Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Fr David, Alin Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : Vol. 23/2011 www.DOJCC.com Sapaan Redaksi Syalommm…. Apa kabar??? Senang sekali berjumpa dengan saudara-saudari sekalian… Mungkin ada beberapa teman yang baru pertama kali mengetahui tentang Fresh Juice, baiklah…kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Fresh Juice adalah renungan harian Katolik yang dibuat berdasarkan kalender liturgy Gereja Katolik. Para Penulis Fresh Juice bukanlah penulis renungan yang hebathebat, tetapi ditulis oleh anggota komunitas DOJ yang ada di Bali, luar Bali dan di Australia. Dimana kami berusaha untuk mensharingkan pengalaman kami akan Kasih Tuhan yang kami rasakan dalam hidup sehari-hari. Kami berharap dengan mensharingkan pengalaman kami, membuat iman kami semakin bertumbuh. Dan juga dapat memberikan kesegaran iman bagi saudara-saudari sekalian. Fresh Juice ini pertama kali terbit bulan Desember 2009, bersamaan dengan Anniversary DOJ Bali ke-7 ini, umur Fresh Juice memasuki 1 th 9 bulan. Masih sangat belia….dan banyak membutuhkan dukungan doa dan partisipasi dari temanteman semua. Demikian perkenalan dari kami…semoga Fresh Juice semakin memberikan kesegaran iman bagi kita semua hari lepas hari. Tuhan Yesus memberkati Nathasa Fresh JUICE ! 1 1 Oktober 2011 : Jiwa Anak-Anak Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus Yes 66:10-14c, Mzm 131:1,2,3, Mat 18:1-5 Mat 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Karena lebih banyak dirumah, sekarang saya sering punya waktu menyambut anakanak sepulang sekolah. Walaupun hanya 5-7 jam saja mereka di sekolah, udah kangen rasanya. Begitu menyenangkan menyambut mereka, mendengar celotehan mereka apa yang terjadi selama di sekolah. Mereka berdua berebut cerita sampai saya sendiri bingung mana yang didengarkan. Begitu bersemangat, gembira dan ceria. Begitulah jiwa anak-anak. Kadang kalau sedang begitu sibuk, saya tidak memberikan perhatian penuh pada mereka. Mereka bisa merasakannya. Kalau Yoyo dia akan marah dan ngambek. Kalau Vina dia akan diam dan mulai bermain sendiri dengan muka yang terlihat jelas kecewa. Atau Vina akan menulis di kertas, tulisannya begini: “untuk mama”, isinya: “kalau vina ngomong kok mama ga mau dengerin sih ma.” Kalau sudah begitu saya akan peluk dia dan minta maaf. Dalam injil hari ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa menyambut anak-anak seperti menyambut Yesus sendiri. Bagaimana sikap kita saat menyambut Tuhan? Pada saat hari Minggu, saat kita mendengar firman Tuhan apakah kita mendengarnya dengan penuh perhatian??? Pada saat menerima komuni apakah kita menerimanya dengan penuh kangen atau kerinduan??? Atau kita sibuk dengan pikiran sendiri???? Tidak mempersiapkan pikiran dan hati kita dengan baik. Padahal Tuhan ingin memberikan kabar gembira kepada kita. Saya harus belajar untuk menyambut anak-anak dengan penuh perhatian dan kerinduan. Supaya saya bisa menyambut Tuhan dengan cara yang sama. Mempersiapkan pikiran dan hati hanya untuk Dia Semoga…….. Nathasa JADWAL DOJ BULAN OKTOBER 2011 2 Oktober : Gathering 5 Oktober : Rapat Pleno 8 Oktober : Tugas Tatib 6pm 8 Oktober : Kebangunan Rohani Katolik Penutupan Konvenda di gereja FX - Kuta pk 7pm 12 Oktober : Tugas koor Misa Harian 16 Oktober : Tugas koor English Mass lanjut Dinner dan Gathering 19 Oktober : Doa Taize 22 Oktober : Celebration Meal 28-30 Oktober: Ziarah ke Jogya 2 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 2 Oktober 2011 : Layak di Mata Tuhan Hari Minggu biasa XXVII Yes 5:1-7, Mzm 80:9,12,13-14,15-16,19-20, Flp 4:6-9, Mat 21:33-43 Mat. 21:42 Kata Yesus kepada mereka: “… Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru…” Nicholas James Vujicic adalah seorang cacat sejak lahir yang tidak mempunyai tangan dan kaki. Dia hanya mempunyai sepotong kaki dengan dua jari kaki yang dipakainya setiap hari dalam hidupnya. Dalam kesaksiannya, dia menceriterakan perasaan orang tuanya sewaktu dia dilahirkan. Ayahnya yang seorang Pastor, ketika melihat sang sulung lahir, dia begitu kecewa dan sakit hati. Dia perbikir bahwa anaknya tidak mempunyai bahu sebelah kanan. Dia langsung keluar dari kamar persalinan tanpa sepatah kata. Kemudian, dokter hendak menginformasikan apa yang terjadi. Ayah Nick (biasanya dipanggil) mengatakan kepada sang dokter dengan suatu kekecewaan, “Anaknya saya tidak memiliki bahu sebelah kanan.” Lalu Dokter mengatakan, “Tidak, dia tidak memiliki tangan dan kaki.” Dia berpikir, “Mengapa hal ini terjadi padaku?” Ibunya juga waktu itu shok melihat Nick, buah cinta pertama mereka yang dinanti-nantikan. Ibunya tidak berani menyusui Nick, anaknya itu selama sekitar 4 bulan. Walau demikian, orang tua Nick terus dan mencoba meyakinkan diri mereka bahwa Nick adalah rahmat Tuhan yang terberi. Nick-pun bertambah besar dan dia diberi kesempatan untuk bersekolah. Di sekolahnya itu dia merasakan suatu penolakan yang besar dari teman-temannya. Dia meresa tidak layak dan sempurna seperti anak-anak yang lain. Dia tidak memiliki tangan dan kaki yang normal. Dengan itu dia dipindakan ke tempat yang lain agar dia merasa lebih aman dan bahagia. Di tempat yang baru ini pun, dia tidak berbahagia melihat dirinya yang tidak normal. Dia berencana membunuh diri. Namun suatu kelak dia diteguhkan oleh Tuhan bahwa sekalipun dia tidak memiliki tangan dan kaki, dia sangat berharga di mata Tuhan. Sekarang dia menjadi seorang pengkotbah yang sangat menarik dan sangat diidamidamkan oleh banyak orang. Dia sudah menghantar banyak orang kembali kepada Yesus. Dia sudah meyakinkan banyak orang tentang betapa sempurna dan layaknya mereka di hadapan Tuhan dan sesama. Kisah dari Nick membimbing ktia untuk merenungkan Sabda Injil yang telah kita dengarkan. Di sana diceriterakan suatu perumpamaan tentang tuan tanah yang mengirim hamba-hambanya ke kebun anggurnya. Namun demikian mereka dibunuh oleh para penggarap kebun itu. Kemudian tuan tanah mengirim anaknya sendiri. Karena mereka merpikir bahwa dia inilah pewaris harta tuan tanah itu. Maka mereka menghabiskan nyawa anaknya. Lalu Yesus mengatakan, “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Yesus ingin mengatakan bahwa anak dari tuan tanah itu adalah Dia sendiri. Dia ditolak, dibuang dan dihabisi nyawanya demi keselamatan kita. Nick mengalami suatu penolakan yang hebat dari teman-temannya di Sekolah. Namun sekarang Tuhan memilih dia untuk membawakan pengharapan bahwa semua orang itu layak bagi Allah dan sesamanya. Kita banyak kali mengalam suatu penolakan. Kita sering merasa tidak diterima oleh orang dimana kita berada. Namun hari ini Yesus mengatakan bahwa kita semua adalah anak Allah. Kita ini layak bagi Tuhan dan sesama. RM.JOSEPH, MGL Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 3 3 Oktober 2011 : Ambillah Waktu Untuk Berbuat Baik Yun 1:1- 2:1,11, MT Yun 2:2,3,4,5,8, Luk 10:25-37 Lukas 10:33-35, “………., tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Dan ia pergi kepadanya, membalut luka-lukanya,.. menyiramnya dengan minyak dan anggur, …. Menaikan dan membawa ke penginapan dan merawatnya. …. Menyerahkan dua dinar… rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.” Kisah tentang orang Samaria yang baik hati, selalu menginspirasikan siapa saja, terutama buat anak-anak. Bacaan ini menunjukkan kepada kita beberapa karakter manusia, mulai dari ahli Taurat yang bukan saja selalu ingin tahu tapi juga suka mencobai orang, Penyamun yang tidak hanya puas merampas tetapi juga menyakiti dan melukai orang, Imam dan orang Lewi yang suka mengajar tentang kebaikan tetapi enggan untuk melakukannya sendiri dan orang Samaria yang penuh belas kasih dan murah hati, tentu saja Yesus sebagai guru dan Tuhan yang bijaksana, tahu bagaimana berhadapan dengan orang yang suka mencobainya. Dalam perumpamaannya Yesus menonjolkan kebaikan yang dilakukan orang Samaria. Karena orang Samaria itu tidak hanya memiliki perasaan belas kasih, tetapi juga bertindak, bahkan mem-follow up di tengah kesibukannya menjalani pekerjaan utamanya, dengan berjanji pada pemilik penginapan untuk menambah kekurangan biaya yang dititipkannya. Yesus senang dengan orang yang berbelas kasihan dan murah hati, tetapi tulus tanpa maksud ingin dipuji. Ia memperhitungkan hal itu untuk sesuatu yang indah bagi Anda dan semua orang yang Anda kasihi. Ketika baru mulai melayani di gereja bersama suster Susan di Sekretariat Paroki, kami sering sedih melihat pembangunan gereja yang belum selesai. Kami sama-sama berdoa agar sumbangan terus mengalir. Suatu hari ada seorang ibu yang menitipkan barangnya di gereja karena belum dapat tempat tinggal, baru tiba dari Jakarta untuk kerja di Bali. Saya melihatnya dan merasa bahwa ibu itu belum makan lalu saya memberinya sepuluh ribu rupiah. Siang harinya, seorang bapak datang dan membawa amplop untuk dana pembangunan gereja. Bapak itu tidak mau menyebutkan nama dan total uang. Sayapun menelpon Ketua DPP dan menyerahkan kepada beliau. Setelah dihitung, totalnya sepuluh juta. Beberapa hari kemudian, saya dan teman-teman sepelayanan diminta jadi backing prayer dalam malam Gala Dinner. Kami hanya berdoa Rosario, tetapi teman-teman mengalami pengalaman rohani dan malam itu jumlah dana yang terkumpul lebih banyak dari target Panitia. Tuhan menghendaki semua orang memiliki belas kasih dan kemurahan hati. Ketika Anda berbelas kasih dan bermurah hati pada satu orang saja, maka belas kasih dan kemurahan Tuhan akan turun kepada banyak orang yang terlibat dalam hidup Anda. Believe it! narita 4 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 4 Oktober 2011 : Pilihan Fransiskus dr Assisi Yun 3:1-10, Mzm 130:1-2,3-4ab,7-8, Luk 10:38-42 Luk 10:42 “Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari padanya.” Dalam hidup religius atau hidup membiara, tokoh Maria seringkali disamakan dengan cara hidup kontemplatif sedangkan Martha disamakan dengan cara hidup aktif. Hidup kontemplatif dalam doa kemudian dianggap lebih baik daripada cara hidup aktif. Cara hidup kontemplatif dianggap lebih bermutu dan menunjukkan cara hidup Kristiani yang paling benar, sementara cara hidup aktif, dianggap kurang mutu kekristenannya. Tentu saja tafsiran kuno ini tidak digunakan lagi dalam Gereja saat ini, sebab cara hidup doa dan cara hidup aktif keduanya sangat penting untuk pewartaan Kerajaan Allah yang diemban Gereja di dunia. Dalam Injil Lukas, Maria dan Martha adalah dua bersaudara yang memiliki kepribadian berbeda. Maria dan Martha adalah dua orang yang berbeda. Namun demikian, ketika kita merenungkan lebih jauh, agaknya Maria dan Martha hanyalah pribadi kiasan yang digunakan Lukas untuk menjelaskan apa yang sebaiknya menjadi acuan kita, ketika kita dihadapkan pada pilihan dalam hidup. Dengan kata lain, di dalam diri kita ada kecenderungan untuk berlaku seperti Maria atau seperti Martha, tetapi tidak berarti yang satu lebih baik dari yang lain. Ini bukan soal baik dan buruk tetapi lebih pada soal yang mana yang harus didahulukan ketika kita akan mengambil keputusan. Ketika kita harus memilih, tentu kita lebih cenderung memilih yang masuk akal, yang logis, yang lebih menguntungkan kita. Seperti Martha tentunya yang memilih untuk sibuk menyiapkan hidangan untuk Yesus yang bertandang. Tentunya ini pilihan yang masuk akal, yang logis, karena itu ketika meihat Maria duduk ngobrol bersama Yesus, Martha kemudian sewot. Seperti Martha, kita selalu bersandar pada perhitungan pribadi, kita seringkali terlalu percaya diri bahwa pilihan kita sudah benar. Hari ini Lukas menampilkan sosok Maria yang duduk dekat kaki Tuhan. Maria yang memilih mendengarkan ajaran Tuhan daripada sibuk dengan urusan pribadinya sendiri. St Fransiskus dari Assisi ketika masih bernama “Fransesco Bernardone” memilih untuk telanjang di lapangan dan mengembalikan semua pakaian yang ia kenakan kepada ayahnya. Suatu pilihan yang tidak masuk akal, suatu pilihan yang tidak logis. Ketika semua orang ingin kaya, Fransiskus malah bercita-cita jadi orang miskin. Daripada menjadi saudagar kain, seperti ayahnya, Fransiskus lebih memilih Tuhan dengan jalan tidak menginginkan apa pun dalam hidupnya. Suatu pilihan yang aneh dan lucu, tetapi dari cara hidup Fransiskus, lahirlah Spiritualitas Fransiskan yang pada akhirnya membaharui hidup Gereja untuk lebih solider terhadap saudara-saudara kita yang kurang beruntung dan tidak diperhitungkan dalam masyarakat. Fransesco Bernardone dulunya adalah pemuda biasa yang kerjanya hanya menghabiskan uang ayahnya bersama teman-temannya untuk berfoya-foya sambil mengganggu anak gadis orang di Assisi. Hidupnya kemudian berubah ketika ia memutuskan menjadi pengikut Kristus yang miskin dan tidak punya apa-apa. Agaknya Tuhan pun bisa menggunakan kita semua sama seperti Tuhan memakai seorang Fransesco Bernardone. FR.WENZ, MGL Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 5 5 Oktober 2011 : Tuhan Sedang Manantimu Eugenius Bossilkoff, Albertus Marvelli, Raymundus dr Kapua Yun 4:1-11, Mzm 86:3-4,5-6,9-10, Luk 11:1-4 Lukas 11:2 Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Sombong adalah dosa yang mengerikan dan boleh dibilang paling tua. Bukankah Lucifer jatuh karena dia sombong? Manusia juga mudah jatuh dalam dosa yang satu ini. Bisa secara perlahan-lahan maupun dengan cepat, misalnya karena seseorang menjadi orang kaya baru. Maka tidak salah bila doa Bapa Kami diawali dengan pengakuan bahwa Tuhan adalah Bapa kita dan pengakuan bahwa Dia adalah kudus. Tuhan Allah sebenarnya tidak memerlukan pengakuan kita itu... tanpa kita katakan, Allah memang dari sononya sudah kudus dan kekudusanNya tidak akan berkurang atau bertambah dengan ada atau tidaknya pujian kita. Kita yang memerlukannya. Untuk apa? Agar kita selalu ingat bahwa kita adalah manusia yang lemah, kecil dan tidak ada apa-apanya. Tuhanlah yang Maha Kudus, Maha Besar. Jadi tidak ada yang perlu dan bisa kita sombongkan. Status kita adalah anak Allah. Maka kita memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Namun kita harus punya hati seperti hamba. Kita harus belajar dari orang Niniwe pada bacaan pertama yang mau berbalik arah, menyadari dosa mereka dan kembali pada Allah. Tidak mudah menyadari dosa saat seseorang sudah bertahun-tahun melakukannya. Apalagi mau meninggalkan dosa tersebut .Coba saja anda buat tanda tangan dengan tangan yang tidak biasanya digunakan untuk menulis. Tentu sangat sulit dan jelek, bukan? Namun bukannya tidak mungkin dan bila dilatih terus, hasilnya akan semakin bagus. Demikian juga dengan dosa. Apabila kita mau melangkah meninggalkan dosa kita dengan memohon penyertaan Tuhan, maka dosa seberat dan sesulit apapun akan bisa kita lepaskan… Selamat berusaha..seperti anak bungsu yang memutuskan untuk pulang ke rumah bapanya dan ternyata bapanya sudah mengunggu dia…ingatlah,Tuhan sudah menunggu pertobatan Anda.. SISKA 6 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 6 Oktober 2011 : Tanggapan Kita Bruno, Isidorus De Loor, Diego de San Vitores Mal 3:13-20a, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 11:5-13 Luk 11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Betapa kesalnya kalau sudah enaknya beristirahat dan nyenyaknya tidur, eh tiba-tiba dibangunin. Pada mulanya mungkin kita gak mau bangun atau enggan beranjak dari kursi malas dimana kita memejamkan mata sejenak setelah seharian bekerja atau belajar. Tapi segala rasa capek, lelah dan penat akan berubah menjadi semangat ketika tahu dan sadar kalau yang membangunkan kita adalah sahabat baik kita yang butuh pertolongan. Pengalaman bangun dari tidur karena ada orang yang mengetuk pintu dan meminta sesuatu untuk makan adalah hal yang sudah menjadi biasa di Darwin. Beberapa orang aborigin di tempat kami kadang-kadang tidak tahu waktu kapan mereka mengetuk pintu dan seenaknya saja minta makan, kadang-kadang di tengah malam. Setelah kami bangun, pergi ke kulkas, berikan roti dan air, eh mereka malah minta daging atau lebih gak sopan lagi minta dibeliin McDonald. Apa gak mangkel tuh? Yang lebih menjengkelkan lagi kalau mereka datang dalam keadaan mabuk berat karena bau alkohol dari mulut sangat tajam tercium. Perasaan bercampur aduk ketika melayani orang adalah hal yang lumrah dan manusia. Yang menjadi permenungan kita adalah bagaimana kita menghadapi perasaanperasaan tersebut. Kalau seorang sahabat baik yang datang, mungkin kita masih bisa bernegosiasi dengan mengiyakan. Tetapi kalau orang yang kita tidak kenal, mungkin tanggapan manusiawi kita adalah mencuekkannya, atau pura-pura gak tahu. Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk siap sedia melayani siapa saja, mempunyai hati yang dermawan kepada siapa saja karena Allah adalah Tuhan yang selalu bermurah hati kepada setiap orang. Tuhan memberikan waktu 24 jam sehari kepada orang yang baik dan yang jahat. Tuhan memberikan terang matahari kepada setiap orang tanpa pilih kasih. Apakah hati kita seperti Allah kita? DIAKON VINCENT, MGL Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 7 7 Oktober 2011 : Pencobaan Santa Perawan Maria Ratu Rosario Yl 1:13-15,2:1-2, Mzm 9:2-3,6,16,8-9, Luk 11:15-26 Mazmur 9 : 2 “Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatanMu yang ajaib.” Akhir Agustus saya sempat reuni dengan sahabat saya dari Jakarta. Dia datang cuma satu hari saja, hari Sabtu datang Minggu malam pulang. Dia adalah seseorang yang memotivasi saya untuk resign dari pekerjaan saya di Savana. Aneh memang!!! Ya memang aneh!!! Rencana Tuhan dalam pertemuan kami sungguh lepas dari kondisi yang konduktif. Waktu itu Dia adalah seorang HRD tempat dimana saya bekerja. Yang saat itu diutus ke Bali untuk melakukan “Sidak” bagi Branch Bali. Saat itu saya sempat stress seminggu waktu mengalami Sidak, bagaimana tidak karena saya tinggal dengan teman saya ini selama 1 minggu Sidak itu. Selama 1 minggu saya merasa diawasi terus, rasa takut, cemas dan khawatir sempat melingkupi. Apa yang akan terjadi, apa yang akan dilaporkannya ke Pusat. Saya stress bukan main. Singkat cerita yang awalnya bencana “Sidak” buat saya berubah menjadi berkat. Bagaimana hal ini bisa saya sebut menjadi berkat , justru melalui Ibu HRD ini disinilah Tuhan mengulurkan pertolonganNya bagi setiap permasalahan kami. Ibu ini membantu kami keluar dari permasalahan intern dan ekstern yang ada di perusahaan kami waktu itu. Tuhan memberikan beban bagi Ibu ini untuk datang ke Bali memberikan masukan-masukan bagi kami bagaimana menyikapi segala macam problem yang telah terjadi selama ini. Padahal waktu itu yang ada di benak kami adalah SP Surat Peringatan. Setelah menimbang, bergumul dan berdoa keinginan dan tekat saya untuk Resign sangat kuat , dengan “Langkah Iman” saya mengambil keputusan untuk resign. Saat ini setelah 5 bulan saya resign dari pekerjaan saya sebelumnya, Hanya ucapan Syukur dan terima kasih atas segala perbuatan ajaib yang telah Tuhan lakukan dalam hidup saya. Terutama telah mengirim Ibu HRD untuk sidak dibulan Maret di Bali. Ketika saya melihat beberapa kejadian yang merupakan terguran keras dari Tuhan bagi perusahaan tempat saya bekerja dulu. Dimana 2 bulan setelah saya resign, Owner disana telah meninggal dunia dalam kecelakaan. Setelah kejadian itu beruntun peristiwa demi peristiwa yang lain terjadi. Seperti Sidak ulang yang dilakukan untuk Pimpinan Branch Bali, pengontrolan sistem dsb. Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, terkadang Tuhan mengijinkan kita mengalami permasalahan bertubi-tubi. Kita bertanya kenapa ini terjadi Tuhan??? Disaat permasalahan diijinkan terjadi, hikmat bijaksana Tuhan, maksud Tuhan atas semua kejadian belum dapat kita pahami. Namun ketika semuanya sudah lewat, hanya rasa kagum dan takjub akan semua perbuatanNya yang ajaib. Ketika tanpa kita sadar Dia telah mengeluarkan kita dari jerat musuh dari jerat permasalahan. Saat ini beban persoalan apapun yang anda dan saya alami, marilah kita bersamasama datang ke hadiratNya. Biarlah Damai sejahtera Allah yang melampui segala akal yang akan menuntun kita untuk keluar dari segala permasalahan yang diijinkan terjadi, serta memberikan pengertian untuk setiap maksud Tuhan untuk Rancangan Masa Depan yang terbaik bagi kita. Tuhan Yesus memberkati LULU 8 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 8 Oktober 2011 : Berbahagia Yl 3:12-21, Mzm 97:1-2,5-6,11-12, Luk 11:27-28 Luk 11:28 “Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya” Dalam kehidupan Yesus di tengah umat Israel, sosok Maria sangat penting dan berarti bagi-Nya dan bagi semua orang yang mengikuti-Nya karena kerendahan hati Maria dalam mendengar dan menyambut kehendak Tuhan dengan setia. Penginjil Lukas ingin menjelaskan tentang dua sabda bahagia yang ia tulis dalam perikop singkat hari ini; Yang pertama: sabda bahagia ini muncul dari antara orang banyak melalui suara seorang perempuan tentang Maria, ibu Yesus. Suara ini adalah sebuah kesaksian spontan yang mungkin tersimpan dalam hati setiap orang. Dengan sabda bahagia ini kita diingatkan kembali pada pujian dari S. Elisabet pada saat menyambut kedatangan Maria, sepupunya “ Terpujilah Engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu” (Luk 1:42). Sedangkan sabda yang kedua muncul dari ucapan Yesus sendiri yang mengoreksi sabda bahagia yang pertama dan menampilkan kebenaran dan kebesaran Maria ibu-Nya. Bahwa Yesus dan ibunya tidak semata-mata terikat karena hubungan darah saja, melainkan hubungan spiritual yang melibatkan seluruh kepribadian Maria yaitu: mendengarkan pengajaran Yesus tentang kerajaan Allah dan memiliki iman yang teguh dalam hidupnya. Maria, ibu Yesus menjadi teladan dan pendamping dalam praktek iman dan pengharapan bagi semua orang yang percaya dan mendengarkan sabda Tuhan. Nabi Yoel yang berkarya pada abad ke-5 S.M sebelum pembuangan orang Israel ke Babilonia mengingatkan kita akan ‘hari Tuhan’, dimana Allah mengadili tingkah laku umat-Nya yang jahat dan tidak adil di dunia ini seperti pada lembah Yosafat atau ‘lembah penentuan’. Yosafat dalam bahasa Ibrani artinya Tuhan mengadili. Konsep kegelapan dan hukuman ini berbalik menjadi rancangan keselamatan bagi orang-orang yang benar dan dikasihi Allah, yang mendengarkan dan melaksanakan kehendakNya, seperti Maria. Kitapun diundang untuk selalu mengarahkan pandangan pada Maria, mengikuti teladannya hingga menjadi yang berbahagia karena mendengar sabda Allah dan melakukan kehendak-Nya. Sr.M.Ildegarde, OSB Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 9 9 Oktober 2011 : Kenakanlah Pakaian Pesta Hari Minggu Biasa XXVIII Yes 25:6-10a, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Flp 4:12-14,19-20, Mat 22:1-14 Mat. 22:12 “… Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?” Bacaan-bacaan hari ini sangat menarik buat kita untuk direnungkan. Bacaan Pertama, Nabi Yesaya menunjukan kepada kita tentang suatu perjamuan yang disiapkan oleh Allah sendiri. Perjamuan ini adalah suatu perjamuan yang sempurnah sebagai tanda kepenuhan Allah dan perbuatanNya. Gambaran yang sama tentang Perjamuan ini digunakan oleh Yesus di dalam perumpamaan di dalam Bacaan Injil-Perumpamaan tentang Kerajaan Allah seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Raja itu lalu melakukan suatu perjamuan kawin untuk anaknya. Sang Raja mengeluarkan undangan ke seluruh negri. Orang-orang pertama yang tentunya Raja akan mengundang adalah orang-orang terhormat dan terpenting di negri itu. Namun ternyata mereka yang telah diundang tidak ada yang mengindahkan undangannya Sang Raja. Hal yang lebih mendatangkan kekecewaan yang mendalam dari Sang Raja itu. Sang Raja itu menjadi bertambah marah karena orang-orang yang diundang itu menangkap dan menyiksa hamba-hamba yang datang. Karena itu, Sang Raja memutuskan untuk mengundang siapa saja yang berada di negri itu. Para hamba itupun pergi ke jalan-jalan dan tempat-tempat umum dan mengundang siapa saja yang ingin datang ke perjamuan kawin itu. Seperti yang diceriterakan bahwa begitu banyaknya orang yang datang dan akhirnya ruangan perjamuan itu menjadi penuh. Setelah Sang Raja berjalan keliling dan menyapa para tamunya, sesaat dia meliha, ternyata, di sana ada seorang yang tidak memakai pakaian yang layak buat perjamuan kawin itu. Karena itu Sang Raja berkata, “Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakain pesta? Sang Raja itu adalah Allah sendiri yang sedang mengadakan suatu Perjamuan yang kudus dan mulia. Allah, Tuhan kita sudah dengan hati yang terbuka mengundang kita semua ke PerjamuanNya itu. Namun demikian Allah mengharapkan agar kita sungguh mempersiapkan diri. Dia mengharapkan kita mengenakan pakaian pesta yang bersih dan layak bagi Dia. Pakaian pesta ini adalah hati kita. Kita diundang untuk selalu mempersiapkan hati kita yang bersih dan layak bagi Allah. Karena Dia akan selalu mengingatkan kita, :Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta?” Kita mempersiapkan hati kita melalui sakrament tobat atau sakramen pengakuan. Di dalam sakramen tobat itu, hati kita dibersihkan dari segala dosa kita. Marilah kita menghadap Tuhan dan mersedia untuk dibersihkan dari dosa kita. RM.JOSEPH,MGL 10 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 10 Oktober 2011 : Dipanggil Menjadi Murid Kristus Daniel Rm 1:1-7, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Luk 11:29-32 Rm 1:6 Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus Hai, ayuk ikut aku datang ke pesta temanku… Sering kita dipanggil untuk di ajak ke suatu pesta oleh teman kita.. Atau, saat kita berjalan, kita tidak tahu bahwa kita berpapasan dengan teman kita dan dia berteriak memanggil kita.., berteriak untuk membuat kita menyadari bahwa teman kita ada di jalan yang sama dengan jalan yang kita lalui… Mungkin saat kita dipanggil teman kita untuk ke pesta, sekalipun kita sibuk atau ada acara, kita selalu berusaha untuk menyediakan waktu untuk datang ke sana.., atau kalau teman kita di jalan berteriak memanggil kita, kita akan merasa senang atau bergembira mendengar panggilannya.. Bagaimana jika Yesus yang memanggil kita ? Memanggil untuk menjadikan kita sebagai milikNya..? Apakah kita bersedia memenuhi panggilanNya? Apakah kita memerlukan waktu yang sangat lama untuk berpikir, untuk menjawab panggilan Yesus ? Karena panggilan dari Yesus Kristus adalah panggilan yang sarat dengan makna, makna untuk memberitakan injil Allah, makna kasih setia, makna untuk menerima kasih karunia, makna damai sejahtera, makna keselamatan dan pengampunan.. Sekalipun setelah menerima panggilan dari Yesus Kristus , bukan berarti kita langsung secara instan mendapat panggilan yang menyenangkan, tetapi untuk mencapai dan merasakan panggilan yang meyenangkan dan beroleh keselamatan kekal , kita harus melalui jalan salib terlebih dahulu. Jadi, saat Yesus memanggil kita, jawablah dengan lantang dan penuh gembira : Iya Yesus…, dan kita akan beroleh kasih setia, berkat dan damai sejahtera Alin Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 11 11 Oktober 2011 : Agnostic Elia dr Socorro Nieves, SP Maria, Bunda Gereja Rm 1:16-25, Mzm 19:2-3,4-5, Luk 11:37-41 Luk 11:40 “Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam.” Di Australia banyak orang yang tidak beragama. Mereka lebih memilih menjadi agnostic saja, percaya bahwa Tuhan itu ada, tetapi tidak percaya pada doktrin agama tentang Tuhan. Banyak juga yang memilih menjadi atheist, tidak percaya akan Tuhan sama sekali. Kalau kebetulan kita bertemu dan berbincang-bincang dengan mereka, sebenarnya mereka bukan menolak Tuhan, tetapi menolak Tuhan yang diajarkan oleh agama-agama dunia. Pilihan mereka makin diperkuat kalau ada skandal-skandal yang terjadi dalam tiap-tiap agama. Mereka menjadi anti Gereja, ketika ada pastor atau imam yang terlibat skandal seks atau pelecehan seksual. Mereka menjadi anti Islam, ketika ajaran yang mereka anut mengantar sebagian pengikutnya menjadi teroris. Singkat kata, agama dengan segala ritus, struktur organisasi dan doktrin-doktrinnya tentang Tuhan mengakibatkan penganutnya hidup dalam kemunafikan. Itu saja yang mereka tidak suka. Alasan yang sama kiranya dipakai Yesus ketika mengkritik para ahli Taurat dan orang Farisi yang lebih mengutamakan ritus-ritus lahiriah lebih daripada melihat arti spiritual ritus-ritus keagamaan. Sebagai manusia kita mengukur baik tidaknya seseorang berdasarkan tingkah dan perilakunya. Seseorang itu baik sejauh ia taat dan mempraktekkan perintah-perintah agamanya, tanpa cacat. Orang Kristen yang baik adalah yang rajin ke Gereja, orang Muslim yang baik adalah yang rajin sholat, orang Hindu yang baik adalah yang rajin ke sembahyang di Pura dan sanggah. Karena itu ketika Yesus lupa akan ritus mencuci tangan sebelum makan, maka Ia dianggap kurang ajar dan tidak tahu adat. Bagaimana mungkin Yesus mengklaim diri sebagai Mesias, kalau ritus cuci tangan saja Ia abaikan? Di sini kepercayaan akan Yahweh dikotakkan ke dalam sikap taat melakukan ritus agama dan hafal akan doktrin-doktrin agama, bukanlah gerak bathin untuk mencintai Allah dan manusia seperti diri sendiri. Konsep Allah yang mengunjungi umat-Nya di dunia, tempat di mana kita sendiri merasa jijik dan muak atas dosa-dosa kita, ditutup-tutupi dengan ritus cuci tangan. Ekaristi, Rosario dan adorasi dijadikan alibi untuk menghibur diri dan sejenak lupa akan segala kesalahan yang pernah kita buat. Ingatlah, kita diciptakan oleh Tuhan, Dia tahu tentang kita luar dalam. Karena itu ritus dan doktrin agama kita tidak pernah dimaksudkan sebagai pelarian dari dosa-dosa semata, namun justru menjadi tempat di mana kita berlaku jujur dan menerima kodrat kita sebagai manusia lemah dan kotor. Agama Kristen percaya akan Yesus, Sang Emmanuel, Allah beserta kita. Allah yang makan dengan pemungut cukai dan pendosa. Allah yang menemui kita ketika kita berada pada tempat yang paling kotor sekalipun, kotor seperti kandang binatang. Ketika kita mengundang Allah masuk ke setiap dosa yang paling kita rahasiakan dari orang-orang sekitar kita, maka pada saat itu ritus dan doktrin agama yang kita percayai niscaya lebih punya makna pewartaan yang kuat. Sebab pada saat itu kita sadar bahwa menjadi pengikut Kristus tidak dipanggil untuk mencibir orang, melainkan merangkul orang. FR.WENZ, MGL 12 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 12 Oktober 2011 : Beban dan Tanggung Jawab Serafinus dr Montegranaro, Maria Teresa Fasce Rm 2:1-11, Mzm 62:2-36-79, Luk 11:42-46 Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli taurat , sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun Beban.... Mendengar kata beban, sering kali kita sudah otomatis membayangkan sesuatu yang berat, yang harus ditanggung atau dipikul. Kalau kita sudah berbeban, dan menganggap beban itu berat, pasi sudah merasa lelah, ingin berteriak, menangis, marah… Dalam dunia kerja, banyak di antara kita yang bekerja sama dalam satu team. Masingmasing orang sudah mempunyai beban pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Semua nya tidak sama, tergantung pada jabatan ataupun job description secara personal. Atasan pasti mempunyai beban dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anak buahnya. Bagaimana jika terjadi menimpa kita, pada saat , ada suatu masalah yang menjadi beban kita tetapi atasan kita tidak mau ikut bertanggung jawab pada kesalahan itu ? Kita berpikir bahwa atasan harus bertanggung jawab pada apa yang terjadi pada anak buahnya. Atau, bagaimana kita mensikapi lingkungan sekitar kita, yang mempersalahkan kita, tanpa mau tahu bahwa itu bukan kesalahan kita sepenuhnya? Apakah kita bisa berteriak, itu bukan salah kita ? Injil hari ini berbicara bahwa Yesus juga menegur para ahli taurat yang telah meletakkan beban yang tak terpikul kepada orang, sedangkan mereka sama sekali tidak mau menanggung beban itu. Tapi kita perlu ingat, bahwa kita punya “Atasan “ yaitu Yesus.., saat kita mendapatkan beban yang harus kita tanggung, sekalipun itu seharusnya bukan beban kita, Dia akan bertanggung jawab atas beban kita, Dia akan mengambil alih semua beban kita, dan membebaskan kita. Mari, kita belajar untuk menanggung beban kita , dan bertanggung jawab atas beban kita semampu kita… Alin Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 13 13 Oktober 2011 : Kita Telah Ditebus Aleksandrina Maria da Costa Rm 3:21-30, Mzm 130:1-2,3-4b,4c-6, Luk 11:47-54 Rm 3:23-24 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Usain Bolt adalah manusia tercepat saat ini. Pelari 100 meter yang paling bergengsi di cabang atlit itu masih memegang rekor dunia sebagai pelari tercepat. Semua orang mengagung-agungkan dan mengelukannya karena prestasi yang diraihnya. Mungkin sulit sekali bagi orang lain untuk memecahkan rekornya. Beberapa waktu lalu pada saat kompetisi Olimpiade Atletik di Korea Selatan, Usain Bolt melakukan kesalahan fatal. Dia melakukan kesalahan dalam melakukan start sehingga dia didiskualifikasi alias tidak boleh melakukan perlombaan 100 meter sprint. Mengapa dia sampai didiskualifikasi? Sebagai seorang pelari 100 meter professional tidak ada ampun untuk mereka yang melakukan kesalahan. Kesalahan sekecil apapun akan mengakibatkan tersingkirnya seorang atlit dari ajang dunia tersebut. Kesalahan yang dilakukan oleh Usain Bolt tidak terulang ketika dia bersama timnya dari Jamaika melakukan perlombaan 400 meter estafet. Sebagai pelari yang ditempatkan paling terakhir, dia melesat jauh meninggalkan lawan-lawannya. Dia menebus kesalahan fatalnya dengan menfokuskan dirinya pada perlombaan berikutnya. Sahabat yang terkasih, surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma menggugah hati kita kembali, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”. Pribahasa yang sering kita dengar waktu kecil adalah “karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Kesalahan kecil apapun yang kita lakukan mempunyai potensi untuk mengarahkan hati dan hidup kita kepada dosa yang selanjutnya akan mengakibatkan kehancuran. Kesalahan yang dibuat oleh Adam dan Hawa yang tidak mengindahkan perintah Tuhan yang sebenarnya hanya kecil yakni “boleh memakan semua buah yang ada di taman ini, tapi ada satu buah yang tidak boleh dimakan”. Itupun tetap mereka lakukan karena mendengarkan bisikan setan. Tapi jangan takut dan hilang harapan, karena penebusan yang dilakukan oleh Yesus di kayu Salib kita semua dibenarkan. Marilah kita panjatkan rasa terimakasih kita kepada Tuhan yang memberikan PutraNya Yesus kepada kita. DIAKON VINCENT, MGL 14 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 14 Oktober 2011 : Jangan takut Kalistus I, Gonzalo dr Lagos, Yohanes Ogilvie Rm 4:1-8, Mzm 32:1-2,5,11, Luk 12:1-7 Luk 12:6-7 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Seorang sahabat pernah menceritakan masa kecilnya pada saya. Dia memiliki saudara 4 orang. Karena usaha orang tuanya terbilang sukses, saat masih kecil, hidup mereka bisa dikatakan berlimpah kemewahan. Segala apa yang diinginkan selalu tersedia. Namun keadaan itu berbalik 180 derajat ketika pada suatu saat papanya ditipu rekan bisnisnya, mengakibatkan kebangkrutan pada usahanya. Hal ini berimbas pada gaya hidup mereka sekeluarga. Dari yang tadinya bisa memiliki apa saja, sekarang harus berhemat dan mengukur pengeluaran. Namun kesulitan terus berlanjut sampai pada titik yang teramat susah, sehingga beras pun sudah tak ada di dapur. Papa dan mamanya sudah tak tahu lagi harus berbuat apa agar anak-anaknya bisa makan pada hari itu. Namun Tuhan tak pernah menguji manusia diluar kemampuannya. Pada malam itu, mereka kedatangan tamu, yang mengaku pernah ditolong oleh papa mereka dengan meminjamkan sejumlah uang saat dia sedang kesusahan, dan dia bermaksud mengembalikan pinjaman tersebut. Sungguh luar biasa pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya. Saya yakin kita pun sering mengalami kejadian kurang lebih serupa, baik dari hal kecil sampai hal yang berat. Dari memohon hujan berhenti sesaat saat dalam perjalanan pulang agar tidak basah kuyub sampai mendapat bantuan yang tak terduga saat sedang krisis. Tuhan hadir dengan cara-Nya sendiri membantu kita keluar dari kesesakan yang kita alami, baik masalah berat atau pun ringan. Injil hari ini kembali mengingatkan kita betapa Tuhan sangat mengasihi manusia, Dia tak pernah melupakan kita. Seberat apa pun pergumulan dan kesesakan yang kita alami, Tuhan selalu ada untuk kita. Walau kehidupan terasa berat, tak terlihat ada jalan keluar lagi, dilupakan orang, namun Tuhan tak pernah lupa. Burung pipit saja diperhatikan dan tak dilupakan-Nya, apalagi kita manusia, makhluk yang paling dikasihi-Nya. Karena ini, janganlah takut, janganlah gentar, janganlah gelisah hatimu, kamu tak pernah berjalan sendiri dalam perziarahan hidup ini. Serahkanlah semua ketakutanmu pada Tuhan dan yakinlah akan pertolongan-Nya. AGATHA Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 15 15 Oktober 2011 : Mengakui Tuhan Teresia dr Yesus Rm 4:13,16-18, Mzm 105:6-7,8-9,42-43, Luk 12:8-12 Luk 12:8 “…tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni” Santa Teresa lahir di Avilla, Spanyol pada tahun 1515. Sejak usia yang sangat muda ia telah menunjukkan minatnya pada hidup kontemplatif. Panggilan hidupnya sebagai religius lahir setelah ia membaca tulisan-tulisan para Bapa Gereja, secara khusus S.Hironimus. Doktrin spiritual yang ditulisnya sebagian besar ditimba dari tulisan-tulisan S.Agustinus dan S. Gregorius Agung. Ia masuk biara Karmel di Avila pada umur 20 tahun. Sebelum memulai pembaharuan Ordo Karmel bersama S.Yohanes dari Salib, S. Teresa telah menghidupi praktek hidup membiara yang ketat. Walaupun banyak kesulitan yang ia alami dalam pendirian biara-biara pembaharuannya, Teresa berhasil mencapai puncak hidup mistik. Ini dapat kita lihat dalam tulisan-tulisannya: Jalan Menuju Kesempurnaan, Pendirian Biara-Biara, Riwayat Hidup, Puri Batin, puisi-puisi dan renungan-renungan. Semua karya dan tulisannya menunjukkan talenta yang khusus dan meskipun sering sakit-sakitan, ia memiliki semangat yang teguh. Oleh Paus Gregorius XV Teresa digelar Santa pada tanggal 12 maret 1922 dan pada tahun 1970 Paus Paulus VI memberi gelar kehormatan sebagai pujangga gereja. Kesaksian hidup S.Teresa mengajak kita untuk melihat perjalanan iman kita masingmasing. Pertumbuhan hidup beriman seorang Kristiani adalah karya Roh Kudus yang bekerja di dalam dirinya sejak menerima sakramen pembaptisan untuk menjadikannya serupa dengan Putera Allah. Roh Kuduslah yang mengajar kita berani mengakui iman kita akan Kristus di depan semua orang, bukan saja dengan kata-kata, tapi terutama dengan kesabaran dalam menghadapi setiap kesulitan dan memasrahkan diri pada penyelenggaraan kasih Allah. Sikap iman yang demikian dapat kita teladani dari Abraham. Profil Abraham, panutan bagi semua orang beriman ditulis oleh S.Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma. Abraham tidak pernah mengenal Hukum Musa yang diterima di Sinai, tetapi ia telah menjadi penerima janji mulia dan warisan keselamatan. Ini hanya mungkin terjadi baginya karena ia memiliki IMAN. “Abraham” berarti bapa segala bangsa. Abraham telah membuka hidupnya pada karya Allah yang misterius dan agung berkat rahmat yang ia terima “menjadi bapa segala bangsa”. Iman Abraham murni dan total. Bahkan di hadapan kemandulan istrinya Sara, ia tetap percaya akan Allah yang mahakuasa dan memegang janjinya, karena itu ia teguh dalam pengharapan walaupun tampaknya tanpa dasar. Layaklah ia disebut sebagai Bapa semua orang beriman, teladan bagi setiap orang yang ‘mengakui imannya’ dengan membuka hatinya pada karya penyelamatan Allah yang memberi hidup. Secara khusus pada murid-murid-Nya dan kita sekalian Yesus memberi jaminan ini “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah “ (Luk 12:8). Bila kita melakukan yang sebaliknya, maka ganjaran yang sebaliknya pula akan kita terima. Terlebih bila kita menghujat Roh Kudus. Penghinaan terhadap Roh Kudus adalah penolakan secara sadar dan definitif terhadap Kristus, sang Sabda yang menjelma menjadi manusia. Karena meskipun Gereja selalu siap untuk mengampuni bahkan menerima seorang penganiaya yang mau bertobat seperti Paulus, tetapi penolakan secara radikal, definitif dan sadar dari seseorang memisahkannya dari kesatuan dengan Kristus untuk selamanya. SR.BENEDICTA, OSB 16 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 16 Oktober 2011 : Menjadi Katolik Yang Baik Hari Minggu Biasa XXIX Yes 45:1,4-6, Mzm 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac, 1Tes 1:1-5b, Mat 22:15-21 Mat. 22:18 “… Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?” Bacaan-bacaan hari ini terlebih bacaan Injil, kit amendengarkan suatu cobaan dari orang-orang Farisi untuk menjerat Yesus. Mereka merasa diri begitu lihai dan cerdik. Mereka menganggap diri lebih pintar dan cerdik untuk berargumen dengan Yesus. Mereka berpikir bahwa saat itu adalah saat yang baik untuk menjerat Yesus. Mereka melontarkan sebuah pertanyaan untuk mencobai Yesus. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Mereka mengharapkan, jikalau Yesus menjawab bahwa tidak diperbolehkan, maka Dia akan ditangkap dan diadili menurut hukum. Dia juga akan menjadi musuh dari kaisar di Roma. Namun demikian jikalau Dia mengatakan bahwa ya diperbolehkan untuk membayar pajak, maka Dia dianggap bersekongkol dengan orang kafir dan bukannya orang Yahudi yang setia. Namun demikian Yesus telah mengetahui hati dan strategi licik mereka. Dengan sangat bijaksana, Dia meminta dibawakannya satu mata uang kepadaNya. Dia bertanya kepada mereka mereka, gambar siapa yang terdapat pada mata uang itu. Lalu mereka menjawab, gambar itu adalah gambar kaisar. Lalu Dia dengan tegas mengajak mereka untuk memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah. Jawaban Yesus membuka hati mereka tentang bagaimana kita harus menjadi orang Katolik yang baik di dalam masyarakat. Orang yang mempunyai kepercayaan adalah orang yang baik dan terpuji. Seorang Kristen Katolik yang baik adalah seorang yang tahu membawa diri baik di dalam Gereja maupun di dalam masyarakat. Sebagai seorang yang beragama patutlah berjuang untuk menghidupi dan mengembangkan nilai-nilai lulur agama dan kepercayaan yang kita imani. Hari ini kita diundang Yesus untuk berpartisipasi secara aktif di tempat di mana kita berada. Kita harus sungguh membawakan nilai-nilai agama kita untuk menghidupi dan menciptakan kerukunan hidup yang aman dan damai. RM.JOSEPH, MGL Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 17 17 Oktober 2011 : Libatkan Allah dan Sesama dalam rencanamu Ignasius dr Antiokhia Rm 4:20-25, MT Luk 1:69-70,71-72,73-75, Luk 12: 13-21 Roma 4:23-24a “Kata-kata ini, yaitu, ‘hal ini diperhitungkan kepadanya,’ tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita;” Rasul Paulus mengajak kita untuk belajar dari bapa Abraham (Roma 4:20-25), , karena iman Abraham akan Allah Yahwe, sungguh sangat besar. Abraham selalu melibatkan Allah dalam segala rencana dan tindakannya. Dan tidak sedikit pun ia ragu, kalau ia tahu bahwa yang menyampaikan sesuatu kepadanya adalah malaikat Tuhan. Karena itu, Abraham disebut, ‘Bapa Kaum Beriman.” Tiga agama besar Monoteisme: Yahudi, Kristen, Islam menghormati dan meneladani imannya. Dengan demikian Allah telah memenuhi janji-Nya kepada Abraham, memiliki keturunan sebanyak bintang di langit. (Kejadian 15:5). Ketika Abraham kuatir karena belum memiliki keturunan sampai usia tua dan berpikir harus menyerahkan warisan kekayaannya kepada salah satu pembantunya, Tuhan tidak setuju dan berjanji akan memberinya keturunan sehingga hak ahli waris baik secara jasmani mau pun rohani jatuh pada anak sulungnya, tidak kepada orang lain. Kalau kita bandingkan dengan bacaan tentang Orang Kaya yang Bodoh Lukas 12:1321, terlihat bahwa, masalah utama orang bodoh ini bukan pada hartanya, tetapi pada sikapnya yang egois dan tamak, memikirkan dirinya sendiri dan tidak melibatkan Allah sebagai pemberi kekayaan dalam rencana besarnya. (Ingat, Abraham pun diberkati dengan kekayaan melimpah). Melibatkan Allah dengan penuh iman, sekalipun tidak tahu apa yang ada di depan kita dan memperhitungkan kepentingan orang-orang di sekitar kita, untuk rencana masa depan, adalah sikap bijaksana yang mendatangkan berkat melimpah. Sebaliknya sikap egois dan ketamakan hanya akan mendatangkan kutuk. Linda Schubert, pendoa dan penulis, meyakinkan orang-orang di sekitarnya dengan berkata, “Semakin banyak orang yang engkau libatkan dalam rencanamu, semakin besar kemungkinan bahwa itu adalah rencana Allah sendiri yang diletakkan dalam pikiranmu.” Sudahkah Anda melibatkan Tuhan dan memperhitungkan kepentingan sesama dalam rencana-rencana kesejahteraan hidup pribadi? Semoga! narita 18 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 18 Oktober 2011 : Kekuatan Salib Pesta St. Lukas, Penginjil 2Tim 4:10-17b, Mzm 145:10-11,12-13ab,17-18, Luk 10:1-9 Luk 10:9 “Sembuhkanlah orang-orang sakit … dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” Menyembuhkan orang sakit dan mewartakan Kerajaan Allah adalah tugas utama ketujuh puluh murid yang diutus Yesus. Tujuh puluh merupakan angka biblical yang melambangkan totalitas atau kepenuhan. Ketika Lukas menyebut tujuh puluh, ia tidak sedang menulis laporan pandangan mata, tetapi tafsiran tentang tugas perutusan semua pengikut Kristus tanpa kecuali. Untuk tugas pewartaan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit, Yesus tidak mengkhususkannya bagi kedua belas murid kesayangan-Nya tetapi kepada seluruh murid-Nya tanpa kecuali, dan dalam konteks Gereja sekarang ini tugas tersebut dimandatkan kepada kita yang dibaptis sebagai anggota Gereja. Tanggung jawab sosial Gereja bagi dunia adalah ciri khas keberadaannya yang selalu membawa kesembuhan atau rekonsiliasi. Kesembuhan diri atau rekonsiliasi dengan diri sendiri tetapi juga terlebih rekonsiliasi dengan Tuhan dan sesama. Gereja identik sebagai pembawa kasih dan damai, seperti doa damai St Fransiskus Assisis yang kemdian menjadi doa kesayangan Beata Teresa dari Kalkuta. Selain menyembuhkan yang sakit, Gereja juga berperan sebagai penunjuk jalan menuju hidup sesudah kematian. Gereja punya tanggung jawab menunjukkan secara gamblang dan meyakinkan bahwa hidup manusia tidak berakhir pada titik kematian badani, tetapi berlanjut pada kehidupan kekal. Dengan demikian tugas Gereja yang utama juga memberikan harapan akan hidup yang kekal di Sorga. Karakter utama dari setiap pengikut Kristus sebagai pengemban dua tugas utama di atas adalah pribadi yang penuh iman, harap dan cinta. Tiga kebajikan utama umat Kristiani yang harus mewarnai hidup setiap orang yang telah dibaptis. Gereja harus tidak mudah menyerah pada penderitaan dan tantangan hidup yang sering mengejutkan. Gereja harus bisa menunjukkan kepada dunia bahwa dalam situasi yang tidak menunguntungkan pun kita tetap punya harapan. Gereja harus bisa menunjukkan kekuatan salib yang diubah Kristus dari tanda aib menjadi tanda keselamatan yang ajaib. Inilah karakter kuat tiap pengikut Kristus yaitu pantang menyerah dan ulet, karena kita tahu betul apa makna dan tujuan hidup kita di dunia ini. Kita tahu betul prinsip-prinsip apa yang harus kita pegang teguh dan kita bela dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus. FR.WENZ, MGL Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 19 19 Oktober 2011 : Jangan takut Berubah Yohanes de Brbeuf & Isaac Jogues, Paulus dr Salib Rm 6:12-18, Mzm 124:1-3,4-6,7-8, Luk 12:39-48 Roma 6: 17 Tetapi Syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Di dunia ini, di mana saja kita berada, ada banyak kemungkinan bahwa lingkungan di sekitar kita, orang-orang yang berada di sekitar kita mempengaruhi kebiasaan kita. Mempengaruhi cara kita memandang orang lain, cara kita bersikap kepada orang lain dan cara kita menerima mereka. Bahkan ada lingkungan tertentu yang membatasi sikap dan gerakan kita, sehingga kita terisolasi. Walaupun hati kita dan angan-angan kita ingin menggapai atau menjangkau hal-hal baik yang ada di luar sana, tetapi karena kebiasaan dan lingkungan kita begitu kuat mengikat kita, maka hal-hal baik itu seperti hanya mimpi yang berlalu. Kita terus berkubang di dalamnya. Jatuh bagun, ditindih berbagai beban yang seharusnya bukan untuk kita. Saya pernah merasakan hal-hal tersebut. Keinginan untuk berubah begitu kuat, tetapi lingkungan yang mempengaruhi juga tidak kalah kuatnya. Yang saya lakukan, pertama-tama adalah berdoa mohon kedamaian dengan semua pihak dan mohon agar saya bisa melihat dan mengetahui kelemahan saya dan berani merobahnya. Lalu saya mulai terbuka dengan pengajaran-pengajaran, yang saya dapatkan lewat orang lain mau pun buku-buku yang saya baca. Saya percaya, Roh Kuduslah yang membimbing saya menemukan itu. Lalu ketika ada kesempatan dan saya memperoleh kekuatan, karena lingkungan begitu kuat mengikat kebiasaan saya, maka saya akan keluar dan menjauhi lingkungan itu. Saat itulah perubahan terjadi. Orang-orang baru dan orang lama yang terhilang, Tuhan bawa lagi dalam hidup kita; di mana pastilah membawa ke hal-hal yang baik. So jangan takut berubah untuk mencapai hal-hal baik dalam hidup kita, yang menyenangkan hati Tuhan. Narita 20 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 20 Oktober 2011 : Api Roh Kudus Magdalena dr Nagasaki, Kaprisius Rm 6:19-23, Mzm 1:1-2,3,4,6, Luk 12:49-53 Luk 12:49 “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Kutipan ayat kitab suci diatas adalah moto Missionaries of God’s Love (MGL). Romo Ken Barker sebagai pendiri MGL memilih ayat tersebut karena tersentuh dan terinspirasi oleh hasrat Tuhan Yesus yang berharap “api” Roh Kudus, RohNya sendiri menyala di atas muka bumi ini dan bukan api-api yang lain. Dari api Roh Kudus yang membakar Romo Ken Barker-lah berdirilah komunitas MGL ini. Dia pun berharap para MGL mempunyai hati dan hasrat yang sama untuk “membakar” dunia ini dengan api cinta kasih Roh Kudus. Sungguh sebuah tugas yang tidak mudah karena api tersebut akan pudar dan akhirnya padam seandainya orang yang membawa api itu tidak disertai dengan kekuatan doa dari Roh Kudus itu sendiri. Selain air, api adalah sebuah lambang yang juga menyucikan. Seperti segenggam emas yang dimurnikan melalui api yang membakarnya, kemudian ditempa dan terbentuklah sebuah cincin atau kalung yang begitu indah. Demikian pula dalam hidup rohani kita, Api Roh Kudus adalah api yang membakar segala yang kotor dalam hati kita sehingga hati kita bersih dan bernyala-nyala untuk membagikan api cinta itu kepada orang lain. Dalam Kisah Para Rasul, Roh Kudus digambarkan sebagai lidah-lidah api yang turun ke atas Bunda Maria dan para Rasul yang menanti-nantikan Sang Penghibur yaitu Roh Kudus itu sendiri. Inilah yang kemudian menjadi inspirasi dan pendorong bagi Pembaharuan Karismatik Katolik untuk selalu menyerahkan hidup mereka kepada Roh Kudus agar diperbaharui dan dimurnikan seperti Hati Yesus yang Kudus dan Hati Maria yang tak ternoda. Dalam hidup doa kita, apakah kita membiarkan Roh Kudus membakar hati kita agar hati kita dipenuhi oleh Roh Cinta Tuhan sendiri? Marilah kita membuka hati kita lebar-lebar supaya api Roh Kudus tercurah di dalam hati kita. DIAKON VINCENT, MGL Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 21 21 Oktober 2011 : Berkat Menanti Ursula Rm 7:8-25a, Mzm 119:66,68,76,77,9394, Luk 12:54-59 Mzm 119:93 “Untuk selama-lamanya aku tdk melupakan titah-titahMu,sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku”. Disuatu hari saya membaca sebuah majalah wanita, bagus isinya ada tentang trend fashion,resep-resep memasak, ada juga tentang karier,dsb. Yang cukup menarik perhatian saya waktu membaca tentang kisah seorang wanita yang melamar pekerjaan. Kejadiannya terjadi di Amerika.Ada seorang wanita yang memenuhi undangan wawancara untuk sebuah pekerjaan yang dia inginkan.Sesuai dengan undangan yang diterimanya, wanita ini diharapkan untuk datang jam 5 pagi di musim salju yang sangat dingin. Setelah tiba ditempat,dia dipersilakan masuk dan menunggu kurang lebih 3 jam sebelum wawancara.Apa yang ditanyakan oleh penguji pada wanita ini saat wawancara?! Wanita ini hanya disuruh mengeja abjad dan disuruh menjawab pertanyaan sepele, “Dua tambah dua menjadi berapa?!” Setelah itu wanita ini disuruh pulang. Jika kita menjadi wanita ini bagaimanakah reaksi kita?! Tentu saja marah karena merasa dipermainkan. Kalau tahu wawancara jam 8 mengapa tidak disuruh datang jam 7, bukankan jam 5 pagi masih enak-enaknya untuk tidur dalam selimut dimusim salju yang dingin.Terlebih pertanyaan interview adalah pertanyaan anak TK.Datang jam 5 pagi hanya untuk pertanyaan “konyol” seperti itu?!! Singkat cerita dari sekian banyak pelamar,akhirnya wanita inilah yang diterima bekerja. Saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus.Kisah diatas cukup menjadi perenungan yang mendalam bagi saya, dimana dikeseharian kita sering kali dihadapkan dengan “ujianujian paling sepele” dalam kehidupan ini,tapi sering kali kita gagal melaluinya,terpeleset akan pertanyaan konyol yang dilontarkan dalam kehidupan ini karena masih ada faktor “Ego” Seperti yang dikisahkan oleh pemazmur “Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titahMu,sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku”. Namun disaat ujian paling sepele lewat,kita gagal. Apa yang telah dilakukan oleh wanita ini menginspirasi si Penguji, yang pertama,ketika ia menyuruh datang jam 5pagi, padahal salju turun,dia tetap datang, berarti dia punya komitmen.Saat disuruh menunggu 3 jam,dia tunggu berarti dia punya kesabaran. Saat penguji memberikan pertanyaan sepele, dia tidak jengkel dan marah, berarti dia punya pengendalian diri yang bagus. Seringkali kita membaca firman Tuhan,memegang janji Tuhan namun disaat dihadapkan dengan ujian kehidupan seperti itu melalui hal-hal kecil,sepele, sesungguhnya kesabaran,komit men dan karakter kita sedang dimurnikan.Inilah saatnya kita mempraktekan,sehingga kita tidak hanya sebagai pendengar tapi juga pelaku firman. Jika kita berhasil lulus melalui ujian atau pemurnian ini, percayalah bahwa berkat dan keberhasilan sudah menanti di depan kita. Tuhan berkati. LULU 22 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 22 Oktober 2011 : Mengubah Hidup Rm 8:1-11, Mzm 24:1-2,34ab,5-6, Luk 13:1-9 Luk.13:8-9 “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” Di dunia dewasa ini sangat mudah bagi kita untuk memperoleh informasi secara langsung dari TV, radio, koran dll. Seringkali apa yang kita baca, dengar dan lihat dalam berita, tidak semuanya dapat dimengerti karena begitu banyak informasi yang berbera tentang teroris, kelaparan, perang, kriminal, tsunami dsb. Begitupun pada masa itu sampailah pada Yesus kabar yang tersiar tentang kejahatan yang dilakukan oleh Pilatus kepada orang-orang Galilea. Ketika itu orang-orang Israel berpendapat bahwa hal itu terjadi pada mereka sebagai hukuman Allah atas dosa–dosa mereka. Akan tetapi, Yesus mempunyai pendapat yang berbeda dengan mereka. Ia menjawab pernyataan mereka dengan pertanyaan: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu (Luk.13,2-3). Dengan ini Yesus mau mengantar mereka untuk melihat setiap peristiwa dengan iman agar dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut. Apa yang terjadi bukanlah suatu hukuman dari Allah. “Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian”. Yesus ingin mengajak mereka untuk bertobat dan mengubah hidup supaya tidak terjadi seperti yang mereka pikirkan. Ia juga mengajar mereka dan kita semua untuk mengenal belaskasih Allah yang selalu menyertai kita dalam peristiwa hidup setiap hari. Ini ditegaskan dalam perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Yesus menyiratkan suatu ajakan untuk bertobat dan memperlihatkan besarnya kesabaran kasih Allah (Luk. 13:6-9). Dalam perumpamaan ini, kebun anggur menggambarkan kasih setia Allah kepada umat-Nya atau sebaliknya ketidaksetiaan umat pada cinta kasih Allah (bdk. Is 5). Pemilik kebun Anggur adalah Allah Bapa, pengurusnya adalah Yesus PuteraNya, pohon ara melambangkan kita semua umat-Nya. Dalam hidup Allah memberi kita rahmat dan karunia yang berlimpah, dengan harapan pada hari kedatangan-Nya, Ia mendapati hasil yang memuaskan-Nya (bdk. Luk 19:12-27). Pengurus kebun yang sabar yaitu “Yesus Kristus” pengantara kita, terus meminta kepada Bapa di surga agar memberikan waktu bagi umat-Nya untuk bertobat dan mengubah hidup mereka. Inilah yang dimaksudkan Santu Paulus dalam bacaan pertama: dengan pertobatan, kita hidup dalam Kristus, hidup menurut Roh untuk menjadi anak-anak Allah yang dikasihi-Nya. SR.BENEDICTA, OSB Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 23 23 Oktober 2011 : Mencintai yang Sepenuhnya Hari Minggu Biasa, Hari Minggu Evangelisasi Kel 22:21-27, Mzm 18:2-3a,3bc-4,47,51ab, 1Tes 1:5c-10, Mat 22:34-40 Mat. 22:37 “… Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Hari ini, kita sekalian ditantang untuk menjalankan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang Kristen Katolik. Kewajiban ini menuntut suatu komitmen yang penuh dan utuh dari kita. Ketika orang-orang Farisi melihat Yesus, mereka ingin mencobai Dia. Mereka melemparkan suatu pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dan tidak masuk akal. Mereka menanyakan tentang isi dan inti dari ajaran iman kekatolikan kita. Mereka bertanya, “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Dengan penuh wibawa dan dalam Roh, Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Kasihilan Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Dalam kehidupan sehari-hari, jikalau seorang lelaki mengatakan bahwa ia mencintai seorang wanita, sang lelaki itu tidak dapat memberikan setengah dari komitmennya. Sang lelaki itu tidak mungkin mengatakan, “Aku mencintaimu dengan setengah dari hatiku dan dengan setengah jiwaku dan dengan setengah akal budiku.” Namun demikian sang lelaki itu akan mengatakan bahwa aku akan memberikan diriku seutuhnya kepadamu. Aku akan memberi seluruh diriku-jiwa dan ragaku. Mencintai itu adalah suatu komitmen-pemberian diri secara utuh dan penuh. Seperti Allah Bapa mencintai kita dengan memberikan kepada kita AnakNya yang Tunggal Yesus Kristus. Karena cintaNya juga, Yesus merelakan diriNya mati di kayu salib demi dosa-dosa kita. Hari ini sekali lagi kita diundang untuk membaharui hati jiwa kita akan komitmen yang telah kita lakukan. Marilah kita dengan penuh iman mantakan kepada Yesus, “Aku ingin mengikuti Engkau, menicintai Engkau dan saudara/i-ku di dalam hidup ini. RM.JOSEPH, MGL 24 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 24 Oktober 2011 : Menjadi Baik Saja Tidak Cukup Antonius Maria Claret, Aloisius Guanella Rm 8:12-17, Mzm 68:2,6-7ab,20-21, Luk 13:10-17 Luk 13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Selama menjadi sukarelawan di Tajikistan, tidak hanya kesan manis yang didapat, tapi juga banyak kesan buruk. Kalau di facebook, biasanya saya Cuma menampilkan yang bagus2 aja, karena banyak teman Tajikistan yang ada di Facebook juga, dan saya mencoba menjaga perasaaan mereka. Banyak tuduhan tidak enak yang diarahkan kepada saya, sebagai seorang relawan dari Indonesia, non Negara barat, yang selama ini mereka kenal. Dari mempertanyakan atas kwalitas saya sebagai seorang pengajar desain disini, sampai tuduhan kalau saya datang untuk mengkopi desain desain mereka, dan memproduksi di Indonesia. Saya bekerja dengan para pengrajin yang umurnya diatas 30 tahun, yang pernah hidup di jaman Soviet, dimana rasa curiga selalu ada dikepala, dan menganggap Tajikistan dan Uni Soviet adalah Pusat Dunia. Tidak mudah menahan amarah, kecewa dan rasa geli ketika tuduhan-tuduhan itu dilemparkan. Tapi sebagai seorang relawan professional, saya harus mengerti perbedaan budaya dan latar belakang mereka. Satu hal yang membuat saya kesal, adalah tuduhan kalau saya hanya sibuk memperkaya diri di Tajikistan, padahal saya bekerja tidak dibayar disini, betul betul pengabdian yang datang dari lubuk hati saya yang terdalam. Ketika saya membuat Page/ Halaman di FaceBook dengan judul “Tajikistan Handicrafts” ada yang mencibir kalau saya mencoba mencari keuntungan pribadi, mengambil komisi dari para pengrajin miskin. Saya tidak akan sakit hati kalau tuduhan itu datang dari orang orang Barat, tapi ini datang dari orang Tajikistan sendiri. Injil hari ini mengingatkan saya pada peristiwa tadi. Yesus menyembuhkan orang lumpuh yang sudah tidak bisa berjalan 18 tahun, tapi tetap disalahkan karena menyembuhkan di hari Sabat. Yang menyalahkan pun orang2 yang sebangsa dari orang lumpuh tersebut. Tapi Tuhan Yesus hanyalah berkata, “Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?” Menjadi terang bagi orang lain tidak lah cukup, menjadi orang baik saja tidak cukup, tapi kita juga harus bisa membela apa yang kita lakukan itu benar. Berbuat baik dan membuat orang curiga juga salah, mungkin karena kita tidak transparan dan hingga menimbulkan kecurigaan. Atasan saya memberi saran untuk memasukan keterangan tambahan di setiap tulisan / pekerjaan yang saya buat, bahwa saya bekerja sebagai relawan, tidak untuk kepentingan pribadi, dan semua bisa dipertanggung jawabkan. Siiih ! Menjadi baik saja tidak cukup. Harus baik dan benar. Assallam, Jeff Kristianto - Tajikistan Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 25 25 Oktober 2011 : Pengikut Kristus yang Sejati Yohanes Ston Rm 8:18-25, Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6, Luk 13:18-21 Luk 13:18, 19, 21 “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah? Ia seumpama biji sesawi … Ia seumpama ragi ” Kali ini Lukas menjelaskan tentang pentingnya Kerajaan Allah atau kehidupan kekal, kehidupan sesudah kematian. Ia membandingkannya dengan biji sesawi dan ragi. Dari segi kualitas keduanya sama-sama kecil, namun justru keberadaan keduanya menjadi vital untuk keberadaan eksistensi lain. Dengan kata lain, kalau tidak ada biji sesawi, maka burung-burung tidak bisa bersarang dan berkembang dengan aman, demikian pun kalau tidak ada ragi, maka tidak pernah akan ada roti. Demikian pun dengan Kerajaan Allah, kalau tidak ada Kerajaan Allah maka sejatinya kehidupan kita ini tidak pernah akan ada, atau tidak akan punya arti. Lebih jauh kalau mau lebih ekstrim, Kerajaan Allah karena itu menjadi alasan utama kehidupan kita di dunia ini. Dengan demikian jelas, kalau kita tidak punya konsep yang benar tentang Kerajaan Allah, maka pemahaman kita tentang hidup ini menjadi labil, relative dan tanpa arah. Karena itu kita bisa memaklumi, ketika orang menolak segala ajaran tentang Kerajaan Allah, maka ia pun perlahan mulai tidak menghargai kehidupan di dunia ini. Inilah tugas berat kita sebagai pengikut Kristus, bahkan menurut Lukas, ini menjadi tugas perutusan kita yang utama. Memang tema tentang keselamatan dan Kerajaan Allah menjadi tema kesayangan St Lukas Penginjil. Segala mukjizat dan penyembuhan yang dilakukan Yesus, sampai pada pilihannya untuk mati di Kayu Salib, semuanya terjalin dalam konteks keselamatan umat manusia, keselamatan dunia seluruhnya. Kematian dan Kebangkitan Tuhan Yesus diharapkan akan membawa kesadaran bagi tiap individu untuk mulai percaya akan pentingnya Kerajaan Allah sebagai tujuan akhir hidup di dunia ini. Sementara itu kita yang telah dibaptis dan menjadi anggota Gereja punya tanggung jawab menunjukkan dengan nyata dalam hidup kita akan pentingnya Kerajaan Allah. Sebagai komunitas, kita harus bisa meyakinkan dengan cara hidup kita, bahwa hidup di dunia ini adalah ziarah menuju kehidupan kekal. Tidak berarti bahwa kita serta merta mengabaikan kebutuhan-kebutuhan duniawi untuk bertahan hidup, tetapi pada saat yang sama kita tidak menggantikan nilai-nilai kepercayaan kita terhadap kehidupan yang kekal. Dengan kata lain, kita tidak ingin menjadi orang yang lupa daratan dan tidak realistis. Pengikut Kristus yang sejati adalah orang-orang realistis yang tahu pentingnya roti dan pohon sawi untuk hidup manusia, tetapi pada saat yang sama, ia juga harus sadar dari mana roti dan sawi itu berasal. FR.WENZ, MGL 26 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 26 Oktober 2011 : Bukan Karena Hebat Kita Rm 8:26-30 Mzm 13:4-5,6 Luk 13:22-30 Rm 8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Memimpin doa taize, menjadi operator multimedia, melakukan tugas lektor English Mass, dipercaya menjadi ketua retret, meyusun acara- acara kegiatan DOJCC. Saya tidak pernah membayangkan banyak hal yang mampu saya lakukan dalam pelayanan komunitas ini. Karena 4 tahun yang lalu saya hanyalah seorang anggota termuda komunitas ini, di umur 18 tahun saya pertama kali bergabung dalam sebuah komunitas karismatik katolik, tidak memiliki pengetahuan apapun soal bagaimana melayani orang, apalagi pengetahuan soal doa, pengajaran dan yang lainnya. Dipandang remeh karena saya masih kecil, saya pun merasakannya. Minder? PASTI. Mundur? TIDAK. Saya belajar, saya berproses di dalam nama Tuhan. Bukan lalu instan saya menjadi seperti saya sekarang. Berproses dan bertumbuh di komunitas ini tidaklah gampang. Saya yakin Anda semua pun mengalaminya dengan cara masing – masing. Ada saat dimana saya merasa penat, kering, dan lelah melayani, tapi saya percaya ketika tahun 2007 Tuhan memanggil saya mengikuti komunitas ini Tuhan sudah mempersiapkan semuanya. Mempersiapkan proses pembentukan “bejana” kepribadian saya melalui teman – teman sesama komunitas yang mungkin begitu sakit karena kita dibentuk dengan sangat keras olehNya. Membawa saya bertemu lebih banyak orang dengan karakter – karakter yang berbeda, mengajari saya bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang walaupun tujuan kita untuk pelayanan. Menyadarkan saya bahwa melayani di dalam nama Tuhan tidak harus menempatkan saya sebagai seorang Worship Leader yang tampil dan dikenal banyak orang, memiliki suara yang merdu sebagai singer. Hanya duduk di belakang laptop walaupun orang hanya melihat punggung saya saja, itu pun melayani. Saya bukan manusia yang sempurna, begitupun juga dengan Anda bukan, yah karena memang tidak ada manusia yang sempurna kecuali Dia. Tapi bukannya bukan kita yang memilih kan? Tuhan sendri lho yang memanggil kita Dia yang akan memampukan kita kok untuk melayani. DIJAMIN!! Dan hal terpenting adalah ketika Tuhan sudah memampukan kita, ingatlah selalu bahwa kita hanya alat yang dipakai olehNya. Bukan kuat kuasa dan hebat kita lho ya, Saudara! Selamat menjadi pelayan dan melayani lebih banyak jiwa lagi!! MAIA Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 27 27 Oktober 2011 : Tuhan di Pihak Kita Rm 8:31b-39, Mzm 109:21-22,26-27,30-31, Luk 13:31-35 Rm 8:31 Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Membaca sekilas kutipan ayat kitab suci dari Rasul Paulus di atas, terlihat ada kesombongan dan keangkuhan di dalamnya. Tetapi kalau dicerna, dihayati dan direnungkan lebih mendalam ada kebenaran di dalamnya. Yang menjadi fokus adalah Allah bukan kita. “Jika Allah di pihak kita” bukan “Jika kita...” Ini memberikan kesan bahwa Allah yang turun tangan, Allah yang mengambil inisiatif duluan dan Allah yang mau dan mempunyai keinginan agar Allah selalu beserta kita. Rasul Paulus pun mengatakan di perikop lainnya, “Jika aku bermegah, aku bermegah di dalam nama Tuhan”. Bunda Maria juga mengagungkan Tuhan, “Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah Juruselamatku”. Singkat kata, hanya orang yang sudah “mengenal Allah” akan mampu melihat karya Tuhan di dalam hidup mereka, makanya mereka berani berkata, Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Sebelum Paulus mengalami pertobatan yakni jatuh dari kuda dan “bertemu” secara langsung dengan Yesus, dia selalu bermegah di dalam dirinya karena dengan menggunakan pedangnya dia mampu membunuh banyak pengikut Kristus. Namun pengalaman “bertemu” dengan Yesus yang mengatakan, “Mengapa kamu menganiaya Aku?”, membuat dia berubah dan selanjutnya bermegah di dalam Tuhan. Pengalaman kejatuhan memang menyakitkan, tetapi kadang-kadang itu “dibutuhkan” untuk membuat kita tidak sombong dan angkuh karena seperti pepatah kuno me-ngatakan, “di atas langit ada langit”. Tuhan di atas segala-galanya. Pengalaman kejatuhan membuat kita ingat akan Dia yang menciptakan kita. Sekarang yang menjadi tekanan selanjutnya adalah, “Siapakah yang akan melawan kita?” Tak ada yang dapat “melawan” kita seandainya Allah di pihak kita. Setiap mahluk bertekuk lutut di hadapannya. Maka, sebagai ciptaanNya marilah kita merendahkan hati kita di hadapan Tuhan agar Dialah yang selalu berada di depan kita ketika kita menghadapi lawan-lawan kita. DIAKON VINCENT, MGL 28 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 28 Oktober 2011 : Berdoa Pesta St. Simon & Yudas, Rasul Kem BcE Ef 2:19-22, Mzm 19:2-34-5, Luk 6:12-19 Luk 6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mengalami tuntutan kerja yang berat, rasanya begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam sehari. Karena tidak mampu mengatasi beban pekerjaan, sampai dirumah pun menjadi tidak nyaman, segala sesuatu terlihat tidak ada yang beres, mengakibatkan kemarahan pada sekitar. Selama beberapa bulan hal ini berlangsung. Suatu hari saya bertemu seorang sahabat, dan menceritakan situasi yang saya hadapi kala itu. Jawaban sang sahabat membuat saya merenung, dia berkata, “ Kamu kurang berdoa barangkali”. Saya mengingat-ingat lagi rutinitas keseharian saya, ternyata waktu saya luangkan untuk Tuhan memang sangat terbatas. Saat malam menjelang, karena alasan ngantuk, kadang cuma terucap, “Tuhan terima kasih ya untuk berkat hari ini” lalu tertidur. Pagi hari bangun juga berdoa secepat kilat. Waktu untuk hening bersama Tuhan begitu sedikit. Injil hari ini mengajarkan kita teladan dari Yesus, selalu mengawali segala sesuatu dengan doa. Untuk memilih kedua belas muridNya, Yesus berdoa bukan hanya sebentar, tapi semalam-malaman agar kehendak Tuhan yang terjadi. Sebelum makan, Yesus selalu mengucap syukur dan memohon berkat atas hidangan yang ada. Mau menyembuhkan orang sakit, Yesus berdoa. Setelah melakukan tugas pelayanan-Nya, Yesus selalu mengundurkan diri ke tempat sepi dan berdoa pada Bapa. Saat akan menghadapi sakral maut, Yesus pun menyerahkan ketakutan dan keresahan-Nya pada Bapa dengan berdoa di taman Getsemani. Yesus selalu mengawali dan mengakhiri karya-Nya dengan doa, dan hasilnya sungguh luar biasa bukan ? Allah Bapa selalu menyertai-Nya. Kita pun juga hendaknya belajar dari Yesus, memulai dan mengakhiri pekerjaan dan keseharian kita dengan doa. Di pagi hari ucapkanlah syukur untuk hari baru yang diberi dan mohonkanlah berkat untuk hari yang akan di lalui, kala semuanya berakhir, janganlah lupa mengucap syukur untuk penyertaan yang telah diberikan. Tiap rencana yang akan dibuat, serahkanlah selalu pada-Nya. Sempatkanlah pula berdoa untuk sesama yang membutuhkan bantuan doa kita, yang berkekurangan ataupun sedang berbeban berat. Relasi pribadi yang akrab dengan Tuhan akan membuahkan ketenangan dan ketegaran hidup, dan mengurangi stress yang timbul dari aneka persoalan hidup yang dialami. AGATHA Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 29 29 Oktober 2011 : Litani Kerendahan Hati Mikael Rua Rm 11:1-2a,11-12,25-29, Mzm 94:12-13a,14-15, Luk 14:1,7-11 Luk 14:11Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Litani Kerendahan Hati oleh : Kardinal Merry dei Vai Ya Tuhan, ubahlah hatiku, Engkau yang telah menerima penghinaan karena cinta-Mu padaku. Nyatakanlah bagiku kerendahan hati-Mu. Terangilah aku dengan cahayaMu, kiranya aku mulai saat ini menghancurkan kesombongan yang ada pada diriku! Ini sumber kemalanganku, rintangan yang membuat aku melawan cinta-Mu! Tuhan, aku telah menjadi musuh bagi diriku sendiri ketika aku mencoba mencari kedamaian dalam diriku, dan bukan dalam diri-Mu. Ya Yesus, yang lembut dan rendah hati, dengarkanlah aku. Dari keinginan untuk dihargai, bebaskanlah aku. Dari keinginan untuk dicintai, Dari keinginan untuk dianggap sebagai orang penting, Dari keinginan untuk dihormati, Dari keinginan untuk dipuji, Dari keinginan untuk lebih disukai daripada menyukai, Dari keinginan untuk dimintai nasihat, Dari ketakutan untuk dihina, bebaskanlah aku. Dari ketakutan untuk direndahkan, Dari ketakutan untuk diabaikan, Dari ketakutan untuk difitnah, Dari ketakutan untuk dilupakan, Dari ketakutan untuk diejek, Dari ketakutan untuk dinodai, Dari ketakutan untuk dicurigai, Supaya orang lain lebih dicintai daripada aku, Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap; Supaya mereka bertambah besar di mata dunia dan aku bertambah kecil, Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap; Supaya mereka dipakai dan aku dikesampingkan, Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap; Supaya mereka mendapat pujian dan aku diabaikan, Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap; Supaya mereka mendapat jalan yang lancar dan aku tersisihkan, esus, berilah aku rahmat untuk berharap; Supaya mereka melebihi aku dalam segala hal, Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap; Supaya mereka lebih suci daripada aku, asalkan aku menjadi suci sesuai kemampuanku, Yesus, berilah aku rahmat untuk berharap. 30 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011 30 Oktober 2011 : Juru Parkir Hari Minggu Biasa XXXI Mal 1:14b - 2:2b,8-10, Mzm 131:1,2,3, 1Tes 2:7b-9,13, Mat 23:1-12 Mat 23: 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa sich yang gak kenal dengan profesi yang satu ini – Tukang Parkir !! Yup, lebih tepatnya juru parkir (lebih “memanusiakan” ^_^). Jika kita berhenti di suatu tempat, atau mau memasuki suatu kawasan yang akan kita tuju, mereka akan membantu mengatur mobil atau sepeda motor kita untuk parkir pada tempat yang telah disediakan. Simpel sich pekerjaan mereka dan mungkin kita anggap sepele, tapi bayangin aja apa jadinya kalau gak ada mereka. Kendaraan pasti akan parkir semau mereka sendiri, sehingga yang ada lalu lintas keluar masuk kendaraan bakalan kacau banget. Berdasarkan hasil pengamatan saya dalam dunia perparkiran di Bali, saya cukup takjub dengan beberapa Juru Parkir yang selama ini saya jumpai. Pertama, Juru Parkir di Cak Asmo Pulau Komodo – saya takjub dengan gaya and teriakannya ketika mengarahkan kendaraan yang akan parkir. Kedua, Juru Parkir di Warung Bakso & Mie Ayam Solo dekat Sanglah – walaupun sudah berumur lanjut dengan kondisi badan yang kurus, tapi bapak ini tetap sigap membantu pelanggan warung untuk parkir. Ketiga, Juru Parkir di Warung Batagor Bandung (depan Honda Jl Raya Kuta) – saya sampai speechless, ketika saya bayar uang parkir, dan dia bilang “Tuhan memberkati”. WOW !! Itulah 3 orang Juru Parkir yang bisa saya katakan sebagai Juru Parkir yang loyal dan berdedikasi tinggi akan pekerjaannya. Perikop Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada murid-muridnya untuk tidak seperti Ahliahli Taurat dan kaum Farisi, yang hanya ingin dilihat orang dengan perbuatan-perbuatan baik mereka saja – tanpa mau merendahkan diri atau menjadi pelayan bagi sesamanya. Dalam lingkungan sekitar kita, pasti ada juga orang yang bersikap seperti ahli-ahli taurat dan kaum farisi seperti tersebut di atas. Kita dengarkan saja apa yang mereka ajarkan, tapi janganlah sampai kita melakukan apa yang mereka minta kita perbuat. Mereka juga hanya bisa mengajar, tanpa mau berbuat atau mempraktekkan secara langsung kepada sesamanya. Istilah gaulnya, “ah cuma ngomong doang loe, mana bukti nyatanya!!” Yesus mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang “pelayan” bagi sesama di sekitar kita. Dari cerita Juru Parkir di atas, kita bisa belajar akan kesungguhan dan bakti mereka dalam melakukan pekerjaannya melayani sesama. Dengan penghasilan yang pas-pasan plus harus berjemur di panas terik matahari, mereka tetap setia membantu setiap orang untuk parkir. Di mulai dengan hal-hal kecil di sekitar kita untuk berbuat sesuatu dan “melayani” sesama, maka Tuhan tetap setia dan akan “meninggikan” kita sebagai anak – anak yang dikasihiNya. So, melayani sesama – SIAPA TAKUT !! KRIS Vol. 23/2011 Fresh JUICE ! 31 31 Oktober 2011 : Saya Pernah Malu Menjadi Saya Alfonsus Rodriguez Rm 11:29-36, Mzm 69:30-31,33-34,36-37, Luk 14:12-14 Lukas 14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Sewaktu masih di Bali, saya banyak bekerja dengan teman teman penyandang keterbatasan, atau penyandang cacat. Saya memiliki 2 pekerja tuna netra yang membantu saya membuat kerajinan dari cengkeh. Saya tidak hanya menjadi pemberi pekerjaan pada mereka, tapi mencoba menjadi sahabat mereka dan keluarganya. Seringkali saya membawa mereka dan anak anaknya jalan jalan, dari nonton pameran salju sampai ke kebun binatang. Teman teman saya pun banyak yang mendukung, dan ikut bersama saya. Saat natal 2008, kerajinan cengkeh saya sangat booming, orderan mulai banyak, dan pengrajin tunanetra saya pun kebanjiran pesanan. Salah satu Mal besar di Bali mengundang kami untuk mendekorasi pohon natal nya dengan kerajinan cengkeh kami, dan kami boleh melakukan demonstrasi pembuatan kerajinan cengkeh dan menjual kerajinan tersebut di dalam Mal. Tentu saja tawaran ini saya sambut dengan baik. Saya pun mengundang pengrajin tunanetra untuk melakukan demo di Mal. Mereka sangat senang bisa berada di Mal dan menjadi pusat perhatian banyak orang, bagi mereka ini adalah hal yang baru. Saat makan siang, saya mengajak mereka makan siang di rumah makan , yang kebetulan saya miliki dengan beberapa teman di Mal tersebut. Jujur, saat itu, ada rasa khawatir di kepala saya, apa yang akan terjadi nanti. Saya tahu bagaimana orang tunanetra makan, kadang bisa sangat berantakan dan membuat risih orang yang melihat. Penyandang cacat masih dipandang sebelah mata di Indonesia, ada keraguan di kepala saya, sebagai pemilik rumah makan. Apakah kehadiran mereka akan mengganggu pelanggan saya yang lain? Apa pelanggan saya tidak merasa ‘jijik’ makan dekat penyandang cacat? Apa pelanggan saya akan pindah ke rumah makan sebelah karena ada mereka? Apa kata partner bisnis saya, mengajak orang cacat makan di tempat saya? Karena waktu sudah semakin siang, saya pun memutuskan mengajak mereka makan disana, duduk di meja paling depan. Saya mengambilkan makanan untuk mereka, setelah bertanya makanan apa yang ingin mereka nikmati siang itu. Ternyata mereka sangat menyukai makanan di rumah makan saya, dan bisa makan dengan sangat rapi dan bersih. Pelanggan pelanggan lain melihat mereka makan, dan tetap makan di rumah makan saya, malah siang itu, ramai sekali penggunjung nya. Sangat ramai. Sayapun merasa malu. Saya pernah berpikiran sempit. Saya pernah ‘malu’ punya sahabat-sahabat tuna netra, saya pernah ragu kalau Tuhan akan menjauhkan rejeki saya, hanya karena saya memberi makan penyandang cacat. Saya malu dengan hidup saya. Apa bedanya saya dengan orang orang yang selama ini saya cemooh karena membeda bedakan penyandang cacat? Saat ini saya berada di Tajikistan, sudah 7 bulan saya tidak bertemu sahabat-sahabat tuna netra saya. Tapi saya yakin, ketika kita bertemu lagi, mereka akan bilang, “Makanan tempat Pak Jeff enak sekali, tumben saya makan seperti itu. Saya ngak akan pernah lupa rasa Ayam Kalasan itu”. Hal yang selalu mereka bilang setiap kali bertemu. Maafkan saya, sahabat, saya pernah malu menjadi diri saya. Jeff –Tajikistan 32 Fresh JUICE ! Vol. 23/2011