Lab 1 Assets returns Didalam melakukan riset keuangan hampir semua penelitian menggunakan data returns. Alasan pertama adalah karena returns memberikan informasi yang lengkap mengenai hasil investasi dibanding harga dan data return tidak memiliki skala karena dinyatakan dalam bentuk persen. Alasan kedua, karena data return memiliki karakteristik yang lebih dekat kepada asumsi metode statistik yang digunakan untuk analisa. Alasan terakhir, karena kebanyakan model di dalam riset keuangan mensyaratkan penggunaan data return, contoh; CAPM, APT, dll. Penghitungan returns dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a. One-Period simple return Ketika investor membeli aset pada waktu t-1 dan menyimpannya sampai waktu t maka return satu periode adalah: Simple Gross Return 1 Rt Pt Pt 1 (0.1) Simple Net Return atau Simple Return Rt Pt Pt Pt 1 1 Pt 1 Pt 1 (0.2) b. Multiperiod simple return Ketika investor menyimpan suatu aset antara waktu t-k sampai dengan t maka return selama periode k adalah sama dengan perkalian return per-periode selama periode k: Pt Pt k Pt Pt 1 Pt k 1 ... Pt 1 Pt 2 Pt k (1 Rt )(1 Rt 1)...(1 Rt k 1) 1 Rt[ k ] (0.3) k 1 (1 Rt j ) j 0 1 Simple return untuk periode k: Rt[k ] Pt Pt k Pt k (0.4) Annualized return: k 1 {Rt[k ]} (1 Rt j 0 1/ k j ) 1 (0.5) Seperti telah dikemukakan sebelumnya, return dianggap tidak memiliki satuan (scale free) tetapi return tidak unitless. Dalam konvensi di dunia keuangan return harus dinyatakan dalam satuan waktu tertentu untuk membuat ukuran ini bermakna. Ketika satuan waktu tidak dinyatakan, maka konvensi dunia keuangan akan menganggap return berlaku untuk periode satu tahun investasi. c. Continously compounding Continously compounded return dihitung berdasarkan logaritma natural dari simple gross return sebuah aset. rt ln(1 Rt ) ln Pt pt pt 1 Pt 1 (0.6) Dimana pt=ln(Pt). Untuk data continuously compounded return, return suatu aset yang diinvestasikan beberapa periode merupakan penjumlahan dari continuously compounded return per-periode; rt[ k ] ln(1 Rt[ k ]) ln[(1 Rt ).(1 Rt 1)...(1 Rt k 1)] ln(1 Rt ) ln(1 Rt 1) ... ln(1 Rt k 1) rt rt 1 ... rt k 1 (0.7) Keunggulan lainnya data continous compounding return untuk beberapa periode menggunakan operasi penjumlahan (karena operator logaritma natural). Karakteristik data statistik yang didapatkan dari operasi penjumlahan lebih mudah diturunkan daripada data yang didapatkan dari operasi perkalian. d. Portfolio return Return dari portfolio aset dapat dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari simple net returns aset individual dengan weight yang didasarkan pada komposisi aset tersebut di dalam portfolio. Misalnya, kita memiliki portfolio p yang salah satu asetnya adalah aset i dan proporsi aset i sebesar wi maka simple return dari portfolio p pada waktu t adalah Rp,t dapat dinyatakan Rp, t i1 wiRi, t . N 2 Penghitungan return portfolio tidak dapat menggunakan data continous compounding return dari aset-aset yang membentuk portfolio karena logaritma dari penjumlahan tidak sama dengan penjumlahan dari logaritma; rpt i1 wiri, t . N e. Pembayaran dividen Ketika sebuah aset membayar dividen secara periodik maka penghitungan returnpun harus dirubah. Jika Dt adalah dividen yang dibayarkan antara waktu t-1 dan t, sedangkan Pt adalah harga aset pada akhir periode t, maka penghitungan simple net return; Rt Pt Dt 1 Pt 1 (0.8) dan continously compounded return menjadi; rt ln( Pt Dt ) ln( Pt 1) (0.9) f. Excess return Di dalam beberapa riset keuangan digunakan data excess return karena karakteristiknya yang memudahkan peneliti. Penghitungan excess return secara umum didapatkan dari return suatu aset yang beresiko (risky) dibandingkan dengan suatu reference asset yang biasanya tidak memiliki resiko (risk free). Penghitungan simple excess return; Zt Rt R0t (0.10) dan untuk penghitungan log excess return; zt rt r0, t (0.11) Penghitungan excess return ini bisa dianalogikan sebagai payoff dari sebuah strategi arbitrage dimana seorang investor mengambil posisi long (beli/memiliki) asset Z dan short (short-sell) asset referensi yang biasanya risk-free asset. Karakteristik data keuangan Data keuangan biasanya memiliki karkateristik sebagai berikut; Tidak stationary Tidak independent Tidak normal Dalam kuliah ini yang akan dibahas adalah karakteristik yang terakhir. Stationarity dan independence akan dibahas pada kuliah selanjutnya. 3 Dalam melakukan riset keuangan metodologi yang digunakan biasanya menggunakan asumsi bahwa data terdistribusi secara normal. Tetapi, asumsi ini biasanya tidak dapat dipenuhi, data biasanya memiliki distribusi yang skewed dan leptokurtosis (lebih banyak observasi yang berada pada tail). Statistik deskriptif dan normality Kita dapat menggunakan histogram untuk mengetahui secara visual distribusi data empiris. Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi sample kita dapat menghitung statistik deskriptif. Pada saat ini kita akan mengasumsikan bahwa data yang kita gunakan adalah stationary; sehingga distribusi data pada titik waktu yang berbeda di dalam periode sample akan tetap sama. Statistik deskriptif yang biasa digunakan adalah: Rata-rata (mean); menggambarkan nilai rata-rata dari variabel yang digunakan yang dihitung dengan rumus; X (0.12) Variance; mengukur jarak dari setiap observasi dari nilai rata-ratanya yang dihitung dengan rumus; 2 1 T Xt T t 1 1 T ( X t X )2 T t 1 (0.13) Skewness; menunjukan indikasi apakah distribusi sample yang kita gunakan simetris atau tidak yang dihitung dengan cara; T 1 S T ( X t X )3 t 1 3 (0.14) Koefisien skewness untuk data yang terdistribusi simetris sama dengan nol. Jika kita memiliki data yang lebih banyak memiliki nilai yang besar (kecil) kita akan memiliki distribusi yang positively (negatively) skewed. Kurtosis; menunjukkan apakah data terdistribusi secara normal pada tail maupun mean sehingga bentuknya merupai bell curve, dihitung dengan cara; T S ( X t X )4 1 t 1 T 4 (0.15) Untuk mengetahui distribusi data pada tail dan mean kita mengukur excess kurtosis relatif terhadap distribusi normal. 4 Apabila data kita mengikuti distribusi normal maka koefisien kurtosis akan sama dengan 3 dan excess kurtosis akan sama dengan nol. Jika koefisien kurtosis>3, distribusi data disebut leptokurtic dan apabila koefisien kurtosis <3 maka distribusi data disebut platykurtic. Normality; cara pertama untuk mengetahui apakah data yang kita gunakan terdistribusi secara normal adalah dengan cara menghitung koefisien skewness dan kurtosis dan membandingkannya dengan nilai teoretikal yang sesuai dengan distribusi normal (skewness=0 dan kurtosis=3). S 6 T K 3 Uji Kurtosis : Zk 24 T Uji Skewness : Zs (0.16) Kedua uji di atas terdistribusi dengan hipotesis nol bahwa data terdistribusi normal. Jika nilai Z>|2| maka hipotesa nol distribusi normal ditolak, kesimpulan yang sama akan diambil jika p-value<0,05. Cara yang lain untuk menguji distribusi sample adalah dengan melakukan uji secara bersamaan yaitu dengan menggunakan uji Jarque-Bera; JB T 2 1 S ( K 3)2 6 4 (0.17) Uji JB ini mengikuti distribusi chi-square dan hipotesis nol-nya adalah normality. Jika diasumsikan tingkat alfa 5%, nilai uji statistik 5,99 akan mengharuskan kita menolak hipotesis nol, hal yang sama akan dilakukan jika p-value<0,05. Aplikasi Eviews Latihan 1 Di dalam file MSCI.xls terdapat data harian index MSCI dari Indonesia (IND), Australia (AUS) dan Amerika Serikat (US). Data mulai dari 1/1/1999 sampai dengan 12/31/2004 (format data seperti format eviews mm/dd/yyyy). 1. Hitung return masing-masing index dengan menggunakan simple return dan continous compounding return. Untuk kedua penghitungan return di atas, berikan komentar tentang distribusi dari data return index ketiga negara tersebut. 2. Menurut Saudara riset apa yang bisa kita lakukan dengan menggunakan data ini? 5 Latihan 2 Di dalam file SBI1M.xls terdapat data bulanan SBI 1 bulan. Haruskah kita melakukan transformasi data SBI? Bagaimana komentar Saudara mengenai distribusi-nya? Latihan 3 Di dalam file prk_excess_return.wf1 terdapat data SBI dan IHSG. Buatlah series excess return untuk IHSG pada Eviews. Referensi Brooks, Chris, Introductory econometrics for finance (Ch. 1) Tsay, Ruey, Analysis of financial time series (Ch. 1) 6