75 PENGGUNAAN IKON BAHASA ASING MAUPUN DAERAH DALAM MENGKOMUNIKASIKAN PEKAN REKLAME PRODUK Hastuti Redyanita, SS dan Dra. Endang Purwaningrum, MM E-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian bertujuan : 1. Untuk menetapkan apakah difusi bahasa Asing dan bahasa Indonesia yang digunakan dalam reklame atau iklan memiliki dampak negatif atau positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, 2. Untuk menetapkan apakah penggunaan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia yang digunakan dalam reklame atau iklan suatu produk, baik produk jasa maupun barang, memiliki dampak negatif atau positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Metode yang akan digunakan adalah pengamatan dan survey terhadap bahasa yang digunakan dalam reklame atau iklan billboard di jalan protokol kota Depok dan Jakarta, iklan elektronik atau televisi nasional. Hasil dari penelitian ini adalah bahasa Inggris di Indonesia dalam bahasa Iklan mengalami difusi dengan pengucapan maupun penulisan untuk penggunaan iklan yang lebih mudah diingat oleh konsumen, tetapi tidak mengganggu perkembangan ketiga bahasa. Demikian juga bahasa Indonesia yang digunakan dalam Iklan mengalami difusi dengan bahasa daerah dalam pemakaian keseharian dengan tujuan yang sama dengan yang dialami oleh bahasa asing, utamanya bahasa Inggris, yaitu agar mudah diingat. Hal demikian tidak memiliki dampak merusak terhadap bahasa yang digunakan, baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia, melainkan menunjukkan pergerakan bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya bahwa dalam kehidupan sehari-hari sulit dihindarkan bahwa penggunaan bahasa mengalami pencampuran antara bahasa asing dan bahasa Indonesia. Keywords: reklame, difusi bahasa, produk, jasa. ABSTRACT The objective of this research are 1: to detemine whether difusion of foreign language and Indonesian used in advertisement has negative or positive impact to the development the both language. 2. To determine whether difusion of Indonesia language and local language such as Javanesse language, etc has negative and positif impact to the development of both language. The method used is survey and observation toward the language used for advertisement along Jalan Margonda Depok and jakarta, in electronic media of national television aswell as bilboard. The result of this research is though difusion of languages appear, but it does not make any harm for the languages. It shows the development of the languages for daily useage. Keywords : reklame, language difusion, product, service 1. PENDAHULUAN Penelitian terhadap iklan berbahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Inggris yang serampangan ini secara ringkas, akan a. Memaparkan informasi dan hubungan informasi itu di dalam iklan serta bahasa di dalam iklan. b. Informasi dalam Iklan dengan penggunaan bahasa yang berbahasa Indonesia dan dicampur dengan bahasa asing akan sangat memiliki pengaruh terhadap perkembangan bahasa itu sendiri. Kaitannya dengan iklan ada empat unsur yang menjadi pembangun wacana iklan, yaitu pengiklan, barang atau jasa yang diiklankan, iklan, dan sasaran iklan. Termasuk di dalam unsur pengiklan adalah pihak yang punya produk barang jasa yang diiklankan dan biro jasa periklanan atau pembuat iklan. Masing-masing sub-unsur itu biasanya hadir dengan keperluannya masing-masing. Hastuti Redyanita, dan Dra. Endang Purwaningrum, Penggunaan Ikon Bahasa Asing…. 76 Pemasang iklan hadir dengan keperluan agar produk, jasa, atau imbauan-imbauannya dengan bahasa yang menarik dan mudah dicerna dapat sampai ke sasaran iklan secara efektif, yaitu tidak saja agar mereka membaca, mendengar, memahami, tetapi juga agar mereka mengkonsumsi atau melakukan aksi tertentu yang dikehendaki. Dari kacamata pemasang iklan ini, efektivitas iklan dilihat seberapa kuat reaksi positif terhadap iklannya. Iklan sendiri – baik iklan yang komersial, nonkomersial, maupun iklan korporasi –pada dasarnya adalah satu bentuk wacana direktif atau imperatif yang tertuang dalam bahasa audio, visual, dan verbal. Fungsi direktif dan imperatif iklan disampaikan melalui media suara (audio), media gambar (visual), dan media bahasa (verbal). Bahasa yang digunakan di dalam iklan selalu memberi sugesti atau mengarahkan masyarakat agar mengkonsumsi atau melakukan aksi tertentu, untuk itulah maka di era sekarang ini penggunaan bahasa dalam iklan cenderung memilih bahasa atau istilah-istilah yang sedang digandrungi atau sedang ‘in’ dalam masyarakat tanpa melihat efek dan dampaknya terhadap bahasa itu sendiri.. Sebagai mana komunikasi yang efektif, iklan yang efektif harus mampu membangun persepsi masyarakat konsumen menjadi seperti yang dikehendaki pemasang dan pembuat iklan, yaitu bahwa menggunakan barang dan jasa yang diiklankan atau melakukan aksi seperti yang dimbau dalam iklan akan mendatangkan sangat banyak manfaat kepada konsumen dan juga masyarakat secara umum. Terlepas dari apakah deskripsi merupakan fakta atau sekadar deskripsi bombastis tentang fakta itu, jika iklan mampu memunculkan persepsi dan aksi positif itu dengan senjata penggunaan bahasa –bahasa atau istilah yang terkadang tidak memenuhi kaidah bahasa, baik penulisan, pengucapan maupun tata tulis, maka retorika iklan itu telah mencapai tujuan bisnis. Dalam setiap iklan, memunculkan unsur pengingat (catcher) baik yang berupa suara (audio), gambar (visual), maupun bahasa (verbal) menjadi amat penting sehingga suatu saat, dengan hanya mendengar, melihat, atau membaca pengingat itu, konsumen langsung terhubung dengan produk yang diiklankan. Efek pengingat verbal diciptakan dengan memanfaatkan ungkapan atau penggunaan bahasa misalnya penggunaan bahasa daerah yang dicampur dengan bahasa Indonesia atau penggunaan bahasa asing yang ‘gaul’ dengan bahasa Indonesia. Misalnya seperti iklan berikut ‘Kijangnya sedan banget’ artinya ‘Kijangnya mirip sedan kenyamannya’. Pengaruh pemakaian kata banget sebagai penjelas kata benda kemudian juga merambah ke pemakaian bahasa Indonesia seharihari. Apakah, pengingat verbal harus dibentuk dengan pengingkaran kaidah? Jawabnya tidak. Pemilihan kata dengan memanfaatkan aspek keindahan bunyi dapat juga dijadikan. Contoh sebagai berikut : ‘Ramping tanpa efek samping’ 1. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pelaksanaan menggunakan pengamatan dan survey terhadap iklan yang terpasang pada baliho di sepanjang jalan protokol kota Depok,yaitu jalan Margonda Raya maupun kota Jakarta, tepatnya sepanjang jalan Gatot Subroto sampai Tomang, Jakarta Barat. Mengingat setelah Tomang kemudian wilayah akan memasuki wilayah Propinsi Banten serta iklan pada televisi swasta nasional pada jam prima atau (Prime Time). Dipilih Hastuti Redyanita, dan Endang Purwaningrum, Penggunaan Ikon Bahasa Inggris…. 77 pada Prime Time, karena pada waktu inilah iklan pada televisi biasanya lebih banyak dan pemirsa diharapkan paling banyak pada Prime Time ini. 1.1. Tehnik Pengumpulan Data Metode penumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi atau survey dan pengamatan. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer yitu dengan cara mensurvey dan melakukan pencatatan bahasa iklan yang digunakan oleh pemasang iklan di jalan protokol kota Depok dan Jakarta yang mengambil bentuk Baliho atau Banner yang dipasang di atas jalan tol tepatnya di jembatan jalan yang melintas jalan tol dan baliho di pinggir kiri kanan jalan sepanjang jalan yang telah disebutkan pada poin di atas. 1.2. Sampel Data Populasi Penelitian adalah papan reklame, baliho, spanduk, tayangan reklame dalam televisi, umbul-umbul reklame, dll yang mencirikan adanya promosi baik menggunakan bahasa Indonesia secara keseluruhan maupun yang dicampur antara bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, serta penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah. Sampel diambil dari papan reklame yang terpasang di sepanjang jalan Margonda Raya, Kota Depok, di jalan raya sekitar kota Jakarta yang semua baliho dicatat kecuali papan nama yang lebih memberikan penunjukkan suatu tempat dan bukan iklan. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi dan pengamatan dikumpulkan dan diolah secara sederhana dan dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini bisa dikatakan sebagai penelitian fenomenologi, artinya bahwa peneliti berusaha untuk menemukan jawaban atas fenomena yang terjadi atas difusi bahasa asing (bahasa Inggris) dan bahasa Indonesia serta bahasa daerah dalam reklame / iklan, baik tulisan, maupun ucapan (pronounciation). 2.1. Validasi Data Data diperiksa keabsahannya dengan triangulasi sumber informasi, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber yaitu dengan pengamatan, dan survey ke lokasi dimana iklan dipasang serta mengamati iklan elektronik pada jamjam tertentu, yaitu pagi, siang dan sore dalam prime time. Untuk melihat iklan apa saja dengan menggunakan bahasa iklan seperti apa, berikut adalah sebagian data yang diperoleh. 2.2. Prosedur Analisis data a. Transkripsi Pada transkripsi data, seluruh data dihimpun menjadi satu tanpa dipilah sumber data apakah bersumber dari baliho dan terpasang di kota Depok ataukah terpasang di kota Jakarta serta apakah data bersumber dari media elektronik pada jam tertentu dan dari media elektronik apa. Alasan pengumpulan data secara menyeluruh karena yang diteliti bukan pembedaan di pasang dimana iklan dan pada jam berapa serta di daerah mana. Artinya penelitian ini tidak melihat dan tidak membandingkan antara bahsa iklan yang dipakai pada iklan baliho dengan iklan pada media elektronik tetapi penelitian ini melihat fenomena penggunaan bahasa yang dicampur antara bahasa asing, utamanya bahasa Inggris dengan bahasa Indonesai dan iklan berbahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Berikut hasil transkripsi bahasa iklan. Cetakan huruf besar artinya bahwa bahasa terbut adalah bahasa bukan bahasa Indonesi, bisa berasal dari bahasa asing maupun bahasa daerah b. Pengorganisasian Data Organisasi Data dilakukan dengan membedakan antara iklan berbahasa Indonesia yang dicampur Epigram, Vol. 10 No. 1 April 2013:75-79 78 dengan bahasa Daerah dan dibedakan dari iklan berbahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Asing. c. Pengenalan Tahap pengenalan dalam penelitian ini adalah tahap yang dilakukan setelah kegiatan pengorganisasian data yaitu kata-kata atau istilah-istilah apa saja dari bahasa asing maupun bahasa daerah yang dicampur dengan bahasa Indonesia dalam penggunaan sebagai bahasa iklan suatu produk atau jasa. Organisasi Data dilakukan dengan membedakan antara iklan berbahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Daerah dan dibedakan dari iklan berbahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Asing. d. Pemberian Kode Pada masing – masing kata atau istilah diberikan kode, yaitu : D untuk bahasa daerah, G untuk bahasa gaul, dan A untuk bahasa asing yang digunakan bercampuran dengan bahasa Indonesia dalam bahasa Iklan. Seterusnya dari jumlah kata-kata dibandingkan dengan jumlah keseluruhan jumlah sampel aau diberi kode S untuk kemudian ditarik kesimpulan. Dari hasil pengorganisasian kalimat iklan yang berbahasa campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa asing, didapatkan sebesar 29 / 91 X 100 % maka diperoleh angka kurang lebih 30 %, kemudian iklan dengan menggunakan bahasa campuran antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia diperoleh angka sebesar 21 / 91 X 100 % memperoleh angka sebesar kurang lebih 28 %. Dari perbandingan antara penggunaan bahasa daerah dengan penggunaan bahasa Asing dalam bahasa iklan diperoleh bahwa penggunaan bahasa asing yang dicampur dengan bahasa Indonesia lebih besar dibanding campuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Selebihnya yang 42 % bahasa yang digunakan tidak dicampur dengan bahasa lain. Mereka adala yang berbahasa Indonesia secara keseluruhan atau berbahasa Inggria secara keseluruhan. Menurut peneliti, hipotesis yang memungkinkan adalah bahwa bahasa asing, relatif lebih dikenal karena dia tunggal dan berlaku untuk seluruh Indonesia, sementara bahasa daerah tertentu seperti dalam survey, yaitu kita ambil contoh bahasa daerah ‘betawi’ hanya dikenal dan dimengerti oleh orang-orang sekitar Jakarta sehingga bahasa daerah lebih sedikit digunakan dalam iklan karena alasan jangkauan bahasa itu sendiri terhadap sasaran. Difusi bahasa antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dengan bahasa Indonesia terjadi hanya sekitar 30%. Ini berarti bahwa penggunaan bahasa asing maupun daerah dalam bahasa Iklan belum berpotensi merusak bahasa Indoonesia. 3. KESIMPULAN a. Kesimpulan difusi bahasa Indonesia dengan bahasa Asing dan bahasa Indonesia dengan bahasa Daerah hanya 30% bukan berarti, sebagai bangsa dapat begitu saja membiarkan hal ini merajalela di kalangan pebisnis yang lama kelamaan, pasti akan memberikan dampak bagi perkembangan bahasa Indonesia dan bahasa Asing itu sendiri. b. Saran Data dan analisisnya masih sangat sederhana sehingga temuannya pun boleh jadi baru bersifat hipotetis. Kajian lebih lanjut dengan data yang lebih memadai, dengan kedalaman analisis yang lebih baik tentu akan dapat menjelaskan temuan dalam penelitian ini. Untuk itu maka sangat diharapkan akan adanya penelitian lanjutan tentang dampak dan efek yang ditimbulkan oleh iklan dengan penggunaan bahasa yang Hastuti Redyanita, dan Endang Purwaningrum, Penggunaan Ikon Bahasa Inggris…. 79 keluar jauh kebahasaan. dari kaidah – kaidah DAFTAR PUSTAKA 1. Alisjahbana, St Takdir. 1957. “Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT Pustaka Rakyat 2. Alisjahbana, St Takdir. 1961. “Language Engineering Moulds Indonesian Language”. Dalam The Linguistic Reporter, 3 (3) 3. Alisjahbana, St Takdir. 1970. ”Some Planning Process in the Development of the Indonesia-Malay Language”. Dalam Ruin, et al. “Can Language be Planned”. Honolulu Universit of Hawai Press, hlmn 179-188 4. Alisjahbana, St Takdir. 1983. “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Manusia dan Kebudayaan Modern” Dalam Halim, Amran, dsb. Lumintangintang, Yayah. B, ed 1983. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan. 5. Chapman, S.F., “Advertising and Psychotrophic Drugs, The Place of Myth in Ideological Reproduction” Social Science and Madecine 13, 75164. 1979. 6. Crystal, David. 1977. “The Cambidge Encyclopedia of Language”. Second Edition., Cambridge University Press. 7. Davis, Howard dan Paul Walton, 2010. “ Bahasa, Citra, Media” Yogyakarta : Jalasutra 8. Ferguson, C.A. 1968. “Language Development” dalam Fishan, et al. “Language Problem of Developing Nation”. New York: John Wiley and Son. 9. Guperz, John and Gumpers Jennie Cook. 1985. “ Language and Social Identity”. Cambridge: Cambridge University Press. 10. Kunjana, R. Rahardi, 2009. “ Bahasa Prevoir Budaya” Yogyakarta : Pinus Book Publisher. 11. Mahsun, M.S. 2007. “Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Metode dan Teknik” Ed. Revisi. Jakarta : PT Radjagrafindo Persada 12. Pateda, Mansyur. 1991. “ Pengaruh Arus Globalisasi terhadap Pembinaan Bahasa di Indonesia”. Makalah Munas V dan Semiloknas I HPBI:Padang: Pantia Penyelenggara. 13. Poedjosoedarmo, S. 2003. “Dinamika Bahasa” dalam Sumiati Atmosudiro, dkk. (Editor). “Dinamika Budaya Lokal Dalam Wacana Global”. Yogyakarta: Unit Pengkajian dan Pengembangan Fakultas Ilmu Budaya, UGM. 14. Rosihan, Anwar. 1991. “Bahasa Indonesia dan Media Massa Elektronika”. Makalah Munas V dan Semiloknas I HPBI, Padang: Panitia Penyelenggara. 15. Saussure, F. de, “ Course in General Linguistics”, Translated by W. Baskin. New York : McGraw Hill, 1959. 16. Wojowasito, S. 1977. “Pengajaran Bahasa Kedua, Bahasa Asing, Bukan Bahasa Ibu”. Bandung: Penerbit Dharma Sintha. Epigram, Vol. 10 No. 1 April 2013:75-79 80 Hastuti Redyanita, dan Endang Purwaningrum, Penggunaan Ikon Bahasa Inggris….