1 PENGARUH TERAPI BERMAIN LEMPAR BOLA TERHADAP

advertisement
PENGARUH TERAPI BERMAIN LEMPAR BOLA TERHADAP PENURUNAN
KECEMASAN PADAANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD
SUNAN KALIJAGA DEMAK.
Miftakhul Huda1Dyah Ayu Wulandari2 Lestari Puji Astuti3
123
STIKES Karya Husada Semarang
Email : [email protected]
ABSTRACT
Play therapy is a theory which states that childhood is a period of play,each of them do a lot of activities that
lead to the game. This means that play therapy can be used in curing efect against hospitalization. With play
therapy, is very conducive given to children who are experiencing anxiety, so the sense of safety are met.
Games that use motor skills (skills play) a lot in select preschoolers to it,kind of plaything great blocks,
throwing a ball. The perpose of this study was to determine the effect of play therapy to decrease anxiety
throwing balls at pre-schol age children in the hospital Dahlia Sunan Kalijaga Demak. This study used a
quantitative, quasi-experiment design with One group pre-test and post-test approach. The research data
were obtained based on survey by using digital U-Bio Clip v70 a sample of preschool children who
experience anxiety in the hospital Dahlia Kalijaga Demak which amounted to 30 respondents. The data
collection was done by the researcher. The data were obtained and analyzed by using univariate and
bivariate with size of central tendency (mean, mode, and median) and the wilcoxon Test that is used to
determine whether there is influence of play therapy on reducing anxiety in pre-school children. The results
showed p value of 0.000 (p <0.05). From the results of this study, it can be concluded there was the effect of
throwing the ball to the play therapy decreased anxiety in pre-school children.
Keywords : Play therapy, decrease anxiety, pre-scool children
ABSTRAK
Terapi bermain merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa bermain,
setiap mereka melakukan banyak aktifitas yang bermuara pada permainan. Hal ini berarti terapi bermain
dapat digunakan dalam menyembuhkan efek terhadap hospitalisasi. Dengan terapi bermain, sangat
kondusif diberikan untuk anak yang sedang mengalami kecemasan, sehingga rasa amannya terpenuhi.
Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak di pilih anak prasekolah untuk itu,
jenis alat permainan balok-balok besar, lempar bola.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi
bermain lempar bola terhadap penurunan kecemasan pada anak usia pra sekolah di ruang dahlia RSUD
Sunan Kalijaga Demak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain quasi experiment dengan
pendekatan One group pre-test and post-test. Data penelitian diperoleh berdasarkan survey dengan
menggunakan alat U-BIO CLIP V70 digital terhadap sampel anak prasekolah yang mengalami kecemasan di
ruang Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak yang berjumlah 30 responden.Pengumpulan data dilakukan
sendiri oleh peneliti dan data yang diperoleh dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan ukuran
(mean, modus, dan median) dan uji wilcoxon test yang di gunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
terapi bermain terhadap penurunan kecemasan pada anak pra sekolah. Hasil penelitian menunjukkan p
value sebesar 0,000 (p < 0,05).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian terapi
bermain lempar bola terhadap penurunan kecemasan pada anak pra sekolah
Kata kunci : Terapi Bermain, Penurunan Kecemasan, Anak prasekolah.
PENDAHULUAN
beda. Kecemasan merupakan salah satu
Setiap orang cenderung pernah
bentuk emosi yang berkenaan dengan
merasakan kecemasan pada saat-saat
adanya
tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda-
dengan objek ancaman yang tidak begitu
1
rasa
terancam
oleh
sesuatu
2
jelas. Kecemasan terjadi karena individu
memebicarakan peristiwa yang pernah
tidak mampu mengadakan penyesuaian
dialaminya, menghindar dari apa yang di
diri terhadap lingkungan sekitar (Sundari,
takutinya aktifitas rutinnya tiba-tiba juga
2009: 51). Rasa cemas umumnya terjadi
berubah,takut
pada saat ada kejadian atau peristiwa
mengintimidasinya,jadi
tertentu, maupun dalam menghadapi suatu
tidur,gampang
hal. Misalnya, orang merasa cemas ketika
konsentrasi,tak maw berteman,minatnya
tampil dihadapan banyak orang, ketika
hilang,dan sebagainya.Gejala ini muncul
menghadapi ujian, dan sebagainya.
berulang dan dalam waktu lama.Gejala
suatu
marah,tak
alasan
kecemasan (Suherman,2000).
atau
berencana
menjalani
gejala
Respon kecemasan yang paling
umum yang dialami orang tua ketika ada
sampai pemulangan kembali ke rumah.
masalah kesehatan pada anaknya. Kondisi
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia
yang menegangkan bagi orang tua dapat
yang
Rahma(2007)
dilihat dari respon fisik dan psikologis yang
kususnya di Rumah sakit Panti Rapih
terlihat pada orang tua. Respon fisik dan
Yogjakarta di dapatkan hasil bahwa jumlah
psikologis yang muncul merupakan tanda
anak
efek
dan gejala adanya kecemasan orang tua
hospitalisasi sebanyak 785 anak,di mana
terhadap anaknya yang sedang dirawat di
20% anak berada pada efek hospitalisasi
rumah sakit (Sukoco, 2009). Kecemasan
rendah,33,33% anak berada pada efek
yang bervariasi dari ringan sampai panik,
hospitalisasi sedang dan 96,66% anak
ekspresi cemas orang tua berupa berjalan
yang berada pada efek hospitalisasi tinggi.
mondar-mandir,
lakukan
usia
dan
kumpulan
bisa
perawatan
di
terapi
adalah
yang
susah
seperti
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah
sakit
orang
Hospitalisasi suatu proses karena
darurat
ini
pada
oleh
prasekolah
dengan
sering
bertanya
pada
Reaksi anak akibat hospitalisasi
petugas kesehatan, bicara cepat, gelisah,
bermacam-macam,
yang
ekspresi wajah sedih, murung, dan lain-
saja,dan
lain. Pada kondisi ini, perawat atau petugas
lainnya. Proses selanjutnya akan timbul
kesehatan harus bersikap bijaksana pada
gejala
anak dan orang tuanya (Supartini, 2009).
bisa
termenung,
menangis,
seperti:
ada
diam
anak
menolak
3
Kecemasan,ketakutan,dan
menangis, takut pada perawat dan ingin
kekuatiran dialami secara tetap sebagai
cepat pulang. Dan ketika anak tersebut
bagian perkembangan normal. Apabila
menangis atau rewel
keadaan ini menjadi terlepas dari situasi-
menemani, menggendong dan mengajak
Situasi atau peristiwa-peristiwa spesifik
bermain anaknya sehingga anak tersebut
atau apabila hal-hal tersebut menjadikan
diam dan tenang.
tidak
orang tua selalu
Mampu mengarah pada tujuan
Karena sifat dasar anak yang suka
sehingga hal-hal tersebut mempengaruhi
bermain, permainan lempar bola plastik
secara
yang bersifat mudah dan sederhana di
negatif
gangguan
ini
Interaksi
adalah
sosial,maka
patologis
dan
memerlukan intervensi.
lakukan oleh anak prasekolah di nilai dapat
mengurangi kecemasan anak di rumah
Berdasarkan hasil observasi awal di
sakit. Berdasarkan fenomena diatas maka
Sunan
peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Kalijaga DEMAK di ruang Dahlia pada
Terapi Bermain Lempar Bola Terhadap
tanggal 29 Oktober 2013. Di dapatkan data
Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia
pasien
Pra Sekolah Di Ruang Dahlia RSUD Sunan
Rumah
Sakit
pada
Umum
tahun
Daerah
2012
terdapat
sebanyak 256 anak usia 1-5 tahun dan di
Kalijaga DEMAK”.
tahun 2013 terdapat pasien sejumlah 280
METODOLOGI PENELITIAN
anak usia 1-5 tahun. Hal ini menunjukan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
adanya peningkatan jumlah pasien anak
kuantitatif dengan desain quasi experiment
prasekolah di ruang dahlia di setiap
(eksperimen
tahunnya. Dalam observasi di ruang dahli
penelitiaan pre test dan post test group.
RSUD Sunan Kalijaga DEMAK banyak di
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui
temukan pasien anak prasekolah yang
pengaruh terapi bermain lempar
mengalami rewel dan menangis. Setelah
terhadap
wawancara terhadap 15 orang tua pasien
anak usia pra sekolah di ruang dahlia
di ruang dahlia mereka bercerita bahwa
RSUD Sunan Kalijaga DEMAK.
anaknya mengalami kecemasan, Dengan
karakteristik
anak
mengalami
rewel,
semu)
penurunan
dengan
kecemasan
desain
bola
pada
Penelitian ini akan dilaksanakan
pada
bulan
april
sampai
juni
2014.
4
Penelitian ini dilakukan di
dilakukan di
d) Anak Usia 3-5 tahun yang baru
RSUD Sunan Kalijaga DEMAK. Populasi
pertama kali masuk di Rumah sakit.
dalam penelitian ini adalah seluruh anak
usia
3-5
tahun
yang
2. Kriteria eksklusi
mengalami
Kriteria eksklusi adalah karakteristik
kecemasan pada bulan juni-juli di bangsal
sampel yang tidak dapat dimasukkan
DAHLIA RSUD Sunan Kalijaga DEMAK
atau tidak layak untuk diteliti. Kriteria
dengan elstimasi 32 anak.
eksklusi dalam penelitian ini adalah:
Sampel pada penelitian ini adalah
a) Anak usia prasekolah yang tidak
keseluruhan pasien anak pra sekolah yang
dirawat di bangsal DAHLIA RSUD Sunan
mau di ajak bermain
b) Anak usia prasekolah yang belum
Kalijaga DEMAK orang yang selanjutnya
boleh turun dari tempat tidur
akan diberi perlakuan, yang memenuhi
Penelitian ini, menggunakan teknik
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
sampling konsekutif sampling yaitu semua
ditetapkan oleh peneliti yaitu:
sampel yang ada dan memenuhi kriteria
1. Kriteria inklusi
Kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian
inklusi
karakteristik
sampai jumlah yang diperlukan terpenuhi.
umum subyek penelitian dari suatu
Dalam penelitian ini sampelnya ialah anak
populasi target yang terjangkau dan
usia
akan
hospitalisasi. Uji statistik yang dipakai
diteliti.
adalah
Kriteria
inklusi
dalam
penelitian ini adalah:
a) Anak
usia
persetujuan
3-5
prasekolah
yang
mengalami
dalam penelitian ini adalah uji normalitas
tahun
orang
dengan
tua
yang
bersedia menjadi responden.
b) Anak usia 3-5 tahun yang sedang
dirawat 3-4 hari dibangsal parikesit
dan uji wilcoxon test dengan komputer
program SPSS.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
RSUD Sunan Kalijaga DEMAK.
dibangsal Dahlia RSUD Sunan Kalijaga
c) Anak usia 3-5 tahun yang tidak sakit
Demak dengan responden 30. Gambaran
parah.
umum subyek penelitian diperoleh sebagai
berikut:
5
a. Tingkat
kecemasan
sebelum
pemberian perlakuan
Sebelum
15.50
Sesudah
0,00
0,000
Tabel 4.1. Tingkat Kecemasan Sebelum
diberi perlakuan terapi bermain pada
anak pra sekolah yang berumur 3-5
tahun di bangsal Dahlia RSUD Sunan
1. Analisa Univariat
a. Deskripsi kecemasan sebelum pemberian
terapi bermain pada anak pra sekolah yang
Kalijaga Demak pada bulan Juni 2014
Kecemasan N Mean Med MD
PEMBAHASAN
berumur 3-5 tahun
SD
Min
Max
28
54
Menggambarkan rata-rata (mean)
sebelum
30 41.43 43.00 44 6.393
kecemasan sebelum perlakuan sebesar
41.43 (cemas sedang), kecemasan pada
b. Tingkat
kecemasan
sesudah
anak
pra
sekolah
disebabkan
belum
pemberian perlakuan
terbiasanya dengan tempat baru, merasa
Tabel 4.2. Tingkat Kecemasan sesudah
tidak
nyaman
dengan
keadaan
yang
menyebabkan
anak
diberi perlakuan terapi bermain pada
dialami
sehingga
menjadi
cemas
anak pra sekolah yang berumur 3-5
dan
menangis
terus-
tahun di bangsal Dahlia RSUD Sunan
menerus.
Kalijaga Demak pada bulan Juni 2014
Kecemasan
N
Mean Med MD SD
sesudah
30
36.20 38.00 39 6.155
Secara
Min Max
23
48
Tabel
4.3.
kecemasan
adalah
Sebelum
istilah-istilah
Perbedaan
dan
Sesudah
kecemasan
Perlakuan
pemberian terapi bermain lempar bola
pada anak pra sekolah yang berumur 35 tahun dibangsal Dahlia RSUD Sunan
Kalijaga Demak bulan Juni 2014
kecemasan
Mean Rank
p value
menurut
Hilgard
(dalam Atkinson, 1996) mejelaskan bahwa
menyenangkan,
2. Analisa bivariat
teoritis
emosi
yang
seperti
yang
ditandai
tidak
dengan
kekhawatiran,
keprihatinan dan rasa takut yang kadang
kita alami dalam tingkat yang berbedabeda. Nevid (2003) juga menjelaskan
bahwa kecemasan adalah suatu keadaan
khawatir
yang
mengeluhkan
bahwa
sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
Banyak hal yang dicemaskan, misalnya :
6
kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan
Hasil ini mengambarkan bahwa
kondisi lingkungan adalah beberapa hal
kecemasan sebelum, rata-rata anak pra
yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.
sekolah
Wong
dalam
buku
:
Herbal
yang
mengalami
berumur
3-5
kecemasan
tahun
sedang.
Remedies in psychiatric practice, Arch Gen
Kecemasan anak pra sekolah sebelum
Psychiatry
perlakuan
2007
menyebutkan
bahwa
nilai
tertinggi
mencapai
54
kecemasan pada anak memiliki dua aspek
(cemas berat) dan terendah mencapai 28
yang sehat dan aspek membahayakan,
(cemas ringan).
yang
bergantung
kecemasan,lama
pada
Penelitian
ini
sejalan
dengan
yang
penelitian yang dilakukan oleh axline yang
individu
menyipulkan bahwa terapi bermain, sangat
melakukan koping terhadap kecemasan.
kondusif diberikan untuk anak yang sedang
Kecemasan dapat dilihat dalam rentang
mengalami kecemasan,
ringan, sedang, berat sampai panik. setiap
amannya terpenuhi Selain itu diperkuat
tingkat menyebabkan perubahan fisiologis
dengan
dan emosional pada individu.
menyimpulkan bahwa Permainan yang
dialami,
dan
kecemasan
tingkat
seberapa
baik
penelitian
sehingga rasa
efandi
yang
Sisi negatif kecemasan atau sisi
menggunakan kemampuan motorik (skill
yang membahayakan ialah rasa khawatir
paly) banyak di pilih anak prasekolah untuk
yang berlebihan tentang masalah yang
itu, jenis alat permainan balok-balok besar,
nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan
lempar bola kedalaman keranjang.
tenaga, menimbulkan rasa takut, dan
b. Deskripsi kecemasan sesudah pemberian
menghambat individu melakukan fungsinya
terapi bermain pada anak pra sekolah yang
dengan
berumur 3-5 tahun
adekuat
interpersonal,situasi
dalam
situasi
kerja,dan
situasi
Menggambarkan
rata-rata
(mean)
social. Individu selalu khawatir tentang
sesudah perlakuan sebesar 36,20 (cemas
sesuatu atau semua hal tanpa alas an
ringan),
yang nyata, merasa gelisah lelah dan
pada anak pra sekolah dalam rentang
tegang. (Videbeck, 2008, hal. 307).
cemas ringan karena setelah pemberian
kecemasan
setelah
perlakuan
7
perlakuan terapi bermain anak merasa
senang dan merasa terlibur.
1996)
kecemasan
mejelaskan
adalah
menyenangkan,
istilah-istilah
emosi
yang
mengambarkan
bahwa
anak pra sekolah yang berumur 3-5 tahun
bahwa
mengalami kecemasan ringan. Kecemasan
tidak
anak pra sekolah sesudah perlakuan nilai
dengan
tertinggi mencapai 48 (cemas berat) dan
yang
ditandai
seperti
ini
kecemasan sesudah perlakuan, rata-rata
Secara teoritis menurut Hilgard (dalam
Atkinson,
Hasil
kekhawatiran,
keprihatinan dan rasa takut yang kadang
terendah mencapai 23 (tidak cemas).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kita alami dalam tingkat yang berbeda-
yang
beda. Nevid (2003) juga menjelaskan
menyipulkan bahwa terapi bermain, sangat
bahwa kecemasan adalah suatu keadaan
kondusif diberikan untuk anak yang sedang
khawatir
mengalami kecemasan,
yang
mengeluhkan
bahwa
dilakukan
oleh
axline
yang
sehingga rasa
sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
amannya terpenuhi Selain itu diperkuat
Banyak hal yang dicemaskan, misalnya :
dengan
kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan
menyimpulkan bahwa Permainan yang
kondisi lingkungan adalah beberapa hal
menggunakan kemampuan motorik (skill
yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.
paly) banyak di pilih anak prasekolah untuk
Sisi negatif kecemasan atau sisi yang
membahayakan ialah rasa khawatir yang
berlebihan tentang masalah yang nyata
atau
potensial.
Hal
efandi
yang
itu, jenis alat permainan balok-balok besar,
lempar bola kedalaman keranjang.
2. Analisa Bivariat
menghabiskan
a. Pengaruh
tenaga, menimbulkan rasa takut, dan
Terhadap
menghambat individu melakukan fungsinya
sekolah
dengan
Sunankalijag Demak.
adekuat
ini
penelitian
permainan
kecemasan
di
bangsal
lempar
pada
bola
anak
Dahlia
pra
RSUD
dalam
situasi
kerja,dan
situasi
Hasil penelitian dapat disimpulkan
social. Individu selalu khawatir tentang
Ada pengaruh permainan lempar bola
sesuatu atau semua hal tanpa alas an
terhadap tingkat kecemasan pada anak pra
yang nyata, merasa gelisah lelah dan
sekolah di bangsal Dahlia RSUD Sunan
tegang. (Videbeck, 2008, hal. 307).
Kalijaga Demak. Hasil penelitian ini sejalan
interpersonal,situasi
8
dengan penelitian Rahmawati Dewi dan Ni
mampu untuk menghilangkan berbagai
Putu dewi Puspitasari
(2008) dan Umi
batasan, hambatan dalam diri, stres dan
Solikhah (2011) yang menyimpulkan ada
frustasi, karena bermain memiliki efek
pengaruh
dari
healing (penyembuhan). Terapi bermain
pemberian terapi bermain lempar bola,
merupakan suatu proses penyembuhan
terhadap penurunan kecemasan anak usia
dengan metode bermain yang digunakan
6-8 tahun.
pada anak yang mempunyai masalah
bermakna
(signifikan)
Berdasarkan hasil penelitian diatas
emosi,
khususnya
pada
prasekolah,
yang signifikan rata-rata antara tingkat
tingkah laku anak yang tidak sesuai
kecemasan pada anak usia dini di bangsal
menjadi tingkah laku yang diharapkan,
Dahlia sebelum diberi perlakuan terapi
(Wong 2007).
lempar
mengatakan
bola,
anaknya
orang
menangis
tua
terus,
tujuan
usia
dapat dilihat bahwa adanya perbedaan
bermain
dengan
anak
mengubah
Pada anak yang sedang mengalami
kecemasan,
anak
akan
menunjukkan
gelisah, tidak bisa tenang, selain itu orang
berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap
tua
malam
pengalaman hospitalisasi. Reaksi tersebut
anaknya sulit tidur dan ketika diberikan
bersiaf individual dan sangat bergantung
terapi bermain anak terlihat menikmati dan
pada tahapan usia perkembangan ana,
tidak menangis lagi, selain itu juga sang
pengalaman sebelumnya terhadap sakit,
anak
dapat
sIstem pendukung yang tersedia, dan
disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi
kemampuan koping yang dimilikinya. Pada
bermain lempar bola terhadap tingkat
umumnya, reaksi anak terhadap sakit
kecemasan pada anak usia dini di RSUD
adalah kecemasam karena perpisahan,
Sunan Kalijaga Demak. Terapi bermain
kehilangan perlukaan tubuh dan rasa nyeri
lempar bola terbukti efektif menurunkan
(Supartini, 2004).
juga
mengatakan
terlihat
riang,
kalau
Sehingga
kecemasan pada anak usia dini.
Terapi bermain lempar bola bisa
Menurut Wong
merupakan
terapi
(2006), bermain
pada
anak
yang
digunakan sebagai terapi dalam proses
menjalani hospitalisasi. Kebutuhan bermain
penyembuhan pasien anak karena diyakini
tidak berhenti selama anak sakit dan harus
9
dirawat
dirumah
sakit.
Bermain
juga
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
sseorang untuk memperoleh kesenangan,
usia dini di bangsal Dahlia RSUD Sunan
Kalijaga Demak.
B. SARAN
tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat
orang tua yang berpendapat bahwa anak
memberikan
yang
akan
permainan anak seperti sedia kalanya anak
membuat anak menjadi malas bekerja dan
bermain di rumah untuk menurunkan tingkat
bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana,
kecemasan dan kejenuhan saat di rawat di
karena
rumah sakit.
terlalu
beberapa
mengatakan
besar
banyak
bahwa
bermain,
ahli
permainan
pengaruhnya
perkembangan
jiwa
psikologi
sangat
terhadap
anak.
Pengaruh
bermain bagi perkembangan anak.
A. SIMPULAN
Diharapkan
memberikan
tempat
bagi
terapi
atau
orang
permainan-
tua
bermain
permainan-permainan
bola
balok
sebagainya
dan
lain-lain
dapat
seperti
plastik,balokuntuk
menurunkan tingkat kecemasan pada anak,
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
yang sedang mengalami kecemasan di
pembahasan yang telah dipaparkan maka
rumah sakit.
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bagi
Tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi
melanjutkan penelitian serupa diharapkan
bermain sebagian besar anak usia 3-5 tahun di
meneliti
ruang Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak
mempengaruhi kecemasan.
peneliti
lebih
faktor-faktor
lanjut
lain
jika
yang
ingin
dapat
dengan nilai 41,43 (cemas sedang)
DAFTAR PUSTAKA
Tingkat kecemasan sesudah diberikan terapi
Ahmad Barokah 2009. Pengaruh Terapi
Bermain Terhadap Perilaku Kooperatif
Anak
Usia
prasekolah
Selama
Hospitalisasi
Di
RSUD
Tugurejo
Semarang
bermain pada
anak usia 3-5 tahun di ruang
Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak setelah
diberikan terapi bermain lempar bola dengan
nilai 36,00 (cemas ringan)
Ada pengaruh yang signifikan terapi bermain
terhadap penurunan kecemasan pada anak
Alimul Hidayat,Aziz. (2009). Metode Penelitian
Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Arikunto, Suharsini (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
Vi. Jakarta : Rineka Cipta.
10
Danim Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan :
Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan Ri. 2008. Laporan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Tahun 2007. Jakarta. Balitbangkes
Depkes Ri.
Notoatmojo
S.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Ed. Revisi. Jakarta: PtRineka
Cipta. 2002.
Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoadmojo. (2005). Metodologi Penelitian.
Jakarta : Pt Rineka Cipta
Notoatmodjo
(2005).
Konsep
Promosi
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep Dan Keperawatan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam.(2008). Konsep Dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperwatan.Edidi2. Jakarta : Penerbit
Salemba Medika
Plato, Aristoteles, Frobel, Hurlock Spencer
,Satya, 2008 Pertumbuhan Anak.Jakarta :
Rineka Cipt
Rahmawati Dewi dan Ni Putu Dewi Puspitasari
(2008). Pengaruh Terapi Bermain lempar
bolaTerhadap Tingkat Kooperatif Selama
Menjalani Perawatan Pada Anak Usia
Prasekolah(3-5 Tahun) Di RS Panti Rapih
Yogyakarta
Soetjiningsih, WHALEY
WONG, 2002.
TUMBUH KEMBANG ANAK. JAKARTA
: EGC
Supartini.(2004). Kecemasan Pada AnakUmi
Solikhah 2011. Pengaruh Therapeutic
Peer Play terhadap Kecemasan dan
Kemandirian Anak Usia Sekolah Selama
Hospitalisasi di Rumah Sakit Wilayah
Banyumas
Videbeck, (2008) Hal. 312. Kecemasan Anak
Whaley And Wong.(1995) Kepribadian Anak
Usia Toodler, Hospitalisasi Pada Anak.
Penerbit : EGC
Wong 2007, Herbal Remedies In Psychiatric
Practice, Arch Gen Psychiatry. Jakarta :
Rineka Cipta
Yuni Sandra Pratiwi 2008. Penurunan Tingkat
Kecemasan Anak Rawat Inap Dengan
Permainan Hospital Story Di RSUD
Kraton Pekalongan.
Download