PT Citra Mahardika Nusantara Corpora Tbk. Perspective Jovian Aldora Pranoto (E-mail: [email protected]) Kinerja PT Citra Mahardika Nusantara Corpora Tbk. (Ticker:CPGT.JK/CPGT.IJ) sampai dengan 9M 2015 sangatlah buruk. Dimana pendapatan dan margin sangat turun, sehingga bottom line nya pun berada pada posisi merugi. Quick Ratio yang hanya sebesar 0.21 menunjukkan bahwa CPGT mengalami masalah likuiditas. Hal ini semakin diperparah dengan sifat liabilitas jangka pendek yang 78% merupakan hutang kepada bank dan perusahaan finance. Belum lagi, akan sangat susah untuk CPGT mengajukan hutang baru, mengingat CPGT sudah gagal bayar beberapa hutang bank. Hal ini dibuktikan dari tahun 2014 – 9M 2015 dimana CPGT tidak mengajukan hutang baru padahal sangat membutuhkannya. Jika tidak ada suntikan dana dari pemegang saham maka akan sangat mungkin untuk CPGT mengalami kebangkrutan. Selain hal diatas, Laporan Keuangan Q1, Q2 dan Q3 CPGT non audit untuk tahun 2015 memiliki beberapa kesalahan yang bersifat material. Laporan Keuangan Q1 2015 1 CPGT mendapatkan keuntungan lain-lain sebesar Rp 57.809.240.564 sehubungan dengan berkurangnya hutang kepada PT MNC Bank International dan PT Shawadharma Indotama Finance. Berkurangnya hutang disebabkan oleh penarikan jaminan untuk membayar hutang (CPGT berhenti membayar hutang, sehinga jaminan disita). Karena jaminan memiliki book value sebesar 0, sehingga penghapusan hutang semuanya di kategorikan sebagai laba. Penyebab dari nilai book value yang sebesar 0 adalah nilai dari jaminan sudah di hapuskan pada tahun 2013 yang disajikan kembali, perlu diketahui bahwa pada tahun 2013 CPGT mengalami kerugian ratusan miliar karena penghapusan asset. Yang menjadi masalah adalah, penghapusan hutang ini dicatatkan pada laporan perubahan kas. Pemasukannya dimasukkan kedalam aktivitas operasi, dan pengurangan hutang dimasukkan dalam aktivitas pendanaan. Hal ini tentu salah karena penghapusan hutang sehubungan dengan penarikan jaminan tidak mengandung transaksi kas. (Note: angka sedikit berbeda dengan nilai keuntungan lain-lain, karena adanya aktivitas lain.) 2 Laporan Keuangan Q1 dan Q2 2015 Selain kesalahan yang sama dengan sebelumnya, account “Pembayaran kepada karyawan” yang bernilai positif sangat lah aneh. Bagaimana bisa account ini bernilai positif? Apakah ada gaji atau bonus yang dikembalikan? Kesalahan yang fatal. Bandingkan dengan Laporan Keuangan Q1 dimana nilainya negative Rp 16M Kesalahan lainnya adalah nilai dari account “Penerimaan dari asset tetap yang dijual”. Nilainya terlalu besar. Nilai yang benar adalah Rp 72.416.007.597. (Note: penjualan asset dilakukan secara cash, mengingat tidak adanya account piutang untuk penjualan asset) 3 Laporan Keuangan Q3 Nilai dari account “Penerimaan dari asset tetap yang dijual” secara ajaib turun dari Rp 141M pada 6M 2015, menjadi hanya Rp 19M pada 9M 2015. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Nilai yang benar adalah Rp 86M (Note: atau sekitar 69M, karena ada piutang lain-lain yang tidak di jelaskan secara detail sebesar 17M) 4 Kesalahan lainnya terdapat pada account penjualan Jumlah pendapatan dari perjalanan wisata sampai dengan 30 Juni jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan dari perjalanan wisata sampai dengan 30 September. Perlu diketahui bahwa tidak ada standar akutansi yang diubah dan tidak ada account untuk pendapatan yang dibatalkan. Sehingga ini merupakan kesalahan dari pihak CPGT. Conclusion Dengan kelangsungan usaha dan laporan keuangan yang tidak jelas, membeli saham CPGT merupakan gambling bukan investing. Di Annual Report tahun 2014 pun sama sekali tidak tertulis road map perkembangan usaha ke sektor yang baru, seperti infrastruktur / jalan tol. Suntikan dana yang sangat diharapkan, bisa datang setelah adanya reverse stock split karena right issue/private placement diharga sekarang terlalu mahal. Kalau itu terjadi, kerugian pemegang CPGT akan semakin sebesar. It is better to wait until a company has proven itself. Sampai sekarang, belum ada alasan logis apapun untuk invest di CPGT. 5