BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk Indonesia yang setiap tahun semakin besar merupakan pasar yang menjanjikan bagi setiap perusahaan untuk memasarkan produk dan mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan saling bersaing secara ketat untuk bisa mengikuti perkembangan perekonomian sehingga tidak tertinggal dan mengalami penuruan. Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh profitabilitas yang maksimal dari aktivitas operasionalnya. Aktivitas operasionalnya perusahaan secara umum meliputi aktivitas produksi, distribusi, promosi, dan penjualan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka perusahaan memerlukan manajemen dengan tingkat efektifitas yang tinggi. Pengukuran tingkat efektifitas dapat dilihat dari laba yang diperoleh perusahaan. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan dapat digunakan sebagai gambaran unuk menilai kinerja keuangan perusahaan (Sefiani, 2015:2). Salah satu pasar yang sangat menjanjikan adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman, karena setiap manusia membutuhkan makanan dan minuman setiap harinya dan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut terlebih dahulu dibandingkan dengan memenuhi kebutuhan yang lainnya. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bagi para 1 2 investor profitabilitas dapat digunakan sebagai prediksi berapa besar perubahan nilai atas saham yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas sebagai ukuran kemampuan dalam bunga pinjaman dan pembayaran pokok. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya perputaran modal kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Suad (1998: 534) yang menyatakan semakin rendah proporsi aktiva likuid, semakin besar profitabilitas perusahaan. Sebaliknya semakin besar jumlah aktiva likuid atau modal kerja maka semakin rendah tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut Brigham (2011:258) yang termasuk modal kerja adalah kas, piutang, dan persediaan. Sebagaimana yang kita tahu asset lancar terutama kas merupakan asset non produktif. Dengan demikian ketika perusahaan mempertahankan jumlah asset lancar dalam jumlah yang besar maka akan memperkecil peluang perusahaan untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu untuk memperkecil jumlah modal kerja perusahaan perlu mempercepat perputaran jumlah modal kerja. Apabila perputarannya semakin cepat maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin sedikit dan laba yang di hasilkan semakin tinggi. Ukuran perusahaan dianggap salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin mudah perusahaan dalam memperoleh penyediaan dana. Ulum (2009:207) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak ia akan mengungkapkan informasi di dalam laporan tahunannya, baik informasi keuangan 3 maupun non-keuangan, baik mandatory maupun voluntary. Berinovasi, kreatif, dan inisiatif harus dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan keuntungan agar perusahaan dapat menguasai pangsa pasar, manajemen keuangan perlu mengetahui faktok-faktor yang mempengaruhi profitabilitas sehingga perusahaan dapat memperoleh pencapaian laba maksimal. Perusahaan dapat memaksimalkan labanya apabila manajer keuangan mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang timbul. Semua faktor yang terdapat dalam sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Untuk memaksimalkan masing-masing faktor, diperlukan adanya manajemen aset, manajemen biaya dan manajemen hutang. Jumlah laba bersih setiap perusahaan untuk jangka waktu tertentu dapat dikonseptualisasikan sebagai hasil akhir dari kegiatan investasi, pendanaan dan operasi. Dalam kegiatan ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal, lingkungan eksternal dan keputusan manajemen. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Menurut Wibowo dan Wartini (2012:50), Efesiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran persediaan (inventory turnover). Efisiensi modal kerja adalah salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang harus di hadapi oleh setiap perusahaan. Manajemen modal kerja yang baik dan benar sangat 4 penting dalam bidang keuangan perusahaan karena bila dalam mengelola modal kerja terdapat kesalahan dan kekeliruan maka kegiatan usaha tersebut menjadi terhambat atau terhenti sehingga menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. Modal kerja merupakan aspek yang paling penting bagi setiap perusahaan karena modal kerja merupakan faktor penentu berjalannya kegiatan operasional dalam jangka pendek dalam perusahaan. Kegiatan operasional tersebut berpengaruh pada pendapatan yang di peroleh perusahaan. Perusahaan yang mampu mengahasilkan nilai tambah atau keuntungan yang berkelanjutan adalah perusahaan yang mampu memanfaatkan modal kerjanya secara efektif dan efisien. Kesalahan atau tidak efektifnya pengelolaan modal kerja bisa menyebabkan menurunnya performa operasional perusahaan (Santoso, 2013:1582). Modal kerja yaitu investasi perusahaan dalam jangka pendek yang berupa kas, surat-surat berharga, piutang, dan persediaan. Pengelolahan modal kerja merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana cara membiayai aktiva tersebut. Pengukuran keberhasilan pengelolaan modal kerja dapat menggunakan rasio perputaran modal kerja. Dengan menggunakan rasio ini dapat diketahui efektifitas penggunaan modal kerja perusahaan pada satu periode tertentu, Kasmir (2010:224). Yaitu, apakah perusahaan memanfaatkan modal kerjanya dengan baik sehingga bisa menghasilkan keuntungan bagi perusahaan atau malah sebaliknya. Mengukur 5 perputaran modal kerja adalah membandingkan penjualan bersih perusahaan dengan modal kerjanya selama satu periode, sehingga melalui rasio ini dapat diketahui apabila semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin efektif. Tingkat perputaran modal kerja mengukur berapa kali aktiva lancar mampu berputar menghasilkan penjualan. Semakin cepat modal kerja berputar semakin banyak penjualan yang berhasil tercipta, dengan peningkatan penjualan dapat dipastikan terjadi peningkatan profitabilitas Yuliati (2013:711). Memiliki modal kerja yang besar sangat baik bagi kondisi perusahaan karena perusahaan memiliki sumber daya yang cukup yaitu berupa aktiva lancar yang besar untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari hari. Namun hal ini berbeda dengan dengan perputaran modal kerja, suatu modal kerja yang berlebih menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang, dan adanya saldo kas yang sangat besar berarti adanya dana yang tidak produktif. Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena modal yang tersedia tidak digunakan secara efektif. Sebaliknya jika kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal kerja yang tinggi disebabakan oleh tingginya perputaran persediaan, piutang dan saldo kas yang kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak bisa menutupi hutang lancar yang ada, hal ini yang menyebabkan kerugiaan dan hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba yang besar karena perusahaan kekurangan modal kerja untuk meningkatkan produksinya. 6 Penetapan modal kerja setiap perusahaan berbeda-beda, begitu pula dengan perputaran modal kerja yang baik dalam suatu perusahaan tergantung pada jenis perusahaannya dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Namun jika modal yang tersedia terlalu besar akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan karena adanya sebagian dana yang menganggur, maka sebaiknya modal kerja dalam jumlah yang cukup agar perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis dan tidak kesulitan keuangan, misalkan dapat meunutup kerugian dan mengatasi keadaan darurat atau krisis tanpa membahayakan kondisi keuangan perusahaan (Jumingan, 2009:67). Rasio lancar (Current ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, Ratio lancar (Current ratio) diperoleh dari perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar (Prihadi, 2012:255). Apabila presentase rasio lancar dalam sebuah perusahaan rendah, maka dianggap terjadinya masalah dalam likuiditas. Dengan kata lain, perusahaan tidak memiliki kemampuan dan kesempatan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya jika rasio lancar dalam perusahaan tinggi dikatakan baik bagi perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan, perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada pihak kreditur. Leverage adalah penggunakan utang untuk meningkatkan laba. Laverage dapat meningkatkan baik keberhasilan laba maupun kegagalan rugi manajerial. Hutang yang terlalu besar akan menghambat insiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mengejar kesempatan dalam mendapatkan untung. Semakin tinggi proporsi hutang dalam struktur modal perusahaan akan mengakibatkan semakin tinggi risiko, 7 karena hutang akan membawa biaya tetap yang harus dibayar terlepas dari kinerja operasi (Wibowo dan Wartini,2012:57). Menurut Harjito (2014: 315) laverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan di mana dalam penggunaan asset atau dana tersebut harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap. Jika semua biaya bersifat variabel maka memudahkan perusahaan dalam memastikan seberapa besar tingkat perolehan laba. Namun biaya perusahaan bersifat tetap, maka perusahaan harus menetapkan target minimum dalam tingkat penjualan tertentu agar perusahaan dapat meningkatkan laba yang maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah yang di sajikan diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Current Ratio, dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food And Beverages Di BEI” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas dan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitiannya agar lebih fokus, maka peneliti merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas ? 2. Apakah current ratio berpengaruh terhadap profitabilitas ? 3. Apakah leverage operasi berpengaruh terhadap profitabilitas ? 8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada, adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI. 2. Mengetahui apakah current ratio berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI. 3. Mengetahui apakah leverage operasi berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis Melalui hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam usaha meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2. Kontribusi Teoritis Melalui hasil penelitian ini penulis memperoleh pengetahuan baru tentang pengaruh perputaran modal kerja, current ratio, dan leverage operasi terhadap profitabilitas. Selain itu juga bisa dijadikan sebagai studi pembanding antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan, dan bisa memberikan ilmu pengetahuan yang baru bagi seluruh pihak yang tertarik atau ingin mempelajari dan menambah pengetahuannya tentang manajemen keuangan. 9 3. Kontribusi Kebijakan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk bahan pertimbangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan, yang berkaitan dengan mengenai Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Current Ratio, dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan mengalami kesimpangsiuran maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penelitian mengenai Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Current Ratio, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Food and Beverages di BEI dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan pada periode 2012 sampai 2015. 10