analisis pendokumentasian catatan kesehatan ibu hamil pada buku

advertisement
ANALISIS PENDOKUMENTASIAN CATATAN KESEHATAN IBU
HAMIL PADA BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DIPUSKESMAS KARTASURA
TAHUN 2016
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Kesehatan Masyarakat
Oleh:
CAHYA NOVITA SISWIANTARI
J410141038
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1 HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS PENDOKUMENTASIAN CATATAN KESEHATAN IBU
HAMIL PADA BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DIPUSKESMAS KARTASURA
TAHUN 2016
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
CAHYA NOVITA SISWIANTARI
J410 141 038
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Sri Sugiarsi, SKM., M.Kes
NIK. 016 08 1975 04 2004 2
2 HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENDOKUMENTASIAN CATATAN KESEHATAN IBU
HAMIL PADA BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DIPUSKESMAS KARTASURA
TAHUN 2016
OLEH
CAHYA NOVITA SISWIANTARI
J410141038
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis 11 Agustus 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1.
Sri Sugiarsi, SKM, M.Kes
(…..…………...)
(Ketua Dewan Penguji)
2.
Anisa catuw W, SKM., M.Epid
(……….……....)
(Anggota I Dewan Penguji)
3.
Kusuma Estu W, SKM., M.Kes
(…………..…...)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Suwaji, M.Kes
NIK. 195311231983031002
3 PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan
pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, Agustus 2016
Penulis
CAHYA NOVITA SISWIANTARI
J410141038
4 ANALISIS PENDOKUMENTASIAN CATATAN KESEHATAN IBU HAMIL
PADA BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DIPUSKESMAS KARTASURA
TAHUN 2016
Abstrak
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan alat bukti pencatatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan berkesinambungan yang dipegang
oleh ibu atau keluarga. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi, serta
catatan penyakit dan masalah perkembangan anak harus tercatat dengan lengkap dan
benar. Karena pencatatan pada Buku KIA digunakan sebagai bahan memantau
kesehatan ibu dan anak termasuk mendeteksi secara dini masalah kesehatan ibu dan
anak. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pendokumentasian Catatan Kesehatan
Ibu Hamil pada Buku KIA di Puskesmas. Jenis penelitian adalah penelitian
kombinasi kuantitatif dan kualitatif (mixed methodology). Populasi dalam penelitian
ini buku KIA dengan jumlah sampel sebanyak 51 buku KIA. Informan penelitian
adalah 4 bidan dan 2 ibu hamil. Data penelitian adalah pelaksanaan
pendokumentasian catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA. Analisis penelitian
dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
lembar Anamnesa tidak terisi sebesar 19 buku KIA (37,26), lembar pemeriksaan fisik
tidak terisi sebesar 16 buku KIA (31,37%), ketidaklengkapan disebabkan oleh faktor
bidan yang kurang sabar dalam pendokumentasian dan faktor dari ibu hamil yang
tidak membawa buku saat berkunjung. Pelaksanaan pendokumentasian buku KIA di
Puskesmas Kartasura sudah sesuai dengan pelayanan Antenatalcare menurut Depkes
(2004). Namun dalam pendokumentasiannya masih ditemui ketidaklengkapan.
Kata kunci: kelengkapan catatan, anamnese, pemeriksaan fisik, buku KIA.
Abstract
Books Maternal and Child Health (MCH) is a means of recording evidence of
maternal and child health services thoroughly and continuously held by the mother
or family. Maternal and child health services including immunization, as well as
records of disease and developmental problems must be recorded completely and
correctly. Because the recording of the MCH handbook used as monitor the health of
mothers and children, including early detection of maternal and child health issues.
The purpose of this study to analyze the documentation Notes Maternal Health at
MCH handbook in Puskesmas. This type of research is a combination of quantitative
and qualitative research (mixed methodology). The population in this study guide
KIA with a total sample of 51 books KIA. The informants are four midwives and two
pregnant women. The research data is the implementation documentation of medical
records of pregnant women at health centers KIA book Kartasura. Analysis of the
research conducted by quantitative and qualitative methods. The results showed
Anamnesa unfilled sheet of 19 books KIA ( 37.26 ) , physical examination unfilled
sheet of 16 books KIA ( 31.37 % ) , incompleteness caused by impatient midwives
factor in documentation and factors of pregnant women who do not bring a book
1 while visiting . Implementation of a book documenting the KIA in Puskesmas
Kartasura are in accordance with Antenatalcare services according to the MOH (
2004) . But still encountered in the documentation of incompleteness
Keywords: completeness of records, anamnesis, physical examination, KIA book.
1. PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (KemenkesRI, 2015).
Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan kesehatan ibu merupakan dua dari
delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dikarenakan masih tingginya angka
kematian dan kesakitan ibu serta angka kematian bayi yang merupakan indikator kesehatan
umum dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian ibu (AKI) mengacu kepada jumlah
kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Untuk meningkatkan
kesehatan ibu, target yang ingin dicapai Millenium Development Goals (MDGs) untuk
menurunkan angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007 menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan kelahiran dibantu tenaga terlatih (Prasetyawati,
2012). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan
laporan dari
kabupaten/kota sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Jateng, 2015).
Tingginya angka kematian ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat
pengetahuan ibu dan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care yang tidak teratur. Antenatal Care
merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu
dan bayinya. Keteraturan Antenatal Care dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan,
ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya
secara rutin. Pada pemeriksaan dan pemantauan antenatal dilakukan dengan memberikan
pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan (Mufdlilah, 2009).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk
ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (Depkes RI, 2009). Dalam pelayanan kebidanan,
2 dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan.
Dokumen asuhan kebidanan antara lain meliputi kondisi kesehatan pasien, kebutuhan pasien,
rencana asuhan, kegiatan asuhan kebidanan serta respon pasien terhadap asuhan yang telah
diterima. Dokumentasi kebidanan mempunyai porsi besar dalam catatan klinis pasien yang
menginformasikan faktor atau situasi tertentu selama selama asuhan kebidanan diberikan
(Muslihatun, 2013).
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan alat bukti pencatatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan berkesinambungan yang dipegang oleh ibu atau
keluarga. Oleh karena itu semua pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi, serta
catatan penyakit dan masalah perkembangan anak harus tercatat dengan lengkap dan benar.
Karena pencatatan pada Buku KIA digunakan sebagai bahan memantau kesehatan ibu dan anak
termasuk mendeteksi secara dini masalah kesehatan ibu dan anak (Depkes RI, 2015).
Hasil penelitian Rahmayanti (2011), menunjukkan bahwa dokumentasi dalam pelayanan
kebidanan dalam aspek Antenatal care (ANC), Intranatal care (INC) dan Postnatal care (PNC)
sudah diterapkan bidan, namun untuk kelengkapan pendokumentasian masih ada yang kurang
lengkap, kemudian diperkuat dengan penelitian Sistiarani (2014), menunjukkan sebagian besar
responden (56%) mempunyai fungsi pencatatan buku KIA yang tidak lengkap.
Berdasarkan studi dokumen terhadap 20 buku KIA di Puskesmas Kartasura pada lembar
anamnesa ditemukan ketidaklengkapan dalam penulisan alamat rumah/no telepon sebesar 20%,
sedangkan catatan tersebut penting guna untuk kemudahan dihubungi jika ditemukan masalah
atau diharapkan dapat memberi informasi yang dibutuhkan dan pada lembar pemeriksaan fisik
ditemukan ketidaklengkapan dalam pengukuran Lingkaran Lengan Atas (LILA) sebesar 35%,
pengukuran ini berguna untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes
untuk mendeteksi ibu hamil dengan risiko melahirkan Premature bila LILA < 23,5 cm. Hasil
survei pendahuluan tentang pendokumentasian catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA
menunjukan
bahwa
pelaksanaan
pencatatannya
belum
optimal,
banyak
ditemukan
ketidaklengkapan dalam pengisiannya. Berdasarkan latar belakang dan data tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendokumentasian Catatan Kesehatan
Ibu Hamil pada Buku KIA di Puskesmas Kartasura”
2. METODE PENELITIAN
3 Jenis penelitian ini adalah penelitian kombinasi kuantitatif dan kualitatif (mixed methodology).
Dalam
penelitian
ini,
penelitian
kuantitatif
digunakan
untuk
menggambarkan
atau
mendiskripsikan kelengkapan pengisian catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA, Sedangkan
penelitian kualitatif untuk menggali informasi terkait pendokumentasian catatan kesehatan ibu
hamil pada buku KIA. Populasi dalam penelitian ini adalah buku KIA. Jumlah populasi
didasarkan pada rata-rata kunjungan ibu hamil perbulan yaitu sebesar 255 buku KIA ibu hamil.
Besar sampel di tentukan dengan mengambil 20% dari populasi dan didapatkan hasil sebanyak
51 buku KIA. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah insidental sampling. Informan
dalam penelitian ini adalah 4 bidan yang bertugas di Puskesmas Kartasura dan 2 ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling dan purposif sampling. Data penelitian adalah kelengkapan catatan kesehatan ibu hamil
pada buku KIA. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan wawancara. Analisis data
penelitian menggunakan uji kuantitatif dan kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kelengkapan pengisian lembar anamnesa pada buku Kesehatan Ibu dan Anak
Hasil observasi kelengkapan lembar anamnesa pada buku KIA terhadap 51 buku KIA.
Tabel 2. Kelengkapan lembar anamnesa pada buku Kesehatan Ibu dan Anak
No
Kelengkapan Lembar Anamnesa
jumlah
Persen
1
Lengkap
32
62,74
2
Tidak Lengkap
19
37,26
total
51
100
Hasil observasi lembar anamnesa dinyatakan lengkap sebanyak 32 lembar (62,74) dan
tidak lengkap 19 (37,26). Kelengkapan lembar anamnesa terbanyak pada item nama ibu, nama
suami, jumlah anak, metode KB, GPA, umur kehamilan dan TT sebesar 100% (51 buku KIA),
sedangkan ketidaklengkapan terbanyak pada item keluhan 21,57% (11 buku KIA).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan, ketidaklengkapan lembar anamnesa
dikarenakan faktor dari ibu dan ibu hamil. Faktor dari bidan karena bidan kurang sabar dan
hanya mencatat yang dianggap penting saja. sedangkan ketidaklengkapan dari ibu hamil karena
ibu hamil yang tidak menjawab pertanyaan bidan.
3.2 Kelengkapan pengisian lembar pemeriksaan fisik pada buku KIA
Hasil observasi kelengkapan lembar anamnesa pada buku KIA terhadap 51 buku KIA.
Tabel 4. Kelengkapan lembar anamnesa pada buku Kesehatan Ibu dan Anak
4 No
Kelengkapan Lembar Pemeriksaa fisik
jumlah
persen
1
Lengkap
35
68,63
2
Tidak Lengkap
16
31,37
total
51
100
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil lembar pemeriksaan fisik dinyatakan lengkap
sebanyak 35 lembar (68,63) dan tidak lengkap 16 (31,37). Kelengkapan lembar pemeriksaan fisik
tebanyak pada item berat badan, TFU, Letak janin, DJJ dan Tes Lab sebesar 100% (51 buku
KIA), sedangkan ketidaklengkapan terbanyak pada item lila 15,69% (8 buku KIA).
Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan ketidaklengkapan ketidaklengkapan
disebabkan oleh faktor bidan dan ibu hamil. informan menyatakan karena banyaknya pasien dan
item yang diperiksa sehingga ada yang terlewat dalam pelaksanaan pendokumentasian. Selain itu
ketidaklengkapan juga disebabkan oleh faktor umur. Informan mengatakan jika ketidaklengkapan
hanya satu atau dua kunjungan hal itu tidak menjadi masalah. Sedangkan ketidaklengkapan dari
faktor ibu karena ibu hamil yang tidak membawa buku KIA saat periksa.
3.3 Proses pendokumentasian catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait pelaksanaa pendokumentasian buku KIA di
Puskesmas Kartasura, pelaksanaan pedokumentasian terbagi atas pasien baru dan pasien lama.
Proses pengisiannya terdiri atas beberapa tahap. Proses pengisian untuk pasien baru tahap
pertama dimulai dari pasien datang melakukan pendaftaran di tempat pendaftaran, kemudian
pasien diarahkan ke poli KIA. Di Poli KIA bidan melakukan pelayanan kebidanan, sebelum
memberikan pelayanan, bidan memberi ibu hamil buku KIA, bidan mencatat no registrasi, nomor
urut, tanggal menerima buku KIA dan tempat pelayanan. Tahap kedua yaitu anamnesa, tahap
ketiga pemeriksaan fisik, tahap keempat adalah pemberian pelayana sesuai kebutuhan.
Sedangkan untuk pasien lama bidan tidak perlu melakukan anamnesa, karena sudah diisi pada
saat kunjungan pertama, pemeriksaan dilakukan langsung ke tahap pemeriksaan fisik, pemberian
pelayanan kesehatan, dan pencatatan hasil pelayanan.
3.4 Informasi penting yang terdapat pada catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA
Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu hamil berupa lembar anamnesa dan pemeriksaan
fisik yang memuat informasi kesehatan ibu selama kehamilannya. Buku KIA berfungsi untuk
memantau kesehatan ibu dan merupakan alat untuk memonitor dan mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah selama kehamilan, sebagai alat komunikasi antar kesehatan dan
alat penyuluhan. Informan mengertahui dan memahami informasi yang terdapat pada buku KIA
dan akibat jika tidak diisi lengkap. Informan KIA juga memuat informasi yang dapat digunakan
untuk proses tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya, seperti perencanaan, penyuluhan
kebutuhan, pengawasan dan pemantauan. Informan menyatakan kelengkapan berpengaruh
terhadap pertanggung jawaban bidan, apabila terjadi masalah pada ibu hamil dapat digunakan
5 sebagai pertanggung jawaban bidan. Selain itu kelengkapan pemeriksaan fisik dapat digunakan
sebagai media pendidikan dan sumber penelitian.
3.5 PEMBAHASAN
3.5.1 Kelengkapan pengisian lembar anamnesa pada buku Kesehatan Ibu dan Anak
Lembar anamnesa dinyatakan lengkap lebih banyak daripada lembar anamnesa yang dinyatakan
tidak lengkap sebanyak 32 (62, 74%) buku KIA. Ketidaklengkapan lembar anamnesa sebanyak
19 (37,26%) buku KIA. Hal ini lebih baik jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan
Ayuningtyas (2015) yang menyatakan kelengkapan lembar anamnesa oleh bidan di bangsal
kebidanan RS Nur Hidayah Bantul diperoleh hasil dari 71 lembar anamnesa oleh bidan ada 38
lembar (53,5%) tidak lengkap lebih banyak.
Ketidaklengkapan pengisian lembar anamnesa di Puskesmas Kartasura disebabkan faktor
dari bidan dan pasien. Faktor dari bidan karena bidan kurang sabar dalam pendokumentasian.
Dari hasil wawancara terhadap informan 1 dan 5, menyatakan keluhan ibu hamil banyak dan
menyita waktu, karena itu tidak ditulis di item keluhan. Dalam hal ini bidan kurang sabar dalam
pendokumentasian buku KIA yang berakibat tidak teliti dalam pendokumentasiannya. Hasil
serupa juga ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Manullang(2012), pada dasarnya
bidan kurang sabar dalam mengisi buku KIA sehingga pencatatan hanya dilakukan pada bagian
yang dianggap penting saja. Dan diperkuat oleh teori Mufdillah (2012) yang menyatakan
pengisian buku KIA diperlukan ketelitian dan kesabaran, sehingga pendokumentasian kebidanan
khususnya buku KIA dapat berjalan dengan maksimal sehingga bidan tidak kesulitan bahkan
tidak salah dalam mengambil keputusan medis terhadap ibu hamil dan dapat mendeteksi secara
dini jika terjadi penyulit dalam kehamilan.
Berdasarkan observasi pada buku KIA ditemukan kekosongan pada item keluhan.
Menurut informan 2 dan 4 ibu tidak memiliki keluhan pada saat melakukan kunjungan, karena itu
bidan mengosongkan item keluhan. Hal ini tidak sesuai dengan teknik pencatatan dokumentasi
kebidanan yang baik menurut Muslihatun (2013) yang menyatakan kolom tidak boleh dibiarkan
kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu ditulis.
Sedangkan faktor dari ibu, dikarenakan ibu tidak menjawab pertanyaan bidan. Menurut
informan 1,2, 3, 4, 5 dan 6 ketidaklengkapan lembar anamnesa dikarenakan ibu yang tidak
menjawab pertanyaan pasien, seperti pada item HPHT. Ketidaklengkapan ini akan mempersulit
bidan dalam menentukan Hari Taksiran Persalinan (HPT) ibu
6 3.5.2 Kelengkapan pengisian lembar pemeriksaan fisik pada buku Kesehatan Ibu dan Anak
Lembar pemeriksaan fisik dinyatakan lengkap lebih banyak daripada lembar pemeriksaan yang
dinyatakan tidak
lengkap sebanyak 35 (68, 63%) buku KIA. Ketidaklengkapan lembar
pemeriksaan fisik sebanyak 16 (31,37) buku KIA. Ketidaklengkapan pengisian lembar
pemeriksaan fisik disebabkan oleh fakor pasien dan bidan. Menurut informan 1 dan 5
ketidaklengkapan pengisian
karena banyaknya pasien dan item yang diperiksa bidan lupa
mencatat hasilnya di buku KIA. Selain itu menurut informan 2, ketidaklengkapan karena faktor
umur bidan yang tidak lagi muda, sehingga sering lupa. Menurut Mubarak (2007),bahwa umur
seseorang
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
aspek
psikologi dan taraf berfikir responden semakin matang dan dewasa
Menurut informan 4 ketidaklengkapan pencatatan jika hanya satu atau dua kunjungan
tidak menjadi masalah. Hal ini bertentangan dengan teori menurut Mufdillah (2012) untuk dapat
memantau kesehatan ibu hamil dan janin, dalam menilai apakah perkembangan kehamilan
berlangsung normal, mengenal kehamilan resiko tinggi atau adanya kelainan, bidan harus
mencatat data yang tepat dan lengkap pada setiap kunjungan. Dan diperkuat oleh teori Sudarti
(2011), pendokumentasian kebidanan yang baik adalah proses pencatatan mengenai semua
asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, serta didalamnya tersirat proses
berfikir bidan yang sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah
manajemen kebidanan.
Faktor dari pasien adalah ibu hamil yang tidak membawa buku KIA saat pemeriksaan
kehamilan sehingga pemeriksaan hanya ditulis dibuku rekapitulasi (i6). Buku KIA dipegang oleh
masing-masing ibu hamil, karena buku KIA menjadi hak milik ibu hamil dan sudah menjadi
kewajiban ibu hamil untuk menjaga buku KIA tersebut. Menurut Depkes RI (2008), Bawa Buku
KIA Buku ini dibawa oleh ibu hamil dan diberikan kepada petugas kesehatan setiap kali ke
Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit, karenasalah satu
manfaat dari buku KIA untuk mencatat dan alat untuk memantau serta memonitor kesehatan ibu
dan anak
Informan 3 menyatakan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya diwajibkan
membawa buku KIA, jika ada yang tidak membawa, tidak mendapat pelayanan kesehatan atau
pasien dianjurkan datang kembali besok sambil membawa buku KIA, hal ini bertujuan untuk
merubah prilaku pasien untuk lebih disiplin dalam membawa buku KIA. Hal ini sesuai dengan
7 pernyataan Mufdillah (2012), bahwa bidan membantu pasien mengubah prilakunya sehingga
angka kematian ibu dan bayi berkurang.
3.5.3
Analisis pelaksanaan pendokumentasian catatan kesehatan ibu hamil ada buku KIA
di puskesmas kartasura
Berdasarakan hasil wawancara terhadap informan tentang
pemeriksaan Antenatalcare di
puskesmas kartasura, telah sesui dengan standar pelayanan Antenatalcare kunjungan pertama
menurut Depkes Ri (2007), Standar pelayanan antenatal pada kunjungan pertama ibu hamil
meliputi tahap pencatatan yang meliputi adalah identitas ibu hamil, kehamilan sekarang, riwayat
kehamilan dan persalinan yang lalu, serta penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan. Pada
tahap pemeriksaan dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik, laboratorium, dan pemeriksaan
obstetrik. Tahap pemberian terapi yaitu pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian obat
rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas
indikasi dan penyuluhan/konseling.
Tahap pelaksanaan pelayanan Antenatalcare di Puskesmas Kartasura sudah sesuai dengan
pelayanan Antenatalcare menurut Depkes RI (2004) dimana pelayanan dimulai dari tahap
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemberian pelayanan kebutuhan dan pencatatan hasil pelayanan.
dan proses pengisian catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA di Puskesmas Kartasura sama
telah sesuai dengan cara pengisian buku KIA menurut Mufillah (2009). Namun berdasarkan
observasi yang dilakukan masih ditemukan adanya ketidaklengkapan dalam pengisiannya. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmayanti (2011), yang menyatakan dokumentasi
dalam pelayanan kebidanan dalam aspek Antenatalcare sudah diterapkan bidan, namun untuk
kelengkapan pendokumentasian masih ada yang kurang lengkap.
Proses pengisian buku KIA di Puskesmas Kartasura sudah sesuai dengan prosedur,
namun dalam pelaksanaan pendokumentasian pada lembar pemeriksaan fisik dilakukan setelah
semua pemeriksaan selesai, hal ini belum memenuhi prinsip pendokumentasian yang baik. Hal
ini bertolak belakang dengan teori Muslihatun (2013)
yang menyatakan pendokumentasian
dilaksanakan segera setelah pengkajian pertama dan selesai melakukan setiap langkah asuhan
kebidanan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pemeriksaan Antenatalcare, masih
ditemukan ketidaksesuaian antara hasil wawancara dan pelaksanaannya. Dimana pada
8 wawancara bidan menyatakan pemeriksaan sesuai dengan dengan pelayanan Antenatalcare
menurut Depkes RI (2004) namun dalam pelaksanaannya bidan tidak melakukan pemeriksaan
seperti pada pemeriksaan tinggi badan, bidan tidak melakukan pengukuran dan hanya
menanyakan kepada pasien.
3.5.4
Analisis informasi penting catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA
Buku KIA adalah instrumen pencatatan dan penyuluhan (edukasi) bagi ibu dan keluarganya,
juga merupakan alat komunikasi antar tenaga kesehatan dan keluarga. Buku KIA selain sebagai
catatan kesehatan ibu dan anak, juga dimaksudkan sebagai alat monitor kesehatan dan alat
komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam mengontrol kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2009).
Buku KIA adalah instrumen pencatatan
dan penyuluhan (edukasi) bagi ibu dan
keluarganya, juga merupakan alat komunikasi antar tenaga kesehatan dan keluarga. Buku KIA
selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, juga dimaksudkan sebagai alat monitor kesehatan
dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengontrol kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2009).
Menurut informan 2, Catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA dapat digunakan untuk
proses tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. , seperti perencanaan, pengawasan, penyuluhan
kebutuhan pengawasan dan pemantauan. Hal ini sesuai dengan
teori yang diungkap oleh
Saifuddin (2002), jika buku diisi dan di gunakan secara konsisten, maka buku KIA bisa
membantu dalam memantau kesehatan ibu dan janin. Catatan KIA juga dapat dijadikan sebagai
acuan untuk perencanaan, penyuluhan sesuai dengan kebutuhan ibu.
Dengan adanya KIA bisa dijadikan data pertanggungjawaban bukti hukum yang sah di
pengadilan jika terjadi masalah ibu hamil, dan juga dapat digunakan sebagai media pendidikan
dan penelitian (i3, i4, i6). Pernyataan tersebut sesuai dengan teori Muslihatun (2013) yang
menyatakan bahwa manfaat dokumentasi kebidanan adalah semua catatan informasi tentang klien
yang dapat dijadikan alat pembelaan yang sah apabila terjadi gugatan.
Selain itu menurut
informan buku KIA dapat digunakan sebagai keperluan pendidikan dan penelitian. Hal ini
seejalan dengan teori menurut Sudarti (2011), yang menyatakan dokumentasi asuhan kebidanan
yang dilakukan secara baik dan benar dapat membantu para siswa kebidanan maupun kesehatan
lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapat pengetahuan dan membandingkannya,
9 baik teori maupun pratik lapangan dan Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat
digunakan sebagai sumber data penelitian.
Pemanfaatan informasi yang terapat pada buku kesehatan ibu dan anak adalah informasi
yang diambil dari buku kia berfungsi untuk membantu bidan dalam memonitor khamilan pasien,
serta membantu bidan dalam mengambil
keputusan medis secara cepat dan tepat terhadap
pasien. Jika data dibuku KIA tidak lengkap maka bidan akan kesulitan memantau kesehatan
kehamilan pasien. Pernyataan ini merupakan hasil wawancara terhadap informan 5 sesuai dengan
teori yang dikemukakan Prawirohardjo (2011) bidan mengetahui dan memahami informasi yang
terdapat dalam catatan kesehatan ibu hamil pada buku KIA dan akibat jika tidak diisi secara
lengkap.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
(1) Lembar anamnesa tidak terisi sebanyak 19 buku KIA (37,26%), terdapat pada item Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan item keluhan.
(2) Lembar pemeriksaan fisik tidak terisi sebanyak 16 buku KIA (31,37%), terdapat pada item
tinggi badan, tekanan darah dan Lingkar Lengan Atas (LILA)
(3) Pelaksanaan pendokumentasian buku KIA di Puskesmas Kartasura sudah sesuai dengan
pelayanan Antenatalcare menurut Depkes (2004), meliputi pelaksanaan anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemberian pelayanan sesuai kebutuhan dan pencatatan hasil pemeriksaan.
Namun dalam pendokumentasiannya masih ditemui ketidaklengkapan.
(4) Pelayanan Antenatalcare di Puskesmas Kartasura sudah memenuhi standar minimal
pelayanan Antenatalcare “7T’ menurut Depkes RI (2007), yaitu tinggi badan dan berat
badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian Tables besi, lakukan tes
penyakit menular, dan temu wicara.
4.2 Saran
(1) Bagi Bidan
Diharapkan bidan dapat melakukan pendokumentasian dengan lengkap, lebih sabar dan juga
teliti, karena semua item yang ada di buku KIA akan memepermudah bidan ataupun petugas
kesehatan lain dalam melakukan tindakan medis.
(2) Bagi Puskesmas Kartasura
10 Diharapkan dapat meningkatkan fasilitas dan mendukung pelaksanaan pendokumentasian
KIA secara lengkap, dengan cara melakukan pengecekan kelengkapan buku KIA secara
berkala.
(3) Bagi Masyarakat
Diharapakan ibu hamil/pasien serta keluarga dapat memahami catatan kesehatan ibu hamil
pada buku KIA dan dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan ibu hamil, sehingga
semua penyulit dapat terdeteksi dini. Dan diharapkan ibu hami/ pasien lebih bertanggung
jawab terhadapa kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S.
2013.
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ayuningtyas, Susilani dan Hakam. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Rekam Medis
Dengan
Kelengkapan
Lembar
Anamnesa
Oleh
Bidan
Di Bangsal Kebidanan Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul. Jurnal Permata Indonesia. 6 (2)
November 2015 ISSN 2086 – 9185
Damopolii, Kundre dan Bataha. 2015. Hubungan Standar Pelayanan Antenatal Care Dan
Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care Dengan Pengetahuan Antenatal Care
Terintegrasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu. Jurnal
Keperawatan (eKp). 3 (2) Agustus 2015
Depkes RI, 2004. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Berbasis Hak Asasi Manusia (HAM) &
Keadilan Gender. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Direktorat
Bina Kesehatan Keluarga.
Depkes RI. 2003. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Depkes dan JICA. Jakarta.
Depkes, RI 2007. Pedoman Pelayanan ANC. Jakarta :depker RI 2007
Depkes, RI. 2009. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Jakarta: Depkes dan JICA
Depkes, RI. 2015. Petunjuk teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Jakarta:
Depkes dan JICA
Depkes,RI. 2008. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: Depkes dan JICA
Dinkes Jateng.2015.Buku Saku Kesehatan Triwulan 3 Tahun 2015. Semarang:dinkes jateng
Kaparang, widjarko dan Purnami. 2015. Mutu Pelayanan Asuhan Antenatal Care oleh Bidan
Pasca Pelatihan ANC Terpadu di Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Manajemen kesehatan
Indonesia. 3 (2) Agustus 2015
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: kementrian kesehatan RI
KemenkesRI.2015. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes dan
JICA
Manuaba. 2009. Ikmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta:EGC
Manullang. 2012. Gambaran Kelengkapan Pencatatan Bidan pada Buku Kesehata Ibu dan Anak
(KIA) Kehamilan di Puskesmas Grogol Sukoharjo. Jurnal Kesehatan Masyarakat 21 Juli
2012
11 Mubarak, W. I. 2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Mufdlilah. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta ; Nuha Medika.
Muslihatun, W. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Permenkes,RI. NO. 284/MENKES/SK/II/2004tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA):Jakarta
Prasetyawati, A. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium Development Goals
(MDG’S). Yogyakarta : Nuha Medika
Prawiroharjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Rahmayanti, Setyaning.2011. Gambaran Penerapan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Di
BPS Silayah Kerja Kecamatan Banjarmasin Selatan Tahun 2011. Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia. 5 (5) JAN 2011. ISSN : 2086 – 3454
Ristrini, Oktarina. 2013. Upaya Peningkatkan Deteksi Dini Risiko Tinggi Kehamilan Melalui
Kelengkapan Pengisian Buku Kia Oleh Bidan DiKabupaten Bangkalan Jawa Timur Tahun
2013. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 17 (3) Juli 2014: 215–225
Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakrta :
Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo
Saryono.2010. Asuhan Kebidanan1 (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika
Sistiarani, gamelia dan Dyah. Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap pengetahuan Kesehatan
Ibu dan anak pada ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 8 (8), Mei 2014
Sudarti, A. 2011. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Supanik.
2011.
Pengaruh
Pendidikan
Kesehatan
dalam
Pengisian
Buku
Kesehatan Ibu dan Anak Terhadap Prilaku Bidan Tugas Belajar di
Kabupaten Lamongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10 Desember 2011
Wildan, M. 2011.Dokumentasi Kebidanan. jakarta;Salemba Medika
12 
Download