PENERAPAN TALKING STICK UNTUK MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 04 PONTIANAK Rasmani Hasan, H. Ngatiyo dan H. Aunurrahman PGSD,FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email:[email protected] Abstrack : Research on Application of Talking Stick to the motivation to learn science subjects class III SDN 04 Pontianak aims to gain clarity application of learning models talking stick to the material 'characteristics and needs of living things "to improve learning motivation in learning science class III SDN 04 Pontianak. The research method used is descriptive method. The form used is descriptive research technique of direct observation data collection tool is a sheet obesrvasi student and teacher observation sheet. The average value of the ability of the teacher in the lesson plan before implementation Talking Stick Learning Model in the first cycle average value of 3.06 and an increase in the average ability of teachers in the first cycle average value of 2.67. The results of the analysis of test data using direct observation of observation on the student and teacher where the level of intrinsic motivation to learn third grade students of SDN 04 Pontianak on science learning material characteristics and needs of living things on the initial observations by 53.34% rise in the first cycle to 74, 17% increase of 20.83%, then increased in the second cycle a 88.33% increase of 14.16%. While the level of extrinsic motivation to learn third grade students of SDN 04 Pontianak on science learning material characteristics and needs of living things on the initial observations by 45% increase in the first cycle to 70%, an increase of 25%, then increased in the second cycle to 84.17 % increase of 14.17%. It can be concluded that the use of learning models talking stick, is effective for increasing students' motivation in learning science class III SDN 04 Pontianak. Keywords: Talking Stick Learning, Motivation Abstarck : Penelitian tentang Penerapan Talking Stick untuk motivasi belajar mata pelajaran IPA kelas III SDN 04 Pontianak bertujuan untuk mendapatkan kejelasan penerapan model pembelajaran talking stick pada materi “ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup” untuk meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 04 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian deskriptif yang digunakan adalah teknik observasi langsung dengan alat pengumpul data adalah lembar obesrvasi siswa dan lembar obsevasi guru. Nilai rata-rata kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum diterapkannya Model Pembelajaran Talking Stick pada siklus I nilai rata-rata 3,06 dan peningkatan nilai ratarata kemampuan guru pada siklus I nilai rata-rata 2,67. Hasil analisis data menggunakan uji observasi langsung yaitu observasi pada siswa dan guru dimana tingkat motivasi intrinsik belajar siswa kelas III SDN 04 Pontianak pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada pengamatan awal sebesar 53,34% meningkat pada siklus I menjadi 74,17% peningkatan sebesar 20,83%, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 88,33% peningkatan sebesar 14,16%. Sedangkan tingkat motivasi ekstrinsik belajar siswa kelas III SDN 04 Pontianak pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada pengamatan awal sebesar 45% meningkat pada siklus I menjadi 70%, peningkatan sebesar 25%, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 84,17% peningkatan sebesar 14,17%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick, cukup efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 04 Pontianak. Kata Kunci : Pembelajaran Talking Stick, Motivasi Belajar Motivasi belajar sebagai suatu akibat interaksi dari individu terhadap situasi pembelajaran. Sehingga bisa terjadi, antara siswa yang satu dengan siswa lainnya berbeda dalam dorongan motivasi belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, cenderung atau biasanya prestasi belajarnya akan tinggi pula. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, cenderung atau biasanya prestasi belajarnya juga rendah. Aspek motivasi dalam pembelajaran merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti pada pembelajaran IPA di kelas III SDN 04 Pontianak Barat, didapat hasil bahwa guru yang mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama ini sudah menggunakan beberapa metode dalam kegiatan pembelajaran hanya saja guru dominan menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan metode yang terencana. Akibatnya siswa tidak bersemangat dalam belajar IPA. Selain itu diperoleh pula hasil tentang motivasi belajar siswa selama pengamatan awal berlangsung yaitu motivasi instrinsik sebesar 53,34% dan motivasi ekstrinsik sebesar 45%. Siswa hanya sebagai pendengar informasi dari guru saja hal ini menyebabkan aktivitas siswa kurang berkembang dan selama ini proses pembelajaran IPA kurang menarik dikarenakan :a.Model pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan oleh guru IPA kurang efektif dan bervariasi,b.Rendahnya motivasi belajar siswa kelas III SDN 04 Pontianak Barat,c.Rendahnya hasil belajar siswa kelas III Pontianak Barat Sri Suliyostyarini (2007:9) menyatakan “IPA di sekolah Dasar dapat dipandang dsiri segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap”. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:3) “IPA itu dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia alam sekitar”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah Sri Suliyostyarini (2007:40) menyatakan tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI antara lain sebagai berikut :(a) Memperoleh keyakinan terhadap Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya (b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (c) Mengembangkan rasa ingin tahu , sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajan IPA di sekolah dasar adalah untuk meningkatkan kesadaran akan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dan berperan serta dalam memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan alam, serta mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya IPA. Sri Suliyostyarini (2007:9) menyatakan bahwa ruang lingkup IPA untuk SD/MI adalah :(a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, timbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan(b) Benda/materi., sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan gas (c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahanya, dan pesawat sederhana( d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan ruang lingkup IPA untuk SD sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan paparan diatas Salah satu Model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa IPA kelas III adalah Talking Stick yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan, karena model ini merupakan pembelajaran dengan bantuan tongkat di mana setiap siswa yang mendapat tongkat dari gurunya wajib menjawab pertanyaan dari guru tersebut setelah siswa mempelajari materi pembelajaran. Dimana alasan peneliti memilih model pembelajaran talking stick adalah karena model pembelajaran ini menyenangkan, sehingga tidak membuat siswa jenuh dan belajar tidak membosankan. Model ini dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Motivasi belajar menurut Suciati dkk (2007:33) adalah dorongan yang muncul dalam diri siswa untuk mengeluarkan segenap daya upaya dalam mencapai hasil yang dingingkan. Berdasarkan pendapat di atas, maka motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan yang muncul dalam diri siswa kelas III SDN 04 Pontianak Barat yang dilakukan secara sadar untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam mencapai hasil belajar IPA. Menurut Agus Suprijanto (2011:109) model pembelajaran talking stick adalah pembelajaran dengan menggunakan tongkat untuk medorong peserta didik mampu mengemukakan pendapat. model talking stick dilengkapi dengan pemutaran lagu, sehingga siswa yang memegang tongkat ketika lagu tersebut berhenti yang akan menjawab pertanyaan guru, jika siswa tersebut tidak menjawab, maka akan diberi hukuman yaitu membaca materi yang ber Model pembelajaran Talking Stick. Menurut Isjoni (2001:26) “Model pembelajaran talking stick merupakan pembelajaran kooperatif di mana dalam pembelajaran siswa membentuk kelompok untuk mempelajari topik tertentu, kemudian setelah berdiskusi siswa menutup buku”. Selanjutnya setiap kelompok diuji oleh guru dengan menggunakan tongkat berjalan, kelompok yang mendapat tongkat, bertugas menjawab yang soal yang telah disiapkan guru. Selanjutnya Agus Suprijono (2009:163) menjelaskan “Pembelajaran dengan model Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran talking stick merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran kooperatif yang dapat melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat tentang topik yang telah didiskusikan bersama teman sekelompok. Model pembelajaran talking stick juga merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena model pembelajarannya yang menarik menggunakan tongkat sehingga dapat membuat peserta didik menjadi bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick menurut Agus Suprijono (2009:164) sebagai berikut : (1)Guru menyiapkan sebuah tongkat (2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari (3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari buku penunjang atau paketnya yang berkenaan dengan materi yang telah disampaikan (4) Guru menyuruh siswa menutup buku pelajarannya (5) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (6) Guru memberikan kesimpulan(7) Evaluasi (8) Penutup. Berdasarkan penjelasan di atas, maka langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick, diawali oleh guru menjelaskan materi pokok pembelajaran yang ingin dicapai. Agar menarik maka dalam menjelaskan guru memegang tongkat. Kemudian guru menjelaskan tentang kegunaan tongkat sebagai media test. Setelah masing-masing kelompok mengerti guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok, dan mulai menjalankan tongkat sambil bernyayi untuk menentukan tongkat terakhir yang sampai pada kelompok. Langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick menurut Agus Suprijono (2009:164) sebagai berikut:(1) Guru menyiapkan sebuah tongkat,(2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari (3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari buku penunjang atau paketnya yang berkenaan dengan materi yang telah disampaikan (4) Guru menyuruh siswa menutup buku pelajarannya (5) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (6) Guru memberikan kesimpulan (7) Evaluasi (8) Penutup. Berdasarkan penjelasan di atas, maka langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick, diawali oleh guru menjelaskan materi pokok pembelajaran yang ingin dicapai. Agar menarik maka dalam menjelaskan guru memegang tongkat. Kemudian guru menjelaskan tentang kegunaan tongkat sebagai media test. Setelah masing-masing kelompok mengerti guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok, dan mulai menjalankan tongkat sambil bernyayi untuk menentukan tongkat terakhir yang sampai pada kelompok. Menurut Agus Suprijono (2009:165) model pembelajaran Talking Stick memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya sebagai berikut (a) Menguji kesiapan siswa (b) Melatih membaca dan memahami dengan cepat (c) Agar lebih giat belajar Sedangkan kekurangan model pembelajaran Talking Stick menurut Agus Suprijono (2009:165) adalah sebagai berikut (a) Membuat siswa yang tidak siap gugup ketika mendapat bagian tongkat dan menjawab pertanyaan dari guru (b) Penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar mempunyai maksud agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal, oleh karena itu model pembelajarn harus memperhtikan kondisi siswa, sifat meteri, bahan ajar, fasilitas, media yang tersedia, dan kondisi itu sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajaran Talking Stick adalah mempersiapkan siswa untuk selalu menyiapkan diri dalam belajar. Sedangkan kelemahannya adalah bagi siswa yang belum siap, akan mempengaruhi konsentrasi belajarnya. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arifin (2012:13) “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau menjelaskan tentang obyek tertentu”. Menurut A. Chaedar Alwasilah (2003:44) “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menjelasakan atau memberi tafsiran baru terhadap fenomena atau data, dan memprediksi sesuatu berdasarkan pengamatan”. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tindakan kelas, bentuk penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dalam proses pembelajaran. Menurut Susilo (2007:16) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar”. Sedangkan Basrowi dan Suwandi (2007:24) menjelaskan: “ Penelitian tindakan kelas adalah sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik”. Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN 04, Jalan M. Saad Ain Perumnas I Pontianak Barat. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru yang mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III dan siswa kelas III SDN 04 Pontianak Barat yang berjumlah 30 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan siswa perempuan sebanyak 18 orang. Teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data adalah teknik observasi langsung yaitu “Cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat di mana suatu suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi”(Hadari Nawawi, 1985 : 94). Pengamatan dan pencatatan gejala-gejala gejala gejala yang tampak pada obyek saat penelitian menggunakan lembar observasi. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan gan teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut : Lembar observasi, untuk mengukur kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran talking stick ck dan mengukur peningkatan motivasi siswa. Analisis data ata yang dikumpulkan melalui pengamatan pada setiap siklus PTK dianalisis secara deskripti deskriptif dengan menggunakan rumus persentase dan skor rata-rata. rata Data yang dikumpulkan melalui lembar observasi dianalisis menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dataa yang dikumpulkan melalui lembar observasi dianalisis menggunakan teknik persentase dari Anas Sudijono (2008:43) untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. = % Dengan keterangan sebagai berikut:P = angka persentase N = jumlah frekuensi atau banyaknya individu (number of case) f = frekuensi yang muncul (Trianto , 2011:63) Dengan penilaian 90 – 100% (sangat baik), 80 – 89% (baik) (baik), 70 – 79% (sedang), 50 – 59% (cukup),40 - 49% (sangat kurang ). Untuk skor ra rata-rata, peneliti menggunakan rumus rata-rata rata rata yang dikemukakan Sugi Sugiyono (2002:43) sebagai berikut: Keterangan: = Rata-rata Rata hitung, X = Porsentase tiap aspek,, N = Jumlah aspek , = Sigma (jumlah) tiap aspek. Indikator kinerja dilihat berdasarkan motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kejelasan penerapan model pembelajaran talking stick pada materi “ciri-ciri ciri dan kebutuhan makhluk hidup” untuk meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN 04 Pontianak Barat. Penelitian ini dilakukan terhadap guru yang mengajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas III dan siswa kelas IIII SDN 04 Pontianak Barat yang berjumlah 30 orang, dengan jumlah siswa laki laki-laki sebanyak 12 orang dan siswa perempuan sebanyak 18 orang orang. Berdasarkan populasi tersebut, diperoleh data berupa penyajian data siklus iklus I dan penyajian data siklus II.. Hasil Rata-rata Rat Penilaian Keterampilan Guru dan Prosentase Motivasi Belajar Siswa pada siklus 1 dan siklus II Berdasarkan hasil observasi pada rata- rata penilaian ketrampilan guru pada siklus 1 adalah 2,67 dan prosentase motivasi belajar siswa yang muncul 70% dan yang tidak muncul 30%. Dan analisis data pada rata rata- rata penilaian ketrampilan guru pada siklus II adalah 3,04 dan prosentase motivasi motivasi belajar siswa yang muncul 84,17% dan yang tidak muncul 15,83%. Dan berikut ini diperlihatkan tabel mengenai ratarata rata penilaian ketrampilan guru dan prosentase motivasi belajar siswa yang muncul serta yang tidak muncul. Rata-rata Penilaian Keterampilan Keter Guru Siklus 1 dan II ( ) Prosentase Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 dan II (X) Keterangan Skor X Muncul Tidak Muncul Siklus 1 2,67 70% 30% Siklus II 3,04 84,17% 15,83% Selisih 0,37 ,37 14,17% -14,17% Setelah peneliti melaksanakan tindakan dan evaluasi yang dilakukan bersama kolaborator teman sejawat, maka peneliti bersama kolaborator mengadakan diskusi dan perenungan dengan menganalisis hasil tindakan untuk mengetahui kekuarangan-kekurangan kekuarangan kekurangan selama peneliti melaksanakan tindakan. Keterampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran mencapai nilai rata rata-rata 2,67 pada siklus 1 dan 3,04 pada siklus II. Berdasarkan hasil hasil refleksi antara peneliti dan kolabolator, secara umum diperoleh kesimpulan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar dan semua siswa mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diputuskan untuk tidak mengadakan tindakan lanjutan lanjutan atau siklus III karena ketuntasan belajar yang menjadi ukuran keberhasilan kegiatan sudah tercapai. Pembahasan Setelah melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran IPA materi ciri ciriciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran talking stick yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dan cara guru membuat RPP serta melaksanakan kegiatan pembelajaran pembelajaran. Adapun pembahasan tentang rekapitulasi penilaian cara guru membuat RPP dan melaksanakan kegiatan pembelajaran serta peningkatan motivasi belajar siswa pada ada pembelajaran IPA materi ciri-ciri ciri ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sebagai berikut (1) Perencanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick, Stick Perencanaan pembelajaran ajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dirancang oleh peneliti menggunakan RPP, setelah merancang RPP peneliti memberikan RPP kepada kolabolator untuk dinilai dengan menggunakan lembar observasi,(2) observasi,(2) Pelaksanaan Pembelajaran belajaran Ilmu Pengetanuan Alam dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking SticK Stic Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi ciri ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dilaksanakan peneliti berdasarkan langkah-langkah langkah langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi ciri-ciri ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dinilai oleh kolaborator laborator dengan menggunakan lembar observasi (3) Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick Pengamatan terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari pengamatan tersebut diperoleh data motivasi belajar siswa, adapun rekapitulasi data pengamatan terhadap motivasi belajar siswa selama pembelajaran IPA materi cirri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian berupa observasi telah diperoleh data- data terhadap penerapan model pembelajaran talking stick materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Pontianak Barat dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan model pembelajaran talking stick pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 04 Pontianak Barat, selain itu dapat pula disimpulkan yaitu: 1. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran talking stick pada materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berhasil dilaksanakan pada setiap siklus yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I dengan skor 2,67 kategori cukup baik meningkat pada siklus II menjadi 3,04 kategori baik. 2. Terdapat peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dari baseline dengan rata-rata persentase sebesar 45% meningkat ke siklus I dengan rata-rata persentase sebesar 70% terdapat selisih sebesar 25%, dan dari siklus I dengan rata-rata persentase sebesar 70% meningkat ke siklus II menjadi 84,17% terdapat selisih sebesar 14,17%. Saran Dan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut, yaitu :1.Hendaknya guru dapat selalu meningkatkan keterampilannya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana di lingkungan sekitar dan berbagi ilmu dengan teman sejawat serta mengikuti perkembangan teknologi agar pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan lancar, menyenangkan dan bermakna.2. Guru hendaknya selalu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik dalm setiap kegiatan pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Agus Suprijono. (2010). Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar A.M.Sardiman. (2008). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Gasindo Persada Anas Sudijono. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rasa Grafindo Persada. Arifin. (2012). Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif PTK. Yogyakarta: Lilin Persada Press Basrowi Suwandi. (2007). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Strategi dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Hadari Nawawi. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press M. Khafid Suyuti. (2007). IPA Erlangga Sekolah Dasar Untuk Kelas III. Jakarta: Nasution S. (2004). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Pupuh Fathurrohman. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama Sri Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP Suci dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Susilo. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher Wina Sanjaya. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group WJS. Poerwadaminta. (2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.