Antara Operator Swadamping (Self-Adjoint) dan Hermitan M. Ardhi K Kelompok Riset Fisika Matematis Jurusan Fisika, FST UIN Walisongo Dalam beberapa tempat, orang menjumpai istilah operator Hermitan dipertukarkan dengan operator swadamping tanpa pensyaratan tertentu. Kesan yang tampak adalah kedua operator tersebut sejatinya sama. Padahal keduanya tidaklah sama. Dalam artikel ini akan dijelaskan perbedaan antara keduanya beserta contohnya.1 1 Definisi Operator Swadamping dan Hermitan Definisi 1 Andaikan Ô operator yang terdefinisikan secara rapat di ruang Hilbert H. Operator adjoint Ô† bagi Ô merupakan operator yang didefinisikan untuk semua |ψi ∈ H dan menjadikan |ψi 7→ hÔψ|φi sebagai fungsional linier di dom(Ô) sedemikian rupa sehingga berlaku hÔψ|φi = hψ|Ô† φi, ∀|ψi ∈ dom(Ô) dan |φi ∈ dom(Ô† ). (1) Definisi 2 Suatu operator Ô yang terdefinisikan secara rapat di H dikatakan sebagai operator swadamping jika berlaku Ô = Ô† Definisi 2 bermakna bahwa dom(Ô) = dom(Ô† ) dan Ô|ψi = Ô† |ψi untuk setiap |ψi ∈ dom(Ô). Definisi 3 Suatu operator Ô yang terdefinisikan secara rapat di H dikatakan simetris atau hermitan jika hÔψ|φi = hψ|Ôφi, ∀|ψi, |φi ∈ dom(Ô). (2) Sesuai definisi 3 jelas bahwa jika Ô operator hermitan maka Ô† |dom(Ô) = Ô. (3) 1 Artikel ini disadur dari sebagian halaman di Tesis S2 : Peluang Majemuk : Sebuah Inspirasi Dari Mekanika Kuantum Untuk Matematika, Dan Untuk Kembali Ke Mekanika Kuantum 1 Namun ini tidak mengharuskan berlakunya dom(Ô† ) = dom(Ô), karena masih memungkinkan berlaku dom(Ô) ⊂ dom(Ô† ). Sebagai contoh akan dibahas operator momentum P̂ di L2 (R, dx) dan di 2 L ([a, b], dx). Operator tersebut didefinisikan menurut P̂ ψ ≡ −i~ψ 0 (4) dengan d ψ(x). dx ψ 0 (x) ≡ 2 (5) Operator momentum P̂ di L2 (R, dx) Pada kasus ini, definisi operator momentum seperti pada pers.(4) menjadikan domain P̂ berupa dom(P̂ ) ≡ {ψ ∈ L2 (R, dx)|ψ 0 ∈ L2 (R, dx)}. (6) Namun domain P̂ itu mengharuskan unsur-unsurnya juga mematuhi sifat berikut ψ(x) → ∞ jika x → ±∞. (7) Selanjutnya untuk menunjukkan bahwa P̂ swadamping, dengan domain diberikan oleh pers.(6), dilakukan perhitungan sebagai berikut Z ∞ hg|P̂ f i = (g(x))∗ (−i~f 0 (x))dx −∞ ∞ (8) Z ∞ + (−i~g 0 (x))∗ f (x)dx. = −i~(g(x))∗ f (x) −∞ −∞ † Karena suku pertama lenyap, maka P̂ dapat didefinisikan sebagai P̂ † g ≡ −i~g 0 , (9) dan domainnya didefinisikan sebagai dom(P̂ † ) ≡ {g ∈ L2 (R, dx)|g 0 ∈ L2 (R, dx)} = dom(P̂ ). (10) Dari sini dapat disimpulkan bahwa P̂ swadamping. 3 Operator momentum P̂ di L2 ([a, b], dx) Sekarang akan dibahas operator P̂ di L2 ([a, b], dx). Jika f unsur dalam dom(P̂ ), maka tentunya f 0 harus merupakan unsur dalam L2 ([a, b], dx). Kemudian jika pers.(8) diterapkan pada kasus ini, diperoleh Z b hg|P̂ f i = (g(x))∗ (−i~f 0 (x))dx a (11) b Z b = −i~(g(x))∗ f (x) + (−i~g 0 (x))∗ f (x)dx. a 2 a Persamaan terakhir menentukan apakah P̂ di L2 ([a, b], dx) swadamping atau hanya sekedar hermitan. Jika ditentukan bahwa dom(P̂ ) ≡ {f ∈ L2 ([a, b], dx) : f 0 ∈ L2 ([a, b], dx) dan f (a) = f (b) = 0}, (12) maka pers.(11) menghasilkan hg|P̂ f i = hP̂ g|f i, ∀g, f ∈ dom(P̂ ). (13) Kemudian karena dom(P̂ ) merupakan rapatan di L2 ([a, b], dx), maka P̂ † maujud dan diberikan oleh P̂ † g ≡ −i~g 0 . (14) Tetapi karena dalam persamaan terakhir tidak dipersyaratkan bahwa g harus memenuhi syarat batas apapun, maka dom(P̂ † ) ⊃ dom(P̂ ) dan P̂ † merupakan perluasan dari P̂ . Hal ini menunjukkan bahwa P̂ di L2 ([a, b], dx), dengan domain yang diberikan oleh pers.(12), tidak swadamping, melainkan hermitan. Untuk menjadikan P̂ di L2 ([a, b], dx) swadamping, maka domainnya perlu disesuaikan. Dari pers.(11) telah diketahui bahwa P̂ di L2 ([a, b], dx) hermitan jika b (15) −i~(g(x))∗ f (x) = 0. a Syarat ini juga dapat dicapai jika f (a) = f (b) dan g(a) = g(b). Pada kasus ini, P̂ † g = −i~g 0 dan dom(P̂ † ) = dom(P̂ ). (16) Jika {f ∈ L2 ([a, b], dx) : f 0 ∈ L2 ([a, b], dx) dan f (a) = f (b) = 0} saja merupakan rapatan di L2 ([a, b], dx), apalagi dom(P̂ ) ≡ {f ∈ L2 ([a, b], dx) : f 0 ∈ L2 ([a, b], dx) dan f (a) = f (b)}, (17) sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa P̂ di L2 ([a, b], dx), dengan domain diberikan oleh pers.(17), swadamping. 4 Tanggapan atas komentar saudara/i pemerhati Berikut ini komentar yang diberikan oleh saudara/i pemerhati pada postingan saya yang berjudul ”Cacat Mekanika Kuantum dan Beberapa Kesalahan dalam Buku Teks Mekanika Kuantum” (http://www.abu-khadijah.web.id/?p=657# comment-449) 3 Terhadap ruang yang dikontruksi oleh saudara/i pemerhati itu, saya belum bisa menjamin bahwa ruang tersebut merupakan ruang Hilbert. Ruang tersebut jelas tidak sama dengan L2 ([a, b], dx). Seandainya yang sebenarnya ada dibenak saudara/i pemerhati adalah ruang L2 ([a, b], dx) maka pembahasan di atas telah mencukupi. 5 Kesimpulan Dari pembahasan dua contoh di atas dapat dilihat bahwa sesungguhnya operator hermitan tidak sama dengan operator swadamping. Keduanya akan sama jika dipenuhi syarat-syarat tertentu. Untuk ruang yang saudara/i pemerhati kontruksi belum dapat kami jamin bahwa itu merupakan ruang Hilbert. Daftar Pustaka [1] Khalif, M. A., Peluang Majemuk : Sebuah Inspirasi Dari Mekanika Kuantum Untuk Matematika, Dan Untuk Kembali Ke Mekanika Kuantum, Tesis S2 (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2010) 4