PENGARUH TERAPI BERMAIN LEMPAR BOLA TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADAANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Miftakhul Huda1Dyah Ayu Wulandari2 Lestari Puji Astuti3 123 STIKES Karya Husada Semarang Email : [email protected] ABSTRACT Play therapy is a theory which states that childhood is a period of play,each of them do a lot of activities that lead to the game. This means that play therapy can be used in curing efect against hospitalization. With play therapy, is very conducive given to children who are experiencing anxiety, so the sense of safety are met. Games that use motor skills (skills play) a lot in select preschoolers to it,kind of plaything great blocks, throwing a ball. The perpose of this study was to determine the effect of play therapy to decrease anxiety throwing balls at pre-schol age children in the hospital Dahlia Sunan Kalijaga Demak. This study used a quantitative, quasi-experiment design with One group pre-test and post-test approach. The research data were obtained based on survey by using digital U-Bio Clip v70 a sample of preschool children who experience anxiety in the hospital Dahlia Kalijaga Demak which amounted to 30 respondents. The data collection was done by the researcher. The data were obtained and analyzed by using univariate and bivariate with size of central tendency (mean, mode, and median) and the wilcoxon Test that is used to determine whether there is influence of play therapy on reducing anxiety in pre-school children. The results showed p value of 0.000 (p <0.05). From the results of this study, it can be concluded there was the effect of throwing the ball to the play therapy decreased anxiety in pre-school children. Keywords : Play therapy, decrease anxiety, pre-scool children ABSTRAK Terapi bermain merupakan sebuah teori yang menyatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa bermain, setiap mereka melakukan banyak aktifitas yang bermuara pada permainan. Hal ini berarti terapi bermain dapat digunakan dalam menyembuhkan efek terhadap hospitalisasi. Dengan terapi bermain, sangat kondusif diberikan untuk anak yang sedang mengalami kecemasan, sehingga rasa amannya terpenuhi. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak di pilih anak prasekolah untuk itu, jenis alat permainan balok-balok besar, lempar bola.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi bermain lempar bola terhadap penurunan kecemasan pada anak usia pra sekolah di ruang dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain quasi experiment dengan pendekatan One group pre-test and post-test. Data penelitian diperoleh berdasarkan survey dengan menggunakan alat U-BIO CLIP V70 digital terhadap sampel anak prasekolah yang mengalami kecemasan di ruang Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak yang berjumlah 30 responden.Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dan data yang diperoleh dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan ukuran (mean, modus, dan median) dan uji wilcoxon test yang di gunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi bermain terhadap penurunan kecemasan pada anak pra sekolah. Hasil penelitian menunjukkan p value sebesar 0,000 (p < 0,05).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian terapi bermain lempar bola terhadap penurunan kecemasan pada anak pra sekolah Kata kunci : Terapi Bermain, Penurunan Kecemasan, Anak prasekolah. PENDAHULUAN beda. Kecemasan merupakan salah satu Setiap orang cenderung pernah bentuk emosi yang berkenaan dengan merasakan kecemasan pada saat-saat adanya tertentu, dan dengan tingkat yang berbeda- dengan objek ancaman yang tidak begitu 1 rasa terancam oleh sesuatu 2 jelas. Kecemasan terjadi karena individu memebicarakan peristiwa yang pernah tidak mampu mengadakan penyesuaian dialaminya, menghindar dari apa yang di diri terhadap lingkungan sekitar (Sundari, takutinya aktifitas rutinnya tiba-tiba juga 2009: 51). Rasa cemas umumnya terjadi berubah,takut pada saat ada kejadian atau peristiwa mengintimidasinya,jadi tertentu, maupun dalam menghadapi suatu tidur,gampang hal. Misalnya, orang merasa cemas ketika konsentrasi,tak maw berteman,minatnya tampil dihadapan banyak orang, ketika hilang,dan sebagainya.Gejala ini muncul menghadapi ujian, dan sebagainya. berulang dan dalam waktu lama.Gejala suatu marah,tak alasan kecemasan (Suherman,2000). atau berencana menjalani gejala Respon kecemasan yang paling umum yang dialami orang tua ketika ada sampai pemulangan kembali ke rumah. masalah kesehatan pada anaknya. Kondisi Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia yang menegangkan bagi orang tua dapat yang Rahma(2007) dilihat dari respon fisik dan psikologis yang kususnya di Rumah sakit Panti Rapih terlihat pada orang tua. Respon fisik dan Yogjakarta di dapatkan hasil bahwa jumlah psikologis yang muncul merupakan tanda anak efek dan gejala adanya kecemasan orang tua hospitalisasi sebanyak 785 anak,di mana terhadap anaknya yang sedang dirawat di 20% anak berada pada efek hospitalisasi rumah sakit (Sukoco, 2009). Kecemasan rendah,33,33% anak berada pada efek yang bervariasi dari ringan sampai panik, hospitalisasi sedang dan 96,66% anak ekspresi cemas orang tua berupa berjalan yang berada pada efek hospitalisasi tinggi. mondar-mandir, lakukan usia dan kumpulan bisa perawatan di terapi adalah yang susah seperti mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit orang Hospitalisasi suatu proses karena darurat ini pada oleh prasekolah dengan sering bertanya pada Reaksi anak akibat hospitalisasi petugas kesehatan, bicara cepat, gelisah, bermacam-macam, yang ekspresi wajah sedih, murung, dan lain- saja,dan lain. Pada kondisi ini, perawat atau petugas lainnya. Proses selanjutnya akan timbul kesehatan harus bersikap bijaksana pada gejala anak dan orang tuanya (Supartini, 2009). bisa termenung, menangis, seperti: ada diam anak menolak 3 Kecemasan,ketakutan,dan menangis, takut pada perawat dan ingin kekuatiran dialami secara tetap sebagai cepat pulang. Dan ketika anak tersebut bagian perkembangan normal. Apabila menangis atau rewel keadaan ini menjadi terlepas dari situasi- menemani, menggendong dan mengajak Situasi atau peristiwa-peristiwa spesifik bermain anaknya sehingga anak tersebut atau apabila hal-hal tersebut menjadikan diam dan tenang. tidak orang tua selalu Mampu mengarah pada tujuan Karena sifat dasar anak yang suka sehingga hal-hal tersebut mempengaruhi bermain, permainan lempar bola plastik secara yang bersifat mudah dan sederhana di negatif gangguan ini Interaksi adalah sosial,maka patologis dan memerlukan intervensi. lakukan oleh anak prasekolah di nilai dapat mengurangi kecemasan anak di rumah Berdasarkan hasil observasi awal di sakit. Berdasarkan fenomena diatas maka Sunan peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kalijaga DEMAK di ruang Dahlia pada Terapi Bermain Lempar Bola Terhadap tanggal 29 Oktober 2013. Di dapatkan data Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia pasien Pra Sekolah Di Ruang Dahlia RSUD Sunan Rumah Sakit pada Umum tahun Daerah 2012 terdapat sebanyak 256 anak usia 1-5 tahun dan di Kalijaga DEMAK”. tahun 2013 terdapat pasien sejumlah 280 METODOLOGI PENELITIAN anak usia 1-5 tahun. Hal ini menunjukan Jenis penelitian ini adalah penelitian adanya peningkatan jumlah pasien anak kuantitatif dengan desain quasi experiment prasekolah di ruang dahlia di setiap (eksperimen tahunnya. Dalam observasi di ruang dahli penelitiaan pre test dan post test group. RSUD Sunan Kalijaga DEMAK banyak di Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui temukan pasien anak prasekolah yang pengaruh terapi bermain lempar mengalami rewel dan menangis. Setelah terhadap wawancara terhadap 15 orang tua pasien anak usia pra sekolah di ruang dahlia di ruang dahlia mereka bercerita bahwa RSUD Sunan Kalijaga DEMAK. anaknya mengalami kecemasan, Dengan karakteristik anak mengalami rewel, semu) penurunan dengan kecemasan desain bola pada Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan april sampai juni 2014. 4 Penelitian ini dilakukan di dilakukan di d) Anak Usia 3-5 tahun yang baru RSUD Sunan Kalijaga DEMAK. Populasi pertama kali masuk di Rumah sakit. dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 3-5 tahun yang 2. Kriteria eksklusi mengalami Kriteria eksklusi adalah karakteristik kecemasan pada bulan juni-juli di bangsal sampel yang tidak dapat dimasukkan DAHLIA RSUD Sunan Kalijaga DEMAK atau tidak layak untuk diteliti. Kriteria dengan elstimasi 32 anak. eksklusi dalam penelitian ini adalah: Sampel pada penelitian ini adalah a) Anak usia prasekolah yang tidak keseluruhan pasien anak pra sekolah yang dirawat di bangsal DAHLIA RSUD Sunan mau di ajak bermain b) Anak usia prasekolah yang belum Kalijaga DEMAK orang yang selanjutnya boleh turun dari tempat tidur akan diberi perlakuan, yang memenuhi Penelitian ini, menggunakan teknik kriteria inklusi dan eksklusi yang telah sampling konsekutif sampling yaitu semua ditetapkan oleh peneliti yaitu: sampel yang ada dan memenuhi kriteria 1. Kriteria inklusi Kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian inklusi karakteristik sampai jumlah yang diperlukan terpenuhi. umum subyek penelitian dari suatu Dalam penelitian ini sampelnya ialah anak populasi target yang terjangkau dan usia akan hospitalisasi. Uji statistik yang dipakai diteliti. adalah Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a) Anak usia persetujuan 3-5 prasekolah yang mengalami dalam penelitian ini adalah uji normalitas tahun orang dengan tua yang bersedia menjadi responden. b) Anak usia 3-5 tahun yang sedang dirawat 3-4 hari dibangsal parikesit dan uji wilcoxon test dengan komputer program SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Sunan Kalijaga DEMAK. dibangsal Dahlia RSUD Sunan Kalijaga c) Anak usia 3-5 tahun yang tidak sakit Demak dengan responden 30. Gambaran parah. umum subyek penelitian diperoleh sebagai berikut: 5 a. Tingkat kecemasan sebelum pemberian perlakuan Sebelum 15.50 Sesudah 0,00 0,000 Tabel 4.1. Tingkat Kecemasan Sebelum diberi perlakuan terapi bermain pada anak pra sekolah yang berumur 3-5 tahun di bangsal Dahlia RSUD Sunan 1. Analisa Univariat a. Deskripsi kecemasan sebelum pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah yang Kalijaga Demak pada bulan Juni 2014 Kecemasan N Mean Med MD PEMBAHASAN berumur 3-5 tahun SD Min Max 28 54 Menggambarkan rata-rata (mean) sebelum 30 41.43 43.00 44 6.393 kecemasan sebelum perlakuan sebesar 41.43 (cemas sedang), kecemasan pada b. Tingkat kecemasan sesudah anak pra sekolah disebabkan belum pemberian perlakuan terbiasanya dengan tempat baru, merasa Tabel 4.2. Tingkat Kecemasan sesudah tidak nyaman dengan keadaan yang menyebabkan anak diberi perlakuan terapi bermain pada dialami sehingga menjadi cemas anak pra sekolah yang berumur 3-5 dan menangis terus- tahun di bangsal Dahlia RSUD Sunan menerus. Kalijaga Demak pada bulan Juni 2014 Kecemasan N Mean Med MD SD sesudah 30 36.20 38.00 39 6.155 Secara Min Max 23 48 Tabel 4.3. kecemasan adalah Sebelum istilah-istilah Perbedaan dan Sesudah kecemasan Perlakuan pemberian terapi bermain lempar bola pada anak pra sekolah yang berumur 35 tahun dibangsal Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak bulan Juni 2014 kecemasan Mean Rank p value menurut Hilgard (dalam Atkinson, 1996) mejelaskan bahwa menyenangkan, 2. Analisa bivariat teoritis emosi yang seperti yang ditandai tidak dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang kita alami dalam tingkat yang berbedabeda. Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : 6 kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan Hasil ini mengambarkan bahwa kondisi lingkungan adalah beberapa hal kecemasan sebelum, rata-rata anak pra yang dapat menjadi sumber kekhawatiran. sekolah Wong dalam buku : Herbal yang mengalami berumur 3-5 kecemasan tahun sedang. Remedies in psychiatric practice, Arch Gen Kecemasan anak pra sekolah sebelum Psychiatry perlakuan 2007 menyebutkan bahwa nilai tertinggi mencapai 54 kecemasan pada anak memiliki dua aspek (cemas berat) dan terendah mencapai 28 yang sehat dan aspek membahayakan, (cemas ringan). yang bergantung kecemasan,lama pada Penelitian ini sejalan dengan yang penelitian yang dilakukan oleh axline yang individu menyipulkan bahwa terapi bermain, sangat melakukan koping terhadap kecemasan. kondusif diberikan untuk anak yang sedang Kecemasan dapat dilihat dalam rentang mengalami kecemasan, ringan, sedang, berat sampai panik. setiap amannya terpenuhi Selain itu diperkuat tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dengan dan emosional pada individu. menyimpulkan bahwa Permainan yang dialami, dan kecemasan tingkat seberapa baik penelitian sehingga rasa efandi yang Sisi negatif kecemasan atau sisi menggunakan kemampuan motorik (skill yang membahayakan ialah rasa khawatir paly) banyak di pilih anak prasekolah untuk yang berlebihan tentang masalah yang itu, jenis alat permainan balok-balok besar, nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan lempar bola kedalaman keranjang. tenaga, menimbulkan rasa takut, dan b. Deskripsi kecemasan sesudah pemberian menghambat individu melakukan fungsinya terapi bermain pada anak pra sekolah yang dengan berumur 3-5 tahun adekuat interpersonal,situasi dalam situasi kerja,dan situasi Menggambarkan rata-rata (mean) social. Individu selalu khawatir tentang sesudah perlakuan sebesar 36,20 (cemas sesuatu atau semua hal tanpa alas an ringan), yang nyata, merasa gelisah lelah dan pada anak pra sekolah dalam rentang tegang. (Videbeck, 2008, hal. 307). cemas ringan karena setelah pemberian kecemasan setelah perlakuan 7 perlakuan terapi bermain anak merasa senang dan merasa terlibur. 1996) kecemasan mejelaskan adalah menyenangkan, istilah-istilah emosi yang mengambarkan bahwa anak pra sekolah yang berumur 3-5 tahun bahwa mengalami kecemasan ringan. Kecemasan tidak anak pra sekolah sesudah perlakuan nilai dengan tertinggi mencapai 48 (cemas berat) dan yang ditandai seperti ini kecemasan sesudah perlakuan, rata-rata Secara teoritis menurut Hilgard (dalam Atkinson, Hasil kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang terendah mencapai 23 (tidak cemas). Penelitian ini sejalan dengan penelitian kita alami dalam tingkat yang berbeda- yang beda. Nevid (2003) juga menjelaskan menyipulkan bahwa terapi bermain, sangat bahwa kecemasan adalah suatu keadaan kondusif diberikan untuk anak yang sedang khawatir mengalami kecemasan, yang mengeluhkan bahwa dilakukan oleh axline yang sehingga rasa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. amannya terpenuhi Selain itu diperkuat Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : dengan kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan menyimpulkan bahwa Permainan yang kondisi lingkungan adalah beberapa hal menggunakan kemampuan motorik (skill yang dapat menjadi sumber kekhawatiran. paly) banyak di pilih anak prasekolah untuk Sisi negatif kecemasan atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal efandi yang itu, jenis alat permainan balok-balok besar, lempar bola kedalaman keranjang. 2. Analisa Bivariat menghabiskan a. Pengaruh tenaga, menimbulkan rasa takut, dan Terhadap menghambat individu melakukan fungsinya sekolah dengan Sunankalijag Demak. adekuat ini penelitian permainan kecemasan di bangsal lempar pada bola anak Dahlia pra RSUD dalam situasi kerja,dan situasi Hasil penelitian dapat disimpulkan social. Individu selalu khawatir tentang Ada pengaruh permainan lempar bola sesuatu atau semua hal tanpa alas an terhadap tingkat kecemasan pada anak pra yang nyata, merasa gelisah lelah dan sekolah di bangsal Dahlia RSUD Sunan tegang. (Videbeck, 2008, hal. 307). Kalijaga Demak. Hasil penelitian ini sejalan interpersonal,situasi 8 dengan penelitian Rahmawati Dewi dan Ni mampu untuk menghilangkan berbagai Putu dewi Puspitasari (2008) dan Umi batasan, hambatan dalam diri, stres dan Solikhah (2011) yang menyimpulkan ada frustasi, karena bermain memiliki efek pengaruh dari healing (penyembuhan). Terapi bermain pemberian terapi bermain lempar bola, merupakan suatu proses penyembuhan terhadap penurunan kecemasan anak usia dengan metode bermain yang digunakan 6-8 tahun. pada anak yang mempunyai masalah bermakna (signifikan) Berdasarkan hasil penelitian diatas emosi, khususnya pada prasekolah, yang signifikan rata-rata antara tingkat tingkah laku anak yang tidak sesuai kecemasan pada anak usia dini di bangsal menjadi tingkah laku yang diharapkan, Dahlia sebelum diberi perlakuan terapi (Wong 2007). lempar mengatakan bola, anaknya orang menangis tua terus, tujuan usia dapat dilihat bahwa adanya perbedaan bermain dengan anak mengubah Pada anak yang sedang mengalami kecemasan, anak akan menunjukkan gelisah, tidak bisa tenang, selain itu orang berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap tua malam pengalaman hospitalisasi. Reaksi tersebut anaknya sulit tidur dan ketika diberikan bersiaf individual dan sangat bergantung terapi bermain anak terlihat menikmati dan pada tahapan usia perkembangan ana, tidak menangis lagi, selain itu juga sang pengalaman sebelumnya terhadap sakit, anak dapat sIstem pendukung yang tersedia, dan disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi kemampuan koping yang dimilikinya. Pada bermain lempar bola terhadap tingkat umumnya, reaksi anak terhadap sakit kecemasan pada anak usia dini di RSUD adalah kecemasam karena perpisahan, Sunan Kalijaga Demak. Terapi bermain kehilangan perlukaan tubuh dan rasa nyeri lempar bola terbukti efektif menurunkan (Supartini, 2004). juga mengatakan terlihat riang, kalau Sehingga kecemasan pada anak usia dini. Terapi bermain lempar bola bisa Menurut Wong merupakan terapi (2006), bermain pada anak yang digunakan sebagai terapi dalam proses menjalani hospitalisasi. Kebutuhan bermain penyembuhan pasien anak karena diyakini tidak berhenti selama anak sakit dan harus 9 dirawat dirumah sakit. Bermain juga merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sseorang untuk memperoleh kesenangan, usia dini di bangsal Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak. B. SARAN tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat orang tua yang berpendapat bahwa anak memberikan yang akan permainan anak seperti sedia kalanya anak membuat anak menjadi malas bekerja dan bermain di rumah untuk menurunkan tingkat bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, kecemasan dan kejenuhan saat di rawat di karena rumah sakit. terlalu beberapa mengatakan besar banyak bahwa bermain, ahli permainan pengaruhnya perkembangan jiwa psikologi sangat terhadap anak. Pengaruh bermain bagi perkembangan anak. A. SIMPULAN Diharapkan memberikan tempat bagi terapi atau orang permainan- tua bermain permainan-permainan bola balok sebagainya dan lain-lain dapat seperti plastik,balokuntuk menurunkan tingkat kecemasan pada anak, Berdasarkan hasil penelitian dan yang sedang mengalami kecemasan di pembahasan yang telah dipaparkan maka rumah sakit. dapat disimpulkan sebagai berikut: Bagi Tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi melanjutkan penelitian serupa diharapkan bermain sebagian besar anak usia 3-5 tahun di meneliti ruang Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak mempengaruhi kecemasan. peneliti lebih faktor-faktor lanjut lain jika yang ingin dapat dengan nilai 41,43 (cemas sedang) DAFTAR PUSTAKA Tingkat kecemasan sesudah diberikan terapi Ahmad Barokah 2009. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Perilaku Kooperatif Anak Usia prasekolah Selama Hospitalisasi Di RSUD Tugurejo Semarang bermain pada anak usia 3-5 tahun di ruang Dahlia RSUD Sunan Kalijaga Demak setelah diberikan terapi bermain lempar bola dengan nilai 36,00 (cemas ringan) Ada pengaruh yang signifikan terapi bermain terhadap penurunan kecemasan pada anak Alimul Hidayat,Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, Suharsini (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi Vi. Jakarta : Rineka Cipta. 10 Danim Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan : Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC Departemen Kesehatan Ri. 2008. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007. Jakarta. Balitbangkes Depkes Ri. Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Revisi. Jakarta: PtRineka Cipta. 2002. Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmojo. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : Pt Rineka Cipta Notoatmodjo (2005). Konsep Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep Dan Keperawatan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam.(2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan.Edidi2. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Plato, Aristoteles, Frobel, Hurlock Spencer ,Satya, 2008 Pertumbuhan Anak.Jakarta : Rineka Cipt Rahmawati Dewi dan Ni Putu Dewi Puspitasari (2008). Pengaruh Terapi Bermain lempar bolaTerhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani Perawatan Pada Anak Usia Prasekolah(3-5 Tahun) Di RS Panti Rapih Yogyakarta Soetjiningsih, WHALEY WONG, 2002. TUMBUH KEMBANG ANAK. JAKARTA : EGC Supartini.(2004). Kecemasan Pada AnakUmi Solikhah 2011. Pengaruh Therapeutic Peer Play terhadap Kecemasan dan Kemandirian Anak Usia Sekolah Selama Hospitalisasi di Rumah Sakit Wilayah Banyumas Videbeck, (2008) Hal. 312. Kecemasan Anak Whaley And Wong.(1995) Kepribadian Anak Usia Toodler, Hospitalisasi Pada Anak. Penerbit : EGC Wong 2007, Herbal Remedies In Psychiatric Practice, Arch Gen Psychiatry. Jakarta : Rineka Cipta Yuni Sandra Pratiwi 2008. Penurunan Tingkat Kecemasan Anak Rawat Inap Dengan Permainan Hospital Story Di RSUD Kraton Pekalongan.