PENDAHULUAN Latar Belakang Landak termasuk salah satu hewan yang dapat ditemukan di berbagai benua. Landak juga terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Menurut CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) tahun 2008, status landak adalah least concern atau tidak terlalu diperhatikan statusnya. Hal ini dikarenakan jumlah populasi landak masih banyak di berbagai benua (Lunde dan Aplin 2008). Di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, landak dianggap sebagai hama perusak tanaman pangan masyarakat. Namun, sebagian masyarakat menganggap landak adalah hewan yang potensial karena daging dan durinya dapat dimanfaatkan. Menurut kepercayaan masyarakat di beberapa daerah, daging landak mempunyai banyak khasiat, antara lain dipercaya dapat meningkatkan vitalitas laki-laki dan menghilangkan gatal-gatal. Selain itu, daging landak mempunyai kadar lemak yang lebih rendah dari pada daging sapi dan ayam, sehingga daging landak dianggap cocok dikonsumsi oleh orang yang harus diet rendah lemak. Empedu landak juga diyakini berkhasiat untuk mengobati penyakit asma (Sulistya 2007). Duri landak juga memiliki banyak kegunaan. Kegunaan duri landak yang paling umum adalah sebagai bahan dekorasi peralatan rumah tangga. Contohnya sebagai bahan dekorasi lampu, kaca, tempat tissue, dan sebagainya. Selain itu, duri landak digunakan pula sebagai bahan baku pembuatan aksesoris remaja (gelang, kalung, dan anting-anting). Umat muslim juga sering menggunakan duri landak sebagai alat penunjuk pada saat membaca Al-Quran. Duri landak juga diyakini mempunyai potensi untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit. Di Kalimantan, tepung dari duri landak digunakan masyarakat daerah setempat sebagai obat jerawat. Di Jawa Tengah, ekstrak duri landak juga sering digunakan untuk menyembuhkan penyakit gigi dan bisul (Sulistya 2007). Landak adalah rodensia terbesar ketiga setelah capybara dan berangberang. Landak termasuk ke dalam ordo rodensia yang memiliki 28 spesies. Landak dibedakan menjadi dua famili rodensia, yaitu Hystricidae atau old world porcupine dan Erethizontidae atau new world porcupine (Macdonald 2006). New world porcupine memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari pada old world porcupine. Selain itu, new world porcupine merupakan famili landak yang dapat memanjat pohon dan duri-durinya tidak tumbuh membentuk kelompok (Goodwin 1865). Duri landak merupakan karakteristik atau ciri khas dari suatu spesies landak yang dapat berbeda antara spesies landak satu dengan spesies landak yang lainnya (Grzimek 1975). Hal menarik lainnya yang dapat ditemukan dari landak adalah adanya pola duri yang berbeda-beda pada beberapa regio tubuh. Landak mempunyai duri yang pipih di regio kepala, tubuh bagian depan serta bagian ventral abdomen. Akan tetapi pada regio punggung, tubuh bagian samping, dan ekor, duri pipih tersebut berdiferensiasi menjadi duri sejati. Ekor landak juga tertutup oleh rambut yang mengalami modifikasi menjadi duri yang dapat berderak (Macdonald 2006). Setiap jenis duri tersebut memiliki fungsi, ukuran, dan pola warna yang berbeda. Perbedaan ukuran, warna, dan fungsi duri ini tidak dimiliki oleh rodensia atau pun mamalia lainnya. Variasi ukuran dan warna (morfologi) duri landak dapat digunakan untuk menentukan taksonomi landak. Pengetahuan mengenai morfologi duri akan mendukung pemahaman yang lebih lanjut tentang fisiologi pertumbuhan rambut yang antara lain bermanfaat pada kajian dermatologi klinik maupun kosmetik. Pengetahuan tentang kecepatan pertumbuhan rambut merupakan informasi penting yang terkait dengan pengembangan pengobatan masalah dermatologi tersebut. Landak dapat menjadi hewan model yang mewakili pada penelitian dermatologi karena terdapat perbedaan morfologi dan pertumbuhan rambut serta duri yang nyata di beberapa regio tubuh landak. Penelitian pada duri landak telah dilakukan oleh Barthelmess (2006). Namun, penelitian tersebut hanya berkisar mengenai jenis dan morfologi duri secara umum pada landak Afrika dan belum menjelaskan detil morfologi serta pola distribusi duri. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi (panjang, diameter, warna) dan pola distribusi duri pada Hystrix javanica. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah tentang karakterisasi duri Hystrix javanica melalui morfologi dan pola distribusi duri. Kajian ini diharapkan dapat menjadi rujukan atau pembanding dalam meneliti duri jenis landak lainnya. Selain itu, hasil penelitian ini akan menjadi data dasar bagi penelitian-penelitian yang terkait dengan fisiologi pertumbuhan rambut pada mamalia.