bab ii tinjauan pustaka

advertisement
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Menurut Martono (2002 : 181) secara umum pasar modal (capital
market) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek
(Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal).
Menurut Kasmir dalam (2008 : 207) pasar modal secara umum
merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam
pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal
(emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar
yang menurut mereka menguntungkan. Sedangkan pembeli (investor)
adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut
mereka menguntungkan. Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek
dan di Indonesia dewasa ini dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Dalam transaksi di pasar modal investor dapat langsung meneliti
dan menganalisis keuntungan masing-masing perusahaan yang
menawarkan modal. Begitu mereka anggap menguntungkan dapat
27
langsung membeli dan menjualnya kembali pada saat harga naik dalam
pasar yang sama. Jadi dalam hal ini investor dapat pula menjadi
penjual kepada para investor lainnya.
Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal
yang apabila diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang.
Oleh karena itu, bagi emiten sangat menguntungkan mengingat masa
pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat kepemilikan
maupun yang bersifat utang. Khusus untuk modal yang bersifat
kepemilikan jangka waktunya lebih panjang jika dibandingkan dengan
yang bersifat utang. Modal yang bersifat kepemilikan jangka waktunya
sampai perusahaan dibubarkan. Namun, bagi pemilik saham dapat pula
menjualkannya kepada pihak lain, apabila membutuhkan dana atau
sudah tidak ingin lagi menjadi pemegang saham pada perusahaan yang
bersangkutan. Sedangkan bagi modal yang bersifat utang, jangka
waktunya relatif terbatas, dalam waktu tertentu dan dapat pula
dialihkan ke pemilik lain jika memang sudah tidak dibutuhkan lagi
sebagaimana halnya modal yang bersifat kepemilikan.
Pasar modal terdiri dari pasar perdana (primary market) dan pasar
sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan penawaran
surat-surat berharga dari perusahaan yang menerbitkan (emiten)
kepada para pemodal (investor) selama jangka waktu tertentu sebelum
surat-surat berharga (sekuritas) tersebut terdaftar (listing) di bursa
efek. Sedangkan pasar sekunder merupakan perdagangan surat
28
berharga setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Di
pasar sekunder ini sekuritas diperjualbelikan secara luas setelah
melalui masa penjualan pada pasar perdana. Pada pasar sekunder ini
harga sekuritas ditetapkan berdasarkan permintaan dan penawaran
antara pembeli dan penjual.
2.1.2 Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal merupakan semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut
Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 tanggal 4
Desember 1990, yang dimaksud dengan efek adalah setiap surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas
kredit, tanda bukti hutang, right, warrants, opsi atau setiap derivatif
dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Bapepam sebagai
efek. Instrumen pasar modal yang paling umum diperjualbelikan
melalui bursa efek di Indonesia pada waktu ini adalah saham dan
obligasi.
a. Saham
Menurut Samsul (2006:45) Saham merupakan satuan nilai
dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada
kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham,
memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk menjual saham dengan
imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk
29
meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham
sekunder (secondary market).
b. Obligasi
Obligasi merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit
dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar
obligasi kepada pemegang obligasi (bondholder) dengan waktu
diatas 3 tahun. Pemegang obligasi akan menerima kupon
sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan 3 bulan atau
6 bulan sekali, dan pada saat pelunasan obligasi oleh
perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan
pokok obligasi.
c. Derivatif dari Efek
1. Bukti Right
Bukti right merupakan hak untuk membeli saham pada harga
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli
dimiliki oleh pembeli saham lama. Harga tertentu berarti
harganya sudah ditetapkan dimuka dan biasanya disebut
dengan harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price atau
exercise price). Pada umumnya, strike price dari bukti right
berada dibawah harga pasar saat diterbitkan. Sementara itu,
jangka waktu tertentu berarti waktunya kurang dari 6 bulan
sejak diterbitkan sudah harus dilaksanakan. Apabila pemegang
saham lama yang menerima bukti right tidak mampu atau tidak
30
berniat menukarkan bukti right dengan saham, maka bukti right
tersebut dapat dijual di bursa efek melalui broker efek. Tetapi
apabila pemegang bukti rigt lalai menukarkannya dengan
saham dan waktu penukaran sudah kadaluarsa, maka bukti
right tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti right
akan menderita kerugian.
2. Waran
Waran merupakan hak untuk membeli saham pada harga
tertentu dan dalam jangka waktu yang tertentu pula. Waran
tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi
juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai
pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan
obligasi. Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan
dimuka, diatas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu
tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat juga setelah 3 tahun,
5 tahun, atau 10 tahun. Pemegang waran tidak akan menderita
kerugian apapun
3. Obligasi Konvertibel
Obligasi Konvertibel merupakan obligasi yang setelah jangka
waktu tertentu dan selama masa tertentu, dengan perbandingan
harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan
(emiten).
31
4. Saham Dividen
Keuntungan perusahaan dapat dibagi dalam bentuk tunai
maupun dalam bentuk saham dividen. Dalam hal perusahaan
tidak membagi dividen tunai, perusahaan dapat memberikan
saham baru bagi pemegang saham. Alasan perusahaan
membagi saham dividen adalah karena perusahaan ingin
menahan laba untuk menambah modal kerja.
5. Saham Bonus
Perusahaan menerbitkan saham bonus yang dibagikan kepada
pemegang saham lama. Pembagian saham bonus untuk
memperkecil harga saham yang bersangkutan, yang akan
menyebabkan dilusi (penurunan harga) karena penambahan
saham baru tanpa memasukkan uang baru dalam perusahaan.
Dengan harga saham diperkecil, maka pasar lebih luas. Karena
lebih banyak investor mampu menjangkau harga yang relatif
murah.
6. Sertifikat Reksadana
Menurut UU No. 8/1995 tentang pasar modal, reksadana
merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dari
masyarakat pemodal.Jadi sertifikat reksadana adalah sertifikat
yang menjelaskan bahwa pemodal menitipkan uang kepada
manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan
baik di pasar modal maupun di pasar uang.
32
2.2 Tinjauan Umum Tentang Bank
2.2.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah
“badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.”(Kasmir, 2002 : 25).
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa
bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,
artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah funding. Jenis simpanan
yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan,
sertifikat berjangka, dan deposito berjangka. Setelah memperoleh dana
dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana
tersebut diputarkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
lebih dikenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit
juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi.
Disamping itu, perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa
pendukung lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan
33
langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak
langsung.(Kasmir, 2008 : 28)
2.2.2 Jenis-jenis Bank
Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa
jenis perbankan yang diatur dalam Undang-undang perbankan (Kasmir,
2002 : 34). Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari
berbagai segi antara lain:
2.2.2.1 Dilihat Dari Segi Fungsi
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah
umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan
yang ada. Begitu pula dengan wilayah
operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum
sering disebut bank komersil (commercial bank).
b. BPR
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannyatidak
memberikan jasa dalam lau lintas pembayaran. Artinya
34
disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum.
2.2.2.2 Dilihat Dari Segi Kepemilikan
a. Bank Milik Pemerintah
Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh
swasta,
begitu
pula
pembagian
keuntungannya
untuk
keuntungan swasta pula.
c. Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi.
d. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas
kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.
e. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
35
2.2.2.3 Dilihat Dari Segi Status
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar
negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter
of Credit dan transaksi lainnya.Persyaratan untuk menjadi bank
devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank
yang belum mempunyai
izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi
bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa,
dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas
negara.
2.2.2.4 Dilihat Dari segi Menentukan Harga
a. Konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini
adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal
ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal
mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.
36
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
menggunakan dua metode, yaitu:
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk
simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito.
para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit)
juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.
Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga
pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread, hal
ini telah terjadi di akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun
1999.
2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya
dalam nominal
b. Syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di
Indonesia. Namun, di luar negeri terutama di negara-negara
Timur Tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah
berkembang pesat sejak lama.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan
harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan
prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah
37
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan
pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau
kegiatan perbankan lainnya.
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut.
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiayaan
berdasarkan
prinsip
penyertaan
modal
(musharakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah)
5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqtina)
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank
berprinsip syariah sesuai dengan syariah Islam.
Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank
prinsip syariah dasar hukumnya adalah Alquran dan sunnah
rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan
penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.
38
2.3 Tinjauan UmumTentang Saham
2.3.1 Pengertian Saham
Menurut Kasmir (2002 : 209) Saham (Stock) merupakan surat
tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas.
Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula
kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari
saham dikenal dengan nama deviden. Pembagian deviden ditentukan
dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
2.3.2 Jenis-jenis Saham
2.3.2.1 Ditinjau
Dari
Segi
Kemampuan
Dalam
Hak
Tagih/Klaim
a. Saham Biasa
Bagi pemilik saham ini, hak untuk memperoleh deviden akan
didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan
hak terhadap harta apabila perusahaan diliquidasi.
b. Saham Preffered
Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam deviden, dan
harta, apabila pada saat perusahaan dilikuidasi. Perbedaannya
dengan saham biasa adalah saham preferen yang memiliki dividen
yang tetap, namun seperti halnya saham, saham preferen tidak
memiliki tanggal jatuh tempo.
39
2.3.2.2 Ditinjau Dari Cara Peralihannya
a. Saham atas unjuk (bearer stock)
Merupakan saham yang tidak mempunyai nama, atau tidak tertulis
nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk
dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.
b. Saham atas nama (registered stock)
Didalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk
dialihkan kepada pihak lain dipelukan syarat dan prosedur tertentu.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut
Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba perlembar
saham, saat diperoleh laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi
utang terhadap equitas, serta kebijakan pembagian deviden. Faktor
lainnya yang dapat memperngaruhi pergerakan harga saham adalah
kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak
dan keadaan bursa saham. Investor harus benar-benar manyadari
bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup
kemungkinanan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor
menganalisis keadaan harga saham yang merupakan penilaian sesaat
yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi
(performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan
dan permintaan dan penawaran saham dipasar, serta kemampuan
40
investor dalam menganalisis invesatasi saham. Sedangakan menurut
faktor. Faktor tersebut adalah:
2.3.3.1 Faktor Fundamental
Yaitu aspek perusahaan itu sendiri. Misalnya perusahaan
Ahmad Ghozali (2006) naik turunnya saham disebabkan oleh dua
mendapat keuntungan atau laba, terkadang keuntungan yang belum
terealisasi pun bisa menaikkan harga saham. Dalam analisis
fundamental, yang dijadikan dasar perkiraan harga (intrinsic value)
adalah faktor-faktor fundamental seperti laporan keuangan,
informasi penting lain yang sewaktu-waktu harus diumumkan
perusahaan publik dan perkembangan ekonomi makro, maupun
berita dalam bidang-bidang lain seperti politik, sosial, cuaca, dsb.
yang dianggap perlu, semuanya selama paling tidak dua tahun
terakhir. Tentu pekerjaan yang terlibat adalah kolosal, bila ingin
ditinjau secara mendalam dan tuntas.
2.3.3.2 Faktor Teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan
perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham,
seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan
ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand)
terhadap saham tersebut.
41
2.4 Tinjauan Umum Tentang Laporan Keuangan
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statment) merupakan ikhtisar mengenai
keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Semakin
cepat emiten menerbitkan keuangan secara periodik, baik yang sudah
diaudit oleh kantor akuntan publik (audited financial statment) ataupun
belum diaudit (unaudited financial statment) semakin berguna bagi
investor. (Martono, 2002:62)
2.4.2 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam prinsip-prinsip akuntansi indonesia atau ikatan akuntan
Indonesia (IAI) secara terperinci menjelaskan tentang sifat dan
keterbatasan laporan keuangan yaitu :
1. Laporan keuangan bersifat historis, laporan kejadian yang telah
lewat karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian
pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
42
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian, bila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan yang
tidak mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif
yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan kepada makna ekonomis suatu
peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah
teknik, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknik
akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan
tingkat kesuksesan antara perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan (IAI, 1994).
2.4.3 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
1. Neraca (balance) suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan
(harta)
2. Laporan Perhitungan Laba rugi
3. Laporan Komitmen dan Kontijensi
4. Laporan Perubahan Posisi Keuangan
5. Catatan atas Laporan Keuangan (IAI,1995)
43
2.4.4 Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan
Banyak pihak yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui
lebih mendalam tentang laporan keuangan oleh perusahaan. Masing-
masing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap
laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ada beberapa
pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan, antara
lain:
a. Masyarakat
Bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap uang
yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan
keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada
dilaporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik
dana dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan. Selain itu
dengan diumumkannya laporan keuangan secara luas, maka
bonafiditas dari bank yang bersangkutan akan diketahui dengan
mudah.
b. Pemegang saham
Bagi pemegang saham sebagai pemilik, memeliki kepentingan
terhadap laporan keuangan, untuk kemajuan perusahaan dalam
menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut. Jika
dianggap tidak memuaskan maka manajemen yang ada sekarang
akan diganti dan sebaliknya. Penilaian pemegang saham akan lebih
ditekankan pada kemampuan manajemen dalam mengembangkan
44
modalnya untuk memperoleh laba yang rasional, dan kemampuan
bank
yang
bersangkutan
dalam
mendukung
perkembangan usahanya.
c. Pemerintah
Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta
manajemen
adalah untuk mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam
melaksanakan kebijakan moneter dan pengembangan sektor-sektor
industri tertentu. Mengingat kedudukannya yang strategis tersebut
tidaklah mengherankan apabila BI merasa perlu mengadakan
pengawasan dan pembinaan yang intensif. Bahkan jika perlu akan
ikut campur tangan langsung apabila bank mengalami kesulitan
yang serius.
d. Perpajakan
Pihak pajak akan lebih mudah menjalankan tugasnya dalam
menetapkan besarnya pajak bagi bank yang bersangkutan, dengan
mempelajari laporan keuangan yang diumumkan.
e. Karyawan
Karyawan berkepentingan mengetahui kondisi keuangan bank,
mereka juga merasa perlu peningkatan kesejahteraan apabila bank
memperoleh keuntungan dan sebaliknya. Disamping itu, dengan
mengetahui perkembangan keuangannya para karyawan juga
berkepentingan terhadap penghasilan yang diterimanya tiap akhir
tahun.
45
f. Manajemen Bank
2.5 Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang Diteliti
target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja
manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-
2.5.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah ratio atau perbandingan antara modal bank dengan
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR menjadi pedoman
bank dalam melakukan ekspansi di bidang perkreditan. Dalam
prakteknya perhitungan CAR yang oleh Bank Indonesia disebut
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (KPMM) tidaklah
sederhana. KPMM adalah perbandingan antara Modal dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut Martono (2002 : 84)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemodalan yang ada
untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan
dan perdagangan surat berharga. Penilaian aspek pemodalan
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Penilaian tersebut didasarkan pada CAR (Capital Adequacy Ratio)
yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio
modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan
sesuai ketentuan pemerintah CAR minimal harus 8%.
46
2.5.2 Return On Asset (ROA)
ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke
dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara menilai efektifitas
dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.
Semakin tinggi laba yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA,
berarti bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan. Standar ROA yang baik menurut
Bank Indonesia adalah diatas 1,5%.
ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan
rata-rata total assets. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai
indikator performance atau kinerja bank. ROA menunjukkan
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
mengoptimalkan asset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA maka
menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut, karena besarnya
ROA dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan.
Rasio ini mengukur kemampuan bank di dalam memperoleh laba dan
efisiensi secara keseluruhan. (Mahardian , 2008)
2.5.3 Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR merpakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi. Kewajiban
tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya
kewajiban kliring, dimana pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancar
47
yang dimiliki perusahaan (kutipan). LDR dihitung dari perbandingan
antara total kredit dengan dana pihak ketiga. Total kredit yang
dimaksud adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak
termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga yang dimaksud
yaitu antara lain giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk antar
bank). Menurut Bank Indonesia standar terbaik LDR adalah 78%-
100% . Untuk dapat memperoleh LDR yang optimum, bank harus
tetap menjaga NPL.
LDR berpengaruh terhadap Earning After Tax (EAT), apabila LDR
besar maka EAT besar. LDR bergantung pada manajemen bank, besar
LDR setiap bank tidaklah sama. Hubungan LDR dengan EAT bersifat
bebas, tidak autokorelasi. Semakin besar LDR semakin besar potensi
mencapai EAT, sejauh NPL bisa ditekan. (Mahardian , 2008)
2.5.4 Harga Saham
a. Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan
perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan
memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang
cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain
dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi
manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga
saham menurut Sartono (2001:70) “ harga pasar saham terbentuk
melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”
48
b. Analisis terhadap harga saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati
menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi
tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, aset
perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum ada dua
analisis yang sering digunakan dalam melakukan analisis saham, yaitu
analisis
teknikal
(technical
analysis)
dan
analisis
fundamental
(fundamental analysis).
1. Analisis teknikal
Analisis teknikal merupakan analisis yang memperhatikan
perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Analisis ini akan
menentukan nilai saham dengan menggunakan data pasar dari saham,
seperti harga dan volume transaksi saham. Harga suatu saham akan
ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand)
terhadap saham tersebut.
Menurut Widoatmodjo (2005:77), “analisis teknikal merupakan
salah satu metode penilaian saham dengan mengamati pembentukan
harga saham dengan berbagai varian yang mungkin terjadi
dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.” Analisis teknikal
mengasumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang
ditujukan oleh perubahan harga di waktu lalu sehingga perubahan
harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan
berulang.
49
Analisis teknikal biasanya menggunakan data yang dianalisis
mengamati grafik tersebut dapat diketahui bagaimana kecenderungan
harga, memperkirakan kemungkinan waktu dan jarak kecenderungan,
serta memilih saat yang paling menguntungkan untuk masuk dan
dengan menggunakan grafik atau program komputer. Dengan
keluar pasar.
2. Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang sangat
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Widoatmodjo
(2007:263) menyatakan bahwa “analisis fundamental sebenarnya
merupakan metode analisis saham dengan melakukan penilaian atas
laporan keuangan.” Sedangkan menurut Darmadji (2006:189),
“analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait
kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan”.
Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang
berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai
suatu saham.
Analisis fundamental mencoba memperhitungkan harga saham di
masa yang akan dengan (1) mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Beberapa data atau indikator
yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah :
50
pendapatan,
pertumbuhan
penjualan,
imbal
hasil
atau
pengembalian ekuitas, margin laba, dan data-data keuangan lainnya
sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi
pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan
laba,
melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, diikuti dengan analisis
industri dan akhirnya analisis perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut. Analisis fundamental didasarkan atas pemikiran bahwa
kondisi perusahaan tidak hanya dipengaruhi faktor internal tetapi juga
faktor-faktor eksternal, yaitu kondisi ekonomi dan industri.
2.6 Penelitian Terdahulu
1. Fanny Roswita Pasaribu dan Hasan Sakti Siregar (2008) dalam
penelitiannya menguji “Pengaruh CAR, LDR, NPL, ROE, dan
DPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar di BEI”. Variabel dependen yang digunakan adalah
Harga Saham. Sedangkan variabel independen yang digunakan
antara lain CAR, LDR, NPL, ROE, dan DPS. Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi berganda. Dimana hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan ROE tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap closing price. LDR dan NPL
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham. DPS
berpengaruh positif signifikan. mempunyai pengaruh positif yang
signifikan.
51
2. Ukki Hayudanto Putra (2010), dalam penelitiannya menguji
“Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Perubahan
Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Go Public di BEI”.
Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham.
Sedangkan variabel independen yang digunakan antara lain CAR,
ROA, NPM, dan LDR. Penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa CAR mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang go public di BEI. Sedangkan untuk
NPM, ROA dan LDR tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan yang go public di BEI.
3. Candra Jatmiko (2009) dalam penelitiannya menguji ” Pengaruh
Kinerja Keuangan dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham
Perbankan yang Listing di BEI”. Variabel dependen yang
digunakan adalah Harga Saham. Sedangkan variabel independen
yang digunakan antara lain EPS, PBV, ROI, ROE, LDR, BETA,
dan CAR.. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
berganda. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EPS,
PBV, ROI dan CAR memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham sedangkan variabel ROE, LDR, dan BETA tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Hartono dan Raymundus Parulian Sihontang (2008) dalam
penelitiannya menguji “Analisis Hubungan Profitabilitas Dengan
52
Pergerakan Harga Saham Pada Sektor Usaha Perbankan di Bursa
Efek Indonesia ”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga
Saham. Sedangkan variabel independen yang digunakan antara lain
ROE, NPM, dan ROA. Penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa ROE mempunyai pengaruh yang signifikan. NPM dan ROA
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan
harga saham.
5. Kurnia Windias Praditasari (2009) dalam penelitiannya menguji
“Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Perbankan yang Go Public periode 20042008”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham.
Sedangkan variabel independen yang digunakan antara lain CAR,
LDR, KAP, dan BOPO. Penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa CAR, LDR, KAP, BOPO secara parsial dan simultan
mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
6. Muharni Octaviani Matondang (2009), dalam penelitiannya
menguji “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham”.
Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham.
Sedangkan variabel independen yang digunakan antara lain CAR,
LDR, ROA. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
berganda. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Secara
53
simultan CAR, LDR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap
harga saham di BEI. Secara parsial CAR berpengaruh positif dan
tidak signifikan, LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
sedangkan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham.
7. Ratna Purwasih (2010), dalam penelitiannya menguji “Pengaruh
Rasio CAMEL Terhadap Harga Saham Perusahaan yang
Go
Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008”. Variabel
dependen yang digunakan adalah Harga Saham. Sedangkan
variabel independen yang digunakan antara lain CAR, RORA,
NPM, ROA dan LDR. Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi berganda. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
CAR dan NPM tidak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap harga saham. RORA dan ROA berpengaruh positif secara
signifikan terhadap prubahan harga saham. LDR tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan penelitian diatas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan hasil penelitian. Untuk
mempermudah pemahaman terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada, penulis
menyajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
54
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
1. Fanny
Roswita
Pasaribu
dan
Hasan Sakti
Siregar (2008)
Variabel
Metode Analisis
Dependen :
Analisis Regresi
Harga Saham
Linier Berganda
Independen :
CAR,
LDR,
NPL, ROE dan
DPS
2
Ukki
Hayudanto
Putra (2010)
Dependen :
Harga Saham
Independen :
CAR, ROA,
NPM, LDR
3
Candra
Jatmiko (2009)
Dependen :
Harga Saham
Independen :
PBV,
ROI,
ROE,
LDR,
BETA
dan
CAR
4.
Hartono dan
Raymundus
Parulian
Sihotang
(2008)
Dependen :
Harga Saham
Independen :
ROE, NPM,
ROA
Hasil Penelitian
CAR dan ROE tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap closing price.
LDR dan NPL tidak
berpengaruh dan tidak
signifikan
terhadap
harga saham. DPS
berpengaruh
positif
signifikan.
Analisis Regresi CAR
mempunyai
Linier Berganda
pengaruh
terhadap
harga
saham
pada
perusahaan perbankan
yang go public di BEI.
Sedangkan untuk NPM,
ROA dan LDR tidak
mempunyai pengaruh
terhadap harga saham
pada
perusahaan
perbankan yang go
public di BEI.
Analisis Regresi EPS, PBV, ROI dan
Linier Berganda
CAR
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap harga saham
sedangkan
variabel
ROE, LDR, dan BETA
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham.
Analisis Regresi ROE
mempunyai
Linier Berganda
pengaruh
yang
signifikan. NPM dan
ROA tidak memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pergerakan
harga
saham.
55
5.
6.
7.
Kurnia Windias
Praditasari
(2009)
Analisis Regresi CAR, LDR, KAP,
Linier Berganda
BOPO secara parsial
dan
simultan
mempunyai pengaruh
terhadap harga saham..
Muharni
Analisis Regresi Secara simultan CAR,
Octaviani
Linier Berganda
LDR
dan
ROA
Matondang
berpengaruh signifikan
(2009)
terhadap harga saham
di BEI. Secara parsial
CAR
berpengaruh
positif
dan
tidak
signifikan,
LDR
berpengaruh negatif dan
tidak
signifikan
sedangkan
ROA
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
harga saham.
Ratna Purwasih Dependen :
Analisis Regresi CAR dan NPM tidak
(2010)
Harga Saham
Linier Berganda
berpengaruh
positif
Independen :
secara
signifikan
CAR, RORA,
terhadap harga saham.
NPM,
ROA
RORA
dan
ROA
dan LDR
berpengaruh
positif
secara
signifikan
terhadap
prubahan
harga saham. LDR
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap harga saham.
Sumber : Diolah
Dependen :
Harga Saham
Independen :
CAR,
LDR,
KAP, BOPO
Dependen :
Harga Saham
Independen :
CAR,
LDR,
ROA
Download