analisis pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap

advertisement
ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN
STUDI KASUS : 5 NEGARA ASEAN
PERIODE 2006-2011
FINESYA MAULI MARGAKATRA
107084003522
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama
:
Finesya Mauli Margakatra
Tempat, Tanggal Lahir :
Jakarta, 26 Juli 1988
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat
:
Jl. Unta Raya No. 2B Rt/Rw.003/006 Pondok Ranji,
Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412
Agama
:
Islam
No Telp/HP
:
021-73690624 / 081288880726
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN
TK Islam Al-Azhar Pusat (1993-1994)
SD Islam Al-Azhar Pusat (1994-2000)
SMP Islam Al-Azhar Pusat (2000-2003)
SMA Negeri 47 Jakarta (2003-2006)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2014)
i
ABSTRACT
ASEAN or Association of South East Asian Nation Economic are an organization
of countries in South East Asian that consisting of ten countries, Indonesia,
Malaysia, Singapore, Philipines, Thailand, Cambodia, Laos, Brunei Darussalam,
Vietnam and Myanmar that formed to work togheter in one frame to build the
economy of each country. In economics ASEAN this day was increasing very
rapidly, the impact of macroeconomic forces on five ASEAN composites index
stock market movement including Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapore and
Philippines will be analyzed the effect in this research .
Two macroeconomic variables that influences are exchanges rate and inflation
rate will explain the variation of the composites index stock market movement.
Applying pooled least squares regressions and using panel data including five
cross-section data from January 2006 to December 2011, the results show the
significant impact of exchanges rate and inflation rate, both partial and simultan
to the stock market movement and two independent variables only can explain the
relation 86%. This research only covers two selected macroeconomic variables.
Therefore, for further research should examine other potential macroeconomics
variable.
Keywords: Exchange Rate, Inflation Rate, Composite Index, Panel Least Square,
Panel Data.
ii
ABSTRAK
ASEAN atau Association of South East Asian Nation adalah organisasi negaranegara di Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam,
Vietnam dan Myanmar yang dibentuk untuk saling bekerjasama dalam
membangun perekonomian masing-masing negara. Perkembangan perekonomian
di ASEAN mengalami kemajuan yang sangat pesat, efek dari variabel makro lima
negara ASEAN terhadap fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan di negara
Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura dan Filipina yang akan dianalisa dalam
penelitian ini.
Dua variabel makro ekonomi yang berpengaruh yaitu nilai tukar (kurs) dan
tingkat inflasi yang akan diteliti pengaruhnya terhadap IHSG di lima negara
ASEAN. Menggunakan analisis regresi data panel yang terdiri dari lima cross
sections dari data times series bulan Januari 2006 sanpai dengan bulan desember
2011, hasil menunjukkan bahwa Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) baik secara parsial
maupun bersama-sama menunjukkan hubungan secara signifikan namun tidak
berpengaruh terhadap IHSG dan hanya mampu menjelaskan sebesar 86%.
Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel makro ekonomi, untuk penelitian
selanjutnya diharapkan menambahkan variabel makro ekonomi lainnya yang
dianggap potensial.
Kata kunci: Nilai Tukar (Kurs), Tingkat Inflasi, Indeks Harga Saham Gabungan,
Panel Least Square, Data Panel.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan anugerah dan nikmatnya pada diri ini sehingga dalam menjalani
aktivitas dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan dan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dan dengan kekuatan doa yang selama ini saya panjatkan, akhirnya skripsi ini
diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyusunnya. Tak lupa Shalawat
teriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan pengikutnya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini bukan merupakan satu
hasil dari usaha segelintir orang, karena manusia adalah makhluk sosial dimana
keberhasilan manusia tidak pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu
dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang
telah memberikan masukan yang berarti dalam proses penelitian dan penyusunan
skripsi ini. Untuk itu ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan
kepada:
1.
Yang paling istimewa untuk ibunda tercinta Efi Rahmi, yang selalu
menyayangi, merawat dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang
dalam siang dan malam, yang doa-doanya tidak pernah putus, selalu
mengiri langkah saya untuk meraih cita-cita yang saya impikan.
2.
Untuk adik-adik saya yang ku sayangi Fauzi Tri Margakatra dan Fika
Chesa Margakatra. Terima kasih atas dorongan spirit dan materil
serta doa-doa yang dipanjatkan yang selama ini telah saya rasakan,
semoga kalian menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan
sukses. Amin.
iv
3.
Bapak Prof. Arif Mufraini, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc selaku kepala Jurusan Ilmu
Ekonomi Dan Studi Pembangunan, dan Bapak Zaenal Muttaqin, SE.,
selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan
yang telah memberikan dukungan dan kesempatan yang sangat besar
kepada saya dalam membantu dalam penyelesaikan studi di
Universitas Islam Negeri Jakarta.
5.
Bapak
Dr. Lukman, M.Si selaku pembimbing I, yang telah
memberikan
dukungan
dan
bimbingan
kepada
saya
dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi.
6.
Bapak Arif Fitrijanto, M.Si, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, perhatian, dan semangat serta
memberikan banyak ilmu yang bermanfaat kepada saya, demi
selesainya skripsi ini dengan baik.
7.
Bapak Tony Santika Chendrawan., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan banyak ilmu kepada saya,
terutama
dalam
membentuk
insan
ekonomi
moneter
yang
berlandaskan syariah islam di UIN Jakarta.
8.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan juga seluruh Staff
Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas kerja
kerasnya
dalam
memberikan
pelayanan
yang
terbaik
setiap
mahasiswa, khususnya di Jurusan IESP.
9.
Terima kasih untuk Mas Biyan Rizaldy yang selalu memberikan
kehangatan, semangat dan masukan selama pengerjaan skripsi saya
dan selalu ada di saat suka maupun duka semoga menjadi orang yang
sukses dunia dan akhirat. Amin.
10.
Keluarga
besar
IESP
2007,
konsentrasi
Ekonomi
Moneter,
Pembangunan dan Syariah baik kelas A ataupun kelas B, kenangan
selama empat tahun bersama kalian tidak akan terlupakan olehku.
Baik didalam kelas maupun diluar kelas, saling bertukar pikiran dan
v
saling mengeluarkan
pendapat
suka maupun
duka
telah
kita
rasakan bersama selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jurusan IESP.
11.
Untuk Keluarga Besar MEMO’07 (Mahasiswa Ekonomi Moneter
2007). Terima kasih atas kerja sama kalian selama ini yang telah
memberikan saya memori indah untuk dikenang, pengalaman
bersosialisasi, dan arti sebuah persahabatan yang akan saya kenang
selalu.
12.
Teman kelasku yang terbaik yaitu Tika Hernaningsih dan Ahmad
Milad Auliauddin yang telah mengajarkan mengolah data dengan
Eviews. Canda dan tawa kita selalu mengiringi kuliah dan
kebersamaan kita.
13.
Semua teman terbaikku di kelas Moneter Angkatan 2007 yaitu Finsa,
Anin, Fahmi, Syamsul, Mamet, Ahmad, JB, Slamet, Alisah, Yuni,
Fenny, dan, terimakasih banyak.
14.
Terimakasih untuk teman-teman IESP Angkatan 2007 yaitu Edo, Rizi,
Dini, Luthfi dan Yunie, Hikmah, Muis, Ahong, Niar, Saiful, Rudi,
Satria, Hafa, Huza, Regina, Reza. Semoga kalian semua sukses dan
dapat menggapai cita-cita yang di impikan. Amin.
15.
Sahabat-sahabat di kelompok canda tawa, Bowcadh: Andari, Shenny,
Karina, Rendie, Dhenny, Abu Bakrin, Ikbal dan Edi, semua
terimakasih atas waktu dan kebersamaan kalian.
16.
Seluruh Keluarga Besar H. Adjid Hutomo, Uwa` Atom beserta
keluarga, Uwa` Eva beserta keluarga dan Om Iman beserta keluarga
yang selalu member dukungan baik moril dan materil sehingga saya
bisa menjadi pribadi yang baik dan dapat menyelesaikan studi dengan
sempurna.
17.
Seluruh staff dan barista, partner kerja di PT. Sari Coffee Indonesia
(Starbucks Coffee) TerasKota, Mas Gunadi, Bang Mamet, Eki,
Rahma, Effendi, Indri, Nova dan teman-teman parttimer yang selalu
vi
member dukungan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
Masih dalam keterbatasan penulis, yang hanya manusia biasa. Maka penulis
memohon maaf dan mengucapkan terimaksih kepada seluruh pihak yang tidak
dapat disebutkan namanya satu-persatu oleh penulis.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Jakarta, 3 Desember 2014
Finesya Mauli Margakatra
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................. ii
ABSTRAK................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian............................................................. 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 11
1. Tujuan Penelitian..................................................................... 11
2. Manfaat Penelitian................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 14
A. Landasan Teori.............................................................................. 14
1. Pengertian Saham.................................................................... 17
2. Jenis-Jenis Saham.................................................................... 17
3. Keuntungan dan Risiko Saham............................................... 22
viii
B. Indeks Harga Saham Gabungan.................................................... 24
C. Pasar Modal................................................................................... 26
1. Pengertian Pasar Modal........................................................... 26
2. Fungsi Dan Manfaat Pasar Modal........................................... 27
D. Inflasi............................................................................................. 28
1. Pengertian Inflasi..................................................................... 28
2. Cara Mengukur Inflasi............................................................ 29
3. Jenis-Jenis Inflasi.................................................................... 30
4. Sebab-Sebab Inflasi................................................................. 32
5. Cara Mengatasi Inflasi............................................................. 33
E. Nilai Tukar..................................................................................... 36
1. Pengertian Nilai Tukar (Kurs)................................................. 36
2. Perubahan Nilai Tukar............................................................. 37
3. Macam-Macam Nilai Tukar.................................................... 39
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing......... 40
F. Penelitian Terdahulu...................................................................... 44
1. Kerangka Penelitian................................................................ 49
2. Hipotesis.................................................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 52
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 52
B. Metode Pengumpulan Data........................................................... 52
C. Metode Analisis Data.................................................................... 54
1. Uji Asumsi Klasik................................................................... 54
a. Uji Normalitas................................................................... 54
b. Uji Multikolinieritas.......................................................... 55
c. Uji Autokorelasi................................................................ 57
d. Uji Heteroskedastisitas...................................................... 58
2. Regresi Data Panel.................................................................. 60
a. Pooled Regression............................................................ 63
b. Fixed Effect Model............................................................ 64
ix
c. Random Effect Model........................................................ 65
d. Uji Haussman.................................................................... 66
3. Uji Statistika Model................................................................ 67
a. Uji F-statistic..................................................................... 67
b. Uji Probability t-statistic................................................... 68
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)........................... 68
D. Operasional Variabel Penelitian.................................................... 69
1. Variabel Tidak Bebeas (Dependen)........................................ 69
2. Variabel Bebas (Independen).................................................. 70
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN......................................... 72
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.................................. 72
1. Sejarah Perkembangan Association of South East Asian
Nation (ASEAN)..................................................................... 72
a. Indonesia............................................................................ 76
b. Malaysia............................................................................. 79
c. Singapura ......................................................................... 81
d. Filipina............................................................................... 84
e. Thailand............................................................................. 86
2. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan di ASEAN... 89
3. Perkembangan Inflasi di ASEAN........................................... 91
4. Perkembangan Nilai Tukar (Kurs) di 4 Negara ASEAN........ 93
B. Hasil Analisis Data........................................................................ 96
1. Uji Asumsi Klasik................................................................... 96
a. Uji Normalitas............................................................. 96
b. Uj Multikolinieristas................................................... 97
c. Uji Autokorelasi.......................................................... 98
d. Uji Heteroskedastisitas............................................... 99
2. Regresi Data Panel (Panel Least Square)............................... 99
a. Metode Fixed Effect (FEM) vs Pooled Least
Square (PLS)...................................................................... 100
x
b. Metode Fixed Effect (FEM) vs Random Effect (REM)......101
c. Fixed Effect Model............................................................ 103
3. Pengujian Signifikansi............................................................. 104
a. Adjusted R2........................................................................ 104
b. Uji F................................................................................... 104
c. Uji t.................................................................................... 105
C. Analisis Teknikal........................................................................... 106
D. Analisis Ekonomi.......................................................................... 107
1.
Inflasi...................................................................................... 108
2.
Nilai Tukar ............................................................................ 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 112
A. Kesimpulan.................................................................................... 112
B. Saran.............................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 115
LAMPIRAN............................................................................................. 121
xi
DAFTAR TABEL
No.
1.1
Keterangan
Halaman
Indeks Harga Saham Gabungan 5 Negara ASEAN
pada Periode 2006-2011......................................................... 4
1.2
Inflasi ASEAN 5 pada Periode 2006-2011............................. 7
1.3
Nilai Tukar (Kurs) Terhadap US Dollar 5 Negara ASEAN
pada periode 2006-2011......................................................... 9
2.1
Matriks Referensi Penelitian Terdahulu................................. 45
3.1
Sumber Data Penelitian Periode 2006-2011.......................... 53
3.2
Operasional Variabel.............................................................. 71
4.1
Profil Negara Indonesia.......................................................... 76
4.2
Profil Negara Malayisa........................................................... 79
4.3
Profil Negara Singapura......................................................... 81
4.4
Profil Negara Filipina............................................................. 84
4.5
Profil Negara Thailand........................................................... 86
4.6
Matriks Korelasi..................................................................... 97
4.7
Hasil Olah Data Dengan Uji Chow-Test................................. 101
4.8
Hasil Olah Data Dengan Uji Hausmann................................. 102
4.9
Hasil Olah Data Dengan Metode Fixed Effect....................... 103
4.10
Interpretasi Koefisien Fixed Effect Model.............................. 107
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kurva Perubahan Permintaan Kurs........................................ 37
2.2
Kurva Perubahan Penawaran Kurs......................................... 38
2.3
Kerangka Pemikiran............................................................... 49
4.1
Bendera dan Lambang ASEAN............................................. 72
4.2
Grafik Perkembangan IHSG di ASEAN................................ 90
4.3
Grafik Perkembangan Inflasi di ASEAN............................... 92
4.4
Grafik Perkembangan Nilai Tukar di 4 Negara ASEAN....... 94
4.5
Grafik Perkembangan Nilai Tukar di Indonesia.................... 95
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Data Penelitian...................................................................................... 120
2
Hasil Uji Haussman.............................................................................. 129
3
Hasil Uji Chow-test .............................................................................. 133
4
Hasil Uji Regresi Dengan Metode Fixed Effect....................................131
5
Hasil Uji Regresi Log (LN) Dengan Metode Fixed Effect................... 132
6
Hasil Uji Autokorelasi.......................................................................... 132
7
Hasil Uji Regresi GLS.......................................................................... 133
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
ASEAN atau Association of South East Asian Nation adalah organisasi
negara-negara di Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam,
Vietnam dan Myanmar dibentuk untuk saling bekerjasama dalam membangun
perekonomian masing-masing negara.Mereka berlomba menjadi negara makmur
diantara negara-negara anggota ASEAN lainnya. Dari data yang dihimpun, kita
dapat melihat sejauh mana perkembangan perekonomian negara anggota ASEAN.
Apakah mengalami kemajuan pesat, stagnan di level tertentu, atau malah menurun
dan tidak mengalami perkembangan.
Liberalisasi pasar keuangan di lima negara ASEAN (Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapore dan Thailand) pada tahun 1980an menghasilkan aliran modal
masuk yang cukup besar di negara-negara tersebut. Terjadilah ekspansi pasar
keuangan dan pasar modal. Tetapi liberalisasi ini tidak didukung dengan regulasi
dan pengawasan sistem keuangan yang kuat sehingga justru memicu krisis
ekonomi pada tahun 1997 (Dwi Wulandari, 2011).Krisis yang terjadi ini tidak
hanya menyerang pasar keuangan dan pasar saham di ASEAN tetapi juga
menyerang fundamental ekonomi makro negara-negara tersebut yang ditandai
dengan inflasi dan suku bunga yang tinggi, nilai tukar yang terdepresiasi dan
pasar saham berada dalam kondisi resesi (Atmadja, 2004).
1
Kemajuan negara-negara yang berada di bawah bendera ASEAN, tidak
semuanya merata.Ada beberapa negara yang dapat dikatakan maju, ada pula
negara yang dikatakan berkembang.Ditunjukkan dengan data-data yang dapat
dilihat baik di situs resmi negara tersebut ataupun situs resmi ASEAN. Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand adalah 5 negara teratas yang dapat
dihimpun datanya dengan terperinci karena kelima negara tersebut bersaing dalam
memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya.
Sedangkan untuk Laos, Kamboja, Brunei Darussalam, Vietnam dan
Myanmar, data yang didapat tidak teratur dan pencatatan dari situs resmi kelima
negara tersebut tidak selalu diperbaharui sehingga peneliti memutuskan untuk
meneliti hanya kelima negara anggota ASEAN yang terdiri dari Indonesia,
Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Pada tahun 1999, selain tergabung
dalam serikat ASEAN, Indonesia tergabung dalam KTT G20 karena imbas dari
krisis ekonomi pada tahun 1998. Indonesia bergabung karena memiliki latar
belakang
krisis ekonomi tahun 1998 yang sangat mempengaruhi kondisi
ekonomi. KTT G20 ini bertujuan menghimpun kekuatan negara-negara maju dan
berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia agar tetap
menjaga stabilitas keuangan internasional.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila
tingkat kemakmuran masyarakatnya tinggi.Semakin baik tingkat perekonomian
suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya.Tingkat
kemakmuran yang tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat
pendapatan masyarakat. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka
2
akan semakin banyak orang yang memiliki dana berlebih, yang dapat disimpan
dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga.
Karena dibutuhkannya modal yang cukup besar dalam menjalankan dan
membangun perekonomian negara, lahirlah pasar modal, tempat dimana investorinvestor dapat membeli dan menanamkan modalnya diberbagai perusahaan yang
terdaftar di dalam pasar modal. Setiap investor dalam mengambil keputusan
berinvestasi selalu dihadapkan pada sejumlah alternatif, apakah ia akan
menginvestasikan dananya dalam bentuk aset real seperti membeli peralatan
produksi dan
mengoperasikannya sehingga mendapatkan keuntungan, atau
memilih melakukan investasi dalam bentuk aset finansial dengan membeli
sekuritas yang berpendapatan seperti membeli obligasi, deposito, sertifikat bank
atau membeli sekuritas yang berpendapatan tidak tetap seperti saham.Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi,
penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi. (Yogi Permana, 2009: 1).
Selain itu, peran aktif lembaga pasar modal sangat dibutuhkan dalam
membangun perekonomian sebuah negara. Lembaga pasar modal merupakan
sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan
mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan peminjaman selaku pihak yang membutuhkan dana (Adiatmo, 2009:1).
Krisis moneter yang melanda dunia berimbas juga bagi negara-negara
ASEAN
yang telah
memporak-porandakan
perekonomian
yang semula
mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, sehingga menimbulkan dampak-
3
dampak ekonomi seperti inflasi. Akibat inflasi yang terus menerus meningkat dan
peningkatannya tidak dapat dikendalikan, membuat semua bidang ekonomi
terkena imbasnya. Krisis moneter dunia juga berdampak pada pasar uang, pasar
modal, dan pasar barang jasa di wilayah ASEAN.
Masing-masing negara memiliki pasar modalyang berjalan setiap harinya,
dilihat dari harga-harga sahamnya yang fluktuatif. Namun sejak krisis moneter,
pasar modal berfluktuatif dengan perubahan angka-angka yang signifikan, dilihat
dari Indeks Harga Saham Gabungan di masing-masing negara.
Tabel 1.1
Indeks Harga Saham Gabungan 5 Negara ASEAN pada periode 2006-2011
Indonesia
Malaysia
Singapura
Thailand
Filipina
(JCI)
(KLCI)
(STI)
(SET 100)
(PSEi)
2006
1,805.523
1,096.24
2,573.39
717.14
2,412.42
2007
2,745.98
1,445.03
3,444.80
779.04
3,442.84
2008
1,340.89
876.75
2,587.35
665.74
2,587.35
2009
2,534.07
1,090.34
2,637.03
587.79
2,511.65
2010
3,703.13
1,379.39
2,954.95
865.98
3,550.93
2011
3,821.07
1.508,88
2,975.29
1,017.27
4,110.60
Tahun
Sumber :Yahoo Finance, Bloomberg 2013. (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat dilihat perubahan yang terjadi pada
harga saham di negara ASEAN dari tahun 2006-2011 yang selalu berfluktuasi. 5
4
Negara ASEAN mengalami peningkatan di tahun 2007, kembali menurun di
tahun 2008 dikarenakan imbas krisis global yang terjadi di negara adikuasa,
Amerika Serikat. Tahun 2009, negara Thailand dan Filipina masing-masing
mengalami penurunan 11.71% dan 2.93% karena disaat krisi global melanda
dunia, investor cenderung ingin menghindari resiko atas kerugian yang akan
diderita jika berinvestasi pada bentuk portofolio. Investor hanya mau berinvestasi
di negara-negara maju dan negara berkembang yang menjanjikan profit daripada
negara yang sedang membangun perekonomiannya. Mereka menginginkan yang
pasti menguntungkan, daripada gambling harus berspekulasi jika berinvestasi
yang belum pasti menguntungkan.
Pasar modal ASEAN telah mengalami berbagai perkembangan misalnya
dengan paket-paket deregulasi untuk mempermudah transaksi saham dan
membuka pintu investasi untuk investor asing dan kemudahan investasi untuk
negara-negara ASEAN sendiri.Sehingga, saat ini pasar modal di ASEAN telah
mengalami perkembangan cukup pesat di satu sisi tetapi juga sangat rentan
terhadap pengaruh berbagai perubahan kondisi ekonomi makro, sosial maupun
politik di dalam maupun luar negeri.
Pasar-pasar ini memiliki karakteristik yang hampir sama yaitu banyaknya
spekulasi asing yang masuk ke pasar-pasar ini. Financial Times menyebutkan, hot
money yang masuk ke pasar di kawasan Asia pada 2009, mencapai US$ 26
milliar. Besarnya hot money, akan membuat pergerakan indeks harga saham akan
dipengaruhi oleh investor asing. Investor asing bisa dengan mudah menarik dan
5
memasukkan dananya ke suatu negara.Capital outflow dan inflow akan sangat
mempengaruhi pergerakan harga saham.
Arus modal asing yang masuk ke negara-negara ASEAN turut mewarnai
bursa saham di negara-negara ini.Masuknya modal asing, salah satunya
dipengaruhi
oleh
semakin
terbukanya
pasar
modal
di
kawasan
ASEAN.Keterbukaan suatu negara bisa terwakili salah satunya adalah dengan
melihat indeks kebebasan ekonomi di suatu negara.
Setelah krisis global melanda di tahun 2008, negara-negara ASEAN mulai
memperbaiki perekonomian agar stabil kembali.Terlihat seluruh negara
mengalami peningkatan perlahan-lahan dari tahun 2010 dan 2011. Yang terlihat
cukup signifikan adalah dua negara yang pada tahun 2009 menurun harga saham
gabungannya, Filipina mengalami kenaikan harga saham sebesar 15.76% dan
Thailand sebesar 17.47% guna menyeimbangkan dengan negara-negara tetangga
yang bisa dibilang sudah cukup stabil.
Perubahan
harga saham
tidak hanya mengukur perkembangan suatu
negara, akan tetapi dapat mengukur apakah suatu negara sedang mengalami suatu
permasalahan ketika nilainya turun atau suatu negara sedang mengalami suatu
peningkatan kinerja perekonomian. Oleh karena itu, diperlukannya penelitian atas
perubahan harga saham di suatu negara sebagai salah satu indikasi perkembangan
perusahaan atau industri suatu negara.
Tingkat inflasi sering dikaitkan dengan keadaan ekonomi suatu
negara.Besarnya angka inflasi setiap tahunnya dapat menunjukkan perkembangan
ekonomi dan tingkat kesejahteraan rakyat pada suatu negara.
6
Tabel 1.2
Inflasi 5 Negara ASEAN pada periode 2006-2011
Tahun Indonesia Malaysia Singapura Thailand Filipina
2006
13.33
3.64
1.00
4.86
6.28
2007
6.4
2.06
1.85
2.23
2.66
2008
11.19
5.27
6.46
5.72
9.29
2009
2.75
0.93
1.12
1.05
3.33
2010
6.76
1.63
2.40
3.40
3.85
2011
3.79
3.09
5.17
3.70
4.43
Sumber :Yahoo Finance, Bloomberg 2013(data diolah)
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat perubahan yang terjadi pada
inflasi di negara ASEAN dari tahun 2006-2011 yang berfluktuasi. Tingkat inflasi
terhebat terjadi pada negara Indonesia sebesar 13,33% pada tahun 2006, diikuti
Filipina dan Thailand masing-masing sebesar 6,28% dan 4,86%. Ketika krisis
ekonomi dunia melanda, harga minyak di dunia tinggi sehingga pemerintah
negara-negara ASEAN menaikkan tingkat inflasinya agar tetap bisa mngendalikan
ekonominya.
Seperti halnya tingkat bunga, inflasi juga berperan besar dalam
mendorongnya penanaman modal spekulatif. Para pemilik modal akan
mengalihkan modalnya untuk lebih memilih menginvestasikan ke usaha-usaha
produktif. Inflasi sangat berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham yang
7
diminta, apabila inflasi meningkat yang akan berdampak pada naiknya harga
bahan baku yang pada akhinrya akan menyebabkan menurunnya daya saing
terhadap produk barang yang dihasilkan suatu perusahaan.
Hal ini akan berdampak pada menurunnya prospek perusahaan dan akan
berdampak buruk pada harga saham perusahaan tersebut di pasar modal. Selain
itu, meningkatnya inflasi akan menaikkan biaya perusahaan yang mengakibatkan
menurunnya profitabilitas perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di
bursa saham yang pada akhirnya akan memperkecil deviden yang diterima para
pemegang saham.
Selain itu, perubahan tingkat nilai kurs juga mempengaruhi fluktuasi
indeks harga saham suatu negara. Apabila nilai tukar terhadap dollar di sebuah
negara meningkat yang akan berdampak pada pemilihan berinvestasi oleh
investor. Mereka akan lebih memilih menginvestasikan uangnya dalam bentuk
dollar daripada menanamkan modalnya di saham karena mereka akan
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Nilai tukar terhadap dollar dan
sekuritas adalah dua faktor yang sangat diperhatikan oleh investor sebelum
memutuskan untuk berinvestasi.
Dalam meneliti fluktuasi indeks harga saham gabungan, terdapat banyak
indikator ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal
seperti tingkat bunga, inflasi, kurs dan pertumbuhan PDB. Namun dalam
penelitian kali ini penulis mengambil dua faktor, yaitu inflasi dan nilai tukar
(kurs)
8
Tabel 1.3
Nilai Tukar (Kurs) Terhadap US Dollar 5 Negara ASEAN pada periode 2006-2011
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Indonesia Malaysia Singapura (Dollar
(Rupiah) (Ringgit)
Singapura)
9,164.49
3.67
1.59
9,139.37
3.44
1.51
10,950.11
3.33
1.42
9,400.83
3.52
1.45
8,991.85
3.22
1.36
9,086.01
3.06
1.26
Thailand
(Baht)
37.88
34.52
33.31
34.29
31.69
30.49
Filipina
(Peso)
51.31
46.15
44.47
47.64
45.11
43.31
Sumber :Yahoo Finance, Bloomberg 2013 (data diolah)
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat perubahan yang terjadi pada
nilai tukar terhdap US dollar di negara ASEAN dari tahun 2006-2011 yang
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Di utrutan pertama ada negara Singapura yang
memimpin dalam kurs tukar terhadap dollar, dan di urutan terakhir ada negara
Indonesia yang perbandingan kurs nilai tukarnya terhadap US dollar terbelakang
dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Tidak terlihat fluktuasi yang signifikan yang dialami negara Singapura,
negara tersebut pertumbuhan ekonominya sangat pesat sehingga mampu menjaga
stabilitas Dollar Singapore terhadap US dollar.Diikuti dengan Malaysia, negara
maju di ASEAN yang nilai Ringgit Malaysia terhadap US dollar juga tidak
terlihat perubahan yang mencolok. Tetapi untuk negara Indonesia, terdapat
fluktuasi yang signifikan terhadap US Dollar, mungkin dikarenakan luas negara
dan jumlah penduduk yang dimiliki serta pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil
menyebabkan Rupiah Indonesia terhadap US Dollar sangat memprihatinkan.
9
Pada setiap krisis yang terjadi, setiap kali terjadi pelemahan di pasar
keuangan dan pasar modal, maka terjadi pula pelemahan pada variable-variabel
ekonomi makro di negara-negara tersebut. Ini mengindikasikan adanya hubungan
antara pasar saham dan variabel-variabel ekonomi makro negara-negara ASEAN
(Dwi Wulandari, 2011).
Inflasi dan nilai tukar terhadap dollar salah satu instrumen kebijakan
moneter yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dan tingkat pengembalian
saham di pasar modal.Berdasarkan data dan penjelasan di atas, peneliti melihat
perkembangan perekonomian di ASEAN belum sepenuhnya merata. Peneliti
mengambil sampel 5 negara maju dan berkembang di ASEAN, yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina dengan 2 faktor yang diperkirakan
mempengaruhi indeks harga saham gabungan yaitu inflasi dan nilai tukar.
Kedua faktor tersebut secara teoritis dan didukung dengan penelitianpenelitain terdahulu yang sudah dilakukan sebelumnya akan berkaitan dengan
indeks harga saham gabungan. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian
yang berjudul: Analisis Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan Studi Kasus :5 Negara ASEAN Periode 2006-2011.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di
atas, penulis mencoba mencari faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di negara-negara ASEAN, khususnya lima negara yang
10
diteliti yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina dengan
mengambil variable inflasi dan nilai tukar dimana penulis ingin menganalisis:
1. Bagaimana pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar secara bersama-sama
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilima negara
ASEANpada periode penelitian tahun 2006-2011
2.
Bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dilima negara ASEAN pada periode
penelitian tahun 2006-2011
3.
Bagaimana pengaruh Nilai Tukar secara parsial terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di lima negara ASEANpada
periode penelitian tahun 2006-2011
4.
Bagaimana nilai rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
individu masing-masing
negaraatas pengaruh individual effect
pada model, selama periode penelitian tahun 2006-2011.
C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
a.
Mengetahui pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar secara bersama-sama
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lima negara
ASEAN pada periode penelitian tahun 2006-2011
11
b.
Mengetahui pengaruh Inflasi secara parsial terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dilima negara ASEAN pada periode
penelitian tahun 2006-2011
c.
Mengetahui pengaruh Nilai Tukar secara parsial terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di lima negara ASEANpada
periode penelitian tahun 2006-2011
d.
Mengetahui nilai rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
individu masing-masing
negaraatas pengaruh individual effect
pada model, selama periode penelitian tahun 2006-2011
2.
Manfaat Penelitian
Dengan ditulisnya karya ilmiah ini, penulis berharap penelitian ini
bermanfaat yang antara lain adalah :
a.
Bagi Penulis
Untuk mengimplentasikan ilmu-ilmu dan teori-teori yang penulis
peroleh selama kuliah pada program S1 Prodi Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan khususnya kosentrasi Ekonomi Moneter.
b.
Bagi Investor
Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai tolak
ukur perkembangan perekonomian Indonesia dan pengetahuan
bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi investor yang akan
berinvestasi di masing-masing negara yang menjadi objek
penelitian.
12
c.
Bagi Perguruan Tinggi dan Akademisi
Penelitian ini akan menambahkan keperpustakaan dibidang ilmu
ekonomi dan studi pembangunan konsetrasi ekonomi moneter
dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berisikan suatu
studi perbandingan yang bersifat karya ilmiah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
Saham dipergunakan sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan
sumber dana yang menyebabkan kajian dan analisis tentang saham berkembang
dengan baik secara teknikal maupun fundamental. (Irham Fahmi,2012:80).
Pemilik saham yang biasa disebut investor, menjadikan Rate of Return
sebagai salah satu alasan dalam mendukung untuk mengambil keputusan
berinvestasi yang ditunjang oleh berbagai alasan keputusan lainnya (Irham Fahmi,
2012:85). Pada saat seseorang memiliki saham preffered stock (saham istimewa)
jika dilihat dari perspektif rate of return, yaitu ―Saham preferen ini biasanya
memberikan deviden yang tetap setiap tahunnya seperti halnya obligasi. Pada
umumnya saham preferen ini tidak mempunyai hari jatuh (perpetuity).
Menurut A.A.R.J Turgot, seorang ekonom Perancis, melihat sistem bagi
hasil yang diterapkan dalam perdagangan jaman dahulu yang dinilai using, namun
tidak bagi beliau. Pada tahun 1775 beliau menerapkan sistem bagi hasil dengan
pencatatan resmi yang kemudian dikembangkan menjadi pencatatan penyertaan
modal dan bagi hasil yang kita kenal sekarang ini dnegan nama saham.
Kemudian Chaler Babbage berpendapat bahwa pada tahun 1920-an,
Amerika menerapkan sistem bagi hasil atau insentif dengan merubah sistem hasil
tunai menjadi sistem kepemilikan saham perusahaannya melalui employee stock
ownership plans (ESOPs). Dengan memiliki saham perusahaan, para pekerja
14
memperoleh tambahan penghasilan melalui deviden yang dibagikan setiap tahun,
bahkan ketika mereka sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut.
(www.belajarinvestasi.com, 2015)
Rate of return dari saham preferen ini dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Rate of Return = Dividen per lembar harga saham preferen
Harga pasar
Keuntungan dari saham preferen yang paling utama adalah pembayaran
deviden akan lebih diutamakan dibandingkan saham biasa (common stock)
sehingga mereka akan lebih memilih menyimpan uang mereka dalam bentuk
saham preferen karena dalam pembayaran deviden, mereka akan diprioritaskan
dan dapat dihitung penerimaan devidennya. Penentuan besarnya Rate of Return
dan nilai dari saham biasa lebih sukar dibandingkan dengan saham preferen
karena pendapatan, deviden dan harga saham di masa depan akn sukar
diprediksai. Selain itu, seperti halnya dengan bunga dan deviden saham preferen,
pendapatan dan deviden saham biasa diharapkan meningkat setiap tahun akan
meningkat dan tidak tetap konstan.
Menurut Charles P. Jones (2007), dalam perhitungan common stock dengan
formula yang dikembangkan oleh Myron J. Gordon, dimana formula Gordon ini
biasa dikenal dengan constant growth model, yaitu:
P0 = D 1
15
r –g
Keterangan:
P0
= Nilai dari common stock (saham biasa)
D1
= revenue deviden dalam satu tahun
r
= rate of return yang diharapkan
g
= growth yang ditaksir, sifatnya selalu konstan
Fakta yang didapat dari mempertahankan presentase pembayaran hasil
deviden adalah konstan, maka dengan constant growth model deviden dan hasil
harga saham semuanya diharapkan akan tumbuh secara konstan (g). (Charles P.
Jones, 2007:266)
Pihak yang memiliki saham akan mendapat keuntungan sebagai bentuk
kewajiban yang harus diterima, yaitu setiap akhir tahun akan menerima deviden,
memperoleh hak suara jika memegang saham jenis common stock dan
memperoleh keuntungan pada saat saham yang dimiliki dijual kembali dengan
harga yang lebih mahal atau capital gain.
Adapun bentuk rumus capital gain adalah sebagai berikut :
CG = Pit - Pit-1
Pit-1
Keterangan:
CG
= Capital Gain
Pit
= Harga Sahm Akhir Periode
Pit-1
= Harga Saham Periode Sebelumya
16
1.
Pengertian Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan sangat
dikenal dimasyarakat luas baik di negara maju
berkembang.
Menurut
Darmaji
dan
maupun di negara
Hendy (2006),
saham
dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah
pemilik yang menerbitkan surat berharga tersebut. porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan
tersebut.
Sedangkan menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2006:58),
saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan
individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Saham digunakan
sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan dana yang menyebabkan
kajian-kajian dan analisis tentang saham berkembang luas baik secara
fundamental maupun teknikal
2.
Jenis-Jenis Saham
Saham dapat dibedakan berdasarkan unsur intrinsik, kepemilikan
saham dan klasifikasi kapitalisasi pasar, dimana klasifikasi saham-saham ini
memiliki arti dan aturannya masing- masing (Djoko Supriyadi, 2010:17).
a.
Unsur Intrinsik
1)
Saham Biasa
17
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak
istimewa, biasanya pemegang saham mempunyai hak
untuk
memperoleh
memperoleh
dalam
dividen
sepanjang
perseroan
keuntunganan dan dijual oleh perusahaan
satuan
nominal
(rupiah,
yen,
dollar,
dan
sebagainya). Pemilik saham biasa ini ikut serta dalam
RUPS sesuai jumlah saham yang dimilikinya (one share
one vote).Ketika perseroan terlikuidasi, pemilik saham
memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah
kewajibannya dilunasi.
2)
Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang diberikan atas hak
untuk mendapatkan dividen dan/bagian kekayaan pada
saat perusahaan dilikuidasi lebih dulu dari saham biasa.
Disamping itu, saham preferen mempunyai preferensi
untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris.
Saham preferen dibagi 4, yaitu :
a)
Saham preferen non-kumulatif, non-partisipasi
Adalah bagian saham preferen dividen tertunggak tidak
ada kecuali dividen berjalan dan sisanya untuk bagian
saham biasa.
b)
Saham preferen kumulatif, non-partisaipasi
18
Adalah bagian saham preferen dividen yang tertunggak
dan dividen tahun berjalan menjadi bagian saham preferen
dan sisa laba-rugi menjadi bagian saham biasa. Bila
dividen untuk saham preferen telah dibayarkan pada
tanggal tersebut, maka sisanya menjadi bagian saham
biasa.
c)
Saham preferen non-kumulatif, partisipasi
Adalah bagian saham preferen yang hanya dividen tahun
berjalan dan sisa laba dibagi menurut perbandingan modal
saham
biasa dan saham preferen. Bila perusahaan
menderita kerugian, bagian saham preferen hanya dividen
tahun berjalan dan sisanya untuk bagian saham biasa.
d)
Saham preferen kumulatif, partisipasi
Apabila perusahaan memperoleh laba, dividen
saham preferen yang belum dibayar pada tahun
sebelumnya (tertunggak) termasuk dividen tahun
berjalan menjadi bagian saham preferen, sedangkan
bagian saham biasa dihitung dari persentase saham
preferen dikalikan jumlah modal saham biasa.
Apabila ada sisa laba dibagikan kepada saham
preferen dan saham biasa berdasarkan perbandingan
modal saham preferen dan saham biasa. Kemudian
apabila perusahaan menderita kerugian, maka bagian
19
laba untuk saham preferen, yaitu dividen yang
tertunggak termasuk dividen tahun berjalan. Untuk
bagian saham biasa yaitu kerugian ditambah dividen
tertunggak dan tahun berjalan.
b.
Kepemilikan Saham
Klasifikasi saham atas dasar kepemilikan saham dibagi dua,
saham atas unjuk dan saham atas nama (Djoko Supriyadi, 2010: 19).
1)
Saham atas unjuk
Saham atas unjuk mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Mudah diperdagangkan
b.
Tidak perlu daftar sebagai pemegang saham
c.
Pemegang saham anonim sehingga sukar untuk
diawasi
d.
Dapat dengan mudah dipalsukan
e.
Jika terjadi kehilangan maka akan sukar untuk
diganti
f.
Pembuatannya sulit dikarenakan syarat-syarat yang
berat
2)
Saham Atas Nama
Saham atas nama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
20
a.
Prosedurnya panjang jika diperdagangkan, karena
memerlukan pernyataan pemindahan (PPH).
b.
Harus ada yang mencatat nama-nama dari pemegang
saham dan masuk ke dalam
Daftar Pemegang
Saham.
c.
Nama-nama
pemegang
saham
diketahui
dan
terdaftar, sehingga mudah diawasi.
d.
Sukar
dipalsukan
karena
melewati
beberapa
prosedur kepemilikan
e.
Kalau hilang mudah diganti karena terdaftar di
daftar pemegang saham
f.
3)
Pembuatannya relatif mudah.
Klasifikasi Kapitalisai Pasar
Klasifikasi saham atas dasar klasifikasi kapitalisasi pasar
dibagi tiga, yaitu Big Cap, Middle Cap dan Small
Cap.Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a.
Big Cap
Adalah saham yang bernilai lebih dari Rp 5 Triliun,
biasa disebut Blue Chip atau saham papan atas atau
saham lapis pertama.
b.
Middle Cap
21
Adalah saham yang bernilai antara Rp 1 Triliun
sampai dengan Rp 5 Triliun, biasa disebut Baby
Blue-Chip atau saham lapis kedua.
c.
Small Cap
Adalah saham yang bernilai dibawah Rp 1 Triliun
yang biasa disebut juga saham lapis ketiga.
3.
Keuntungan Dan Resiko Saham
a.
Keuntungan
1)
Deviden
Dividen
merupakan
pembagian
keuntungan
yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang
dihasilkan perusahaan.Dividen diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika
seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam
kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
22
untuk setiap saham – atau dapat pula berupa dividen
saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham
yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan
adanya pembagian dividen saham tersebut.
2)
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga jual dan
harga beli yang terbentuk dengan adanya aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor
membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500.
b.
Resiko Saham
1)
Capital Loss
Capital
Loss
merupakan
kebalikkan
dari
Capital
Gain.Yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham
lebih rendah dari harga belinya.Misalnya saham PT. XYZ
yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian
harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham
tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp
1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp
600,- per saham.
23
2)
Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki kemudian dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut
dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham
mendapat
prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa
tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh
pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan,
maka
pemegang
saham
tidak
akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini
merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham.
Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara
terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
B.
Indeks Harga Saham Gabungan
Menurut Abdul Halim (2005), Indeks harga saham (IHS) merupakan
ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel
yang berpengaruh terutama tentang kejadian ekonomi. Sedangkan menurut
Darmaji dan Hendy (2006), indeks harga saham merupakan indikator utama yang
menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham (IHS) dapat
dijadikan barometer kesehatan suatu negara.
24
Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk
memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai
perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang
diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan
harga saham
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah salah satu indeks yang
digunakan dalam pasar saham sebagai indicator pergerakan saham biasa maupun
preferen yang tercatat di bursa efek. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut
;
IHSG t = (NPt /ND ) x 100
Keterangan :
IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan
NP
: Nilai pasar pada hari –t
ND
: Nilai dasar
Perhitungan indkes mempresentasikan pergerakan harga saham di
bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai dasar akan
disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat
factor lain yang tidak terkait dengan saham. Harga saham yang digunakan
dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar regular yang
didasarkannpada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
Di pasar modal, sebuah indeks memiliki 5 (lima) fungsi, yaitu:
25
a) Sebagai indikator tingkat perkembangan dan penurunan pasar
b) Sebagai indikator tingkat keuntungan saham
c) Sebagai tolak ukur kinerja dari suatu portofolio investasi
d) Sebagai dasar pembentukan portofolio dalam strategi pasif
e) Menggambarkan
perkembangan
produk
derivative
yang
diperdagangkan di bursa
C.
Pasar Modal
1.
Pengertian Pasar Modal
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar modal
mendefinisikan pasar modal sebagai ―Kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek‖. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian
suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).
Menurut Sunariyah (2004) pengertian pasar modal secara umum
adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya
adalah bank-bank komersial dan sebuah lembaga perantara bidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti
sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang
26
disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan
jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para pedagang efek.
Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk
pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain,
kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya
sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrumen.
2.
Fungsi dan Manfaat Pasar Modal
Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan ekonomi
suatu negara, karena dengan kapasitasnya sebagai regulator, pemerintah
mempengaruhi evolusi dan perkembangan dari pasar keuangan dimaksud
dan kelembagaan lain.
Dengan dua fungsi, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan, pasar modal
memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara.Yang pertama,
fungsi ekonomi. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena
menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak
investor dan pihak issuer untuk memperoleh dana berupa obligasi dan
saham. Yang kedua, fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kesempatan dan
kemungkinan dalam mendapatkan imbalan atau return bagi pemilik dana
sesuai investasi yang dipilih.
27
Jadi dengan adanya pasar modal, diharapkan aktifitas perekonomian
menjadi meningkat karena menyediakan alternatif pendanaan bagi
perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan kemakmuran
untuk masyarakat luas. Dengan demikian, pasar modal dapat memainkan
peran penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara, karena seperi
yang dikemukakan oleh Munir Fuady bahwa pasar modal memiliki fungsifungsi sebagai berikut:
a) Sebagai alternatif investasi bagi para pemilik modal
b) Mempertinggi alokasi sumber produksi
c) Mendorong tercipatanya kesempatan berusaha sekaligus kesempatan
bekerja
d) Menekan tingginya tingkat bunga atau rate sehingga tercapai tingkat
bunga yang masuk diakal
e) Memperkokoh beroperasinya financial market dalam menata sistem
moneter karena pasar modal dapat menjadi sarana open market
operation yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh Bank Sentral.
f)
Sumber pembiayaan yang cepat, mudah dan murah bagi dunia usaha
dan pembangunan modal.
D.
Inflasi
1.
Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan kontinu (terus-menerus) berkaitan dengan
28
mekanisme pasar. Menurut Sadono Sukirno, Tingkat inflasi (persentasi
kenaikan harga) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya, dan berbeda
pula dari satu Negara ke Negara lainnya (Sukirno, 1994 : 326).
Menurut Muana, inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga
umum
mengalami
kenaikan
secara
terus
menerus.
(Muana,
2001).Sedangkan menurut Dr. Boediono, Inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. (Boediono,
1982: 155). Jadi, dari beberapa pendapat mengenai Inflasi, dapat
disimpulkan bahwa Inflasi yaitu suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain konsumsi
masyarakat yang cenderung meningkat atau adanya ketidak lancaran
distribusi barang.
2.
Cara Mengukur Inflasi
Menurut Nopirin (1990:25), inflasi atau kenaikan harga dapat diukur
dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering
digunakan untuk mengukur inflasi adalah:
b.
Indeks biaya hidup (consumer price indeks)
Yaitu mengukur biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah
barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan
hidup. Banyaknya barang tersebut bermacam-macam, di
29
Indonesia terdapat 9 bahan pokok, 62 macam barang serta 162
barang.
c.
Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)
Yaitu menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat
perdagangan berat seperti harga bahan mentah, bahan baku atau
setengah jadi.
d.
GNP (gross national product) deflator
Yaitu
jenis
barang
yang
mencakup
dalam
perhitunga
GNP.Dimana perhitungannya diperoleh dari membagi GNP
nominal (atas harga berlaku) dengan GNP riil (atas dasar harga
konstan).
3.
Jenis-Jenis Inflasi
Diukur dari besarnya laju inflasi, inflasi digolongkan menjadi tiga
yaitu :
a.
Inflasi Merayap (creeping inflation)
Tingkat inflasi yangtingkatannya masih di bawah 10% pertahun
dan meningkatnya harga-harga secara perlahan
b.
Inflasi Menengah (galloping inflation)
Tingkat inflasi yang mengganas berkisar antara 20%-100% dan
tandai dengan meningkatnya harga yang cukup besar dan
kondisi tersebut berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi, biasanya dapat menimbulkan
30
gangguan-gangguan
serius
terhadap
perekonomian
dan
menimbulkan distorsi besar dalam perekonomian.
c.
Inflasi Tinggi (hyper inflation)
Tingkat inflasi yang sangat mengkhawatirkan dan sangat tinggi,
di atas 100% karena harga-harga meningkat sampai dengan lima
atau enam kali, sehingga nilai uang turun secara tajam (Nopirin :
2001).
Inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang
terlalupanas (over heated), artinya kondisi ekonomi mengalami permintaan
atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga hargaharga cenderung mengalami kenaikan. Kondisi ekonomi yang over heated
tersebut juga akan menurunkan daya beli uang (purchasing power of money)
dan mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari
investasinya (Tandelilin : 2001).
Inflasi
meningkatkan
pendapatandan
biaya
perusahaan.
Jika
peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat
dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun.
Kestabilan inflasi merupakan syarat untuk pertumbuhann ekonomi yang
sehat yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi berdasarkan pada pertimbagan
bahwa inflasi yang tinggi akan mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan
berdampak negatif bagi masyarakat.
31
4.
Sebab-Sebab Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor
yang menyebabkan timbulnya inflasi:
a.
Demand Pull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat
dibandingkan de-ngan potensi produktif perekonomian, menarik
harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pemintaan
agregat.
b.
Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang
efektif. Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya
inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan
Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh Domestic
Inflation dan Imported Inflation.
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga
barang ysng pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau gabungan dari
dua masalah berikut, tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan
perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa serta pekerja-pekerja
diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.
Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari : Pertama,
kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Kedua, penambahan penawaran
32
uang yang berlebihan tanpa diikuti pertambahan produksi dan penawaran
barang. Ketiga, kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah
yang kurang bertanggung jawab.
Akibat-akibat buruk dari inflasi beragam seperti pengangguran yang
kian bertambah, menurunkan taraf kemakmuran masyarakat dimana upah
riil para pekerja akan merosot sehingga taraf hidupnya pun akan menurun.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin
memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan atau diatasi. Inflasi yang
bertambah serius tersebut cenderung akan mengurangi investasi yang
produktif, mengurangi ekspor dan menaikan impor. Kecenderungan ini akan
memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi
yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Adakalanya tingkat
inflasi meningkat dengan tiba-tiba sebagai akibat suatu peristiwa tertentu
ysng berlaku diluar ekspektasi pemerintah misalnya depresiasi nilai uang
yang sangat besar atau keadaan politik yang tidak stabil.
5.
Cara Mengatasi Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab
terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk
mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok
pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
33
a.
Kebijakan Moneter
Segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan
menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Kebijakan ini meliputi:
1)
Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menaikan suku
bunga bank, hal ini
diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
2)
Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menjual SBI
3)
Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menjual SBI
4)
Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat
pemberian kredit
5)
Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper
inflasi, ini pernah dilakukan BI pada
tanggal 13
Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari
Rp.1.000 menjadi Rp.1
b.
Kebijakan Fiskal
Guna menjaga kestabilan tingkat inflasi di bidang fiskal,
pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang meliputi :
1)
Menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan
menyetor uang lebih banyak kepada
pemerintah sebagai
34
pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah
uang yang beredar.
2)
Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
3)
Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah
memotong gaji pegawai negeri 10%
untuk ditabung, ini
terjadi pada masa orde lama.
c.
Kebijakan Non Moneter
Selain kebijakan
tersebut di atas, pemerintah menerapkan
kebijakan non-moneter yang meliputi :
1)
Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi
kepada industri untuk lebih produktif
dan menghasilkan
output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi
turun.
2)
Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat
buruh untuk tidak meminta kenaikan
upah disaat sedang
inflasi.
3)
Pengawasan
harga,
kebijakan
pemerintah
dengan
menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.
35
E.
Nilai Tukar
1.
Pengertian Nilai Tukar (Kurs)
Kurs valuta asing adalah kurs mata uang asing menunjukkan harga
atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara
lain Menurut Krugman dan Obstfeld (2005), nilai tukar merupakan
perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda. Kurs merupakan salah satu
harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhpengaruhnya yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun
variable ekonomi makro lainnya.
Sedangkan menurut Mishkin (2008), kurs adalah harga dari suatu
mata uang dalam mata uang lainnya. Kurs valuta asing juga dapat
didefinisikan sebagau jumlah uang domestik yang dibutuhkan, misalnya
banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu satuan unit mata
uang asing seperti dollar Amerika.
Definisi nilai tukar atau kurs dalam jual-beli valuta asing, dikenal ada
empat jenis transaksi, yaitu :
a.
Kurs jual
Kurs yang di tentukan oleh bank suatu negara untuk penjualan
valuta asing pada waktu tertentu.
b.
Kurs beli
Kurs yang ditentukan oleh banksuatu negara untuk pembelian
valuta asing pada waktu tertentu.
c.
Kurs tengah
36
Kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional
suatu negara yang ditetapkan oleh bank sentral pada waktu
tertentu.
d.
Kurs flat
Kurs yang berlaku untuk jual beli bank notes dan traveller
cheque, dimana kurs ini telah termasuk biaya promosi dan biaya
lainya yang telah diperhitungkan.
2.
Perubahan Nilai Tukar
Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk
perubahan, yaitu perubahan kurs atas efek perubahan permintaan dan
perubahan kurs atas efek perubahan penawaran (Gregory Mankiew,
2000:400-401).
a.
Perubahan kurs atas efek kenaikan permintaan
Gambar 2.1
Kurva Perubahan Permintaan Kurs
S
150
0
1000
D1
D
37
Dalam gambar 2.1 diatas dimisalkan bahwa pada mulanya
permintaan keatas dolar adalah D dan penawaran keatas dolar adalah
S. Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 1500 rupiah
dan kualitas dolar yang dijual belikan adalah Q 1. Dari akibat suatu
kenaikan dalam permintaan keatas dolar, kurva permintaan dolar
bergerak dari D ke D1.Kurva yang baru ini menaikkan harga dolar
dari 1500 rupiah setiap unit menjadi 2000 rupiah
perunit dan
menambahkan kuantitas valuta dolar yang diperjual-belikan dalam
pasar valuta asing dari Q1 menjadi Q2.
b.
Perubahan kurs atas efek perubahan penawaran
Gambar 2.2
Kurva perubahan penawaran kurs
S
S1
2000
1500
D
Q1
Q2
Dari gambar 2.2 diatas yang ditunjukkan adalah perubahan
penawaran.Kurva
S
dan
D
menggambarkan
penawaran
dan
38
permintaan uang dolar yang pada mulanya wujud. Sesudahnya
penawaran bertambah dari S menjadi S1 sebagai akibat kurs
pertukaran untuk setiap dolar turun dari 2000 rupiah menjadi 1500
rupiah, dan kuantitas mata uang dolar dan diperjual-belikan bertambah
dari Q1 menjadi Q2.
3.
Macam-Macam Nilai Tukar
Menurut Gregory Mankiew (2000), macam-macam nilai tukar dapat
dibedakan menjadi dua macam:
a.
Nilai tukar nominal (nominal exchange rate)
Nilai tukar nominal adalah nilai atau uang tarif dimana
seseorang dapatn memperdagangkan mata uang suatu negara
dengan mata uang lainnya. Nilai tukar ini selalu dapat
dinyatakan dengan dua cara, atau secara timbal balik. Jika nilai
tukar dolar terhadap rupiah adalah $1 = Rp 8000. Itu artinya
kurs rupiah terhadap dolar adalah Rp 1 = 1/8000 dolar.
b.
Nilai tukar riil (real exchange rate)
Nilai tukar riil adalah tingkatan dimana seseorang dapat
memperdagangkan barang atau jasa dari suatu negara dengan
barang dan jasa di negara lainnya.Nilai tukar riil tersebut
dinyatakan sebagai unit-unit barang asing perunit dari barang
domestik.
39
Menurut Gregory Mankiw (2000), formula untuk Perhitungan
nilai tukar riil dengan cara sebagai berikut:
Nilai tukar riil
:
Nilai tukar nominal x harga domestik
Harga luar negeri
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing
Menurut Sadono Sukirno (2004), perubahan dalam permintaan dan
penawaran suatu valuta asing yang selanjutnya menyebabkan perubahan
dalam kurs valuta asing, disebabkan oleh banyak faktor. Yang terpenting
diantaranya adalah seperti yang sebagai berikut:
a.
Perubahan Dalam Citra Masyarakat
Citra masyarakat mempengaruhi corak ekonomi mereka. Maka
perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah corakkonsumsi
mereka atas barang-barang yang diproduksi didalam negeri
maupun yang diimpor. Jika kualitas barang impor lebih
berkualitas daripada barang-barang yang diproduksi dalam
negeri
akan
menyebabkan
keinginan
masyarakat
untuk
mengkonsumsi barang-barang impor bertambah besar sehingga
permintaan barang-barang impor ikut bertambah besar.
b.
Perubahan Harga-Harga Barang Ekspor Impor
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor yang
menentukan apakah suatu barang akan di impor atau di ekspor.
Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga
40
yang relatif lebih murah akan menaikkan ekspor dan apabila
harganya naik maka ekspor akan berkurang. Pengurangan harga
barang impor akan menambah jumlah impor. Dan sebaliknya,
impor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan
permintaan uang negara tersebut.
c.
Kenaikan-Kenaikan Harga Umum
Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta
asing.Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk
menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini
disebabkan efek inflasi yang berikut : inflasi menyebabkan
harga-harga barang ekspor menjadi lebih mahal. Oleh karena
itu, inflasi berkecendrungan mengurangi ekspor. Keadaan ini
menyebabkan permintaan valuta asing bertambah dan akhirnya
akan harga valuta asing akan bertambah.
d.
Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian
Investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian sangat penting dalam
mempengaruhi
aliran
pengembalian
investasi
modal.
yang
Suku
bunga
rendah
dan
cenderung
tingkat
akan
menyebabkan modal dalam negeri akan mengalir keluar negeri.
Begitupun sebaliknya, suku bunga dan pengembalian investasi
yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk
kenegara tersebut. Apabila lebih banyak modal mengalir kesuatu
41
negara, permintaan keatas maka uangnnya bertambah maka nilai
mata uang tersebut akan bertambah.
e.
Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi
yang berlaku. Apabila kemajuan itu teryata diakibatkan oleh
perkembangan ekspor, maka permintaan keatas maka uang
negara tersebut bertambah lebih cepat dari penawarannya dan
oleh karenanya nilai mata uang negara bersangkutan akan
meningkat
f.
Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)
Teori ini dikemukakan oleh Gustav Cassel, seorang ekonom
Swedia, yang memperkenalkan teori PPP pada tahun 1918. PPP
menghubungkan kurs valas dengan harga-harga komoditi dalam
mata uang lokal di pasar internasional, yaitu bahwa kurs valas
akan cenderung menurun dalam proporsi yang sama dengan laju
kenaikan harga. Pada intinya, PPP menekankan hubungan
jangka panjang antara kurs valas dan harga-harga komoditi
secara relatif.
Teori paritas daya beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata
uang adalah identik dengan rasio dari tingkat harga umum dari
kedua negara yang bersangkutan. Artinya, penurunan daya beli
mata uang domestik akan diiringi dengan depresiasi mata
uangnya secara proporsional dalam pasar valas. Menurut teori
42
ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan apabila
semua
deposito
atau
simpanan
dalam
berbagai
valas
menawarkan tingkat imbalan yang sama. Kondisi dimana
tingkat imbalan yang semua simpanan dalam berbagai valas
sama disebut kondisi paritas suku bunga (interesty parity).
Dengan kata lain, segenap simpanan valas menawarkan tingkat
imbalan resiko kurs, dan kemungkinan perubahan kurs secara
keseluruhan setara sehingga prospek keuntungan ataupun daya
tarik atas aset-aset tersebut besar.
Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata uang domestik
menyebabkan mata uang domestiknya tersebut mengalami
depresiasi terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi
yang lainnya tetap (perkiraan kurs dimasa datang tidak
berubah). Namun demikian, asumsi yang digunakan tersebut
dalam kenyataannya sangat tidak realistis sebab perubahan
suku bunga senantiasa disertai dengan perubahan kurs dimasa
yang akan datang. (Domonic,1997 pada Gandha, 2011:33-34).
Dengan kata lain, PPP absolut menerangkan bahwa kurs spot
ditentukan oleh harga relatif dari sejumlah barang yang sama
(ditunjukkan oleh indeks harga). Misalnya, katakanlah tingkat
harga saat ini di Indonesia 110 sedang di AS sebesar 105. Jika
kurs awal dolar adalah Rp2.500, maka menurut PPP, kurs
rupiah yang dinilai dalam dolar AS seharusnya meningkat
43
menjadi Rp2.619 , yang diperoleh dari (2.500 x 110/105), atau
mengalami depresiasi sebesar 4,76%. Di lain pihak, bila tingkat
harga di AS sekarang menjadi 115 maka rupiah akan
mengalami apresiasi sekitar 4,36%, atau menjadi Rp2.391 yang
diperoleh dari (2.500 x 110/115).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam PPP absolut, negara yang
mata uangnya mengalami tingkat inflasi yang tinggi seharusnya
mengurangi nilai mata uangnya relatif terhadap mata uang
dengan tingkat inflasi yang lebih rendah. Sementara itu, PPP
yang relatif mengatakan persentase perubahan kurs nominal
akan sama dengan perbedaan inflasi di antara kedua negara.
F.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkup hampir semua sama, tetapi karena objek dan periode waktu yang
digunakan berbeda maka akan terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga
dapat dijadikan bahan referensi untuk saling melengkapi.
44
Tabel. 2.1
Matriks Refrensi Penelitian Terdahulu
Nama
Judul
Periode
Metode
Variabel
Peneliti
Penelitian
Penelitian
Kesimpulan
Analisis
Suramaya
Pengaruh
Januari
Regresi
1. IHSG
Hanya 1
Suci Kewal
Inflasi, Suku
2000-
berganda
2. Inflasi
variabel yang
Bunga, Kurs
Desember
3. Suku Bunga
berpengaruh
Dan
2009
4. Kurs
signifikan,
5. Pertumbuhan
yaitu Kurs.
Pertumbuhan
Terhadap
PDB
Indeks Harga
Saham
Gabungan
Sugeng
Pengaruh
Januari
Regresi
1. Inflasi
Inflasi
Raharjo
Inflasi, Nilai
2007-
berganda
2. Kurs rupiah
memiliki
Kurs Rupiah,
Desember
terhadap
pengaruh
Dan Tingkat
2009
dollar
positif terhadap
Suku Bunga
Terhadap Harga
Saham Di Bursa
Efek Indonesia
3. Tingkat Suku harga saham,
Bunga
sedangkan kurs
4. Harga Saham dan tingkat
bunga negatif.
45
Nama
Judul
Periode
Metode
Variabel
Peneliti
Penelitian
Dwi
Analisis
Wulandari
Penelitian
1995-2010
Kesimpulan
Analisis
Regresi
1. Harga Saham Hanya 9
Pengaruh
Berganda
2. Kebebasan
variabel yang
Kebebasan
dan
Ekonomi
berpengaruh
Ekonomi Dan
Principal
3. Inflasi
terhadap harga
Variabel
Component
4. Suku Bunga
saham di
Moneter
Analysis
5. Nilai Tukar
negara
6. JUB
ASEAN, 5
Terhadap Harga
Saham Di 5
variabel positif
Negara ASEAN
dan 4 variabel
negatif.
Joven
Analisis
Sugianto
Pengaruh
dan Trisnadi Tingkat Inflasi,
Wijaya
Nilai Tukar dan
2007-2011
Regresi
1. Inflasi
Hanya variabel
Linier
2. Tingkat SBI
Infllasi yang
Berganda
3. Nilai Tukar
memberikan
4. IHSG
pengaruh
Suku Bunga
positif terhadap
SBI Terhadap
IHSG.
IHSG Di Bursa
Efek Indonesia
46
Nama
Judul
Periode
Metode
Variabel
Peneliti
Penelitian
Moh Rizal
The Impact of
Miseman,
Macroeconomic
Fathiyah
s Forces on the
Money
terdapat
Ismail,
ASEAN Stock
Supply
pengaruh yang
Wardiyah
Markets
3. Domestic
sangat kuat dan
Ahmad,
Movement.
Farazida M.
Akit,
Penelitian
Kesimpulan
2013
Analisis
Panel Data
1. Interest Rate
Dalam
2. Broad
penelitian ini
Output
4. Inflation
Rate
signifikan
antara tingkat
suku bunga,
Rohana
M2 dan Inflasi
Mohamad
terhadap
and Wan
pertumbuhan
Mansor
pasar saham,
sedangkan
untuk variabel
PDB tidak
menunjukkan
pengaruh yang
signifikan dan
negatif.
47
Nama
Judul
Periode
Metode
Variabel
Peneliti
UK Essays
Penelitian
Relationship
Penelitian
2006-2010
Kesimpulan
Analisis
Multiple
1. KLSE
All the
Between KLSE
Regression
Composite
independent
Composite
Analysis
Index
variable do
Index As
2. Money
Depent
Supply (M3)
Variables
3. Inflation
influence the
effect of KLSE
performances.
Rate (CPI)
4. Exchange
Rate
Ahmad
Analisis
Milad
Auliauddin
Regresi
1. Inflasi
Inflasi dan
Pengaruh
Linier
2. Tingkat SBI
Suku Bunga
Tingkat Inflasi,
Berganda
3. Nilai Tukar
berpengaruh
4. IHSG
signifikan,
Nilai Tukar dan
2005-2013
Suku Bunga
sedangkan
SBI Terhadap
Kurs tidak
IHSG Di Bursa
berpengaruh
Efek Indonesia
secara
signifikan.
48
1. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Rodoni,2010).
Berikut
penjelasan dari kerangka pemikiran dalam penelitian yang dilakukan :
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Nilai Tukar
(X2)
Inflasi (X1)
Indeks Harga Saham
Gabungan
(Y)
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, terdapat 2 variabel
independen yaitu Inflasi dan Nilai Tukar dna 1 variabel dependen yaitu
Indeks Harga Saham gabungan. Peneliti akan meneliti pengaruhinflasi dan
nilai tukar dalam periode 2006-2011 terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan yang terdapat di lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia,
Singapura, Filipina dan Thailand. Karena terdapat 5 negara yang diteliti,
49
makan akan menggunakan metode data panel dengan 5 data cross section
dan 6 tahun data time series dari tahun 2006-2011.
Dimana pengaruh yang akan diteliti adalah pengaruh bersama-sama
antara variabel independen terhadap variabel dependen dan pengaruh parsial
masing-masing variabel independen tehadap variabel dependen. Selain itu,
peneliti juga ingin mengetahi pengaruh individual effect yang terjadi dan apa
pengaruhnya terhadap besarnya poin IHSG yang terbentuk ketika seluruh
variabel independen bernilai nol.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris (Irfan
Fahmi,
2012).
Berdasarkan
penelitian-penelitian
terdahulu,
penulis
menurunkan hipotesis sebagai berikut:
a.
Inflasi dan Nilai Tukar secara bersama-sama berpengaruh terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di negara Indonesia pada
periode penelitian tahun 2006-2011
b.
Inflasi secara parsial berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di negaraIndonesia pada periode
penelitian tahun 2006-2011
c.
Nilai Tukar secara parsial berpengaruh positif terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di negara Indonesia pada periode
penelitian tahun 2006-2011.
50
d.
Terdapat pengaruh individual effect pada individu masing-masing
negara atas perubahan Inflasi danNilai Tukar terhadap nilai ratarata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lima negara
ASEANpada periode penelitian tahun 2006-2011
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini, variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari satu variabel terikat (dependent) yaitu indeks harga saham gabungan dan 2
variabel bebas (indpendent) yaitu nilai tukar dan inflasi. Sehingga yang menjadi
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan, nilai
tukar dan inflasi di 5 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand dan Filipina.
Data yang digunakan adalah data indeks harga saham gabungan, inflasi
dan nilai tukar dari tahun 2006 hingga 2011 dengan data bulanan yang diambil
dari Bursa Efek dan Bank Sentral di masing-masing negara.
B.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti yang merupakan data sekunder.Data
sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dari pihak kedua atau
data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003: 127).
Data sekunder dalam penelitian ini berupa indeks harga saham gabungan,
tingkat inflasi dan nilai tukar terhadap US dollar, selama bulan Januari 2006
52
sampai bulan Desember 2011 di lima negara ASEAN yang dalam penelitian ini
menggunakan data runtut waktu dan data antar ruang atau seing disebut data
panel. Data panel merupakan sekelompok data individual yang diteliti selama
rentang waktu tertentu sehingga data panel memberikan informasi observasi setiap
individu dalam sampel tertentu.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data
statistik, laporan tahunan Bank Sentral yang diterbitkan oleh masing-masing
negara, Bank Sentral dan Bursa Efek serta sumber-sumber lainya yang berkaitan
dengan penelitian ini dari tahun 2006 hingga 2011 dengan data bulanan.
Tabel 3.1
Sumber Data Penelitian Periode 2006-2011
Indonesia
Malaysia
Singapura
Filipina
Thailand
www.nso.go.th
BiroPusat
www.bps.go.i www.statistics. www.singsat.g
www.nscb.gov
Statistik
d
gov.my
ov.sg
.ph
Bank
www.bi.go.id
www.bnm.gov
www.mas.gov.
www.bsp.gov.
.my
sg
ph
www.idx.co.i
www.bursamal
www.sgx.com
www.pse.com.
d
aysia.com
Sentral
Bursa Efek
www.bot.or.th
www.set.or.th
ph
53
Selain itu, data lain yang digunakan untuk mendukung penelitian ini
dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari berbagai macam sumber dan
informasi dilakukan dengan cara mengambil dari internet, artikel, jurnal, dan
mempelajari dari buku-buku pustaka yang mendukung proses penelitian ini.
C.
Metode Analisis Data
1.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah multikolinieritas,
heteroskedastisitas, danautokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan
untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang
minimum (Best Linier Unbiased Estimator = BLUE), yang berarti model
regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu perlu dibuktikan lebih lanjut
apakah model regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut.
a.
Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu
memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan uji Jarque-Bera atau J-B test dengan
membandingkan nilai J-B hitung yang diperoleh dari perangkat lunak
Eviews 6.0 dengan nilai X2 – tabel.
Apabila nilai J-B hitung > nilai X2 – tabel maka hipotesis nul
yang menyatakan bahwa residual berdistribusi normal ditolak.
Sebaliknya bila nilai J-B hitung < nilai X2 – tabel maka hipotesis nol
54
yang menyatakan residual berdistribusi normal diterima atau
probabilitas < 0,05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa data yang
digunakan berdistribusi normal ditolak dan sebaliknya, bila prob >
0,05 maka hipotesis yang menyatakan bahwa data yang digunakan
berdistribusi normal diterima (Wing Wahyu Winarno, 2009:5.40).
Jarque-Bera =
(
)
Dimana:
N
=
Ukuran sampel
S
=
Skewness/Kemencengan
K
=
Kurtosis/Peruncingan
k
=
banyaknya koefisien yang digunakan didalam persamaan
b.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi di mana terdapat korelasi
variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Hubungan linier
antara variabel independen dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier
yang sempurna dan hubungan linier yang kurang sempurna (Nachrowi
D. Nachrowi dan Hardius Usman, 2006).
Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
adalah dengan uji korelasi. Pada uji korelasi, kita menguji
multikolinieritas hanya dengan melihat hubungan secara individual
antara satu variabel independen dengan satu variabel independen yang
55
lain. Tetapi multikolinieritas bisa juga muncul karena satu atau lebih
variabel independen merupakan kombinasi linier dengan variabel
independen lain.
Dalam penelitian ini penulis akan melihat multikolienieritas
dengan menguji koefisien korelasi (r) antarvariabel independen.
Sebagai aturan main (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup
tinggi katakanlah diatas 0,8 maka diduga ada multikolinieritas dalam
model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka diduga
model tidak mengandung multikolinieritas (Agus Widarjono, 2005).
Regresi jenis ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara dua atau lebih variabel indenpenden secara bersama-sama
(misalnya X1 dan X2) mempengaruhi variabel independen yang lain
(misal X3). Kita harus menjalankan beberapa regresi, masing-masing
dengan
memberlakukansatuvariabelindependen(misalnyaX1)
sebagaivariabel dependen dan variabelindependen lainnya tetap
diperlakukan
sebagaivariabelindependen.Dari
masing-
masingpersamaanakankitahitungnilai F-nyadengan rumusberikut :
Dimana :
56
c.
n
=
banyaknya observasi
k
=
banyaknya variabel independen
R
=
koefisien determinasi masing-masing model
Uji Autokolerasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara
anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu.
Dalam
kaitannya
dengan
asumsi
metode
OLS,
autokorelasi
merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lainnya.
Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan
residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan
residual yang lain (Agus Widarjono, 2005:177).
Rumus yang digunakan untuk uji Durbin-Watson adalah:
DW =
∑
∑
Keterangan:
DW
=
Nilai Durbin-Watson Test
e
=
Nilai residual
et-1
=
Nilai residua satu periode sebelumnya
Dalam penelitian ini untuk melihat ada tidaknya autokorelasi
digunakan uji autokorelasi yang dikembangkan oleh Bruesch dan
57
Godfrey yang lebih umum dan dikenal dangan uji Lagrange Multiplier
(LM-test).
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho
:
tidak ada autokorelasi
Ha
:
ada autokorelasi
Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5% dan menggunakan distribusi
Chi-Square, maka :
Jika Prob Chi-Square < 0,05, maka tidak signifikan dan Ho ditolak
Jika Prob Chi-Square < 0,05, maka signifikan dan Ho diterima
Maka keputusan tergantung dengan:
Tolak Ho
Tidak dapat
Tidak
Tidak dapat
Tolak Ho,
berarti ada
diputuskan
menolak Ho,
diputuskan
berarti ada
autokorelasi
berarti tidak
autokorelasi
positif
ada korelasi
negative
0
dL
d.
dL
2
4-du
4dL
4
Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi penting OLS adalah varian dari residual
adalah konstan. Namun dalam kenyataannya seringkali varian residual
adalah
tidak
konstan
atau
disebut
denganheteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas biasanya terdapat pada data cross section.
Sementara
itu
data
time
series
jarang
mengandung
unsur
heteroskedastisitas, dikarenakan ketika menganalisis perilaku data
58
yang sama dari waktu ke waktu fluktuasinya akan relatif lebih
stabil(Agus Widarjono, 2005).
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, maka bisa
menggunakan uji White, yang pada prinsipnya meregres residual yang
dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Di mana keputusan
ada tidaknya heteroskedastisitas berdasarkan besar kecilnya Obs* R
square.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho
:
tidak ada heteroskedastisitas
Ha
:
ada heteroskedastisitas
Kriteria Uji White adalah jika:
Obs* R square > χ2 tabel, tidak signifikan, Ho ditolak
Obs* R square < χ2 tabel, signifikan, Ho diterima
Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5% bisa juga dengan
menggunakanprobabilitas Probabilitas Chi-Square, maka :
Prob Chi-Square < 0,05, tidak signifikan, Ho ditolak
Prob Chi-Square > 0,05, signifikan, Ho diterima
Jika model regresi yang akan kita uji memiliki tiga variabel
bebas, yaitu X1, X2, dan X3, maka persamaan yang digunakan untuk
uji heteroskedastisitas menggunakan metode White adalah sebagai
berikut:
59
Ui2 = α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X12 + β 5X22 + β 6X32 + β7X1X2X3 + υi
Keterangan:
2.
Ui =
Nilai residual
Xi =
Variabel bebas
Regresi Data Panel
Metode analisis data dalam
analisis regresi
penelitian ini menggunakan
linier berganda dengan
menggunakan
model
metode data
paneluntuk melihat hubungan antara satu variabel terikat dengan lebih dari
satu variabel bebas dimana dalam penelitian ini mengukur pengaruh inflasi
dan nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan di 5 negara ASEAN.
Kemudian fungsi tersebut dimasukan kedalam bentuk model regresi
linier berganda pada ekonometrika sebagai berikut:
Y
= β₀ + β₁X₁ + β₂X + εit
IHSG = β₀ + β₁INFit + β₂ KURSit +εit
Keterangan:
IHSG
: Indeks Harga Saham Gabungan
βo
: Constanta
β 1, β 2
: Koefisien regresi
INF
:Inflasi
KURS
: NIlai Tukar
60
ε
: error terms
Nilai koefisien regresi sangat berarti sebagai dasar analisis.Koefisien
β akan bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan yang searah antara
variabel independen dengan variabel dependen, Artinya kenaikan variabel
independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen, begitu pula
sebaliknya jika variabel independen mengalami penurunan. Sedangkan nilai
β akan negatif (-) jika menunjukkan hubungan yang berlawanan, artinya
kenaikan variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel
dependen, demikian pula sebaliknya.
Model ini memfokuskan pada analisis regresi dengan kombinasi data
time series dan cross section, yang populer disebut dengan pooled time
series. Pooled time series merupakan kombinasi antara time series yang
memiliki observasi temporalbiasa pada suatu unit analisis dengan data cross
section yang miliki obserevasi-observasipada unit analisis pada titik tertentu
(Mudrajat Kuncoro,2001).
Ciri khusus pada data time series adalah berupa urutan numerik di
manainterval antar observasi atas sejumlah variabel bersifat konstan dan
tetap sedang data cross section adalah suatu unit analisis pada suatu titik
tertentu dengan observasi atassejumlah variabel. Unit analisis dalam hal ini
dapat berupa individu, kota, kabupaten,provinsi, negara, bisnis, rumah
tangga, atau industri. Jadi bila sejumlah variabel untuksejumlah cross
61
section yang berbeda obsevasi selama kurun waktu tertentu, makaakan
diperoleh data pooling.
Regresi dengan metode panel data memberikan beberapa keunggulan
dibandingkan dengan pendekatan standar time series dan cross section,
antara lain:
a.
Penggunaan data pooling meningkatkan jumlah observasi (sampel).
Dengan kata lain, cara ini mengatasi masalah keterbatasan jumlah data
runtu waktu.
b.
Dengan data pooling akan diperoleh variasi antar unit yang berbeda
menurut ruang dan variasi yang muncul menurut waktu.
c.
MeningkatkanDegree of Freedom (derajat kebebasan) karena data
memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinieritas antar
variabel penjelas dan dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang
efisien.
d.
Dengan data yang lebih bervariasi, panel data dapat memberikan
informasi yang lebih banyak yang tidak dapat diberikan oleh data time
series maupun cross section.
e.
Dibandingkan data cross section, panel data dapat memberikan
penyelesaian yang lebih baik dalam interfensi perubahan yang
dinamis.
Permodelan dalam menggunakan teknik regresi data panel dapat
menggunakan tiga pendekatan alternatif metode dalam pengolahannya, yaitu
62
Metode Common-Constant (The Pooled OLS Method), Fixed Effect Model
dan Random Effect Model.
a.
Pooled Regression
Metode ini mengasumsikan bahwa nilai intersep antar individual
dianggap sama dimana hal ini merupakan asumsi yang sangat
membatasi (Gujarati, 2003). Sehingga metode ini tidak dapat
menangkap gambaran yang sebenarnya atas hubungan yang terjadi
antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, begitu juga dengan
hubungan diantara tiap individu icross-section.
Metode Pooled Regression akan dipilih saat tidak terdapat data
matrix pada dimensi cross-section, dengan kata lain model ini
mengestimasikan nilai α yang konstan untuk semua dimensi crosssection. Dapat dirumuskan denganpersamaan :
Yti = xti βti+ еti
Keterangan:
Yti :
observasi dari unit ke-i dan diamati pada
periode waktu ke-t
xti
:
vekor k-variabel-variabel independen dari unit ke-I
dan diamati pada periode ke-t (komponen
konstanta)
63
b.
Fixed Effect Model
Regresi panel data memungkinkan kita untuk dapat mengetahui
intersep masing-masing individu karena adanya perubahan keadaan
pada masing-masing variabel. Jika menggunakan slope konstan tetapi
intersep bervariasi untuk setiap individu, kita dapat menggunakan
variabel dummy unit cross-section pada variabel yang diamati.Jumlah
variabel dummy yang dibuat adalah ni-1 atau jumlah crosssectiondikurangi satu angka.
Secara umum, FEM dapat diestimasi dengan dua metode yang
berbeda, yaitu dengan OLS standard yang disebut Least Square
Dummy Variables dan GLS (Generalized Least Square).Ketika
menggunakan dummy untuk mengestimasi FEM maka persamaan
tersebut disebut sebagai Least Squared Dummy Variabel (LSDV) (Nur
Tsaniyah, 2010).Persamaan untuk Fixed Effect Model (FEM) adalah:
Yti =α0 + x1β1 + x2β2+ α1D1 + α2D2 + …. + еti
Keterangan:
Yti
:
observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode
waktu ke-t
xti
:
variabel independen yang diteliti
α0, α1, α2 :
koefisien dummy variabel
D
cross section data (dummy variabel)
:
64
c.
Random Effect Model
Untuk melihat pengaruh dari berbagai karakteristik yang bersifat
konstan dalam waktu, atau konstan diantara individu dapat digunakan
model yang disebut Random Effect Model (REM).Yang secara umum
dituliskan sebagai berikut:
Yti = xti βti + vti
vti = ci + dt + еti
Keterangan:
Yti
:
observasi dari unit ke-i dan diamati pada periode
waktu ke-t
xti
:
vektor k-variabel-variabel independen dari unit ke-I
dan diamati pada periode ke-t (komponen
konstanta)
ci
:
konstanta yang bergantung pada unit ke i tetapi
tidak bergantung kepada waktu t
dt
:
konstanta yang bergantung pada waktu ke t tetapi
tidak bergantung kepada unit ke i
Disini
ci
diasumsikan
bersifar
Independent
Identically
Distributed (IID) normal dengan mean 0 dan variance σc2 , dt
diasumsikan bersifat IID normal dengan mean 0 dan variance σd2 dan
еti bersifat IID normal dengan mean 0 dan variance σe2 (dan еti , ci dan
65
dt diasumsikan independen satu dengan yang lainnya) (Dedi Rosadi,
2012:274).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat efek dari masingmasing negara sehingga metode pooled regressiontidak dapat
menangkap gambaran yang sebenarnya atas hubungan yang terjadi
antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, begitu juga dengan
hubungan diantara tiap individu cross-section.
Begitu juga seperti yang telah dijabarkan pada metode
pemilihan secara
teoritis mengatakan bahwa
metode
pooled
regression terlalu sederhana untuk mendeskripsikan fenomena yang
ada. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan adalah menemukan
metode yang lebih spesifik atas hubungan yang terjadi antara masingmasing individu pada data cross-section. Maka dalam penelitian ini,
data di olah menggunakan metode fixed effect.
Data diolah dengan metode fixed effect karena diasumsikan
bahwa slope konstan tetapi intersep bervariasi untuk setiap individu
dengan menggunakan variabel dummy untuk setiap unit cross-section
yang diamati.
d.
Uji Hausmann
Uji Hausmann digunakan untuk mengetahui model mana yang
paling tepat digunkan untuk regresi data panel, antara Fixed Effect
Model atau Random Effect Model. Uji ini sebenarnya digunakan untuk
66
melihat apakah terdapat efek random di dalam panel data, yaitu
dengan uji hipotesis berbentuk :
H0 :E (Ci | X) = E(u) = 0
Dalam perhitungan statistik Uji Hausmann diperlukan asumsi
bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan
jumlah variable independen (termasuk konstanta) dalam model.Dalam
estimasi uji ini diperlukan estimasi variansi cross-section yang positif,
yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh model. Apabila kondisi-kondisi
ini tidak dapat terpenuhi maka data panel regresi hanya dapat
menggunakan model fixed effect.
3.
Uji Statistik Model
a.
Uji F-statistic
Uji F digunakan untuk menganalisis apakah semua variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan
(Kuncoro, 2009: 239).
Hipotesis:
H0
:
β0 = β 1 = β2 = 0
Ha
:
β0 ≠ β 1 ≠ β 2 ≠ 0
67
Bila Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau signifikannya kurang
dari α = 5% maka tolak Ho yang berarti bahwa semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. (Kuncoro, 2009 : 239).
b.
Uji Probability t-statistic
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Hipotesis:
H0 : β0 = β1 = β2 = 0
Ha : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ 0
Bila thitunglebih besar daripada t
tabel
atau signifikannya kurang
dari α = 5% maka tolak Ho yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
(Kuncoro, 2009: 238).
c.
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted-R2)
Koefisien determasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat dengan
nilai diantara nol dan satu.Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
sangat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
68
untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Kuncoro, 2009: 240241).
Perlu diperhatikan bahwa nilai R2 yang tinggi tidak selalu
menunjukkan kualitas model yang sudah baik. Dalam analisis timeseries, yang biasanya semua variabel mengalami kenaikan seiring
berjalannya waktu, maka nilai R2akan cenderung tinggi dan pada
analisis cross-section akan cenderung rendah (Winarno, 2009:4.9).
D.
Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka
variabel-variabel dalam penelitian ini bisa didefinisikan sebagai berikut:
1.
Variabel tidak bebas (dependent)
Variabel tak bebas (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent),
yaitu :
a.
Indeks harga Saham Gabungan
Indeks harga saham (IHSG) merupakan ringkasan dari pengaruh
simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang
berpengaruh terutama tentang kejadian ekonomi, data yang
digunakan adalah data bulanan dari tahun 2006 hingga
2011.Satuan yang digunakan adalah milyar rupiah.
69
2.
Variable Bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel tidak bebas (independent),
yaitu:
a.
Inflasi (INF)
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus menerus selama suatu priode tertentu. Data yang
digunakan adalah data bulanan dari tahun 2006 hingga 2011
yang didapat dari bank sentral di masing-masing negara dalam
satuan persen (%).
b.
Nilai Tukar (KURS)
Nilai tukar adalah perbandingan nilai mata uang negara satu
dengan negara lainnya, dalam penelitian ini membandingkan
nilai mata uang satu negara dengan dollar US. Dalam penelitian
yang digunakan dalam nilai tukar adalah satuan mata uang
Indonesia (rupiah), mata uang Singapura (dollar singapura),
mata uang Thailand (baht), mata uang Filipina (peso) dan mata
uang Malaysia (ringgit) terhadap mata uang US (dollar) yang
telah ditetapkan oleh Bank Sentral di masing-masing negara.
Data yang digunakan tersebut adalah data bulanan dari tahun
2006 hingga 2011.
70
Tabel 3.2
Operasional Variabel
No
Variable
Simbol
Sumber data
Data
bulanan
Skala
Bursa Efek
Indonesia,
Indeks Harga
1
Saham
IHSG
Gabungan
Malaysia,
Singapura,
2006-2011
Rasio
2006-2011
Rasio
2006-2011
Rasio
Thailand dan
Filipina
Bank Sentral
dan Badan
Statistik
2
Nilai Tukar
KURS
Indonesia,
Malaysia,
Singapura,
Thailand dan
Filipina
Bank Sentral
dan Badan
Statistik
3
Inflasi
INF
Indonesia,
Malaysia,
Singapura,
Thailand dan
Filipina
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1.
Sejarah Perkembangan Association of South East Asian Nation
(ASEAN)
Associaton of South East Asian Nation (ASEAN) atau Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi yang didirikan di Bangkok tanggal 8 Agustus 1967.
Lima negara penggagas ASEAN yaitu Indonesia yang diwakili oleh Adam
Malik, Filipina oleh Narcisco Ramos, Malaysia oleh Tun Abdul Razak,
Singapura oleh S. Rajaratnam dan Thailand diwakili oleh Thanat Khotman.
Organiasasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya,
memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regionalnya serta
meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya
dengan damai.
Gambar 4.1
Bendera dan Lambang ASEAN
72
ASEAN meliputi wilayah daratan seluas 4.46 juta km² atau setara
dengan 3% total luas daratan di bumi dan memiliki populasi yang mendekati
angka 600 juta orang atau setara dengan 8.8% total populasi dunia. Luas
wilayah laut ASEAN tiga kali lipat dari luas wilayah daratan. Pada tahun
2010, kombinasi nominal GDP ASEAN telah tumbuh hingga 1,8 Triliun
Dolar AS. Jika ASEAN adalah sebuah entitas tunggal, maka ASEAN akan
duduk sebagai ekonomi terbesar kesembilan setelah Amerika Serikat, Cina,
Jepang, Jerman, Perancis, Brazil, Inggris, dan Italia.
Prinsip Utama ASEAN
Dalam
menjalankan
keselarasan
dalam
berasosiasi,
ASEAN
mempunyai prinsip-prinsip yang harus dijalani dan dipatuhi, antara lain:
a.
menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah dan
identitas nasional seluruh Negara Anggota ASEAN;
b.
berbagi komitmen dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan
perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional;
c.
menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan lain
dalam cara yang tidak sesuai dengan hukum internasional;
d.
ketergantungan pada penyelesaian damai sengketa;
e.
tidak campur tangan dalam urusan internal negara anggota ASEAN;
f.
menghormati hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi
nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan;
73
g.
konsultasi ditingkatkan mengenai hal-hal serius memengaruhi kepentingan
bersama ASEAN;
h.
kepatuhan terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik, prinsipprinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;
i.
menghormati kebebasan dasar, promosi dan perlindungan hak asasi
manusia, dan pemajuan keadilan sosial;
j.
menjunjung tinggi Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk
hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh negara anggota
ASEAN;
k.
tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan, termasuk penggunaan
wilayahnya, dan dikejar oleh Negara Anggota ASEAN atau non-ASEAN
Negara atau aktor non-negara, yang mengancam kedaulatan, integritas
wilayah atau stabilitas politik dan ekonomi ASEAN Negara-negara
Anggota;
l.
menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama dari masyarakat
ASEAN, sementara menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat
persatuan dalam keanekaragaman;
m.
sentralitas ASEAN dalam hubungan politik, ekonomi, sosial dan budaya
eksternal sambil tetap aktif terlibat, berwawasan ke luar, inklusif dan tidak
diskriminatif, dan
n.
kepatuhan terhadap aturan-aturan perdagangan multilateral dan aturan
berbasis ASEAN rezim bagi pelaksanaan efektif dari komitmen ekonomi
74
dan pengurangan progresif terhadap penghapusan semua hambatan untuk
integrasi ekonomi regional, dalam dorongan ekonomi pasar.
Negara-negara anggota ASEAN beranggotakan semua negara di Asia
Tenggara, berikut daftar anggotanya:
a.
Filipina (negara pendiri ASEAN)
b.
Indonesia (negara pendiri ASEAN)
c.
Malaysia (negara pendiri ASEAN)
d.
Singapura (negara pendiri ASEAN)
e.
Thailand (negara pendiri ASEAN)
f.
Brunei Darussalam bergabung pada (7 Januari1984)
g.
Vietnam bergabung pada (28 Juli1995)
h.
Laos bergabung pada (23 Juli1997) (Laos dan Myanmar bergabung pada
waktu yang sama)
i.
Myanmar bergabung pada (23 Juli1997) (Laos dan Myanmar bergabung
pada waktu yang sama)
j.
Kamboja bergabung pada (16 Desember1998)
Mengingat kepentingan geografis, ekonomis dan politik yang
strategis, sejak beberapa tahun belakangan ini, ASEAN telah mencoba
menjajaki perluasan anggota kepada negara-negara tetangga di sekitar
ASEAN. Berikut ini adalah daftar negara-negara perluasan keanggotaan
ASEAN:
75
a.
Bangladesh
b.
Palau
c.
Papua Nugini
d.
Republik China (Taiwan)
e.
Timor Leste
Dari 10 negara-negara yang bergabung dalam ASEAN, lima negara
teratas dalam pertumbuhan ekonominya adalah Indonesia, Malaysia,
Singapura, Filipina dan Thailand. Kelima negara tersebut yang akan diteliti
dalam penelitian ini. Berikut sejarah singkat kelima negara tersebut:
a.
Indonesia
Tabel 4.1
Profil Negara Indonesia
Ibu kota
Letak Geografis
Jakarta
6°10.5′LU 106°49.7′BT
Bahasa resmi
Indonesia
Pemerintahan
Republikpresidensial
Luas
Total
1,904,569 km2
Perairan (%)
4,85%
Penduduk
Perkiraan 19 Juni 2009
230.472.833
Sensus 2010
237.556.363
76
Kepadatan
124/km2
PDB (KKB)
Perkiraan 2011
Total
Rp10,706 triliun
(AS$ 1,121 miliar)
Per kapita
Rp44,885 juta
(AS$ $4.700)
PDB (nominal)
Perkiraan 2011
Total
Rp4,821 triliun
(AS$ 846 miliar)
Per kapita
Rp36,261 juta
(AS$ 3.797)
Mata uang
Rupiah (Rp) (IDR)
Sumber: www.asean.org, www.wikipedia.com (diolah)
Republik Indonesia, disingkat RI atau Indonesia, adalah negara di
Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua
Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466
pulau,nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi
lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk
Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa, meskipun secara
resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah
republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
Presiden yang dipilih langsung.
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB
Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus
77
berlanjut. Namun, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam
memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun
2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan
terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$
2 per hari.
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa,
termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia
pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah
mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang
utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.Sektor jasa
adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005.
Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian
menyumbang 14,0%. Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan
lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta
orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor
industri sebesar 18,8%. Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah
Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia,
Singapura dan Australia.
78
b.
Malaysia
Tabel 4.2
Profil Negara Malaysia
Ibu kota
Letak Geografis
Kuala Lumpur
3°08′LU 101°42′BT
Bahasa resmi
Bahasa Melayu
Pemerintahan
Monarki terpilih
konstitusional
(Parlementer)
Luas
Total
329,857 km2
Perairan (%)
0,4%
Penduduk
Perkiraan 2015
30.434.000
Sensus 2010
28.334.135
Kepadatan
92/km2
PDB (KKB)
Perkiraan 2015
Total
$800,169 miliar
Per kapita
$25.833,204
PDB (nominal)
Perkiraan 2015
Total
$375,633 miliar
Per kapita
$12.127,206
Ringgit (RM) (MYR)
Mata uang
Sumber: www.asean.org, www.wikipedia.com (diolah)
Malaysia adalah sebuah negara federasiyang terdiri dari tiga belas
negara bagian dan tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas
329.847 km persegi.Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya
79
menjadi pusat pemerintahan persekutuan.Jumlah penduduk negara ini
melebihi 27 juta jiwa.Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan —
Malaysia Barat dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah
Indonesia di Laut Tiongkok Selatan.Malaysia berbatasan dengan Thailand,
Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina.Negara ini terletak di dekat
khatulistiwa dan beriklim tropika.Kepala negara Malaysia adalah Yang diPertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana
Menteri.Model
pemerintahan
Malaysia
mirip
dengan
sistem
parlementerWestminster.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di
mana tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%),
simpanan pertukaran uang asing yang sehat, dan utang luar negeri yang
rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak mengalami krisis yang
sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun,
prospek jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan kurangnya
perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan
dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.Pada September 2005,
Howard J. Davies, direktur London School of Economics, di dalam sebuah
pertemuan di Kuala Lumpur, memperingatkan para pejabat Malaysia bahwa
jika mereka ingin pasar modal fleksibel kembali, mereka harus mencabut
larangan penjualan singkat. Pada Maret 2006, Malaysia mencabut larangan
penjualan singkat.Kini, Malaysia dipandang sebagai negara industri baru.
80
c.
Singapura
Tabel 4.3
Profil Negara Singapura
Ibu kota
Letak Geografis
Singapore
1°17′LU 103°50′BT
Bahasa resmi
Bahasa Inggris
Pemerintahan
Republik Parlementer
Luas
Total
710.2 km2
Perairan (%)
1,444%
Penduduk
Perkiraan 2009
4.987.600
Sensus 2010
5.076.700
Kepadatan
7,022/km2
PDB (KKB)
Perkiraan 2010
Total
$255.338 miliar
Per kapita
$52.839
PDB (nominal)
Perkiraan 2010
Total
$194.918 miliar
Per kapita
$40.336
Mata uang
Dollar Singapura (SGD)
Sumber: www.asean.org, www.wikipedia.com (diolah)
Singapura nama resminya Republik Singapura, adalah sebuah negara
pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya, 137 kilometres (85 mi)
81
di utara khatulistiwa di Asia Tenggara. Negara ini terpisah dari Malaysia
oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat
Singapura di selatan. Singapura adalah pusat keuangan terdepan keempat di
dunia dan sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting
dalam perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura
adalah satu dari lima pelabuhan tersibuk di dunia.
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang
beragam berjumlah 5 juta jiwa, terdiri dari Cina, Melayu, India, berbagai
keturunan Asia, dan Kaukasoid.42% penduduk Singapura adalah orang
asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk
50% dari sektor jasa. Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah
Monako.A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling
terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006.
Singapura memiliki ekonomi pasar yang sangat maju, yang secara
historis berputar di sekitar perdagangan entrepôt.Bersama Hong Kong,
Korea Selatan dan Taiwan, Singapura adalah satu dari Empat Macan Asia.
Ekonominya sangat bergantung pada ekspor dan pengolahan barang impor,
khususnya di bidang manufaktur yang mewakili 26% PDB Singapura tahun
2005dan meliputi sektor elektronik, pengolahan minyak Bumi, bahan kimia,
teknik mekanik dan ilmu biomedis.
Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan
merupakan pusat pertukaran mata uang asing terbesar keempat di dunia
82
setelah London, New York dan Tokyo.Bank Dunia menempatkan Singapura
pada peringkat hub logistik teratas dunia.Ekonomi Singapura termasuk di
antara sepuluh negara paling terbuka, kompetitif dan inovatif di
dunia.Dianggap sebagai negara paling ramah bisnis di dunia, ratusan ribu
ekspatriat
asing
bekerja
di
Singapura
di
berbagai
perusahaan
multinasional.Terdapat juga ratusan ribu pekerja manual asing.
Sebagai akibat dari resesi global dan kemerosotan pada sektor
teknologi, PDB negara ini berkurang hingga 2.2% pada 2001.Economic
Review
Committee
(ERC)
didirikan
bulan
Desember
2001
dan
menyarankan beberapa perubahan kebijakan dengan tujuan merevitalisasi
perusahaan. Sejak itu, Singapura pulih dari resesi, terutama karena
banyaknya perbaikan dalam ekonomi dunia; ekonomi negara ini tumbuh
8,3% pada 2004 dan 6,4% pada 2005 dan 7.9% in 2006.
Banyak perusahaan di Singapura terdaftar sebagai perusahaan
berkewajiban terbatas swasta (umumnya disebut perseroan terbatas
swasta).Sebuah perseroan terbatas swasta di Singapura adalah entitas hukum
terpisah dan pemegang saham tidak berkewajiban atas utang perusahaan
yang melebihi jumlah modal saham yang ditanamkan.
83
d.
Filipina
Tabel 4.4
Profil Negara Filipina
Ibu kota
Letak Geografis
Manila
5°21′LU 117°126′BT
Bahasa resmi
Tagalog
Pemerintahan
Republik
Luas
Total
300,000 km2
Perairan (%)
0,61%
Penduduk
Perkiraan 2013
98.900.000
Kepadatan
308,0/km2
PDB (KKB)
Perkiraan 2013
Total
$454.286 miliar
Per kapita
$4.660
PDB (nominal)
Perkiraan 2013
Total
$272.207 miliar
Per kapita
$2.792
Peso Filipina (PHP)
Mata uang
Sumber: www.asean.org, www.wikipedia.com (diolah)
Filipina atau Republik Filipina (Republika ng Pilipinas) adalah sebuah
negara republik di Asia Tenggara, sebelah utara Indonesia dan Malaysia.
Filipina merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di Lingkar
84
Pasifik Barat, negara ini terdiri dari 7.107 pulau. Selama ribuan tahun,
warga kepulauan Filipina yang bahagia dan pekerja keras ini telah
mengembangkan sistem cocok tanam padi yang sangat maju, yang
menyediakan makanan pokok bagi masyarakatnya.
Filipina adalah negara paling maju di Benua Asia setelah Perang
Dunia II, namun sejak saat itu telah tertinggal di belakang negara-negara
lain akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah, penyitaan kekayaan yang
dilakukan pemerintah, korupsi yang luas, dan pengaruh-pengaruh neokolonial. Meskipun begitu, saat ini Filipina mengalami pertumbuhan
ekonomi yang moderat, yang banyak disumbangkan dari pengiriman uang
oleh pekerja-pekerja Filipina di luar negeri dan sektor teknologi informasi
yang sedang tumbuh pesat.
Filipina seringkali dianggap sebagai satu-satunya negara di Benua
Asia di mana pengaruh budaya Barat terasa sangat kuat.Filipina terkenal
dengan pertanian padi bukitnya, yang diperkenalkan kira-kira 2.000 tahun
lalu oleh suku Batad.Padi-padi bukit tersebut terletak di lereng-lereng
Gunung Ifugaodan berada di ketinggian 5.000 kaki dpl.Luasnya mencakup
4.000 mil² serta diusahakan secara tradisional tanpa penggunaan pupuk.Ia
dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO(Badan PBB untuk
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) pada tahun 1995. Pada
1998 ekonomi Filipina, sebuah campuran dari pertanian, industri ringan, dan
jasa pendukung; mengalami kemunduran sebagai akibat dari krisis finansial
85
Asia dan cuaca yang buruk. Pertumbuhan jatuh ke 0,6% pada 1998 dari 5%
pada 1997, tetapi kembali ke sekitar 3% pada 1999, dan 4% pada 2000.
Pemerintah telah menjanjikan untuk terus mereformasi ekonominya untuk
membantu Filipina setanding dengan perkembangan negara industri Asia
Timur.Hutang besar ("public debt" sekitar 77% dari PDB), menghambat
perbaikan situasi ekonomi. Alokasi dana untuk hutang lebih tinggi dari pada
untuk Departemen Pendidikan dan militer digabungkan.
Strategi
yang
dilakukan
termasuk
peningkatan
infrastruktur,
merombak sistem pajak untuk menambah pendapatan pemerintah, juga
deregulasi dan penswastaan ekonomi, dan meningkatkan integrasi
perdagangan di wilayah sekitar. Prospek masa depan sangat tergantung dari
performa ekonomi dari dua partner dagang utama, Amerika Serikat dan
Jepang, dan administrasi yang lebih tepercaya dan kebijakan pemerintah
yang konsisten.Filipina merupakan anggota dari Bank Pengembangan Asia.
e.
Thailand
Tabel 4.5
Profil Negara Thailand
Ibu kota
Letak Geografis
Bangkok
5°21′LU 97°106′BT
86
Bahasa resmi
Thai
Pemerintahan
Monarki Konstitusional
Luas
Total
514.000 km2
Perairan (%)
0,4%
Penduduk
Perkiraan 2011
66.720.153
Sensus 2010
65.479.453
Kepadatan
132,1/km2
PDB (KKB)
Perkiraan 2013
Total
US$701.554 miliar
Per kapita
US$10.849
Mata uang
Baht Thailand (BTH)
Sumber: www.asean.org, www.wikipedia.com (diolah)
Kerajaan Thai (nama resmi bahasa Thai: ราชอาณาจักรไทยRatcha Anachak
Thai; atau Prathēt Thai), yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa
Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama
dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di
Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur,
Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di
barat. Kerajaan Thai dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11
Mei1949.
Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai, namun juga
dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih
87
digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas
Tionghoa.Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari
tahun 1985 hingga 1995 - rata-rata 9% per tahun - tekanan spekulatif yang
meningkat terhadap mata uang Kerajaan Thai, Baht, pada tahun 1997
menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan
dan memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama
dipatok pada nilai 25 Baht untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik
terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan ekonominya
melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian meluas
ke krisis finansial Asia.
Kerajaan Thai memasuki babak pemulihan pada tahun 1999;
ekonominya menguat 4,2% dan tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan
merupakan hasil dari ekspor yang kuat dan meningkat sekitar 20% pada
tahun 2000.Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang melunak
pada tahun 2001, namun kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat
pertumbuhan yang kuat di RRC dan beberapa program stimulan dalam
negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh pemerintah Thaksin
Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 6,3%,
dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun 2004 dan 2005.
Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Kerajaan
Thai, dan industri ini memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya
Baht dan stabilitas Kerajaan Thai. Kedatangan wisatawan pada tahun 2002
88
(10,9 juta) mencerminkan kenaikan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya
(10,1 juta).
2.
Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan di ASEAN
Tempat dimana bertemunya berbagai pihak khususnya perusahaan
penjual saham dan obligasi yang bertujuan menjual kedua komoditi tersebut
untuk tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan disebut pasar
modal. Keberadaan pasar modal itu sendiri tidak bisa dipungkiri menjadi
sangat penting bagi sebuah negara karena mempengaruhi dan mendorong
setiap perusahaan
untuk berkembang, baik secara dinamis maupun
kompetitif.
Keputusan berinvestasi yang lebih memilih untuk menempatkan
sejumlah uang dengan membeli surat-surat berharga daripada menaruh
sejumlah uang di bank dipilih investor yang datang ke pasar modal yang
biasa disebut keputusan financial statement.Permasalahan yang dihadapi
oleh suatu negara dan juga perusahaan adalah ketika keputusan investasi
yang dibuat tidak memperhitungkan akibat-akibat yang timbul secara jangka
panjang (long time effect). Kita tidak bisa melakukan membuat perhitungan
konsep investasi dengan mengandalkan kondisi yang bersifat selalu stabil
(ceteris paribus) namun kita ketahui bahwa apa yang ada di dunia ini selalu
berubah setiap waktu.
Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan IHSG 5 negara
ASEAN untuk periode tahun 2006-2011 dapat dilihat pada Grafik 4.1.
89
Gambar 4.2
Grafik Perkembangan IHSG Di ASEAN
4.500,00
4.000,00
3.500,00
3.000,00
IND
2.500,00
MAL
2.000,00
SIN
1.500,00
PHI
1.000,00
THA
500,00
0,00
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Lampiran 1, diolah
Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai Indeks Harga
Saham Gabungan dari 2 negara di ASEAN yaitu Malaysia dan Thailand,
dari Januari 2006 sampai Desember 2011 relatif stabil, karena fluktuasi
yang terjadi tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Namun pada tahun
2007-2008, dampak dari krisis global di Amerika Serikat mempengaruhi
negara Filipina yang harga sahamnya turun 855.49 poin dan Singapura turun
809.77 poin. Di tahun 2009 kelima negara ini merangkak naik yang terbukti
dengan naiknya grafik IHSG di semua negara anggota ASEAN, pergerakan
grafik yang fluktuatif dan signifikan sedikit banyak dapat mempengaruhi
tingkat investasi di pasar modal masing-masing negara.
90
3.
Perkembangan Inflasi di ASEAN
Inflasi sangat terkait dengan penurunan kemampuan daya beli, baik
individu maupun perusahaan.Salah satu peristiwa yang sangat penting dan
dijumpai di hampir semua negara di dunia adalah inflasi. Didalam
perekonomian ada kekuatan tertentu yang menyebabakan tingkat harga
melonjak sekaligus, tetapi ada kekuatan lain yang menyebabkan kenaikan
tingkat harga berlangsung terus menerus secara perlahan. Secara sederhana
inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara
umum dan terus menerus.Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi kecualai bila kenaikan itu meluas atau
mengakibatkan kenaikan kepada barang lainnya di suatu wilayah pada
periode tertentu.
Laju inflasi merupakan indikator yang sangat menentukan dalam
perekonomian makro suatu negara. Inflasi merupakan suatu masalah bagi
ekonomi makro jika pemerintah tidak segera menangani masalah inflasi
akan menyebabkanketidakstabilan suatu perekonomian yang akhirnya akan
memperburuk kinerja perekonomian suatu negara.
Berdasarkan data yang diperoleh, laju inflasi 5 negara ASEAN untuk
periode tahun 2006-2011 dapat dilihat pada Grafik 4.2.
91
Gambar 4.3
Grafik Perkembangan Inflasi di ASEAN
16
14
12
IND
10
MAL
8
SIN
6
PHI
4
THA
2
0
-2
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Lampiran 1, diolah
Berdasarkan grafik 4.2 di atas, dapat dilihat perubahan yang terjadi
pada inflasi di negara ASEAN dari tahun 2006-2011 yang berfluktuasi.
Tingkat inflasi terhebat terjadi pada negara Indonesia sebesar 13,33% pada
tahun 2006, diikuti Filipina dan Thailand masing-masing sebesar 6,28% dan
4,86%. Ketika krisis ekonomi dunia melanda, harga minyak di dunia tinggi
sehingga pemerintah negara-negara ASEAN menaikkan tingkat inflasinya
agar tetap bisa mngendalikan ekonominya.
Nilai inflasi terendah terjadi di Thailand pada tahun 2009, negara
tersebut terlambat memperbaiki stabilitas ekonominya sehingga merangkak
naik perlahan selama tahun 2009 dan di tahun 2010 mereka dapat menjaga
stabilnya nilai inflasi hingga tahun 2011.
92
Negara Singapura menjadi negara yang mendekati stabil untuk tingkat
inflasinya, sepanjang tahun 2006-2011 nilai infalsinya hanya naik di tahun
2008, yang diakibatkan oleh krisis global di Amerika Serikat.Negara
tersebut dapat kembali menjaga tingkat inflasinya hingga akhir tahun
2011.Fluktuasi yang tergambar pada grafik memperlihatkan bahwa inflasi
sangat berpengaruh pada perekonomian di suatu negara, bahkan inflasi bisa
dijadikan alat ukur perkembangan perekonomian suatu negara.
4.
Perkembangan Nilai Tukar (Kurs) di ASEAN
Nilai tukar atau kurs adalah perbandingan nilai atau harga mata uang
suatu negara dengan mata uang negara lain, contohnya mata uang rupiah
dibandingkan dengan mata uang dollar Amerika. Perdagangan antar negara
dimana
masing-masing
negara
mempunyai
mata
uangnya
sendiri
mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan
mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing (Salvatore,1998).
Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan nilai tukar atau kurs
4 negara ASEAN untuk periode tahun 2006-2011 dapat dilihat pada
Grafik4.3 berikut ini.
93
Gambar 4.4
Perkembangan Nilai Tukar di 4 Negara ASEAN
60,00
50,00
40,00
MAL
SIN
30,00
PHI
20,00
THA
10,00
0,00
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Lampiran 1, diolah
Berdasarkan grafik 4.3 di atas, 4 negara ASEAN yang diteliti
menunjukkan fluktuasi nilai tukar terhadap dollar US.Pada awal tahun 2006,
nilai tukar di keempat negara masih tinggi imbas dari naiknya harga minyak
bumi di tahun 2005.Di awal 2009, ketika negara-negara berkembang sedang
penyembuhan dari dampak krisis global, nilai tukar masih menyesuaikan
nilainya dengan Dollar US sehingga di tahun 2009 menjadi nilai kurs
tertinggi dari periode 2006-2011. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai
Ringgit, Dllar Singapura, Baht dan Peso terhadap Dollar AS mengalami
fluktuasi yang signifikan sehingga sedikit banyak dapat mempengaruhi
tingkat investasi di pasar modal Indonesia.
94
Gambar 4.5
Grafik Perkembangan Nilai Tukar Di Indonesia
11.000,00
10.500,00
10.000,00
9.500,00
IND
9.000,00
8.500,00
8.000,00
7.500,00
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Lampiran 1, diolah
Grafik 4.4. dapat dilihat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
dari Januari 2006 sampai September 2008 relatif stabil, karena fluktuasi
yang terjadi tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Namun pada akhir
tahun 2008 di bulan November nilai mata uang Rupiah terdepresiasi oleh
Dollar AS sebesar 12.151 Rupiah.Hal ini dikarenakan terkena dampak krisis
global yang terjadi di Amerika Serikat.Kemudian Rupiah terapresiasi mulai
dari pertengahan tahun 2009 sampai akhir tahun 2010, dimana Rupiah
terapresiasi sebesar 8.925 Rupiah di bulan November 2010.Hal ini
mengindikasikan bahwa nilai Rupiah terhadap Dollar AS mengalmi
penurunan dan kenaikan yang signifikan sehingga sedikit banyak dapat
mempengaruhi tingkat investasi di pasar modal Indonesia.
95
B.
Hasil Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel inflasidan
nilai tukar terhadap indeks harga saham gabungan.Model analisis yang digunakan
adalah model regresi data panel yang merupakan gabungan dari data cross section
dan time series, maka modelnya dituliskan dengan :
Y = β₀ + β₁X₁ + β₂X2 + εit
IHSG = β₀ + β₁INFit + β₂ KURSit +εit
Keterangan:
1.
Y
: Indeks Harga Saham Gabungan
X1
: Inflasi
X2
: Kurs
β₀,β₁, β2
: koefisien masing-masing variabel
ε
: residual masing-masing regresi
i
: banyaknya observasi
t
: banyaknya waktu
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Shocrul R. Ajija (2012:52) dalam bukunya mengemukakan
bahwa keunggulan data panel memiliki implikasi pada tidak harus
dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel, karena
96
penelitian yang menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi
parameter tertentu tanpa perlu membuat asumsi yang ketat atau tidak
mengharuskan terpenuhinya semua asumsi klasik regresi linier pada
OLS.
b.
Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah hubungan yang terjadi diantara
variabel-variabel independen.Multikolinearitas diduga terjadi bila R2
tinggi, tetapi nilai t semua variabel independen tidak signifikan atau
nilai F tinggi.Konsekuensi multikolinearitas adalah invalidnya
signifikansi variabel.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas
digunakan uji correlation dengan menggunakan matriks korelasi. Jika
koefisien korelasi cukup tinggi diatas 0,8 maka diduga adanya
multikolinearitas. Sebaliknya jika koefisien korelasi rendah atau
dibawah 0,8 maka diduga model tidak mengandung multikolinearitas.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan Eviews
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6
Matriks Korelasi
LNINF
LNKURS
LNINF
1.000000
0.301988
LNKURS
0.301988
1.000000
Sumber: Lampiran 6, diolah
97
Berdasarkan hasil pengujian korelasi pada tabel 4.6 diatas,
terlihat bahwa tidak ada variabel yang mempunyai korelasi di atas
0,8. Hal ini menyatakan bahwa model regresi ini tidak mengandung
masalah multikolinearitas.
c.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan
nilai Durbin-Watson statistik dengan batas bawah (dL) dan batas atas
(dU) tabel DW.
Dari hasil regresi diperoleh nilai Durbin-Watson statistik sebesar
1,466510. Dengan n = 360, k = 2, dan α = 5% maka nilai dL =
0.61018 dan dU = 1.40015 sehingga (4-dL) = 4 –0.61018 = 3.38982
dan (4-dU) = 4 –1.40015 = 2.59985. Nilai Durbin-Watson statistik
sebesar 1,466510 berada dalam keputusan tidak ada korelasi , yang
berarti model bebas dari masalah autokorelasi.
0
Tolak Ho
Tidak dapat
Tidak
Tidak dapat
Tolak Ho,
berarti ada
diputuskan
menolak Ho,
diputuskan
berarti ada
autokorelasi
berarti tidak
autokorelasi
positif
ada korelasi
negative
0,6
1,4
2
2,5
3,3
4
98
d.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan
tidak memiliki varian yang sama. Untuk mengatasi masalah
heteroskedastisitas dalam data panel digunakan metode GLS
(Generalized Least Squared) yang memberikan pembobotan kepada
variasi data yang digunakan dengan kuadrat varians dari model
(Gujarati, 2003:394). Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan program yang sudah ada dalam Eviews, sehingga
dengan menggunakan metode GLS masalah heteroskedastisitas sudah
dapat diatasi, maka persamaan yang diestimasi telah bebas dari
masalah heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2007:255).
Model efek tetap ini menggunakan data panel yang berarti juga
menggunakan data cross-section sehingga bisa diasumsikan bahwa
model ini melakukan pelanggaran homoskedastisitas. Ini dapat dilihat
dari
Sum Square Error (SSE) sebelum dan sesudah diberlakukan
cross-sectional weights. Dalam hal ini nilai SSE sebelum (2157,630)
lebih besar daripada SSE sesudah (22,71426) maka model ini dapat
diasumsikan terbebas dari homoskedastisitas (Lihat Lampiran 7).
2.
Regresi Data Panel (Panel Least Square)
Data panel (data pooling) adalah data beberapa individu yang
pengamatannya dilakukan dari waktu ke waktu. Permodelan dalam
menggunakan
teknik regresi data panel dapat dilakukan dengan
99
menggunakan
tiga
pendekatan
alternatif
metode
pengolahannya.
Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu :
a.
Metode Common-Constant(The Pooled OLS Method)
b.
Metode Fixed Effect (FEM)
c.
Metode Random Effect (REM)
Pemilihan
model
yangdapat
dilakukan
secara
valid
dengan
menggunakan langkah-langkah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
a.
Metode Fixed Effect (FEM) vs Pooled Least Square (PLS)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa metode
common-consant terlalu sederhana dalam mendeskripsikan fenomena
yang ada. Metode ini dipilih ketika tidak terdapat perbedaan diantara
data matrix padadimensi cross section.Olehkarena itu, hal yang perlu
dilakukan adalah menemukan nature yang spesifik atas hubungan
yang terjadi diantara masing-masing individu pada data cross
section,maka dalam penelitian ini menggunakan metode fixed effect
model.
Chow Test ini bertujuan untuk membandingkan antara metode
fixed effect dengan metode common constant. Hasil dari pengujian
menggunakan tes ini adalah mengetahui model mana yang sebaiknya
dipilih untuk mengolah data panel selanjutnya. Berkut merupakan
output dari Chow Test:
100
Tabel 4.7
Hasil Olah Data Dengan Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: ASEAN
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
133.639293
331.304225
d.f.
Prob.
(4,351)
4
0.0000
0.0000
Sumber :Lampiran 3, diolah
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai probability pada
chow test tersebut memperlihatkan probability F stat bernilai 0.0001
yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%).
Sehingga keputusan yang diambil pada pengujian ini yaitu tolak Ho(pvalue< 0.05) dengan hipotesis:
Ho : metode Common Constant
H1 : metode Fixed Effect
Maka dapat disimpulkan dari pengujian Chow Test ini
menggunkan metode pilihan pada penelitian skripsi yaitu model Fixed
Effect (FEM).
b.
Metode Fixed Effect (FEM) vs Metode Random (REM)
Penentuan permodelan antara kedua metode ini dapat dilakukan
secara teoritis dengan melihat hubungan korelasi antara individu
cross-section, komponen error еi dan X sebagai regressor (variabel
101
bebas) (Gujarati, 2004:650).Dalam teori yang dikemukakan oleh
Gujarati (2004) bahwa apabila jumlah data cross-section (N) maupun
lebih besar dari jumlah data time series (T) maka harus menggunakan
metode random effect dalam pengolahannya. Namun disebutkan pula
oleh Nachrowi (2006) bahwa saran pemilihan metode antara fixed
effect cross-sectionakan lebih baik jika dilakukan pengujian statistic
yang disebut Uji Hausmann.
Uji Hausmann ini bertujuan untuk membandingkan antara
metode fixed effect dengan metode random effect. Hasil dari pengujian
menggunakan tes ini adalah mengetahui model mana yang sebaiknya
dipilih untuk mengolah data panel selanjutnya. Berkut merupakan
output dari uji Hausmann.
Tabel 4.8
Hasil Olah Data Dengan Uji Hausmann
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: ASEAN
Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
19.524763
2
0.0001
Sumber :Lampiran 2, diolah
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai probability pada
tescross section random effect memperlihatkan angka bernilai 0.0001
yang berarti signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) dan
menggunakan distribusi Chi-square (Gujarati, 2003:651). Sehingga
102
keputusan yang diambil pada pengujian ini yaitu tolak Ho(p-value<
0.05) dengan hipotesis:
Ho : metode Random Effect
H1 : metode Fixed Effect
Maka dapat disimpulkan dari pengujian Hausmann Test ini
menggunkan metode pilihan pada penelitian skripsi yaitu model Fixed
Effect (FEM).
c.
Fixed Effect Model
Setelah mendapatkan hasil pemilihan model, terpilih lah model
fixed effect dengan metode LSDV untuk melanjutkan penelitian ini.
Berdasarkan
penjelasan pada bab III, berikut hasil output regresi
model fixed effect:
Tabel 4.9
Hasil Olah Data Dengan Metode Fixed Effect
Dependent variabel : LIHSG
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/12/15 Time: 16:51
Sample: 2006 2011
Included Observations: 6
Cross-sections included: 5
Total pool(balanced) observations: 360
Variable
LNINF
LNKURS
C
Coefficient
-0.254653
-2.187259
16.06893
Fixed Effect (Cross)
INDONESIA-C
12.41982
MALAYSIA-C
-5.608188
SINGAPURA-C -6.716824
FILIPINA-C
1.012458
THAILAND-C
-1.107263
Std Error
t-Statistic
0.055346 -4.601085
0.164588 -13,28927
0.640660
25.08185
Individual Effect
28.48875
10.460742
9.352106
17.081388
15.061667
Prob
0.0000
0.0000
0.0000
103
Adjusted R-squared
F-statistic
Probability
0.868805
389.6082
0.000000
Sumber: Lampiran 5, diolah
3.
Pengujian Signifikansi
a.
Adjusted R2
Pengujian
Koefisien
Determinasi
(R2)
digunakan
untuk
mengukur kemampuan model untuk menjelaskan hubungan antara
variabel
independen
dan
variabel
dependen.Nilai
koefisien
determinasi adalah diantara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1).Kelemahan yang
dimilik oleh R2 dapat diatasi denganAdjusted R2.Semakin besar nilai
Adjusted R2 semakin baik pula modelnya (Wing Wahyu Winarno,
2007:21).
Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh dari ketiga model,
model fixed Effect memiliki nilai Adjusted R2 sebesar 0.868805 atau
sebesar 86,88%. Ini berarti variabel inflasi dan nilai tukar mampu
menjelaskan variabel indeks harga saham gabungan sebesar 86,88%.
Sedangkan sisanya sebesar 13,12% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model.
b.
Uji F
Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai
pengaruh yang signifikan secara bersamaan terhadap variabel
104
dependen.Dalam konteks penelitian ini, pengujian secara serempak
ingin melihat apakah variabel inflasi dan variabel nilai tukar
berpengaruh terhadap IHSG atau tidak.
Untuk melihat apakah ada atau tidaknya pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan uji F dengan
cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Dengan n=360, k=2
maka df (k-1, n-k) = df(1, 358). Pada α = 5%, diperoleh nilai 3,8415
jika dibandingkan F-hitung (389,6082) > F-tabel (3,8415) maka
variabel inflasi dan nilai tukar secara bersama-sama mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel IHSG, dengan asumsi ceteris
paribus.
c.
Uji t
Uji statistic t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel
dependen.Untuk melakukan uji t dengan melihat nilai probability dan
derajat kesalahan yang telah ditentukan dalam penelitian.Jika nilai
probability < derajat kesalahan yang telah ditentukan dan jika nilai thitung lebih tinggi daripada t-tabel makansuatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependennya (Kuncoro,
2003:219).
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas
berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikatnya, yaitu dengan
membandingkan masing-masing nilai t-statistik dari regresi dengan t-
105
tabel. Pada tingkat kepercayaan α =5%, df = 358, maka diperoleh ttabel 1,645.
C.
Analisis Teknikal
Dari hasil regresi di atas memperlihatkan hasil uji t-statistik sebagai berikut:
1)
Pengaruh Inflasi terhadap IHSG
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-statistikInflasi = -4.601085
sedangkan t-tabel = 1,645 (df ( n-k ) 360-2 = 358, α = 0,05), sehingga
t-statistik> t-tabel (-4.601085< 1,645) yang artinya bahwa variabel
inflasi berpengaruh secara parsial terhadap IHSG. Begitu pula dengan
nilai probabilitas t-hitung yang lebih besar dari α (0,0000< 0,05)
sehingga secara statistik variabel inflasisignifikan terhadap IHSG di
lima negara ASEAN. Nilai koefisien regresi sebesar -0,254653 yang
artinya apabila inflasi naik sebesar 1%, maka IHSG akan turun
sebesar 0,25465 satuan poin IHSG, dengan asumsi ceteris paribus.
2)
Pengaruh Nilai Tukar terhadap IHSG
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-statistik Nilai Tukar = 13,28927, sedangkan t-tabel = 1,645 (df ( n-k ) 360-2 = 358, α = 0,05),
sehingga t-statistik < t-tabel (-13,28927< 1,645) yang artinya bahwa
variabel nilai tukar berpengaruh secara parsial terhadap IHSG. Begitu
pula dengan nilai probabilitas t-hitung yang lebih besar dari α
(0,0000< 0,05) sehingga secara statistik variabel nilai tukarsignifikan
terhadap IHSG di lima negara ASEAN. Nilai koefisien regresi sebesar
106
-2,187259 yang artinyaapabila nilai tukar naik sebesar 1 satuan nilai
tukar KURS, maka akan berpengaruh terhadap IHSG yang akan turun
sebesar 2,187259 satuan poin IHSG, dengan asumsi ceteris paribus.
D.
Analisis Ekonomi
Tabel 4.10
Interpretasi Koefisien Fixed Effect Model
Fixed Effect (Cross)
INDONESIA-C
12.41982
MALAYSIA-C
-5.608188
SINGAPURA-C -6.716924
FILIPINA-C
1.012458
THAILAND-C
-1.107263
Individual Effect
28.48875
10.460742
9.352106
17.081388
15.061667
Sumber Lampiran 5, diolah
Berdasarkan hasil regresi data panel di atas, dapat disimpulkan bahwa
a.
Bila terdapat perubahan nilai Inflasi dan Nilai Tukar baik antar negara
maupun antar waktu sama dengan nol, maka negara Indonesia akan
mendapatkan pengaruh individu/wilayah terhadap nilai IHSG rata-rata
akan sebesar 28,49 poin.
b.
Bila terdapat perubahan Inflasi dan Nilai Tukar baik antar negara
maupun antar waktu sama dengan nol, maka negara Malaysia akan
mendapatkan pengaruh individu/wilayah terhadap nilai IHSG rata-rata
akan sebesar 10,46 poin.
c.
Bila terdapat perubahan Inflasi dan Nilai Tukar baik antar negara
maupun antar waktu sama dengan nol, maka negara Singapura akan
107
mendapatkan pengaruh individu/wilayah terhadap nilai IHSG rata-rata
akan sebesar 9,35 poin.
d.
Bila terdapat perubahan Inflasi dan Nilai Tukar baik antar negara
maupun antar waktu sama dengan nol, maka negara Filipina akan
mendapatkan pengaruh individu/wilayah terhadap nilai IHSG rata-rata
akan sebesar 17,08 poin.
e.
Bila terdapat perubahan Inflasi dan Nilai Tukar baik antar negara
maupun antar waktu ama dengan nol, maka negara Thailand akan
mendapatkan pengaruh individu/wilayah terhadap nilai IHSG rata-rata
akan sebesar 15,06 poin.
1.
Inflasi
Dalam penelitiannya, Irham Fahmi (2012:12) mengemukakan bahwa
investasi di negara berkembang dianggap oleh banyak pihak memiliki
tingkat risiko lebih tinggi dibandingkan dengan di negara maju.Inflasi
yang merupakan salah satu variabel makro ekonomi yang dapat
menguntungkan sekaligus dapat merugikan suatu perusahaan. Hal ini
dikarenakan peningkatan inflasi akan meningkatkan biaya perusahaan
domestic yang akan mempengaruhi pasar perdagangan di ASEAN
pada umumnya.
Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan hasil regresi data
panel menunjukan bahwa Inflasi berpengaruh secara signifikan
terhadap IHSG, dengan nilai koefisien -0,254653dan bertanda negatif,
108
artinya setiap kenaikan 1% satuan inflasi akan berpengaruh terhadap
penurunan IHSG sebesar 0,254653%.
Dalam penelitian ini, inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap
indeks harga saham gabungan. Inflasi yang tidak diantisipasi
akanberpengaruh negatif terhadap harga saham melalui perubahan
tingkat harga yang tidak diantisipasi. Ketidakpastian inflasi juga
mempengaruhi discount rate yang akan mengurangi present value dari
aliran kas perusahaan. Inflasi digunakan oleh investor sebagai salah
satu indikator untuk membeli saham.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Mohd Rizal Miseman,
Farazida M. Akit dan Rohana Mohamad (2013) dengan judul ―The
Impact of Macroeconomic Forces on the ASEAN Stock Market
Movements” yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang mereka
lalukan menunjukkan bahwa variabel Inflasi berpengaruh secara
signifikan secara parsial terhadap saham. Hasil penelitian ini
mengatakan bahwa kenaikan inflasi akan menaikkan biaya produksi
yang pada akhirnya akan menurunkan profit sebuah perusahaan dan
hal itu akan berpengaruh secara signifikan kepada return saham
perusahaan tersebut di bursa saham.
Dengan return saham yang kecil, investor akan mencari saham lain
dari perusahaan yang terdaftar di pasar bursa, karena besarnya tingkat
inflasi maka akan mempengaruhi indicator investasi bagi para
investor. Tidak dipungkiri, investor akan selalu mencari keuntungan
109
dan tingkat resiko yang kecil, mungkin mereka bisa mengalihkan
modalnya ke investasi lain selain saham dan obligasi.
2.
Nilai Tukar (Kurs)
Sadono Sukirno (2004) menjelaskan bahwa perubahan dalam
permintaan dan penawaran suatu valuta asing yang selanjutnya
menyebabkan perubahan dalam kurs valuta asing, disebabkan oleh
banyak faktor yang salah satunya adalah (return) saham.Return
saham sangat penting dalam mempengaruhi aliran modal suatu
perusahaan. Tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung
akan menyebabkan modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri.
Begitupun sebaliknya, pengembalian investasi pengembalian investasi
yang tinggi menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara tersebut.
Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, maka
permintaan atas mata uangnya bertambah maka nilai mata uangnya
tersebut akan bertambah juga.
Negara yang perusahaan di dalamnya berorientasi ekspor akan
menerima dampak positif dari fluktuasi dollar Amerika. Sebaliknya,
negara yang perusahaan di dalamnya berorientasi impor akan
berdampak negatif terhadap harga saham di perusahaan di dalam
negara tersebut.
Variabel nilai tukar memiliki pengaruh negatif
yangsignifikan
terhadap IHSG dengan koefisien variabelnya adalah -3,056869.
110
Keterangan tersebut menunjukkan bahwa tiap kenaikan kurs sebesar
1% maka IHSG akan menurun sebesar 3,056869 satuan poin IHSG.
Bagi negara Thailand, Filipina dan Indonesia, fluktuasi nilai tukar
terhadap dollar sangant berpengaruh terhadap jalannya ekspor-impor,
dapat dilihat dari besarnya poin IHSG yang bergerak dengan adanya
pergerakan nilai tukar, ketiga negara tersebut mempunyai nilai
individual effect yang cukup besar. Jika nilai tukar melonjak naik,
maka harga barang ekspor akan lebbih menguntungkan dan eksporter
akan lebih banyak mengekspor komoditinya. Begitu pula para investor
yang melihat peluang perusahaan ekspor yang melonjak naik, akan
berinvestasi dan menaikkan poin IHSG di bursa saham.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh M. Zuhdi Amin (2012) dengan
judul ―Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar, dan
Indeks Dow Jones (DIJA) Terhadap Pergerakan IHSG Di Bursa Efek
Inonesia (BEI) (Periode 2008-2011)‖ juga menunjukkan pengaruh
yang
negatif
dari
variabel
nilai
tukar
atau
kurs
terhadap
IHSG.Penelitian tersebut menunjukkan bahwa signifikansi lebih kecil
dari alpha 5% sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tukar atau kurs
signifikan dan berpengaruh negatif terhadap IHSG.
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan berikut ini :
1.
Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) secara bersama-sama berpengaruhsecara
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 5 Negara
ASEAN pada periode penelitian tahun 2006-2011. Hal ini dapat dilihat dari
nilai F hitung yang signifikan pada taraf keyakinan 95 persen sebesar
389,6082. Selain itu, variabel-variabel independennya dapat menjelaskan 86
persen, sedangkan sisanya yaitu 14 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar model.
2.
Inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di 5 Negara ASEAN pada periode
penelitian tahun 2006-2011.
3.
Nilai Tukar (Kurs) juga menunjukkan secara parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 5 Negara
ASEAN pada periode penelitian tahun 2006-2011.
4.
Mengetahui individual effect masing-masing negara atas perubahan Inflasi
dan Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 5
negara ASEAN pada periode penelitian tahun 2006-2011. Ini ditunjukkan
dengan besarnya individual effect yang dihasilkan. Perubahan inflasi dan
112
nilai tukar berpengaruh besar terhadap IHSG negara Thailand, Filipina dan
Indonesia, sedangkan untuk negara Malaysia dan Singapura berpengaruh
terhadap jual; beli saham, karena kedua negara tersebut cenderung
melakukan perdagangan di bursa saham dibandingkan dengan perdagangan
ekspor-impor, ditunjukan dengan nilai individual effect yang menempati
urutan keemapat dan kelima setelah Indonesia, Filipina dan Thailand.
B.
Saran
Beberapa saran yang ditunjukkan bagi instansi terkait dan masyarakat
dalam menjalankan kegiatan perekonomian di masing-masing negara, serta saran
bagi peneliti dan akademisi dengan maksud dapat meningkatkan penelitian di
bidang perekonomian di Indonesia pada khususnya dan di 4 negara ASEAN
lainnya pada umumnya, antara lain :
1.
Regulasi untuk investasi dan perdagangan harus dipermudah untuk menjaga
persepsi investor baik dalam maupun luar negeri. Selain itu pemerintah
harus mengurangi campur tangan yang berlebihan di sektor finansial agar
investor lebih mudah berinvestasi.
2.
Investor perlu memperhatikan variabel-variabel moneter dalam melakukan
keputusan berinvestasi di negara yang akan ditanamkan modalnya, terutama
pada perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor, guna menghindari
kerugian nantinya di kemudian hari.
3.
Untuk lebih memperdalam kajian ini, penelitian berikutnya diharapkan
menambah variabel lainnya yang dianggap mempengaruhi variabel IHSG,
113
menambah jumlah negara baik yang di ASEAN maupun di benua lain agar
kajian yang dihasilkan lebih mencakup luas. Serta memperpanjang periode
data penelitian guna memberikan hasil yang baik dan lebih akurat.
114
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, “ Analisis Investasi”, Salemba Empat Jakarta, 2005.
Ahmad Kamaruddin, “Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Protofolio”,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Ahmad Rodoni, “Buku Panduan Penulisan Skripsi FEB-UIN Jakarta”, FEIS UIN
Press, 2010.
Ajija, Shochrul R dan Rahmat H. Setianto, “Cara Cerdas Menguasai Eviews”,
Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Anonim, “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2006”, Bank Indonesia,
Jakarta, 2006.
______, “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2007”, Bank Indonesia,
Jakarta, 2007.
______, “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2008”, Bank Indonesia,
Jakarta, 2008.
______, “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2009”, Bank Indonesia,
Jakarta, 2009.
______, “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2010”, Bank Indonesia,
Jakarta, 20010.
______, “Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2011”, Bank Indonesia,
Jakarta, 2011.
_____, “Pengaruh Indeks Harga Saham Luar Negeri Dan Fluktuasi Kurs Valuta
Asing Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek
115
Indonesia (BEI)”, Universitas Gunadarma, 2008.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, “Pengantar Pasar Modal”, Cetakan Kelima,
Rineka Cipta Jakarta, 2006.
Atmadja, A., “The Granger Causality test For The Five ASEAN Countries Stock
Markets And Macro Economics Variables During And Post The 1977
ASIAN Financial Crisis”, Jurnal Universitas Petra, 2004.
Aulia Pohan, “Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya Di
Indonesia”,Edisi
Kesatu,
Cetakan
Pertama,
Penerbit
Raja
GrafindonPersada, Jakarta, 2008.
Bank Indonesia, “Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Tahun 2005-2012”,
Berbagai Edisi, Penerbit Bank Indonesia, Jakarta, 2012.
Boediono, “Ekonomi Makro”, Edisi Keempat, Penerbit BPFE UGM, 1999.
Case, Karl E. and C. Fair, “Principle Of Economics”, Eighth Edition, Prentice
Hall International Publisher, New Jersey, 2007.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M, ―Pasar Modal Di Indonesia. Pendekatan
Tanya Jawab”, Salemba Empat Jakarta, 2006.
Gujarati, Damodar,”Basic Econometric”, Mc Graw Hill Publisher, Singapore,
2003.
Irham Fahmi, “Pengantar Pasar Modal”, Cetakan Kesatu, Penerbit Alfabeta,
Bandung, 2012.
Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Kelima, Penerbit
BPFE UGM, Yogyakarta, 2000.
Jones, Charles P., “Investmenst: Analysis And Management, Nineth Edition”,
116
Willey India Pvt, 2007.
Kewal, Suramaya Suci, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan
PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”, STIE Musi,
Palembang, 2012.
Krugman, Paul R dan Obsfeld Maurice, “Ekonomi Internasional: Teori dan
Kebijakan”, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.
Kuncoro, Mudrajad, “Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi – Bagaimana
Meneliti Dan Menulis Tesis”, Edisi KEtiga Penerbit Erlangga, 2009.
Mankiw, N.Gregory, “Principle of Economics”, Third Edition, Thomson SouthWestern Publisher, United States of America, 2004.
Mishkin, Frederic S,. “The Economics of Money Banking and Financial Market”,
Third Edition, Harper Collins Publisher, New York, 2000.
Muhammad Zuhaidin Amin, “Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai
Kurs Dollar dan Indeks Dow Jones (DJIA) TErhadap pergerakan
Indkes Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
(Periode 2008-2011), Jurnak Skripsi FEB UB, 2012.
Nopirin, “Ekonomi Moneter, Buku II‖,
Edisi Pertama dan Cetakan
Ketiga.Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 1990.
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, “Penggunaan Teknik
Ekonometri”, Rajawali Pers, 2006
P. Todaro, Michael and Stephen C. Smith, ―Economic Development”, Eight
Edition, New York, 2003.
Permana, Yogi, ―Pengaruh Fundamental Keuangan, Tingkat Suku Bunga Dan
117
Tingkat Inflasi Terhadap Pergerakan Harga Saham (Studi Kasus
Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di BEI), Jurnal Akuntansi
Universitas Gunadarma, 2009.
Redityo, Adiatmo, “ Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, PDB, JUB, Kurs
Dollar Amerika dan Suku Bunga SIBOR Terhadap Indeks Harga
Saham LQ45 Di Bursa Efek Jakarta 2002.1-2007.4)”, Skripsi FE
Universitas MUhammadiyah Surakarta, 2009.
Rizal Miseman, Mohd, Fatiyah Ismail, Wardiyah Ahmad, Farazida M. Akit,
Rohana
Mohammad
and
Wan
Mansor,
“The
Impact
of
Macroeconomics Forces on the ASEAN Stock Market Movements”,
World Applied Sciences Journal, IDOSI Publicantions, 2013.
Sadono Sukirno, “Pengantar Teori Makro”, Edisi Ketiga, penerbit Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004.
Salaludin Muis, “Analisis Pembentukan Harga Pasar”, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta , 2008.
Samuelson, Paul A dan William D Nordhaus, “Ilmu Makro Ekonomi”, Penerbit
PT. Media Global Edukasi Jakarta, 2004.
Sochrul, Ajija, ―Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba Empat Jakarta, 2012.
Sunariyah, “Pengantar Pasar Modal”, Penerbit UMP-APP YPKN, Yogyakarta,
2004.
Supriyadi, Djoko, ―Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Camels Dan Leverage
Dalam Memprediksi Perubahan Laba (Studi Pada 10 Bank Dengan
Aset Terbesar Tahun 2010)‖, Perpustakaan Universitas Gunadarma,
118
2010.
Tandelin, Eduardus, “Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikas Edisi 1”,
Kanisius, Yogyakarta, 2010.
Widarjono, Agus, “Ekonometrika: Teori Aplikasi Untuk Ekonomi Dan Bisnis”,
Ekonosia, Jogjakarta, 2005.
Winarno, Wing W, “Analisa Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, STIM
YPKN, Edisi Kedua, Yogyakarta, 2009.
Wongbangpo,
Praphan dan Subhash C. Sharma,
“Stock Market
and
Macroeconomic Fundamental Dynamic Interaction : ASEAN-5
Countries”,Journal of Asian Economics, 2002.
Wulandari, Dwi, ―Kebebasan Berbisnis Dan Harga Saham Di Lima Negara
ASEAN”, Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 11, 2013.
www.asean.org
www.belajarinvestasi.com
www.bloomberg.com
www.bps.go.id
www.bi.go.id
www.bnm.gov.my
www.bursamalaysia.com
www.bsp.gov.ph
www.bot.or.th
www.idx.co.id
www.mas.gov.ph
119
www.nsb.gov.ph
www.nso.go.th
www.pse.com.ph
www.statistic.gov.my
www.singsat.gov.sg
www.sgx.com
www.set.or.th
www.yahoofinance.com
www.wikipedia.com,
120
Lampiran 1 : Data Penelitian
Negara
Indonesia
Tahun
2006.1
2006.2
2006.3
2006.4
2006.5
2006.6
2006.7
2006.8
2006.9
2006.10
2006.11
2006.12
2007.1
2007.2
2007.3
2007.4
2007.5
2007.6
2007.7
2007.8
2007.9
2007.10
2007.11
2007.12
2008.1
2008.2
2008.3
2008.4
2008.5
2008.6
2008.7
2008.8
2008.9
2008.10
2008.11
2008.12
IHSG
1232.32
1230.66
13222.97
1464.41
1330
1310.26
1351.65
1431.26
1534.61
1582.63
1718.96
1805.52
1757.26
1740.97
1830.92
1999.17
2084.32
2139.28
2348.67
2194.34
2359.21
2643.49
2688.33
2745.83
2627.25
2721.94
2447.3
2304.52
2444.35
2349.1
2304.51
2165.94
1832.51
1256.7
1241.54
1355.41
INF
17.03
17.92
15.74
15.4
15.6
15.53
15.15
14.9
14.55
6.29
5.27
6.6
6.26
6.3
6.52
6.29
6.01
5.77
6.06
6.51
6.95
6.88
6.71
6.59
7.36
7.4
8.17
8.96
10.38
11.03
11.9
11.85
12.14
11.77
11.68
11.06
KURS
9493
9253.15
9171.57
8936.94
8984.86
9362.73
9125.48
9094.25
9143.33
9187.18
9134.59
9086.8
9066.5
9067.8
9163.95
9097.55
8844.33
8983.65
9067.14
9366.68
9309.9
9107.06
9264.27
9333.6
9406.35
9181.15
9184.94
9208.64
9290.8
9295.71
9163.45
9149.25
9340.65
10048.35
11711.15
11324.84
121
Negara
Indonesia
Malaysia
Tahun
2009.1
2009.2
2009.3
2009.4
2009.5
2009.6
2009.7
2009.8
2009.9
2009.10
2009.11
2009.12
2010.1
2010.2
2010.3
2010.4
2010.5
2010.6
2010.7
2010.8
2010.9
2010.10
2010.11
2010.12
2011.1
2011.2
2011.3
2011.4
2011.5
2011.6
2011.7
2011.8
2011.9
2011.10
2011.11
2011.12
2006.1
2006.2
2006.3
2006.4
IHSG
1332.67
1285.48
1434.07
1722.77
1916.83
2026.78
2323.24
2341.54
2467.59
2367.7
2415.84
2534.36
2610.8
2549.03
2777.3
2971.25
2796.96
2913.68
3069.28
3081.88
3501.3
3635.32
3531.21
3703.51
3409.17
3470.35
3678.67
3819.62
3836.97
3888.57
4130.8
3841.72
3549.03
3790.85
3715.08
3821.99
914.01
928.94
926.63
949.23
INF
9.17
8.6
7.92
7.31
6.04
3.65
2.71
2.75
2.83
2.57
2.41
2.78
3.72
3.81
3.43
3.91
4.16
5.05
6.22
6.44
5.8
5.67
6.33
6.96
7.02
6.84
6.65
6.16
5.98
5.54
4.61
4.79
4.61
4.42
4.15
3.79
3.3
3.2
3.2
4.8
KURS
11167.21
11852.75
11849.55
11025.1
10392.65
10206.64
10111.33
9977.6
9900.72
9482.73
9469.95
9457.75
9275.45
9348.21
9173.73
9027.33
9183.21
9148.36
9049.45
8971.76
8975.84
8927.9
8938.38
9022.62
9037.38
8912.56
8761.48
8651.3
8555.8
8564
8533.24
8532
8765.5
8895.24
9015.18
9088.48
3.75
3.73
3.7
3.66
122
Negara
Malaysia
Tahun
2006.5
2006.6
2006.7
2006.8
2006.9
2006.10
2006.11
2006.12
2007.1
2007.2
2007.3
2007.4
2007.5
2007.6
2007.7
2007.8
2007.9
2007.10
2007.11
2007.12
2008.1
2008.2
2008.3
2008.4
2008.5
2008.6
2008.7
2008.8
2008.9
2008.10
2008.11
2008.12
2009.1
2009.2
2009.3
2009.4
2009.5
2009.6
2009.7
2009.8
IHSG
927.78
914.69
935.85
958.12
967.55
988.3
1080.66
1096.24
1189.35
1196.45
1246.87
1322.25
1346.89
1354.38
1373.71
1273.93
1336.3
1413.65
1396.98
1445.03
1393.25
1357.4
1247.52
1279.86
1276.1
1186.57
1163.09
1100.5
1018.68
863.61
866.14
876.75
884.45
890.67
872.55
990.74
1044.11
1075.24
1174.9
1174.27
INF
4.6
3.9
3.9
4.1
3.3
3.3
3.1
3
3.1
3.2
3.1
1.5
1.5
1.4
1.4
1.6
1.9
1.8
1.9
2.3
2.4
2.3
2.7
2.8
3
3.8
7.7
8.5
8.5
8.2
7.6
5.7
4.4
3.9
3.7
3.5
3
2.4
-1.4
-2.4
KURS
3.61
3.66
3.67
3.67
3.67
3.68
3.64
3.55
3.51
3.49
3.49
3.44
3.4
3.44
3.44
3.48
3.47
3.37
3.36
3.33
3.27
3.22
3.18
3.16
3.21
3.26
3.25
3.33
3.44
3.52
3.58
3.55
3.57
3.63
3.67
3.61
3.52
3.52
3.54
3.52
123
Negara
Malaysia
Tahun
2009.9
2009.10
2009.11
2009.12
2010.1
2010.2
2010.3
2010.4
2010.5
2010.6
2010.7
2010.8
2010.9
2010.10
2010.11
2010.12
2011.1
2011.2
2011.3
2011.4
2011.5
2011.6
2011.7
2011.8
2011.9
2011.10
2011.11
2011.12
Singapura 2006.1
2006.2
2006.3
2006.4
2006.5
2006.6
2006.7
2006.8
2006.9
2006.10
2006.11
2006.12
IHSG
1202.08
1243.23
1259.11
1272.78
1259.16
1270.78
1320.57
1346.38
1285.01
1314.02
1360.92
1422.49
1463.5
1505.66
1485.23
1518.91
1519.94
1491.25
1545.13
1534.95
1558.29
1579.07
1548.81
1447.27
1387.13
1491.89
1472.1
1530.73
2412.08
2481.96
2533.40
2610.71
2383.87
2435.89
2445.43
2482.39
2568.86
2701.75
2838.53
2985.83
INF
-2.4
-2
-1.5
-0.1
1.1
1.3
1.2
1.3
1.5
1.6
1.7
1.9
2.1
1.8
2
2
2.2
2.4
2.9
2.8
3.2
3.3
3.5
3.4
3.3
3.4
3.4
3.3
1.30
1.70
1.20
1.10
1.10
1.10
1.40
1.10
0.70
0.40
0.40
0.50
KURS
3.49
3.4
3.39
3.41
3.38
3.41
3.32
3.2
3.25
3.26
3.2
3.15
3.1
3.1
3.11
3.13
3.06
3.05
3.03
3.01
3.01
3.03
2.99
2.98
3.08
3.13
3.15
3.16
1.63
1.63
1.62
1.60
1.58
1.59
1.58
1.58
1.58
1.58
1.56
1.54
124
Negara
Tahun
2007.1
2007.2
2007.3
2007.4
2007.5
2007.6
2007.7
2007.8
2007.9
2007.10
2007.11
2007.12
2008.1
2008.2
2008.3
2008.4
2008.5
2008.6
2008.7
2008.8
2008.9
2008.10
2008.11
2008.12
2009.1
2009.2
2009.3
2009.4
2009.5
2009.6
2009.7
2009.8
2009.9
2009.10
2009.11
2009.12
2010.1
2010.2
2010.3
2010.4
IHSG
3125.56
3104.15
3231.24
3361.29
3511.13
3548.20
3547.66
3392.91
3706.23
3805.70
3521.27
3482.30
2981.75
3026.45
3007.36
3147.79
3192.62
2947.54
2929.65
2739.95
2358.91
1794.20
1732.57
1761.56
1746.47
1594.87
1699.99
1920.28
2329.08
2333.14
2659.20
2592.90
2672.57
2651.13
2732.12
2897.62
2745.35
2750.86
2887.46
2974.61
INF
0.80
-0.60
-0.10
0.20
0.40
1.30
1.70
3.00
3.50
3.00
4.10
4.90
3.70
6.60
6.50
6.70
7.50
7.50
7.50
6.50
6.40
6.70
6.40
5.50
5.50
4.30
3.30
2.60
0.30
0.20
0.00
-0.30
-0.30
-0.50
-0.90
-0.80
-0.50
0.20
1.00
1.60
KURS
1.54
1.53
1.52
1.51
1.52
1.54
1.52
1.52
1.51
1.46
1.45
1.45
1.43
1.41
1.38
1.36
1.37
1.37
1.36
1.41
1.43
1.48
1.51
1.48
1.49
1.52
1.53
1.50
1.46
1.45
1.45
1.44
1.42
1.40
1.39
1.40
1.40
1.41
1.40
1.38
125
Negara
Filipina
Tahun
2010.5
2010.6
2010.7
2010.8
2010.9
2010.10
2010.11
2010.12
2011.1
2011.2
2011.3
2011.4
2011.5
2011.6
2011.7
2011.8
2011.9
2011.10
2011.11
2011.12
2006.1
2006.2
2006.3
2006.4
2006.5
2006.6
2006.7
2006.8
2006.9
2006.10
2006.11
2006.12
2007.1
2007.2
2007.3
2007.4
2007.5
2007.6
2007.7
2007.8
IHSG
2752.60
2835.51
2987.70
2950.33
3097.63
3142.62
3144.70
3190.04
3179.72
3010.51
3105.85
3172.73
3159.93
3120.44
3189.26
2885.26
2675.16
2855.77
2702.46
2646.35
2145.39
2122.96
2195.95
2270.53
2296.11
2178.79
2390.84
2312.23
2556.71
2708.50
2788.46
2982.54
3239.27
3067.45
3203.55
3270.73
3473.67
3660.86
3501.20
3365.29
INF
3.20
3.20
2.70
3.10
3.30
3.70
3.50
3.80
4.60
5.50
5.00
5.00
4.50
4.50
5.20
5.40
5.70
5.50
5.40
5.70
6.70
7.60
7.60
7.10
6.90
6.70
6.40
6.30
5.70
5.40
4.60
4.30
3.90
2.60
2.20
2.30
2.40
2.30
2.60
2.40
KURS
1.39
1.40
1.38
1.36
1.33
1.30
1.30
1.31
1.29
1.28
1.27
1.25
1.24
1.23
1.22
1.21
1.25
1.28
1.29
1.30
52.62
51.82
51.22
51.36
52.13
53.16
52.40
51.36
50.40
50.00
49.84
49.47
48.91
48.38
48.52
47.82
46.81
46.16
45.63
46.07
126
Negara
Tahun
2007.9
2007.10
2007.11
2007.12
2008.1
2008.2
2008.3
2008.4
2008.5
2008.6
2008.7
2008.8
2008.9
2008.10
2008.11
2008.12
2009.1
2009.2
2009.3
2009.4
2009.5
2009.6
2009.7
2009.8
2009.9
2009.10
2009.11
2009.12
2010.1
2010.2
2010.3
2010.4
2010.5
2010.6
2010.7
2010.8
2010.9
2010.10
2010.11
2010.12
IHSG
3572.90
3758.97
3578.55
3621.60
3266.00
3129.99
2984.67
2749.77
2827.44
2459.98
2577.10
2688.09
2569.65
1951.09
1971.57
1872.85
1825.09
1872.22
1986.22
2103.50
2389.31
2473.99
2798.33
2884.18
2800.82
2908.50
3044.97
3052.68
2953.19
3043.75
3161.80
3290.09
3272.73
3372.71
3426.95
3566.23
4100.07
4268.74
3953.70
4201.14
INF
2.70
2.70
3.20
3.9
4.90
5.40
6.40
8.30
9.50
11.40
12.30
12.40
11.80
11.20
9.90
8.00
7.10
7.30
6.40
4.80
3.30
1.50
0.20
0.10
0.60
1.60
2.80
4.30
4.30
4.20
4.40
4.50
4.30
4.00
3.90
4.10
3.50
2.80
3.10
3.10
KURS
46.13
44.38
43.22
41.74
40.94
40.67
41.25
41.82
42.90
44.28
44.96
44.88
46.69
48.03
49.19
48.09
47.21
47.58
48.46
48.22
47.52
47.91
48.15
48.16
48.14
46.85
47.03
46.42
46.03
46.31
45.74
44.63
45.60
46.30
46.32
45.18
44.31
43.44
43.49
43.96
127
Negara
Thailand
Tahun
2011.1
2011.2
2011.3
2011.4
2011.5
2011.6
2011.7
2011.8
2011.9
2011.10
2011.11
2011.12
2006.1
2006.2
IHSG
3881.47
3766.73
3055.14
4319.51
4244.64
4291.21
4503.63
4348.50
3999.65
4333.70
4211.04
4371.96
762.63
744.05
INF
3.60
4.30
4.30
4.30
4.50
4.60
4.60
4.30
4.60
5.30
4.70
4.00
5.8
5.9
KURS
44.17
43.70
43.52
43.24
43.13
43.37
42.81
42.42
43.03
43.45
43.27
43.65
39.58
39.35
2006.3
2006.4
2006.5
2006.6
2006.7
2006.8
2006.9
2006.10
2006.11
2006.12
2007.1
2007.2
2007.3
2007.4
2007.5
2007.6
2007.7
2007.8
2007.9
2007.10
2007.11
2007.12
2008.1
2008.2
2008.3
733.25
768.29
709.43
678.13
691.49
690.9
686.1
722.46
739.06
679.84
5.6
5.7
6
6.2
5.9
4.4
3.8
2.7
2.8
3.5
3.5
3
2.3
2
1.8
1.9
1.9
1.7
1.1
2.1
2.5
3
3.2
4.3
5.4
38.93
37.94
37.97
38.30
37.96
37.59
37.38
37.30
36.50
35.78
35.93
35.69
35.01
34.83
34.57
34.54
33.67
34.14
34.21
34.12
33.84
33.66
33.14
32.57
31.41
654.04
677.13
673.71
699.16
737.4
776.79
859.76
813.21
845.5
907.28
846.44
858.1
78,.23
845.76
817.03
128
Negara
Tahun
2008.4
2008.5
2008.6
2008.7
2008.8
2008.9
2008.10
2008.11
2008.12
2009.1
2009.2
2009.3
2009.4
2009.5
2009.6
2009.7
2009.8
2009.9
2009.10
2009.11
2009.12
2010.1
2010.2
2010.3
2010.4
2010.5
2010.6
2010.7
2010.8
2010.9
2010.10
2010.11
2010.12
2011.1
2011.2
2011.3
2011.4
2011.5
2011.6
2011.7
IHSG
832.45
833.65
768.59
676.32
684.44
596.54
416.53
401.84
449.96
437.69
431.52
431.5
491.69
560.41
597.48
624
653.25
717.07
685.24
689.07
734.54
696.55
721.37
787.98
763.51
750.43
797.31
855.83
913.19
975.3
984.46
1,005.12
1,032.76
964.1
987.91
1,047.48
1,093.56
1,073.83
1,041.48
1,133.53
INF
5.3
6.2
7.6
8.9
9.2
6.4
6
3.9
2.2
0.4
-0.4
-0.1
-0.2
-0.9
-3.3
-4
-4.4
-1
-1
0.4
1.9
3.5
4.1
3.7
3.4
3
3.5
3.3
3.4
3.3
4.03
2.8
2.8
3
3.03
2.9
3.1
3.27
4.19
4.06
KURS
31.54
32.06
33.15
33.45
33.80
34.24
34.38
35.04
34.98
34.87
35.27
35.73
35.41
34.54
34.09
34.00
33.97
33.78
33.36
33.23
33.18
32.99
33.10
32.46
32.23
32.34
32.42
32.28
31.70
30.79
29.97
29.89
30.12
30.58
30.72
30.37
30.05
30.24
30.51
30.08
129
Negara
Tahun
2011.8
2011.9
2011.10
2011.11
2011.12
IHSG
1,070.05
916.21
974.75
995.33
1,025.32
INF
4.08
4.29
4.03
4.2
4.2
KURS
29.88
30.42
30.89
30.95
31.21
Lampiran 2 : Hasil Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: ASEAN
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
19.524763
2
0.0001
Var(Diff.)
Prob.
0.119406
0.007030
0.9675
0.0000
Test Summary
Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons:
Variable
INF?
KURS?
Fixed
-38.808106
-0.672930
Random
-38.822171
-0.317450
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: IHSG?
Method: Panel Least Squares
Date: 11/21/14 Time: 15:20
Sample: 2006M01 2011M12
Included observations: 72
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 358
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
INF?
KURS?
3558.917
-38.80811
-0.672930
240.6621
14.29276
0.122439
14.78803
-2.715229
-5.496026
0.0000
0.0070
0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
0.617571
0.611033
760.9152
2.03E+08
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
2111.572
1220.057
16.12628
16.20216
130
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
-2879.604
94.46938
0.000000
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
16.15646
1.466510
Lampiran 3 : Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: ASEAN
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Statistic
Cross-section F
Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
133.639293
331.304225
(4,351)
4
0.0000
0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: IHSG?
Method: Panel Least Squares
Date: 11/21/14 Time: 15:17
Sample: 2006M01 2011M12
Included observations: 72
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 358
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
INF?
KURS?
1944.158
15.69001
0.052536
103.5708
21.73588
0.019389
18.77129
0.721849
2.709501
0.0000
0.4709
0.0071
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.035148
0.029712
1201.795
5.13E+08
-3045.256
6.465980
0.001745
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
2111.572
1220.057
17.02936
17.06188
17.04230
0.579777
131
Lampiran 4 : Hasil Uji Regresi Dengan Metode Fixed Effect
Dependent Variable: IHSG?
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/21/14 Time: 15:21
Sample: 2006M01 2011M12
Included observations: 72
Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 358
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
INF?
KURS?
Fixed Effects (Cross)
_INDONESIA--C
_MALAYSIA--C
_SINGAPURA--C
_FILIPINA--C
_THAILAND--C
3558.917
-38.80811
-0.672930
240.6621
14.29276
0.122439
14.78803
-2.715229
-5.496026
0.0000
0.0070
0.0000
5643.676
-2215.106
-624.4880
-231.4455
-2646.140
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.617571
0.611033
760.9152
2.03E+08
-2879.604
94.46938
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
2111.572
1220.057
16.12628
16.20216
16.15646
1.466510
132
Lampiran 5 : Hasil
Uji Regresi Log (LN) Dengan Metode Fixed Effect
Dependent Variable: LIHSG?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/12/15 Time: 01:45
Sample: 2006M01 2011M12
Included observations: 72
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 360
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LINF?
LKURS?
Fixed Effects (Cross)
_INDONESIA--C
_MALAYSIA--C
_SINGAPURA--C
_FILIPINA--C
_THAILAND--C
16.06893
-0.254653
-2.187259
0.640660
0.055346
0.164588
25.08185
-4.601085
-13.28927
0.0000
0.0000
0.0000
12.41982
-5.608188
-6.716824
1.012458
-1.107263
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.868805
0.866575
0.219132
16.95069
39.22526
389.6082
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
7.485723
0.599912
-0.179029
-0.103466
-0.148984
0.729251
Lampiran 6 : Hasil Uji Autokorelasi
LNINF
LNKURS
LNINF
1.000000
0.301998
LNKURS
0.301998
1.000000
133
Lampiran 7: Hasil Uji Regresi EGLS
Dependent Variable: LIHSG?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/12/15 Time: 09:31
Sample: 2006M01 2011M12
Included observations: 72
Cross-sections included: 5
Total pool (balanced) observations: 360
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LINF?
LKURS?
Random Effects (Cross)
_INDONESIA--C
_MALAYSIA--C
_SINGAPURA--C
_FILIPINA--C
_THAILAND--C
10.59305
-0.154859
-0.745318
0.541624
0.054576
0.097282
19.55794
-2.837476
-7.661448
0.0000
0.0048
0.0000
4.423456
-2.156028
-2.005285
0.691071
-0.953213
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
0.827828
0.219132
Rho
0.9345
0.0655
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.117095
0.112149
0.252241
23.67355
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.233412
0.267698
22.71426
0.536699
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
-15.699640
2157.630
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
7.485723
0.005650
134
Download