January 16, 2005 Text untuk direnungkan pagi ini 2 Korintus 4:1-18. Thema: " Apa yang menjadi dasar pengharapan umat Kristen? " Setiap tahun kita senantiasa memberi salam kepada teman maupun para famili dengan mengirim kartu Natal ataupun pertelpon dengan ucapan selamat hari Natal dan tahun baru. Salam dalam bahasa Inggeris berbunyi Merry Christmas Happy New Year. Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan "berbahagia pada tahun yang baru". Jelas ucapan ini adalah sebuah ungkapan pengharapan. Namun, terlepas dari apakah pengharapan tersebut akan menjadi kenyataan atau tidak - yaitu mendapat kebahgiaan pada tahun yang baru, tetap ada sesuatu yang hilang dari kita semua. Pada tahun yang baru, usia kita bertambah, namun kemudaan jasmani kita berkurang. Ini adalah kenyataan lingkaran hidup yang tak dapat kita elakkan. Menghadapi kenyataan lingkaran hidup ini, ada dua macam alternatif untuk menghadapinya: (1). Hidup semata-mata mengejar akan kenikmatan masa kini. Karena mata rohani mereka telah dibutakan oleh ilah zaman ini ( 2 Korintus 4:4 ). Orang yang sedemikian gagal untuk melihat akan kenyataan hidup dalam dunia ini. (2). Hidup dengan pengharapan, mata rohani mereka terbuka sehingga dapat melihat akan kenyataan hidup dalam dunia ini. Ini adalah pola iman dan kehidupan yang dipeluk oleh pengikut Tuhan Yesus Kristus. Mereka mengenal akan kenyataan hidup ini dengan sangat jeli. Firman Tuhan berkata: " Ia juga yang membuat terangNya bercahaya didalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus." ( ay.6 ). Terang inilah yang membuat kita mengenal kalau didalam diri kita terdapat sesuatu yang sangat berharga yaitu roh-jiwa kita yang sudah mendapatkan transformasi dari kuasa Allah melalui InjilNya: " Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata , bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." ( 7 ). Keyakinan dan penglihatan seperti inilah yang membuat Paulus mengatakan apa yang tertera dalam ayat yang ke ( 8 ) " Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal namun tidak putus asa;... kami dihempaskan namun tidak binasa." Kepemilikan iman inilah yang kemudian membuat orang percaya itu dapat menghadapi akan kenyataan hidup dengan lantang dan gagah meskipun kita mengalami penambahan umur dan kemerosotan akan ketegaran jasmani. "Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosost, namun manusia batiniah kami diperbaharui dari sehari ke sehari." ( ay.16 ). Orang yang sungguh percaya ia akan mengatakan kalau yang terpenting dalam hidup ini ialah yang tak kelihatan karena ia mempunyai sifat yang kekal, sedangkan yang kelihatan adalah sementara. (ay. 18 ). Kiranya Tuhan membantu kita sekalian sehingga kita dapat melaksanakan apa yang sudah diajarkan oleh Alkitab yang kita pelajari pada pagi ini. Kita dapat menghadapi kenyataan hidup yang terbentang didepan kita dengan keyakinan, senyum dan tawa, karena Ia beserta kita dan melimpahkan berkat anugrahNya.