BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan
pembelajaran yang paling utama. Dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu
pengetahuan, teknologi, seni serta informasi yang ditularkan dari guru.
Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola
pembelajaran di sekolah dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Untuk mencapai kompetensi hasil belajar bahasa Indonesia yang
telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran bahasa Indonesia
dikembangkan melalui empat aspek keterampilan utama bahasa Indonesia
yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis serta dua aspek
keterampilan penunjang yakni berbahasa dan apresiasi bahasa dan sastra
Indonesia, yang dalam pelaksanaannya aspek-aspek itu dapat dijadikan
fokus dalam setiap pertemuan (Depdiknas, 2006: 1).
Dalam merancang pembelajaran bahasa Indonesia di SD guru harus
dapat mencermati fungsi dari keempat aspek utama dalam pembelajaran
bahasa Indonesia tersebut. Karena melalui keempat aspek keterampilan
bahasa tersebut, siswa dapat menyerap semua informasi (reseptif) dan
seterusnya siswa dapat menyampaikan hasil pikiran, ide-ide, penalarannya
(produktif) kepada orang lain melalui kemampuan berbicara secara lisan
atau menulis (melalui bentuk tulisan/karya ilmiah). Kemampuan itu dapat
dilakukan siswa jika telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang
kebahasaan, kosakata yang cukup, serta didukung oleh sikap positif
terhadap bahasa dan sastra (Santoso, 2003:31).
Sehubungan dengan hal itu, maka kurikulum mata pelajaran bahasa
Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa. Belajar bahasa
adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai
manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Pembelajaran bahasa Indonesia
1
2
diarahkan agar siswa terampil berbahasa Indonesia dari berbagai segi
komponen bahasa yang meliputi siswa terampil di bidang pemahaman
(menyimak dan membaca), terampil di bidang penggunaan (menulis dan
berbicara), dan terampil di bidang kebahasaan (kaidah-kaidah bahasa).
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia agar para siswa memiliki
kemampuan menyimak (mendengarkan), membaca, menulis dan berbicara
dengan baik. Melalui keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh siswa
diharapkan dapat digunakan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun
tertulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil karya manusia
Indonesia (Depdiknas,
2004:3).
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa serta penggunaannya. Oleh karena itu harus benarbenar dipahami siswa. Untuk dapat dipahami siswa guru harus berusaha
memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai agar siswa
berminat dengan pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian dapat
mendorong siswa meningkatkan kapasitas belajar sehingga prestasi yang
dicapai dalam pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkat.
Kondisi pembelajaran bahasa Indonesia di SDN Kedumulyo 02
Sukolilo Pati khususnya kelas IV dihadapkan pada suatu permasalahan
yakni rendahnya kemampuan siswa dalam bercerita pendek.
Hal ini tercermin dari hasil pencapaian daya serap siswa dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya bercerita pendek baru sekitar
68% pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sedangkan target yang
hendak dicapai 75%. Kriteria penilaian dalam bercerita pendek dilaksanakan
dengan dua cara yaitu penilaian proses dan penilaian isi. Penilaian proses
diperoleh dari praktik bercerita dengan aspek keruntutan cerita, volume
suara, kejelasan lafal, ketepatan intonasi, gerak/mimik. Penilian proses
dengan kategori baik sekali nilai 5, baik nilai 4, cukup nilai 3, kurang nilai
2 dan kurang sekali nilai 1. Sedangkan penilaian isi diperoleh dari hasil nilai
formatif ulangan harian dalam kompetensi dasar mendongeng dengan
rentang nilai 10-100. Dari hasil penilaian tersebut, menunjukkan bahwa
3
hasil belajar bahasa Indonesia khususnya dalam bercerita masih rendah
belum sesuai dengan yang diharapkan.
Target tersebut belum dapat memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal)
yang telah ditentukan yakni 70. Hal ini disebabkan luasnya
cakupan materi pelajaran bahasa Indonesia sedangkan alokasi waktunya
cukup sedikit. Untuk mencarikan solusi pemecahan masalah dari kendala
tersebut maka pihak sekolah (guru), berusaha mencari jalan pemecahannya
melalui pemanfaatan alat peraga Flip Chart.
Flip Chart adalah sekumpulan kertas yang berukuran besar dan
agak tebal yang berisi gambar-gambar atau skema yang digunakan dengan
cara ditegakkan dan dibalikkan satu demi satu pada sebuah gantungan yang
dapat dibagi menurut beberapa tahap dan diterangkan tahap demi tahap
(Soeparno, 1990:20). Flip Chart merupakan suatu susunan bagan berseri
yang memvisualisasikan konsep verbal ke dalam bentuk grafis seperti
gambar, diagram, sketsa atau yang lain secara hierarkhis sehingga antara
lembar satu dengan lembar berikutnya menunjukkan suatu hubungan atau
keterkaitan.
Alat peraga Flip Chart ini besar manfaatnya bagi pembelajaran
bahasa Indonesia di SD karena dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran yang diberikan oleh guru, selain itu harganya terjangkau
dan mudah didapatkan sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang “Peningkatan Kemampuan Bercerita Pendek melalui
Pemanfaatan Alat Peraga Flip Chart Siswa Kelas IV SDN Kedumulyo 02
Sukolilo Pati Tahun 2014/2015.”
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat disusun
perumusan masalah sebagai berikut “Apakah pemanfaatan alat peraga Flip
Chart dapat meningkatkan kemampuan bercerita pendek siswa kelas IV
SDN Kedumulyo 02 Sukolilo Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?”
4
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini
bertujuan :
“ Untuk meningkatkan kemampuan bercerita pendek siswa kelas
IV SDN Kedumulyo 02 Sukolilo Kabupaten Pati tahun 2014/2015 “.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis
dan praktis.
1.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
sekolah khususnya dalam pendidikan bahasa Indonesia.
2.
Manfaat Praktis
Manfaat yang diharapkan darin hasil penelitian ini adalah :
a.
Manfaat bagi Siswa
Hasil penelitian tentang pemanfaatan alat peraga Flip
Chart diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan dan
kualitas belajar bercerita pendek siswa kelas IV SDN
Kedumulyo 02 Sukolilo Pati.
b.
Manfaat bagi Guru
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian
ini adalah :
(1) Memberikan masukan bagi guru tentang
pembelajaran bercerita pendek
peraga
Flip
Chart
sehingga
dengan memanfaatkan alat
kualitas
pembelajarannya
meningkat; (2) Data hasil tentang pembelajaran bahasa
Indonesia dengan memanfaatkan alat peraga Flip Chart dapat
dijadikan sebagai pijakan bagi guru dalam meningkatkan
kreativitas, efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan mendongeng siswa; (3)
Memberikan solusi bagi guru untuk dapat mengatasi kesulitan
5
dalam pembelajaran bercerita pendek dengan pemanfaatan alat
peraga Flip Chart.
c.
Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat: (1) Memberikan
tambahan informasi bagi sekolah tentang pembelajaran bahasa
Indonesia dengan memanfaatkan alat peraga Flip Chart
sehingga
dapat
membantu
kelancaran
dalam
kegiatan
pembelajaran siswa; (2) digunakan sebagai masukan untuk
menentukan kebijakan bagi sekolah dalam meningkatkan
kualitas dan mutu pembelajaran khususnya dalam bercerita
pendek.
Download