BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan didirikan telah memiliki tujuan yang jelas. Menurut
Husnan dan Pudjastuti (2006: 5) pada umumnya semua perusahaan memiliki dua
tujuan yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek perusahaan adalah memperoleh laba. Tujuan jangka panjang perusahaan
adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Tujuan perusahaan dalam jangka pendek yaitu untuk memperoleh laba
secara maksimal dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam bentuk
dividen atau capital gain. Dividen merupakan pembagian laba perusahaan kepada
para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham
yang dimiliki (Baridwan, 2004:434), sedangkan capital gain adalah pendapatan
yang diperoleh karena harga jual saham lebih tinggi dibanding harga belinya dan
pendapatan ini baru diperoleh jika saham telah dijual. Pembayaran dividen
penting bagi investor karena i) dividen memberikan kepastian tentang
kesejahteraan keuangan perusahaan, ii) dividen yang menarik bagi investor
mencari untuk mengamankan penghasilan saat ini, dan iii) dividen membantu
menjaga dari harga pasar saham (Amarjit, et al. 2010). Keberadaan dividen dapat
mempengaruhi kekayaan pemegang saham (Adesola and Okwong, 2009).
Semakin besar keuntungan yang didapat perusahaan, maka proporsi pembagian
dividen juga akan semakin besar. Bursa Efek Indonesia (BEI, 2008) menyebutkan
1
bahwa dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Dividen berupa dividen kas dan dividen saham. Dividen kas
adalah bagian laba dalam bentuk uang yang dibagikan kepada pemegang saham.
Dividen saham adalah bagian laba dalam bentuk saham yang dibagikan kepada
pemegang saham.
Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan akan tercermin dari
harga sahamnya (Fama, 1978; Wright dan Ferris, 1997). Nilai perusahaan dalam
penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang
pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila
harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin
tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan
umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional.
Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan
Islahuddin, 2008). Return saham merupakan pencerminan kemampuan unit bisnis
untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan
secara efisien, sehingga semakin tinggi keuntungan perusahaan, maka nilai
perusahaan juga akan semakin tinggi (Wright dan Ferris, 1997).
Nilai sebuah perusahaan tercermin dalam harga saham perusahaan di bursa
saham. Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan
perusahaan go public yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas.
Perusahaan ini wajib menyampaikan laporan keuangan tahunannya kepada bursa
2
paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir, dan bursa
wajib mempublikasikan laporan keuangan tersebut dalam situs resmi BEI
(www.idx.co.id) yang kemudian dapat diakses oleh publik dan pemegang saham.
Para pemegang saham adalah pihak yang menerima langsung dampak yang
diakibatkan oleh keputusan yang dibuat oleh manajemen. Ketika manajemen
membuat suatu keputusan, manajemen tidak selalu mengutamakan kesejahteraan
dari pemegang sahamnya melainkan pengambilan keputusan yang cenderung
untuk meningkatkan utilitasnya sendiri. Nilai perusahaan dalam penelitian ini
dikonfirmasikan melalui Price Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang
diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai
sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan Houston, 2001).
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai sinyal bagi investor dalam
menilai baik buruknya kinerja suatu perusahaan serta menjadi sumber pendapatan
bagi investor (Khan et al. 2011). Kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur
merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu
pemegang saham dan manajemen perusahaan yang dapat mempunyai kepentingan
yang berbeda. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen
yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan hasil
yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga nilai saham juga
dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan untuk membagikan laba dalam bentuk
dividen akan mengurangi sumber dana internalnya, sebaliknya jika perusahaan
menahan labanya dalam bentuk laba ditahan maka kemampuan pembentukan dana
3
internalnya akan semakin besar yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas
perusahaan sehingga mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana
eksternal dan sekaligus akan memperkecil risiko perusahaan (Marlina dan Clara,
2009).
Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Dividend
Payout Ratio (DPR). Menurut Brigham dan Gapenski (1996), rasio pembayaran
dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham
dalam bentuk kas. Besar kecilnya Dividend Payout Ratio akan mempengaruhi
keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada
kondisi keuangan perusahaan. Pertimbangan mengenai Dividend Payout Ratio
sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan
perusahaan bagus maka perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya
Dividend Payout Ratio sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja
tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh.
Perusahaan dalam menjalankan kinerjanya memerlukan modal baik dari
internal maupun eksternal perusahaan. Selain memperhatikan profit, perusahaan
juga
harus
memperhatikan
tingkat
Kebijakan
Hutang
untuk
menjaga
keseimbangan keuangan di dalam perusahaan tersebut. Kebijakan Hutang
menunjukkan sampai sejauh mana efek dengan pendapatan tetap seperti hutang
dan saham preferen digunakan dalam struktur modal suatu perusahaan (Brigham
dan Houston, 2011:165). Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
suatu perusahaan adalah kebutuhan dana untuk membayar hutang (Riyanto,
2001:267). Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan
4
nilai perusahaan. Sampai batas tertentu, semakin tinggi proporsi hutang suatu
perusahaan maka semakin tinggi harga saham perusahaan itu, namun pada titik
tertentu lainnya peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan (Chen dan
Steiner, 1999). Modigliani & Miller (1958) dalam Taswan (2003) berpendapat
bahwa bila ada pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang
mengurangi pembayaran pajak. Namun demikian penggunaan hutang yang terlalu
tinggi akan menghadapi biaya kebangkrutan dan biaya agensi yang tinggi.
Selain itu kebijakan hutang juga dapat dihubungkan dengan nilai
perusahaan. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa
jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Dengan adanya hutang,
semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham perusahaan
tersebut.
Penelitian sebelumnya menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda
mengenai pengaruh dari kebijakan hutang dan dividend payout ratio terhadap nilai
perusahaan. Taswan (2003) melakukan penelitian yang menemukan kesimpulan
penelitian bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, sedangkan dividend payout ratio berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Herawati (2013) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa dividend
payout ratio berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan,
kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap nilai
perusahaan. Mardiyati dkk., (2012) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
5
dividend payout ratio dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menemukan kesimpulan bahwa dividend
payout ratio dan kebijakan hutang berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk., (2012)
mengenai pengaruh dividend payout ratio, kebijakan hutang, keputusan investasi
dan kepemilikan insider terhadap nilai perusahaan, dan dari penelitian tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan, sedangkan dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Itturiaga dan Crisostomo (2010) dalam penelitiannya mengenai pengaruh
kebijakan hutang, dividend payout ratio, dan konsentrasi kepemilikan terhadap
pembentukan nilai perusahaan, menemukan bahwa kebijakan hutang dapat
memberikan pengaruh negatif memengaruhi nilai perusahaan dengan peluang
pertumbuhan (yaitu, underinvestment theory), dan secara positif memengaruhi
nilai perusahaan tanpa peluang pertumbuhan (yaitu, overinvestment theory).
Penelitian mengenai pengaruh dividend payout ratio terhadap kinerja perusahaan
pada perusahaan yang listed di Nigeria yang dilakukan oleh Uwuigbe et al.,
(2012) menemukan kesimpulan yaitu berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Fama dan French (1998) menemukan bahwa investasi yang
dihasilkan dari dividend payout ratio memiliki informasi yang positif tentang
perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak positif terhadap
nilai perusahaan.
6
Berdasarkan
penelitian
sebelumnya
yang
dijelaskan
diatas
yang
menunjukkan hasil tidak konsisten, peneliti merasa perlu untuk meneliti kembali
pengaruh dividend payout ratio dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan.
Peneliti juga menggunakan variabel pemoderasi lain yang kemungkinan
mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu kepemilikan institusional. Kepemilikan
institusional merupakan suatu bentuk kepemilikan saham dimana pemegang
sahamnya berbentuk institusi atau perusahaan yang pasif dalam kegiatan
operasional perusahaan. Menurut Cat et al dalam Faisal (2004 : 199), kepemilikan
institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.
Perusahaan
dengan
kemampuannya
kepemillikan
untuk
memonitor
saham
yang
manajemen.
besar
mengindikasikan
Pemegang
saham
pasti
berkeinginan agar kinerja perusahaan yang dimilikinya baik sehingga mampu
memberikan return yang optimal atas investasinya, termasuk didalamnya
pembagian dividen yang sebesar-besarnya. Kinerja manajemen akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap kinerja perusahaan. Manajemen selaku agen
pemegang saham diharapkan melakukan tindakan yang terbaik bagi kepentingan
pemegang saham. Kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan
pangawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Kepemilikan
institusional memiliki suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk
mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Akhir-akhir ini
kepemilikan
cenderung
semakin
terkonsentrasi
ditangan
investor
untuk
melakukan intervensi langsung menurut Agus Sartono (2001: 13). Intervensi yang
dilakukan oleh pihak investor institusional akan dapat mempengaruhi keputusan
7
atau kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajer salah satunya adalah
kebijakan dividen.
Kepemilikan institusional dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan
memanfaatkan informasi, serta dapat mengatasi konflik keagenan karena dengan
meningkatnya kepemilikan institusional maka segala aktivitas perusahaan akan
diawasi oleh pihak institusi. Investor institusional dianggap dapat menjadi
mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh
manajer. Investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga
tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba (Rachman, 2012). Jumlah
pemegang saham yang besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam
memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh
institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang
tinggi ini akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang
dilakukan oleh pihak manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Selain
itu, pemilik institusional akan berusaha melakukan usaha-usaha positif guna
meningkatkan nilai perusahaan miliknya (Haruman, 2008).
Berdasarkan beberapa penelitian yang terdahulu yang diuraikan diatas
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian
antara beberapa peneliti dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan
ketertarikan penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh kebijakan
hutang dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Bedanya, dalam
penelitian ini penulis menggunakan variabel pemoderasi yaitu kepemilikan
institusional yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh kebijakan
8
dividen dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian
diatas, maka peneliti ingin meneliti mengenai “Pengaruh Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional
Sebagai Variabel Pemoderasi”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1) Bagaimana pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan?
2) Bagaimana pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan?
3) Apakah kepemilikan institusional memoderasi pengaruh kebijakan dividen
pada nilai perusahaan?
4) Apakah kepemilikan institusional memoderasi pengaruh kebijakan hutang
pada nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk dapat mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada nilai perusahaan.
2) Untuk dapat mengetahui pengaruh kebijakan hutang pada nilai perusahaan.
3) Untuk
dapat
mengetahui
kemampuan
kepemilikan
institusional
memoderasi pengaruh kebijakan dividen pada nilai perusahaan
4) Untuk
dapat
mengetahui
kemampuan
kepemilikan
memoderasi pengaruh kebijakan hutang pada nilai perusahaan
9
institusional
1.4 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan kontribusi dalam bidang akuntansi mengenai
nilai perusahaan khususnya mengenai pengaruh kebijakan dividen dan
kebijakan hutang
terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
institusional sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini juga bertujuan
untuk mendukung temuan-temuan riset sebelumnya dan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan untuk
menganalisis kualitas laporan keuangan agar investor tidak hanya melihat
berapa laba yang diperoleh, karena laba saja tidak cukup untuk digunakan
sebagai pertimbangan investasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa
menjadi bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan
pengembangan penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa
mendatang.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar isi dari penelitian ini,
dikemukakan sistematika penulisan, sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab I menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian,
rumusan masalah dalam penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
10
Bab II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka yang digunakan untuk
mendukung penelitian ini dalam memecahkan permasalahan yang ada,
menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan pada
skripsi ini. Bab ini juga menguraikan tentang pembahasan penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini serta rumusan hipotesis.
Bab III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, obyek
penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan
sumber data, metode penentuan populasi dan sampel, metode
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian berupa
pengujian statistik yang disertai dengan interpretasi dari hasil penelitian
yang diperoleh dengan menggunakan teknik moderated regression
analysis (MRA).
Bab V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab V menguraikan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya.
11
Download