Jurnal adalah catatan Asli, dan juga merupakan alat control keseimbangan antara debit dan kredit. Dapat dilihat bahwa di dalam menjurnal tiap – tiap masukan sesuatu angka di sebelah debit untuk jumlah tertentu, selalu diimbangi dengan memasukkan di sebelah kredit untuk jumlah yang sama. Jadi tidaklah mungkin apabila jumlah total keseluruhan di dalam kolom kredit, hal ini jika berbeda pertanda adnya kesalahan mencatat. Jika tidak di teliti kesalahan – kesalahan yang terjadi akan mempunyai akibat kesalahan lebih lanjut dilain bagian, karena jurnal adalah merupakan sumber dari catatan lainnya. Oleh karena itu agar dapat diketahui apakah di dalam jurnal sudah terdapat keseimbangan, maka tiap – tiap halaman dijumpai angka – angka pada masing – masing kolom. Berhubung dengan pentingnya perana jurnal, sebagaimana yang disebutkan dimuka dengan fungsi – fungsinya, peristiwa – peristiwa financial kita selalu dihadapkan kepada suatu pertanyaan “ Bagaimana bunyi Jurnal “ 5. BEBERAPA KEBAIKAN DARI JURNAL Dilihat dari sudut kegunaan catatan, jurnal mempunyai beberapa kebaikan antara Lain : Mencatat transaksi – transaksi yang terjadi setiap hari Pencatan dibuat secara kronologis Berisi analisis debit dan kredit Memuat penjelasan tentang terjadinya peristiwa Manampung catatan – catatan sebelum dimasukkan ke dalam ledger Untuk mengontrol keseimbangan jumlah debit dan kredit Sumber keterangan jika timbul pertanyaan tentang transaksi Demikian beberapa hal yang perlu diketahui tentang jurnal. Contoh ; Jurnal ; alat untuk menulis transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis berdasarkan urut waktu transaksi dengan menempatkan yang harus di debit dan di kredit Contoh : Transaksi yang terjadi selama bulan April 1996 dapat dilihat di bawah ini. Untuk lebih menyederhanakan contoh dan menghindari jurnal yang sama secara berulang – ulang, maka beberapa transaksi penjualan tunai hanya terjadi pada pertengahan dan akhir bulan. Dalam praktik yang sesunggunya tiap transaksi harus dicatat setiap hari. April 1. Menmenyerahkan uang tunai Rp 240.000, Piutang Rp 65.000,00, Perlengkapan Rp 125.000.000,00, Mesin Cetak Rp 3.500.000 April 2 Dibayar tunai kontrak gedung sebesar Rp 60.000,00 untuk tiga bulan ( dalam pembayaran ini hanya sebagian saja digunakan untuk bulan April, oleh karena itu yang didebet adalah rekening Sewa Dibayar di muka) 3.Dibeli mesin cetak baru secara kredit dari PT Merbabu, Semarang seharga Rp.1.800.000,00 4. Diterima pembayaran dari debitur sebesar Rp 50.000,00 6. Dibayar biaya advertensi pada harian pembangunan Jakarta Rp 15.000 10.Dibayar utang pada PT. Merbabu, Semarang Rp 100.000,00 13. Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp 10.000 16. Diterima uang dari hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp 900.000 20. Di beli perlengkapan untuk kebutuhan percetakan seharga Rp 350.000,00 secara tunai. 27. Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp 10.000,00 30. Dibayar rekening telepon bulan april sebesar Rp 2.000 30. Diterima uang hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp 850.000 30. Diserahkan pesanan barang – barang cetakan seharga Rp 500.000 30. Dibayar rekening listrik bulan April “ Rp. 1000 30. Budi mengambil uang dari perusahaan sebnayak Rp 5.000,00 untuk keperluan pribadi. Apabila transaksi – transaksi Selama bulan april di atas dicatat dalam jurnal, maka hasilnya akan Nampak sebagai berikut: JURNAL Tanggal (1) 1996 Apr 1 Nama Rekening dan Ref Keterangan (3) (2) Kas Piutang dagang Perlengkapan Mesin cetak Modal Angga ( untuk mencatat penanaman modal angga dlm perusahaan ) 2 Sewa dibayar dimuka Kas ( pembayaran sewa gedung 3 bulan ) 3 Mesin cetak Utang dagang (pembelian mesin cetak dari PT rosa 4 Kas Piutang dagang ( penerimaan kas dari debitur ) 6 Biaya advertensi Kas 1 Kas 0 Piutang dagang ( pembayaran utang pada PT Rosa) 1 Gaji pegawai 3 Kas ( gaji 2 minggu ) 1 Kas 6 Pendapatan ( penyerahan barang cetakan tunai ) 2 Perlengkapan 0 Kas 2Gaji pegawai Jumlah Debet ( 4 ) Rp 290.000,00 65.000,00 125.000,00 3.500.000,00 - 60.000,00 - Kredit ( 5 ) Rp 3.980.000,00 60.000,00 1.800.000,00 50.000,00 15.000,00 100.000,00 - 10.000,00 900.000,00 - 350.000,0 0 - 1.800.000,00 50.000,00 15.000,00 100.000,00 10.000,00 900.000,00 350.000,00 - 7 Kas 10.000,00 - 3 Macam-macam 0 biaya Kas ( biaya telp. bulan april ) Tanggal (1) 30 30 30 30 Total Nama Rekening dan Keterangan (2) Kas Pendapatan cetak ( Penyerahan barang cetakan secara tunai ) Piutang dagang Pendapatan cetak ( penyerahan barang cetakan secara kredit ) Macam-macam biaya Kas ( biaya listrik bulan april ) Prive angga Kas ( pengambilan uang tunai untuk pribadi ) 2.000,00 - Ref (3 ) 10.000,00 2.000,00 Jumlah Debet ( 4 ) Kredit ( 5 ) 850.000,00 - - 500.000,00 - - 1.000,00 - - 5.000,00 - - Rp 8.663.000,00 Rp 8.663.000,00 850.000,00 500.000,00 1.000,00 5.000,00