1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penurunan tanah atau yang sering disebut konsolidasi merupakan
fenomena yang sering terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, terutama di kota – kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan lain – lain. Laju
penurunan tanah dihitung berdasarkan perbedaan ketinggian wilayah pada saat ini
dengan ketinggian wilayah pada spot height peta RBI tahun 2001. Data citra
satelit IKONOS digunakan untuk mengetahui penggunaan lahan eksisting.
Pengolahan data dilakukan berbasis Sistem Informasi Geografis dengan
menggunakan tool Spatial Analyst pada software Arc GIS 9.1. Hasil penelitian
memberikan gambaran bahwa Kota Semarang mempunyai luas 17.073,23 ha dan
laju penurunan tanah <1 cm/tahun terjadi seluas 3.355,93 ha (19,7%); 1,1–4
cm/tahun seluas 6.515,77 ha (38,2%); 4,1–8 cm/tahun seluas 5.048,51 (29,6%);
8,1–12 cm/tahun seluas 1.685,6 ha (9,9%); dan 12,1–15 cm/tahun seluas 467,45
ha (2,7%). Penurunan tanah tersebut menyebar secara spasial di Kecamatan
Genuk (8,1-15 cm/tahun) dan Semarang Utara serta sebagian Semarang Barat
(4,1-12 cm/tahun). Kecamatan Tugu memiliki tingkat penuruan tanah yang relatif
rendah, yaitu kurang dari 1 cm/tahun (Ismanto et al., 2009). Dari hasil penelitian
tersebut dapat dilihat bahwa tanah di Semarang masih memungkinkan terjadi
penurunan, mengingat Semarang adalah ibu kota Jawa Tengah yang sedang pesat
– pesatnya melakukan pembangunan gedung – gedung perkantoran maupun
infrastuktur kota maka penurunan tanah menjadi salah satu masalah penting yang
harus dihadapi.
Gedung perkantoran BNI 46 yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto No.128
Wilayah 05 Semarang sebagai salah satu contoh fenomena penurunan tanah.
Pembangunannya dilaksanakan sekitar bulan April 2006. Gedung ini mempunyai
dua bangunan yang tidak terpisah dalam satu lokasi yaitu area gedung tiga lantai
yang berada di sisi selatan dan area gedung enam lantai yang berada di sisi utara
1
(Gambar 1.1). Beberapa pihak yang terlibat dalam pembangunan yaitu Divisi
Umum BNI 46 pusat sebagai pemilik proyek/owner, PT. Hutama Karya (HK)
sebagai main kontraktor/pelaksana pekerjaan, PT. Katama Surya Bumi sebagai
sub kontraktor, PT. Pola Dwipa sebagai konsultan pengawas, PT. Wastu Adi Olah
Rupa sebagai konsultan perencana, PT. Desimal dan PT. Dasaguna sebagai sub
perencana. Bangunan ini menggunakan fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba
(KSLL) berdasarkan data Laporan Kegiatan Tim Penelitian Proyek Pembangunan
Gedung BNI 46 Wilayah 05 Semarang (Jl. Dr. Cipto Semarang).
U
RUANG
KLUIS
LANTAI 1-4
GEDUNG
6 LANTAI
GEDUNG
3 LANTAI
Gambar 1.1 Denah Bangunan BNI 46
Tanah dasar dari lokasi bangunan BNI 46 berupa lapisan tanah lempung
lunak dan dalam, berarti merupakan tanah yang mempunyai penurunan besar.
Oleh karena itu dipasang cerucuk dolken/kayu pada area tiga lantai sedangkan
pada area enam lantai dipasang cerucuk dolken/kayu dan kombinasi minipile
beton dibawah fondasi KSLL sesuai gambar perencanaan dari konsultan
perencana PT. Wastu Adi Olah Rupa. Sedangkan fungsi cerucuk sebagai
2
perkuatan dan memperbaiki daya dukung tanah sehingga penurunan fondasi dapat
diminimalisir, mengingat kembali tanah di lokasi proyek tersebut tidak bagus.
Menurut penelitian Supriyono et al. (2009) dalam Laporan Kegiatan Tim
Penelitian Proyek Pembangunan Gedung BNI 46 Wilayah 05 Semarang (Jl. Dr.
Cipto Semarang) pelaksanaan di lapangan PT. Hutama Karya dalam membuat
gambar pelaksanaan sengaja tidak mengacu kepada gambar perencanaan yang
dibuat oleh konsultan perencana PT. Wastu Adi Olah Rupa. Pelaksanaan di
lapangan pada area gedung enam lantai tidak dipasang cerucuk dolken/kayu sama
sekali dan hanya dipasang minipile beton, disamping itu minipile beton yang
dipasang PT. Hutama Karya jumlahnya juga tidak sesuai dengan dokumen
kontrak.
Akibat penyalahgunaan wewenang tersebut proyek pembangunan Gedung
BNI 46 terhenti sejak 23 November 2006. Proyek dihentikan karena terjadi rentak
rambut pada beberapa balok dan terjadi penurunan bangunan hingga sedalam
kurang lebih 18,7 cm pada tanggal 13 November 2006. Penurunan gedung
tersebut terus berlangsung hingga pada penyelidikan bulan Oktober 2008, gedung
tersebut terjadi penurunan hingga kurang lebih 30 cm disertai lepasnya kaitan
struktur kolom. Pada tanggal 4 April 2010 penurunan bangunan semakin parah
hingga mencapai kurang lebih 36 cm dan 10 November 2010 penurunan bangunan
mencapai kurang lebih 41,4 cm. Amblasnya gedung tersebut mengakibatkan
bangunan nampak miring disertai dengan lepasnya kaitan dan retaknya semua
dinding pada semua lantai. Parahnya lagi kerusakan yang diakibatkan karena
penurunan tersebut juga dialami bangunan-bangunan di sekitar lokasi proyek,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Dari topik permasalahan tersebut dapat dilakukan beberapa penyelidikan
dan analisis tentang penurunan tanah yang terjadi menggunakan software teknik
sipil. Pada perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini muncul
beragam software teknik sipil yang digunakan menganalisis dan mengolah data di
laboratorium maupun di lapangan dalam hal ini khususnya di bidang geoteknik
3
misalnya IES QuickRWall, Geostudio 2007, Rocscience Slide 5.0, Allpile 7.3,
Plaxis Versi 8.2 dan masih banyak lagi. Dengan adanya beragam software tersebut
maka
menarik
sebagai
bahasan
dalam
Tugas
Akhir
ini,
mengingat
permasalahannya adalah penurunan tanah maka lebih spesifik akan dianalisis
menggunakan Plaxis Versi 8.2. Software ini dapat memperlihatkan besarnya
deformasi, regangan, dan tegangan pada struktur bangunan maupun penurunan
tanah di bawah bangunan.
Bangunan 6
Lantai
Bangunan 3
Lantai
Dinding bangunan
persis di sebelah
utara Gedung BNI
46 mengalami retak
akibat tertarik
Penurunan
Dinding bangunan
persis di sebelah
selatan Gedung BNI
46 mengalami retak
akibat tertarik
Gambar 1.2 Sketsa Efek Penurunan Tanah Terhadap Keretakan Dinding
Bangunan di Sebelah Gedung BNI 46
Berdasarkan evaluasi yang ada maka direkomendasikan perbaikan berupa
perkuatan fondasi pada Gedung BNI 46 Semarang yaitu berupa penggunakan
tiang pancang yang terbuat dari tiang beton berukuran 25x25 cm dengan
kedalaman tertentu dan pemasangannya menggunakan metode jack-in pile. Dalam
Tugas Akhir ini akan menganalisis besar penurunan tanah yang terjadi sebelum
dan sesudah dilakukan perkuatan fondasi tiang pancang dengan metode jack-in
pile menggunakan software Plaxis Versi 8.2.
4
B. Maksud dan Tujuan
Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai konsep penerapan fungsi Ilmu
Teknik Sipil yang dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui besarnya penurunan yang terjadi pada bangunan BNI 46 Jl. Dr.
Cipto Semarang sebelum dipasang perkuatan fondasi.
2. Mengetahui besarnya penurunan yang terjadi pada bangunan BNI 46 Jl. Dr.
Cipto Semarang sesudah dipasang perkuatan fondasi.
3. Menampilkan cara pengoprasian software Plaxis Versi 8.2 sebagai salah satu
software teknik sipil khususnya bidang geoteknik untuk menganalisis
penurunan tanah yang terjadi.
4. Menampilkan pemodelan cerucuk dolken/kayu dan tiang pancang pada
fondasi KSLL menggunakan software Plaxis Versi 8.2.
5. Mendapatkan hasil analisis dalam proses perhitungan menggunakan software
Plaxis Versi 8.2.
C. Batasan Masalah
Dalam Tugas Akhir ini untuk mendapatkan hasil penelitian yang spesifik
dan terarah, maka tidak semua masalah yang ada yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut dibahas. Masalah dibatasi dengan asumsi dasar dan kondisi
sebagai berikut:
1. Pengenalan dan pengoprasian software Plaxis Versi 8.2.
2. Menganalisis penurunan bangunan BNI 46 Jl. Dr. Cipto Semarang.
3. Menampilkan hasil analisis dalam bentuk 2D.
4. Tidak menganalisis perhitungan kapasitas dukung tanah.
5
Download