9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem
Pada dasarnya sistem sudah menjadi bagian dari suatu
perusahaan.
Dengan
adanya
sistem,
suatu
perusahaan
dapat
menjalankan tujuannya dengan baik dan memiliki arah atau laju yang
lurus. Sistem dapat dikatakan sebagai suatu arahan atau perintah,
dimana suatu aktivitas tidak akan berlanjut apabila perintah tersebut
belum selesai.
Menurut Connolly & Begg (2010, p266), sistem merupakan cara
untuk menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem database
dan pandangan pengguna.
Hal tersebut juga diperkuat oleh Satzinger, Jackson, & Burd
(2009, p6) yang menyatakan bahwa, sistem adalah sebagai sekumpulan
fungsi-fungsi kompleks yang bergantung pada bagian tersebut dan
interaksi di antara bagian tersebut.
Bukan hanya itu, O’Brien & Marakas (2010, p26) juga
mengungkapkan bahwa, sistem merupakan sekumpulan komponen
yang saling terkait untuk mencapai seperangkat tujuan dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam suatu proses
transformasi yang terorganisir.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berintegritas untuk
mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan
output dalam sebuah proses yang terorganisasi.
9
10
2.1.2 Informasi
Untuk mendapatkan informasi dibutuhkan sejumlah data dimana
data tersebut masih mentah dan perlu diolah oleh orang atau perusahaan
atau organisasi yang membutuhkan informasi tersebut. Informasi
dibutuhkan oleh perusahaan untuk memudahkan dalam pengambil
keputusan.
Menurut O’Brien & Marakas (2010, p27), informasi adalah data
yang telah dikonversikan ke dalam konteks yang penuh arti dan
berguna bagi end-user tertentu.
Hal tersebut juga diperkuat oleh Whitten & Bentley (2007, p21)
yang menyatakan bahwa, informasi merupakan data yang telah diproses
atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang lebih berarti untuk
seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan
memiliki arti ke penerima,
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa informasi merupakan sekumpulan data yang diproses /
dikonversikan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti untuk
diketahui / digunakan oleh pengguna.
2.1.3 Sistem Informasi
Umumnya, setiap organisasi memerlukan sistem untuk
memudahkan dalam mendapatkan informasi. Sistem akan terintegrasi
untuk dapat menyediakan informasi, hal ini bertujuan untuk
mendukung operasi manajemen dalam suatu organisasi. Sistem
informasi juga memberikan kemudahan di dalam menghasilkan
laporan yang dibutuhkan dan membantu dalam proses pengambilan
keputusan.
Menurut Connolly & Begg (2010, p338), sistem informasi
merupakan
sumber
daya
yang
memungkinkan
pengumpulan,
pengelolaan, pengaturan, dan penyebaran informasi di seluruh
organisasi.
11
Hal ini juga diperkuat oleh O’Brien & Marakas (2010, p26)
yang menyatakan bahwa, sistem informasi merupakan suatu sistem
yang menerima sumber daya atau data sebagai input dan
memprosesnya menjadi produk atau informasi sebagai suatu output.
Bukan hanya itu, Whitten & Bentley (2007, p6) juga
berpendapat bahwa, sistem informasi adalah pengaturan orang, data,
proses,
dan
teknologi
informasi
yang
berinteraksi
untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai
output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan orang dan komponenkomponen
yang
saling
berhubungan,
yang
mengumpulkan,
mentransformasikan dan menyebarkan infomasi dalam sebuah
organisasi
untuk
membantu
dalam
pengambilan
keputusan,
pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya dalam
suatu organisasi.
2.1.4 Data
Hampir semua kegiatan sehari-hari dari segi bisnis sampai
segi personal membutuhkan data dan data tersebut akan selalu
dipakai. Kebutuhan akan data semakin tinggi seiring dengan
berjalannya waktu. Data yang dikumpulkan harus jelas dan akurat
agar dapat diolah menjadi informasi yang beguna dan mudah
dimengerti oleh orang-orang.
Menurut Connolly & Begg (2010, p19), Data merupakan
komponen yang paling penting dalam DBMS.Berasal dari sudut
pandang terakhir. Data bertindak sebagai jembatan antara mesin dan
pengguna.
12
Hal ini juga diperkuat oleh O’Brien & Marakas (2010, p34)
yang mengungkapkan bahwa, data adalah fakta mentah atau
pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis.
Bukan hanya itu, Robr & Coronel (2009, p660) juga
berpendapat bahwa, data adalah nilai-nilai dan fakta-fakta mentah
yang belum diproses untuk menyatakan pengertiannya kepada
pengguna.
Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa data adalah sekumpulan fakta – fakta dan angka – angka yang
diperoleh dari proses bisnis.
2.1.5 Database
Pada akhir tahun 1980, banyak bidang basis data yang
dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi bahasa
query yang kuat, model data yang lengkap dan penekanan pada
dukungan analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi.
Menurut Connolly & Begg (2010, p54), basis data merupakan
kumpulan data yang terbagi dan terhubung secara logikal dan
deskripsi dari data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi suatu organisasi.
Hal ini juga diperkuat oleh C.J (2009, p9) bahwa, basis data
adalah kumpulan dari data tetap yang digunakan oleh sistem aplikasi
untuk diberikan kepada perusahaan.
Jadi, berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file atau tabel
yang saling berhubungan dan digunakan oleh sistem aplikasi untuk
dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan.
13
2.1.6 Arsitektur Database
1. Sistem Terpusat
• Berjalan pada sistem komputer tunggal dan tidak berinteraksi
dengan sistem komputer lain.
• Sistem komputer multi-guna: satu ke banyak CPU dan
beberapa alat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus
yang memungkinkan akses pembagian memori.
• Sistem single-user (misalnya., PC atau workstation): unit
desk-top, single user, biasanya hanya terdiri satu CPU
dengan satu atau dua hard disk, SO hanya mendukung satu
user.
• Sistem Multi-user : lebih banyak penyimpanan, memori lebih
besar, multiple CPU, dan menggunakan SO multi-user,
melayani banyak pengguna yang terhubung dengan sistem
melalui terminal. Biasa disebut sistem server.
2. Sistem Client-Server
Sistem server melayani permintaan m sistem client, yang
mempunyai struktur umum seperti berikut :
3. Arsitektur Database Parallel
•
Shared memory – proscesor membagi memory kepada
umum.
•
Shared disk – proscesor membagi sebagian kapasitas
disk.
•
Shared nothing – proscesor membagi bukan memory dan
bukan disk.
•
Hierarchical – gabungan berbagai arsitektur.
4. Sistem Terdistribusi
14
•
Data tersebar ke banyak mesin (juga disebut sebagai site
atau node).
•
Jaringan menjadi penghubung antar mesin.
•
Data dipakai user di berbagai mesin.
5. Tipe Jaringan
•
Local-area networks (LANs)
Tersusun dari processor yang didistribusikan ke area
geografik kecil, seperti satu gedung.
•
Wide-area networks(WANs)
Tersusun dari processor yang didistribusikan ke area
geografik yang luas.
•
Discontinuos connection
Seperti WANs, yang berdasarkan periodik dial-up
(contohnya menggunakan UUCP), yang terkoneksi
hanya untuk beberapa saat.
•
Continuous connection
Seperti WANs, yang terkoneksi ke internet dimana
servernya tersambung setiap saat.
•
WAN dengan continuous connection
Dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem
database terdistribusi.
2.1.7 Database Management System (DBMS)
DBMS atau Database Management System membantu
pengguna dalam bidang usaha maupun bisnis karena dengan
15
menggunakan DBMS pengguna akan lebih mudah dalam mengelola
suatu data, baik dengan cara memberikan hak akses untuk pengguna
atau mengatur jalannya suatu data.
Menurut Connolly & Begg (2010, p66), DBMS atau Database
Management System adalah sistem software yang memungkinkan
user untuk mendefinisikan , membuat, merawat database dan
menyediakan kontrol akses
ke database. DBMS juga merupakan
software yang berinteraksi dengan aplikasi program dan database itu
sendiri.
Hal ini juga diperkuat oleh Satzinger, Jackson, & Burd (2009,
p488) yang menyatakan bahwa, DBMS merupakan sistem perangkat
lunak yang dapat mengatur akses ke basis data. DBMS juga dapat
diartikan sebagai komponen dari sistem perangkat lunak yang
umumnya dibeli dan di-install secara terpisah dari komponen sistem
perangkat lunak lainnya.
Bukan hanya itu, Tahat & Salah (2011, p34) juga berpendapat
bahwa Sistem Database Manajemen (DBMS) adalah sistem yang
digunakan untuk mengeksekusi query, input data, manipulasi data,
serta tambahan untuk mengsharing data worldwide dan secara efektif
membantu dalam pembentukan atom database.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database
Management System (DBMS) merupakan sistem software yang dapat
mengatur dan mengontrol semua akses database untuk memenuhi
kebutuhan pengguna.
2.1.7.1 Fasilitas DBMS
DBMS menyediakan beberapa fasilitas menurut Connolly &
Begg (2010, p66), sebagai berikut :
1. DBMS
memungkinkan
user
untuk
menentukan
suatu
database, biasanya menggunakan Data Definition Language
16
(DDL). DDL memungkinkan user untuk menspesifikasikan
tipe dan struktur data serta batasan-batasan yang akan
disimpan dalam database.
2. DBMS memungkinkan user untuk melakukan operasi dasar
dalam database seperti insert, delete, update, dan retrieve
menggunakan Data Manipulation Language (DML).
3. Menyediakan control akses ke database, yaitu meliputi:
•
Sistem keamanan
Mencegah user yang tidak terautorisasi untuk mengakses
database.
•
Sistem Integritas
Mempertahankan konsistensi penyimpanan data agar tidak
terjadi inkonsistensi data dimana pada satu tempat data
diubah namun pada tempat yang lain data tidak berubah
•
Sistem kontrol concurrency
Memungkinkan berbagi akses ke database
•
Sistem kontrol recovery
Mengembalikan
database
pada
keadaan
konsisten
sebelumnya setelah terjadi kegagalan hardware dan
software.
•
User-accessible catalog
Mendeskripsikan data yang ada di dalam database.
2.1.7.2 Fungsi-fungsi DBMS
Fungsi DBMS dapat membuat pengguna dengan
mudahnya mengakses dan mengelola basis data yang ada.
17
Menurut Connolly & Begg (2010, p99), fungsi DBMS sebagai
berikut:
1. Penyimpanan, pengambilan dan pengubahan data
DBMS harus memiliki kemampuan untuk menyimpan,
mengambil, dan mengubah data dalam database.Ini
merupakan fungsi fundamental dalam DBMS
2. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna
DBMS harus mempunyai catalog yang dimana
mendekripsikan item data yang disimpan dan diakses oleh
pengguna.Sistem katalog dapat menyimpan data tentang
skema, users, aplikasi, dan sebagainya. Sistem katalog
dapat disebut sebagai kamus data yang berarti kumpulan
informasi atau deskripsi data dalam database yang dikenal
dengan nama metadata.
Sistem katalog berupa:
a. Nama, tipe, dan ukuran tipe data.
b. Nama penghubung.
c. Batasan-batasan integritas dalam data.
d. Nama pengguna yang memiliki wewenang untuk
mengakses data.
e. Jenis-jenis data yang dapat diakses oleh pengguna
dan mendefinisikan tipe aksesnya berupa :
•
Insert
•
Update
•
Delete
•
Read access
f. Eksternal, konseptual, dan skema internal serta
pemetaan antara skema.
g. Penggunaan statistik, seperti frekuensi transaksi
dan jumlah pada jumlah akses yang dibuat untuk
objek dalam database.
18
3. Dukungan Transaksi
DBMS harus yakin bahwa setiap mekanisme transaksi
dapat di update.Transaksi merupakan sekumpulan aksi
yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi yang
dapat mengakses dan mengubah isi dari database.
4. Layanan kontrol konkurensi
DBMS
harus
dapat
memastikan
mekanisme database di update
terdapat
beberapa
pengguna
bahwa
setiap
secara benar ketika
melakukan
perubahan
database. Salah satu objektif dalam menggunakan DBMS
adalah memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses
data. Akses konkurensi relative mudah apabila semua
pengguna hanya membaca database.
5. Layanan recovery
DBMS harus memiliki pemulihan database apabila
terdapat kejadian database rusak dalam berbagai kondisi.
DBMS harus dapat menyediakan mekanisme untuk
mengembalikan database ke keadaan yang konsisten.
6. Layanan kepemilikan
DBMS harus memastikan bahwa hanya orang yang
berwenang saja yang dapat mengakses database.
7. Dukungan komunikasi data
DBMS
harus
dapat
mendukung
integrasi
dan
berkomunikasi dengan software lainnya.
8. Layanan integrasi database
DBMS
harus
dapat
memberikan
sarana
untuk
memastikan kedua data dalam database dan perubahan
pada data berdasarkan aturan tertentu.Ini dapat dijadikan
19
pertimbangan untuk tipe laiinya dari sistem proteksi
database.
9. Layanan untuk peningkatan independensi data
DBMS
mempunyai
fasilitas
untuk
mendukung
kemandirian program dari struktur database yang
sebenarnya.
10. Layanan utilitas
DBMS
harus
menyediakan
kumpulan
layanan
utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk membuat
database menjadi lebih efisien. Contoh kegiatan utilitas
adalah :
a. Import fasilitas, load database dari file flat, dam
eksport fasilitas, serta tidak load database dari file
flat.
b. Memantau fasilitas, memantau penggunaan database
dan operasi.
c. Analisis
statistic
program,
dan
mengevaluasi
performa dari statistik penggunaan database dan
operasi.
d. Fasilitas index organisasi, untuk mengatur kembali
index dan overflows.
e. Alokasi dan relokasi, menghapus physical record
dari tempat penyimpanan.
2.1.7.3 Komponen utama pada DBMS
Dalam menjalankan DBMS dibutuhkan beberapa
komponen yang diperlukan untuk mendukungnya, karena
DBMS merupakan sebuah perangkat lunak, maka harus
disertai dengan perangkat keras dan pengguna yang dapat
mendukung proses pekerjaannya.
20
Komponen utama pada DBMS Connolly & Begg (2010, 68),
yaitu:
Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS
Sumber: Database Systems : A Practical Approach to Design,
Implementation, and Management, Connolly & Begg (2010)
•
Hardware
Dalam menjalankan suatu aplikasi dan DBMS akan
diperlukan hardware, dimana hardware dapat berupa a
single personal computer, Single mainframe, jaringan
komputer berupa server. Hardware yang digunakan
harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan DBMS
yang digunakan.
•
Software
Komponen- komponen software terdiri dari DBMS
software itu sendiri maupun program aplikasi, sistem
operasi, dan juga software jaringan jika DBMS
tersebut menggunakan jaringan seperti LAN.
•
Data
Data merupakan salah satu komponen DBMS yang
terpenting khususnya sudut padang end user mengenai
data yang nantinya akan diolah didalam DBMS. Data
pada sebuah sistem basis data baik single-user sistem
maupun multi-user sistem harus saling berintegrasi
secara bersamaan.
•
Prosedur
21
Prosedur merupakan Instruksi dan aturan yang
mengatur
dalam
perancangan
dan
penggunaan
database.Penggunaan sistem dan para staff yang
mengatur kebutuhan basis data didokumentasikan
dalam prosedur.
Beberapa
instruksi-instruksi
dalam
merancang
database dan DBMS adalah :
a. Log in ke dalam DBMS.
b. Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau
program aplikasi.
c. Menjalankan dan menghentikan DBMS.
d. Membuat salinan cadangan Database.
e. Memeriksa dan Menangani hardware atau
software yang sedang berjalan.
f. Mengubah struktur table, meningkatkan kinerja
dan meletakan data ke secondary storage.
•
People (Pengguna)
Pada komponen ini pengguna terlibat langsung dengan
sistem, seperti DBA, programmer, dan pengguna
akhir.Database dan DBMS memerlukan sumber daya
manusia agar dapat mengatur jalannya mekanisme
database dan DBMS.
Pengguna dapat dikategorikan menjadi empat yaitu:
a. Administrator, terdapat dua jenis yaitu DA
(Data Administrator) yang bertanggung jawab
untuk mengatur sumber daya data meliputi
perencanaan basis data, pengembangan dan
pemeliharaan standar, kebijakan dan prosedur,
dan desain database konseptual/logikal. DBA
(Database Administrator) merupakan orang
yang bertanggung jawab untuk mendesain,
22
implementasi, pemeliharaan dan perbaikan
database.
b. Database Designer
Database Designer terdiri dari dua tipe yaitu :
Logical database Designer, merupakan
perancangan yang lebih menekankan
dalam mengindentifikasi data,
hubungan antara data, batasan-batasan
data sebelum dimasukan ke dalam
database.
Physical database designer,
perancangan ini memutuskan
bagaimana desain database logikal
dapat direalisaikan secara fisik.
c. Application Developers merupakan pengguna
yang bertanggung jawab untuk membuatkan
suatu
aplikasi
database
yang
harus
dilaksanakan oleh end-users. Aplikasi database
tersebut menggunakan bahasa pemrograman
seperti C++ , C#, Java, dan sebagainya.
d. End-Users merupakan clients untuk database,
yang dirancang dan diimplementasi, serta
dipelihara untuk menyajikan informasi yang
diperlukan. End-Users dapat diklasifikasikan
sesuasi sistem yang dijalankan :
a. Naive Users merupakan pengguna yang
tidak berinteraksi langsung dengan
DBMS. Mengakses database melalui
sebuah
program
aplikasi
yang
23
ditunjukan
secara
khusus
untuk
mencoba operasi sesederhana mungkin.
b. Sophisticated
users
merupakan
pengguna yang lebih mengerti struktur
database
dan
fasilitasnya,
memungkinkan
menggunakan
dirinya
bahasa
dan
untuk
pemrograman
yang lebih tinggi.
2.1.7.4 Keuntungan DBMS
Database Management System (DBMS) memiliki
beberapa
keunggulan
dibandingkan
dengan
tidak
menggunakan DBMS. Keuntungan yang ditawarkan dalam
penggunaan
DBMS
banyak
dimanfaatkan
oleh
perusahaan/organisasi dalam mengembangkan suatu usaha
mereka.
Menurut Connolly & Begg (2010, p77), keuntungan
DBMS yaitu :
a. Control of data redundancy
Dengan cara mengurangi duplikasi data sebelum data
disimpan dalam database maka DBMS akan mengeliminasi
redundan dengan data terintegrasi cukup disimpan sekali
b. Data consistency
Dengan cara mengeliminasi atau mengontrol redudansi
data. Dalam hal ini dapat mengurangi resiko inkonsistensi
data yang terjadi.
c. Sharing of data
24
Sistem basis data terdapat pada organisasi yang dapat
digunakan oleh seluruh pengguna yang memiliki hak
akses.
d. Improved data integrity
Dengan meningkatkan validitas dan konsistensi data
tersebut.
Integritas
biasanya
dijabarkan
ke
dalam
constrain, yang mana aturan konsistensi database tidak
mengijinkan untuk dilanggar.
e. Improved security
Dengan meningkatkan database security, memproteksi
basis data dari pengguna yang tidak dikenal.
f. Enforcement of standards
Dengan adanya pemakaian data secara bersamaan, maka
apabila terdapat penambahan tabel, field, tipe data, hak
ases harus dibuat standar dan dokumentasinya.
g. Increased productivity
Dalam file-based-systems deskripsi data dan logika
pengaksessan data telah dibuat ke dalam beberapa
program aplikasi, membuat program tergantung pada data.
h. Improved backup dan recovery services
Dengan
meningkatkan
mengurangi
suatu
backup
kegagalan
data
sistem
maka
atau
dapat
aplikasi
program.Jika kesalahan terjadi maka backup data dapat direstored.
2.1.7.5 Kerugian DBMS
Dalam penggunaan DBMS tidak hanya keuntungan
saja yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan atau
organisasi tetapi dalam penggunaan DBMS terdapat juga
25
kerugian yang akan didapatkan oleh organisasi/perusahaan
yang menggunakan DBMS.
Menurut Connolly & Begg (2010, p80), kekurangan
DBMS, yaitu :
a. Complexity
Database designers dan developers, data dan database
administrators, serta end-users harus mengerti fungsinya
untuk mengambil keuntungan penuh dari fungsi tersebut.
Kesalahan dalam mengerti sistem dapat memberikan
keputusan
rancangan
yang
buruk,
yang
dapat
mengakibatkan konsekuensi serius dari sebuah organisasi.
b. Size
Kompleksitas dan luasnya fungsionalitas membuat DBMS
menjadi software yang sangatbesar dan membutuhkan
ruang disk serta memori substansial untuk menjalankannya
secara efesien.
c. Additional hardware costs
Untuk mencapai performa yang dibutuhkan, sangat
diperlukan
membeli
mesin
besar,
mesin
yang
didedikasikan untuk menjalankan DBMS.
d. Higher impact of failure
Sentralisasi
sumber
daya
menambah
kerentanan
sistem.Setelah semua pengguna dan aplikasi bergantung
pada ketersediaan dari DBMS, kesalahan komponen
tertentu dapat menyebabkan operasi berhenti.
2.1.8 Database System Development Lifecycle
Pada aplikasi basis data diperlukan acuan untuk melakukan
perancangan tersebut. Acuan yang dimaksud tersebut adalah Siklus
26
Hidup Aplikasi basis data atau dikenal dengan istilah Database System
Development Lifecycle.
Menurut Connolly & Begg (2010, p313), siklus hidup aplikasi
database
secara
inheren
terkait
dengan
siklus
hidup
sistem
informasi.Harus mengenali bahwa tahapan siklus hidup aplikasi
database tidak selalu berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah
pengulangan tahap sebelumnya melalui loop feedback. Contohnya
masalah yang dihadapi pada database design mungkin memerlukan
analisis dan persyaratan tambahan.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database System
Development Lifecycle merupakan siklus hidup yang menggambarkan
tahapan-tahapan di dalam melakukan perancangan aplikasi database
yang baik.
Tahapan-tahapan yang harus diketahui pada Database System
Development Lifecycle yaitu:
27
Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle
Sumber : Connolly & Begg (2010)
2.1.8.1 Database Planning
Dalam membuat database, tahap pertama adalah
database planning, dimana tahap ini sangat penting karena
dapat
mempengaruhi
efektifitas
database yang akan dibuat.
dalam
pengembangan
28
Menurut Connolly & Begg (2010, p313), aktivitas
manajemen yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup
sistem database yang akan direalisasikan secara efisiensi dan
seefektif mungkin. Database planning harus diintegrasi
dengan strategi information system secara keseluruhan.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
Database Planning adalah suatu tahapan perencanaan dalam
pengembangan database secara efektif dan efisien dengan
adanya integrasi information system.
2.1.8.2 System Definition
Tahap kedua dalam membangun database yaitu system
definition dimana menentukan batasan serta cakupan dari
database yang akan dibuat berdasarkan dari major user views.
Menurut Connolly & Begg (2010, p316), System
Definition menjelaskan ruang lingkup dan batasan dari
aplikasi basis data dan pandangan dari pengguna utama.
Sebelum merancang sistem basis data, penting untuk
mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan dibangun dan
bagaimana tampilannya dapat berinteraksi dengan bagian lain
dari sistem informasi organisasi. Penentuan batasan dari
sistem tidak hanya dari pengguna dan aplikasi saat ini, tetapi
juga pengguna dan aplikasi untuk masa mendatang.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
System Definition digunakan dimana kita membuat batasan
terlebih dahulu sebelum membangun suatu sistem dan
tampilannya agar dapat berintegrasi dengan bagian lainnya.
2.1.8.3 Requirement Collection and Analysis
Proses ini merupakan proses dimana setiap analisis
harus dapat didukung dengan informasi yang akurat dimana
29
dalam membangun sistem baru akan dibutuhkan pengumpulan
informasi yang mendukung penyataan tujuan perusahaan.
Menurut Connolly & Begg (2010, p316), Requirement
Collection and Analysis Merupakan proses mengumpulkan
dan menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi
yang harus didukung oleh sistem database, dan menggunakan
informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem
baru. Ada tiga pendekatan utama untuk mengelola persyaratan
sistem database dengan pandangan beberapa pengguna, yaitu :
•
The centralized approach (Pendekatan terpusat)
Kebutuhan
untuk
setiap
tampilan
pengguna
yang
bergabung ke dalam satu persyaratan untuk sistem
database baru.
•
The view integration approach (pendekatan integrasi
tampilan)
Persyaratan untuk setiap pengguna tetap sebagai daftar
yang terpisah.
•
A combination of both approaches.
Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru.
2.1.8.4 Database Design
Menurut Connolly & Begg (2010, p320), Database Design
Merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung
pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem
database yang diperlukan. Serta merupakan suatu pendekatan
struktur yang mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan
tujuan dokumentasi untuk mendukung dan member sarana
pada proses perancangan itu sendiri.Terdapat dua pendekatan
perancangan database, yaitu :
30
•
Bottom-up
Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar atribut
(yaitu, sifat-sifat entitas dan relasi), yang melalui analisis
hubungan antara atribut, dikelompokkan ke dalam relasi
yang mewakili jenis entitas dan relasi antar entitas.
•
Top-down
Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model
data yang berisi tingkat tinggu beberapa entitas dan relasi
kemudian berturut-turut menerapkan perbaikan top-down
untuk mengidentifikasi tingkat rendah entitas, hubungan
dan atribut yang terkait.
Perancangan database terdiri dari tiga fase, yaitu:
1. Conceptual database design
Merupakan proses membangun suatu model data yang
digunakan dalam suatu perusahaan, independen dari
semua pertimbangan fisik.
Menurut Connolly & Begg (2010, p470), langkahlangkah desain basis data konseptual :
Langkah 1 : Membangun model data konseptual.
Langkah pertama ini akan membangun
model data konseptual untuk setiap pandangan
yang spesifik.
Langkah 1.1 : Mengidentifikasi jenis entitas.
Salah
satu
metode
untuk
mengidentifikasi entity adalah dengan menguji
spesifikasi kebutuhan dari user.Dari spesifikasi
ini kita mengidentifikasikan kata benda dan
ungkapan kata benda yang disebutkan. Serta
31
juga dapat melihat objek utama seperti orang,
tempat atau konsep dari ketertarikan diluar kata
benda lainnya yang merupakan kualitas dari
objek lain.
Setelah
jenis
entitas
diidentifikasi,
tentukan nama – nama entitas yang bermakna
dan jelas. Catat nama dan deskripsi entitas ke
dalam kamus data.
Langkah 1.2 : Mengidentifikasi jenis relasi.
Proses mengidentifikasi relasi sangat
penting
terhadap
entitias.
proses
mengidentifikasi entitas menggunakan salah
satu metode yaitu mencari kata benda dengan
memeriksa spesifikasi kebutuhan pengguna.
Relasi ditunjukkan oleh kata kerja dan ekspresi
verbal.
Langkah – langkah dalam mengidentifikasi
relasi, antara lain:
a. Menggunakan
Entity-Relationship(ER)
diagram.
b. Memilihmultiplicity constraint dari jenis
relasi.
c. Memeriksa fan dan chasm traps.
d. Mendokumentasikan jenis relasi.
Setelah prosesrelasi selesai, maka akan
menentukan nama – nama yang bermakna dan
jelas. Simpan deskripsi relasi dan multiplicity
constraint ke dalam kamus data.
32
Langkah
1.3
:
Mengidentifikasi
jenis
dan
menggabungkan atribut pada tiap entitas.
Tujuan
pada
langkah
ini
untuk
menghubungkan atribut dengan entitas atau
tipe relasi yang sesuai dan mendokumentasikan
detail dari setiap atribut. Atribut-atribut bisa
diidentifikasi dengan kata benda atau ungkapan
kata benda seperti properti, kualitas, identifier,
atau
karakteristik
dari
satu
entitas
atau
hubungan.
Setelah
mengidentifikasi
atribut,
tentukan nama – nama yang bermakna dan
catat informasi berikut pada setiap atribut:
a. Nama dan deskripsi atribut.
b. Tipe dan panjang data.
c. Alias dari setiap atribut.
d. Jika atribut merupakan atribut composite,
tentukan
atribut
sederhana
yang
membentuknya.
e. Atribut merupakan multi-valued atau tidak.
f. Jika atribut merupakan atribut derived,
tentukan cara perhitungannya.
g. Nilai default dari setiap atribut.
Langkah 1.4 : Menentukan domain atribut.
Tujuan
menentukan
domain
untuk
menetapkan nilai-nilai atribut dalam model
data konseptual
dan mendokumentasikan
33
setiap detail dari domain. Domain merupakan
sekumpulan nilai-nilai dari satu atau lebih
atribut yang menggambarkan nilainya. Model
data yang dibuat menspesifikasikan domain
untuk tiap-tiap atribut dan menyertakan :
•
Nilai
yang
diizinkan
untuk
atribut
•
Ukuran dan format atribut
Langkah 1.5 : Menentukan candidate key, primary key,
dan alternate key.
Untuk Menentukan candidate key untuk
setiap entitas dan jika terdapat lebih dari satu
candidate key, maka pilih satu sebagai primary
key. Hal-hal yang harus diperhatikan Ketika
memilih primary key diantara candidate key,
yaitu:
a. Candidate key dengan sejumlah kecil
atribut.
b. Candidate key yang paling mungkin
memiliki nilai yang berubah.
c. Candidate key dengan karakter paling
sedikit (untuk atribut tekstual).
d. Candidate key dengan nilai maksimun
terkecil (untuk atribut numerik).
e. Candidate key yang paling mudah
digunakan
pengguna.
dari
sudut
pandang
34
Langkah 1.6 : Mempertimbangkan konsep pemodelan
enhanced (optional).
Pada
langkah
mempertimbangkan
ini
akan
mengembangkan
ER
model dengan menggunakan konsep enhanced
modeling, seperti spesialisasi, generalisasi,
penggabungan
(aggregation),
komposisi
(composition).
Langkah 1.7 : Memeriksa model untuk redundansi.
Pada langkah ini akan melakukan
pengujian
tujuan
apakah
model data konseptual dengan
spesifik
ada
untuk
mengidentifikasikan
redudansi
dalam
data
dan
memindahkan data yang telah ada. Dua
aktifitas dalam langkah ini adalah:
•
Menguji ulang relationship 1-1
(one-to-one)
•
Menghilangkan
relationship
yang redundan
•
Mempertimbangkan
dimensi
waktu
Langkah 1.8 : Validasi model konseptual terhadap
transaksi pengguna.
Pada tahap ini akanmemastikan model
konseptual yang akan mendukung transaksi
yang
dibutuhkan
dilakukan
dengan
oleh
dua
view.
Pengujian
pendekatan
untuk
35
memastikan model data konseptual yang
mendukung transaksi yang dibutuhkan, yaitu :
•
Mendeskripsikan transaksi-transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entitas,
relationship, dan atribut) yang dibutuhkan
olehsetiap transaksi telah disediakan oleh
model,
dengan
mendokumentasikan
setiapkebutuhan transaksi.
•
Mengunakan jalur-jalur transaksi
Untuk validasi model data terhadap
transaksi
yang
dibutuhkan
termasuk
representasidiagram jalur yang digunakan
oleh setiap transaksi langsung pada ER
diagram.
Langkah 1.9 : Memeriksa model data konseptual
terhadap transaksi pengguna.
Tujuan pada tahap ini adalah mereview
model data konseptual dengan user untuk
memastikan model tersebut adalah representasi
sebenarnya dari view.Model data konseptual ini
termasuk
ER
pendukung
diagram
yang
dan
dokumentasi
mendeskripsikan
model
data.Bila ada kejanggalan dalam model data,
maka harus dibuat perubahan yang sesuai yang
mungkin membutuhkan pengulangan langkahlangkah sebelumnya.
2. Logical database design
Proses
logical
database
design
adalah
memperbaiki dan memetakan model data konseptual
36
yang sebelumnya telah dibuat ke bentuk model data
logical.
Menurut Connolly & Begg (2010, p490),
Logical
database
design,
merupakan
proses
membangun model data yang digunakan dalam suatu
perusahaan berdasarkan model data tertentu, tetapi
independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan
fisik lainnya.
Langkah-langkah desain basis data logikal yaitu :
Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data
logikal.
Pada langkah ini akan membuat dan
memvalidasi model data logikal untuk setiap
pandangan. Hal ini bertujuan untuk membuat
model data logikal dari model data konseptual
yang mempresentasikan pandangan khusus dari
perusahaan dan memvalidasi model tersebut
untuk menjamin kebenaran strukturnya dengan
menggunakan teknik normalisasi dan akan
dapat mendukung kebutuhan transaksi.
Langkah 2.1 : Menurunkan hubungan model data
logikal.
Dalam langkah ini akan menurunkan
hubungan untuk model data logika sebagai
tujuan untuk mewakili entitas, relasi, dan
atribut.kemudian akan diidentifikasi primary
key, alternate key dan foreign key.
Langkah 2.2 : Memvalidasi relasi menggunakan
normalisasi.
37
Dalam langkah ini akan dilakukan
validasi pengelompokkan atribut pada setiap
relasi dengan menggunakan aturan normalisasi.
Normalisasi dapat memastikan sekumpulan
relasi yang memiliki jumlah atribut yang sangat
mendukung
data
perusahaan
menghindari
masalah-masalah
dan
dapat
yang
akan
dihadapi, misalnya redudansi data.
Langkah 2.3 : Memvalidasi relasi terhadap transaksi
pengguna.
Melakukan validasi model data logika
ini dapat memberikan kepastian dimana dapat
mendukung transaksi yang diperlukan dalam
transaksi pengguna.
Langkah 2.4 : Memeriksa integrity constraints.
Langkah ini dapat melindungi basis
data dari keadaan tidak lengkap, tidak akurat
atau tidak konsisten.
Jenis-jenis batasan integritas yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
a. Required data
Merupakan beberapa attribute yang
harus mengandung nilai-nilai yang valid.
b. Attribute domain constraints
Merupakan
diidentifikasi
batasan
dalam
atribut untuk model data.
c. Multiplicity
yang
memilih
harus
domain
38
Merupakan batasan yang ditempatkan
pada relasi antara data di dalam basis data.
d. Entitiy integrity
Merupakan dimana Primary key dari
suatu entitas tidak boleh kosong (null).
e. Referential integrity
Merupakan suatu nilai yang harus
berupa tuple yang terdapat dalam relasi
induk.
f. General constraint
Pengubahan pada entitas – entitas dapat
dikendalikan
oleh
batasan
pengaturan.
Dokumentasikan semua integrity constraint
dalam
kamus
data
untuk
menjadi
pertimbangan selama perancangan fisik.
Langkah 2.5 : Tinjauan model data logikal dengan
pengguna.
Pada langkah ini pengguna harus dapat
meninjau model data logikal untuk dapat
memastikan dimana model data dapat menjadi
perwakilan dari kebutuhan data perusahaan.
Langkah ini diperlukan dan digunakan saat
pengguna merasa tidak puasnya dengan model
data
tersebut
kemudian
akan
dilakukan
pengulangan langkah awal.
Langkah 2.6 : Menggabungkan model data logikal
menjadi model global (Optional).
Langkah
ini
digunakan
sebagai
perancangan basis data yang memiliki beberapa
39
user views yang dikelola dengan menggunakan
pendekatan integrasi view. Untuk memfasilitasi
deskripsi dari proses penggabungan maka akan
digunakan model data logikal local dan global.
Model
data
logikal
mempersentasikan
satu
local
atau
lebih
dapat
user
views,tapi tidak semua pengguna basis data.
Sedangkan model data logikal global dapat
mewakili semua user views dari basis data.
Pada langkah ini akan ditinjau kembali model
data logikal global bersama pengguna.
Langkah 2.7 : Memeriksa model terhadap future
growth.
Pada langkah ini akan ditentukan
apakah ada perubahan pada masa mendatang
dan
apakah
model
data
logikal
dapat
mengakomodasi terhadap perubahan ini sesuai
dengan hasil pemeriksaan model tersebut
3. Physical database design
Dapat
dikatan
physical
database
design
merupakan cara pembuatan menuju sistem DBMS
tertentu.
Menurut Connolly & Begg (2010, p523),
Physical
database
pendeskripsian
design
implementasi
Merupakan
basis
data
proses
pada
penyimpanan sekunder, proses itu menggambarkan
basis relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan
untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap
kendala integritas terkait dan tahapan keamanan.
40
Langkah-langkah desain basis data fisikal :
Langkah 3 : Menerjemahkan model data logis untuk
target DBMS.
Tujuan
dari
langkah
ini
untuk
menghasilkan skema basis data relasi dalam
model
data
logika
yang
dapat
diimplementasikan ke DBMS.Proses ini juga
dapat menyusun informasi yang dikumpulkan
selama perancangan basis data logikal dan
mendokumentasikannya ke dalam kamus data
bersama dengan informasi yang dikumpulkan
selama
pengumpulan
persyaratan
maupun
tahap analisis dan melakukan dokumentasi ke
dalam spesifikasi sistem.
Langkah 3.1 : Desain relasi dasar.
Dalam memulai merancang physical
design, diperlukan untuk mengumpulkan dan
memahami informasi tentang relasi dasar yang
dihasilkan dari logikal databasedesign. Tujuan
dari memahami relasi ini adalah untuk dapat
memutuskan
bagaimana
merepresentasikan
relasi dasar yang diidentifikasi ke dalam model
data logikal dalam target DBMS. Informasi
yang penting bisa didapatkan dari kamus data
dan DDL.
Langkah 3.2 : Merancang representasi derived data.
Tujuan dari merancang representasi
derived data adalah untuk dapat menentukan
bagaimana merepresentasikan derived data
yang terdapat di dalam model data logikal ke
dalam target DBMS.
41
Langkah 3.3 : Merancang general constraints.
Pada
langkah ini bertujuan untuk
merancang batasan-batasan yang ada pada
perusahaan. Perancangan general constraints
tergantung pada DBMS yang dipilih.
Langkah 4 : Desain Organisasi file dan indeks.
Tujuan
dari
langkah
ini
yaitu
menentukan organisasi file yang optimal dalam
penyimpanan dan menentukan indeks yang
dibutuhkan untuk meningkatkan performa.
Langkah 4.1 : Menganalisis transaksi.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk
dapat mengerti fungsi dari transaksi yang
dijalankan pada basis data dan penting untuk
memiliki pengetahuan tentang transaksi yang
akan berjalan pada basis data sehingga dapat
menganalisa transaksi yang penting.
Kriteria
kemampuan
yang
harus
diidentifikasikan dalam menganalisa transaksi,
yaitu :
•
Transaksi dapat dilakukan secara sering dan
mempunyai dampak yang signifikan pada
performa.
•
Transaksi yang terjadi suatu masalah atau
kritis pada operasi dan bisnis.
•
Waktu selama sehari atau seminggu ketika
adanya permintaan yang tinggi pada saat
basis data dibuat.
42
Langkah 4.2 : Memilih organisasi file.
Tujuan dalam memilih organisasi file
adalah untuk menyimpan dan mengakses data
secara efisien. Aktivitas pada langkah ini
adalah untuk menentukan organisasi file yang
efisien untuk setiap relasi dasar sehingga
penyimpanan
dan
akses
dapat
dilakukan
akan
dilakukan
dengan mudah.
Langkah 4.3 : Memilih indeks.
Pada
pemilihan
langkah
indeks
ini
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan performa dalam suatu sistem
basis data. Salah satu pendekatan untuk
memilih organisasi file yang lebih sesuai untuk
relasi adalah untuk menyimpan tuples yang
tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary
indexes sebagaimana diperlukan.
Langkah 4.4 : Mengestimasi ruang disk yang
diperlukan.
Bertujuan untuk memastikan jumlah
ruang penyimpanan yang akan dibutuhkan
dalam basis data. Perkiraannya didasari pada
ukuran setiap tabel dalam suatu relasi.
Langkah 5 : Desain pandangan pengguna.
Tujuan
dari
langkah
ini
untuk
merancang pandangan pengguna yang telah
diidentifikasi
selama
mengumpulkan
kebutuhan dan menganalisis langkah dari
relasional Database Application Lifecycle.
Langkah 6 : Desain mekanisme keamanan.
43
Langkah
ini
bertujuan
untuk
melindungi basis data dalam operasional dan
sangat penting mengingat isi dari basis data
yang berupa informasi yang sangat penting.
2.1.8.5 DBMS Selection
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem
basis data. Jika tidak ada DBMS yang sesuai maka bagian
dari siklus hidup akan membuat seleksinya yaitu antara
konseptual dengan desain logical Connolly & Begg (2010,
p325), Langkah-Langkah dalam pemilihan DBMS :
•
Menetapkan kerangka referensi belajar.
Pada langkah ini menerangkan kerangka acuan untuk
pemilihan DBMS yang akan menyatakan tujuan dan ruang
lingkup serta tugas-tugas yang perlu dilakukan.
•
Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.
Pada
langkah
diimplementasi,
ini
yang
dianggap
dapat
penting
digunakan
untuk
dalam
menghasilkan daftar awal produk DBMS untuk di evaluasi.
•
Evaluasi produk
Pada langkah ini terdapat berbagai fitur yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS. Fitur ini
dapat dinilai sebagai kelompok (misalnya, definisi data)
atau individual (misalnya, tipe data yang tersedia).
•
Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk
proses dokumentasi dan untuk memberikan pernyataan
yang ditemukan dan rekomendasi untuk produk DBMS
tertentu.
44
2.1.8.6 Application Design
Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas
pararel yang meliputi dua aktivitas penting. Menurut
Connolly & Begg (2010, p329), Application design
merupakan desain user interface dan program aplikasi yang
digunakan untuk memproses database.
Application design dibagi menjadi dua aspek yaitu :
1. Transaction Design (Rancangan Transaksi)
Connolly & Begg (2010, p330), suatu tindakan, atau
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau
program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi
database. Ada tiga tipe transaksi yaitu :
• Retrieval transactions
Transaksi ini digunakan dalam mengambil data
untuk ditampilkan pada layar atau dalam produksi
laporan.
• Update transactions
Transaksi ini digunakan untuk menyisipkan
catatan
baru,
menghapus
catatan
lama,
atau
memodifikasi catatan yang ada dalam database.
• Mixed transactions
Pada transaksi ini saling bergantungan terhadap
retrieval dan updating data. (misalnya, operasi untuk
mencari dan menampilkan rincian properti).
2. User Interface Design Guidelines
Sebelum melakukan implementasi laporan, maka harus
terlebih dahulu merancang desainnya.
45
Guidelines for form/report design.
•
Meaningful title
Penyampaian informasi dari judul tersebut
harus jelas dan dapat mengidentifikasi tujuan dari
pembuatan form secara jelas.
•
Comprehensible instructions
Memakai
istilah
menyampaikan
instruksi
yang
jelas
kepada
untuk
pengguna,
instruksi tersebut harus lengkap saat pengguna
membutuhkan informasi, tampilan bantuan harus
disediakan. Instruksi harus ditulis dengan struktur
yang baku sesuai format.
•
Logical grouping and sequencing of fields
Kolom-kolom
yang
berhubungan
harus
terdapat pada satu form atau report. Urutan setiap
kolom harus secara logis dan konsisten.
•
Visually appealing layout of the form/report
Form / Report harus menyediakan tampilan
yang menarik untuk pengguna. Form / report harus
muncul secara seimbang antara kolom-kolom atau
grup kolom yang ditempatkan pada keseluruhan
form / report.
•
Familiar field labels
Label kolom harus umum. Contohnya, jika Sex
digantikan oleh Gender, akan memungkinkan
beberapa pengguna menjadi bingung.
•
Consistent terminology and abbreviations
46
List resmi yang berisikan ketentuan dan
singkatan umum harus dipakai secara konsisten.
•
Consistent use of color
Memakai penggunaan warna yang sesuai baik
untuk menghias maupun membedakan beberapa
bagian secara konsisten.
•
Visible space and boundaries for data entry fields
Seorang pengguna harus memperhatikan total
kolom
yang
tersedia
agar
pengguna
dapat
mempertimbangkan format yang sesuai untuk data
sebelum
memasukkan
nilai
kedalam
kolom
tersebut.
•
Convenient cursor movement
Pengguna
harus
dengan
meudah
mengidentifikasi operasi yang dibutuhkan untuk
menjalankan cursor dalam keseluruhan form atau
report. Seperti Tab Key, arrows, atau mouse
pointer.
•
Error correction for individual characters and
entire fields
Pengguna
harus
dengan
mudah
dapat
mengidentifikasi operasi yang dibutuhkan untuk
membuat perubahan terhadap nilai kolom. Seperti
backspace key atau overtyping.
•
Error messages for unacceptable values
Jika pengguna mencoba untuk memasukan data
yang tidak benar kedalam kolom, maka sebuah
pesan error harus ditampilkan. Pesan tersebut
harus memyampaikan pengguna tentang penjelasan
47
mengenai error tersebut dan mengindikasi nilai
yang diperbolehkan.
•
Optional fields marked clearly
Kolom opsional harus diidentifikasikan secara
jelas kepada pengguna. Ini dapat dicapai dengan
menggunakan
label kolom
yang tepat atau
menampilkan kolom menggunakan warna yang
mengindikasikan tipe dari kolom. Kolom opsional
harus ditempatkan secara sesuai pada kolom yang
membutuhkan.
•
Explanatory messages for fields
Ketika pengguna menempatkan cursor pada
kolom, informasi tentang kolom tersebut harus
muncul dalam posisi regular di layar, seperti
window status bar.
•
Completion signal
Sinyal tanda selesai harus jelas disampaikan
kepada user ketika proses pengisian kolom pada
form
telah
selesai.
Tetapi,
opsi
untuk
menyelesaikan proses tidak wajib otomatis, sebagai
pengguna
dapat
mereview
data
yang
telah
dimasukkan.
2.1.8.7 Prototyping
Dalam
membuat
prototyping
kita
dapat
mengidentifikasi fitur fitur yang terdapat dari sistem, apakah
sistem tersebut berjalan dengan baik atau tidak serta dapat
memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru.
48
Menurut Connolly & Begg (2010, p333), prototyping
adalah membangun sebuah model kerja dari sistem basis data.
Prototyping merupakan model kerja tidak secara normal yang
mempunyai semua fitur-fitur yang dibutuhkan atau yang
menyediakan semua fungsi dari sistem akhir. Tujuan utama
dalam pemgembangan prototyping sistem basis data adalah
memungkinkan pengguna dalam menggunakan prototyping
untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang bekerja dengan
baik, atau tidak memadai, dan jika mungkin untuk
menyarankan perbaikan atau bahkan fitur baru untuk sistem
basis data. Prototyping harus mempunyai keuntungan utama
menjadi murah secara relative dan cepat untuk dibangun.
Dua strategi prototyping yang sering digunakan :
1. Requirements prototyping
Menggunakan sebuah prototyping untuk mendiktekan
persyaratan dari sebuah usulan sistem basis data dan
setelah semua persyaratan selesai maka prototyping
dibuang.
2. Evolutionary prototyping
Menggunakan usulan yang sama, perbedaan yang
penting
adalah
prototyping
tidak
dibuang
tetapi
dikembangkan lebih jauh menjadi pekerjaan sistem basis
data.
2.1.8.8 Implementation
Implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis
data dan desain aplikasi Connolly & Begg (2010, p333),
Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan :
•
Implementasi basis data dapat dicapai dengan Data
Definition
Language(DDL).
KeunggulanData
Definition Language yaitu sebagai sebuah bahasa yang
mengijinkan DBA atau user untuk membuat struktur
basis data dan file basis data kosong.
49
•
Program aplikasi yang diimplementasi menggunakan
bahasa generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL)
yaitu bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti yang
digunakan pada SQL.
•
Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis
data, yang diimplementasikan menggunakan Data
Manipulation
Language
(DML).
Pada
DBMS,
terpancang dengan sebuah bahasa pemrograman
seperti Visual Basic (VB), VB.net, Phyton, Delphi, C,
C++, C#, java, COBOL, Fortan, Ada, atau Pascal.
Keamanan dan integrity control dari sistem juga
diimplementasikan.
Beberapa
control
ini
diimplementasikan menggunakan DDL, tetapi yang
lain mungkin butuh batasan luar dalam menggunakan
DDL.
2.1.8.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly & Begg (2010, p334), Data
Conversion and Loading adalah mentransferkan beberapa data
yang ada ke dalam database baru dan mengkonversikannya ke
beberapa aplikasi yang ada untuk menjalankannya pada
database baru tersebut.
2.1.8.10 Testing
Berdasarkan Connolly & Begg (2010, p334), Testing
adalah proses menjalankan sistem basis data dengan maksud
menemukan kesalahan. Pengujian juga harus mencakup
kegunaan dari sistem basis data, sebuah evaluasi harus
dilakukan terhadap spesifikasi kegunaanya. Contoh criteria
yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu :
50
1. Learnability : berapa lama waktu yang dibutuhkan
pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem ?
2. Performance : seberapa baik respon sistem sesuai praktek
kerja pengguna ?
3. Robustness : seberapa toleransinya sistem dari kesalahan
pengguna ?
4. Recoverability : seberapa baik sistem pulih dari kesalahan
pengguna ?
5. Adaptability : seberapa dekat sistem terkait dengan satu
model pekerjaan ?
Setelah pengujian selesai, sistem basis data siap untuk
“ditandatangani” dan diserahkan pada pengguna. pengguna
dari sistem baru harus dilibatkan dalam proses pengujian.
Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki
basis data pengujian pada sistem perangkat keras yang
terpisah, namun sering tidak tersedia. Hal ini harus
dipersiapkan backup untuk menghadapi kesalahan.
2.1.8.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly & Begg (2010, p335), operational
maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan
sistem basis data setelah instalasi. Setelah melewati tahap
pelaksanaan
dan
pengujian.
Tahap
berikutnya
adalah
pemeliharaan dengan kegiatan – kegiatan berikut:
1. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja sistem tidak dapat
diterima,
penyusunan
ulang
basis
data
mungkin
diperlukan.
2. Pemeliharaan dan peningkatan sistem basis data (bila
diperlukan). Memasukkan persyaratan baru ke dalam
sistem basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus
hidup.
51
2.1.9 Database Definition Language (DDL)
Bertujuan untuk menghubungkan logical model yang mewakili
entity, relationship¸dan attribute yang telah didefinisikan, serta
mendeskripsikan komposisi tiap hubungan dengan menggunakan
database definition language.
Menurut Connolly & Begg (2010, p92), Data Definition Language
(DDL) merupakan sebuah bahasa yang mengijinkan DBA (Database
Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan dan menamakan
entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi bersamaan
dengan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Database Definition Language
(DDL) adalah bahasa khusus yang dapat mendefinisikan data yang
berhubungan dengan pembuatan dan penghapusan Index dan Table.
2.1.10 Data Manipulation Language (DML)
Bagian dari aplikasi program dan transaksi basis data yang
diimplementasikan
menggunakan
data
manipulation
language
kemungkinan sudah terdapat dalam host pemograman.
Menurut Connolly & Begg (2010, p92) yang berpendapat bahwa,
Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang
menyediakan sekumpulan operasi yang mendukung operasi manipulasi
data-data yang dipegang oleh database.
•
Pengoperasian data yang akan dimanipulasi meliputi :
1. Penambahan data baru ke dalam basis data (insert).
2. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data (update).
3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam basis data (select).
4. Penghapusan data dari basis data (delete).
52
•
Terdapat dua jenis DML, yaitu:
1. Procedural DML
Bahasa
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
memberitahu sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana
mendapatkan data tersebut kembali.
2. Non-Procedural DML
Bahasa
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
memberitahu sistem data apa yang dibutuhkan, bukan
bagaimana data tersebut didapatkan kembali.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Data Manipulation
Language (DML) merupakan suatu bahasa yang berhubungan
dengan proses manipulasi data pada table dari suatu database.
2.1.11 Unified Modelling Language (UML)
Berdasarkan Connolly & Begg (2010, p909), diagram utama
UML terbagi menjadi dua kategori:
a. Structural Diagram
Menjelaskan hubungan statis antar komponen.
Contoh:
1. Class Diagram
2. Object Diagram
3. Component Diagram
4. Deployment Diagram
b. Behavioral Diagram
Menjelaskan hubungan dinamis antar komponen
Contoh :
53
1. Activity Diagram
2. Use Case Diagram
3. Statechart Diagram
4. Sequence Diagram
5. Collaboration Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009, p240) yang
berpendapat bahwa, Unified Modeling Language (UML) merupakan
standar bahasa pemodelan berorientasi objek industri. Standar UML
dikelola oleh Object Management Group (OMG), yang merupakan
penyatuan dari lebih dari 800 vendor, pengembang, dan organisasi
perangkat
lunak
mengembangkan
yang
dan
telah
menggabungkan
mendorong
keseragaman
upaya
untuk
dalam
sistem
berorientasi objek.
Hal ini juga diperkuat oleh Lano (2009, p98), UML
merupakan
sesuatu
yang
dirancang
untuk
menjadi
sebuah
penambahan melalui penggunaan definisi profil dan stereotypes baru
di dalam sebuah metamodel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language
(UML) merupakan sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau
gambar yang akan digunakan untuk membangun sebuah sistem
pengembangan perangkat lunak.
2.1.12 Teori Normalisasi
Berdasarkan Connolly & Begg (2010, p416), normalisasi
merupakan sebuah teknik untuk memproduksi satu set hubungan
dengan sifat yang diinginkan, mengingat kebutuhan data dari suatu
perusahaan. Karakteristik dari sebuah set yang cocok hubungannya
termasuk :
54
1. Jumlah minimal atribut yang diperlukan untuk mendukung
kebutuhan data perusahaan.
2. Atribut dengan relasi logikal tertutup (dijelaskan sebagai
ketergantungan fungsional) ditemukan didalam relasi yang
sama.
3. Redundansi minimal dengan atribut masing-masing diwakili
hanya sekali dengan pengecualian penting dari atribut yang
membentuk semua atau sebagian dari foreign keys, yang penting
untuk tergabung dengan relasi terkait.
2.1.12.1 Proses Normalisasi
Pada
Proses
Normalisasi
terdapat
tiga
bentuk
normalisasi yang diusulkan oleh Connolly & Begg (2010,
p428) yang disebut First Normal Form (1NF), Second
Normal Form (2NF), Third Normal Form (3NF).
Proses normalisasi, yaitu :
1. Unnormalized form (UNF)
Unnormalized form (UNF) merupakan suatu
tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang
berulang
(repeating
group).Repeating
group
merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut di
dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai
(multiple value) untuk sebuah primary key pada tabel
tersebut Connolly & Begg (2010, p430).
2. First Normal Form (1NF)
Merupakan sebuah relasi dimana titik temu
antara baris dan kolomnya mengandung satu nilai. Ada
dua pendekatan umum untu menghilangkan repeating
group dari tabel yang tidak normal, yaitu :
55
a. Menempatkan data berulang bersama salinan atribut
kunci pada relasi yang berulang.
b. Menempatkan data berulang bersama salinan atribut
kunci pada relasi yang terpisah. Sebuah primary key
diidentifikasi ke dalam relasi.
3. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form (2NF) merupakan sebuah
relasi yang berada pada 1NF dan setiap atribut yang
bukan primary key berfungsi secara penuh bergantung
pada primary key-nya Connolly & Begg (2010, p434).
4. Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly & Begg (2010, p436), Third
Normal Form (3NF) merupakan sebuah relasi yang
berada pada 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut yang
bukan primary key yang secara langsung bergantung
kepada primary key-nya.
2.1.13 Entity Relationship Diagram
ERD
dikembangkan
pada
tahun
1976,
setiap
perusahaan membutuhkan ERD dimana digunakan untuk
memenuhi
kebutuhan
sistem
informasinya
dan
untuk
menggambarkan diagram keterhubungan antarentitas.
Menurut Whitten & Bentley (2007, p271), Entity
Relationship
Diagram
merupakan
model
data
yang
menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data
dalam konteks entitas dan hubungan yang dideksripsikan oleh
data tersebut.
Teori tersebut diperkuat oleh Bahl, Sharma, & Rajpal
(2011, p27) dimana Entity Relationship Diagram adalah
56
hubungan antara entitas dan merupakan dasar dari database
design. ERD Model dapat melakukan pekerjaan dengan baik
dalam meng-capture serta mempresentasikan dasar sematik
dalam situasi yang berbeda. ERD Model dimana mengalami
peningkatan dengan tambahan generalisasi atau spesialisasi,
agregasi dan klasifikasi dalam ERD Model.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model
untuk menjelaskan hubungan antar data dalam database
berdasarkan
objek-objek
dasar
data
yang
mempunyai
hubungan antar relasi.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 MySQL
Menurut Kustiyahningsih (2011, p145) MySQL adalah sebuah
basis data yang mengandung satu atau sejumlah tabel.
Hal ini juga diperkuat oleh Raharjo (2011, p21), MySQL
merupakan RDBMS (Relational Database Management System) atau
server database yang mengelola database yang dapat dengan cepat
menampung jumlah yang sangat besar dan dapat diakses oleh banyak
user.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa MySQL
adalah suatu perangkat lunak atau program yang digunakan untuk
membuat sebuah basis data yang bersifat open source.
2.2.1.1 Tipe Data MySQL
Menurut Kurtiyahningsih (2011, p147), tipe data
MySQL adalah data yang terdapat dalam sebuah tabel
berupa field – field yang berisi nilai dari data tersebut. Nilai
data dalam field memiliki tipe sendiri-sendiri.
57
MySQL mengenal beberapa tipe data field yaitu:
1. Tipe data numerik
Menurut Kustiyahningsih (2011, p147),
tipe numerik dibedakan dalam dua macam
kelompok, yaitu integer dan floating point.
Integer digunakan untuk data bilangan bulat
sedangkan floating point digunakan untuk
bilangan desimal.
Tabel 2.1 Tipe data numerik
Tipe data
TINYINT
SMALLINT
MEDIUMINT
INT,
INTEGER
FLOAT
DOUBLE
Kisaran Nilai
(-128)-127 atau (0-255)
(-32768)-32767 atau (0-65535)
(-3888608)-8388607 atau 016777215
(-2147683648)-(21447683647) atau
0-4294967295
(-3,4 E+38)-(-1.17E-38), 0 dan
1.175E-38-3.4e+38
(-1.79E+308)-(-2.225E-308), 0 dan
2.225E-308-1.79E+308
2. Tipe data string
Table 2.2 Tipe data string
Tipe Data
Kisaran Nilai
58
Tipe Data
Kisaran Nilai
CHAR
1-255 karakter
VARCHAR
1-255 karakter
TINYTEXT
1-255 karakter
TEXT
1-65535 karakter
MEDIUMTEXT 1-16777215 karakter
LONGTEXT
1- 424967295 karakter
3. Tipe data char() dan varchar()
Menurut Kustiyahningsih (2011, p148),
tipe
data
char()
dan
prinsipnya
sama,
perbedaannya
terletak
pada
jumlah
varchar()
pada
hanya
memori
yang
dibutuhkan untuk penyimpanannya. Memori
yang dibutuhkan untuk tipe data char()
bersifat statis, besarnya tergantung pada
berapa jumlah karakter yang ditetapkan pada
saat field tersebut dideklarasikan. Pada tipe
data
varchar()
penyimpanan
besarnya
tergantung
memori
pada
jumlah
karakter tambah 1 byte.
Tabel 2.3 Letak perbedaan jumlah memori
Memori
Char(4)
‘’
‘’
4 bytes
‘’
1 byte
‘ab’
‘ab’
4 bytes
‘ab’
3 bytes
Penyimpanan
Varchar(4)
Memori
Nilai
Penyimpanan
59
Memori
Char(4)
‘abcd’
‘abcd’
4 bytes
‘abcd’
5 bytes
‘abcdefgh’
‘abcd’
4 bytes
‘abcd’
5 bytes
Penyimpanan
Varchar(4)
Memori
Nilai
Penyimpanan
4. Tipe data tanggal
Tabel 2.4 Tipe data tanggal
Tipe Data
Kisaran Nilai
Memori
Penyimpanan
DATETIME
1000-01-01
00:00
sampai 3 bytes
9999-12-31 23:59:59
DATE
1000-01-01 sampai 9999-12- 8 bytes
31
TIMESTAMP 1970-01-01 00:00:00 sampai 4 bytes
2037
TIME
-839:59:59 sampai 838:59:59
3 bytes
YEAR
1901 sampai 2155
1 byte
2.2.2 Human Resource Development
Menurut Werner dan DeSimone (2009, p4) pengembangan
sumber daya manusia (human resources development) diartikan
sebagai serangkaian aktivitas yang sistematis dan terencana yang
dirancang oleh organisasi untuk memberikan kesempatan kepada
anggotanya untukmempelajari keahlian yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan kerja saat ini dan yang akan datang.
60
Jelas bahwa
di perusahaan sukses manapun kualitas
pekerjanya akan menentukan kegagalan dan kesuksesan suatu
perusahaan. Operasi-operasi yang dilakukan oleh bagian HRD sangat
bergantung pada strategi, kebijakan, dan struktur organisasi
perusahaan. Karena itu HRD merupakan salah satu bagian terpenting
di dalam perusahaan karena jika perusahaan tidak memiliki bagian
HRD yang kompeten maka perusahaan tersebut akan sangat sulit
untuk dapat sukses atau bersaing dengan perusahaan lainya.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Human
Resource Development (HRD) adalah bagian mengatur, mengelola
dan mengembangkan sumber daya manusia yang terdapat pada
organisasi atau perusahaan untuk meningkatkan kinerja organisasi
atau perusahaan.
2.2.3 Absensi
Untuk menandakan kehadiran karyawan dalam perusahaan,
diperlukan absensi. Salah satu hal yang dapat membuktikan bahwa
karyawan tersebut hadir dan bekerja sesuai dengan waktu yang
ditandainya. Penilaian terhadap karyawan pun juga dapat berdampak
melalui absensi.
Menurut Hasibuan (2009, p51), mengatakan bahwa Absensi
adalah tidak bekerjanya seorang pegawai pada saat hari kerja karena
sakit, izin, alpa atau cuti. Atau dengan kata lain absensi adalah
administrasi ketidakhadiran pegawai. Dengan demikian absensi ini
juga ikut membantu penilaian yang baik bagi setiap organisasi yang
menerapkannya.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Absensi
adalah bukti yang menunjukan bahwa organisasi atau perusahaan
yang menerapkan memiliki sistem kerja yang baik dan dapat
mengetahui serta meningkatkan kedisiplinan karyawan.
61
2.2.4 Gaji
Gaji pada umumnya adalah salah satu hal yang dapat
mendorong dan memotivasi para karyawan yang berkerja di
perusahaan, gaji biasa di sebut sebagai upah dari pekerjaan yang telah
di lakukan atau di selesaikan oleh si karyawan.
Menurut Soemarso (2009, p307), Gaji dapat di definisikan
sebagai berikut : Gaji merupakan imbalan kepada pegawai yang
diberikan atas tugas-tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya
biasanya tetap secara bulanan.
Hal ini juga diperkuat oleh Mulyadi (2008, p373) yang
menyatakan, gaji adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai.
Bukan hanya itu Mardi (2011, p107) berpendapat bahwa, Gaji
adalah sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak yang diberikan
oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawainya.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gaji
merupakan hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan oleh seseorang
dan diberikan pada periode-periode tertentu.
2.2.5 Perekrutan
Perekrutan karyawan adalah salah satu proses yang penting
dalam perusahaan karena proses tersebut akan menentukan apakah
karyawan yang dipekerjakan perusahaan dapat berkerja dengan baik
atau tidak.
Menurut Hasibuan (2009, p40), perekrutan/penarikan adalah
usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar
lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan.
62
Hal ini juga diperkuat oleh Singodimedjo dalam buku Edy
Sutrisno (2011, p45), rekrutmen adalah proses mencari, menemukan,
dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi.
Bukan hanya itu Mondy dan Noe dalam buku Marwansyah
(2010, p106) juga berpendapat bahwa, rekrutmen adalah proses
menarik orang-orang pada saat yang tepat, dalam jumlah yang cukup,
dan dengan kualifikasi yang cocok, dan mendorong mereka untuk
melamar pekerjaan pada sebuah organisasi.
Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perekrutan
adalah tahap awal atau proses awal dalam memulai suatu karir
seseorang dan peningkatan kinerja perusahaan.
63
2.3 Kerangka Pikir
Planning
Identifikasi Masalah
Metodologi Penelitian
Menentukan Ruang Lingkup, tujuan dan manfaat
Analysis
Metode Pengumpulan Data
Metode Wawancara
Observasi
Studi Pustaka
Melakukan Analisis
Kebutuhan User
Prosedur Berjalan
Identifikasi Masalah
Developments
Melakukan Perancangan
Model Konseptual
Model Logikal
Model Fisikal
Evaluasi
Perancangan
Aplikasi
Solusi
Download