BABS PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasar hasil penelitian mengenai akuntansi nilai wajar, volatilitas laba, dan praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. 1. Akuntansi nilai wajar tidak berpengaruh terhadap volatilitas laba perusahaan perbankan. Hal ini menunjukkan peningkatan atau penurunan nilai wajar atas sekuritas yang diperdagangkan yang diukur melalui keuntungan atau kerugian yang belum terealisir tidak berpengaruh terhadap volatilitas laba perusahaan perbankan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2009) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan volatilitas antara keuntungan atau kerugian yang belum terealisir dari sekuritas yang diperdagangkan dengan laba bersih sebelum pos luar biasa dan keuntungan atau kerugian yang belum terealisir dari sekuritas yang diperdagangkan persisten dari tahun ke tahun. Maruli dan Mita (20 I 0) juga menghasilkan penelitian yang sejalan dengan penelitian ini, penggunaan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara metode penilaian aset biologis terhadap volatilitas laba perusahaan-perusahaan agrikultur. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dihasilkan oleh Fiechter (20 II) yang menunjukkan bahwa koefisien variabel akuntansi nilai wajar bernilai negatif dan signifikan pada 68 69 tingkat 5%. Dengan demikian, penerapan akuntansi nilai waJar dapat mengurangi volatilitas laba. 2. Akuntansi nilai wajar tidak berpengaruh terhadap praktik manaJernen laba perusahaan perbankan. Perubahan kenaikan atau kerugian yang belum terealisir atas sekuritas yang diperdagangkan yang terlalu kecil, tidak akan mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Selain itu, akuntansi nilai wajar juga tidak berpengaruh terhadap volatilitas laba perusahaan. Dengan demikian, akuntansi nilai wajar tidak akan mendorong perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Cahyati (20 11) bahwa stan dar IFRS yang berbasis prinsip, lebih condong pada penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci sehingga diharapkan dapat mengurangi manajemen laba. Jadi secara teoritis konvergensi IFRS diharapkan dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Volatilitas laba berpengaruh positif terhadap praktik manaJemen laba perusahaan perbankan. Semakin tinggi volatilitas laba suatu perusahaan perbankan, maka semakin tinggi pula keinginan manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba, hal ini disebabkan karena adanya motivasi manajemen untuk mengurangi volatilitas laba yang dilaporkan. Manajemen cenderung akan memilih untuk menjaga nilai laba yang stabil dibandingkan dengan nilai laba yang cenderung volatile, sehingga manajemen akan menaikkan laba yang dilaporkan jika jumlah laba sebenarnya menurun dari laba tahun sebelumnya. Sebaliknya manajemen akan memilih untuk 70 menurunkan laba yang dilaporkan jika' laba yang sebenarnya meningkat dibandingkan laba tahun sebelumnya (Novita, dalam Noviana dan Yuyetta, 2011 :70). Laba yang rata dari tahun ke tahun sangat disukai oleh manajemen dan investor, karena laba yang rata mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan stabil (Atik, dalam Noviana dan Yuyetta, 2011 :70). Anggraini (2009) menyatakan bahwa volatilitas laba akan berakibat pada volatilitas harga saham dan akibatnya saham perusahaan menjadi sangat berisiko. Sehingga pada akhimya saham perusahaan menjadi tidak menarik untuk dibeli. Oleh karena itu, perusahaan cenderung akan membuat laba stabil. 5.2 lmplikasi Manajemen laba memang merugikan karena informasi yang disajikan menjadi tidak bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tidak menggambarkan realitas kondisi perusahaan yang sebenamya. Praktik manajemen laba akan menyebabkan beberapa dampak bagi pengguna laporan keuangan, baik internal maupun eksternal perusahaan terutama bagi investor. Manajemen laba menyebabkan pengungkapan informasi laba yang menyesatkan, tidak akurat, dan kurangnya pengungkapan atas laba, serta investor tidak dapat memprediksi risk and return yang timbul atas portofolionya (Cahyati, dalam Cahyati, 2011 :5). Konvergensi SAK ke IFRS diharap akan membawa dampak positif, yaitu dari sisi ekonomi adalah dengan adanya standar yang seragam maka akan mengurangi hambatan investasi lintas negara dan dari sisi akuntansi adalah meningkatnya kualitas laporan keuangan. Standar IFRS yang berbasis prinsip, lebih condong pada penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci diharapkan 71 dapat mengurang1 manaJemen laba (Cahyati, 2011). Akuntansi nilai waJar diharapkan mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan menyajikan angka akuntansi mendekati nilai yang sebenarnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan relevansi laporan keuangan. Akan tetapi sampai sekarang masih ada perdebatan dalam penggunaan akuntansi nilai wajar. Mereka yang menentang penggunaan nilai wajar mengatakan bahwa justru nilai wajar akan menimbulkan perilaku oportunistik dari manajer. 5.3 Keterbatasan Terdapat beberapa keterbatasan yang ke1,11ungkinan dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menggunakan 10 sam pel dari bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan perkembangan bank umum syariah di Indonesia, diharapkan penelitian selanjutnya dapat memasukkan bank umum syariah dalam sampel penelitian atau gunakan sampel selain perusahaan perbankan. 2. Pengujian terhadap akuntansi nilai wajar hanya berfokus pada keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari kelompok sekuritas yang diperdagangkan. 3. Peri ode penelitian yang terlalu pendek, yaitu hanya 2 tahun. 4. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan model lain untuk menentukan discretionary accrual sehingga bisa membandingkan model mana yang lebih baik dalam menentukan discretionary accrual.