BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena anak jalanan di Indonesia menjadi sorotan penting karena jumlahnya yang cukup banyak. Menteri Sosialmenyatakan bahwa jumlah anak jalanan pada tahun 2013 secara nasional adalah 230.000 orang. (Austin's Foundation, 2013). Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kota Cimahi, jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di Kota Cimahi berdasarkan data 2009 sebanyak 19.248 orang yang mencakup 27 jenis PMKS seperti anak jalanan, pengemis, gelandangan, penyandang cacat, wanita tuna sosial, penyalahgunaan narkoba, dan jenis lainnya. Pada tahun 2013 pihaknya melakukan up date data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Dari up date tersebut masuk sekitar 16.000 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Efi(Kepala Disnakertransos) mengatakan bahwa: untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan upaya penggarapan PMKS yang lebih intensif di antara program yang sudah berjalan, seperti program rumah singgah bagi pengemis. Saat ini Kota Cimahi memiliki satu rumah singgah yang dihuni sekitar 65 pengemis, baik yang berasal dari Cimahi maupun asal luar Cimahi. 65 pengemis tersebut terutama usia Sekolah Dasar (SD) dan usia sekolah menengah pertama (SMP). Di rumah singgah yang ada di Kel. Setiamanah tersebut, anak-anak jalanan dibina Bagian Sosial Disnakertransos yang bekerja sama dengan pengelola rumah singgah. (Galamedia, 29 Januari 2013) Pemerintah sudah melakukan program untuk memperkecil angka tersebut dengan memperbanyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan rumah singgah sebagai tempat untuk menampung anak jalanan agar mendapatkan pendidikan yang berguna bagi masa depan mereka. Hal ini didasarkan pada Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Republik Indonesia Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 pasal 31 ayat 1 yaitu setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Anak jalanan sebagai salah satu warga negara Indonesia juga berhak mendapatakan pendidikan. Pendidikan di Indonesia harus merata karena pendidikan tidak hanya untuk orang-orang yang mampu dalam ekonomi, tetapi pendidikan juga merupakan hak yang harus didapatkan oleh orang yang tidak mampu dalam ekonomi. Anak jalanan terpaksa harus turun ke jalan untuk bekerja memenuhi kehidupan mereka, diantaranya ada yang bekerja sebagai pengamen, penjual koran, pedagang asongan, dan pemulung. Setiap hari mereka mengais rezeki untuk menyambung hidup tanpa memikirkan tentang pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan untuk bekal di masa depan. Ada sekelompok orang dari lapisan masyarakat yang berinisiatif mendirikan sebuah rumah singgah sebagai tempat singgah anak jalanan untuk memberikan pendidikan yang dibutuhkan oleh mereka. Mereka yang masih ingin belajar, selalu datang ke rumah singgah tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap pengurus rumah singgah Sahaja yang bertempat di Cimahi, diperoleh informasi bahwa anak jalanan yang sering datang ke rumah singgah tersebut sekitar 25 anak dengan rentang usia 7-26 tahun. Alasan mereka menjadi anak jalanan sangat beragam, ada yang disebabkan karena kekurangan ekonomi, orang tua cerai, tidak mempunyai orang tua, dan senang pergi merantau dari rumahnya untuk hidup di jalanan. Di antara merekamasih ada yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Oleh karena itu, mereka ikut belajar membaca, menulis dan berhitung (calistung) di rumah singgah tersebut. Selain itu mereka juga belajar musik, agama, serta keterampilan membuat celengan dan sablon. Ada 2 orang yang sudah mengikuti kegiatan belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) terdekat untuk mengikuti ujian kesetaraan paket A, B, dan C agar mendapatkan ijazah untuk bekerja. Selain itu, ada juga seorang anak yang sudah dimasukkan ke panti rehabilitasi dan ada 2 orang yang sudah bekerja. Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Para pengajar yang datang adalah relawan yang bersedia mengajar anak jalanan secara sukarela. Anak jalanan mau belajar, jika pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar menarik, sehingga dalam mengajar anak jalanan ini membutuhkan komunikasi yang baik dan kreatifitas yang tinggi. Jika mereka senang dengan kehadiran pengajarnya maka mereka mau belajar. Jika pengajar terlambat datang maka mereka tidak ingin belajar karena waktu sangat berharga bagi mereka untuk mencari uang di jalanan. Kegiatan yang sering mereka lakukan di jalan adalah mengamen untuk mendapatkan penghasilan setiap hari. Selain itu, mereka juga mendapatkan penghasilan dari keterampilan yang telah dibuat. Pemasarannya dilakukan melalui internet oleh pengurus rumah singgah tersebut. Uang hasil mengamen anak jalanan dan hasil penjualan keterampilan, mereka kumpulkan untuk biaya makan anak jalanan setiap hari. Proses pembuatan kerajinan celengan dibantu oleh pengurus karena mereka belum mahir dalam membuat kerangka untuk dijadikan celengan. Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan pembelajaran tentang cara membuat kerajinan yang lain yaitu tempat tisu berbentuk balok.Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran adalah kurikulum yang dibuat sendiri oleh pengajar dan disesuaikan dengan kebutuhan anak jalanan karena tidak ada kurikulum yang sudah ditetapkan pemerintah dalam pembelajaran pendidikan non-formal. Kurikulum yang ditetapkan pemerintah hanya berlaku untuk pendidikan formal saja. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian awal untuk mengetahui data anak jalanan yang berada di rumah singgah tersebut. Penelitian awal dilakukan melalui pengisian angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengetahui latar belakang, pendidikan dan minat mereka dalam belajar Matematika. Angket tersebut diisi oleh 16 orang anak jalanan. Dari hasil angket diperoleh data bahwa sebagian besar anak jalanan yang berada di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah berasal dari sekitar Cimahi dan Bandung. Sebagian besar mereka pernah sekolah Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat. Namun minat mereka terhadap pelajaran Matematika cukup bagus. Dari 16 orang yang mengisi angket, ada 11 orang yang menyukai pelajaran Matematika karena mereka membutuhkan Matematika agar mampu menghitung uang dengan cepat dari hasil mengamen setiap hari. Mereka hanya mengetahui manfaat Matematika untuk menghitung uang saja padahal masih banyak manfaat Matematika yang ada di sekeliling mereka, namun mereka tidak menyadarinya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan pembelajaran Matematika yang diduga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh mereka. Dalam pembelajaran ini peneliti akan memberitahu tentang cara membuat kerangka celengan dan tempat tisu berbentuk balok. Sebelum memberitahu cara membuat kerangka, anak jalanan diperkenalkan terlebih dahulu mengenai bentuk balok karena pemahaman matematis mereka baru sampai operasi perkalian, mereka belum mengetahui materi tentang balok. Sebelum memperkenalkan balok, peneliti memperkenalkan terlebih dahulu bentuk persegi, persegi panjang, keliling persegi dan persegi panjang, serta luas daerah persegi dan persegi panjang. Setelah itu diperkenalkan bentuk balok beserta sifat-sifatnya, jaring-jaring balok, luas permukaan balok, dan volume balok sebagai bekal untuk membuat kerajinan tangan berupa celengan dan tempat tisu berbentuk balok. Proses pembelajaran bertujuan untuk mencapai salah satu kompetensi dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman matematis. Melalui pembelajaran seperti ini, diharapkan mereka mudah dalam memahami Matematika serta termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan dapat mengikuti ujian kesetaraan paket A, B, dan C. Pembelajaran yang dilakukan harus menarik agar mereka termotivasi dalam belajar matematika. Agar pembelajaran menarik, maka peneliti melakukan pembelajaran menggunakan media kerajinan tangan karena mereka sudah belajar membuat kerajinan tangan sebelumnya di rumah singgah tersebut. Melalui pembelajaran dengan media kerajinan tangan ini Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 mereka mendapatkan pemahaman matematis terhadap ilmu yang didapat dan menghasilkan produk kerajinan tangan berupatempat tisuyang dapat dijual untuk menambah penghasilan. Melalui pembelajaran seperti ini, mereka tidak hanya mengetahui manfaat Matematika untuk menghitung uang saja tetapi bermanfaat juga dalam pembuatan celengan dan tempat tisuyang berbentuk balok. Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti melakukan penelitian terhadap 3 anak jalanan berusia remaja yang berada di Rumah Singgah Sahaja Cimahi secara mendalam. Subjek dalam penelitian deskriptif ini adalah 3 anak jalanan yang dipilih sesuai kategori usia remaja karena usia remaja adalah usia anak sekolah pada umumnya yang telah dapat berpikir secara formal.Monks (Shofa, 2012) membagi remaja menjadi 3 periode, yaitu remaja awal berlangsung ketika seseorang berada pada usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun, remaja pertengahan berada pada usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dan remaja akhir berlangsung pada usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun. Berdasarkan rentang usia tersebut, peneliti akan meneliti satu orang berusia remaja awal, satu orang berusia remaja pertengahan, dan satu orang berusia remaja akhir. Sedangkan yang akan diteliti adalah latar belakang mereka yang berbeda-beda, pemahaman matematis dilihat dari cara berpikir mereka pada saat sebelum sampai setelah pembelajaranselesai, dan motivasi belajar mereka dari sebelum sampai setelah pembelajaran selesai. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran Matematika dengan bantuan media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 pada materi balok melalui pembelajaran Matematika berbasis media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman matematis 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui kerajinan tangan? 2. Bagaimana motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui kerajinan tangan? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran Matematika berbasis media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemahaman matematis 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui kerajinan tangan. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar 3 anak jalananberusia remajapada materi balok melalui kerajinan tangan. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran Matematika berbasis media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut: 1. Anak jalanan Anak jalanan mendapatkan ilmu baru tentang materi balok dan kerajinan tangan yang disampaikan selama penelitian yang dapat berguna bagi mereka. 2. Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman mengajar Matematika di lingkungan pendidikan non-formal. 3. Guru Guru diharapkan dapat memperhatikan juga pendidikan non-formal terhadap anak jalanan karena mereka juga berhak untuk mendapatkan pendidikan guna mencapai cita-cita di masa depan. Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 E. Penjelasan Istilah dalam Judul 1. Pemahaman Matematis Pemahaman matematis adalah pemahaman seseorang terhadap suatu konsep permasalahan Matematika Matematika sehingga mampu menyelesaikan sederhana maupun permasalahan Matematika yang tidak sederhana.Indikator pemahaman matematis menurut NCTM (Herdian, 2010): 1. mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; 2. mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; 3. menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep; 4. mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; 5. mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; 6. mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; 7. membandingkan dan membedakan konsep-konsep. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri seseorang atau lingkungan untuk belajar guna mencapai cita-cita yang diinginkan. Indikator motivasi belajar menurut Huda (2012) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. tekun menghadapi tugas. pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan. tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi. ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. 3. Anak Jalanan Anak jalanan adalah seseorang yang setiap harinya berada di jalanan, baik seseorang yang benar-benar tinggal di jalanan maupun Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 seseorang yang hanya berkeliaran di jalanan untuk mencari nafkah seperti pengamen. 4. Remaja Remaja adalah masa perkembangan seseorang dari masa kanakkanak menuju masa dewasa. Rentang usia remaja adalah 12 tahun sampai dengan 21 tahun. Remaja dibagi menjadi 3 periode, yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir. 5. Pembelajaran dengan MediaKerajinan Tangan Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu bidang tertentu.Pembelajaran dengan media adalah interaksi yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu bidang tertentu dengan bantuan perantara yang dipakai oleh pendidik sehingga gagasannya sampai pada penerima.Kerajinan tangan adalah suatu karya yang dibuat dan diolah sehingga memiliki tampilan yang lebih menarik dan nilai manfaat yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pembelajaran dengan media kerajinan tangan adalah interaksi yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu bidang tertentu dengan bantuan perantara kerajinan tangan yang dipakai oleh pendidik sehingga gagasannya sampai pada penerima. 6. Rumah Singgah Rumah singgah adalah rumah yang disediakan khusus untuk anak jalanan sebagai tempat tinggal dan tempat mendapatkan pendidikan guna memperbaiki masa depan mereka. Risti Khoirunnisa, 2014 PEMAHAMAN MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK JALANAN USIA REMAJA PADA MATERI BALOK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu