BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha mikro kecil dan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan penting
dalam membangun perekonomian nasional, karena UMKM mampu menyerap
banyak tenaga kerja dan memiliki peran dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Hal ini terlihat dari kekokohan UMKM saat menghadapi krisis
beberapa waktu lalu, banyak usaha skala besar mengalami kemunduran bahkan
sampai mengalami kebangkrutan, namun UMKM mampu bertahan dan tetap
berjalan, maka dari itu sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan
UMKM. Masalah utama yang sering dialami oleh UMKM adalah kurangnya dana
(modal) yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan usaha. Menurut Hafsah
(2004) kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan
menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup,
yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas,
sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit
diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh
bank tidak dapat dipenuhi.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk
membantu perkembangan dan kemajuan UMKM, khususnya di daerah pedesaan
adalah dengan membentuk sebuah lembaga keuangan yang bergerak di
lingkungan pedesaan yang disebut dengan Lembaga Perkreditan Desa. Menurut
Peraturan Gubernur Bali Nomor 11 Tahun 2013, Lembaga Perkreditan Desa yang
selanjutnya disebut LPD adalah lembaga keuangan milik Desa Pakraman yang
berada di wilayah Desa Pakraman. Aktivitas utama yang dilakukan LPD adalah
menghimpun dana dari masyarakat desa dalam bentuk tabungan dan deposito,
serta memberikan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk
kredit. Suartana (2009) menyatakan fungsi dan tujuan LPD adalah untuk
memberikan kesempatan berusaha bagi para warga desa setempat, kemudian
untuk menampung tenaga kerja yang ada di pedesaan, serta melancarkan lalu
lintas pembayaran, sekaligus menghapuskan keberadaan lintah darat (rentenir).
Ukuran kinerja sebuah LPD dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan untuk menghasilkan laba dengan
memanfaatkan seluruh aset atau seluruh modal yang dimiliki. Tingginya tingkat
profitabilitas menggambarkan kinerja yang baik dari sebuah LPD, yang berarti
bahwa LPD telah beroperasi secara efektif dan efisien serta memungkinkan untuk
memperluas usahanya. Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur
profitabilitas.
ROA
merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan memanfaatkan seluruh aktiva
yang dimiliki. Menurut Bennaceur dan Mohamed (2008) ROA mencerminkan
seberapa baik manajemen bank menggunakan sumber daya bank untuk
menghasilkan keuntungan.
Penurunan atau peningkatan profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya adalah penyaluran kredit yang berkaitan dengan pendapatan yang
diterima LPD. Penyaluran kredit adalah sumber pendapatan utama LPD.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan menyalurkan kembali simpanan yang
diterima dari masyarakat kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam
bentuk kredit selama jangka waktu tertentu. Keuntungan yang diperoleh dari
penyaluran kredit berupa pendapatan bunga yang merupakan sejumlah dana yang
dibayarkan oleh debitur sebagai balas jasa atas dana yang diterimanya (dipinjam).
Peningkatan penyaluran kredit, akan meningkatkan pendapatan LPD yang
disebabkan oleh penerimaan pembayaran bunga kredit, sehingga profitabilitas
meningkat. Sebaliknya apabila tingkat penyaluran kredit menurun maka
pendapatan dari penerimaan pembayaran bunga menurun yang mengakibatkan
rendahnya profitabilitas. Oleh karena itu, manajemen perlu berhati-hati dalam
menyiapkan
kebijakan
kredit,
sehingga
tidak
berdampak
negatif
pada
profitabilitas (Kargi, 2004). Pada penelitian ini tingkat penyaluran kredit di ukur
dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan bank dalam memanfaatkan dan menyalurkan
kembali dana yang diperoleh.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan
perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional. BOPO
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan dalam menjalankan
kegiatan operasional. Jika bank menjalankan operasinya dengan cara efisien yaitu
memperkecil rasio BOPO maka pendapatan yang diperoleh bank tentu akan
meningkat dan juga diimbangi meningkatnya profitabilitas, (Prasanjaya, 2013).
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi BOPO maka
kinerja keuangan LPD semakin menurun, begitu sebaliknya semakin rendah
BOPO maka semakin tinggi kinerja keuangan LPD.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2011) menunjukkan bahwa Loan
to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh yang positif pada Return on Assets
(ROA) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Negara (2014) yang
menyatakan bahwa penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Namun, penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wibisono (2013) yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian mengenai
hubungan antara BOPO dengan profitabilitas telah dilakukan oleh Sianturi (2012)
yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Chatarine
(2014) yang mengatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rasyid (2012) menyatakan
bahwa BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Terjadi ketidakkonsistenan pada hasil penelitian sebelumnya, baik itu
hubungan antara penyaluran kredit dengan profitabilitas ataupun BOPO dengan
profitabilitas. Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena ada
beberapa faktor internal dan eksternal yang memengaruhi tingkat penyaluran
kredit dan BOPO. Salah satu faktor internal yang memengaruhi penyaluran kredit
dan BOPO adalah kualitas kredit. Sumber utama pendapatan LPD berasal dari
kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga. Setiap kredit yang
diberikan memiliki kualitasnya masing-masing. Terdapat empat kriteria kualitas
kredit, lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Tinggi rendahnya penghasilan
LPD sangat ditentukan oleh kualitas kredit, (Diah, 2010). Semakin baik kualitas
kredit maka perputaran dana akan semakin baik pula, sehingga semakin tinggi
peluang LPD memperoleh laba. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kredit maka
semakin rendah peluang LPD memperoleh laba, karena dana yang dimiliki
digunakan sebagai cadangan untuk mengatasi resiko tidak terbayarkannya kredit
yang diberikan. Berdasarkan latar belakang tersebut dan ketidakkonsistenan hasil
penelitian sebelumnya peneliti ingin mengangkat penelitian dengan judul
“Kualitas Kredit sebagai Pemoderasi Pengaruh Tingkat Penyaluran Kredit dan
BOPO pada Profitabilitas (Studi Empiris pada LPD di Kabupaten Tabanan)”
1.2. Rumusan Masalah
1) Apakah tingkat penyaluran kredit berpengaruh pada profitabilitas pada
LPD di Kabupaten Tabanan ?
2) Apakah BOPO berpengaruh pada profitabilitas pada LPD di Kabupaten
Tabanan ?
3) Apakah kualitas kredit memoderasi pengaruh tingkat penyaluran kredit
pada profitabilitas pada LPD di Kabupaten Tabanan?
4) Apakah kualitas kredit memoderasi pengaruh BOPO pada profitabilitas
pada LPD di Kabupaten Tababan ?
1.3. Tujuan
1) Untuk
mengetahui
pengaruh
tingkat
penyaluran
profitabilitas pada LPD di Kabupaten Tabanan.
kredit
pada
2) Untuk mengetahui pengaruh BOPO pada profitabilitas pada LPD di
Kabupaten Tabanan.
3) Untuk mengetahui pengaruh kualitas kredit terhadap pengaruh tingkat
penyaluran kredit pada profitabilitas pada LPD di Kabupaten Tabanan.
4) Untuk mengetahui pengaruh kualitas kredit terhadap pengaruh BOPO
pada profitabilitas pada LPD di Kabupaten Tababan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis kepada berbagai pihak, sebagai berikut :
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, referensi, dan
memperluas wawasan mengenai pengaruh tingkat penyaluran kredit dan
BOPO terhadap profitabilitas yang dimoderasi oleh kualitas kredit, yang
nantinya dapat dijadikan sebagai referensi atau pembanding dalam
penelitian yang akan datang.
2) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan
dan
sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
manajemen
LPD
dalam
pengambilan keputusan terkait peningkatan profitabilitas dan pemberian
kredit.
1.5. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi menjadi lima bab, antara satu bab dengan bab lainnya
memiliki hubungan yang saling berkaitan. Uraian masing-masing bab adalah
sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini,
penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian
ini dan rumusan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian,
obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data, uji asumsi klasik, dan teknik
analasis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Lembaga Perkreditan
Desa
yaitu
sejaran
pendirian
LPD,
permodalan
LPD,
dan
kepengurusan LPD, analisis sampel penelitian, hasil dari pengolahan
data penelitian, dan menguraikan mengenai pembahasan hasil
penelitian ini.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memaparkan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil
pembahasan penelitian ini beserta saran-saran yang dianggap perlu
bagi para peneliti selanjutnya, dan Lembaga Perkreditan Desa di
Kabupaten Tabanan
Download