David Hume - Afid Burhanuddin

advertisement
David Hume
Oleh: Lindawati
Aliran Empirisme dibangun pada abad ke 17 yang muncul setelah lahirnya aliran
rasionalisme. Emperisme adalah doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman
dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme sendiri
diambil dari bahasa Yunani yaitu Empeiria yang bereati coba – coba atau pengalaman. Tapi
aliran empirisme disini bertolak belakang dengan aliran rasionalisme. Menurut paham
Empirisme bahwa pengetahuan bukan hanya didasarkan pada rasio belaka, di inggris. Konsep
mengenai filsafat Empirisme muncul pada abad modern yang lahir karena adanya upaya
keluar dari kekangan pemikiran kaum agamawan di zaman skolastik. Descartes adalah
seorang yang berjasa dalam membangun landasan pemikiran baru di dunia barat. Descartes
menawarkan sebuah prosedur yang disebut keraguan metodis universal dimana keraguan ini
bukan menunjuk kepada kebingungan yang berkepanjangan , tetapi akan berakhir ketika lahir
kesadaran akan eksistensi diri yang dia katakan dengan cogito ergo sum yang artinya saya
berpikir, maka saya ada.
Teori pengetahuan yang dikembangkan oleh Decartes dikenal dengan rasionalisme
karena alur pemikiran yang dikembangkan Rene Decartes bermuara kepada kekuatan rasio
manusia. Sebagau reaksi dari pemikiran rasionalismeDecartes inilah muncul para filosof yang
berkembang kemudian yang bertolak belakang dengan Decartes yang menganggap bahwa
pengetahuan itu bersumber pada pengalaman atau Empirisme. Para filosof yang disebut
sebagai kaum Empirisme diantaranya yaitu, John Locke, Thomas Hobbes, George Barkeley ,
dan David Hume. Dalam makalah ini tidak membahas semua tokoh Empirisme, tetapi akan
membahas tentang tokoh Empirisme David Hume yang dianggap sebagai puncak empirisme
yang paling radikal.
A Biografi David Hume
David hume lahir pada tanggal 26 April 1711 di Edinburgh, Skotlandia. Awalnya nama
aslinya David Home namun pada tahun 1734, ia mengubah namanya Hume karena di Inggris
kesulitan mengucapkan Home dengan cara Skotlandia. Hume merupakan putra pasangan
Yusuf Chrinside dan Khaterine Falcorner. Saat usia Hume masih anak – anak, ayahnya
meninggal sehingga dia dibesarkan oleh ibunya.
Lindawari | 2012 | David Hume
1
Dalam masalah pendidikan, Hume mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Hume
mendaftar di Universitas Edinberg untuk belajar sastra klasik, tapi Hume tidak puas dengan
pendidikannya itu, kemudian dia memutuskan untuk keluar dari universitas dan memilih pergi
ke perancis untuk menjadi seorang filsuf besar.
Pada tahun 1734, setelah beberapa bulan sibuk dengan perdagangan di Bristol, Hume
pergi ke La fleche di Anjon, Perancis. Disana dia sering wacana dengan Jesuit dari College of
La Fleche, saat itu juga, dia menghabiskan tabungannya untuk menuliskan karyanya yang
berjudul A Treatise of Human Nature, dia menyelesaikan karyanya pada usia 26 tahun.
Setelah karyanya dipublikasikan pada tahun 1744, Hume ditetapkan sebagai ketua
Pneumatics dan moral filsafat dan moral di Universitas Edinburg. Namun posisinya diberikan
kepda William Cleghorn, karena menteri Edinburg mengajukan petisi kepada dewan kota
untuk tidak menunjuk Hume karena ia dituduh sebagai ateis. Hume juga dituduh bid’ah, tapi
dia dipertahankan oleh ulama muda, teman – temannya berpendapat bahwa sebagai ateis, ia
berada di luar gereja yuridiksi. Walaupun adany pembebasan, Hume gagal untuk
,mendapatkan jabatan sebagai ketua filsafat di universitas Glasgow.
Hume wafat pada usia yang ke 65 pada tahun 1776 di kota kelahirannya Edinburg,
Skotlandia. Sepanjang kehidupannya, Hume tidak pernah menikah.
B Pemikiran David Hume
David Hume merupakan puncak dari aliran Empirisme. Baginya, pengalaman lebih dari
rasio sebagai sumber pengetahuan, baik pengalaman intern maupun ekstern. Menurut Hume,
semua ilmu itu berhubungan dengan hakekat manusia. Dan ilmu inilah yang menjadi satu –
satunya dasar bagi ilmu – ilmu yang lain.
Hume mengatakan bahwa, semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indra sebagai
dasar. Impression pada Hume, sama dengan sensasional pada John Lock yaitu basis
pengetahuan. Semua persepsi jiwa manusia terbentuk dari dua alat yang berbeda yaitu
impression dan idea. Dari keduanya, perbedaan terletak pada tingkat kekuatan dan garis
menuju kekuatan besar dan kasar disebut impression, sedangkan idea adalah gambaran kabur
tentang persepsi yang masuk ke dalam pikiran.
Hume tidak menerima substansi, sebab yang dialaminya hanya kesan – kesan saja
tentang beberapa cirri yang selalu ada bersama – sama. Dimulai dari kesan, kemudian muncul
gagasan, dimana kesan merupakan hasilpenginderaan secara langsung, sedangkan gagasan itu
sendiri merupakan ingatan akan kesan – kesan. Kita ambil contoh, ada sebuah benda dengan
cirri –ciri putih, lcin, ringan, tipis. Dengan ciri – ciri tersebut tidak bisa disimpulkan bahwa
yang memiliki ciri – ciri tadi adalah kertas.
Hume tidak mengakui adanya kausalitas atau hukum sebab akibat. Banyak orang
berpendapat bahwa penyimpulan soal – soal yang nyata tampaknya didasarkan atas hubungan
sebab akibat. Sebagai contoh, kita menuangkan air dalam bejana, kemudian di bawah bejana
tersebut kita nyalakan api, setelah beberapa menit, air pun mendidih. Kesan gejala pertama
adalah air bejana. Setelah beberapa waktu pengamatan, mendapat gejala yang kedua yaitu air
mendidih. Kesan akan terus menerus diterima jika ada api diletakkan dibawah bejana yang
berisi air yang mana akan timbul asosiasi tertentu yang menjadikan akal kita cenderung
berpendapat seolah api itu yang menghubungkan air dingin dengan air mendidih. Hubungan
ini kita angap sebagai suatu yang pasti,dimana kepastian disini adalah hanya mengungkapkan
harapa kita saja dan tidak boleh dimengerti lebih dari berpeluang. Maka Hume menolak
kausalitas sebab sesuatu mengikuti yang lain, tidak melakat pada hal – hal itu sendiri, namun
hanya dalam gagasan kita. Jika kita bicara tentang hukum alam atau sebab akibat, sebenarnya
kita membicarakan apa yang kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih
didikte leh kebiasaan atau perasaan kita saja.
Lindawari | 2012 | David Hume
2
David hume menolak membagi persepsi menjadi dua, dimana persepsi sederhana adalah
persepsi yang tidak bisa dibagi seperti ketika melihat merah, bulat dan pesepsi ruwet seperti
idea apel yang memerlukan idea yang susunannya dan asosiasinya harus kompleks. Jadi untuk
mengetahui kebenaran sebuah pengetahuan, maka diuraikan idea yang kompleks menjadi idede sederhana dan kemudian menemukan kesan yang merupakan basis idea tersebut. Oleh
karena itu, metode Hume tidak bisa digunakan untuk persoalan metafisika seperti Tuhan
karena tidak memiliki basis pengalaman dan tidak bisa mempunyai basis berupa hubungan
antara idea yang dapat didemonstrasikan melalui logika sederhana atau pembuktian
matematis.
Di dalam etikanya, Hume membuang segala kausalitas, karena akal hanya bisa
menunjuk pada kesesuaian antara suatu perbuatan tertentu dengan defacto. Pada dasarnya,
pemikiran Hume bersifat analisis, kritis dan skeptis. Ia berpangkal pada keyakinan bahwa
hanya kesan – kesanlah yang pasti, jelas dan tidak diragukan, dari situlah dia sampai pada
keyakinan bahwa “ aku “ termasuk dunia khayalan. Berarti, dunia terdiri dari kesan – kesan
yang terpisah dan dapat disusun secara obyektif, sistematis, karena tiada hubungan sebabsebab diantara kesan – kesan itu.
Kesimpulan
Teori hume ini meruntuhkan teori rasionalisme yang mengatakn bahwa sumber
pengetahuan adalah melalui rasio atau akal. Menurut Hume, pengetahuan itu bersumber dari
pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi. Hal demikian mendorong kita, bahwa untuk
menemukan suatu pengetahuan, kita memerlukan pengalaman kita. Dengan demikian, bahwa
untuk membuktikan suatu kebenaran akan pengetahuan itu, memerlukan observasi yang mana
dengan cara seperti itulah merupakan titik tolak dari pengetahuan manusia.
Selanjutnya, ketika Hume menerapkan teori empirismenya dalam mengkaji eksistensi
tuhan, dia mengungkapkan bahwa tuhan yang menurut kaum rasionalisme memang sudah ada
dalam alam bawaan, sebenarnya tidak nyata. Menurut Hume, pengetahuan akan tuhan
merupakan suatu hal yang tidak dapat dibuktikan karena tidak adanya kesan penglaman yang
kita rasakan akan tuhan. Persoalan tuhan merupakan persoalan yang berkaitan dengan
metafisika. Pembahasan dalam metafisika tidak bisa didekati dengan pembuktian menuntut
adanya suatu empiris dan nyata. Jauh dari kritik destruktif terhadap metafisika dan teologi,
Hume memberikan analisis yang kontruktif yang membuka kemungkinan baru sambil
membuat kita sadar akan kebutuhan mendasarkan teori kita pada fakta pengalaman. Hume
menawarkan kesempatan dan tantangan untuk membangun teori sendiri dengan memcoba
sedekat mungkin dengan pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adib, Mohammad. 2010. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika
ilmu pengetahuan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2. Russell, Bertrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
3. Abdul hakim, Atang dan ahmad sebani, beni. 2008. Filsafat umum. Bandung : Pustaka
Setia
*)
Penyusun
Nama
Mata Kuliah
Dosen
Prodi
: Lindawati
: Filsafat Ilmu
: Afid Burhanuddin, M.Pd.
: Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan.
Lindawari | 2012 | David Hume
3
Download