BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta dikenal

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan yang memiliki beberapa sekolah
dan universitas terkemuka yang melahirkan siswa dan sarjana-sarjana yang siap
berkompetisi dalam dunia kerja. Namun, sekarang ini pada kenyataannya banyak
lulusan dari sekolah atau universitas tenama di Yogyakarta yang masih belum
mendapatkan pekerjaan. Data yang disajikan pada Gambar 1.1 menunjukkan jumlah
pengangguran yang ada di Yogyakarta berdasarkan pendidikan beberapa tahun
belakangan.
Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan di D.I Yogyakarta
Agustus 2014 - Agustus 2016
Sumber: Sakernas D.I Yogyakarta Agustus 2014 - Agustus 2016
1
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa, TPT menurut pendidikan yang ditamatkan
lebih tinggi cenderung memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi juga, dimulai dari
tamatan SMA/SMK ke atas. Ini menunjukkan bahwa pengangguran di D.I
Yogyakarta adalah pengangguran yang terdidik dengan pendidikan minimal
SMA/SMK. Pengangguran terdidik ini akan berusaha mendapatkan pekerjaan sesuai
kemampuan mereka dan akan mengharapkan gaji yang sesuai.
Seringkali pada masyarakat yang dalam usia relatif muda, mereka merasa
tidak puas dengan lingkungan tempat kerja mereka sekarang dan memilih untuk
mengundurkan diri dari pekerjaan, dan tidak jarang pula mereka menjadikan
perusahaan tempat mereka kerja sekarang sebagai batu loncatan untuk mencari
pekerjaan dengan gaji yang sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, mereka tidak
merasakan keterikatan yang kuat dengan perusahaan tempat mereka bekerja. Hal
inilah yang sekarang dialami oleh Swift English School yang belum mampu secara
maksimal mempertahankan jumlah tutor dan karyawan yang ideal di perusahaan,
karena turnover karyawan yang ada di Swift English School cukup tinggi.
Robbins (2006) mendefinisikan turnover, yaitu berhentinya pergawai di
sebuah perusahaan yang bersifat permanen, baik yang dilakukan secara sukarela
(voluntary turnover) oleh pegawai itu sendiri maupun tidak secara sukarela
(involuntary turnover). Voluntary turnover merupakan keputusan karyawan untuk
meninggalkan perusahaan secara sukarela yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti, seberapa menariknya pekerjaan yang ada saat ini, dan ketersediaan alternatif
2
pekerjaan yang lain. Sedangkan, involuntary turnover merupakan pemberhentian
kerja bagi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa
turnover adalah tingkat pekerja yang meninggalkan pekerjaan atau perusahaannya
saat ini. Turnover yang tinggi akan menimbulkan beban langsung dan beban tidak
langsung bagi perusahaan. Beban langsung, yaitu perusahaan membutuhkan biaya
untuk menemukan karyawan baru yang cocok untuk menempati posisi pekerjaan
tersebut. Beban tidak langsung bagi perusahaan, yaitu penurunan produktivitas dan
pelayanan yang disebabkan oleh kekurangan karyawan (Hinkin dan Tracey, 2000).
Sebagai perusahaan yang masih akan terus berkembang, Swift English
School harus bisa meminimalkan tingkat turnover karyawan yang ada di perusahaan
agar bisa mencapai produktivitas perusahaan secara baik untuk mencapai keunggulan
kompetitif (competitive advantage) perusahaan. Sebagai aset yang penting dalam
sebuah perusahaan karyawan harus dijaga dengan baik untuk mewujudkan tujuan
perusahaan. Beberapa aspek yang dapat dikembangkan untuk menunjang kegiatan
perusahaan, yaitu dari segi produk, strategi, teknologi ataupun perbaruan sistem dan
struktur perusahaan, aspek-aspek tersebut harus ditingkatkan secara terus menerus
serta membutuhkan kerjasama yang baik dari berbagai pihak di lingkungan
perusahaan. Dengan kerjasama yang baik di lingkungan perusahaan juga akan
membangun engaged antara sesama karyawan dan juga antara karyawan dengan
perusahaan.
3
Kontribusi yang baik dari seorang karyawan akan menghasilkan output yang
baik pula bagi perusahaan, sehingga perusahaan harus bisa “mengikat” karyawannya
tidak hanya secara fisik, tetapi juga harus membuat “ikatan” secara emosional dan
pemikiran yang dimiliki (Ulrich, 1997). Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan
usaha yang lebih keras untuk mampu mempertahankan karyawan yang sudah ada
agar senantiasa meningkatkan kinerja individu maupun kelompok demi tercapainya
tujuan perusahaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh manajemen, yaitu
dengan employee engagement.
Menurut Harter, Scmidt, dan Hayes (2002), employee engagement
merupakan bentuk keterikatan dan antusiasme karyawan dalam melakukan
pekerjaan, dengan ini karyawan akan dengan mudah merasakan ikatan antar rekan
kerja, pekerjaan, maupun dengan perusaahaan. Employee engagement yang baik
dalam suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap emosional karyawan secara
positif dan akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya demi
mencapai kesuksesan perusahaan, dan juga akan meminimalkan tingkat turnover
karyawan di perusahaan.
Schaufeli et al. (2002), menjelaskan pengertian employee engagement
menurut akademik, yaitu pandangan-pandangan yang positif karyawan terhadap
pekerjaan dan perusahaannya, serta karyawan merasa semua keinginannya terhadap
perusahaan bisa terpenuhi dengan baik. Secara akademis, employee engagement
memiliki dimensi vigor, dedication, dan absorbtion.
4
a) Vigor, yaitu membahas bagaimana seseorang menempatkan dirinya ke dalam
pekerjaannya. Karyawan yang memiliki vigor, yaitu karyawan yang memiliki
mental yang tangguh dan energi yang tinggi dalam mengerjakan
pekerjaannya.
b) Dedication, yaitu mengacu kepada keterlibatan yang kuat dalam suatu
pekerjaan, para karyawan menemukan makna dan memberikan perhatian
dalam pekerjaannya.
c) Absorption identik dengan konsentrasi penuh dan bahagia dengan
pekerjaannya. karyawan yang merasa absorbtion dalam pekerjaannya akan
merasakan waktu berlalu begitu cepat dan mereka susah dipisahkan dari
pekerjaannya.
Sedangkan, secara praktis Society for Human Resources Management
(SHRM, 2015), menjelaskan employee engagement, yaitu gambaran mengenai
lingkungan atau kondisi perusahaan, opini serta perilaku-perilaku karyawan terkait
pekerjaan, rekan kerja maupun perusahaan tersebut. Dalam definisi secara praktik,
employee engagement terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu conditions for engagement,
engagement opinions, dan engagement behaviors.
a) Conditions for engagement, mengacu pada gambaran mengenai lingkungan
kerja atau kondisi perusahaan.
b) Engagement opinions merefleksikan pandangan karyawan terhadap pekerjaan
yang mereka kerjakan.
5
c) Engagement behaviors, mengacu kepada tindakan kontribusi positif terhadap
pekerjaan atau perusahaan.
Schaufeli dan Bakker (2010), menjelaskan employee engagement mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a) Pekerja yang sudah engagement dengan pekerjaannya secara konsisten akan
menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut:
-
Say, yaitu konsisten berbicara mengenai hal-hal positif di lingkungan
perusahaannya.
-
Stay, yaitu memiliki keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan
menjaga nama baik perusahaannya.
-
Strive, yaitu memanfaatkan kelebihan tenaga, waktu, ide, dan lain-lain
untuk senantiasa berkontribusi demi kemajuan perusahaan tempatnya
bekerja.
b) Terdapat tiga dimensi dalam engagement, yaitu (1) kognitif, adanya
dukungan dan kepercayaan terhadap nilai-nilai serta tujuan dari organisasi;
(2) afektif, adanya rasa bangga, rasa memiliki, dan keterikatan dengan
organisasi yang mencerminkan kepuasan kerja; (3) perilaku, keinginan, dan
kemauan untuk bekerja keras, serta keinginan untuk tinggal, dan menjadi
bagian dari organisasi.
6
Berdasarkan penjelasan terkait employee engagement tersebut, baik secara
akademik maupun praktik akan bisa memberikan gambaran terhadap perusahaan
terkait kondisi dan keinginan karyawan mengenai lingkungan kerja, sehingga
manajemen dapat melakukan upaya peningkatan kinerja perusahaan dimasa yang
akan datang. Oleh sebab itu, penulis merasa sangat penting bagi Swift English
School untuk melakukan survei employee engagement terhadap para karyawannya.
Survei ini akan penulis lakukan dengan menggunakan pengukuran employee
engagement secara akademik dengan dimensi vigor, dedication, dan absorbtion.
Dilakukan juga pengukuran secara praktik dengan dimensi conditions for
engagement, engagement opinions, dan engagement behaviors, serta melakukan
analisa apakah terdapat perbedaan employee engagement antara karyawan laki-laki
dengan karyawan perempuan pada Swift English School Yogyakarta. Melalui survei
ini diharapkan Swift English School Yogyakarta dapat mengetahui gambaran tingkat
employee engagement di perusahaan, dan mengetahui aspek-aspek yang perlu
ditingkatkan, diperbaiki, maupun dipertahankan. Sehingga tujuan Swift English
School Yogyakarta ke depannya bisa tercapai seiring dengan harapan meningkatnya
kinerja dan produktivitas karyawan demi tujuan dan kemajuan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Employee engagement menjadi salah satu aspek penting dalam menciptakan
keunggulan kompetitif perusahaan, karyawan yang engaged dengan pekerjaan dan
7
perusahaannya akan bersedia memanfaatkan kelebihan tenaga, waktu, ide dan lainlain untuk senantiasa berkontribusi demi kemajuan perusahaan tempatnya bekerja
serta memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan menjadi bagian dari organisasi
dengan menjaga nama baik perusahaan. Oleh sebab itu, sumber daya manusia yang
ada di perusahaan harus dijaga dan dikelola dengan baik karena merupakan aset
penting bagi perusahaan. Setiap karyawan Swift English School Yogyakarta yang
mengundurkan diri, mengakibatkan perusahaan memerlukan biaya yang lebih untuk
melakukan proses perekrutan dan pelatihan karyawan baru. Untuk meminimalisasi
keinginan karyawan mengundurkan diri dari perusahaan, perusahaan perlu
“mengikat” karyawannya. Salah satu cara, yaitu dengan pengukuran employee
engagement. Hasil dari pengukuran ini akan berdampak pada keinginan karyawan
untuk tetap bertahan pada Swift English School Yogyakarta.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi pertanyaan
dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Seberapa tinggi tingkat employee engagement pada Swift English
School Yogyakarta?
2.
Apa saja dimensi-dimesi employee engagement yang sudah kuat dan
yang masih lemah pada Swift English School Yogyakarta?
8
3.
Apakah ada perbedaan tingkat employee engagement antara karyawan
pria dan karyawan wanita pada Swift English School Yogyakarta?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengukur dan menganalisis tingkat employee engagement pada Swift
English School Yogyakarta.
2.
Menganalisa
dan
mengidentifikasi
dimensi-dimesi
employee
engagement yang kuat dan yang masih lemah pada Swift English
School Yogyakarta.
3.
Menganalisis
perbedaan
tingkat
employee
engagement
antara
karyawan pria dan wanita pada Swift English School Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menyumbangkan
ilmu pengetahuan, memperluas wawasan dan konsep Manajemen Sumber
Daya Manusia mengenai employee engagement dalam kaitannya dengan
peningkatan kinerja perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang didapat dari analisis employee engagement terhadap
kinerja karyawan pada Swift English School Yogyakarta ini adalah untuk
memberikan analisis terukur kepada perusahaan bagaimana tingkat employee
9
engagement pada Swift English School Yogyakarta dan bagaimana
perbedaan tingkat employee engagement antara karyawan laki-laki dan
perempuan berdasarkan hasil survei. Hasil analisa mengenai tingkat employee
engagement ini diharapkan dapat dijadikan sebagai gambaran dalam
pembinaan karyawan pada Swift English School Yogyakarta.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah karyawan pada Swift English School
Yogyakarta. Penelitian ini untuk melihat respon para responden yang menekankan
tingkat employee engagement secara akademik (vigor, dedication, dan absorbtion)
serta employee engagement secara praktik (conditions for engagement, engagement
opinions, dan engagement behaviors).
1.7 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian ini terdiri dari lima bab beserta sub-sub babnya yang
diuraikan sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta susunan
penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu tingkat
employee engagement pada Swift English School Yogyakarta.
10
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas landasan teori yang digunakan untuk melakukan analisis
employee engagement pada Swift English School Yogyakarta.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini membahas desain penelitian, metode pengumpulan data, responden,
teknik pengambilan data, skala pengukuran, pengujian instrumen dan
variabel, serta metode analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang analisis dan pembahasan hasil penelitian, berupa gambaran
umum untuk menjawab permasalahan penelitian, sampai dengan diskusi atas
hasil dari analisis yang didapatkan.
Bab 5 Simpulan dan Saran
Bab ini memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran atau
rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan alat analisis yang digunakan.
11
Download