POKOK BAHASAN IX GOOD GOVERNANCE A. Definisi dan Pengertian Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan konsep yang kini sangat populer di Indonesia. Pembicaraan tentang good governance tidak bisa terlepas dari isu transsformasi government bukan governance. Governance tidak sama dengan government (pemerintah) dalam arti sebagai sebuah lembaga, tetapi governance adalah sebuah proses kepemerintahan dalam arti yang luas. Jon Piere dan Guy Peters, misalnya memahami governance sebagai sebuah konsep yang berada dalam konteks hubungan antara sistem politik dengan lingkungannya, dan mungkin melengkapi sebuah proyek yang membuat ilmu politik mempunyai relevansi dengan kebijakan publik. Michael Bratton dan Donald Rothchild (1994) membuat ringkasan tentang makna governance : 1. Governance adalah sebuah pendekatan konseptual yang bisa memberi kerangka bagi analisis komparatif pada level politik makro. 2. Governance sangat menaruh perhatian pada pertanyaan besar tentang hakekat konstitusional yang mengabdikan aturan main politik. 3. Governance mencakup intervensi kreatif oleh aktor-aktor politik pada perubahan structural yang menghalangi pengembangan potensi manusia. 4. Governance adalah sebuah konsep yang menekankan hakekat interaksi antara negara dan aktor-aktor sosial serta diantara aktor-aktor sosial tersebut. 5. Governance menunjuk pada tipe khusus hubungan antara aktor-aktor politik yang menekankan aturan main bersama dan sanksi-sanksi sosial ketimbang kesewenganwenangan. Jika perspektif lama memandang negara segala-galanya, maka perspektif governance mempunyai sejumlah ortodoksi penting dalam mengelola negara yang bersandar pada enam prinsip utama : Universitas Gadjah Mada 1 1. Negara tetap menjadi pemain kunci bukan dalam pengertian dominasi dan hegemoni tetapi negara adalah aktor setara (primus inter pares) yang mempunyai kapasitas memadai untuk memobilisasi aktor-aktor masyarakat dan pasar untuk mencaapi tujuan besar. 2. Negara bukan lagi sentrum kekuasaan formal tetapi sebagai sentrum kapasitas politik. 3. Negara harus berbagi kekuasaan dan peran pada tiga level, ke atas pada organisasi transnasional, kesamping pada NGO dan swasta serta ke bawah pada daerah dan masyarakat local. 4. Negara harus melonggarkan control politik dan kesatuan organisasinya agar mendorong segmen-segmen di luar negara mampu mengembangkan pertukaran dan kemitraan secara kokoh, otonom dan dinamis. 5. Negara harus melibatkan unsure-unsur masyarakat dan swasta dalam agenda pembuatan keputusan dan pemberian layanan publik. 6. Penyelenggara negara hams mempunyai kemampuan responsive, adaptasi dan akuntabilitas publik. Keenam agenda tersebut sebenarnya identik dengan konsep membawa negara lebih dekat pada masyarakat. Ada beberapa hal penting dalam upaya "membawa negara lebih dekat pada masyarakat " yaitu : Peningkatan kapasitas dan efektivitas negara Pencerahan intervensi pemerintah Desentralisasi Akuntabilitas dan transparansi Memadukan pelayanan publik dengan preferensi masyarakat local Partisipasi warga negara Kemitraan antara pemerintah, sector bisnis dan elemen-elemen masyarakat sipil. Model governance bisa buruk dan bisa juga baik. Model yang baik itulah yang kemudian disebut dengan good governance. Bank Dunia memberikan batasan Good Governance sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem peradilan yang dapat diandalkan serta pemerintahan yang bertanggung jawab pada publiknya. UNDP (1997) memberikan pengertian bahwa good governance merupakan consensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sector swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah negara. Hal ini merupalam sebuah dialog yang melibatkan seluruh partisipan, sehingga setiap Universitas Gadjah Mada 2 orang merasa terlibat dalam urusan pemerintahan. Secara tegas UNDP mengidentifikasi 6 karakteristik good governance yaitu : (1) transparan dan bertanggung jawab, (2) transparan dan bertanggung jawab, (3) efektif dan berkeadilan, (4) mempromosikan supremasi hukum, (5) memastikan bahwa prioritas sosial, ekonomi dan politik didasarkan pada consensus dalam masyarakat dan (6) memastikan bahwa suara penduduk miskin dan rentan didengarkan dalam proses pembuatan keputusan. Good governance pada hakekatnya menekankan masyarakat sebagai basis politik dan pasar sebagai basis ekonomi. Perspektif ini menghendaki peran negara semininla mungkin baik dalam proses ekonomi maupun politik. Dan sisi ekonomi, peran minimal negara dicapai dengan deregulasi maupun privatisasi yang membuka kesempatan partisipasi pelaku ekonomi mengelola produksi dna distribusi barang. Dari sisi politik, peran minimal negara dicapai dengan demokratisasi dan desentralisasi. B. Prinsip-Prinsip Good Governance Ada 10 prinsip dari Good Governance ini yaitu : 1. Transparansi Keterbukaan menjadi sangat penting untuk membangun kepercayaan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pengelola pemerintahan harus mampu memberikan cukup informasi bagi masyarakat, dan memudahkan akses informasi yang akurat jika dibutuhkan publik. 2. Supervisi Melakukan control dan supervise terhadap administrasi publik, dan mengembangkan aktivitas dengan melibatkan masyarakat dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. 3. Efektif dan Efisien Memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas dengan memanaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bijaksana. Universitas Gadjah Mada 3 4. Responsif Meningkatkan respon dari aparat pemerintahan untuk mengatasi masalah, komplain dan aspirasi dari masyarakat untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. 5 .Partisipasi Memberikan dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat, secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pengambilan keputisan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas. 6. Visi Strategis Kemampuan untuk memformulasikan suatu strategi yang didukung oleh sistem anggaran yang menunjang, sehingga warga merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab untuk terns meningkatkan pembangunan. 7. Penegakan Hukum Memastikan bahwa penegakan dan perlindungan hukum dilakukan secara adil dan tanpa diskriminasi dan mendukung hak asasi manusia dengan memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. 8. Akuntabilitas Meningkatkan akuntabilitas terhadap proses pengambilan keputusan di pemerintahan, sector swasta dan organisasi kemasyarakatan dalam semua hal (politik, fiscal dan anggaran). 9. Kesamaan Memberikan peluang yang sama bagi segenap warga untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. 8. Profesionalisme Meningkatkan kapasitas, ketrampilan, moral dari administrasi pemerintah, sehingga mereka akan memperoleh empati dalam memberikan pelayanan yang dapat diakses, cepat, akurat dan terjangkau. Universitas Gadjah Mada 4 Daftar Bacaan Culla, Adi Suryadi (1999), Masyarakat Madani : Pemikiran Teori dan Relevansinya Dengan Cita-Cita Reformasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Linz, Juan J. dan Stepan, Alfred, (1996), Problems of Democratic Transition and Consolidation : Southern Europe, South America and Post Communist Europe, Baltimore London : The Johns Hopkins University Press. Universitas Gadjah Mada 5