Uji Proliverasi dan Uji Apotoksis Ganoderma

advertisement
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-2-1
Purwokerto, 6 September 2014
Uji Proliverasi dan Uji Apotoksis Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst sebagai
Antikanker Serviks
Ikhsan Mujahid1, Bunyamin Muchtasjar2
Program Studi Keperawatan S1, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Kampus II Jl. Letjen Soepardjo Roestam Km 7, PO Box 229 Purwokerto 53181
Telp. (0281) 6844253, 6844252 ext 117
Email: [email protected]
ABSTRAK
Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst dikenal sebagai penyakit pada pohon juga sebagai
obat bagi kesehatan atau medicinal mushroom.G. lucidum menarik perhatian banyak
peneliti karena senyawa yang dikandungnya memiliki aktivitas antikanker. Tujuan
penelitian untuk mengkaji antiproliferasi dan induksi apoptosis dari tiga jenis ekstrak
miselium G. lucidum serta membandingkan pengaruh antiproliferasi dan induksi apoptosis
dari ketiga jenis ekstrak tersebut terhadap kanker serviks secara in vitro. Penelitian
dilakukan secara eksperimental, dengan perlakuan ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan
miselium GL2 dengan konsentrasi masing-masing ekstrak uji 1000 µg/ml, 500 µg/ml, 250
µg/ml, 125 µg/ml, dan 62,5 µg/ml, serta kontrol. Pengesktraksian miselium GL2 dengan
metode maserasi. Aktivitas antikanker dilakukan dengan uji antiproliferasi dan induksi
apoptosis sel HeLa. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol, etil asetat dan nheksan miselium GL2 memiliki potensi sebagai antikanker serviks diperlihatkan dengan
sifat sitotoksiknya terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 di bawah 1000 µg/ml. Nilai IC50
ekstrak etanol 158,202 µg/ml, ekstrak etil asetat 114,270 µg/ml dan n-heksan 77,987
µg/ml. Berdasarkan uji doubling time ketiga ekstrak mampu menghambat proliferasi sel
HeLa dan mampu menyebabkan apoptosis sel HeLa. Terdapat perbedaan kesitotoksikan
dari ketiga ekstrak miselium GL2, paling kuat kesitotoksikannya adalah ekstrak n-heksan.
Tidak terdapat perbedaan waktu doubling time atau waktu pembelahan sel HeLa dari
ketiga ekstrak pada konsentrasi di bawah 200 µg/ml dan mampu menghambat pembelahan
sel kanker serviks melalui mekanisme apoptosis.
Kata Kunci : G. lucidum, antikanker, serviks
PENDAHULUAN
Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst adalah jamur dari genus Ganoderma yang termasuk ordo
Aphyllophorales. G. luidum kelas Basidiomycets. G. lucidum memiliki pori di bawah tubuh buah,
bereproduksi dengan spora, tumbuh dari jaringan miselium, mendegradasi kayu dalam waktu yang lama,
kemudian membentuk tubuh buah. G. lucidum tumbuh pada kondisi lingkungan yang cukup panas dan
lembap terutama pada daerah sub tropik dan tropik, dikenal sebagai penyakit pada pohon juga sebagai
obat (medicinal mushroom).
Jamur G. lucidum, memiliki berbagai senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif tersebut memiliki
potensi sebagai penurun tekanan darah, penurun kadar kolesterol dalam darah, inhibitor penggumpalan
platetat, protein imunomodulator, pencegah pelepasan histamin, anti HIV, antitumor dan antikanker
(Dunham, 2000; Parjimo dan Soenanto, 2008).
Senyawa bioaktif antikanker menghambat radikal bebas yang menyebabkan kanker. Kanker
dinamai sesuai organ dan jenis tempat pertama berkembang seperti kanker serviks yang menyerang
serviks ( Kelvin dan Tyson, 2011).
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim atau yang berasal
dan tumbuh pada serviks. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Kanker
serviks menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Penanganan kanker serviks umumnya didasarkan atas upaya pengangkatan jaringan atau dengan
mematikan sel kanker tersebut serta meminimalkan efek samping terhadap sel normal. Umumnya kerja
obat kurang spesifik, sehingga dapat menyebabkan efek samping pada sel yang sehat. Antikanker bekerja
terhadap sel yang aktif sehingga efek sampingnya terutama mengenai jaringan dengan proliferasi tinggi.
58
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-2-1
Purwokerto, 6 September 2014
Medicinal mushroom memiliki potensi sebagai regulator negatif onkogen dan regulator positif gen
tumor suppressor, sehingga berpotensi sebagai antikanker seperti jamur G. lucidum. Jamur G. lucidum
paling efektif menyebabkan sitotoksik dan antiproliferatif terhadap sel kanker serviks (Choong et al.,
2008)
Penelitian bertujuan untuk mengkaji potensi ekstrak miselium GL2 sebagai antikanker servik dari
berbagai pelarut sifat sitotoksik, antiprolifertif dan induksi apoptosis pada sel sel kanker serviks secara in
vitro dan membedakan pengaruh ekstrak etil asetat, etanol dan n-heksan miselium GL2 terhadap sel
kanker serviks melaui uji sitotoksik, antiproliferatif dan induksi apoptosis in vitro.
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan meliputi : miselium G. lucidum, kultur sel kanker serviks (HeLa), medium
PDA, medium GMC, akuades steril, medium RPMI, Natrium bikarbonat, hepes, FBS 10% (v/v),
penisilin-streptomisin 1% (v/v), fungison 0,5% (v/v), etanol 96% (v/v), etanol 76%, SDS, DMSO, akridin
oranye, etidium bromida, 10% dalam HCl, MTT 5 mg/ml dalam FBS, metanol, kloroform, n-heksana,
nitrogen, HCl.
Penelitian menggunakan metode eksperimental. Perlakuan yang dicobakan yaitu ekstrak etanol,
etil asetat dan n-heksana miselium GL2 dengan konsentrasi masing-masing ekstrak uji yaitu 1000 µg/ml,
500 µg/ml, 250 µg/ml, 125 µg/ml, dan 62,5 µg/ml.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Antiproliferasi
Uji antiproliferasi merupakan uji lanjutan dari uji sitotoksik terhadap sampel yang berpotensi
sebagai antikanker atau memiliki harga IC50 kurang dari 1000 µg/ml.
1. Uji Antiproliferasi Ekstrak Etanol
Hasil uji antiproliferasi ekstrak etanol miselium GL2 pada konsentrasi 200 µg/ml menunjukkan
grafik linier negatif waktu inkubasi dari jam ke-0 sampai jam ke-72. Hal ini menunjukkan pada
konsentrasi tersebut mampu menekan pertumbuhan sel HeLa. Adapun grafik linier positif waktu
inkubasi dari jam ke-0 sampai jam ke-72 ditunjukkan oleh konsentrasi di bawah 100 µg/ml termasuk
kontrol. Pada konsentrasi tersebut sel HeLa mampu melakukan proliferasi sel HeLa. Konsentrasi
ekstrak etanol di bawah 200 µg/ml kurang mampu menghambat pertumbuhan sel HeLa.
y = 0,0062x + 0,2066
R² = 0,9806
0,8
0,7
y = 0,0062x + 0,2416
R² = 0,992
Absorbansi
0,6
0,5
y = 0,0065x + 0,226
R² = 0,9834
0,4
0,3
y = 0,0057x + 0,2272
R² = 0,9584
0,2
y = -0,0018x + 0,2047
R² = 0,9132
0,1
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Waktu (jam)
0
30
50
100
200
Gambar 1. Hubungan waktu inkubasi dengan pembelahan sel HeLa (ekstrak etanol)
Pembelahan sel pada konsentrasi 30 µg/ml lebih cepat daripada pembelahan sel pada
konsentrasi 100 µg/ml. Namun pada konsentrasi 50 µg/ml menunjukan profil yang tidak sama dengan
kontrol. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol semakin besar kemampuan penghambatan terhadap
59
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-2-1
Purwokerto, 6 September 2014
pembelahan sel. Waktu pembelahan sel atau doubling time bertambah lama dengan adanya
peningkatan perlakuan konsentrasi ekstrak etanol miselium GL2. Pembelahan sel HeLa tertekan pada
konsentrasi 200 µg/ml, pada konsentrasi tersebut ekstrak etanol memiliki kemampuan penghambatan
terhadap pembelahan sel.
2 Uji Antiproliferasi Ekstrak Etil Asetat
Hasil uji antiproliferasi ekstrak etil asetat miselium GL2 dengan konsentrasi 0 µg/ml (kontrol),
30 µg/ml (seperempat IC50), 50 µg/ml(setengah IC50), 100 µg/ml (satu IC50), dan 200 µg/ml (dua
IC50) disajikan pada Gambar 2.
y = 0,0075x + 0,1909
R² = 0,9512
0,9
0,8
y = 0,0055x + 0,2367
R² = 0,9619
0,7
Absorbansi
0,6
y = 0,0057x + 0,231
R² = 0,9694
0,5
0,4
y = 0,0059x + 0,2072
R² = 0,9826
0,3
0,2
y = -0,0014x + 0,2297
R² = 0,4596
0,1
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Waktu (jam)
0
30
50
100
200
Gambar 2. Hubungan waktu inkubasi dengan pembelahan sel HeLa (etil asetat)
Grafik linier positif waktu inkubasi dari jam 0 -72, sel HeLa mampu melakukan proliferasi sel.
Konsentrasi ekstrak etil asetat di bawah 200 µg/ml kurang mampu menghambat pertumbuhan sel
HeLa. Pemberian ekstrak etil asetat pada konsentrasi 200 µg/ml mampu menekan pertumbuhan sel
HeLa. Waktu Doubling time sel pada konsentrasi 30 µg/ml lebih lambat daripada pembelahan sel pada
konsentrasi 50 µg/ml, 100 µg/ml dan kontrol. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etil asetat maka
semakin besar kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel.
3. Uji Antiproliferasi Ekstrak n-heksan
Hasil uji antiproliferasi ekstrak n-heksan miselium GL2 disajikan pada Gambar 3 berikut ini.
Pembelahan sel pada konsentrasi 30 µg/ml lebih cepat dari pada pembelahan sel pada
konsentrasi 100 µg/ml. Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi ekstrak n-heksan semakin besar
kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel. Waktu pembelahan sel atau doubling time
bertambah lama dengan adanya peningkatan perlakuan konsentrasi ekstrak n-heksan miselium GL2.
Pembelahan sel HeLa terhambat pada konsentrasi 200 µg/ml, pada konsentrasi tersebut ekstrak nheksan memiliki kemampuan penghambatan terhadap pembelahan sel.
60
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-2-1
Purwokerto, 6 September 2014
0,9
y = 0,0075x + 0,1909
R² = 0,9512
0,8
y = 0,0049x + 0,2712
R² = 0,5975
0,7
Absorbansi
0,6
y = 0,0052x + 0,263
R² = 0,6758
0,5
y = 0,0029x + 0,2552
R² = 0,5846
0,4
0,3
y = -0,0007x + 0,2158
R² = 0,3216
0,2
0,1
0
0
10
20
0
30
30
50
40
50
Waktu (jam)
100
60
70
80
200
Gambar 3. Hubungan waktu inkubasi terhadap pembelahan sel kanker HeLa (n-heksan)
B. Uji Apoptosis
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak uji baik ekstrak etanol, etil asetat maupun n-heksan
miselium GL2 mampu menyebabkan apoptosis terhadap sel HeLa. Hasil pengecatan DNA sel HeLa
sesuai dengan hasil uji doubling time perlakuan ektrak etanol, etil asetat dan n-heksan yang masingmasing menujukan slope pertumbuhan negatif mulai dari konsentrasi 200 µg/ml.
Pada proses pembelahan sel atau proliferasi sel, checkpoints terlibat dalam replikasi sel, yaitu
suatu cara sel normal dapat memastikan sintesis DNA terinisiasi apabila berada pada kondisi yang tidak
diinginkan. Kehilangan kontrol checkpoints akan berdampak adanya variasi abnormal pada gen terutama
yang terjadi pada sel kanker.
Apoptosis dapat diamati pada penampakan morfolgis berupa pengerutan sel, kerusakan membran
plasma, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA. Sel yang mati dengan proses ini tidak kehilangan
kandungan internal sel dan tidak menimbulkan respon inflamasi, sel yang rusak dapat terus menerus
membelah tanpa terbatas, pada akhirnya menjadi kanker.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksan miselium GL2
memiliki potensi sebagai antikanker serviks diperlihatkan dengan sifat sitotoksiknya terhadap sel HeLa
dengan nilai IC50 di bawah 1000 µg/ml. Nilai IC50 ekstrak etanol 158,202 µg/ml, ekstrak etil asetat
114,270 µg/ml dan n-heksan 77,987 µg/ml. Berdasarkan uji doubling time ketiga ekstrak mampu
menghambat proliferasi sel HeLa dan mampu menyebabkan apoptosis sel HeLa. Terdapat perbedaan
kesitotoksikan dari ketiga ekstrak miselium GL2, paling kuat kesitotoksikannya adalah ekstrak n-heksan.
Tidak terdapat perbedaan waktu doubling time atau waktu pembelahan sel HeLa dari ketiga ekstrak pada
konsentrasi di bawah 200 µg/ml dan mampu menghambat pembelahan sel kanker serviks melalui
mekanisme apoptosis.
DAFTAR PUSTAKA
Choong, Y.K., Noordin, M.M., Mohamed, S., Ali, A.,M.,Umar, NAB dan Tong, C.C. 2008. The Nature
of Apoptosis of Human Breast Cancer Cells Induced by Three Species of Genus Ganoderma P.
Karst. (Aphyllophoromycetideae) Crude Extracts.International Journal for Medicinal Mushrooms.
10. P : 115
DeFillippis, R.A., Goodwin, E.C., Wu, L., DiMaio, D., 2003, Endogenous Human Papillomavirus E6 and
E7 Proteins Differentially Regulate Proliferation, Senescence, and Apoptosis in Hela Cervical
Carcinoma Cells. Journal of Virology.(2) : 1551-1563.
61
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014
ISBN 978-602-14930-2-1
Purwokerto, 6 September 2014
Gao, Y dan Zaou, S. 2002. The Imunomodulating Effects of Ganoderma lucidum(Curtis) P. Karst(G.
lucidum, Reishi Mushrooms (Aphyllophoromycetidae). International Journal for Medicinal
Mushrooms. 4: 11
Kelvin, J.F dan Tyson, L.B. 2011. Tanya Jawab Mengenai Gejala Kanker dan Efek Samping Pengobatan
Kanker. Ed. Kedua. PT Indeks, Jakarta
Nurlaelah, I. 2012. Potensi Antibakteri dan Antikanker Ganoderma lucidum (Fr.) Karst Isolat Asal
Cianjur Jawa Barat. Tesis. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Ratnaningtyas, N.I., Endang, S. P dan Sucianto, E. T. 2010. Pengembangan Potensi Ganoderma lucidum
Isolat Indegenous sebagai antikanker Rahim. Laporan Penelitian. Unversitaas Jenderal Soedirman.
Purwokerto
62
Download