BAB I - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk “Koperasi Syariah”,
sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba (bunga) secara tegas dalam
Al-Qur’an. 1 Islam mengangap riba sebagai satu unsur buruk yang merusak
masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al-Qur’an
melarang umat Islam memberi atau memakan riba.
Lembaga keuangan syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk
terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha
antara pemilik dana yang menyimpan uangnya dilembaga selaku pengelola dana,
dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus peminjam dana atau
pengelola usaha.
Seiring digulirkannya sistem perbankan syari’ah pada pertengahan tahun
1990-an, beberapa Lembaga Keuangan Syari’ah tumbuh dan berkembang pesat di
Indonesia. Lembaga Keuangan Syari’ah mempunyai kedudukan yang sangat
penting sebagai lembaga ekonomi Islam yang berbasis syari’ah ditengah proses
pembangunan nasional. Berdirinya Lembaga Keuangan Syariah merupakan
implementasi pemahaman umat Islam terhadap prinsip-prinsip muamalah dalam
hukum ekonomi Islam yang selanjutnya direpresentasikan dalam bentuk pranata
ekonomi Islam sejenis lembaga keuangan syari’ah bank dan non bank.
1
Ilmi Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UU
Perss.,Patumbak, 2002, Hal. 1
Universitas Sumatera Utara
Dari sekian banyak lembaga keuangan syari’ah, koperasi syariah
merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan, sebab
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Dari segi jumlah, koperasi syariah pun
merupakan lembaga keuangan syariah yang paling banyak apabila dibandingkan
dengan lembaga-lembaga keuangan syari’ah lainnya. Kehadiran koperasi syariah
di Indonesia, selain ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat di bidang ekonomi, juga memiliki misi penting dalam pemberdayaan
usaha kecil dan menengah di wilayah kerjanya. Hal ini didasarkan pada visi
koperasi syariah bahwa pembangunan ekonomi hendaknya dibangun dari bawah
melalui kemitraan usaha.
Lembaga ekonomi yang berbasis keumatan, koperasi syariah berupaya
memainkan peranannya sesuai dengan ketentuan hukum yang ditetapkan
pemerintah bagi penyelenggaraan lembaga keuangan berdasarkan prinsip syari’ah.
UU No. 7/1992 tentang perbankan ( Kini UU No.10/1998 ) dan PP No.72/1992
tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil telah memberikan peluang positif
bagi Koperasi Syariah/ BMT untuk beropersi secara proporsional.
Dengan berdirinya banyak koperasi syariah, bukan berarti semua koperasi
syariah maju dengan baik. Akan tetapi ada juga koperasi syariah yang mengalami
kesulitan-kesulitan di lapangan. Namun jumlahnya sangat kecil dibandingkan
dengan koperasi syariah yang maju. Menurut penelitian yang dilakukan Junaidi,
ternyata banyak koperasi syariah yang ada di lapangan, asetnya berkisar Rp. 10-30
juta atau sekitar 51 %-nya pada kategori Rp.10-30 juta-an. Memang ada koperasikoperasi syariah yang besar yang di atas Rp. 100 juta di luar KUT, ternyata
Universitas Sumatera Utara
jumlahnya 5%. Berdasarkan penelitian Junaidi, ternyata koperasi-koperasi syariah
yang mempunyai aset bermasalah tidak lebih dari 10% atau ternyata cuma 7%
dari total koperasi syariah, sedangkan yang lebih besar adalah koperasi-koperasi
syariah yang tidak mempunyai masalah. Aset yang bermasalah ini merupakan
kredit macet yang disebabkan oleh nasabah koperasi syariah yang tidak
melaksanakan kewajibannya tepat waktu.2
Sesuai dengan prinsip bagi hasil, maka hubungan antara koperasi syariah
sebagai pemodal dan pengusaha kecil tidaklah hanya terbatas sebagai hubungan
antara lembaga dan nasabah, dimana bankir tidak mencampuri urusan usaha
nasabah. Hubungan antara koperasi syariah dan pengusaha merupakan hubungan
hukum yang dituangkan dalam perjanjian. Perjanjian antara koperasi syariah dan
pengusaha merupakan perjanjian tertulis yang dibuat sebelum pengusaha
memperoleh pembiayaan.
Seiring dengan perkembangan koperasi syariah yang pesat dan secara
umum dapat disimpulkan perkembangannya juga sehat, akan tetapi di dalam
praktek pelaksanaannya koperasi syariah tidak terlepas dari berbagai masalah,
khususnya masalah kepercayaan dari para nasabah.
Koperasi syariah sebagai suatu badan usaha yang berbadan hukum dapat
melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam sebagai salah satu usaha atau satusatunya kegiatan usaha koperasi secara umum. Koperasi Simpan Pinjam syariah
secara khusus dalam kegiatan usahanya menerima tabungan (penghimpunan dana)
2
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, IIT Indonesia, Jakarta,
2003
Universitas Sumatera Utara
dan menyalurkannya, yang berasal dari dan untuk para anggotanya atau koperasi
lain dan/atau anggotanya (Pasal 44 UU No. 25 Th.1992).
Selama ini pembahasan terhadap koperasi, termasuk koperasi syariah lebih
banyak dari aspek ekonomi. Oleh karenanya penulis melalui skripsi ini akan
melakukan tinjauan secara hukum terhadap Perlindungan Dana Nasabah Dalam
Koperasi Simpan Pinjam Syariah. Karena mengingat sekarang ini banyak
bertumbuh kembang penawaran produk investasi berupa simpanan berjangka pada
koperasi syariah dengan janji tingkat pengembalian yang cukup tinggi. Penawaran
produk investasi itu dilakukan secara terbuka kepada masyarakat luas, baik
melalui iklan surat kabar, brosur-brosur maupun menggunakan media internet.
Dengan menempatkan sejumlah uangnya pada koperasi syariah sebagaimana
digambarkan dalam penawaran, para calon nasabah diberikan harapan nantinya
akan mendapatkan pengembalian yang tinggi, tanpa harus bekerja keras
keuntunganpun bisa didapat. Tawaran semacam ini sangatlah menggiurkan,
karena orang akan lebih cenderung bersikap pragmatis untuk mendapatkan sebuah
keuntungan. Dorongan kuat akan memperoleh keuntungan tinggi mampu
membuat orang tanpa perlu lagi mempertimbangkan secara masak terhadap
rasionalitas usaha maupun kemungkinan risikonya. Sehingga banyak warga
masyarakat
yang
kemudian
tertarik
dan
menginvestasikan
uangnya.
Fenomena di atas tentunya harus dicermati secara kritis, karena tidak sedikit yang
kemudian bergulir menjadi kasus hukum, janji-janji semula seperti yang
ditawarkan koperasi kemudian tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan ketika dana
milik para nasabah tidak bisa diambil kembali. Pengurus atau pengelola koperasi
Universitas Sumatera Utara
syariah menjadi tersangka dengan sangkaan telah melakukan pelanggaran
terhadap Undang-undang Perbankan, melakukan tindak pidana penipuan dan/atau
penggelapan.
Oleh karena hal tersebut di atas, maka skripsi ini mengangkat sebuah
judul, yaitu Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Dana Nasabah dalam
Koperasi Simpan Pinjam Syariah (studi kasus pada KSU Syariah Mitra
Amaliyah). Judul skripsi ini diangkat untuk memperdalam pengetahuan terhadap
hukum dan prakteknya ditengah-tengah masyarakat terutama mengenai lembaga
keuangan Islam yang ikut ambil bagian dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan di Indonesia. Adapun alasan lain adalah untuk memotivasi
agar lebih kritis melihat masalah-masalah sosial maupun ekonomi yang terjadi
pada
masyarakat
ditinjau
dari aspek
yuridis. Sekaligus mempraktekan
pengetahuan pada masalah hukum yang terjadi pada masyarakat sehingga tidak
apatis.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan adalah pernyataan yang menunjukkan jarak antara rencana
dengan pelaksanaan, antara harapan dan kenyataan, antara das sollen dan das sein.
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas mengenai judul skripsi ini, maka
dapat disimpulkan pokok-pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini,
yaitu :
1. Bagaimana Landasan Hukum Tentang Koperasi Syariah?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana penerapan prinsip syariah pada permodalan koperasi syariah di
Koperasi Simpan Pinjam Syariah Mitra Amaliyah?
3. Bagaimanakah bentuk perlindungan terhadap dana nasabah dalam
Koperasi Simpan Pinjam Syariah Mitra Amaliyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Menurut Soerjono Soekanto, mengatakan bahwa penelitian hukum
merupakan salah satu tahap aktivitas pelaksanaan pembangunan hukum, oleh
karena itu penelitian hukum merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk
menemukan
kenyataan-kenyataan
tentang
hukum
yang
berlaku
dalam
masyarakat.3
Dengan demikian maka tujuan penelitian hukum adalah untuk menunjang
pembinaan serta pembaharuan hukum dengan mengusahakan penemuanpenemuan kenyataan. Pembahasan ini juga bertujuan untuk memperdalam serta
memberi gambaran yuridis mengenai aspek hukum perjanjian yang terjadi pada
baitul maal wat tamwil. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tujuan dalam
penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui landasan hukum tentang koperasi syariah
2. Meneliti penerapan prinsip syariah pada permodalan koperasi syariah di
Koperasi Simpan Pinjam Syariah Mitra Amaliyah
3. Meneliti bentuk perlindungan terhadap dana nasabah dalam Koperasi
Simpan Pinjam Syariah Mitra Amaliyah
3
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,UI Press, Jakarta, 1986, Hal. 78
Universitas Sumatera Utara
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari penulisan ini adalah :
1. Secara teoretis
Menambah wawasan serta pengetahuan lembaga koperasi syariah dalam
hal upaya menyelesaikan sengketa bagi mereka yang bergerak di bisnis
atas perjanjian pembiayaan pada koperasi syariah yang timbul dari
perselisihan mengenai kontrak maupun karena adanya wanprestasi.
2. Secara praktis
Dapat menambah pengetahuan kepada masyarakat khususnya para
pelaku usaha mengenai penyelesaian sengketa bisnis atas perjanjian
pembiayaan pada koperasi syariah. Hal ini disebabkan karena masih
kurangnya pemahaman dan pengalaman masyarakat mengenai prinsipprinsip perjanjian dalam Islam dan penyelesaian sengketa dalam
ekonomi Islam.
D. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi yang bertemakan mengenai perjanjian pembiayaan dan
penyelesaian sengketa memang cukup banyak yang diangkat dan dibahas, namun
penulisan dengan judul Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Dana Nasabah
dalam Koperasi Simpan Pinjam Syariah (studi kasus pada KSU Syariah Mitra
Amaliyah), belum pernah ditulis sebagai skripsi. Dengan demikian penulisan
skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya, sehingga penulisan skripsi
ini masih asli serta dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral maupun
akademik.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Koperasi Syariah
Koperasi syariah adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
syariah sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi
syariah yaitu:
a. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;
b. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi syariah yang menjadi anggota
yang memiliki lingkup lebih luas.
Umumnya koperasi, termasuk koperasi syariah dikendalikan secara
bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara
yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan
koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung
berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan
pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan
oleh si anggota.
2. Latar Belakang Pendirian Koperasi Syariah
Ketika perekonomian negara kita berkembang pesat, masalah kesenjangan
ekonomi muncul ke permukaan sebagai sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri.
Ketimpangan dalam distribusi pendapatan terjadi dan terus berlangsung antara
lain disebabkan sangat kecilnya akses lembaga perbankan yang ada di tengah-
Universitas Sumatera Utara
tengah kita dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kelompok masyarakat
berpenghasilan kecil. Sementara kesempatan berusaha maupun pemerataan
kesejahteraan sosial agaknya masih tetap belum terjamin karena tidak menyentuh
kebutuhan dan persoalan mendasar masyarakat bawah.
Selain dari itu ditambah pula adanya suatu keyakinan dari umat Islam
bahwa produk perbankan konvensional mengandung riba. Itu semua berdampak
pada pengusaha kecil yang sulit mengembangkan usahanya karena kesulitan
mendapatkan dana investasi dan modal kerja. Ketimpangan sosial ekonomi akan
semakin nyata antara perkembangan usaha kecil yang puluhan juta unit
banyaknya dengan perkembangan usaha besar yang relatif cepat tetapi berjumlah
sedikit. Hal ini memicu pertentangan sosial dan dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa.
Selain itu terbentuknya lembaga keuangan Islam juga bersumber dari
adanya larangan riba di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Larangan Al-Qur’an yang
berkenaan dengan riba terdapat dalam surat Al Baqarah (ayat 275, 276, 278, 279,
280), Surat Al-Imran (ayat 130), Surat Ar-Rum (ayat 39), Surat An-Nisa (ayat
161).
Selain berdasarkan ketentuan Al-Qur’an dan Hadits, berdirinya lembaga
keuangan Islam juga didasari oleh kenyataan adanya praktek sistem bunga. Yang
dimaksud sistem bunga adalah tambahan pembayaran atas uang pokok pinjaman.
Berdasarkan batasan tersebut pengertian bunga adalah biaya yang dikenakan
kepada penyimpanan uang yang besarannya telah ditetapkan di muka yang
Universitas Sumatera Utara
biasanya ditentukan dalam bentuk persentase dan terus dikenakan selama masih
ada simpanan sehingga tidak hanya terbatas pada jangka waktu kontrak.
Di dalam kenyataannya pemerataan sistem bunga membawa akibat negatif
yaitu masyarakat sebagai nasabah menghadapi suatu ketidakpastian, bahwa hasil
perusahaan dari kredit yang diambilnya tidak dapat diramal secara pasti.
Sementara itu dia tetap wajib membayar persentase berupa pengambilan sejumlah
uang tertentu yang tetap berada di atas jumlah pokok pinjaman. Keadaan ini
bertentangan dengan ketentuan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Luqman ayat 34
yang intinya bahwa hanya Allah yang dapat mengetahui sesuatu yang akan terjadi
di masa datang, sedangkan manusia tidak akan bisa meramalnya.
Selain itu hal ini akan semakin memberatkan nasabah karena dengan
penetapan persentase jumlah bunga akan menjadi kelipatan perseratus dari sisa
pinjaman dikalikan dengan jangka waktu pinjaman, sehingga dalam jangka waktu
tertentu bisa terjadi suatu saat jumlah yang harus dikembalikan nasabah berlipat
ganda dari pokok pinjaman, misalnya pinjaman dikenakan bunga 12 % pertahun,
maka dalam jangka waktu 10 tahun bunganya akan menajdi 120 % dari pokok
pinjaman. Keadaan tersebut akan lebih parah lagi apabila nasabah tidak dapat
mengembalikan tepat pada jatuh temponya karena kewajiban membayar bunga
akan terus berlangsung sebelum pinjaman dilunasi. Sehingga semakin nasabah
tidak mampu untuk membayar, maka nasabah semakin terbebani bunga yang
semakin berat.
Universitas Sumatera Utara
Penerapan persentase bunga seperti itu jelas mempunyai pengertian yang
sama dengan pengertian bunga berbunga karena setiap bunga yang sudah jatuh
tempo dan tak terbayar akan dianggap sebagai bagian utang.
Sistem perbankan yang ada sekarang ini memiliki kecendrungan terjadinya
konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan kelompok elite, para bankir dan pemilik
modal. Alokasi kekayaan yang tidak seimbang ini bisa menimbulkan
kecemburuan sosial yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kerawanan berupa
benturan-benturan, bahkan konflik antar kelas sosial yang pada gilirannya
keadaan seperti ini akan mengganggu stabilitas nasional maupun perdagangan
nasional. Dalam masyarakat yang maju seperti Amerika Serikat, kekuatan pokok
ekonomi bukanlah terletak pada keahlian, melainkan pemulihan dan kendali atas
modal abstrak yaitu kekuatan pokok yang berada di tangan sebagai pemegang
saham utama pada perusahaan besar dan modern.
Bank-bank yang ada sekarang dikatakan tidak berhasil dalam upaya
pemerataan pendapatan karena pranata pembayaran bunga tetap menjamin dari
debitur secara terus-menerus ke arah kreditur. Jumlah debitur semakin lebih
banyak dari pada jumlah kreditur. Peminjaman yang diperoleh pada umumnya
menjadi nilai tambah bagi debitur untuk membayar bunga kepada kreditur,
terutama untuk jenis pinjaman yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu bank
dengan pranata bunga menciptakan suatu keadaan yang kaya semakin kaya, dan
yang miskin semakin miskin.
Dengan beroperasinya lembaga keuangan yang berdasarkan prinsip syariat
Islam diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap terwujudnya sistem
Universitas Sumatera Utara
ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang terjadi setelah
prinsip ekonomi yang menjadi pedoman kerjanya dipengaruhi atau dibatasi oleh
ajaran Islam. Sehingga sistem ekonomi Islam bukanlah suatu pemikiran yang
bersifat final melainkan terus berkembang melalui kerja ijtihad.
3. Dasar Hukum Koperasi Syariah
Adapun secara yuridis, pendirian Koperasi Syariah di Indonesia
didasarkan pada kebijakan pemerintah berdasarkan UU No. 25/1992 tentang
Koperasi, UU No. 7/ 1992 (kini UU No. 10/ 1998) tentang Perbankan, yang
diikuti dengan keluarnya PP No. 72/ 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.
Selanjutnya pendirian badan hukum Koperasi Syariah harus sesuai dengan
UU No. 16/ 2001 tentang Yayasan, sedangkan dalam pelaksanaan operasi
Koperasi Syariah harus sesuai dengan PP No.72/ 1992 dan Peraturan Bank
Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana
Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data-data dalam penulisan skripsi ini, dipergunakan
metode pengumpulan data sebaga berikut :
1. Penelitian lapangan (Field Research).
Sehubungan dengan pengumpulan data, bahan-bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini dilakukan studi lapangan yaitu
pengumpulan data mengenai objek yang diteliti dalam hal ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
melalui wawancara dengan pengurus LKMS-KSU Syariah BMT Mitra
Amaliyah Kec. Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Yaitu mengumpulkan bahan penulisan melalui bacaan, peraturan perundangundangan, buku-buku, majalah-majalah, hasil seminar, surat kabar dan lainlain sebagai bahan bacaan yang relevan dengan penulisan, yang berguna
sebagai dasar pengembangan uraian teoritis dalam penulisan skripsi
Penelitian mengenai “Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Dana
Nasabah dalam Koperasi Simpan Pinjam Syariah (Studi Kasus pada LKMS KSU
Syariah BMT Mitra Amaliyah)”, merupakan penelitian hukum yang bersifat
yuridis empiris, yaitu penelitian yang didasarkan pada penelitian lapangan untuk
mendapatkan data primer. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan, dilakukan penelitian kepustakaan sebagai data sekunder.
Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian lapangan maupun dari
penelitian kepustakaan, selanjutnya dianalisa secara kualitatif dengan metoda
deskriptif. Metode kualitatif adalah analisis data yang mengelompokkan dan
menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan
kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang diperoleh dari studi
kepustakaan, sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang diajukan.
Deskriptif yaitu metode analisis dengan memilih data yang menggambarkan
sebenarnya di lapangan.
Dengan menggunakan metoda pengumpulan bahan-bahan dan data yang
perlu dalam penyelesaian penulisan ini, maka diharapkan dapat memperkecil atau
Universitas Sumatera Utara
bahkan dihilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang
timbul dari penulisan ini.
G. Sistematika Penulisan
BAB I :
Bab ini merupakan bab Pendahuluan yang isinya antara lain
memuat Latar Belakang, Pokok Permasalahan, Tujuan dan
Manfaat
Penulisan,
Tinjauan
Kepustakaan,
Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
:
Tinjauan Hukum Tentang Koperasi Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992, yang mengulas tentang Pengaturan
tentang
Koperasi dalam
Peraturan
Perundang-undangan
di
Indonesia, Mekanisme Pendirian Koperasi, Bentuk Usaha dan Jenis
Koperasi, Kegiatan-kegiatan Koperasi.
BAB III :
Bab ini akan membahas tentang Modal-modal dan Prinsip
Keuangan pada Koperasi Syariah Dikaitkan Dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan yang akan
membahas tentang Karakteristik Koperasi Syariah, Sumber
Modal Koperasi Syariah, Peruntukan Modal Koperasi Syariah,
Modal Penyertaan.
BAB IV:
Bab ini akan dibahas tentang Perlindungan Dana Nasabah dalam
Koperasi Simpan Pinjam Syariah, yang mengulas tentang
Gambaran Umum Koperasi Syariah Mitra Amaliyah dan Dasar
Universitas Sumatera Utara
Hukumnya, Aspek Hukum Perikatan dalam Pendirian Koperasi
Simpan Pinjam Syariah, Prinsip-prinsip Dasar Produk Koperasi
Syariah, Perlindungan Dana Nasabah dalam Koperasi Syariah
Mitra Amaliyah, Akibat Hukum dalam Hal Terjadinya Wanprestasi
Terhadap Dana Nasabah Pada Koperasi Syariah Mitra Amaliyah.
BAB IV:
Bab ini merupakan bab terakhir, yaitu sebagai bab penutup yang
berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai permasalahan yang
dibahas.
Universitas Sumatera Utara
Download