IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL TBK) Leo Gunawan Taman Semanan Indah Block D10/5 Cengkareng-Jakarta Barat 087776232383 – [email protected] Pembimbing : D3494-Bhernadetta Pravita Wahyuningtyas, S.Sos., M.Si. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Astranet sebagai saluran komunikasi internal berbasis cyber-PR di PT Astra International Tbk serta mendeskripsikan upaya yang ditempuh divisi Public Relations dalam mengimplementasikan Astranet guna meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja, serta rasa memiliki maupun rasa kekeluargaan dalam grup. Teori yang digunakan untuk mengkorelasikan hasil penelitian adalah Teori Informasi Organisasi oleh Karl Weick. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data menurut model Strauss dan Corbin. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap dua informan, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Astranet mempermudah transmisi informasi kepada karyawan dan secara efisien menjadi jembatan penghubung antara karyawan dengan manajemen perusahaan. Internal relations berperan untuk menyajikan Majalah Astra berbentuk virtual ke Astranet dan memastikan semua konten di Astranet berada di jalur komunikasi yang benar sesuai dengan visi dan filosofi perusahaan. Eksternal relations berperan menyajikan pemberitaan dan surat pembaca yang ada di media masa ke Astranet. Dalam mengelola informasi dan mengimplementasikan Astranet tersebut, divisi public relations PT Astra International Tbk memiliki konektivitas dan interdependensi dengan individu dan departemen lain dalam perusahaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun Astranet dinilai penting sebagai media komunikasi internal berbasis cyber-PR namun keberadaan Astranet belum bisa menggantikan efektivitas komunikasi interpersonal di PT Astra International Tbk. (LG) Kata Kunci: Intranet, Komunikasi Internal, Cyber-PR ABSTRACT The objectives of this study were to find out the strategy of Astranet as the internal communication channel which is based on Cyber-PR in PT Astra International Tbk and to describe the attempts of Public Relations Division in implementing Astranet in order to enhance the work productivity and the effectiveness, sense of belonging as well as sense of group. The Organizational Theory by Karl Weick is used to describe the research findings. Research method applied was qualitative-descriptive method by using the data analysis technique of Strauss and Corbin. Data for analysis were obtained by doing the interview with two interviewees, observation, and library research. The research found that Astranet has made it easier for employees to access information and being a link between the employee and the company effectively. Internal relations division has the important roles to publish Astra Virtual Magazine to Astranet and to ensure that the content of Astranet has been being in right track according to Astra’s corporate vision and philosophy. The external relations division has also an important role to upload the news and opinion about Astra Group that were published by mass media to Astranet. In term of managing the information and implementing the Astranet, public relations division of PT Astra International Tbk has the connectivity and interdependence with individuals and other department within the company. This study has shown that even though Astranet has been pervasively used in the workplace as an internal communication channel based on Cyber-PR, yet interpersonal communication (face to face communication) still plays an important role in workplace and perceived it as an effective employee communication channel in PT Astra International Tbk. (LG) Keywords: Intranet, Internal Communication, Cyber-PR PENDAHULUAN Komunikasi pada prinsipnya bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. Pernyataan ini dapat dianalogikan dengan pemikiran seorang filsuf Yunani kuno bernama Heraclitus yang mengatakan bahwa seorang individu tidak akan pernah dapat melangkah di sungai yang sama untuk kedua kalinya karena sungai tersebut akan terus mengalir melewati arus sungai sebelumnya. Konsep dari komunikasi bersifat dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi, baik berubah secara pandangan, pengetahuan, maupun perilakunya. (Mulyana, 2007: 120-122) Bernard Berelson dan Gary Steiner secara spesifik mendefiniskan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi. (Mulyana, 2007: 62). Di suatu perusahaan, transmisi informasi yang diperuntukan untuk kalangan internal perusahaan dapat menggunakan media internal perusahaan tersebut, seperti papan pengumuman, majalah internal perusahaan, hingga pemanfaatan intranet. Media komunikasi internal berfungsi untuk merekatkan karyawan dengan manajemen perusahaan sehingga mutu dan isi dari media komunikasi internal tersebut harus mampu menggambarkan citra perusahaan. Munculnya internet pada era digital saat ini telah meningkatkan arti dan kualitas dari komunikasi internal. Karyawan perusahaan memiliki akses informasi mengenai kinerja, aktivitas, direksi, pemegang saham, dan permasalahan yang dihadapi perusahaan, hanya dengan mengklik tombol satu kali saja. (Butterick, 2012: 120) Astra memanfaatkan berbagai media untuk menjalin komunikasi yang efektif dan luas baik untuk kepentingan internal maupun eksternal. Informasi penting mengenai Perseroan dipublikasikan antara lain dalam website perusahaan, laporan tahunan, laporan kuartalan,serta siaran pers. Untuk menyampaikan dan menerima pesan serta menjalin komunikasi secara internal, terdapat beberapa saluran komunikasi yang digunakan oleh PT Astra International Tbk. Saluran komunikasi tersebut dapat dibagi dalam tiga bagian yakni: Cetak : majalah internal, laporan tahunan (annual report), poster, brosur, memo, newsletter Elektronik : email, website, video conferencing, chat rooms, serta intranet perusahaan bernama Astranet dan Kios Astranet Interpersonal : Genba, focus groups, social events, gathering Astranet merupakan sarana informasi penting yang terkait perkembangan Perseroan dan melibatkan partisipasi aktif karyawan dalam menyumbang informasi dan saran kepada manajemen tentang kebutuhan dan kondisi di lingkungan perusahaan. PT Astra International Tbk banyak meraih penghargaan baik secara nasional maupun Internasional, seperti ASEAN Best Public Companies 2011 dan Best Internal Public Relations Program 2012 versi MIX Communication. (Sumber: http://www.astra.co.id/index.php/profile/detail/13, diakses 9 Maret 2014 pukul 10.22 WIB). Pada tahun 2013, PT Astra International Tbk juga dinobatkan oleh MIX Magazine sebagai Best of The Best Internal Communication Media. (Sumber: Laporan Tahunan/Annual Report 2013 PT Astra International Tbk). Atas latar belakang tersebut, menurut penulis kehadiran Astranet sebagai salah satu media komunikasi internal PT Astra International Tbk sangat bagus untuk diteliti dan dianalisis karena wujud dari media internal ini mengikuti perkembangan era digital saat ini. Oleh sebab itu, penulis membuat penulisan ini yang diberi judul “IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBERPR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL TBK)” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Astranet sebagai saluran komunikasi internal berbasis virtual yang digunakan oleh karyawan PT Astra International Tbk dan untuk mengetahui upaya yang ditempuh divisi Public Relations PT Astra International Tbk dalam mengimplementasikan Astranet yang berfungsi sebagai media komunikasi seluruh karyawan, dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja, serta rasa memiliki (sense of belonging) maupun rasa kekeluargaan dalam grup (sense of group). Dari tujuan tersebut, sehingga dapat dikonseptualisasikan bahwa penelitian ini mengkaji mengenai strategi Astranet sebagai intranet PT Astra International Tbk disertai dengan upaya yang ditempuh oleh divisi Public Relations PT Astra International Tbk dalam mengimplementasikan Astranet tersebut. Dalam penelitian ini digunakan beberapa landasan teoretis yang terdapat pada penelitian sebelumnya. Dua diantara nya adalah (1) Penelitian oleh Lee Cheng Ean dari School of Communication, Taylor’s University Malaysia, The Journal of South East Asia Research Centre for Communication and Humanities. Vol. 3, 2011, pp 112 yang berjudul “Computer-Mediated Communication and Organisational Communication: The Use of New Communication Technology in the Workplace”, melalui hasil penelitian dari 15 informan di lima perusahaan swasta di Klang Valley, Malaysia (6 informan dari perusahaan periklanan; 3 informan dari bank lokal; 3 informan dari perusahaan makanan dan minuman; dan 3 informan dari perusahaan properti) menyatakan bahwa saluran komunikasi tradisional seperti tatap muka merupakan saluran komunikasi organisasi yang paling efektif dan media komunikasi berbasis computer (Computer Mediated Communication) dinilai belum bisa menggantikan saluran komunikasi tradisional tersebut; dan (2) Penelitian oleh Nurhidayati Kusumaningtyas tahun 2013 dari Universitas Gadjah Mada dengan judul penelitian “Penggunaan Intranet dalam Proses Komunikasi Internal dan Implikasinya Bagi Organisasi (Studi Kasus: Penggunaan Intranet dalam Proses Komunikasi Internal dan Implikasinya Bagi Organisasi di Kementrian Perindustrian)”, yang menunjukan bahwa sebagai medium komunikasi internal di Kementerian Perindustrian, intranet mewujud sebagai medium komunikasi satu arah dan dua arah. Kehadiran intranet membawa sebuah praktik baru di Kementerian Perindustrian dan tanpa disadari intranet telah berimplikasi pada praktik-praktik berbagi pengetahuan yang memungkinkan seorang pegawai menjadi lebih melek pengetahuan dan membuka wawasan berfikir serta kemampuan untuk mengenali masalah organisasi. Dengan meningkatnya pengetahuan maka akan meningkat pula kompetensi seorang pegawai yang akan menciptakan kepuasan dan partisipasi aktif pegawai dalam mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan organisasi. Kondisi seperti inilah yang akan menopang tumbuhnya pemberdayaan pegawai. Hasil dari kedua penelitian sebelumnya tersebut selaras pula dengan hasil dalam penelitian ini. Akan tetapi berbeda dengan penelitian sebelumnya tersebut, penelitian ini berfokus untuk mendeskripsikan mengenai strategi pemanfaatan Astranet sebagai intranet PT Astra International Tbk guna meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja, serta rasa memiliki maupun rasa kekeluargaan dalam grup. Selain itu pula, dalam penelitian ini di deskripsikan mengenai strategi yang ditempuh oleh divisi public relations dalam mengimplementasikan Astranet sebagai media komunikasi internal. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Pengorganisasian atau Teori Informasi Organisasi oleh Karl Weick. Karl Weick mengembangkan sebuah pendekatan untuk menjelaskan suatu proses mengenai bagaimana organisasi mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi yang kemudian mentransmisikan kembali informasi tersebut kepada anggota organisasi. Teori Weick menitikberatkan komunikasi sebagai landasan bagi pengorganisasian dan memberikan sebuah konsep pengorganisasian yang berfokus pada aktivitas dan proses. Proses pengorganisasian itulah yang menghasilkan organisasi. Organisasi tentunya memiliki struktur, namun makna dari organisasi tersebut lebih dari sekedar struktur organisasi. Menurut teori ini, organisasi terbentuk melalui proses dan aktivitas komunikasi. Weick memandang struktur sebagai aktivitas yang lebih spesifik lagi, yakni sebagai aktivitas komunikasi. (Pace dan Faules, 2005: 79) Dengan demikian, fokus utama Karl Weick ini adalah pertukaran informasi (information exchange) yang terjadi dalam organisasi dan bagaimana anggota organisasi mengambil langkah untuk memahami pertukaran informasi tersebut. Weick (dalam West dan Turner, 2009: 335) mengonseptualisasikan bahwa “organisasi berbicara dengan dirinya sendiri”, artinya anggota organisasi tersebut memiliki peranan penting dalam menciptakan dan memelihara makna pesan. Atas dasar inilah, Karl Weick menggagas Teori Informasi Organisasi atau Teori Pengorganisasian. METODE PENELITIAN Dalam penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL TBK), penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (dalam Moleong, 2013: 11) lebih banyak mementingkan aspek proses daripada hasil. Hal ini dikarenakan hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. (Kriyantono, 2006: 56-57). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif. Salah satu ciri metode deskriptif kualitatif adalah menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Artinya, peneliti langsung terjun ke lapangan dan bertindak sebagai pengamat. Peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam catatan observasi. Peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Penelitiannya terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi jika ada informasi baru ditemukan. (Ardianto, 2011: 60) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi dengan jenis partisipan-membership di tempat penelitian, tepatnya di Divisi Public Relations PT Astra International Tbk-Head Office karena selama 3 bulan penelitian ini dilakukan, peneliti berada di lingkungan objek yang diteliti. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur karena peneliti sudah mempersiapkan butir-butir pertanyaan dan membuat janji dengan informan untuk melakukan sesi wawancara namun ketika disaat wawancara terdapat pertanyaan lain yang ingin ditanyakan tapi tidak ada di butir pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, maka pertanyaan itu akan tetap ditanyakan kepada informan guna memperdalam data penelitian. Pemilihan teknik wawancara ini diharapkan agar hasil wawancara dapat diperoleh secara sistematis dan deskriptif.Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis data dengan model Strauss dan Corbin. Sedangkan untuk uji keabsahan data yang digunakan adalah dengan menguji kredibilitas dengan teknik triangulasi. Adapun jenis triangulasi yang dipilih adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. HASIL DAN BAHASAN Ditinjau dari sisi peran Astranet secara lebih mendalam sebagai strategi public relations PT Astra International Tbk dalam memanfaatkan saluran komunikasi internal, maka Astranet ini pada dasarnya memudahkan kinerja perusahaan sehingga proses manajerial perusahaan terutama proses penyampaian komunikasi dan informasi dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Hal ini karena keberadaan Astranet yang sudah terkomputerisasi dengan baik berbasis virtual dapat memotong proses manajerial perusahaan yang awalnya lama dan panjang menjadi singkat dan cepat. Peran divisi internal relations PT Astra International Tbk sangat signifikan karena sebagai media komunikasi internal berbasis virtual, Astranet dikelola oleh divisi public relations dan divisi IT. Divisi internal relations memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan kebijakan direksi dan manajemen kepada karyawan. (Wasea, 2005: 101). Dalam konteks ini, divisi internal relations PT Astra International berperan untuk mentrasmisikan informasi mengenai perkembangan perusahaan kepada karyawan melalui Majalah Astra. Karena divisi internal relations PT Astra International Tbk menyadari penuh akan keuntungan dari E-PR dan guna memaksimalkan peran Astranet sebagai media komunikasi internal berbasis virtual, maka divisi internal relations menciptakan suatu konsep strategi untuk menyajikan Majalah Astra di Astranet dalam wujud virtual. Hal ini dilakukan atas dasar pemikiran untuk efisiensi biaya, waktu, dan tenaga. Majalah Astra yang disajikan dalam bentuk virtual di Astranet dapat diakses kapan pun dan dimana pun tanpa mengeluarkan biaya cetak karena menggunakan sistem database komputerisasi. Dengan demikian, efisiensi yang diperoleh dengan implementasi Astranet tidak hanya dari segi biaya yang dikeluarkan namun juga dari sisi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai finalisasi atas kebutuhan karyawan. Hal ini selaras dengan konsep cyber public relations yang mengonseptualisasikan keuntungan dari pemanfaatan E-PR ini adalah efisiensi waktu, tenaga, dan juga biaya. E-PR dapat menghemat anggaran perusahaan karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya cetak atau stationery. (Onggo, 2004: 4-5). Selain itu pula, dengan menggunakan EPR maka perputaran informasi mengenai perusahaan dapat berlangsung secara cepat dan tertuju kepada khalayak banyak. Peran divisi internal relations dalam menyajikan Majalah Astra berbasis virtual di Astranet, yang beranjak dari pemikiran atas kesadaran akan keuntungan intranet perusahaan juga selaras dengan apa yang dikonseptualisasikan Fred Luthans (2005 : 40) bahwa: a. Keuntungan nyata dari intranet perusahaan adalah berkurangnya penggunaan kertas. Karena web browser bisa beroperasi pada tipe komputer apapun, jadi dokumen – dokumen misalnya, buku telepon internal, prosedur manual, bahan latihan, formulir permintaan dapat diubah menjadi bentuk elektronik pada web dan secara konstan diperbarui dengan hampir tanpa biaya. b. Selain itu pula, intranet organisasi mengumpulkan semua komputer, perangkat lunak, dan basis data menjadi satu sistem tunggal yang memungkinkan semua karyawan secara mudah menemukan dan menggunakan informasi di mana pun informasi berada. Selain menyajikan Majalah Astra berbentuk virtual di Astranet, divisi internal relations PT Astra International Tbk pun berperan untuk mengelola konten yang akan dipublikasikan di Astranet termasuk dari divisi lain dan juga bertanggung jawab agar Astranet ini dijalankan tentunya sudah di jalur koordinasi dan di jalur komunikasi yang baik sesuai dengan fungsi, visi dan misi perusahaan. Hal ini selaras dengan konsep teoritis bahwa divisi internal relations memiliki fungsi untuk membantu terciptanya budaya perusahaan yang sesuai dengan visi organisasi; menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen; membantu proses restrukturisasi termasuk sosialisasi kebijakan (Wasea, 2005: 101). Dalam konteks ini, divisi internal relations PT Astra International Tbk berperan dalam membantu divisi lain untuk memastikan apakah konten yang akan dipublikasikan di Astranet telah berada di jalur sebagaimana mestinya dan kemudian jika belum sesuai, maka divisi ini berperan untuk memperbaiki konten dari suatu publikasi yang ingin dipublikasikan tersebut. Harlow menyatakan bahwa definisi dari Public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. (Ruslan, 2012: 16). Konsep ini selaras dengan peran divisi eksternal relations PT Astra International Tbk yang melibatkan manajemen perusahaan dalam menghadapi persoalan atau permasalahan serta membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik dengan cara menyajikan surat pembaca mengenai Astra di media massa ke dalam Astranet. Sebagai contoh, jika terdapat surat pembaca mengenai salah satu lini bisnis Astra di media cetak atau media online maka divisi eksternal relations memiliki tanggung jawab untuk mempublikasikan kembali surat pembaca tersebut di Astranet. Meskipun target audiens yang bisa membaca surat pembaca tersebut hanya berada di level manager keatas, namun hal ini dirasa perlu di implementasikan agar mereka peduli akan perkembangan perusahaan yang dipublikasikan di media massa. Jika dikorelasikan dengan konsep fungsi public relations diatas, maka dalam konteks ini divisi eksternal relations berperan dalam melibatkan manajemen perusahaan untuk menghadapi permasalahan. Selain menyajikan surat pembaca di Astranet mengenai keluhan dan kritikan dari publik luar atas kinerja Astra, divisi eksternal relations PT Astra International Tbk juga mengelola suatu kanal di Astranet bernama enewspaper clipping. E-newspaper clipping tersebut berisi dua jenis pemberitaan, yakni: 1. Pemberitaan mengenai perkembangan perusahaan yang dipublikasikan di media cetak maupun media online 2. Berita terbaru yang tidak berhubungan dengan perusahaan namun menjadi opini publik atau trending business topic di masyarakat Jika dikorelasikan dengan konsep fungsi public relations menurut Harlow diatas, dalam maka divisi eksternal relations dalam konteks ini berperan dalam membantu manajemen perusahaan untuk mampu menanggapi opini publik. Peran divisi internal relations dan eksternal relations diatas berkorelasi positif pula dengan konsep manajemen public relations mengenai aktivitas public relations yang dikonseptualisasikan oleh Dominick (dalam Morissan, 2010: 8-9) bahwa public relations berkaitan erat dengan komunikasi, opini publik, dan fungsi manajemen. Dalam mengimplementasikan Astranet sebagai media komunikasi berbasis cyber-PR, divisi internal relations dan eksternal relations membutuhkan bantuan dari individu lain, baik dalam satu divisi maupun antar divisi. Peran divisi internal relations yang menyajikan Majalah Astra dalam bentuk virtual ke Astranet tidak bisa dilakukan secara mandiri. Dalam konteks ini, divisi internal relations memiliki interdependensi dengan divisi lain yakni divisi IT karena divisi internal relations hanya berperan untuk menyajikan konten atau materi nya saja namun untuk realisasi secara praktis guna mentransmisikan konten Majalah Astra tersebut, secara teknis dibutuhkan konektivitas dengan divisi IT. Hal ini sesuai dengan kunci teoritis dari Teori Sistem Umum. Karl Weick menggunakan Teori Sistem Umum untuk mempelajari dan menggambarkan bagaimana sebuah organisasi mengelola informasi. Teori Sistem Umum secara spesifik berguna untuk memberikan suatu pemahaman bahwa adanya saling keterhubungan yang terjadi antara berbagai unit organisasi. Organisasi terdiri atas departemen atau divisi, tim, atau kelompok yang berbeda. Meskipun antar divisi dalam organisasi berfokus pada tugas mandiri, tujuan organisasi sebagai satu kesatuan organisasi membutuhkan pemenuhan dan integrasi informasi yang jelas antar divisi tersebut. Oleh sebab itu, organisasi bergantung pada gabungan informasi sehingga antar anggota organisasi dapat membuat penyesuaian yang penting untuk mencapai tujuan. Anggota dalam organisasi mungkin saja membutuhkan informasi tambahan dari orang lain dalam organisasi tersebut atau mereka juga mungkin perlu untuk mengirimkan informasi kepada divisi lain maupun orang lain dalam organisasi tersebut. (West dan Turner, 2009: 337) Kunci teoritis Karl Weick yang menyatakan bahwa organisasi bergantung pada gabungan informasi juga sesuai dengan proses yang dilalui oleh divisi internal relations dalam mengumpulkan berbagai informasi untuk dijadikan suatu muatan konten yang informatif di Majalah Astra. Dalam proses pengumpulan informasi tersebut, divisi internal relations PT Astra International Tbk bekerja sama dengan berbagai PIC PR (Person In Charge-Public Relations) Grup Astra dan koordinator wilayah (KORWIL) Grup Astra di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan divisi internal relations tidak memiliki keseluruhan informasi mengenai aktivitas yang dilakukan oleh 182 anak perusahaan yang tersebar di 6 lini bisnis. Oleh sebab itu, guna memaksimalkan informasi yang akan diinformasikan di Majalah Astra, divisi internal relations membutuhkan pertukaran informasi antar PIC dan Korwil Grup Astra yang sudah dibentuk, juga dalam naungan divisi internal relations PT Astra International Tbk sebagai holding company. Disamping peran administratif, segala informasi yang disajikan di Astranet dengan memberikan fungsi informatif dan edukatif bagi karyawan di PT Astra International Tbk berdampak positif atas pembentukan kebiasaan baik karyawan untuk aktif mencari dan peka akan berita atau informasi terkini mengenai perusahaan maupun pengetahuan umum. Hasil penelitian dari Alicja Sewestianiuk Oana Voitovici mengenai “Managing Strategic Communication : An Organizational Case Study on Internal Communication Channels at Ericsson Göteborg” juga menemukan bahwa salah satu lingkup utama karyawan di Ericsson Goteborg menggunakan intranet kebanyakan adalah untuk mendapatkan berita dan update. Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan menunjukan suatu pemahaman bahwa kehadiran Astranet di Astra International dapat berimplikasi positif dalam meningkatkan pengetahuan karyawan akan aktivitas perusahaan serta membangun peran aktif karyawan untuk peka mencari informasi dengan kesadaran dari masing-masing individu; tidak seperti sebelum Astranet dibentuk yangmana karyawan selalu disuap informasi oleh perusahaan. Peran Astranet sebagai media komunikasi internal di Astra International disadari sebagai suatu sistem yang baik, dan hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Nurhidayati Kusumaningtyas dengan judul penelitian “Penggunaan Intranet dalam Proses Komunikasi Internal dan Implikasinya Bagi Organisasi (Studi Kasus: Penggunaan Intranet dalam Proses Komunikasi Internal dan Implikasinya Bagi Organisasi di Kementrian Perindustrian)”, yang menunjukan bahwa sebagai medium komunikasi internal di Kementerian Perindustrian, intranet mewujud sebagai medium komunikasi satu arah dan dua arah. Kehadiran intranet membawa sebuah praktik baru di Kementerian Perindustrian dan tanpa disadari intranet telah berimplikasi pada praktik-praktik berbagi pengetahuan yang memungkinkan seorang pegawai menjadi lebih melek pengetahuan dan membuka wawasan berfikir serta kemampuan untuk mengenali masalah organisasi. Dengan meningkatnya pengetahuan maka akan meningkat pula kompetensi seorang pegawai yang akan menciptakan kepuasan dan partisipasi aktif pegawai dalam mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan organisasi. Kondisi seperti inilah yang akan menopang tumbuhnya pemberdayaan pegawai. Sebagai media komunikasi internal, target audiens dari Astranet ini adalah seluruh karyawan Astra International di head office maupun sales operation. Akan tetapi, tidak semua karyawan memiliki laptop dan koneksi internet sehingga mereka menghadapi kesulitan untuk mengakses Astranet. Karyawan dengan level 4A, dikategorikan karyawan yang mampu mengakses Astranet dengan mudah karena mereka secara personal memiliki laptop atau bahkan diberikan fasilitas laptop dari perusahaan. Namun, bagi petugas keamanan dan kebersihan serta karyawan dengan golongan kerja yang tidak mendapatkan fasilitas laptop ataupun komputer, mereka tentunya mengalami kesulitan untuk mengakses Astranet sebagai media komunikasi internal padahal mereka pun memiliki hak yang sama sebagai karyawan untuk dapat menggunakan media komunikasi internal perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, divisi public relations PT Astra International Tbk merancang suatu strategi dengan membuat ”Kios Astranet”. Kios Astranet tersebut ditempatkan di lantai 1 Gedung AMDI A PT Astra International Tbk-Head Office, yang diperuntukan bagi karyawan yang tidak memiliki fasilitas laptop/komputer dan koneksi internet namun berhak mengakses Asranet sebagai media komunikasi internal antara karyawan dengan manajemen perusahaan. Strategi ini selaras dengan konsep komunikasi internal yang meliputi kegiatan merancang program komunikasi yang efektif agar diterima dengan baik oleh seluruh anggota organisasi, mulai dari top management hingga office boy. (Bewinda, 2008: 12). SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Astranet berperan sebagai saluran komunikasi internal berbasis Cyber Public Relation (Cyber-PR) tidak hanya memberikan fungsi administratif saja, melainkan juga fungsi informatif dan edutainment dari informasi yang disajikan. Hal ini terlihat dari konten yang disajikan, mulai dari informasi mengenai hari ulang tahun karyawan, menu makan siang karyawan, hingga info mengenai kurs pajak dan tips mengenai kesehatan. Implikasi dari implementasi Astranet dinilai sangat membantu manajemen perusahaan dalam proses komunikasi sehingga proses dan aktivitas penyampaian informasi kepada karyawan dapat disampaikan secara efektif dan efisien. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa meskipun keberadaan Astranet dinilai penting sebagai media komunikasi internal, namun Astranet masih belum bisa menggantikan proses komunikasi interpersonal antar karyawan. Akan tetapi, informasi yang informatif dan edukatif yang disajikan di Astranet, hal ini dapat mendorong karyawan untuk melakukan komunikasi interpersonal tersebut. Guna mengimplementasikan Astranet sebagai media komunikasi internal berbasis virtual, divisi internal relations PT Astra International Tbk berperan untuk menyajikan Majalah Astra yang berbentuk virtual ke Astranet sehingga karyawan dapat mengetahui perkembangan perusahaan secara mudah, hanya dengan mengklik fitur yang telah disediakan di Astranet. Hal ini tentunya selaras dengan fungsi dan tugas public relations sebagai jembatan penghubung antara karyawan dengan manajemen perusahaan. Konten yang ditampilkan di Astranet pun menjadi tanggung jawab pihak internal relations guna memastikan konten tersebut sudah berada di jalur komunikasi yang benar dan sesuai dengan visi misi perusahaan. Dalam konteks ini, terdapat konektivitas dan interdependensi antara divisi internal relations dengan unit divisi lain di PT Astra International Tbk. Divisi eksternal relations pun memainkan peranan yang penting karena divisi ini memiliki tugas untuk menyajikan e-newspaper clipping dan surat pembaca di Astranet yang merupakan hasil publikasi/pemberitaan dari media masa mengenai 6 lini bisnis yang dinaungi oleh Astra Group. Hal ini dinilai perlu diimplementasikan agar para karyawan, khususnya level manager keatas juga peka akan opini public dan apa yang media masa publikasikan mengenai Astra. Berbeda dengan Majalah Astra virtual yang disajikan oleh divisi internal relations yangmana dapat diakses dan dibaca oleh semua karyawan, e-newspaper clipping dan surat pembaca yang disajikan oleh divisi eksternal relations hanya dapat dibaca oleh karyawan dengan level manager keatas. Hal ini dikarenakan divisi eksternal relations menilai bahwa tidak semua yang diberitakan oleh media masa memiliki keakuratan berita yang tinggi sebagaimana adanya. SARAN AKADEMIS 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dari sudut pandang lain yaitu mengenai pengaruh dan hubungan antara implementasi Astranet dengan pemenuhan informasi bagi karyawan. Hal ini dirasa penting untuk dilakukan guna mengetahui apakah Astranet sebagai media komunikasi internal PT Astra International Tbk telah memenuhi kebutuhan karyawan akan informasi perusahaan 2. Penelitian mengenai strategi komunikasi internal berbasis cyber-PR lebih banyak dilakukan oleh mahasiswa Binus University, seiring dengan fenomena meningkatkan peran web 2.0 dalam aktivitas public relations. SARAN PRAKTIS 1. Informasi yang disajikan di Astranet lebih diperbanyak guna memaksimalkan peran Astranet sebagai media komunikasi internal yang memiliki fungsi informatif dan edukatif 2. Divisi internal relations diberi wewenang khusus untuk langsung mengupload Majalah Astra ke Astranet karena berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, hambatan yang dirasakan oleh divisi internal relations adalah ketika harus berkoordinasi dengan divisi IT sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk finalisasi. 3. Astranet dirancang lebih interaktif guna memungkinkan transmisi informasi dan komunikasi dua arah dengan memaksimalkan berbagai media sosial Grup Astra, seperti Twitter. SARAN SOSIAL 1. Sebaiknya masyarakat lebih peka akan keberadaan cyber public relations (cyber-PR/E-PR) di dunia kerja, terutama kaitanya strategi komunikasi internal karena cyber-PR ini memiliki banyak manfaat, terutama dari sisi efektivitas dan efisiensi yang dapat dirasakan bagi perusahaan maupun karyawan. 2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran bagi masyarakat luas dalam menganalisis strategi komunikasi internal virtual, salah satunya melalui intranet perusahaan yang dijadikan sebagai media komunikasi internal seiring dengan meningkatnya fenomena cyber-PR di era global saat ini. REFERENSI Afdhal, A. F. (2004). Tips & Trick Public Relations. Jakarta: Grasindo. Argenti, P. A. (2009). Corporate Communication. New York: McGraw-Hill. Butterick, K. (2012). Pengantar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Ean, L. C. (2011). Computer-Mediated Communication and Organisational Communication: The Use of New Communication Technology in the Workplace. The Journal of South East Asia Research Centre for Communication and Humanities, 3, 1-12. Gamble, T. K., & Gamble, M. (2005). Communication Works. New York: McGraw-Hill. Goodall, H. L., Goodall, S., & Schiefelbein, J. (2010). Business and Professional Communication in The Global Workplace. Boston: Wadsworth. Julriano, F. (2012). Hubungan Penggunaan Intranet dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan tentang Perusahaan. e-Journal Mahasiswa Universitas Padjajaran, 1 (1), 1-11. Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. (2011). Komunikasi dan Informatika Indonesia Buku Putih 2011. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi Komunikasi Publik. Kriyantono, R. (2012). Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Kusumaningtyas, N. (2013). Penggunaan Intranet dalam Proses Komunikasi Internal danImplikasinyaBagiOrganisasi (StudiKasus: Penggunaan Intranet dalam Proses Komunikasi Internal danImplikasinyaBagiOrganisasi di KementrianPerindustrian). Tesis S2. UniversitasGadjahMada, Yogyakarta Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Theories of Human Communication. Belmont: Thomson Wadsworth. Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Onggo, B. J. (2004). Cyber Public Relations. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Pace, R. W., & Faules, D. F. (2005). Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rordakarya. Purwaningwulan, M. M. (2011). Hubungan Penggunaan Intranet sebagai Media Cyber-PR dengan Tingkat Kohesivitas Karyawan (Studi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Bandung).Majalah Ilmiah UNIKOM, 7 (1), 37-50. Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga. Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Voitovici, A.S. (2013). Managing Strategic Communication: An Organizational Case Study on Internal Communiction Channels at Ericsson Goteborg.Tesis S2. University of Gothenburg, Gothenburg. Wasesa, S. A. (2006). Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. West, R., & Turner, L. H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. West, R., & Turner, L. H. (2010). Introducing Communication Theory ANALYSIS AND APPLICATION . New York: McGraw-Hill. RIWAYAT PENULIS Leo Gunawan lahir di kota Sungailiat, Bangka pada tanggal 3 November 2014. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi, Peminatan Public Relations pada tahun 2014. Pada tahun 2008, penulis menjabat sebagai Duta Pariwisata Bangka dan tahun 2009 penulis kembali dipercaya sebagai Duta Anak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Komisi Perlindungan Khusus yang kemudian menjadi representasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mengikuti Pemilihan Duta Anak Indonesia 2009 dalam Kongres Anak Nasional 2009 di Depok dan berhasil menduduki peringkat lima besar.