BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian Paradigma adalah pandangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan dan sifat dasar bahan kajian. Paradigma penelitian kualitatif dilakukan melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umun. Konseptualisasi, kategorisasi dan deskripsi yang dikembangkan berdasarkan masalah yang terjadi dilokasi penelitian. Paradigma kualitatif mencanangkan pendekatan humanistik untuk memahami realitas sosial para idealis yang memberikan suatu tekanan pada pandangan yang terbuka tentang kehidupan sosial dan paradigma kualitatif ini memandang kehidupan sosial sebagai kreatifitas bersama individu-individu.Oleh karena itu, melaui paradigma kualitatif dapat menghasilkan suatu realitas yang dipandang secara objektif dan dapat diketahui yang melakukan interaksi sosial. (Ghonny dan Almanshur, 2012 : 73) Paradigma diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Karenanya, paradigma sangat menentukan bagaimana seseorang ahli memandang komunikasi yang menjadi objek ilmunya. (Vardiansyah, 2008: 27) Paradigma (paradigm) merupakan salah satu dari banyak hal yang memengaruhi dan membentuk ilmu pengetahuan dan teori. Istilah paradigma diperkenalkan dan dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya yang klasik, The Structure of Scientific Revolutions. Dalam bidang keilmuan, paradigma sering juga disebut dengan perspektif (perspective), mahzab pemikiran (school of thought) atau teori, model, pendekatan, strategi intelektual, kerangka konseptual, kerangka pemikiran, serta pandangan dunia (worldview) (Mulyana, 2001 :9). Pada hakikatnya, penelitian merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih mudah membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun praktisi melalui modelmodel yang disebut dengan paradigma. Seperti yang dijelaskan Tucker bahwa paradigma sebagai suatu pandangan dunia dalam memandang segala sesuatu mempengaruhi pandangan individu mengenai fenomena. Jadi, paradigma dapat dikatakan sebagai keseluruhan susunan model dan kepercayaan serta asumsiasumsi yang dipegang dan dipakai oleh peneliti dalam memandang fokus penelitiannya. (Mulyana, 2001: 16) Paradigma dalam penelitian digunakan karena menyadari bahwa suatu pemahaman selalu dibangun oleh keterkaitan antara apa yang diamati dan apa yang menjadi konsep pengamatan. Penggunaan paradigma dapat mengimbangi keberubahan fakta sosial yang terus menerus berubah dan mewajibkan peneliti untuk toleran pada perbedaan cara pandang, serta bijak dalam menggunakan pelbagai metode. Dengan demikian, peranan paradigma dalam penelitian menjadi sangat penting dalam mempengaruhi teori, analisis maupun tindak perilaku seseorang. (Ardianto & Bambang, 2007: 77) Menurut Mulyana (dalam Kriyanto, 2006: 48), jenis perspektif atau pendekatan yang disampaikan oleh teoritis bergantung pada bagaimana teoritis itu memandang manusia yang menjadi objek kajian mereka. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivisme. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistimologi merupakan hasil kontruksi sosial. Pengalaman manusia adalah konstruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material dimana pengalaman manusia tersebut terdiri dari interpretasi makna terhadap kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan. Dengan kata lain dunia ini terbentuk secara terorganisasi dan bermakna. (Ardianto dan Bambang, 2007: 152) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 2.2 Kajian Pustaka Kajian Pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi. Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian. Oleh sebab itu, sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori. Kajian pustaka adalah bahan-bahan yang secara khusus berkaitan dengan objek penelitian yang sedang dikaji. (Prastowo, 2012:80) Dengan adanya kajian pustaka, maka peneliti akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Adapun teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah : 2.2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang dilakukan antar seseorang, antar masyarakat, antar media, serta komunikasi yang dilakukan dalam bentuk-bentuk lainnya yang bervariasi. Termasuk juga komunikasi yang dilakukan dalam dunia usaha. Komunikasi juga sangat berperan penting dalam sektor pariwisata. Sebab kelangsungan suatu obyek pariwisata bergantung pada efektifitas dalam penyampaikan pesan kepada konsumen. Melalui komunikasi tersebut informasi tentang suatu produk akan tersalurkan kepada konsumen, dan mendapat tempat dimata masyarakat. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis yan artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu communico yang artinya membagi. (Cangara,2002: 17) Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain, karena komunikasi merupakan pengaruh dan alat dalam aktifitas komunikasi manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat bertanyamengenai suatu hal yang tidak diketahuinya, mnerima, dan mengawasi. Komunikasi dapat menjadi saran- UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara saran guna terciptanya ide bersama, memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar menukar pesan (informasi), menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari yang paling sederhana samapi yang kompleks. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell, bahwa cara yang tepat untuk menenrangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampikan (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan) dan apa pengaruhnya (efek). Komunikasi, menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dalam hal ini ada upaya dari komunikator selaku penyampai pesan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunukanatau sasaran komunikasi. H. A. W. Widjaja, berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu hubungan terdapat tukar- menukar pendapat atau informasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan kontak antara manusia baik secara individu maupun kelopmpok. (Effendy, 1993: 10) Menurut Delozier, komunikasi melibatkan berbagai tanda-tanda informasi baik yang berbentuk verbal, nonverbal, paralinguistik. Tanda-tanda nonverbal meliputi ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, pakaian, warna, musik, rasa, ruang dan waktu, sentuhan, serta bau. Sedangkan tanda-tanda paralinguistik adalah tanda-tanda yang terdapat diantara komunikasi verbal dan nonverbal yang meliputi kualitas suara seperti, kecepatan berbicara, tekanan suara, dan vokalisasi yang digunakan untuk menunjukkan makan dan emosi trtentu, (Effendy, 1993:10) Defenisi-defenisi komunikasi di atas tentunya belum mewakili semua defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar. Namun, sedikit banyaknya dapat memberi gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja serta tidak terbatas pada komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (Cangara,2002 : 19) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan/informasi. Di dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang sangat penting, yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. 2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu : proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relaktif jauh dan berjumlah banyak. (Effendy, 1993: 33) Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan. Komunikasi melibatkan sembilan elemen. Dua dari elemen ini adalah pemain utama dalam komunikasi—pengirim dan penerima. Dua lainnya merupakan alat komunikasi utama—pesan dan media. Empat elemen yang lain adalah fungsi utama komunukasi—penyandian, pengertian, respon, dan umpan balik. Elemen terakhir adalah gangguan terhadap sistem ini. (Sunarto, 2004: 262) Pengirim (sender) : pihak yang mengirim pesan kepada pihak lain. Penyandian (encoding) : proses menuangkan pikiran ke bentuk simbolik. Pesan (message) : simbol-simbol yang disampaikan oleh pengirim. Media (media) : saluran komunikasi yang dilalui pesan sebelum sampai dari pengirim ke penerima. Pengartian (decoding) : proses di mana penerima mengartikan simbolsimbol yang disandikan oleh pengirim. Penerima (receiver) : pihak yang menerima pesan yang dikirimkan oleh pihak lain. Respon (response) : Reaksi penerima setelah menerima pesan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Umpan balik (feed back) : sebagian dari respon penerima yang dikembalikan kepada pengirim. Gangguan (noise) : Kesulitan atau distorsi tak terduga selama proses komunikasi, yang mengakibatkan penerima memperoleh pesan yang berbeda dengan yang disampaikan pengirim. 2.2.1.1 Ciri Komunikasi Komunikasi memiliki sifat atau ciri. Adapun sifat atau ciri dari komunikasi, antara lain : 1) Komunikasi Verbal (Verbal Communication) a. Komunikasi Lisan (Oral Communication) b. Komunikasi Tulisan / Cetak (Written / Printed Communication) 2) Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communication) a. Komunikasi Kias / Isyarat Badaniah (Gestured Communication) b. Komunikasi Gambar (Pictorial Communication) 3) Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Communication0 4) Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) (Effendy, 1993 :33) 2.2.1.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapu tujuan komunikasi menurut Onong U. Effendy adalah : 1. Mengubah sikap (to change the attitude) 2. Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior) 4. Mengubah masyarakat (to change the society) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama, yaitu : 1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4 Mempengaruhi (to influence). (Effendy, 1993 : 55) 2.2.2 Komunikasi Pemasaran Dalam pemasaran, instansi maupun perusahan melakukan upaya persuasif yang terkemas melalui komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat didefinisikan sebagai : ―Kegiatan Komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik‖. (Swastha,1996 : 234) Dari pernyataan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pemberian stimulus kepada pasar dengan maksud membangkitkan keinginan pasar dengan mengadakan saluran bagi penerima, menginterpretasikan dan menimbulkan tindakan terhadap pesan dari pasar untuk tujuan memberikan batasan pesan-pesan perusahaan dan mengidentifikasikan peluang komunikasi yang baru. Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua-arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pertukaran dua-arah ini kadang-kadang disebut sebagai dialog pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan pemasaran, semua organisasi modern baik perusahaan nirlaba ataupun bisnis menggunakan bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan. Dalam beberapa tahun terakhir ini komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran semakin penting. (Terence, 2003: 4) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Dalam komunikasi pemasaran wisata sebagai upaya untuk pengenalan dan pengembangan objek wisata, komunikasi memegang peranan yang sangat esensial, karena di dalamnya melibatkan berbagai pihak. Keberadaan suatu objek wisata yang ada di suatu daerah tidak akan dapat diketahui oleh orang lain apabila tidak diadakan suatu kegiatan komunikasi pemasaran wisata dari pihak pemerintah daerah setempat. Komunikasi pemasaran juga diperlukan demi perkembangan pariwisata itu sendiri. Industri pariwisata merupakan bentuk perdagangan jasa yang juga memanfaatkan konsep bauran pemasaran dalam berhubungan dengan konsumennya yaitu wisatawan. Pariwisata di Indonesia menjadi salah satu penopang perekonomian. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia memang pernah membuat dunia pariwisata menjadi terpuruk. Penurunan jumlah wisatawan terutama wisatawan asing akibat situasi negara yang tidak stabil membuat industri pariwisata sedikit melemah khususnya di daerah yang kondisi keamanannya belum stabil. Peranan organisasi kepariwisataan terutama organisasi pemerintah sangatlah besar di dalam pengembangan pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Kabupaten Karo di bidang Pariwisata, berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan asetaset negara yang berupa objek dan daya tarik wisata. Sebagai suatu organisasi atau lembaga yang di beri kewenangan dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus mampu merumuskan suatu strategi dalam bentuk program maupun kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerahnya atau wilayahnya. Keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan potensi wisata daerahnya tidak hanya bergantung pada industri wisatanya saja, kebijakan pengembangan objek pariwisata tersebut, pelayanannya baik dalam hal sarana dan prasarana, melainkan tergantung pada hubungan konsumen dan produsen yang berkelanjutan. Salah satu penunjang keberhasilan komunikasi pemasaran adalah pemilihan strategi komunikasi pemasaran yang tepat. Kegiatan komunikasi pemasaran perlu disusun secara tepat dan cermat karena berfungsi sebagai pondasi kegiatan komunikasi pemasaran perusahaan. Dalam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara strategi komunikasi pemasaran, tercakup konsep dasar komunikasi pemasaran perusahaan secara teknik aplikasinya pada kegiatan komunikasi pemasaran yang direncanakan. Program-program kegiatan inilah ingin disampaikan perusahaan agar dapat mencapai pasar sasaran yang dituju. Konsep yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut dengan bauran pemasaran. Bauran Pemasaran merupakan serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan guna mencapai suatu tujuan dalam pasar sasaran. Bauran Pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol mulai dari produk, harga, tempat, dan promosi yang kemudian dipadukan oleh perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya. Bauran pemasaran juga dikenal dengan istilah ―Empat P‖. ―Empat P‖ didefinisikan sebagai berikut : 1. Produk (Product) Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya. 2. Harga (Price) Penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan, karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapaan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan. 3. Tempat (Place) Tempat atau lokasi yang starategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan. 4. Promosi (Promotion) Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. (Widjaya, 2009: 19) Tujuan kegiatan promosi antara lain : Mengidentifikasi dan menarik konsumen konsumen baru Mengkomunikasikan produk baru Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk (Machfoedz, 2010: 31) 2.2.3 AIDDA Konsep komunikasi yang dinamakan AIDDA, singkatan dari attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision (keputusan), dan action (kegiatan). AIDDA itu sering juga disebut A-A Procedure, yang maksudnya agar terjadi action pada komunikan, terlebih dahulu harus dibangkitkan attention. (Effendy, 2007: 51) a. Attention (Perhatian) Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya. Masyarakat yang sedang mencari tahu mengenai tempat wisata akan menaruh perhatian dengan berbagai tempat / daerah tujuan wisata. Dalam hal ini adalah daerah tujuan wisata Kabuparen Karo. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara b. Interest (minat) Minat atau interest, pada fase ini komunikator berusaha untuk membangkitkan minat para calon wisatawan untuk berkunjung dan pendekatan yang dilakukan dalam menarik minat penginjung tersebut adalah dengan penawaran yang semenarik mungkin. c. Desire (Hasrat) Hasrat atau desire adalah fase dimana keinginan dan minat sudah timbul maka akan ada kemungkinan yang timbul dari calon wisatawan untuk bertanya atau mencari tahu tentang daerah wisata yang ditawarkan di Kabupaten Karo. Masyarakat yang sudah tahu tentang tentang daerah tujuan wisata Kabupaten Karo akan mencari tau dimana daerah tujuan wisata Kabupaten Karo dan apa saja fasilitas yang ditawarkan dari berbagai tempat wisata yang ada di Kabupaten Karo. d. Decision (Keputusan) Keputusan atau decision adalah fase dimana calon wisatawan sudah merasa yakin akan keputusannya, apakah ia akhirnya akan berkunjung / melakukan perjalanan atau tidak. Dalam fase ini, calon wisatawan akan meyakinkan dirinya seyakin-yakinnya, apakah ia akhirnya akan melakukan kunjungan wisata atau tidak. e. Action (Tindakan) Tindakan atau action adalah fase dimana calon wisatawan secara nyata menerima dalam artian jadi berkunjung ke daerah wisata Kabupaten Karo atau tidak. Ini adalah fase akhir, calon wisatawan akan melakukan kunjungan wisata. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 2.2.4 Promosi dan Bauran Promosi Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat. (Laksana ; 2008 : 133) Promosi sebagai kordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. (Morissan, 2010:16) Selain mengupayakan perkenalan sebuah produk, promosi juga mengacu pada insentif yang digunakan oleh produsen untuk memulai tranksaksi untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya (Terence, 2004:45) Produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan perlu diperkenalkan kepada konsumen, sehingga konsumen mendapat informasi dan pengetahuan tentang produk yang dihasilkan dan diharapkan produk tersebut mendapat tempat dimata konsumen yang kemudian akan membeli produk tersebut, untuk itu diperlukannya proses komunikasi antar penjual dengan pembeli. Dalam dunia pariwisata produk yang dihasilkan tentu berbeda dengan produk industri lainnya. Poduk pariwisata berupa keindahan panorama alam dan keunikan kebudayaan, sedangkan produk industri misalnya industri tekstilproduk yang dihasilkan berupa kain. Oleh karena itu Dinas Pariwisata memerlukan langkah atau strategi khusus dalam melakukan promosi wisata. Pariwisata mempunyai beberapa dimensi yang sangat berbeda dengan dimensi produk umum yang kita temui di pasaran sehari-hari, yaitu sebagai berikut ( I Gde dan Diarta, 2009 : 155) : 1. Intangibility Produk jasa/layanan berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang di pasar, toko, tempat jualan, dan lainnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Konsekuensinya, produk yang intangible ini tidak bisa dievaluasi atau dimontrasikan sebelum dipakai dan dibeli. 2. Perishability Produk jasa/layanan pariwisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat disimpan untuk dijual di kemudian hari. Contohnya, tempat tidur hotel atau kursi di pesawat terbang yang tidak dijual dalam suatu periode tertentu yang sudah lewat tidak bisa diapa-apakan lagi. 3. Inseparability Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata biasanya merupakan produk yang dibentuk dari berbagai bentuk produk pendukung yang terpisah-pisah. Misalnya, mulai dari tour dan travel, airlines, hotel, restoran dan sebagainya. Hal yang demikian mengandung resiko sebab tiap produk pendukung digerakkan oleh organisasi yang berbeda dan juga memiliki standar kualitas pelayanan yang berbeda. Promosi merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan guna meningkatkan volume penjualan. Sehingga kegiatan promosi perlu dilakukan searah dengan rencana pemasaran dan dapat dikendalikan dengan baik untuk lebih menunjang penjualan suatu produk. Upaya promosi dirasa sangat efektif untuk memberikan kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan volume penjualan. Kata “promotion” sendiri memberikan interprestasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan lebih khusus lagi. Tujuannya untuk mempengaruhi potential-customers atau pedagang perantara (trade intermediateries) melalui komunikasi agar oleh mereka terpikirkan untuk melakukan sesuatu. (Yoeti, 1996: 186) Kegiatan promosi tersebut kemudian dilakukan dengan menggunakan alatalat promosi yang terdapat dalam Bauran Promosi (Promotional Mix). Bauran promosi merupakan alat alat komunikasi yang digunakan dan diharapkan akan terciptanya informasi guna mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut, dimana alat-alat tersebut adalah periklanan (advertising), Promosi penjualan (sales promotion), UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing). (Kotler, 2005: 264) 1. Advertising Iklan dapat digunakan untuk membangun citra produk berjangka panjang. Iklan didefenisikan sebagai suatu pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujujkan kepada masyarakat lewat suatu media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Secara garis besar, iklan bisa dikategorikan menurut tujuan spesifiknya, yaitu apakah tujuannya memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan. 1. Iklan Informatif umumnya dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori produk baru, dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal. 2. Iklan Persuasif sangat penting apabila mulai tercipta tahap persaingan, dimana tujuan iklan adalah membangun preferensi pada merk tertentu. 3. Iklan yang bertujuan untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. (Sulaksana, 2003: 91) 2. Sales Promotion Menurut William J. Stanton promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan di luar penjualan perseorangan, periklanan, dan publisitas yang menstimulasi pembelian oleh konsumen dan kefektifan dealer, misalnya pameran, pertunjukan, demonstrasi, serta pelbagai kegitan penjualan luar biasa yang bukan kerja rutin biasa. (Angiopora, 1999 : 236) Sedangkan Philip Kotler mengemukakan, bahwa sarana –sarana promosi penjualan dapat berupa: 1. Promosi Konsumen a. Contoh/Sampel b. Kupon UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara c. Premi d. Stiker Dagang (trading stamps) e. Memberikan kepada konsumen penghematan di luar harga biasa dari sebuah produk, dipasang pada label/kemasan. 2. Promosi Dagang a. Tunjangan pembeli b. Keringanan dagang c. Tunjangan Iklan d. Anggaran pameran e. Barang gratis f. Uang perangsang g. Alat-alat iklan gratis 3. Promosi wiraniaga a. Kontes b.Undian c. Permainan d. Kontes dagang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 3. Public Relation Public Relations atau hubungan masyarakat dalam komunikasi pemasaran merupakan pekerjaan yang sangat luas dan beragam, tidak hanya bertugas mentrack opini publik saja, tetapi juga bertugas me-manage corporate brand dan menjaga reputasinya. PR atau Humas ini dapat didefenisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat, dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat. (Amir, 2005: 269) Di dalam kepariwisataan peranan public relations ini cukup besar pula, terutama untuk mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepariwisataan termasuk aspek yang berkaitan dengannya. Biasanya untuk memperkenalkan suatu “tourist destination” yang baru atau dan sebagainya. Hubungan masyarakat dapat melakukan salah satu atau semua fungsi sebagai berikut : a. Hubungan pers dan aktivitas pers, yaitu menciptakan informasi bernilai berita dalam media untuk menarik perhatian pada produk barang dan jasa. b. Publisitas produk, yaitu mempublikasikan produk tertentu. c. Keinginan masyarakat, yaitu memupuk atau mempertahankan hubungan komunikasi nasional dan lokal. d. Melobi, yaitu membangun dan mempertahankan hubungan pejabat pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan Undang-undang. e. Hubungan investor, yaitu membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan lain-lain dalam komunitas keuangan. (Morissan, 2010: 29) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 4. Personal Selling Personal selling adalah interaksi antara individu, saling betemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Jadi personal selling merupakan suatu penyajian secara lisan dan tatap muka di hadapan satu calon pembeli atau lebih dengan tujuan untuk menjual suatu barang. Perbedaan antara iklan dengan personal selling adalah percakapan dalam iklan bersifat searah dan sepihak, sedangkan percakapan dalam personal selling bersifat dua arah atau timbal balikdalam menghadapi calon pembeli. (Swasta, 1998: 260) Bentuk-bentuk yang digunakan dalam personal selling ada bermacam-macam, yaitu : a. House to house selling Salesman yang mengunjungi pembeli dari rumah ke rumah. b. Salesman yang bekerja pada pedagang besar dan bertugas mengunjungi retailer. c. Across the counter selling Biasanya pada toko-toko pengecer, di mana salesmen melayani calon pembeli yang datang. d. Order taker Salesmen yang tidak mencari order, karena mereka ditugaskan oleh produsen untuk memperkenalkan produk baru, mengatur display, membangkitkan kembali minat pengecer terhadap produk lama, serta memberikan nasihat, petunjuk, dan bimbingan kepada langganan. e. Pimpinan perusahaan yang mengunjungi para langganan yang penting untuk melakukan penjualan. Hal ini sering terjadi pada chain store dan perdagangan industri dalam jumlah besar. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara f. Salesmen yang bekerja pada suatu pabrik yang bertugas menghubungi pabrik lain, pedagang besar, atau pedagang eceran. 5. Direct Marketing Dengan berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi maka kontak atau transaksi penjual dan pembeli menjadi lebih mudah. Hal inilah yang memunculkan adanya direct marketing atau pemasaran langsung. Menurut Kotler pemasaran langsung (direct marketing) adalah penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Direct marketing adalah sistem pemasaran interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan transaksi disembarang lokasi. (Sulaksana, 2003: 150) Komunikasi langsung antara seorang penjual dan pelanggan individual menggunakan metode promosi selain penjualan persoanal tatap muka, sebagian besar komunikasi pemasaran langsung dirancang utuk mendapatkan umpan balik segera dari pelanggan. Dalam pemasaran langsung, komunikasi ditujukan langsung kepada individu agar pesan tersebut ditanggapi langsung oleh konsumen. Pemasaran langsung ini juga memungkinkan konsumen memperoleh keuntungan dalam menghemat waktu. Pemasar langsung yang berhasil memastikan bahwa pelanggan dapat bertanya dengan cara menghubungi dan memandang interaksi pelanggan sebagai peluang untuk melakukan penjualan keatas, penjualan silang, atau hanya memperdalam hubungan. Pemasar ini memastikan mereka cukup mengenal setiapa pelanggan untuk menyesuaikan dan mempersonalisasikan penawaran dan pesan serta mengembangkan rencana untuk memasarkan seumur hidup kepada setiap pelanggan yang berharga, berdasarkan pengetahuan kejadian dalam hidup dan transisi kehidupan. Mereka juga mengintegrasikan setiap elemen kampanye mereka secara cermat. (Kotler & Keller, 2009: 242) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 2.2.5 City Branding City Branding adalah tentang tata cara berkomunikasi yang tepat untuk membangun merek kota, daerah, masyarakat yang tinggal di dalamnya berdasarkan pasar entitas mereka. City branding adalah bagian dari merek tempat yang berlaku untuk kota tunggal atau wilayah keseluruhan dari sebuah negara. (Saputra, 2016: 322) City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari suatu kota atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam benak target pasar mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga kota dan daerah tersebut dapat dikenal secara luas diseluruh dunia. Berdasarkan definisi city branding diatas, city branding dapat diartikan sebagai sebuah proses pembentukan merek kota atau suatu daerah agar dikenal oleh target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut dengan menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai bentuk media promosi. Sebuah city branding bukan hanya sebuah slogan atau kampanye promosi, akan tetapi suatu gambaran dari pikiran, perasaan, asosiasi dan ekspetasi yang datang dari benak seseorang ketika seseorang itu melihat atau mendengar sebuah nama, logo, produk layanan, event, ataupun berbagai simbol dan rancangan yang menggambarkannya. 1. Langkah - Langkah Dalam Membentuk City Branding Langkah - langkah utama dalam membangun sebuah city branding meliputi penentuan mapping survey, competitive analysis, blue print, dan implementation. Peneliti akan membahas sedikit mengenai beberapa langkah diatas : 1. Mapping Survey; meliputi survey persepsi dan ekspektasi 2. Competitive Analysis; melakukan analisis daya saing 3. Blueprint; penyusunan cetak biru atau grand design daerah yang diinginkan, baik logo, semboyan, ‖nick names‖, ‖tag line‖, 4. Implementation; pelaksanaan grand design dalam berbagai bentuk media, seperti pembuatan media center, pembuatan events, iklan, dan lain sebagainya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 2. Tujuan City branding Alasan logis melakukan City branding menurut Handito (dalam Sugiarsono, 2009:40) - Memperkenalkan kota/ daerah lebih dalam. - Memperbaiki citra. - Menarik wisatawan asing dan domestik. - Menarik minat investor untuk berinvestasi. - Meningkatkan perdagangan. 3. Elemen Penting dalam City Branding - Nama Kota - Tagline - Gambar Pendukung - Font - Warna (Merah: budaya cina, biru : budaya pesisir, hijau: budaya arab, jingga: budaya jawa, hitam: perpaduan semuanya) Sugiarsono (2009:40). 2.2.6 Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa sangsakerta yaitu dari kata pari yang berarti lengkap, berputar-putar dan kata wisata yang berarti perjalan atau berpergian. Dengan demikian secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat yang lain. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula dinikmati oleh segelintir orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, dan kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal ini tidak hanya terjadi di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Pariwisara merupakan suatu pengalaman manusia yang menyenangkan dan membantu membuang rasa jenuh dari kehidupan sehari-hari yang bersifat rutin dan membosankan. (Marpaung, 2002: 11) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara Untuk lebih jelasnya pengertian pariwisata adalah sebagai berikut: ―Pariwisata merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga diluar kota selama 2 (dua) hari. Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu: 1. Manusia (Man) yang dilakukan perjalanan wisata 2. Ruang (Space) daerah atau ruang lingkup perjalanan 3. Waktu (Time) waktu yang digunakan selama wisata (Marpaung, 2002: 21) 2.2.6.1 Jenis-Jenis Objek dan Daya Tarik Wisata Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi : 1. Daya tarik alam 2. Daya tarik budaya 3. Daya tarik buatan manusia Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya tarik wisata ini ke dalam dua kategori saja, yaitu : 1. Objek dan daya tarik wisata alam 2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya Perencanaan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam maupun sosial budaya harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana pengembangan objek daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan. (Marpaung, 2002: 42) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara 2.2.7 Wisatawan Di Indonesia pengertian ―wisatawan‖ tercantum dalam Instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969, yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Menurut World Tourist Organization (dalam Marpaung, 2002:36) memberikan definisi wisatawan sebagai berikut: ―Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu Negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung pada suatu tempat pada Negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam dengan tujuan untuk melakukan perjalanannya‖ Untuk tujuan praktisnya Departemen Pariwisata (dalam Marpaung, 2002:37) menyatakan definisi wisatawan yaitu: ―Wisatawan bisa saja adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya untuk salah satu atau beberapa alasan, selain mencari pekerjaan.‖ Dari beberapa definisi tersebut diatas yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang melakukan perjalanan dari tempat yang didiaminya ke tempat tujuannya, yang dilakukan tidak untuk dalam jangka waktu yang lama. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Universitas Sumatera Utara