13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Salah Satu Kegiatan Pemasaran Pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran. Bagi sebagian orang, kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran, penentu harga atau perencanaan produk.15 Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American Marketing Association) mendefinisikan pemasaran sebagai : The Process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and services to create exchange that satisfy individual and organizational objectives. 16 (Proses Perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi) Pemasaran bukan hanya penjualan dan periklanan, tetapi juga untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Apabila pemasar mengerti kebutuhan konsumen, maka menjual produk akan lebih mudah. Selain itu, pemasaran merupakan keseluruhan bisnis yang dilihat dari hasil akhirnya, yaitu dari sudut pelanggan. Oleh karena itu, keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh perusahaan 15 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Penerbit Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2007, hal. 2 16 AMA Board Approves New Marketing Definition,”Marketing News, 1 Maret 1985, hal 1 dalam George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perpectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York 2001. Hal 8 dalam Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Penerbit Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2007, hal 3 14 melainkan pelanggan. Dalam dunia persaingan yang ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan dan berkembang. Perusahaan dituntut untuk mengetahui masalah yang akan dihadapai serta isu apa saja yang akan menjadi suatu topik hangat dibenak masyarakat agar mencapai tujuan perusahaan. Menurut Philip Kotler (1992), Marketing is a social and managerial process by which individuals and groups obtain what thet need and what through creating, offering, and exchanging products of value of with other : Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. 17 Kegiatan pemasaran membutuhkan sebuah proses yang disebut dengan Marketing Mix (bauran pemasaran) Marketing Mix atau yang biasa disebut dengan 4P, yaitu : Product (Produk), Price (Harga), Place (Distribusi), dan Promotion (Promosi). Promotion atau Promosi adalah cara perusahaan mengkomunikasikan produk yang dijualnya kepada konsumen atau calon pembeli. Dalam mempromosikan suatu barang atau jasa terdapat beberapa strategi promosi yang disebut dengan Promotion Mix (bauran pemasaran) yang salah satunya adalah Periklanan. Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor”(Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang 17 Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen : Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen, Jakarta, 2013, hal 194 15 diketahui).18 Periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, penyampaian, dan umpan balik dari pesan komunikasi pemasaran. “Advertising is paid persuasive communication that uses nonpersonal mass media- as well as other forms of interactive communication- to reach broad audiences to connect an identified sponsor with a target audience. Advertising is simple. It’s about creating a message and sending it to someone, hoping they will react in a certain way.”19(Iklan merupakan suatu komunikasi persuasive nonpersonal yang menggunakan media massa serta bentuk lain dari interaktif komunikasi untuk menjangkau audiensi yang luas sebagai penghubung sponsor (perusahaan) dengan target pemirsa interaktif. Iklan itu mudah. Hal itu tentang membuat pesan dan mengirimnya kepada seseorang, berharap mereka akan memberikan reaksi dengan cara tertentu) “Advertising must be effective, that touch people’s emotions, stick in their minds, and move them to action.20(Iklan harus efektif, dapat menyentuh emosi seseorang, melekat dalam ingatan mereka, dan membuat mereka melakukan suatu tindakan). Advertising works if people pay attention to it, become aware of the brand, and remember both the brand and the advertising.21(Iklan sudah bekerja jika khalayak memberikan perhatian kepada iklan tersebut, menjadi sadar akan mereknya, dan mengingat keduanya baik mereknya maupun iklannya) 18 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion, hlm. 14 dalam buku Morissan M.A, ibid, hlm. 17 19 William Wells, Sandra Moriarty, John Burnett, May Lwin, Advertising : Principles and Effective IMC Practice, Prentice Hall, Singapore, 2007, hlm. 5 20 William Wells, Sandra Moriarty, John Burnett, May Lwin, ibid, hlm. 4 21 William Wells, Sandra Moriarty, John Burnett, May Lwin, ibid, hlm XX 16 Dalam pembuatan sebuah iklan ada empat element dasar dalam periklanan yaitu strategi, ide kreatif, eksekusi iklan, dan media harus berjalan bersama untuk sebuah iklan yang benar-benar efektif. Perencanaan media yang disebut dengan imaginative problem solving: Upaya penelitian harus kreatif, dan pembelian dan penempatan iklan di media memerlukan pemikiran kreatif. Pengiklan yang baik mengetahui bagaimana cara menyampaikannya dan dimana menyampaikannya sama pentingnya dengan apa yang disampaikan. Apa yang disampaikan dan dimana disampaikan berasal dari strategi, sedangkan bagaimana disampaikannya itu berasal dari kreatifitas dan eksekusi. Strategi, ide kreatif, eksekusi kreatif, dan media yang digunakan berkaitan dengan keefektifitasan sebuah iklan.22 Dapat disimpulkan bahwa kreatif iklan dan media yang digunakan dapat menunjang efektifitas sebuah iklan. 2.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.Dalam decade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting.’Bahkan diklaim bahwa “pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran.Keduanya tak terpisahkan.23 Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsure pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pikiran dan pemahaman disampaaikan antar individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilainilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.Tentu saja, pemasaran 22 23 William Wells, Sandra Moriarty, John Burnett, May Lwin, ibid, hlm.6 Terence A. Shimp. (2003). Periklanan Promosi Jakarta : PT Erlangga,.Hal 4 17 lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi.Jika digabungkan, Komunikasi Pemasaran adalah mempresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran merek, yang memfasislitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti ysng disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.24 Proses pemasaran dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Identifikasi proses dari pasar sasaran (konsumen) 2. Analisis kebutuhan dan identifikasi pasar sasaran. 3. Riset potensial dari pasar sasaran atas penjualan dan kemampuan daya beli serta kekuatan dari produk dan layanan yang dimiliki. 4. Menciptakan atau menentukanproduk dan layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar sasaran. 5. Distribusi, harga, dan promosi produk dan layanan pada konsumen. 6. Memeriksa kembali apakah tercapai kepuasan pelanggan setelah penjualan atau belum. 7. Melakukan inovasi produk setiap saat yang memiliki hubungan produk utama. 8. Berpromosi setiap saat, disetiap tempat dan pada setiap orang.25 24 Ibid. Kennedy, John E. Dan R. Dermawan S (2006) Marketing Communication :Taktik dan Strategi. Jakarta .:PT BIP Kelompok Granedia, Hal.15 25 18 2.2.1 Bauran Pemasaran Lamb, Hair, dan Mc.Daniel (2006) menjelaskan bahwa bauran pemsaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. Bauran pemasaran pada dasarnya terdiri atas empat bidang strategi pemasaran, yaitu : a) Keputusan pemasaran akan mengubah ide dasar dari barang/jasa yang dibutuhkan. b) Keputusan promosi mengkomunikasikan informasi yang berguna pada pasar tujuan. c) Keputusan distribusi mengenai pengiriman produk kepada konsumen. d) Keputusan harga menyatakan nilai tukar yang dapat diterima barang/jasa.26 Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaraannya dalam pasar sasarannya.Dari definisi tersebut disimpulkan bahwa produk, harga, distribusi, promosi yang saling berhubungan dimana masing-masing elemen didalamnya saling mempengaruhi.Kegiatan-kegiatan ini perlu dikontribusikan secara efektif dan efisiensehingga perusahaan atau organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang baik saja, tetatpi juga harus mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari bauran pemasaran tersebut untuk melakukan program pemasaran.27Dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan strategi, para manajer bergantung pada empat komponen dasar, yaitu : 26 Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,.Hal 21 27 Ibid. Hal 22 19 a. Produk : suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk kebtuhuan konsumen. b. Harga : memilih harga yang paling sesuai untuk menjualnya, kadangkadang merupakan suatu tindakan penyeimbang. c. Promosi (promotion) : adalah suatu unsure yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan, hak dengan iklan, penjualan pribadin promosi penjualan maupun dengan publisitas. d. Distribusi : menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya 2.2.2 Analisis SWOT Dalam menentukan strategi promosi yang efektif, maka sebaiknya kita melakukan analisis situasi pasar dengan menggunakan Analisis SWOT untuk mengetahui segala kekuatan dan kelemahan yang ada di perushaan dan juga untuk mengetahui peluang dan ancaman yang berada di lingkungan luar perusahaan. SWOT merupakan singkatan dari Strenght, Weakness, Opportunities, dan Threats. Analisis SWOT adalah evaluasi mengenai kekuatan, kelemahan semua indicator internal atau indicator yang dapat dikendalikan perusahaan.Sedangkan analisis peluang dan ancaman adalah analisis semua indicator eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan faktor yang sangat penting dalam analisis SWOT bila ingin membuat perencanaan karena hanya pada kedua faktor inilah perusahaan dapat memegang kendali.Kekuatan merupakan keunggulan bersaing sehingga harus diperthankan 20 dan diperkuat.Sedangkan kelemahan merupakan suatu kerugian dalam persaingan sehingga kelemahan harus diminimalkan.28 2.2.3 Segmentasi, Targeting, dan Positioning Agar suatu perusahaan dapat menjalankan strategi promosinya dengan efektif dan tepat sasaran, maka diperlukan beberapa proses yaitu Segmenntasi, Targeting dan Positioning. 1. Segmentasi Menurut (Etzel, Walker, dan Stanton) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai proses membagi pasar keseluruhan untuk suatu produk kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil, dimana para anggota masing-masing kelompok mempunyai kesamaan persepsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Setiap kelompok yang homogen tersebut dinamakan segmen pasar29. Adapun segmentasi membagi konsumen dalam beberapa segmen sebagai berikut : 1. Geografis : Wilayah, Ibu Kota, Daerah berkembang 2. Demografis a. Usia b. Jenis Kelamin ( Laki-laki, perempuan ) c. Status perkawinan (belum menikah, menikah) d. Pendapatan e. Pendidikan 28 Kennedy, John E. Dan R. Dermawan S (2006) Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta ; PT BIP Kelompok Gramedia, Hal. 15 29 Kasali, Rhenald. (Januari 1998). Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, Positioning. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, Hal 170 21 f. Pekerjaan g. Agama 3. Psikografis a. Kebutuhan ( tempat tinggal, keamanan, pengetahuan, dan sebagainya) b. Kepribadian (terbuka, tertutup, agresif, dan kompleks) c. Persepsi (resiko rendah, moderat, resiko tinggi ) d. Pembelajaran ( daya belajar rendah dan tinggi ) e. Sikap ( negative dan positive) f. Gaya Hidup ( konservatif, tradisional, pencari status, dsb)30. 2. Targeting Targeting adalah upaya untuk menggarap pasar sasaran (target market) dalam bentuk , pengkuran besar pasar dan potensi pasar dari segmen pasar yang telah dipilih. Serta menyiapkan produk portfolio untuk melayani / menggarap bagian yang dipilih. 3. Positioning Pembentukan persepsi atas merek melalui pembberian nama tertentu. Pembentukan persepsi dilakukan melalui upaya komunikasi yang intensif. Positioning yang terbentuk dalam pikiran konsumenakan menjadi 30 Kennedy, John E. Dan R. Dermawan S. (2006). Marketing Communication :Taktik dan Strategi. Jakarta .:PT BIP Kelompok Granedia, hal 72 22 pertimbangan ketika akan membeli. Positioning sangat berguna untuk memenangkan persaingan dengan competitor. 2.3 Elemen Bauran Promosi Menurut Kotler, Bauran promosi menggambarkan cara-cara kreatif yang memperngaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa. Faktorfaktor yang menyusun bauran promosi adalah : Jenis dasar produk, Strategi promosi yang digunakan perusahaan, Tahap kesiapan pembeli, Tahap siklus hidup produk, dan Peringkat pasar perusahaan31. Bauran promosi sebagai media komunikasi pemasaran memiliki 6 kegiatan utama , yaitu periklanan ( advertising ), personal selling, sales promotion, publisitas dan hubungan masyarakat, pemasaran langsung ( direct marketing), dan interaktif media. 1. Periklanan, merupakan segala bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang atau jasayang dilakukan oleh perusahaan sponsor. Iklan digunakan oleh perusahaan guna menginformasikan , menarik, dan mempengaruhi orang. Periklanan juga merupakan penyajian informasi non personal mengenai merek, , produk, perusahaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya.Iklan ditujukan untuk memperngaruhi afeksi dan kognisi konsumen.Dalam praktiknya, iklan telah dianggap sebagai manajemen citra (image management), menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam 31 benak konsumen. Walaupun pertama-tama Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran Jilid Satu. Prenhallindo, hal : 43 iklan akan 23 memperngaruhi perilaku pembelian konsumen. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media (TV, radio, cetakan majalah, surat kabar, papan billboard, papan tanda, dan macam-macam media32. 2. Publisitas, merupakan sejumlah informasi mengenai orang, barang atau organisasi yang disusun dalam ruang editorial suatu media tanpa dipungut biaya untuk dibaca, dilihat, atau didengar oleh konsumen atau calon konsumen dengan maksud khusus untuk mencapai tujuan penjualan. Publisitas dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa perusahaan. Publisitas berfungsi sebagai mediator antara perusahaan dan masyarakat luas. Publisitas adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran. Misalnya penjabaran produk atau merek baru, perbandingan merek dijurnal dagang, surat kabar, majalah, berita, diskusi di radio dan talk show di TV semuanya menyajikan berbagai informasi produk bagi para konsumen. Kadangkala publisitas lebih dapat efektif dari iklan karena konsumen dapat dikatakan telah siap untuk menerima pesan yang disampaikan.Disamping itu, komunikasi publisitas dapat dianggap lebih beribawa karena tidak disajikan oleh organisasi pemasaran33. Dalam dunia usaha saat ini, peran publicity semakin penting karena dapat menjangkau opini public yang dapat men-support produk dan layanan serta membentuk sebuah perceive quality ( kualitas yang dipersepsikan) dalam benak konsumen. Publicity berkaitan dengan usaha perusahaan dan 32 Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,.Hal 178 33 Kennedy, John E. Dan R. Dermawan S (2006) Marketing Communication :Taktik dan Strategi. Jakarta .:PT BIP Kelompok Granedia, Hal.35 24 menumbuhkan dan menciptakan citra, baik itu citra perusahaan (corporate image) maupun brand atau citra merek. Publicity biasanya digunakan untuk mempromosikan produk special, membangkitkan kepercayaan terhadap produk, dan memperkuat nilai produk pada konsumen khusus. Publiciy merupakan pengembangan dari konsep berita yaitu 5 W + 1 H (Who, What, When, Where, Why, dan How) hanya dalam pengemasannya saja yang berbeda. Jika dalam penulisan berita 5W dijabarkan secara singkat, maka dalam publicity cenderung disajikan lebih kompleks dan detail34. 3. Penjualan perorangan ( Personal Selling ), adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual atau wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Menurut Kotler, personal selling memiliki tiga manfaat, yaitu : a. Personal Confrontation, penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih , dimana setiap pihak dapat melihat dari dekat kebutuhan dan karakteristik pihak lain dan dapat melakukan penyesuaian. b. Cultivation ( keakraban ), memunglinkan perkembangan dari segala macam hubungan yang bermula dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan. c. Response ( tanggapan ), menciptakan suasana untuk membuat pembeli berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga35. 34 35 Ibid. Hal.21 Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran Jilid Satu. Prenhallindo, hal : 83 25 4. Promosi Penjualan ( Sales Promotion ), adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.Banyaknya jenis promosi penjualantermasuk didalamnya penurunan harga temporer melalui kupon, rabat, penjualan multi kardus, kontes, dan undian, perangko dagang, dan eksibisi36. Promosi penjualan juga didefinisikan sebagai arahan langsung dimana terjadinya peralihan nilai terhadap produk pada kekuatan penjualan, didistribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan secara langsung. Promosi penjualan terbagi menjadi dua, yaitu promosi berorientasi-konsumen (consumer-oriented promotion) dan promosi berorientasi dagang (trade-oriented promotion). Tujuan promosi berorientasi konsumen adalah mengajak konsumen untuk mencoba produk yang belum pernah kenal atau gunakan. Beberapa cara yang dilakukan dalam program promosi penjualan ini adalah sebagai berikut : 1. Obtaining, trail, and repurchase. Agar konsumen mau mencoba prosuk, penggunaan kupon dan sampel dapat membantu meningkatkan daya tarik mereka. Sejumlah bank menggunakan undian berhadiah langsung dengan tujuan untuk memperoleh nasabah sebanyak-banyaknya. Nasabah yang tertarik akan mengikuti cara yang berlaku di bank itu, sehingga nasabah dapat melihat perbandingan fasilitas produk dan layanan bank itu dengan bank lainnya. 36 Rangkuti, Freddy. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,.Hal 178 26 2. Increasing consumting of established brand. Persaingan memaksa perusahaan untuk lebih menonjol dari pesaing. Konsumen akan tertarik membeli atau menggunakan jasa karena mereka dikenalkan dengan suatu cara baru dalam mengonsumsi produk itu. 3. Depend current costumer. Dimaksudkan sebagai upaya mempertahankan jumlah pembelian karena tingginya persaingan, agar konsumen tidak beralih pada produk dan layanan lainnya. 4. Targeting a specific market. Promosi penjualan dianggap berhasil menjangkau pasar sasaran yang spesifik dengan menwarkan produk mereka melalui penggunaan kupon pembelian, sampel, dan cara lainnya pada suatu lingkup atau area yang didasarkan pada pemilihan sasaran pasar : 1. Aspek geografis 2. Aspek demografis 3. Aspek psikografis 4. Aspek etnikgrafis 5. Pemasaran Langsung ( Direct Marketing ), Direct marketing atau pemasaran langsung adalah interaksi dengan calon pembeli menggunakan alat komunkasi seperti surat, telepon, faksimil, email, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Bentuk-bentuk pemasaran langsung (Direct Selling) yang begitu banyak tersebut-surat langsung, telemarketing, pemasaran internet dan 27 sebagainya sama-sama memiliki empat karakteristik khusus. Pemasaran langsung bersifat: 1. Tidak umum. Pesan tersebut biasanya ditujukan pada orang tertentu 2. Disesuaikan dengan orangnya. Pesan tersebut dapat dipersiapkan untuk menarik bagi orang yang dituju. 3. Mutakhir. Pesan tersebut dapat dipersiapkan dengan sangat cepat. 4. Interaktif. Pesan tersebut dapat diubah bergantung tanggapan orang tersebut37. 6. Interactive Marketing Media interktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat memodifikasi dan berpartisipasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Tidak seperti bentuk tradisional komunikasi pemasaran seperti iklan yang komunikasinya bersifat satu arah, media interaktif memungkinkan pengguna melakukan berbagai fungsi seperti menerima dan mengubah informasi dan gambar, mengajukan pertanyaan, dan tentu saja melakukan pembelian. Internet saat ini sudah menjadi iklan yang menarik. Banyak praktisi pemasaran mengiklankan produk mereka baik di website sendiri maupun milik perusahaan lain. Internet merupakan media yang bahkan dapat 37 Kotler, P. Manajemen Pemasaran edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia, 2005 hal 267 28 digunakan untuk melaksanakan seluruh elemen bauran promosi. Selain digunakan untuk beriklan, internet juga dapat digunakan untuk melakukan kegiatan promosi bentuk lainnya, seperti penjualan dengan kupon, kontes, dan undian secara online. Selain berfungsi sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrument komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri. Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Dewasa ini banyak perusahaan yang mengakui keuntungan berkomunikasi melalui internet dan menyediakan anggaran khusus untuk mengembangkan website mereka agar dapat menjadi bagian dari program komunikasi pemasaran terpadu mereka. Namun demikian, iklan di media massa lain tetap memiliki peran penting sebagai cara untuk mengajak konsumen mengunjungi website perusahaan bersangkutan. 2.4 Mempertahankan Loyalitas Pelanggan Loyalitas pelanggan menjadi hal yang lebih diandalkan untuk melihat keberhasilan sebuah perusahaan. Menurut penulis loyalitas berbeda dengan kepuasan yang merupakan sikap, loyalitas berbeda dengan kepuasan yang merupakan sikap, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan tingkah laku membeli. Keloyalitasan pelanggan bukan hanya sekedar untuk diraih melainkan harus dipertahankan. Menurut Sofyan Assauri loyalitas pelanggan adalah ‘pelanggan yang memiliki kecondongan untuk memilih nilai organisasi yang ditawarkan di atas 29 alternatif tawaran organisasi pesaing’.38 Dari penjabaran di atas penulis memahami bahwa loyalitas pelanggan adalah sebuah kesetiaan dari pelanggan yang didalamnya telah terbangun kecenderungan untuk memilih suatu perusahaan yang ditawarkan meskipun banyak perusahaan sejenis yang menjadi pesaing yang menawarkan produk yang sama. Terciptanya pelanggan-pelanggan yang loyal terhadap suatu perusahaan diawali dengan adanya kepuasan pelanggan. Kemudian loyalitas pelanggan terbentuk diawali dari adanya rasa kepuasan pelanggan. Jika pelanggan telah merasa terpuaskan maka peluang akan semakin besar untuk membeli kembali bahkan terus menerus. James Denver (1996) mendefinisikan loyalitas merupakan tindakan atau perasaan setia terhadap individu atau kelompok yang berupa tanda-tanda, kewajibannya atau sebab yang dimiripkan atau disamakan (identifikasi personal mengikuti objek yang dibicarakan.39 Penulis memahami bahwa simbol, kewajiban atau sebab yang muncul dari perubahan dari perasaan cinta, tetapi juga mencangkup penyamaan dengan objek yang dibicarakan. Sebagai contoh ketika seseorang sangat menyukai suatu produk sport ‘Nike’, maka jika seseorang tersebut mengatakan bahwa dia sangat setia dengan merek tersebut maka dibuktikan kesetiaannya dengan menggunakan semua barang dengan merek ‘Nike’ tersebut. Ini juga bisa disebut sebagai identifikasi personal, mengidentifikasikan diri dengan sesuatu yang kita anggap kita akan loyal atau setia terhadapnya. Selanjutnya Jill Griffin (2002) membagi karateristik pelanggan yang loyal menjadi empat bagian diantaranya melakukan pembelian berulang secara teratur 38 39 Prof Dr. Sofjan Assauri, MBA. Strategic Marketing, H. 12 James Denver, Kampus Psikologi. (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1996), h. 264 30 teratur, lalu membeli di luar lini produk atau jasa perusahaan. Kemudian merefrensikan kepada orang lain untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan dan menunjukan kekebalan dari daya tarik produk atau jasa sejenis pesaing.40 Selain itu, Kotler (2005) juga mengemukakan karateristik pelanggan yang loyal, yaitu pelanggan akan tetap setia dalam waktu yang lebih lama, kemudian pelanggan akan membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk dan memperbaharui produk-produk yang sudah ada, selain itu pelanggan juga membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan produknya, lalu lalu biyasanya pelanggan kurang peka terhadap harga, selanjutnya pelanggan juga bisa menawarkan gagasan atau ide tentang jasa atau produk kepada perusahaan, lalu biasanya pelanggan yang setia membutuhkan biaya pelayanan yang lebih kecil dibandingkan biaya pelayanan pelanggan baru karena transaksi rutin.41 Jadi dari dua karateristik palanggan yang loyal yang dikemukakan Graffin dan Kotler, penulis memahami bahwa karateristik pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pembelian ulang secara rutin 2. Melakukan pembelian di luar lini produk jasa perusahaan. 3. Merefrensikan produk perusahaan kepada orang lain. 4. Menunjukan kekebalan terhadap tawaran pesaing perusahaan. 5. Setia dalam waktu yang lama. 6. Membeli lebih banyak terhadap produk baru atau produk yang ada yang sedang di perbaharui. 40 Jill Griffin. Customer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan; (Jakarta: Erlangga, 2002), h.31 41 Philipp Kotler dan Kevin Kane Keller, Manajemen Pemasaran, edisi bahasa Indonesia)Jakarta: Indeks, 2005), h.84 31 7. Memberi sedikit perhatian terhadap merek pesaing. 8. Kurang peka terhadap harga. 9. Menawarkan ide tentang produk jasa terhadap perusahaan. 10. Membutuhkan biaya yang sedikit dalam pelayanan. Untuk dapat mempertahankan loyalitas pelanggan yang dapat mempengaruhi loyalitas pelangga, seperti yang diungkapkan oleh Freddy Rangkuti (2002), sebagai berikut: ‘merumuskan suatu strategi pelayanan, mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan, menetapkan suatu standar kualitas secara jelas, menerapkan sistem pelayanan yang efektif, dan survey tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan’.42, merumuskan suatu strategi pelayanan ini pada dasarnya dilakukan dengan merumuskan apa bidang perusahaan., kemudian siapa pelanggan perusahaan dan apa yang dinilai bagi perusahaan. Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan ini berguna untuk membantu pelanggan, agar tidak salah memprediksikan macam dan tingkat layanan yang akan diperoleh dari perusahaan. Selanjutnya menentakapkan suatu standar kualitas secara jelas, sebab hal ini tidak mudah namun tetap perlu di usahakan agar setiap pelanggan mengetahui kualitas yang akan dicapai. Menerapkan sistem pelayanan yang efektif, di sini dimaksudkan dalam menghadapi pelanggan tidak cukup hanya dengan senyuman dan keramahan, tetapi lebih dari itu yaitu suatu sistem dan produser yang tepat untuk dapat memenuhi kebutuhan, pelanggan secara tepat. Survey tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan, karen, kualitas pelayanan menjadi hal yang 42 Freddy Rangkuti, Measuri CustomerSatisfaction. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.20 32 penting diperhatikan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan dan ketidakpuasan terjadi.43 Selanjutnya factor lain yang juga mempengaruhi loyalitas pelanggan dikatakan oleh Handi Irawan (2002), yaitu: pertama adalah kualitas produk, pelanggan akan merasa terpuaskan apabila setelah membeli dan menggunakan kualitas produknya baik. Yang kedua adalah harga, untuk pelanggan yang sensitive biasanya harga murah menjadi sumber kepuasan yang penting. Kemudian adanya service quality atau kualitas pelayanan, kualitas pelayanan disini sangat berpengaruh pada sistem teknologi dan individu karyawannya, maka sulit sekali kualitas pelayanan dapat ditiru pihak lain. Kemudian factor emosi, pelanggan akan merasa terpuaskan dari pengaruh brand image yang baik. Dan yang terakhir adalah kemudahaan, yang dimaksudkan di sini pelanggan dibuat mudah dalam mendapatkan produk dan pelayanan.44 Menciptakan hubungan yang erat dan kuat dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar dalam mempertahankan loyalitas pelanggan, maka dikutip dari Kotler (2008), dia mengemukakan empat jenis kegiatan pemasaran yang penting untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, diantaranya dengan. Kemudian membuat program kesetiaan (loyalty program), didalam program kesetiaan ini dibagi menjadi dua bagian (program frekuensi yaitu pemberian penghargaan kepada pelanggan yang sering menggunakan produk/jasa perusahaan dan program pemasaran klub yaitu upaya perusahaan dalam memperomosikan perusahaan melalui media-media). Selanjutnya adalah memprsonalisasikan pemasaran, 43 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satification. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.20 44 Handi Irawan, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. (Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2002), h.37-39 33 kegiatan ini dimaksudkan pendekatan yang dalam yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap pelanggan menciptakan ikatan yang kuat. Dan yang terakhir adalah dengan menciptakan ikatan institusional dengan upaya perusahaan dalam mengayomi dan mendapatkan pelanggan melalui alat khusus atau hubungan computer yang dapat membantu pelanggan dalam pemesanan dan melihat persediaan produk atau jasa.45 Rusahaan peduli terhadapnya. Merujuk pada kegiatan pemasaran dalam mempertahankan loyalitas elanggan yang dikemukakan Jill Griffin (2002) pada paragraph sebelumnya, kegiatan yang pertama adalah melakukan pendekatan dari melalui interaksi dan mendengarkan pelanggan. Mendengarkan pelanggan tidak hanya yang memberi pujian saja, tetapi juga mendengarkan pelanggan tidak hanya memberi pujian saja, tetapi juga mendengarkan komplain atau pengaduan dari pelanggan yang biasa disebut handing complaint bagi yang merasa tidak senang agar kembali lagi ke perusahaan dan tidak berpaling. Tjiptono (2005) juga berpendapat mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan layanan pelanggan, yaitu dengan berempati terhadap pelanggan yang marah, kemudian kecepatan dalam penanganan keluhan.46 Penulis memahami dalam menhadapi pelanggan yang emosi atau marah, perusahaan perlu untuk bersikap empati, karena bila tidak suasana akan semakin panas dan rumit. Untuk itu diperlukan waktu untuk diperlukan segala keluh kesah pelanggan, dengan begitu masalah akan secara jelas dan solusi akan bersama akan segera dikemukakan. Selanjutnya kecepatan dalam menanganan jadi hal penting ketika komplain didapat, sebab apabila perusahaan cepat untuk menanggapinya maka 45 Philip Kottler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, edisi bahasa Indonesia. (Jakarta: PT. Indeks, 2008). Edisi ke 12, jilid 2, h. 153. 46 Tjiptono, Prinsip-prinsip Total Quality Service. (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 138-139 34 kecil kemungkinan pelanggan tidak merasa puas. Berbeda hal ketika keterlambatan dalam penangananya maka pelanggan akan kecewa dan merasa tidak diproritaskan. Maka dari itu penting menangani komplain pelanggan dengan kesabaran ekstra agar tidak ada emosi di dalamnya. Dibutuhkan pihak perusahaan yang memiliki psikis yang tenang pembawaanya agar masalah dapat ditangani dengan baik. Sebagai contoh kasus, ada pelanggan dari sebuah perusahaan perumahan imperial park membuat acara loncing yang sedang menghandle loncing pelangganya. Loncing tersebut sudah mendekati hari H namun pihak PT. Khatulistiwa belum menyelesaikan pemasangan iklan luar ruang yang di inginkan perumahan imperial park, maka perumahan imperial memiliki kecewa terhadap apa yang di lakukan karyawan PT. Khatulistiwa dalam pemasangan iklannya, dan pada saat inilah dibutuhkan karyawan yang dipercaya memiliki tingkat yang tinggi namun tegas untuk bisa menjelaskan kepada peserta agar peserta mengerti dan tidak kecewa. 2.5 Media Luar Ruang (Outdoor) Iklan media luar ruang ini mempunyai kualitas khusus yang berbeda dengan iklan-iklan lainnya. Iklan outdoor menjangkau semua lapisan masyarakat dan penontonnya tidak terbagi-bagi seperti masyarakat media lain. Efektifitasnya sangat tinggi khususnya dalam menjangkau kalangan muda dan usia dewasa yang berdaya beli tinggi. Sekarang iklan media luar ruang ini mempunyai fungsi utama yaitu sebagai iklan untuk mengingatkan, seperti yang dilakukan oleh berbagai perusahaan saat ini. Iklan ini cenderung juga disebut iklan alternatif, sehingga fungsinya lebih sebagai media pendukung atau pengulang dari kampanye iklan dari media utama (media massa). Kebanyakan media outdoor ini berwarna dan 35 dihiasi lampu kerlip-kerlip yang sengaja dipasang dengan maksud sebagai perlengkapan iklan yang permanen. Dalam jangka waktunya yang cukup panjang dan dalam posisinya yang mencolok akan memberikan nilai plus untuk pengulangan dan memastikan ingatan akan iklan tersebut.47 Pada umumnya Iklan Media Luar Ruang yang ditata baik dapat memberikan keuntungan ganda bagi pemda setempat yaitu dapat mempercantik tata kota dan sebagai sumber pendapatan bagi pemerintah daerah. Dengan demikian pemasangan iklan-iklan tersebut haruslah mempunyai ijin dari beberapa dinas-dinas pemerintahan kota atau daerah setempat. Menurut Sugeng Supriyanto (2010:87)48, dinas-dinas pemerintahan tersebut, antara lain sebagai berikut : 1. Dinas Tata Kota 2. Dinas Pengawasan dan Pembangunan Kota 3. Dinas Pertamanan 4. Dinas Pekerjaan Umum 5. Dinas Kebersihan 6. Dinas Pendapatan Daerah 7. Biro Ketertiban Umum Didalam bukunya, Sugeng Supriyanto (2010:87) mengatakan bahwa dengan mendapatkan ijin dari berbagai dinas pemerintahan tersebut maka barulah iklaniklan media luar itu dapat dipasang sesuai dengan tempat-tempat yang disepakati oleh pihak yang bersangkutan sehingga iklan tersebut tidak melanggar undangundang yang berlaku, sedangkan iklan-iklan yang tidak memenuhi persyaratan 47 Supriyanto, Sugeng. 2010. Meraih Untung dari Spanduk hingga Billboard. Yogyakarta: Pustaka Grhatama. Hlm. 25 48 Ibid, hlm. 87 36 atau ijin dari dinas pemerintahan itu maka akan ditindak atau ditertibkan secara tegas karena dianggap melanggar peraturan. 2.6 Personal Selling Di dalam melakukan personal selling hendaknya ada suatu yang wajar, dalam arti para pelaku personal selling benar – benar menguasai produk yang ditawarkan, dan selain itu juga hindarkan percakapan yang bertele – tele sehingga tidak menimbulkan kejenuhan atau kebosanan bagi para calon konsumen yang mendengarkan.49 Personal selling atau penjualan tatap muka adalah satu – satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Artinya, penjualan tatap muka merupakan aktfitas komunikasi antara produsen yang diawali oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face-toface)50 Menurut Kotler dan Amstrong mengatakan bahwa Personal selling adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.51 Sedangkan menurut William G. Nickels, personal selling adalah interaksi seorang antar individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, 49 Arif Isnaini. Model dan Strategi Pemasaran. NTP Press. Mataram. 2005 hal 47. Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya. 2002 hal 311. 51 Kotler dan Amstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 2. Alih Bahasa oleh Damos Sihombing Erlangga. Jakarta 2001 hal 112. 50 37 memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. 52 Tjiptono juga berpendapat bahwa personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Karena itu system kerjanya lebih fleksibel bila dibandingkan media lain.53 Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa personal selling adalah promosi penjualan yang dilakukan dengan dua arah dan dinilai lebih efektif dalam memasarkan produk atau jasa, karena tujuan akhir dalam suatu promosi adalah melakukan penjualan. Selain itu personal selling merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diawakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face to face). Oleh karena itu berhadapan langsung dengan konsumen potensial, personal selling mempunyai kelebihan dengan alat promosi lainnya. 52 53 Swasta, Basu dan Irawan. Azaz-azaz Marketing. Edisi ketiga. Liberty. Yogyakarta. 1999 hal 260 Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran. CV. Andi Offset. Yogyakarta. 2008 hal 224