fakultas teknik - Universitas Jenderal Soedirman

advertisement
UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGGA
FAKULTAS TEKNIK
.:: Nofiyati, S.Kom, M. Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi::.
1

Adanya dorongan dari siklus hidup produk (sebagai
pendorong utama perlunya manajemen proyek);
 Adanya kompetisi global (persaingan ketat);
 Ledakan pengetahuan (menjadi kompleks);
 Downsizing (desentralisasi) manajemen perusahaan;
 Peningkatan fokus pada konsumen;
 Perkembangan yang sangat cepat di dunia ketiga
(sebutan US untuk Asia) dan ekonomi tertutup
(seperti negara China yang komunis);
 Proyek kecil yang banyak, biasanya menimbulkan
banyak masalah.
UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGGA
FAKULTAS TEKNIK
.:: Nofiyati, S.Kom, M. Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi ::. 2
2
Terdapat kenyataan, bahwa :
 31% proyek IT ditangguhkan sebelum penyelesaian;
 88% melampaui waktu atau pendanaan (atau keduanya)
yang ditentukan;
 Dari 100 proyek IT yang dimulai 94 harus diulang;
 Rata-rata ekstra pengeluaran dalam pendanaan adalah
189%
 Rata-rata ekstra waktu penyelesaian yang dibutuhkan
adalah 222%
Penyebabnya : karena visi dan misi proyek melenceng pada
saat pelaksanaan.
Manajemen proyek sangat diperlukan pada pelaksanaan
proyek sebagai alat untuk mengontrol pencapaian visi dan misi,
serta pengelolaan sumberdaya pendukung proyek tersebut
UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGGA
FAKULTAS TEKNIK
.:: Nofiyati, S.Kom, M. Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi ::. 3
3









Visi adalah suatu tujuan (goal) yang dituju di masa
depan.
Visi memberi arahan kemana perjalanan suatu proyek
harus dituju, sehingga diantaranya terjawab :
Apa yang diharapkan/dihasilkan dari suatu proyek,
Sumberdaya apa saja yang dibutuhkan,
Apa saja yang harus dihasilkan,
Kapan proyek harus selesai,
Siapa saja yang berkepentingan dalam proyek ini,
Siapa pengguna akhir proyek.
Sebuah proyek tanpa tujuan yang jelas akan menghabiskan
banyak waktu, biaya, dan talenta tanpa menghasilkan
sesuatu yang bermutu
UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGGA
FAKULTAS TEKNIK
.:: Nofiyati, S.Kom, M. Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi ::. 4
4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pilihan organisasi buruk.
Proyek di “tangan” manajer saja, Otoritas manajer proyek
tidak memadai, Manajer proyek tidak kompeten.
Komunikasi buruk, “Keikutsertaan” anggota tim kurang,
Tim tidak disiapkan untuk bekerja dalam tim, Tim tidak
dapat “berbaur” dengan baik (tim tidak kompak).
Misi proyek tidak didefinisikan dengan jelas, Tujuan
(objectives) tidak disepakati tim dan hasil akhir tidak jelas.
Ketidakmampuan untuk mengestimasi tanggal
pencapaian target.
Tidak ada “milestone” yang jelas, kendali/kontrol lemah.
Perencanaan instalasi dan terminasi proyek buruk.
Dokumentasi teknis dan pengguna buruk.
5



Terdapat empat komponen penting dari sebuah proyek,
yaitu ruang lingkup (scope) , waktu, biaya dan kualitas.
Jadi terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:
1. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan dengan tepat
waktu.
2. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah
ditentukan
3. Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang
disepakati
4. Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai yang kriteria
yang disepakati antara pelaksana dan pemberi proyek
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain dan dapat digambarkan dalam prisma segitiga
6
atau project triangle.
UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGG
A
FAKULTAS TEKNIK
7
.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi
::.
7
Batasan waktu:
Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu
penyerahan produk atau hasil akhir sesuai kesepakatan
pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari
sebuah proyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai
yang telah direncanakan.

Batasan Ruang lingkup :
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu
diselesaikan dalam sebuah proyek. Ruang lingkup memberi
gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung jawab
pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan
atau diserahkan kepada pemberi proyek.

8
Batasan Biaya :
Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi
resiko tinggi. Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati
oleh penyandang dana yang harus digunakan untuk mencover
seluruh pembiayaan proyek. Manajer proyek harus memperkirakan
dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang
membutuhkan dana dan mengendalikan agar realisasi biaya yang
digunakan tidak melebihi dari yang telah direncanakan.
 Batasan Kualitas:
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi
dan penerima proyek untuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai
standar kualitas dari produk yang dihasilkan. Dengan standar
kualitas pelaksana proyek berusaha untuk menetapkan targettarget yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.

9
Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek
yang menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatanhambatan yang mungkin terjadi adalah:
1. Komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
2. Persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
3. Kesalahpahaman (Misunderstandings)
4. Suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
5. Pemogokan kerja (Union strikes)
6. Konflik pribadi (Personality conflicts)
7. Manajemen yang tidak baik (Poor management)
8. Definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals d
objectives)

UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGG
A
FAKULTAS TEKNIK
10
.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi
::.
10
Manajer proyek harus menyiapkan proses dan prosedur
standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin
terjadi seperti:
1. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan
anggaran
atau keingingan konsumen tidak terpenuhi.
2. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan
manajer proyek
3. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan
biaya
4. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi proyek.

UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGG
A
FAKULTAS TEKNIK
11
.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi
::.
11
Faktor
Prosentase (%)
Kebutuhan yang tidak jelas
13,1
Kurangnya keterlibatan user
12,4
Kurangnya ketersediaan sumber daya
10,6
Harapan yang tidak realistis
9,9
Kurangnya dukungan dari pimpinan
9,3
Perubahan kebutuhan dan spesifikasi
8,7
Kurangnya kualitas proses perencanaan
8,1
Kurangnya kebutuhan terhadap hasil proyek
7,5
Kurangnya kemampuan mengelola teknologi informasi
6,2
Rendahnya tingkat pemahaman teknologi
4,3
Lain-lain
9,9
UNIVERSITAS
JENDERAL
SOEDIRMAN
PURBALINGG
A
FAKULTAS TEKNIK
12
.:: Nofiyati, S.Kom, M.Kom::: Manajemen Proyek Sistem Informasi
::.
12
Menurut laporan Standish Group’s tahun 2001, item
berikut akan sangat membantu keberhasilan proyek :
 Dukungan eksekutif
 Keterlibatan user
 Pengalaman manajer proyek
 Sasaran bisnis yang jelas
 Scope yang minimal (bidang proyek tidak terlalu luas)
 Infrastruktur software
 Kebutuhan dasar perusahaan
 Metodologi formal
 Perkiraan yang baik (akurat)

13
“Penunjukan Langsung” oleh
Client (pemberi kerja).
B. Melalui Tender.
A.
14
Konsultan (tim pengembang)
melakukansurvei di perusahaan Client
(wawancara, mengumpulkan dokumen,
observasi sistem dan prosedur kerja)
2. Konsultan menyusun proposal (bisa dengan
berkonsultasi dengan Client).
3. Negosiasi antara Konsultan dan
Client.Penanda-tanganan dokumen kontrak
oleh Konsultan dan Client.
1.
15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Client menyusun TOR (Term Of Reference).
Pengumuman lelang / tender proyek melalui
media publikasi atau pengiriman undangan
tender kepada Konsultan-konsultan yang
dipilih.
Pendaftaran peserta tender (= Konsultan).
Pemasukan proposal tender oleh peserta
Penilaian dan seleksi proposal pemenang.
Pengumuman pemenang.
Penanda-tanganan dokumen kontrak dan
penerbitan SPK (Surat Perintah Kerja) oleh
Client.
16
Download