BAB IV KESIMPULAN Pada bab ini akan diberikan kesimpulan dan saran-saran yang dapat diambil berdasarkan materi-materi yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik sejumlah kesimpulan sebagai berikut : 1. Masalah optimisasi retribusi jalan tol dapat digambarkan sebagai masalah pemrograman bilevel bilinear fuzzy yaitu masalah optimisasi yang didalamnya terdiri atas masalah tingkat atas yang secara implisit merupakan penentuan oleh masalah optimisasi yang lain dengan melibatkan koefisien biaya yang bernilai fuzzy. 2. Masalah optimisasi retribusi jalan tol dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan fungsi seleksi yaitu suatu pendekatan yang dilakukan dengan mengubah permasalahan ke dalam bentuk masalah pemrograman bilevel crisp (tegas) melalui metode ranking Yager. 3. Algoritma pendekatan fungsi seleksi memberikan solusi optimal untuk masalah optimisasi bilevel fuzzy. Solusi optimal yang dihasilkan terdiri dari keputusan untuk pengambil keputusan tingkat pertama terkait besar retribusi jalan tol beserta reaksi optimal yang diberikan oleh pengambil keputusan tingkat kedua terkait jumlah arus kendaraan. Dengan demikian pengambil keputusan tingkat pertama dapat melihat korelasi antara besar retribusi jalan tol pada beberapa jalur tertentu dengan respons yang mungkin diberikan oleh pengambil keputusan tingkat kedua. 96 97 4. Dari contoh kasus yang diberikan, pemerintah selaku pengambil keputusan tingkat pertama dapat menggunakan solusi optimal yang diperoleh untuk mengatur kondisi lalu lintas yang ada. Penggunaan solusi tersebut yaitu sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan berkenaan penerapan tarif tol, membatasi arus kendaraan pada beberapa jalur tertentu, maupun menentukan jalur rute kendaraan optimal yang mungkin. 4.2 Saran Setelah membahas dan mempelajari masalah pemrograman bilevel fuzzy dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah optimisasi retribusi jalan tol, penulis ingin menyampaikan beberapa saran. 1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis keoptimalan yang diperoleh dengan pendekatan fungsi seleksi. 2. Pada pembentukan model masalah optimisasi retribusi jalan tol diasumsikan bahwa arus kendaraan dari satu asal (source) ke satu tujuan (destination). Padahal seringkali sebagian besar pengguna jalan atau arus kendaraan yang berasal dari satu titik menuju lebih dari satu titik tujuan misalnya dua titik atau lebih, begitu pula sebaliknya. Sedemikian sehingga memungkinkan untuk menyusun suatu model yang melibatkan multi tujuan. 3. Dalam menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan fungsi seleksi yang dikerjakan secara manual membutuhkan cukup banyak waktu. Akibatnya, apabila diterapkan pada suatu permasalahan jaringan lalu lintas yang lebih kompleks sedemikian sehingga melibatkan banyak variabel, metode ini menjadi kurang efektif dan efisien. Oleh karena itu disarankan dibuat suatu program komputer yang dapat membantu mempercepat proses penyelesaian permasalahan yang ada.