RhyantD Sang Penceloteh (Celoteh Pemuda tentang Cinta, Sosial, Dan Tuhan) Penerbit NulisBuku Sang Penceloteh (Celoteh Pemuda tentang Cinta, Sosial, Dan Tuhan) Penulis & Editor : Rhyantd Proofreader : Agus Kurniawan Penata Letak : Tim NulisBuku Design Sampul : Rhyantd Ikon Cover & Isi : Rhyantd Copyright © 2014 by Rhyantd Penerbit (NulisBuku) Cetakan Pertama, 2014 Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2 Celoteh Dulu! “Semacam Pengantar” Syukur dan penuh rindu kuhaturkan pada sang khalik atas “Campur Tangan-Nya” hingga aku mempunyai ide untuk menyelesaikan sebuah karya dalam bentuk sebuah buku. Jika kita semua sepakat bahwa sebuah karya merupakan formula dari suatu gagasan, ide, makna, pengalaman, dan ekspresi dari penulisnya, maka tulisan yang terdapat pada buku ini adalah semata-mata tujuanku untuk berbagi dengan cara yang paling mudah, yaitu Menulis. Buku ini hadir dari kesukaanku berceloteh apa saja. Buku yang aku kembangkan dari pengalaman pribadi bahkan dari siaran televisi ini dibuat dengan kopsep yang sederhana: Sang Penceloteh: Celoteh Pemuda Tentang Cinta, Sosial, dan Tuhan. Saya menulis dengan gaya yang masih cenderung pendek dengan membaginya dalam Babbab kecil hingga tersusun menjadi kumpulan celoteh yang berjumlah tiga puluh empat. Menghadirkan sedikit sensasi yang berbeda dalam kehidupan dan tetap meninjau hal-hal 3 kecil yang kadang terlupakan padahal sangat bermanfaat bagi kita. Beberapa celoteh yang tetap berusaha memancing kita untuk meninjau peristiwa-peristiwa yang patutnya kita beri pendapat dan kritikan. Kali ini, mungkin semacam “Celoteh”. Celoteh yang tak ada batas sepenuhnya yang harus dipatuhi karena berceloteh menurut aku adalah cara menyampaikan apa saja yang kita sukai. Maka, kamu mungkin bingung dalam menentukan genre buku ini karena disajikan dengan gaya bahasa penulis sendiri. Apapun itu, jika “hal-hal yang aku bagikan” pada buku ini tidak berarti sama sekali, itu menandakan bahwa sebagai penulis, aku gagal dalam menyampaikan ide atau gagasan. Penulis manapun patut bangga jika melalui “Tulisannya” orang-orang bisa mengambil manfaat darinya. Sebelum membaca buku ini, alangkah afdolnya jika kamu menyediakan secangkir kopi disampingmu. Terimakasih kepada NulisBuku.com yang sudah mau menerbitkan buku sang penceloteh ini. Buku ini berusaha membuat para pembaca untuk berfikir. Berfikir tentang cinta, sosial, dan tuhan. Buku yang Insyaallah bisa memberikan masukan maupun inspirasi yang selalu tegak 4 lurus dengan pandangan sang penguasa Alam semesta. Buku yang membuat kita merenungi kembali dan akan lebih berfikir kepada siapa kita akan memberikan kata “Mencintai”. Ah, baca saja. Semoga bisa bermanfaat Salam Hangat, Rhyantd 5 Daftar Isi Celoteh Dulu! “Semacam Pengantar” Maaf (Celoteh Ke-1) Maafkan aku, jika selama ini, perhatian yang aku berikan kepadamu sudah membuatmu berubah arah dan merasuk kalbu. 6 Bulan, Ayah! (Celoteh Ke-2) Ayah, Saat kita bertiga berjalan disebuah taman sambil bergandengan tangan, tak pernah dirimu membiarkanku tersandung kerikil tajam dan terpelosok kelembah hitam. Kehidupan oh kehidupan (Celoteh Ke-3) Kemana lagi kamu akan membawa saya dengan ceritamu yang tak kunjung selesai... Kemana lagi kamu akan membawa saya meniti sebuah perjalanan kebahagiaan yang telah dimiliki oleh orangorang yang berpujangga kebahagiaan. Sebut saja Lisa (Celoteh Ke-4) Termasuk memori dengan perempuan cantik yang sebut saja namanya lisa. Seorang perempuan yang kembali memberikan warna dalam hari-hariku. Membuatku rajin ngampus bahkan mengerjakan segelumit soal yang tak kupahami sebelumnya hanya untuk dijadikan alasan buat bertemu dengannya. Ah, mungkin itu yang orang-orang sebut dengan menggebu-gebu dalam cinta. Manusia Tuhan (Celoteh Ke-5) Sekat yang membangun kemutlakan-kemutlakan: kemutlakan yang membuat masyarakat jadi takut untuk berbicara dalam hal menyampaikan pendapat, takut membantah, dan takut keluar dari kata-kata sang kepala desa yang ingin dipertuhankan. 6 Masih Ingatkah? (Celoteh Ke-6) Kisah kita kembali terukir, terukir bersama rintik-rintik hujan yang jatuh. Ah, cerita cinta kita memang seperti sinetron yang habis bertengkar kemudian sayang-sayangan lagi Menghadirkan Tuhan (Celoteh Ke-7) Ketika kita hendak mencuri barang orang lain, hadirkanlah perasaan seseorang yang kecurian. Saat hendak mencaci orang lain, hadirkan bagaimana perasaan orang yang kita caci. Petang yang salah terka (Celoteh Ke-8) Kejadian petang ini bener-bener diluar dugaan diriku. Perkumpulan anak yatim yang membicarakan kalian sambil berselonjor kaki membuat diriku tersentak mendengarnya. Pribahasa yang tak berlaku (Celoteh Ke-9) Tapi Sayangnya, jari-jari ini lebih sulit dikendalikan dari pada mulut. Mungkin mulut bisa diam ketika menyaksikan sesuatu, tapi jarinya membuat postingan di blog, status di facebook bahkan nge-twit di twitter. Hipotesis “Aku” (Celoteh Ke-10) Ini Aku, seseorang yang telah engkau sakiti, seseorang yang berusaha menghapus memorimu, tapi selalu saja menyiksa batin, Ini Aku, yang akan berhenti mencintaimu, ketika kamu lebih bahagia bersamanya dibanding denganku. Berkah Ramadhan (Celoteh Ke-11) Shalat shubuh berjama’ah dan melantunkan ayat suci Al-Qur’an memang hal yang sedikit membuat hati menggigil dibuatnya. Karena hanya waktu tersebut yang bisa membuat kita kumpul pada ruang tengah sambil menyaksikan acara salah satu televisi swasta yang membuat gigi kami semua selalu kelihatan. Moment yang membuat kami tertawa lebar sampai terkapar-kapar karena menahan ketawa. 7 PHP dan Memilih (Celoteh Ke-12) Pernah dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit? Aku pernah! Dihadapkan pada dua pilihan yang sempat membuatku merasa bersalah jika harus memilih salah satunya. Layaknya suatu pemberian harapan palsu yang diandaikan dengan sebuah balon tiup yang terserah kapan akan dilepas dan melayang terbang, sembari membawa rasa sakit. Perkataan Albert Einstein (Celoteh Ke-13) “I fear the day when technology overlaps our humanity. It will be then that the world will have permanent ensuing generations of idiots.” (Einstein) Saya Ririn Vebrian (Celoteh Ke-14) “Aku kira, perempuan berjilbab bisa lebih susah untuk didapatkan dari pada perempuan-perempuan yang tidak membungkus kepalanya dengan sehelai kain. Tapi ternyata hanya selama satu bulan aku memberikan sinyal, kamu sudah mengungkapkan perasaan sama aku haha,,,,” katanya. Kebohongan (Celoteh Ke-15) Kebohongan itu merupakan kejujuran yang tertunda. Kejujuran yang takut untuk dikeluarkan karena kejujuran itu bisa membuat sakit diri kita sendiri bahkan orang lain. Namun, serajin-rajinnya kamu berbohong, adakalanya kita akan terperangkap dalam kebohongan kita sendri karena kejujuran-kejujuran yang kita simpan ditempat yang tersembunyi akan mengamuk dengan sendirinya. 25 Maret (Celoteh Ke-16) Ah, Kita adalah sepasang hujan yang ditangisi langit. Kelak, pelangi adalah pertanda kita pernah ada. yakinlah jika kelak kita kan mencapai kebahagiaan berdua. Yakinlah, mencintaimu lebih dari apapun yg aku tulis disini. 8 Sensitiv itu nyesek (Celoteh Ke-17) Jujur, sekuat apapun saya mengerti dan memahami yang namanya sifat sensitive itu terkadang saya lalai dan lebih memilih diam dari pada menanggapi dengan muka yang kusut. Ketiadaan yang kembali pada ketiadaan (Celoteh Ke-18) Ibaratnya, manusia itu seperti ketiadaan yang kembali pada ketiadaan. Jangan dulu bilang “sayang” (Celoteh Ke-19) Ah, jangan berikan kata sayangmu dulu! Itu belum seharusnya dikeluarkan. Ada saatnya kata “sayang” itu keluar. Ada saatnya, kamu tenang saja. Alangkah lebih baiknya, kamu pelajari dulu kata “Suka”, “Sayang”, dan “Cinta”. Teman atau sahabat? (Celoteh Ke-20) Kepercayaan, Saling Mengerti dan Memahami adalah salah satu sikap yang harus dimiliki jika kalian bersahabat,, kapan kalian tidak memiliki sifat tersebut,, berarti kalian hanya Berteman bukan bersahabat Cari uang dari pada sekolah (Celoteh Ke-21) Pandangan orang tua inilah yang perlu mendapatkan gubris dari pemerintah karena percuma diadakan sekolah gratis jika pandangan seperti ini masih terus dipertahankan oleh para orang tua murid yang belum sadar akan pentingnya suatu pendidikan Boyband (Celoteh Ke-22) 1. Apa pendapat kalian mengenai boyband?, 2. Apakah boleh seorang pria mengidolakan boyband?, Dan yang terakhir! 3. Kalau gitu, Apa pendapatmu dengan orang-orang yang meniru gaya dari boyband mulai dari pakaian hingga aksesoris? 9 Saya, Zakiah (Celoteh Ke-23) Hingga tiba saat detik demi detik berlalu sangat lambat. Waktu sudah mulai menipu dengan caranya tersendiri. Jarum panjangnya yang mungil dan berwarna merah tak juga mau bergerak dengan cepat. Entah sudah berapa kali aku menghitung, berharap, dan melhat sang waktu yang terus mempermainkanku. Kentut (Celoteh Ke-24) Jangan dianggap jorok dulu yah! Saya hanya ingin berceloteh tentang kentut. Karena kebetulan, kentut mengisahkan beberapa ceritanya kepadaku. Bagaimana kabarmu? (Celoteh Ke-25) Kehilangan sosoknya, sifatnya yang khas, Senyumnya, Marahnya, Ucapan yang selalu ia ingatkan kepada kita, Muka lusuhnya Hipotesis Kenangan (Celoteh Ke-26) “Arti Kenangan itu sebenarnya adalah hal-hal besar atau kecil yang ditinggalkan oleh seseorang ketika ia pergi.” Mengapa tidak memperkosaku? (Celoteh Ke-27) “Kenapa kamu tidak memperkosaku padahal aku juga sendirian dimalam itu” Tanya perempuan itu sambil menatap si pemerkosa . Mungkin, Beginilah Kita (Celoteh Ke-28) Sayangku, Jangan pernah lagi menemaniku untuk melihat senja yang sedang santai melirikku disini. Karena aku akan tetap memilih senja Kopiku, Pahit manis (Celoteh Ke-29) Begitu sederhana, begitu istimewa. Saat jemarimu menggenggam erat jemariku, dan perlahan kau ucap: aku sayang kamu 10 Mantan Teman (Celoteh Ke-30) Bila Kau sudah tidak menjadi temanku lagi, Kita akan sama-sama mengetahui jika kita berdua tak sempurna. Sehingga kita bisa terus saling berbagi dan saling menggenapi untuk menggapai suatu kebahagiaan. Berceloteh tentang cinta (Celoteh Ke-31) Cinta itu ibarat sebuah air. Kita bukan hanya mengenali air itu apa? Kita tidak dituntut hanya mengetahui jika air itu pereda kehausan, akan tetapi lebih dari pada itu, Kita harus meminumnya demi merasakan kebenaran dari sifat air itu sesungguhnya. Alasan (Celoteh Ke-32) Aku selalu mempunyai alasan, untuk menceritakan semua alasanalasanku mengapa aku bisa mencintaimu Suatu malam (Celoteh Ke-32) Apakah ini suatu pertanda ,, jika selama ini aku hanya menghayal untuk memilikinya,,,Agghh CUKUP.. Oupst..! Mantan (Celoteh Ke-34) Ada banyak topik jika berbicara mengenai mantan pacar, apakah kelakuan romantisnya ataupun kelakuan buruknya 11 Maaf ~ Aku kembali mengagumi semesta yang tak bertepi malam ini. Kembali mengagumi secara diam tentang sebuah kekuasaan yang terlimpah ruah. Semesta yang selalu menghadirkan beberapa kisah yang bisa kembali aku torehkan dalam buku usang. Buku yang selama ini mengisi hari-hariku sebagai kawand curhat yang selalu setia mendengar, merasa, dan seakan-akan memberikan solusi kepadaku ketika semuanya menjadi buram. 12 Maaf, aku menjauh darimu. Beribu-ribu maaf kembali aku torehkan kepada seorang perempuan berjilbab segitiga yang selama ini tak henti-hentinya memberikan perhatian yang luar biasa meluluh jiwa. Sebuah perhatian yang tadinya untuk seorang sahabat yang perlahan-lahan kau kagumi. Aku tidak mengerti mengapa dirimu memberikan perhatian seperti itu. Jujur, Aku sangat senang dengan segala perhatianmu selama ini. Terlebih jika dirimu memberikanku pesan-pesan singkat yang bernada religius. Maaf, jika aku tak lagi membalas pesan-pesan singkat yang tak henti-hentinya kau kirimkan melalui ponsel genggammu. Setelah tidak (............) 13