PENERAPAN PENGEMBANGAN SDM OLEH KARIM CONSULTING

advertisement
PENERAPAN PENGEMBANGAN SDM OLEH KARIM CONSULTING
INDONESIA PADA BANK BNI SYARIAH
Oleh
Achmad Hamdalah
NIM: 1110046100206
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi iini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 Juli 2017
Achmad Hamdalah
1110046100206
iv
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kebutuhan dunia perbankan syariah terhadap
SDM yang berkualitas, namunn memiliki halangan dalam terbatasnya jumlah SDM
yang tersedia. Oleh karena itu, perusahaan berusaha merekrut SDM berkualitas,
namun terbentur karena minimnya jumlah SDM yang ada. Untuk tercapainya tujuan
tersebut, perusahaan perlu melakukan pengembangan terhadap SDM yang telah
dimiliki. Karim Consulting Indonesia adalah salah satu perusahaan yang
menyediakan jasa pengembangan SDM, dan BNI Syariah adalah salah satu
pengguna jasa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mendalami masalah
kontribusi Karim Consulting Indonesia. Berikut metode apa yang digunakan untuk
pengembangannya. Apakah dengan metode tersebut Karim Consulting Indonesia
berhasil meningkatkan kualitas SDM ataukah belum. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, dan perolehan data didapat dari hasil studi pustaka dan
wawancara. Dari teori yang ada dalam ilmu manajemen SDM, dapat diketahui
bagaimana cara mengembangkan SDM, kemudian teori dijadikan dasar untuk
membuat pertanyaan wawancara. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diberikan
kepada pihak BNI Syariah dan Karim Consulting Indonesia.
Dari hasil wawancara yang didapat, karim Consulting Indonesia dalam
mengembangkan SDM BNI Syariah menggunakan metode training, yang mana
peserta akan diberikan pelatihan dan pendidikan mengenai teori dan prtaktek
perbankan syariah. Adapun untuk mengetahui apakah metode tersebut berhasil,
dapat diketahui dari apa yang disampaikan oleh pihak BNI Syariah, selaku pihak
yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi SDM mereka yang telah mengikuti
program training. Menurut narasumber dari BNI Syariah, berdasarkan dengan
evaluasi yang telah dilakukan, pengembangan yang dilakukan Karim Consulting
Indonesia dengan metode training dinilai berhasil dalam meningkatkan kualitas
SDM BNI Syariah.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT tuhan semesta alam.
Karena berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Shalawat beserta salam juga senantiasa dikirimkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, hingga kepada umatnya.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan perbankan syariah di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul
yang penulis ajukan adalah “Pengembangan SDM oleh Karim Consulting Indonesia
pada Bank BNI Syariah.”
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan senang
hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibunda tercinta Hj. Tahwila yang tidak hentinya mendoakan dan
mendukung.
2. Dr. Aziz, Hsb, M.Pd. Selaku pembimbing skripsi, yang atas bimbingannya
skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Kaprodi Fakultas Syariah dan Hukum Bapak A.M. Hasan Ali, MA. Dengan
bantuan beliau terkait segala hal kemahasiswaan dan persyaratan kelulusan.
4. Staf dosen yang telah membekali ilmu selama perkuliahan.
5. Staf tata usaha yang banyak membantu penulis selama perkuliahan dan
proses penulisan skripsi ini.
vi
6. Ust. Drs. Asri Azhari selaku guru penulis sejak di pesantren hingga kini,
atas doa serta arahan yang telah diberikan.
7. Sahabat dari Easy Family dan Kost Pesanggrahan diantaranya Izzal Latief,
Arvin Suarja, Priska Aprillianty, Hari Tri Swandono, Husein, Mustafa
Kemal Fasha, Ima Inong Rahmawati yang selalu membantu, menghibur dan
menyemangati penulis.
8. Muhammad Recca dan keluarga, atas kesediaannya membolehkan saya
tinggal di rumah mereka ketika mengurus perkuliahan.
9. Teman-teman dari Kost Kopertais diantaranya Ecep Turmuji, Dimas
Lubnan Karima, Dedaat S.A, Dicky R.H, Anjo, Ipul, Ahmad Haidir, Luthfi
H., atas bantuannya dalam menyelesaikan perkuliahan.
10. Euis Ashshifatur Rakhmah, yang telah menyemangati dan menaruh
kepercayaan besar terhadap penulis sehingga selesainya skripsi ini.
11. Rijal Arslan selaku narasumber dari KCI yang dengan informasinya skripsi
ini dapat terselesaikan.
12. Leli Dwi Novitasari selaku narasumber dari BNI Syariah yang dengan
informasinya skripsi ini dapat terselesaikan.
13. David Bowie, Pink Floyd, Led Zeppelin, The Beetles, John Frusciante, Lou
Reed, AC/DC, Aerosmith, Cream, Rainbow, U2, Gorillaz dan para musisi
legendaris lain yang telah menimbulkan inspirasi, semangat dan hiburan
bagi penulis selama penulisan Skripsi ini.
14. Semua pihak pengembang software dan penulis yang telah membantu dan
memudahkan penulisan skripsi ini.
vii
Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.
Demi perbaikan selanjutnya, penulis dengan senang hati menerima kritik serta saran
yang diberikan. Akhirnya kepada Allah peneliti kembalikan segala hal, dan mudahmudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.
Ciputat, 5 Juli 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat / Kegunaan Penelitian ................................................. 8
E. Review Studi Terdahulu ........................................................... 8
F. Sistematika penulisan ............................................................... 12
ix
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia .......................................... 14
1. Pengertian Manajemen ....................................................... 14
2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ....................... 18
3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ........................ 20
B. Pengembangan .......................................................................... 28
1. Pengertian Pengembangan .................................................. 28
2. Tujuan Pengembangan ....................................................... 30
C. Kerangka Berfikir ..................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
A. Metodologi Penelitian ................................................................. 35
1. Jenis Penelitian ................................................................... 35
2. Objek Penelitian ................................................................. 37
3. Sumber Data ....................................................................... 37
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 38
5. Teknik Analisis Data .......................................................... 39
B. Gambaran Umum Karim Consulting Indonesia ........................ 41
1.
Profil Perusahaan Karim Consulting Indonesia ................ 41
2.
Visi dan Misi ..................................................................... 42
3.
Struktur Organisasi Karim consulting Indonesia .............. 42
4.
Jasa Konsultasi .................................................................. 44
5.
Klien Karim Consulting Indonesia ................................... 58
x
C. Gambaran Umum Bank BNI Syariah ....................................... 60
1.
Profil Perusahaan Bank BNI Syariah ................................ 60
2.
Sejarah Berdirinya Bank BNI Syariah .............................. 62
3.
Visi dan Misi ..................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Hasil Penelitian .......................................................... 65
1. Deskripsi Informan Penelitian ............................................ 65
2. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................. 67
B. Pembahasan Penerapan Pengembangan SDM oleh Karim
Consulting Indonesia pada Bank BNI Syariah ......................... 79
1. Tahap Peramalan ................................................................ 81
2. Tahap Perencanaan ............................................................. 82
3. Tahap Pelaksanaan Pengembangan .................................... 82
4. Tahap Evaluasi ................................................................... 83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 92
B. Saran ......................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Syariah secara perlahan sudah memasuki wilayah-wilayah praktis
dan tidak sekedar teori normatif semata. Konsep perbankan dan keuangan Islam
yang pada awalnya hanya merupakan diskusi teoritis, kini telah menjadi realitas
faktual yang tumbuh dan berkembang. Faktanya, ekonomi Syariah di Indonesia
mulai menggeliat sejak pemerintah memberikan izin operasi Bank Muamalat
Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Posisi Perbankan Syariah semakin pasti setelah
disahkannya UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang kemudian disempurnakan
dengan diterbitkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan di Indonesia yang
secara resmi mengakui bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Syariah
dan semakin diperkokoh keberadaannya dengan diterbitkannya UU No. 21 Tahun
2008 yang secara khusus mengatur tentang Perbankan Syariah. Dengan semakin
kokohnya payung hukum yang mem-back up eksistensinya, perkembangan
Perbankan Syariah tentu saja akan semakin menjanjikan.
Seiring perkembangan yang dialami, perbankan syariah di Indonesia
dituntut dalam hal ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan asset
utama dari perusahaan sebeagai perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas
organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya.oleh karena itu, setiap
perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan sumber daya manusia atau tenaga
kerja yang tepat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dengan cara menarik
1
1
orang-orang yang diharapkan dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan
dengan baik.
Begitu juga dengan perbankan syariah yang harus memiliki sumber daya
manusia yang handal, salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan
selain pemasaran bank adalah pengelolaan terhadap sumber daya manusia. Hal ini
disebabkan bahwa sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam
menjalankan roda kegiatan operasional suatu bank. Untuk tu, sumber daya manusia
sebagai penggerak operasional bank harus disiapkan sedini mungkin.1
Menurut pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan,
pelatihan
kerja
adalah
seluruh
kegiatan
untuk
memberi,
memperoleh,
meningkatkan, serta menegmbangkan potensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap
dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.2
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia
adalah mendapatkan orang-orang untuk mengisi organisasi. Masalah ini
dikoordinasi oleh departemen sumber daya manusia dan melibatkan bagian-bagian
lain yang terkait (pada organisasi yang besar). Pada organisasi yang kecil, pimpinan
dapat secara langsung melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain atau para
ahli. Namun baik pada perusahaan besar maupun kecil, ada satu langkah penting
1
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 2003), Edisi 1,
cet.ke-4, h. 133
2
Henri Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Bagian Penerbitan
STIE YKPN, 2004), edisi III, cet ke-1, h.273.
2
yang harus dilakukan sebelum melakukan penarikan tenaga kerja (recruitment),
yaitu menentukan jenis atau kualitas pegawai yang diinginkan untuk mengisi
jabatan tersebut dan rincian mengenai jumlah atau kuantitas yang nanti akan
menempati jabatan tersebut. Dengan demikian fungsi atau kegiatan pertama dalam
manajemen sumber daya manusia adalah mendapatkan orang yang tepat, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Setelah itu, dilanjutkan pada penarikan tenaga
kerjam seleksi penempatanm orientasi, promosi dan pemundahan atau mutasi.3
Dalam rangka memiliki sumber daya manusia yang professional, suatu bank
perlu melakukan pengarahan, pelatihan dan pengembangan serta peningkatan karir
terhadap sumber daya manusia yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan dengan
seiring dilakukan pengarahan dan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang
dimiliki, produktivitas kerja diharapkan akan meningkat. Dengan demikian, bank
syariah akan mudah dalam menjalankan suatu perencanaan yang telah disusunnya
karena telah memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.4
Untuk menanggapi adanya pasar bebas ASEAN (MEA), perusahaan di
Indonesia khususnya dalam bidang perbankan syariah diharuskan memiliki sumber
daya manusia yang baik agar bisa tetap bersaing. Hal ini akan memberikan dampak
pada politik, ekonomi, sosial dan budaya, yang juga berdampak pada timbulnya
berbagai masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Maka, semakin tingginya
3
4
www.erwinfs.multiply.com/, artikel ini diakses pada 22 November 2015
http://muamar86.wordpress.com /, diakses pada 23 November 2015
3
intensitas sosial ekonomi suatu bangsa, semakin kompleks juga masalah yang akan
dihadapinya.
Mengenai sumber daya manusia untuk perbankan syariah Indonesia
Direktur Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Harisman,
mengatakan bahwa untuk dapat mengembangkan perbankan syariah dan
memanfaatkan peluang tersebut dibutuhkan tenaga professional atau sumber daya
insani yang tepat. Tepat dalam arti memahami betul konsep perbankan syariah,
mampu menciptakan produk – produk syariah yang sesuai dengan konsep syariah
dan mampu menjalankan roda industri perbankan dan jasa keuangan syariah yang
memberikan nilai kepuasan bagi nasabah. Namun, Yuslam Fauzi, Ketua Umum
Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), yang menyatakan bahwa kebutuhan
sumber daya manusia perbankan syariah sangatlah tinggi, sedangkan perguruan
tinggi di Indonesia yang memiliki konsentrasi ilmu ekonomi syariah belum mampu
memenuhi kebutuhan pasar sehingga diperkirakan bahwa institusi formal
pendidikan di Indonesia hanya mampu memasok SDM ekonomi dan keuangan
syariah sekitar yang tidak mencukupi.
Kekurangan sumber daya manusia ini merupakan tantangan bagi
pengembangan industri perbankan dan jasa keuangan syariah di masa mendatang.
Ketika pertumbuhan industri ini terus digalakkan namun tidak dibarengi dengan
ketersedian sumber daya manusia yang memadai, maka akan terjadi kesenjangan
atas kebutuhan sumber daya manusia sehingga akan berkorelasi terhadap tingkat
kualitas layanan organisasi dan bisnis industri perbankan syariah Indonesia. Selama
ini, karena kurangnya ketersediaan sumber daya manusia yang memadai di bidang
4
perbankan syariah, kebutuhan akan tenaga kerja ditempati oleh para pekerja yang
tidak memiliki dan memahami konsep perbankan syariah dengan baik dan
akibatnya adalah konsep perbankan syariah yang telah terbukti handal oleh
hantaman krisis moneter tidak bisa berjalan secara maksimal. Budaya dan motivasi
kerja berkarakter syariah yang berada di lingkungan industri perbankan dan jasa
keuangan syariah semakin lama semakin hilang karena faktor rendahnya kualitas
sumber daya manusianya.
Kesenjangan ini menjadi celah yang harus segera diatasi oleh OJK agar
peluang Indonesia menjadi salah satu pusat ekonomi syariah dunia benar – benar
terwujud. Kekurangan sumber daya ini merupakan sebuah bentuk tuntutan industri
perbankan syariah Indonesia terhadap dunia pendidikan nasional. Bagaimana
lembaga pendidikan nasional menjawab tuntutan dari industri perbankan syariah
bergantung pada usaha OJK dan juga stakeholder terkait untuk segera merapatkan
barisan dan bersinergi dengan kementerian pendidikan untuk merumuskan langkah
– langkah konkrit dalam mencetak sumber daya insani perbankan dan keuangan
syariah yang berkualitas dan berdaya saing.
Tuntutan ini mau tidak mau harus dipenuhi oleh dunia pendidikan Indonesia
untuk mengimbangi kapabilitas organisasi dan bisnis di industri perbankan syariah
nasional yang perkembangannya mencapai 30 % per tahun. Berdasarkan
perhitungan sumber daya manusia di bidang perbankan syariah yang telah
disampaikan oleh guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya,
Suroso Imam Zadjuli, maka dalam kurun waktu 20 tahun ke depan dunia
pendidikan nasional harus mampu mencetak kader – kader tenaga kerja islami
5
professional yang sangat banyak.5 Oleh karena itu, apabila tuntunan ini direspon
dengan tangan terbuka oleh dunia pendidikan yang mengedepankan semangat
memajukan ekonomi nasional, tidaklah mengherankan dalam kurun waktu 20 tahun
kedepan Indonesia akan menjadi pusat organisasi dan bisnis industri perbankan
syariah dunia.
Karim Consulting Indonesia adalah lembaga konsultan bisnis Syariah di
Indonesia terbesar dan terkemuka yang mengkhususkan bergerak di dalam
pengembangan ekonomi Islam umumnya, bank dan keuangan Islam khususnya,
didirikan pada tanggal 9 Agustus 2001. Karim Consulting Indonesia adalah
lembaga yang memberikan jasa konsultasi berupa jasa pendampingan dalam proses
pendirian Bank Umum Syariah, Asuransi Umum/Jiwa Syariah, Unit Usaha Syariah
(Bank, Asuransi dan lembaga bisnis lain), pembuatan dan pengembangan produk,
business plan, riset (desk research dan field research), pelatihan dan simulasi,
rekrutmen dan assessment. Karim Consulting Indonesia juga menjadi lembaga
konsultasi bisnis Syariah pertama yang memberikan penghargaan sebagai
penghargaan untuk pencapaian Perbankan Syariah di Indonesia. Sejak tahun 2003,
Islamic Banking Award yang pertama diselenggarakan di Jakarta dan kemudian
International Islamic Banking Award (IIBA) 2004 yang diselenggarakan di Bali.
KBC juga mengakui kualitas layanan perbankan syariah melalui Islamic Banking
Quality Award (IBQA). Pada tahun 2004, IBQA pertama diselenggarakan di
Jakarta. Pada bulan Februari 2007, Islamic Multi Finance Quality Award dan
5
Fahmi dkk, Abu Ust., dkk. 2014. HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen
Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
6
Islamic Asuransi Quality Award pada tahun 2006 melalui Islamic Finance Summit
di Jakarta. Oleh karena itu, Karim Consulting Indonesia telah dikenal oleh banyak
lembaga keuangan Syariah. Saat ini dari perbankan tidak kurang dari 25 Bank
Syariah baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah telah menjadi klien
Karim Consulting Indonesia belum termasuk klien dari lembaga keungan lain
seperti Asuransi dan lembaga bisnis Syariah lain.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang bagaimana langkah Karim Consulting Indonesia dalam rangka
mengembankan SDM untuk perbankan syariah di Indonesia. Maka dari itu,
penelitian ini diberi judul: “PENERAPAN PENGEMBANGAN SDM OLEH
KARIM CONSULTING INDONESIA PADA BANK BNI SYARIAH.”
B. Rumusan Masalah
Dengan demikian, maka selanjutnya penulis merasa perlu merumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1. Bagaimana kondisi SDM yang dimiliki oleh BNI Syariah sebelum
bekerjasama dengan KCI
2. Bagaimana langkah Karim Consulting Indonesia dalam menangani
permasalahan SDM yang dimiliki oleh bank BNI Syariah
3. Bagaimana keadaan atau kondisi SDM BNI Syariah setelah mendapat
penanganan dari pihak Karim Consulting Indonesia
7
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui permasalahan apa saja yang dimiliki bank BNI Syariah
terkait SDM
2. Mengetahui Langkah atau metode apa yang diambil oleh pihak Karim
Consulting Indonesia dalam menangani permasalah terkait SDM bank
BNI Syariah
3. Mengetahui apa tanggapan pihak bank BNI Syariah setelah permasalahan
SDM ditangani oleh pihak Karim Consulting Indonesia
D. Manfaat/Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian tersebut dapat menambah pengetahuan aplikatif
serta memperkaya wawasan keilmuan tentang lembaga konsultan bisnis
syariah dan perbankan syariah.
2. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan dibidang ekonomi islam, khususnya yang
berkaitan dengan pengembangan SDM bank syariah di Indonesia serta
dapat memperkaya literatur yang berkaitan dengan masalah tersebut.
3. Bagi praktisi, membantu para praktisi bank atau bankir pada umumnya
dalam menilai dan memilih tenaga kerja demi kemajuan perusahaan.
E. Review Studi Terdahulu
1. Skripsi Hasanudin, Sarjana Perbankan Syariah UIN Sayrif Hidayatullah
Jakarta, 2010. Dengan judul “TANGGAPAN BANK SYARIAH
8
TERHADAP PELAKSANAAN FUNGSI DAN TUGAS KARIM
BUSINESS CONSULTING”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui peran Karim Business Consulting dalam menjalankan fungsi
dan tugas konsultan, mengetahui potret tentang tanggapan Bank Syariah
terhadap pelaksanaan fungsi dan tugas Karim Business Consulting dan
mengetahui apakah pelaksanaan fungsi dan tugas Karim Business
Consulting sesuai dengan yang diharapkan Bank Syariah. dalam skripsi
ini objeknya adalah klien dari Karim Business Consulting yaitu Bankbank Syariah dimana KBC memberikan jasa konsultasi berupa jasa
pendampingan dalam proses pendirian Bank Umum Syariah atau Unit
Usaha Syariah dengan variabel pelaksanaan fungsi dan tugas Karim
Business Consulting.
2. Skripsi Muhammad Nasir, Sarjana Manajemen Dakwah Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. Dengan judul “MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA DI BANK SYARIAH MANDIRI
YOGYAKARTA”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif, yang menggambarkan keadaan obyek penelitian dari
hasil pengamatan langsung yang ada pada Bank Syariah Mandiri
Yogyakarta dan selanjutnya dianalisis, sehingga menghasilkan data
kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti momfokuskan penelitiannya
dalam hal manajemen sumber daya manusia dalam bidang rekrutmen,
seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan karyawan. Dalam
9
penelitian ini digambarkan bagaimana proses rekrutmen, seleksi,
penempatan, pelatihan dan pengembangan para karyawan yang dilakukan
oleh Bank Syariah Mandiri Yogyakarta.
Selain karya ilmiah yang berbentuk skripsi, berikut akan dikemukakan
beberapa tulisan yang berbentuk jurnal:
1) Jurnal yang ditulis oleh Agustianto, Sekjen Ikatan Ahli Ekonomi Islam
Indonesia (IAEI), Dosen Pascasarjana Ekonomi dan Keuangan Syariah
PSTTI UI, Pascasarjana IEF Trisakti dan Dosen Magister Manajemen
Keuangan Syariah Universitas
Paramadina, 2012, yang berjudul
“Menyiapkan SDM Ekonomi Syariah Profesional Melalui Perguruan
Tinggi Ekonomi Islam”. Dalam jurnal ini disampaikan bahwasannya
dalam hal pengembangan lembaga pendidikan ekonomi keuangan syariah,
ada dua hal yang paling berperan signifikan, yaitu kurikulum dan SDM.
Dalam pengembangan kurikulum, setidaknya harus memiliki kurikulum
berbasis kompetensi, harus mengintegrasikan nilai-nilai syariah dengan
materi kuliah ekonomi keuangan secara komperhensif, kurikulum juga
idealnya
dibekali
dengan
ilmu-ilmu
kuantitatif,
terkait
dengan
pengembangan nalar dan logika, serta mengintegrasikan antara teori
dengan praktik. Selain kurikulum, hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan pendidikan ekonomi keuangan syariah di masa yang akan
datang adalah asset manusia sendiri karena manusia menjadi penentu
keberhasilan sukses tidaknya suatu program.
10
2) Jurnal Asnaini, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Bengkulu, 2008. Dalam jurnalnya, penulis menjadikan Al-quran dan
Hadits sebagai acuan, yang menurut penulis adalah sumber utama dari
ajaran agama islam. Mengenai pengembangan SDM bank syariah, penulis
mengungkapkan bahwa DM perbankan Syari’ah harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman di bidang bisnis, memahami implementasi
prinsip-prinsip bisnis Islam, memiliki komitmen yang kuat untuk
menerapkan prinsip-prinsip syari’ah, dan konsisten dalam bekerja.
(Berilmu dalam bekerja, bekerja dengan ilmu dan akhlak/mengetahui,
memahami dan menghayati pekerjaannya).
Pengembangan mutu SDM perbankan syari’ah merupakan
tanggung jawab bersama. Pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga
perbankan dan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan tentang perbankan
syari’ah adalah upaya jangka pendek yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu SDM perbankan syari’ah saat ini. Sedangkan upaya
dalam jangka panjang, yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan yang
bersinergi anatara pengguna (bank), penanggung jawab pendidikan
(pemerintah) dan penyelenggara pendidikan (perguruan tinggi), dengan
segala konsekuensi yang ditimbulkannya.
Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang
“PENERAPAN
PENGEMBANGAN
SDM
OLEH
KARIM
CONSULTING INDONESIA PADA BANK BNI SYARIAH”. Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana kondisi SDM yang dimiliki
11
bank BNI Syariah dari sudut pandang Karim Consulting Indonesia, serta
tanggapan terkait kondisi tersebut. Disamping itu, penulis juga ingin
mengetahui bagaimana penerapan Karim Consulting Indonesia dalam
mengembangkan SDM yang dimiliki bank BNI Syariah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu dan
sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Membahas tentang teori penerapan, manajemen sumber daya manusia,
pengertian manajemen SDM, tujuan manajemen SDM, fungsi manajemen
SDM, pengembangan SDM yaitu, pengertian pengembangan, faktor-faktor
yang berperan dalam pengembangan, serta kerangka berfikir.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang pendekatan penelitian yang akan diambil oleh penulis,
objek penelitian, sumber data, bagaimana teknik pengumpualan data, teknik
pengolahan data, teknik analisa data, serta teknik penulisan yang akan
digunakan oleh penulis. Juga Memuat tentang profil Karim Consulting
Indonesia, produk- produk dari Karim Consulting Indonesia, profil dari Bank
BNI Syariah dan produk-produk BNI Syariah.
12
BAB IV
PENERAPAN PENGEMBANGAN SDM OLEH KARIM
CONSULTING
INDONESIA
PADA
BANK
BNI
SYARIAH
Berisi tentang hasil penelitian peneliti yang didapatkan dengan proses
wawancara kepada pihak Karim Consulting Indonesia dan pihak Bank BNI
Syariah mengenai pengembangan SDM Bank BNI Syariah yang dilakukan
oleh pihak Karim Consulting Indonesia. Berikut pembahasan mengenai hasil
dari penelitian.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur. 6 Lalu diadopsi kedalam bahasa
inggris menjadi management yang berarti mengurus atau tata laksana. Sehingga
manajemen dapat diartikan dengan bagaimana cara mengatur, membimbing dan
memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang
dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen adalah proses yang khas, yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
dan usaha mencapau sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.
Keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sangat
dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Oleh karena itu, salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi penrusahaan dalam mencapai tujuan adalah kualitas SDM
yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan SDM adalah salah satu hal
yang kritis untuk keberhasilan suatu perusahaan.7
6
7
Oxford English Dictionary
Jeff Madura, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2001) buku 1, h.6
14
15
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam usaha suatu
organisasi untuk mencapai keberhasilan. Sember daya manusia ini menunjang
organisasi dengan karya, bakat, kreativitas dan dorongan. Seberapa sempurnanya
aspek teknologi dan ekonomi, namun tanpa aspek manusia, sulit kiranya tujuantujuan organisasi akan tercapai.
Unsur manusia yang dilihat dari potensinya disebut sumber daya, berbeda
dengan sumber daya material. Manusia sebagai sumber daya bersifat
potensial/abstrak, yang tidak dapat diukur dari jumlahnya. Potensi ini merupakan
proses dan hasil interaksi substansi fisik dan psikis berupa kemampuan mencipta,
kemampuan menghayal, kemampuan berfikir yang menghasilkan gagasan,
kreativitas, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, memprediksi wawasan ke
masa depan, keterampilan dan keahlian. Kemampuan itu sangat tinggi nilainya, jika
digolongkan menjadi kegiatan bisnis yang kompetitif, sebagai kemampuan yang
tidak dimiliki semua manusia. Oleh karena itu, jumlah SDM yang banyak tidak
akan berarti apabila bukan terdiri dari SDM yang potensial dan berkualitas.
Sebaliknya seseorang atau beberapa orang saja yang potensial dan berkualitas
dimiliki oleh perusahaan/organisasi, maka mereka akan mampu mengantarkan
perusahaannya dalam mencapai sukses.8
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari
manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang
8
Hadari Nawawi, Manajemn Sumber Daya Manusia (Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press, 2003), cet. Ke-5 h.40-41
16
produksi, pemasaran, keuangan maupun kepegawaian. Karena sumber daya
manusia dianggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan, maka
berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia
(SDM) dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan Manajemen
sumber daya manusia. Istilah “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan
pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya
manusia.9
Secara umum, ruang lingkup kegiatan manajemen SDM adalah menyangkut
penentuan analisis jabatan, pengorganisasian, penarikan/seleksi, pelatihan dan
pengembangan dan pemberian kompensasi dan pemeliharaan. Untuk mewujudkan
apa yang dikehendaki oleh perusahaan sebagaimana mestinya yang dikemukakan
diatas, maka perlu adanya alat untuk mengelola dan mengatur manusia tersebut
yang lazim disebut dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) atau sering
pula disebut manajemen personalia. Yaitu manajemen yang mengatur unsur
manusia ini ada yang menyebut manajemen kepegawaian.10
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut beberapa ahli,
diantaranya:
a. Menurut Hall T. Douglas dan Goodale G. James Human Resource
Management is the prosses through hican optimal fit is achieved among
the employee, job, organization, and environment so that employees
reach their desired level of satisfaction and performance and the
9
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005: 1
10
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), edisi revisi,
(Jakarta : PT. bumi Aksara, 2009), cet. Ke-2, h.10
17
organization meets it’s goals.11 Manajemen sumber daya manusia
adalah suatu proses melalui mana kesesuaian optimal diperoleh di antara
pegawai, pekerjaan organisasi dan lingkungan sehingga para pegawai
mencapai tingkat kepuasan dan performansi yang mereka inginkan dan
organisasi memenuhi tujuannya.
b. Menurut Edin Flippo Personal management is the planning, organizing,
directing,
and
controlling
of
the
procurement,
development,
compensation, integration, maintenance, and separation of human
resources to the end that individual, organizational and societal
objectives are accomplished.12
Manajemen
sumber
daya
manusia
adalah
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga
kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan
pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk
mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
c.
Sedangkan menurut Malayu Hasibuan Manajemen sumber daya
manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja, agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan.13
11
Hall T. Douglas. & James Goodale G, Human Resources Management, Strategy,
Design
and Impelementation, (Scott Foresman and Company, Glenview, 1986) h.6
12
Malayu Hasibuan S. P,Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2000) h.11
13
Malayu Hasibuan S. P,Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2000) h.21
18
d.
Menurut Bashir Barthos Manajemen sumber daya manusia timbul
sebagai suatu masalah baru pada dasawarsa 1960-an. Manajemen SDM
mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan,
penggunaan, dan perlindungan sumber-sumber daya manusia baik yang
berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri.14
e.
Menurut Amin Widjaja Tunggal Manajemen sumber daya manusia
adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan rekrutmen,
penempatan, pelatihan, dan pengembangan anggota organisasi.15
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sumber daya manusia
atau manajemen personalia adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan
masyarakat.
2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen sumber daya secara umum adalah untuk
memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui manusia.
System manajemen sumber daya manusia dapat menjadi sumber kapabilitas
organisasi yang memungkinkan untuk peluang baru. Secara khusus, tujuan
manajemen Sumber Daya Manusia adalah:
14
Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro,
Jakarta: PT Bumi Aksara,1990) h.1
15
Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Bineka Cipta, 1993)
h.250
19
1. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya
manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas
organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia
diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer
tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya
manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan
dengan sumber daya manusia.
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak
berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih
rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhankebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi
dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan
sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan hambatanhambatan.
4. Tujuan Personal
20
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya,
minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap
organisasi.
Tujuan
personal
karyawan
harus
dipertimbangkan
jika
parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan
personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun
dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.16
3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia adalah: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan inti manajemen karena semua kegiatan
organisasi didasarkan atas rencana itu. Dengan perencanaan akan
memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan SDM mereka
secara efektif dan efisien. Perencanaan SDM adalah inti dari manajemen SDM,
karena dengan perencanaan maka kegiatan seleksi, pelatihan, pengembangan,
serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan SDM akan lebih terarah.
Perencanaan sangat penting dalam mengadakan suatu kegiatan di
masa yang akan datang atau di hari esok, sebagaimana dalam al-Qur’an:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
16
Sofyandi Herman ,Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu h.7
21
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Perencanaan sumber daya manusia dalam organisasi merupakan
seperangkat kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan kebutuhan
pegawai atau sumber daya manusia dari suatu organisasi di masa mendatang.
Melalui estimasi jumlah dan jenis pegarwai yang diperlukan oleh seluruh
bagian-bagian kepegawaian dapat menusun rencana secara lebih baik dalam
hal-hal yang maenjadi lingkup pekerjaaannya, misalnya penarikan pegawai,
seksi pegawai dan lain sebagainya.17
Perencanaan sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai suatu
cara untuk mencoba menetapkan keperluan-keperluan tenaga kerja, baik secara
kuantitas maupun kualitas untuk suatu periode waktu yang pasti dan
menentukan bagaimana keperluan-keperluan ini dapat terpenuhi.18
Seperti yang dikutip oleh Dale Yoder pemberian tekanan dalam
menpower planning adalah dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Kwantitas dan kwalitas tenaga kearja
2. Tenaga kerja yang cukup dan tepat
3. Penyediaan suplai tenaga kerja yang cakap
4. Memastikan penggunaan tenaga kerja yang efektif
Dale Yoder mengutip pula pendapat Edwin B Geister yang telah
membandingkan aneka warna definisi manpower planning di mana
17
Justine T. Sirait, Memahami aspek-aspek pengelolaan sumber daya manusia dalam
Organisasi, Gramedia, 2006, h.18
18
John Westerman,Pauline Donoghue, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
Bumi Aksara), h.196
22
disimpulkan bahwa dalam perencanaan tenaga kerja harus secara jelas diakui
pentingnya hal-hal sebagai berikut:
1. Penggunaan yang efektif
2. Perkiraan kebutuhan
3. Pengembangan kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan
4. Mereview dan mengawasi proses keseluruhan19
Dengan mengistimasi jumlah dan jenis karyawan yang dibutuhkan,
organisasi akan merencanakan dengan lebih baik kegiatan lainnya Perencanaan
sumber daya manusia memungkinkan setiap bagian organisasi untuk
menempatkan orang yang tepat. Selain itu, perencanaan sumber daya manusia
tidak hanya berguna untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disetujui,
tetapi juga menolong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan jangka
panjang dan jangka pendek. 20
Perencanaan SDM merupakan serangkaian kegiatan yang di lakukan
untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis lingkungan pada organisasi
perusahaan masa depan dan untuk memenuhi hal kebutuhan-kebutuhan tenaga
kerja yang di timbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Dari batasan ini, jelas
sekurangnya ada empat kegiatan dalam perencanaan SDM, yakni:
1. Persediaan SDM saat ini,
2. Perkiraan pemenuhan dan permintaan SDM
19
ibid
Justine T. Sirait, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam
Organisasi, h.19
20
23
3. Rencana untuk menambah tenaga kerja yang bermutu dan
4. Berbagai prosedur pengawasan evaluasi untuk memberikan umpan
balik pada sistem.
Dalam meramalkan kebutuhan SDM yang akan datang perlu
memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi
perusahaan, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal adalah
persediaan tenaga, rencana pengembangan organisasi perusahaan dan
sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah dari luar perusahaan. Faktorfaktor yang mempengaruhi dan harus di perhitungkan dalam membuat
perkiraan kebutuhan SDM akan datang antara lain: Pertama, faktor-faktor
eksternal meliputi; ekonomi, sosial, politik, budaya Hukum dan peraturanperaturan, perkembangan iptek dan keberadaan perusahaan lain. Kedua, faktorfaktor internal meliputi; rencana-rencana perkembangan, anggaran atau
pembiayaan, desain organisasi perusahaan dan peluasan usaha dan sebagainya.
Ketiga, persediaan personlia meliputi; mereka yang akan pensiun, mereka yang
mengundurkan diri, mereka yang meninggal dan lain sebagainya
Dalam penyusunan perencanaan tenaga kerja, ada dua aktivitas yang
harus dilakukan. Kedua hal tersebut adalah menetapkan kebutuhan tenaga kerja
dan menentukan suplai tenaga kerja.
a) Kebutuhan tenaga kerja
Untuk dapat menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa depan,maka
pertama-tama harus dapat ditentukan rencana strategis perusahaan dan
perkiraan tingkat kegiatan masa dating. Ada empat cara memperkirakan
24
kebutuhan tenaga kerja, yaitu: (1) penilaian manajerial, (2) analisis rasio
kecendrungan, (3) work study, (4) analisis keahlian dan keterampilan.21
b) Suplai tenaga kerja
Suplai tenaga kerja dapat ditentukan melalui perkiraan suplai internal
dan perkiraan suplai eksternal. Perkiraan suplai tenaga kerja yang mungkin
dapat tersedia di dalam perusahaan akan suplai internal dapat diperkirakan
berdasar pada: (1) analisa sumber daya yang ada, (2) analisa pemborosan,
(3)penilain perubahan dalam kondisi kerja dan absensi, (4) perkiraan hasil
program pelatihan.22
Gambar 2.1
Perencanaan SDM
21
22
Drs. M. Manullang, Manajemen personalia, h.30
Ibid.h.31
25
Proses manajerial berlangsung mulai dari peramalan, kemudian ke
penyusunan program dan akan diakhiri oleh evaluasi dan kontrol. Masukan dari
proses manajerial diperoleh dari system data kepegawaian, serta keluarannya
berupa pengesahan rencana pelaksanaan. Umumnya, proses perencanaan SDM
mencakup tiga kegiatan yang satu sama lain merupakan urutan yang tidak dapat
di balik, yaitu: peramalan (forecasting), penyusunan program (programing),
dan evaluasi dan pengendalian.
2. Pengorganisasian
Setelah program-program di susun dan di tetapkan, perlu dibentuk
organisasi yang akan melaksanakan program-program tadi. Organisasi adalah
alat untuk mencapai tujuan oleh karena itu manajer personal harus membentuk
satu organisasi dengan merancang struktur yang menggambarkan hubungan
antara tugas-tugas antar pegawai dan antar faktor-faktor fisik.
3. Pengarahan
Di sebut juga dengan pemberian motivasi atau pemberian komando
agar pegawai mulai bekerja. Pada dasarnya fungsi ini akan menumbuhkan
kemauan pegawai untuk mulai bekerja secara aktif.
4. Pengendalian
Kegiatan-kegiatan yang biasa di lakukan dalam proses pengendalian
berupa observasi terhadap kegiatan-kegiatan perencanaan di samping itu
26
juga koreksi-koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi selama rencana
sedang di laksanakan.23
Menurut T. Hani Handoko, selain keempat poin diatas, ditambahkan
pula beberapa poin terkait ruang lingkup fungsi manajemen sumber daya
manusia, yaitu:
1. Pengawasan (Controlling)
Lingkup pengawasan meliputi kehadiran, kedisiplinan, kerjasama
pelaksanaan pekerjaan, serta menjaga situasi lingkungan. Peraturan
peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan oleh perusahaan harus dijalankan
dan ditaati oleh pimpinan itu sendiri, agar semua karyawan mentaatinya.
2. Pengadaan (Recruitment)
Pengadaan yaitu, cara-cara penarikan tenaga yang ditempuh oleh
perusahaan. Dalam pelaksanaannya, hal ini sering dilakukan melalui
beberapa tahap dengan mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja baik
pada saat ini maupun untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja pada
masa-masa mendatang.
3. Pengembangan (Development)
Program pengembangan karyawan meliputi training (pelatihan) baik
secara system internal maupun eksternal yang disesuaikan dengan
kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan dating. Dengan demikian
23
Justine T Sirait,M.B.A.Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia
dalam Organisasi. (Jakarta: PT.Gramedia,widia sarana Indonesia, 2006), h.5
27
pekerja akan terlatih dan dapat mengerjakan bahan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
4. Kompensasi (Compensation)
Kompensasi adalah suatu balas jasa yang diberikan secara langsung
ataupun tidak langsung, dimana besarnya disesuaikan dengan prestasi kerja
karyawan serta kemampuan perusahaan. Kompensasi ini dapat dikatakan
layak apabila kebutuhan primer karyawan sudah terpenuhi sesuai dengan
batas upah yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Pengintegrasian (Integration)
Yaitu penyatu-paduan kepentingan individu karyawan dengan
kepentingan perusahaan. Pengintegrasian sering dikaitkan dengan masalah
balas jasa yang dilakukan oleh pihak swasta, dimana akan tercipta suatu
kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Pengintegrasian ini merupakan hal yang sulit dan penting dalam manajemen
sumber daya manusia karena adanya dua kepentingan yang saling
berlawanan.
6. Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan
karyawan
biasanya
ditempuh
melalui
program
kesejahteraan. Dalam hal ini perusahaan harus memegang konsistensi
dimana peningkatan kesejahteraan karyawan jangan sampai diimbangi
dengan peningkatan beban (frekuensi) pekerjaan.24
24
T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE
anggota IKAPI, 1996), edisi ,2 h.30
28
B. Pengembangan
1. Pengertian Pengembangan
Keharusan bimbingan pendidikan dan pekerjaan bagi individu dan
masyarakat tidaklah mungkin orang atau kelompok akan hidup tanpa kerja, karena
kerja itu bukan saja mencari rezeki, akan tetapi dia merupakan jabatan.
Dalam konteks SDM, pengembangan oleh Sofo dipandang sebagai
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui program-program pelatihan,
pendidikan dan pengembangan sehingga dapat menjelaskan tentang developmental
practice dan membutuhkan kolaborasi dengan program–program Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lebih lanjut Sofo
mengemukakan bahwa pengembangan SDM adalah human resource development
dan merupakan aplikasi program pelatihan dan pendidikan di dalam organisasi
dengan menerapkan prinsip–prinsip pembelajaran. Upaya ini dilakukan untuk
memperbaiki kontribusi produktif para pekerja untu mengembangkan SDM
menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan lingkungan. 25
Suatu organisasi hanya dapat berkembang dan terus hidup bilamana
organisasi selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan ilmu
pengetahuan. Tantangan dan kesempatan bagi suatu organisasi baik dari dalam
maupun dari luar begitu rumit. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat
menyesuaikan tenaga kerjanya, khususnya dari segi kualitasnya terhadap berbagai
perubahan tersebut, dengan membekali tenaga kerjanya dengan berbagai
25
h.80
Jusuf Irianti, Tema-tema pokok Manajemen Sumber Daya Manusia ,Insan Cendekia,
29
pengetahuan dan keterampilan melalui program pengembangan tenaga kerja. Untuk
lebih memperjelas apa pengertian dari pengembangan terkait SDM, berikut definisi
dari beberapa ahli:26
Malayu S.P. Hasibuan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis,
konseptual
dan
moral
karyawan
sesuai
dengan
kebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Andrev F. Sikala
Pengembangan yang mengacu pada masalah staf dan personel adalah proses
pendidikan jangka panjang mengguunakan suatu prosedur yang sistematis dan
terorganisasi dengan manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoristis untuk
tujuan umum.
Drs. Jan Bella
Pendidikan dan latihan sama dengan pengembangan, yaitu merupakan
proses peningkatan keterampilan kerja, baik teknis maupun manajerial. Pendidikan
berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya
menjawab why (mengapa). Latihan berorientasi pada praktik, dilakukan dilapan,
berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how (bagaimana).
2. Tujuan Pengembangan
Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan,
karyawan, konsumen atau masyarakat yang mengkonsumsi berang/jasa yang
dihasilkan perusahaan.
26
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen SDM, (Jakarta: Bumi Aksara) h.69-70
30
Tujuan penembangan pada hakikatnya menyangkut hal-hal berikut:
a.
Produkstivitas kerja
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,
kualitas dan kuantitas produksi semakin membaik, karena technical
skill dan managerial skill karyawan semakin membaik.
b.
Efisiensi
Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesin-mesin.
Pemborosan berkurang, biatya produksi relatif kecil, sehingga daya
saing perusahaan semakin besar.
c.
Kerusakan
Pengembangan karyawan bertujuan untuk mngurangi kerusakan
barang, produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan
terampil dalam melaksakan pekerjaannya,
d.
Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan
karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan
perusahaan berkurang.
e.
Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih
baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan karena pemberian
layanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat enting bagi
rekan-rekan perusahaan bersangkutan.
31
f.
Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena
keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga
mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
g.
Karir
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karir
karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi
kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada
keahlian dan prestasi kerja seseorang.
h.
Konseptual
Dengam pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan yang lebih baik, Karen technical skill dan
managerial skill-nya lebih baik.
i.
Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih
baik, human relation-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah,
sehingga pembinaan kerjasama vertikal dan horizontal semakin
harmonis.
j.
Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif dan benefits)
karyawan akan semakin meningkat, karena prestasi kerja mereka
semakin besar.
32
k.
Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi
masyarakat/konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau
pelayanan yang lebih bermutu.
Tujuan umum latihan:
a. Untuk pengembangan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dan lebih efektif.
b. Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional.
c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerja
sama dengan teman-teman pegawai dan manajemen.27
C. Kerangka Berfikir
Latar belakang
Rumusan Masalah
Pengumpulan
dan Pengolahan
data
Metode
Penelitian
Deskripsi hasil
penelitian
Tujuan dan manfaat
penelitian
Identifikasi teori
dalam pengembangan
SDM
Saran dan kesimpulan
Gambar 2.2
Kerangka berfikir
27
Moekijat, Latihan dan Pengembangan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1975), h.14
33
Pengembangan adalah suatu proses yang menggunakan prosedur yang
sistematis serta terorganisasi, sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk suatu tujuan baik tertentu maupun tujuan
umum.
Dalam pembahasan ini, lembaga pengembangan yang dimaksud adalah
Karim Consulting Indonesia. Karim Consulting Indonesia merupakan salah satu
lembaga konsultasi syariah terbesar di Indonesia. Dalam tugas pengembangan
SDM, Karim Consulting Indonesia memiliki wewenang serta bertanggung jawab
untuk menciptakan dan mengembangkan tenaga-tenaga kerja yang professional
dalam bidang perbankan syariah.
Pada penelitian ini, Karim Consulting Indonesia selaku konsultan bisnis
syariah dipercaya oleh beberapa bank syariah yang salah satunya adalah bank BNI
Syariah, dipercaya untuk pengembangan dan perekrutan karyawan demi
menciptakan tenaga-tenaga kerja yang produktif dan handal dalam bidangnya.
Fungsi utama manajemen SDM pada dasarnya dilakukan sesuai dengan
tahapan-tahapan tertentu. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan besar yang
memiliki ratusan bahkan ribuan tenaga kerja, Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) memiliki peran penting. MSDM sendiri merupakan suatu proses yang
menangani beberapa permasalahan terkait tenaga kerja baik pegawai, karyawan,
atau manajer supaya aktivitas yang dilakukan menunjang pencapaian target dan
tujuan organisasi atau perusahaan.
34
Begitu juga dengan pengembangan tenaga kerja perusahaan yang digunakan
untuk mengatasi tantangan-tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan.
Pengembangan juga berguna untuk menaikkan kualitas tenaga kerja dengan
pembekalan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Sehingga dapat dijelaskan bahwa kewenangan dan tugas yang didapat dari
konsultan bisnis melahirkan hasil dalam pengembangan tersebut, yang dalam hal
ini adalah Karim Consulting Indonesia. Setelah dilihat pula teori mengenai
pengembangan manajemen SDM diatas, bagaimana penerapan Karim Consulting
Indonesia terkait permasalahan tersebut.
Maka dari hasil penerapan teori yang sudah dilakukan oleh Karim
Consulting Indonesia dalam pengembangan SDM di bank BNI Syariah, akan
terlihat bagaimana hasil yang didapat oleh klien apakah telah tercapai ataupun
sebaliknya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
A. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitaian ini penulis melakukan penelitian dengan metode
kualitatif. Ppenelitian yang menggunakan penedekatan kualitatif bertujuan
menggali atau membangun satu proporsi atau menjelaskan makna dibalik
realita atau peristiwa yang berlangsung di lapangan.28
Penelitian metode kualitatif dapat daiartikan sebagai penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif, mengenai kata-kata lisan ataupun tulisan dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.29
Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang menghasilkan deskripsi
berupa kata-kata atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang-orang
yang berkompeten di bidangnya.30
Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analis proses dari
proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian
kualitatif tidak berarti menggunakan dukungaan dari data kuantitatif, tetapi
28
Burhan bungiini, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h.82
29
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), h.166
30
Lexy J. Moeloeng Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2010), h.3
35
36
lebih ditekankan pada kedalaman berbikir formal dari peneliti dalam menjawab
permasalahan yang dihadapi.31
Melalui penelitian kualitatif ini analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif. Data deskriptif mengandaikan bahwa data tersebut berupa teks.
Deskriptif-kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data, atau
objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan ungkapan
berupa bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang
tepat dan sistematis.32
Penelitian kualitatif bertujuan menegembangkan konsep sensitivitas pada
masalah yang dihadapi. Menerangkan realitas yang berkaitan dengan
penelusuran teori dari bawah (Grouded Theory) dan mengembangkan
pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.33
Metode kualitatif ini digunakan karena beberap pertimbangan. Pertama,
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila dihadapi dengan
kenyataan banyak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dan responden, Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih
dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi.34
31
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.80
Wahyu Wibowo, Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah, (Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2011) h. 43
33
Imam Gunawan, Metode Peneliian Kualitatif: Teori dan praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 80
34
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif,, (Bandung, PT. Remaja Rosda
Karya, 2009), h. 248
32
37
2. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah langkah
pengembangan SDM oleh Karim Consulting Indonesia yang berlokasi di Grha
Tirtadi, Ruang B-01, Jl. Pangeran Anatasari No. 18A, Daerah Khusus Ibu kota
Jakarta, 12150, Indonesia. Serta permasalahan dan tanggapan dari pihak salah
satu klien atas lankgah pengembangan SDM tersebut, yakni BNI Syariah yang
berlokasi di Gedung Tempo I Jl. HR Rasuna Said, Kav. 10-11, Lt. 3-6, Jakarta
Selatan, DKI Jakarta 12950, Telp. 021-29701946, 021-29667947.
3. Sumber Data
Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan
dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.35 Adapun data yang digunakan
oleh penulis dalam skripsi ini, menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:
a. Data primer, yaitu data pokok yang diperoleh langsung dari beberapa
pihak dari BNI Syariah dan Karim Consulting Indonesia melalui
wawancara dan observasi langsung. Data yang diperoleh adalah data
tentang langkah Karim Consulting Indonesia terkait pengembangan SDM
BNI Syariah, serta pemasalahan BNI Syariah dalam SDM dan tanggapan
pihak BNI Syariah terhadap kinerja Karim Consulting Indonesia.
35
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009), Cet-26, h. 248
38
b. Data sekunder, yaiitu sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada penulis yangh berfungsi sebagai data pendukung. Data sekunder
didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet, penelitian terdahulu dan
sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi tentang
masalah yang dibahas.36
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan
data yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan data
tersebut adalah:
a. Library research (pengumpilan data melalui kepustakaan). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah syudi
kepustakaan (library research) dengan membaca dan mengumpulkan
melalui buku-buku, artikel dan karya ilmiah lainnya yang berisi tentang
informasi yang menjadi acuan teori yang berkaitan dengan tema skripsi,
yaitu berkaitan dengan pengembangan SDM.
b. Field research (penelitian lapangan). Adapun penelitian lapangan yang
dilakukan penulis yaitu dengan cara melakukan observasi ke tempat
penelitian dan melakukan wawancara dengan narasumber, sehingga
penulis mendapat informasi langsung mengenai pengembangan SDM.
36
Suderwann Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h.
51
39
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan narasumber yang memberikan
jawaban atas pertanyaan.37 Hasil wawancara digunakan penulis sebagai sumber
data dalam penulisan ini.
5. Teknik Analisis Data
Data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara
kualitatif dengan pendekatan yang bersifat deskriptif yaitu metode untuk
memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data, mengklarifikasi,
menganalisis dan menginterpretasikannya. Tujuan dari penelitian deskriptif
kualitatif searah dengan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian atau
identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan dari penelitian ini akan
menjawab pertanyaan sebelumnya dikemukakan oleh rumusan masalah.
Setelah keabsahan data telah terpenuhi, selanjutnya melakukan analisis data
dengan cara:
Pengumpulan data
Reduksi data
Penyajian data
Verifikasi data
Gambar 3.1
Komponen-komponen Analisis Data Model interaktif dari Miles dan Hiberman
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam hal iini berupa data-data mentah dari hasil
penelitian, seperti hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan
sebagainya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dimulai dengan
37
Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 118
40
menyatukan semua bentuk data mentah kedalam bentuk transkip atau
bahasa tertulis.38
b. Reduksi Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, catatan
lapangan, serta bahan-bahan data lain yang ditemukan di lapangan,
kemudian dikumpulkan dan diklarifikasikan dengan membuat catatancatatan ringkas untuk menyesuaikan hasil penelitian.
c. Penyajian Data
Data yang sudah dikumpulkan dan diklarifikasikan, kemudian disajikan
dalam bentuk deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan dan juga
dapat menarik kesimpulan untuk melakukan penganalisaan data.
d. Verifikasi Data
Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan tahapan terakhir
dari analisis data, dimana kesimpulan yang akan diperoleh dari hasil
wawancara. Hasil penelitian yang sudah terkumpul dan diringkas harus
diulang kembali untuk mencocokkan dari reduksi data dan display data
agar kesimpulan yang telah dikaji dan disepakati untuk ditulis sebagai
laporan yang memiliki tingkat kepercayaan yang benar.
B. Gambaran Umum Karim Consulting Indonesia
1. Profil Perusahaan Karim Consulting Indonesia
38
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus Groups sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 349
41
Karim Consulting Indonesia (KCI) adalah lembaga bisnis yang bergerak
dalam bidang jasa konsultasi syariah untuk lembaga bisnis keuangan
(perbankan, asuransi, multifinance) dan lembaga bisnis non keuangan (MLM,
property, dll). Karim Consulting Indonesia (KCI), yang pada awalnya bernama
Karim Business Consulting didirikan oleh Adiwarman A. Karim pada tanggal 9
Agustus 2001 berdasarkan Akta Notaris Ny. Sastriany Josoprawiro no. 5. Lokasi
KCI saat ini di Grha Tirtadi, R-B01, Jln. Pangeran Antasari No.18 A, Jakarta –
Indonesia.
Karim
Consulting
Indonesia
(KCI)
percaya
bahwa
untuk
lebih
mengembangkan dan mempromosikan keuangan dan perbankan Islam, pelatihan
di bidang Perbankan Syariah dan Keuangan sangat penting. Karim Consulting
Indonesia (KCI) percaya bahwa pengembangan potensi sumber daya manusia
sangat diperlukan.39
Kami, di Karim Consulting Indonesia (KCI), membantu pelopor Pemikiran
Islam melalui kegiatan kami di Universitas-universitas besar di Indonesia. Kami
bekerja sama dengan tim penelitian di
Universitas tersebut untuk
mengembangkan alat analisis baru dan metode baru yang akan diterapkan dalam
pengembangan Perbankan Syariah dan instrumen keuangan dan menyediakan
dasar penelitian yang relevan untuk publikasi Ekonomi Islam. 40
2. Visi dan Misi
39
Hasanudin, Tanggapan Bank Syariah terhadap Pelaksanaan Fungsi dan Tugas Karim
Business Consulting, Perpustakaan Umum UIN Jakarta, 2010, h. 64
40
http://karimconsulting.com/ diakses pada tanggal 20 Januari 2016
42
a. Visi
“We will be an important contributor to the development of Islamic
Economics in general and Islamic Banking and Finance in particular”.
b. Misi
“To meet our vision, we provide excellent services by offering innovative
products that are professionally delivered and academically justified”.41
3. Struktur Organisasi Karim Consulting Indonesia (KCI)
Struktur organisasi Karim Consulting Indonesia (KCI) merupakan struktur
organisasi matrix, dimana masing-masing orang mempunyai dua fungsi yaitu
fungsi secara fungsional dan produksi (output based). Hal ini dikarenakan selain
karyawan-karyawan tersebut bekerja sebagai konsultan yang mengerjakan
proyek, karyawan-karyawan tersebut juga mengerjakan pekerjaan yang bersifat
fungsional sesuai dengan fungsi dan jabatannya.42
Tabel 3.1
Struktur organisasi KCI
Directors
President Director
Adiwarman A. Karim
Director - Senior Consultant
Soewardi Yusuf
41
42
Ibid 24
Ibid 23 h. 46
43
Director - Senior Consultant
Subject
Matter
Expert
Abdullah Aljuffry
-
Senior Sutedjo Prihatono
Consultant
Deputy and Assistant Directors
Deputy Director - Senior Consultant
Nenny Kurnia
Deputy Director - Senior Consultant
R.D Agustio Supradi
Deputy Director - Senior Consultant
Muhammad Yusuf Helmy
Assistant Director - Consultant
Nureva Dwinantisari
Assistant Director - Consultant
Farida
Officers
Business Services Officer - Junior Rijal Arslan
Consultant
Business Services Officer - Junior Yoga Aditya Herlambang
Consultant
Business Services Officer - Junior Elda Wediana
Consultant
44
Business Services Officer - Junior M. Khafif
Consultant
Business Services Officer - Junior M. Akbar Satrio
Consultant
Marketing Officer - Junior Consultant
Ridho Mufti
Operation Officer - Junior Consultant
Mugi Panji Wardhana
Operation Officer - Junior Consultant
Adella Khairunnisa
Operation Officer - Junior Consultant
Isma Rizky Septiana
Sumber: http://karimconsulting.com/tentang-kami/tim-kami/
4. Jasa Konsultansi
a. Perbankan
a) Business Consulting
1) Strategic Management
ï‚· Corporate and Business Plan
Tujuannya adalah untuk mengembangkan sebuah peta rute
yang memenuhi harapan pemegang saham dalam hal keuangan,
pemasaran, operasional, dan kinerja organisasi. pendekatan
interaktif kami memastikan bahwa strategi ini menantang, dapat
dicapai namun terukur. Klien : Bank Niaga Syariah, Bank
45
Permata Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank Sumsel Syariah,
Bank BPD DIY, Bank BTPN dan ABN Amro Indonesia.43
ï‚· Market Research
Kami melakukan studi perbandingan dari industri Perbankan
Syariah yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi strategi
oleh berbagai Bank Syariah terkemuka dan mencakup ikhtisar
singkat mengenai kebutuhan produk dan profil pelanggan. Sejak
tahun 2003 sampai sekarang kami terus melakukan riset atas
kualitas layanan Perbankan Syariah baik untuk Bank Umum
Syariah maupun Unit Usaha Syariah. Klien : Bank DKI Syariah,
Bank Riau Syariah, Bank Permata Syariah, Bank Jabar Syariah,
Bank BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Sumsel Syariah,
Bank Jateng, Bank BPD DIY, Bank Jatim.44
2) Business Process
ï‚· Product Development
Di Karim Consulting Indonesia, kami sangat percaya
bahwa inovasi adalah kunci untuk pertumbuhan dan nilai tambah
bagi pemegang saham. Pengurangan biaya saja tidak bisa
mendorong pertumbuhan laba yang berkelanjutan.Perusahaan
yang hanya berfokus pada pemotongan biaya dalam melalui
resesi sekarang harus mempersiapkan untuk putaran berikutnya
43
44
Ibid 23 h. 48
Ibid 23 h. 49
46
kompetisi, akan didasarkan pada kemampuan untuk berinovasi.
Kami telah melakukan pengembangan berbagai produk untuk
klien kami seperti Kartu Kredit Syariah, Surat Kredit Syariah:
Ekspor-impor, Restrukturisasi Pembiayaan, Produk Pembiayaan
(contoh: Produk IMBT). Klien: Bank Danamon Syariah, Bank
Muamalat.
ï‚· Standard Operation Procedure Development
Definisi operasi menurut Karim Consulting Indonesia meliputi
produk dan proses pengembangan, pembuatan, sourcing,
distribusi, dan bagian operasional. Dimulai pada tahun 2003,
kami telah mengerjakan dan menyelesaiakan Standar Operasi
Prosedur (SOP) pembiayaan, pendanaan, operasional & jasa,
treasury, manajemen risiko, dan akuntansi & pelaporan bagi
Bank DKI Syariah dan Bank Riau Syariah. pada tahun 2006,
Bank BPD DIY dan Bank Ekspor Indonesia. Pada tahun 2007,
Bank Jatim, Bank BTPN dan Lippo Bank.
ï‚· Risk Management
Tim profesional kami menawarkan solusi manajemen risiko
untuk Industri Keuangan Syariah. Karim Consulting Indonesia
menawarkan jasa manajemen risiko mulai dari risiko operasional
sampai risiko keuangan. Kami bekerja bersama dengan klien
untuk mengidentifikasi dan mengelola masalah-masalah yang
kompleks dan risiko melindungi dan meningkatkan nilai
47
pemegang saham. Tenaga profesional kami dilatih untuk
memandang risiko secara luas, menentukan cakupan kebutuhan
bisnis mulai dari assessment dan mendesain sampai dengan
implementasi. Jasa-jasa kami untuk manajemen risiko seperti
workshop manajemen risiko, pelatihan manajemen risiko,
prosedur manajemen risiko, profil & pengukuran manajemen
risiko dan applikasi perangkat lunak manajemen risiko. Pada
tahun 2003 untuk Bank DKI dan Bank Riau. Pada tahun 2004,
bagi Bank Niaga dan Bank Permata. Pada tahun 2005 Bank
Sumsel dan Bank Kalbar. Pada tahun 2006, Bank BPD DIY, Bank
Ekspor Indonesia. Pada tahun 2007, Bank Jatim, Bank BTPN dan
Lippo Bank.45
3) Human Resources, yang meliputi :
i.
Sharia Spiritual Quotient
Kami melakukan penilaian sumberdaya manusia untuk
berbagai tingkat pekerjaan entry level mulai dari tingkat
manajemen puncak. Kami juga membantu klien merancang dan
mengimplementasikan sistem seleksi yang komprehensif dan
pusat penilaian. layanan penilaian kami menggunakan alat
divalidasi dan metodologi. Kebutuhan dari sumber daya manusia
yang dapat diterima sesuai dengan Syariah membuat kami
mengembangkan program uji.
45
Ibid 23 h. 50
Sejak tahun 2002, kami
48
melakukan uji spiritual Syariah Bank BNI Syariah dan Bank
Danamon Syariah. Pada tahun 2004, kami telah melakukan
pengujian yang sama bagi Bank DKI Syariah, Bank Riau Syariah,
Bank Jabar Syariah, dan Permata Bank Syariah. Pada tahun 2005,
kami melakukannya bagi Bank Sumsel Syariah dan Bank Kalbar
Syariah. Bank Danamon Syariah yang kita lakukan penilaian
untuk tingkat manajerial pada tahun 2006; serta Bank BPD DIY,
dan Bank Jatim, Bank DKI dan Bank BTPN di tahun 2007.46
ii.
Job Description
Kami memiliki pemahaman yang mendalam tentang orang dan
bekerja. Kami telah memfasilitasi berbagai tim eksekutif di
perusahaan Syariah terkemuka di Indonesia. Kita telah bekerja
dengan CEO dalam membangun tim baru, manajer lini
menerapkan strategi baru. Hal ini terbukti bahwa perusahaan
kami telah bekerja dengan jauh mengungguli rekan-rekan
mereka. Kami telah mengembangkan deskripsi kerja pada tahun
2002 untuk Bank BNI Syariah. Pada tahun 2003, kami melakukan
tugas yang sama bagi Bank DKI Syariah, Bank Riau Syariah.
Pada tahun 2004, kami melakukan tugas yang sama untuk Bank
Jabar Syariah, dan Permata Bank Syariah, pada tahun 2005, kami
melakukannya bagi Bank Sumsel Syariah, Bank Kalbar Syariah,
46
Ibid 23 h. 51
49
pada tahun 2006 Bank BPD DIY. Pada tahun 2007, Bank Jatim,
Bank BTPN dan Lippo Bank.
iii.
Struktur Organisasi
Desain Organisasi adalah pusat kemampuan perusahaan untuk
menjadi pengendali pasar, adaptif, inovatif, dan banyak lagi pendeknya, untuk dapat bersaing secara efektif. Karim bekerja
dengan klien untuk merancang dan mengimplementasikan
struktur yang disampaikan dalam visi strategis mereka dan hasil
bisnis. Kami telah mengembangkan struktur organisasi pada
tahun 2002 untuk Bank BNI Syariah. Pada tahun 2003, Bank DKI
Syariah, Bank Riau Syariah, dan pada tahun 2004 untuk Bank
Jabar Syariah, Permata Bank Syariah, Bank Niaga Syariah. Pada
tahun 2005, kami melakukannya bagi Bank Sumsel Syariah dan
Bank Kalbar Syariah. Pada tahun 2006, Bank BPD DIY dan 2007,
Bank Jatim, Bank BTPN dan Lippo Bank.
iv.
Rekrutmen dan Outsourcing
Kami melayani klien kami dalam memberikan karyawan tetap
dan kontrak dengan melakukan mencari, memilih dan merekrut
proses yang memenuhi kompetensi Syariah. Pendekatan kami
dipandu oleh prinsip-prinsip inti berikut:47
ï‚·
Keahlian kami fokus dalam membantu klien mendapatkan
nilai paling dari
47
Ibid 23 h. 52
50
struktur pekerjaan mereka.
ï‚·
Kami sarankan klien kami dalam merancang organisasi secara
keseluruhan
"arsitektur", seperti struktur, proses dan budaya.
ï‚·
Kami juga membantu dengan komponen pendukung dari
arsitektur memastikan bahwa pekerjaan individu yang
terdefinisi dengan baik dan akuntabilitas, antar hubungan dan
pelaporan hubungan yang jelas dan logis.
a. Asuransi
a) Pendirian Unit/Cabang Asuransi Syariah
Karim
Consulting
Indonesia
membantu
perusahaan
asuransi
konvensional untuk mendirikan unit/cabang Syariah baik untuk asuransi
jiwa maupun asuransi umum. Klien : Asuransi Astra Buana, Asuransi
Adira, Reasuransi International Indonesia (ReIndo), Reasuransi Nasional
Indonesia (NasRe), Prudential Life Insurance.
b) Training
Karim Consulting Indonesia memberikan training Asuransi Syariah
untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan manajemen dan staff.
48
c) Standar Operating Procedure (SOP)
48
Ibid 23 h. 53
51
SOP dibuat untuk membantu manajemen dan staff dalam melakukan
kegiatan operasioanal asuransi syariah. Karim Consulting Indonesia
membantu perusahaan asuransi untuk membuat SOP yang terdiri dari
teknis dan non teknis. Untuk SOP teknikal terdiri dari akseptasi, klaim dan
reasuransi sedangkan non teknikal adalah akuntansi, investasi, pelaporan,
dan lain-lain.49
d) Market Research
Kami melakukan studi perbandingan dari industri Asuransi Syariah
yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi strategi oleh berbagai
Asuransi Syariah terkemuka dan mencakup ikhtisar singkat mengenai
kebutuhan produk dan profil pelanggan.
e) Training-Training
Karim Consulting Indonesia dalam dalam prakteknya menyadari bahwa
karyawan memegang peranan yang penting dalam menciptakan nilai bagi
bisnis. Bekerja sama dengan perusahaan berusaha untuk membuat
karyawan tersebut sebagai sumber keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Kami bekerja sama dengan klien untuk menawarkan
praktis, pendekatan multi disiplin untuk menciptakan lingkungan dimana
orang-orang mereka dapat bekerja secara efektif. Training Karim
Consulting Indonesia diantaranya:50
49
50
Ibid 23 h. 53
Ibid 23 h. 54
52
Training KCI
Sharia Banking A to Z Training
Sharia Banking Selling Skill
Training
Sharia Banking Accounting
Sharia Banking Service
Training
Excellent Training
Sharia Banking Legal Drafting
Sharia Banking Financing
Training
Training
Sharia Banking Risk Management Sharia Banking Financial
Training
Restructuring Training
Sharia Banking Audit Training
Sharia Banking Analysis Training
Islamic Banking Management Trainee
program
Sharia Banking Capital Market
Training
Sharia Banking Insurance
Training
f) Konsultasi Teknologi Informasi (TI)
Organisasi harus memenuhi kualitas, fidusia dan persyaratan keamanan
untuk informasi mereka, seperti untuk seluruh aset. Manajemen juga harus
mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang tersedia, termasuk data,
sistem aplikasi, teknologi, fasilitas dan orang. Untuk melaksanakan
53
tanggung jawab ini dan untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen
perlu memahami status sistem TI dan memutuskan apa yang keamanan
dan kontrol harus menyediakan. Untuk memenuhi kebutuhan, beberapa
manajemen harus menghilangkan kesenjangan antara resiko bisnis,
kebutuhan kontrol dan masalah teknis. Ini memberikan praktek di sebuah
domain dan kerangka proses dan kegiatan saat ini dalam struktur yang
dikelola dan logis. Manajemen perlu memastikan bahwa sistem
pengendalian internal dalam kerangka tempat seperti yang IT mendukung
proses bisnis. Ini berarti informasi tersebut, dari perspektif bisnis, efektif,
efisien, rahasia, akurat, berguna dan tepat waktu, tersedia, memenuhi
persyaratan dan dapat diandalkan. Ini juga berarti bahwa sumber daya
yang tepat yaitu orang, aplikasi sistem, teknologi, fasilitas dan data yang
tersedia dan digunakan dalam proses TI domain yang berbeda, yang dapat
mendefinisikan sebagai perencanaan dan organisasi, akuisisi dan
implementasi, pengiriman dan dukungan, pemantauan dan evaluasi.
Konsultasi TI mencakup bidang konten berikut: 51
1) Manajemen, Perencanaan dan Organisasi TI
Menyediakan dan mengevaluasi strategi, kebijakan, standar,
prosedur, dan praktek yang terkait untuk pengelolaan, perencanaan dan
organisasi TI.
2) Infrastruktur dan Operasional Teknis Praktek
51
Ibid 23 h.55
54
Menyediakan dan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi organisasi
pelaksanaan
dan
pengelolaan
berkelanjutan
dan
operasional
infrastruktur teknis untuk memastikan bahwa mereka cukup
mendukung tujuan bisnis organisasi.
3) Perlindungan Akses Informasi
Menyediakan dan mengevaluasi logis, lingkungan, dan keamanan
Infrastruktur TI untuk memastikan bahwa bisnis memenuhi persyaratan
organisasi untuk menjaga aset informasi dari penggunaan yang tidak
sah, pengungkapan, modifikasi, kerusakan atau kerugian.
4) Disaster Recovery dan Kelanjutan Bisnis
Menyediakan dan mengevaluasi proses untuk mengembangkan dan
memelihara didokumentasikan, dikomunikasikan, dan rencana diuji
untuk kelangsungan operasi bisnis dan TI pengolahan dalam hal terjadi
suatu gangguan.
5) Pengembangan Sistem Aplikasi Bisnis, Akuisisi, Implementasi dan
Pemeliharaan
Menyediakan dan mengevaluasi metodologi dan proses dimana
pengembangan aplikasi bisnis sistem, akuisisi, implementasi, dan
pemeliharaan dilakukan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi
tujuan bisnis organisasi.
6) Evaluasi Proses Bisnis dan Manajemen Risiko
Menyediakan dan mengevaluasi sistem bisnis dan proses untuk
memastikan risiko yang dikelola sesuai dengan tujuan bisnis organisasi.
55
7) Proses Audit TI
Melakukan audit TI sesuai dengan yang berlaku umum audit TI
standar dan pedoman untuk memastikan bahwa teknologi informasi
organisasi dan sistem bisnis cukup dikendalikan, dimonitor, dan dinilai.
Kami telah melakukan layanan TI, cetakan ahli Syariah program
asuransi AJB Bumiputera pada tahun 2003. Pada tahun 2004, kami
melakukan layanan TI sebagai permintaan proposal, kebutuhan bisnis
spesifikasi, gap analysis, dan membantu pengembangan Bank Niaga
Syariah dan Permata Bank Syariah, yang kemudian diikuti pada tahun
2005 untuk Bank Sumsel Syariah. Kemudian pada tahun 2004, kami
telah membantu TI sertifikasi Syariah Bank DKI Syariah. Keberhasilan
dilanjutkan dengan memberikan program penilaian TI bagi Bank
Kalbar Syariah pada tahun 2005. Layanan lainnya adalah seleksi
metodologi Vendor TI untuk Bank Riau Syariah. Kami juga melakukan
spesifikasi kebutuhan Bisnis Bank BRI Syariah. Pada tahun 2006, kami
mengembangkan kerjasama IT sistem Syariah dengan PT Mantra
Global Konsultan (Mantra) untuk BPD DIY Syariah dan BPD Sulsel
Syariah. Pada tahun 2007, kami melakukan layanan TI dan membantu
pembangunan bagi Bank Jatim, Lippo Bank dan Bank BTPN.
g) Keuangan Perusahaan
56
Melalui kemampuan keuangan perusahaan kami bahwa Karim mampu
memenuhi kebutuhan klien yang ingin meningkatkan berbagai bentuk
inovatif hutang dan ekuitas Islam untuk berbagai emiten yang berbasis di
kawasan ini dan sekitarnya. Karim Consulting Indonesia menyediakan
jaringan langsung antara kreditor (perusahaan peminjam lebih besar, proyekproyek dan pemerintah) dan investor. Manfaat dari Karim Akses ke pasar
Islam, terutama dengan menciptakan hubungan langsung antara mereka
menyediakan dana dan mereka yang mencaridana. Dengan bekerja dengan
cara ini kita sering mampu menghasilkan penghematan biaya signifikan dan
membuat struktur pembiayaan yang sangat efisien, bahkan ketika kredit dan
elemen investasi yang kompleks. Karim baik ditempatkan untuk menasihati
investor memaksimalkan pengembalian investasi dalam tingkat risiko yang
dapat diterima. Dalam hubungan erat dengan klien itu, struktur strategi
investasi Karim berhasil, sesuai dengan kebutuhan mereka.52
Pembagian dengan kebutuhan klien untuk struktur skema berbasis syariah
yang sesuai untuk dana perusahaan yaitu meningkatkan sukuk dan ekuitas.
Kami telah membantu peluncuran instrumen perintis:
ï‚· Pertama, Islam Mudharabah Obligasi - Indosat - 2003 (Syariah
penasehat efek AAA).
ï‚· Pertama, Islam Mudharabah MTN - PT PP 2003 (penasihat Syariah
Mandiri Sekuritas).
52
Ibid 23 h. 58
57
ï‚· Pertama, Islam Ijarah Bond - Matahari - 2004 (penasihat Syariah
Mandiri Sekuritas). 53
h) Penghargaan
Karim Consulting Indonesia, menjadi konsultan bisnis Syariah pertama.
Perusahaan disajikan penghargaan sebagai penghargaan untuk pencapaian
Perbankan Syariah di Indonesia. Menyajikan penghargaan telah menjadi
tradisi bagi Karim sejak tahun 2003. Islamic Banking Award yang pertama
diselenggarakan di Jakarta. Tradisi ini dilanjutkan dengan International
Islamic Banking Award (IIBA) 2004 yang diselenggarakan di Bali.
International Islamic Banking Award (IIBA) diberikan kepada Bank Islam
sebagai pengakuan atas kinerja keuangan mereka. Kinerja keuangan bukan
satu-satunya indikator pertumbuhan industri Perbankan Syariah, Karim
Consulting Indonesia mengukur penerimaan sosial dan antusiasme untuk
sistem perbankan alternatif sebagai pengukuran lain melalui tingkat kualitas
layanan pelanggan yang disediakan. Karim mengakui kualitas layanan
perbankan syariah melalui Islamic Banking Quality Award (IBQA). Pada
tahun 2004, IBQA pertama diselenggarakan di Jakarta. Pada bulan Februari
2007, Karim Consulting Indonesia ini Pertama Islamic Multi Finance Quality
Award 2006 dan Pertama Islamic Asuransi Quality Award 2006 melalui
Islamic Finance Summit di Jakarta.54
5. Klien Karim Consulting Indonesia
53
54
Ibid 23 h.59
Ibid 23 h. 59
58
Berikut data klien KCI menurut jenis jasa konsultansi yang diberikan:
Tabel 3.2
Klien-klien KCI
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bank
Bank
Indonesia
Bank
Muamalat
BSM
BNI
Syariah
BRI
Syariah
Bukopin
Syariah
Danamon
Syariah
BII Syariah
CIMB
Niaga
Syariah
Permata
Syariah
BCA
Syariah
Victoria
Syariah
BTN
Syariah
BTPN
Bank
Syariah
Indonesia
ABN
AMRO
Bank
Ekspor
Indonesia
Business Consulting
Strategic
Business Process
Management
Traini
Corporat
Human
Risk
e
and Market Product
Resour ng
SOP
Develop
Manag
Business Research
Ces
ment
ement
Plan
























































59
18
Bank
Jateng

19 Bank Jatim









Jabar

20 Syariah
Sumsel
21 Syariah
BPD
22 DIY
Syariah
DKI

23 Syariah
Riau
24 Syariah

























Kalbar
25 Syariah
Sumber : Diolah dari company profile
Berikut daftar klien dimana KCI memberikan jasa konsultasi berupa jasa
pendampingan dalam proses pendirian atau konversi menjadi Bank Umum
Syariah (BUS) dan pendirian Unit Usaha Syariah (UUS) diantaranya:55
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
55
Ibid 23 h. 61
Pendirian UUS
Bank Riau Syariah
Bank DKI Syariah
Bank Kalbar Syariah
Bank Jatim
BPD DIY Syariah
Sumsel Syariah
CIMB Niaga Syariah
BTPN
Permata Syariah
Konversi BUS
Victoria Syariah
Panin Syariah
BCA Syariah
BII Syariah
60
C. Gambaran Umum Bank BNI Syariah
1. Profil Perusahaan Bank BNI Syariah
Alamat Perseroan
Gedung Tempo Pavilion 1 Jl. HR Rasuna Said Kav 10-
Company Address
11, Lt 3-6, Jakarta 12950, Indonesia
No. Telp/Fax
+62-21 2970 1946 (T)/+62-21 2966 7947 (F)
Telephone/Fax
Alamat Website
www.bnisyariah.co.id
Website Address
Alamat Email
[email protected]
Email Address
Kegiatan Usaha
Bergerak di Bidang Usaha Perbankan Syariah sesuai
Business Activity
dengan Anggaran Dasar BNI Syariah No. 160 tanggal 22
Maret 2010
Segmen Usaha
- Bisnis Komersial (Commercial Business)
Pembiayaan
- Bisnis Konsumer & Ritel (Consumer & Retail
Financing Business
Business)
Segments
- Bisnis Mikro (Micro Business)
61
- Bisnis Tresuri dan Internasional (Treasury &
International Business)
Kepemilikan
- PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK:
Ownership
99,9%
- PT BNI LIFE INSURANCE: 0,1%
Tanggal Efektif
19 Juni 2010
Operasional
Date of Operating
Effectively
Dasar Hukum
Surat Keputusan Menteri Hukum & HAM Nomor: AHU-
Pendirian
15574, AH.01.01.TAHUN 2010, TANGGAL 25
Legal Basis of
MARET 2010
Establishment
Decree of Minister of Law and Human Rights
No: AHU-15574, AH.01.01.Year 2010, dated March 25,
2010.56
2. Sejarah Berdirinya Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem
56
http://www.bnisyariah.co.id/profile-perusahaan, diakses pada tanggal 8 Agustus 2016
62
perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10
Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah
(UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor
Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional
perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah.57
Berdasarkan
Keputusan
Gubernur
Bank
Indonesia
Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin
off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek
regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008
57
http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah, diakses pada tanggal 8 Agustus 2016
63
tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161
Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20
Payment Point.58
3. Visi dan Misi
a. Visi BNI Syariah
Visi BNI Syariah adalah “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang
unggul dalam layanan dan kinerja.”59
b. Misi BNI Syariah
ï‚· Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
ï‚· Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
ï‚· Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
ï‚· Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
ï‚· Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.60
58
Ibid 41
http://www.bnisyariah.co.id/visi-dan-misi, diakses pada tanggal 8 Agustus 2016
60
Ibid 43
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Hasil Penelitian
Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan apa
yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data. Pada penelitian
kualitatif peneliti bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti
tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data.
Dengan melakukan penelitian melaui pendekatan deskiptif maka peneliti hams
memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti
melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para informan.
1. Deskripsi Informan Penelitian
Informan
yang
menjadi
target
peneliti
adalah
orang-orang
yang
berkecimpung langsung dalam penanganan dan pengembangan SDM.
Tujuannya adalah memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi dalam
pengembangan serta bagaimana perkembangan SDM. Peneliti juga memilih
beberapa informan yang spesifik meneliti kajian yang sesuai dengan apa yang
diteliti.
Semua informan dalam penelitian ini tidak merasa keberatan untuk
disebutkan namanya, adapun informan penelitian ini adalah sebagai berikut:
64
65
a. Rijal Arslan, (Business Services Officer - Junior Consultant)
Selama peneliti melakukan penelitian dengan metode wawancara, bapak
Rijal Arslan adalah informan pertama yang peneliti wawancarai. Beliau
terlihat tidak keberatan menanggapi pertanyaan demi pertanyaan yang saya
berikan, dan dengan senang hati menjawabnya.
Beliau menjabat sebagai Business Services Officer-Junior Consultant di
Karim Consulting Indonesia sejak tahun 2013. Beliau memiliki tanggung
jawab untuk memberikan training pada klien.
Latar belakang beliau adalah sarjana S1 lulusan fakultas Ekonomi
Universitas Al-Azhar Indonesia, dan melanjutkan studi magister di
Universitas Pancasila. Beliau memiliki pengalaman-pengalaman yang
didapatkan dari Bank Syariah Mandiri dan Mitsui Sumitomo Insurance
Group. Disamping menjabat sebagai Business Services Officer-Junior
Consultant di Karim Consulting Indonesia, kini informan juga bekerja
sebagai dosen di Universitas Al-Azhar Indonesia.
Di Karim Consulting Indonesia, informan juga aktif terlibat dalam
membangun Unit Asuransi Syariah, pengembangan produk, studi kelayakan
dan juga mengembangkan Prosedur Operasional Standar untuk bank-bank di
Indonesia.
b. Leli Dwi Novitasari
Narasumber kedua yang peneliti wawancarai adalah Leli Dwi Novitasari.
Beliau menjabat sebagai Learning Center Assistant pada divisi Sumber Daya
Insani di bank BM Syariah sejak tahun 2013. Dalam tanggung jawabnya,
66
narasumber sering berinteraksi langsung dengan pihak Karim Consultant
Indonesia dalam pengembangan keterampilan karyawan maupun eksekutif
bank BNI Syariah, lebih spesifiknya yakni dalam pelatihan atau training.
Latar belakang pendidikan beliau adalah sarjana S1 di jurusan Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor, dan menyelesaikan studi perguruan tinggi
pada tahun 2012. Pada tahun berikutnya, tepatnya di bulan April, narasumber
bekerja di BNI Syariah. Berdasarkan pelajaran dan ilmu pengetahuan yang
didapat di bangku perguruan tinggi, narasumber mempelajari hakikat dan
tingkah laku manusia. Jadi menurut peneliti, narasumber cukup berkompeten
dalam bidang pekerjaan yang diemban saat ini.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data dan hasil penelitian pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara
mendalam yang dilakukan oleh Peneliti pada kurun waktu bulan Mei sampai
dengan Juni 2016. Yang mana para informan merupakan karyawan di BNI
Syariah dan Karim Consulting Indonesia yang mempunyai kewajiban dalam
bidang SDM.
a. Deskripsi Hasil Wawancara dari Narasumber Karim Consulting Indonesia
tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bank BNI Syariah
Berdasarkan wawancara yang mendalam yang dilakukan peneliti
terhadap informan mengenai bagaimana penerapan pengembangan SDM
yang dilakukan pihak Karim Consulting Indonesia terhadap SDM yang
dimiliki BNI Syariah, informan memberikan informasi dengan jelas.
67
Mengenai sejak kapan BNI Syariah menggunakan jasa KCI dalam
pengembangan SDM, informan tidak menjelaskan secara detail mengenai
waktunya, tetapi informan menjelaskan bahwa ketika informan mulai
bekerja di KCI, BNI Syariah telah menggunakan jasa KCI. Dimulai dari
Mei 2013 ketika informan bekerja sebagai trainer, KCI sudah menjalin
hubungan kerjasama dengan BNI. Menurut sumber lain yang peneliti
dapatkan dari data Skripsi Hasanudin tahun 2010, BNI Syariah telah
menggunakan jasa KCI sejak tahun 2002. Peneliti berkesimpulan bahwa
BNI Syariah dan KCI telah menjalin hubungan selama 14 tahun. Menurut
analisis peneliti, hubungan kerjasama BNI Syariah dengan KCI
berlangsung cukup lama dan bisa menjalin hubungan dengan baik.
Kebutuhan BNI Syariah akan sumber daya manusia yang memiliki edukasi
tentang perbankan syariah cukup tinggi dan memiliki nilai yang penting
dalam bidang keuangan syariah.
Mengenai produk jasa apa yang digunakan oleh BNI Syariah untuk
pengembangan SDM, sejauh ini BNI Syariah telah menggunakan jasa KCI
dalam Human Resource, Corporate and Business plan dan training.
Berdasarkan teori yang ada dan melihat dari kondisi BNI syariah pada
waktu itu, peneliti berpendapat bahwa ketiga produk jasa ini merupakan
produk yg paling relevan. Begitu juga bila melihat dari kompetensi dan
sepak terjang KCI yang telah lama dan dapat dibilang paling
berpengalaman dalam bidang konsultan syariah, sangat wajar apabila BNI
menggunakan ketiga produk jasa ini.
68
Selanjutnya, dalam mengembangkan SDM yang dimiliki BNI syariah,
KCI memberikan training PDPS bagi karyawan serta pejabat BNI Syariah.
Informan menjawab, dalam pengembangan SDM di BNI Syariah, KCI
memberikan training PDPS bagi karyawan dan pejabat BNI Syariah. Hal
ini bertujuan agar menambah pengetahuan serta kualitas peserta didik
dalam bidang perbankan syariah. Dari sudut pandang peneliti, Metode
training ini merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas
SDM yang ada. Terlebih untuk peserta didik yang memang belum
mempunyai bekal sama sekali dalam bidang perbankan syariah.
Waktu penjadwalan training dilakukan sesuai permintaan klien. Klien
bisa menyesuaikan jadwal kapan dan dimana tempat berlangsungnya
training. Menurut analisa peneliti, Ini merupakan salah satu langkah untuk
menjaga fleksibelitas dalam hal waktu dan tempat, mengingat klien yang
dimiliki KCI juga terhitung banyak. Juga dari pihak klien sendiri tidak
merasa terbebani dengan waktu dan tempat, dibandingkan apabila
jadwalnya telah ditentukan. Karena dari pihak klien pun memiliki banyak
kegiatan diluar training untuk SDM mereka. Ini juga merupakan
keunggulan dari KCI dalam menjalin hubungan kerjasama dengan klien.
Dalam pemberian materi kepada peserta didik, dan pelaksanaan
pendidikan tersebut trainer memberikan training berkala dalam kurun
waktu tiga hari untuk karyawan, dan satu hari untuk para eksekutif atau
pejabat bank. Materi-materi yang diberikan mencakup Fiqh perbankan
syariah, aqad wal wa'ad, mekanisme operasional dan produk pendanaan,
69
produk pembiayaan, metode perhitungan marjin dan bagi hasil, akuntansi
perbankan syariah dan perkembangan perbankan syariah. Informan juga
menambahkan, materi-materi yang didapatkan peserta training juga
dijelaskan dalam buku karangan Adiwarman A. Karim yang bedjudul
"Bank Islam".
Perbedaan materi antara yang diberikan kepada karyawan dan kepada
eksekutif Narasumber menjelaskan, bahwasannya ada perbedaan materi,
dengan ditambahkan pembekalan fit and proper test di OJK bagi para
eksekutif perusahaan. Dapat dilihat dan materi-materi yang diberikan,
bahwasannya KCI sangat memahami apa raja yang diperlukan oleh para
peserta didik sehingga mencapai tujuan perusahaan, yakni memiliki SDM
berkualitas di bidang perbankan syariah. Peneliti juga berpendapat,
bahwasannya hal ini dilatarbelakangi oleh Adiwarman A. Karim selaku
pendiri KCI merupakan praktisi yang berpengalaman dalam dunia
perbankan syariah.
Besaran biaya yang dikenakan untuk kegiatan training, untuk biaya
pendidikan dan pelatihan kelas karyawan, klien dikenakan biaya sebesar
RP. 2,700,000 (dua juta tujuh ratus ribu Rupiah) per orang dengan waktu
pelaksanaan training 3 (tiga) hari. Sedangkan untuk kelas eksekutif, klien
diwajibkan untuk membayar biaya sebesar Rp. 10,000,000 (sepuluh juta
Rupiah) per orang, dengan kurun waktu satu hari pelatihan. Bila dilihat
dari besaran angka biaya yang dikenakan, peneliti berpendapat bahwa
angka tersebut sesuai bila dibandingkan dengan kualitas pelatihan yang
70
diberikan. Terlebih, klien merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia,
dan mengingat KCI juga merupakan salah satu perusahaan penyedia
produk jasa konsultan syariah terbesar di Indonesia.
Alasan yang membuat lamanya waktu yang diberikan berbeda antara
kelas karyawan dengan kelas eksekutif. Berdasarkan penjelasan informan,
alasan mengapa untuk kelas eksekutif hanya diberikan waktu satu hari
pelatihan. Alasannya adalah, karena kadang pejabat bank atau eksekutif
tidak memiliki waktu sampai tiga hari, mengingat padatnya jadwal dan
banyaknya tanggung jawab para eksekutif bank. Setelah dijelaskan
alasannya, peneliti pun setuju dengan alasan tersebut. Tanggung jawab
yang besar dan sibuknya para eksekutif bank adalah alasan yang tepat
mengapa pihak KCI memadatkan kegiatan training ini menjadi satu hari.
KCI memiliki nama-nama khusus yang bertanggung jawab sebagai
trainer. Mereka adalah Agustio Supriadi, M. Yusuf Helmi, Nenny Kurnia
dan Sutedjo Prihartono. Semua nama tersebut merupakan tim inti trainer.
Kemudian informan menambahkan, semua karyawan atau officer yang
bekerja di KCI dapat menjadi trainer termasuk diri informan sendiri.
Karena semua karyawan di KCI telah memiliki memenuhi syarat untuk
menjadi trainer. Peneliti berpendapat, bila semua karyawan yang bekerja
di KCI memiliki kemampuan untuk menjadi trainer, maka dalam
recruitment karyawan, KCI melakukan seleksi yang cukup ketat dengan
memilih orang-orang yang benar-benar mengerti tentang perbankan
syariah. Hal ini juga dapat membantu tim inti trainer dalam melakukan
71
tugasnya bila memerlukan tenaga tambahan, tanpa perlu sibuk mencari
orang baru yang kompeten dalam masalah perbankan syariah.
Mengenai angka persentase kelulusan peserta didik BNI Syariah,
Informan memaparkan, angka kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan
untuk PDPS dan eksekutif lebih dari angka 90% (Sembilan puluh persen).
Lebih jelasnya informan menjelaskan, hanya sedikit peserta didik yang
tidak lulus sesuai dengan taraf minimal yang diberikan Karim Consulting
Indonesia. Nilai minimum dari tes adalah 60 (enam Puluh). Nilai ini
didapat dari ujian-ujian yang diberikan disaat training. Juga apabila ada
special case, nilai juga dapat diberikan dari hasil presentasi peserta dalam
diskusi kelompok. Bila ada peserta yang dinyatakan tidak lulus, maka KCI
hanya memberikan kritisi terhadap kinerja peserta disaat pelatihan. Pihak
KCI tidak memberikan training ulang.
Indikator keberhasilan dari pelatihan yang telah diberikan dapat dilihat
dari kinerja keuangan klien. Dari situ, KCI dapat melihat apakah training
yang diberikan berhasil diserap dan diterapan oleh institusi atau tidak.
Pihak klien membei kebijakan kepada KCI untuk mengecek keuangan
mereka, yang juga nantinya bertujuan untuk pemberian nilai dalam award
yang dilakukan oleh KCI.
Hal yang menjadi hambatan KCI dalam memberikan pendidikan dan
pelatihan kepada peserta dari BNI Syariah salah satunya adalah kesulitan
peserta untuk memahami istilah-istilah Bahasa Arab yang digunakan
dalam perbankan syariah. Berdasarkan jawaban yang dipaparkan oleh
72
informan, pendapat peneliti tentang alasan yang dijadikan hambatan oleh
informan adalah wajar. Menurut peneliti, hal ini juga dikarenakan tidak
semua peserta didik memiliki pengetahuan dasar perbankan syariah, dan
tidak semuanya pernah mempelajari Bahasa Arab.
Manfaat serta tujuan dari training itu sendiri diantaranya adalah para
peserta dari BNI Syariah tahu dasar-dasar dari perbankan syariah seperti
Aqad, Fiqh, muamalat dan lainnya. Serta meningkatkan kualitas SDM
yang dimiliki bank BNI Syariah. Bila dilihat dari teori tentang manfaat
serta tujuan dari pelatihan Menurut Procton dan Thornton, yaitu untuk
menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional
dan memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam
perusahaan dengan jalan mengembangkan kebutuhan ketrampilan,
pengetahuan dan sikap. Kemudian mengacu pada tujuan yang
diungkapkan oleh narasumber, dapat disimpulkan bahwa trainer mengerti
apa yang diinginkan oleh klien.
Narasumber mengungkapkan keluhan KCI yang diwakili oleh dirinya.
Informan memaparkan, dalam kegiatan training, kadang training juga
diberikan untuk calon trainer perusahaan klien, agar ketika perusahaan
klien memiliki SDM baru yang belum matang, perusahaan tidak perlu lagi
menggunkan jasa Karim Consulting Indonesia (KCI). Kadang pula SDM
dari KCI direkrut oleh bank atau perusahaan lain. Banyak para karyawan
senior dari KCI yang direkrut oleh perusahaan lain untuk dijadikan trainer
tetap perusahaan dengan penawaran gaji yang lebih besar dibandingkan
73
dengan yang didapatkan dari KCI. Tapi menurut beliau, KCI tidak takut
kehilangan klien, lagi-lagi dikarenakan nama besar serta pengalaman yang
dimiliki KCI dalam bidang konsultan keuangan syariah.
Dari keluahan yang diungkapkan, dapat terlihat perusahaan klien ingin
meminimalisasi atau menekan angka pengeluaran yang digunakan untuk
membayar jasa training. Dengan cukup mengikut sertakan calon trainer,
perusahaan hanya perlu membayar sekali untuk jasa pelatihan tersebut.
Selanjutnya, perusahaan hanya memberikan gaji kepada trainer yang telah
lulus dan mendapat sertifikasi dari pelatihan yang diberikan KCI. Sesuai
dengan pemaparan narasumber, ketika perusahaan klien memiliki SDM
yang belum kompeten dalan bidan perbankan syariah, perusahaan hanya
perlu mengadakan pelatihan dengan trainer yang perusahaan miliki, tanpa
mengeluarkan lagi biaya training.
b. Deskripsi Hasil Wawancara dari Narasumber BNI Syariah tentang
Pengembangan Sumber daya Manusia di Bank BNI Syariah
Masalah pokok yang dialami dalam hal SDM oleh BNI Syariah, adalah
kurangnya pengetahuan karyawan terhadap ilmu-ilmu perbankan syariah
serta pengaplikasiannya, salah satu sebabnya adalah karena beberapa
karyawan direkrut dari bank konvensional. Namun menurut narasumber
masalah tersebut tidak terlalu signifikan, karena sebelum mulai bekerja
mereka harus mempunyai dasar tentang perbankan syariah. Informan
menambahakan, biasanya apabila ada pegawai baru, BNI Syariah
74
memberikan masa on job training selama tiga sampai enam bulan dengan
materi yang didapat dari pelatihan sebelumnya. Apabila sudah ke tahap
aplikasi belum paham, bagian pengembangan SDM BNI Syariah akan
memberikan refreshment. Tetapi secara garis besar, mereka sudah bisa
mengaplikasikan ke pekerjaannya. Pendapat peneliti mengenai jawaban dari
narasumber, BNI Syariah dalam hal rekrutmen sangat selektif. Hal ini juga
dapat mengurangi alokasi dana untuk pelatihan serta dapat meningkatkan
kualitas perusahaan sendiri dengan memiliki SDM yang berkualitas.
Dalam tahap perencanaan, yang dilakukan oleh BNI Syariah adalah
dengan menggunakan metode Training need analysisis. Dalam metode ini,
tim menggali kebutuhan user, setelah itu mencocokkan deskripsi kerja serta
kompetensinya. Dalam hal ini, tim membedakan Treatment yang akan
diberikan. Contoh pertama, bila ada pegawai yang secara penilaian buruk,
akan langsung diberi pelatihan, atau dengan metode On job training. Kedua,
bila pegawai dinilai berprestasi, akan diberikan assessment. Setelah diberikan
assesment, tim akan melihat posisi mana yang cocok untuk pegawai tersebut.
Bila setelah ada assessment masih terlihat ada kesenjangan, maka akan
diberikan pelatihan sesuai posisi yang diberikan atau dengan melakukan on
job training.
Berkenaan metode pengembangan SDM yang dilakukan oleh BNI untuk
mengembangkan kinerja dan pengetahuan tenaga kerja tentang perbankan
syariah. Dalam pengembangan SDM, salah satu metode yang dipakai adalah
dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada SDM terpilih dalam
75
proses training. Menurut peneliti dengan didasari teori yang ada, metode
training yang digunakan oleh BNI syariah merupakan salah satu cara yang
efektif. Karena dalam proses pelatihan, peserta diberikan pembekalan ilmu
berikut praktek mengenai bidang tertentu, yang dalam konteks ini adalah
tentang perbankan syariah.
Ada beberapa penyedia jasa konsultan yang bekerjasama dengan BNI
Syariah, salah satunya adalah Karim Consulting Indonesia. Lebih
spesifiknya, informan menambahkan bahwasannya BNI Syariah lebih sering
menggunakan jasa KCI untuk pelatihan level eksekutif. Karena KCI dinilai
lebih aplikatif dalam menyampaikan materi. Serta Bahasa penyampaian yang
dipakai oleh pihak KCI lebih advance dibanding konsultan lain, dan dinilai
cocok untuk para eksekutif. Informan juga menambahkan, untuk pelatihan
level eksekutif biasanya Adiwarman A. Karim turun langsung untuk
memberikan pelatihan tersebut. Menanggapi perihal adanya campur tangan
langsung Adiwarman A. Karim dalam pelatihan, peneliti berpendapat bahwa
hal ini penting untuk menaikkan kepercayaan user terhadap lembaga
konsultan yang diajak untuk bekerjasama, terlebih yang menjadi peserta
adalah para eksekutif bank. Juga materi yang diberikan terbilang sulit, dan
memerlukan pemahaman serta pengalaman lebih dari pemberi materi.
Alasan BNI Syariah menggunakan jasa KCI adalah, secara esensi materi
yang diberikan KCI sesuai dengan kebutuhan BNI, lalu cakupan materi yang
dimiliki KCI lebih spesifik dan memang aplikasinya lebih mudah diterapkan.
Narasumber menilai KCI lebih memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam
76
bidang manajerial dibanding dengan konsultan syariah lain. Peneliti
berpendapat, pengalaman menjadi hal penting dalam bisnis jasa konsultan
syariah, dan inilah alasan mengapa KCI menjadi pilihan pertama BNI Syariah
untuk pelatihan para eksekutif yang mencakup dewan direksi dan komisaris.
Materi yang diberikan oleh KCI untuk para eksekutif diantaranya
mengenai Executive Islamic Banking dan leadership. Selebihnya, materi yang
diberikan hampir sama dengan materi untuk karyawan, yaitu mengenai dasar
ilmu perbankan syariah, aqad-aqad dalam perbankan syariah dan lain-lain.
Jelas perbedaan materi yang diberikan ada. Karena apabila disamakan, maka
akan menimbulkan ketidakpahaman yang dialami oleh karyawan biasa.
Walaupun tidak menutup kemungkinan memberikan pemahaman barn dan
ilmu pengetahuan yang baru bagi karyawan yang diluar jajaran eksekutif.
Penjadwalan tidak semua ada di timeline. Selama ini, BNI tidak pernah
menentukan kapan mengutamakan jasa KCI atau yang lain. Artinya,
persoalan jadwal diadakan dengan by request. Jadi, ketika BNI memerlukan
jasa KCI untuk pelatihan, BNI langsung menghubungi pihak KCI. Misalkan,
ketika BNI punya eksekutif yang baru dan butuh pelatihan, lalu bagaian
training dari BNI ingin menggunakan jasa KCI, maka BNI langsung membuat
jadwal sesuai waktu yang disepakati dalam waktu dekat. Atau Biasanya
bagian training bertanya terlebih dahulu kepada user, keinginan mereka
dimana.
Banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan pelatihan, bila dilihat dari
kebutuhan klien, sangat bermanfaat. Karena salah satu pendidikan yang
77
sifatnya mandatory di KCI itu adalah mengenai perbankan syariah. Manfaat
yang didapat antara lain adalah memberikan pengembangan kemampuan
pegawai, dengan pelatihan ini pegawai menjadi lebih memahami perbankan
syariah (bagi yang mempunyai dasar). Sebagai user, BNI Syariah merasa
dimudahkan karena materi yang diberikan sudah aplikatif. Lebih lanjutnya,
narasumber berpendapat dibandingkan dengan vendor yg lain, Bahasa yang
dipakai lebih advance. Jawaban yang dipaparkan oleh narasumber relatif
umum. Hanya saja, penambahan pendapat yang diberikan mengenai
perbandingan KCI dengan lembaga konsultan lain seakan menggambarkan
bahwa KCI adalah pilihan yang tepat untuk menangani masalah yang dialami
oleh BNI Syariah.
Mengenai tahap evaluasi yang dilakukan oleh BNI Syariah, Narasumber
menjelaskan, bila dilihat dari lima tahapan evaluasi, yang pertama adalah
kualitas materi yang diberikan, kedua pemahaman SDM terhadap materi,
ketiga peningkatan kinerja, keempat perubahan prilaku SDM, kelima tahap
dimana perusahaan melihat apakah SDM sudah memberi payback atau balas
jasa atas investasi dalam pengembangan atau belum. Di BNI Syariah, tim
hanya melakukan tahap evaluasi sampai ke tahap pehamaman materi.
Menurut narasumber, dilihat dari segi pemahamannya, user dinilai telah
paham atas materi-materi yang diberikan dalam pelatihan. Mengacu pada
persentase kelulusan dan hasil pelatihan yang diberikan pihak KCI, peneliti
melihat ada kesesuaian. Menurut persentase, lebih dari sembilan puluh persen
user yang mengikuti pelatihan telah dinyatakan lulus dan tersertifikasi.
78
Peneliti juga menilai, pelatihan yang diberikan oleh pihak KCI dapat terbilang
sukses dalam peningkatan kualitas SDM yang dimiliki BNI Syariah, lebih
spesifiknya dalam pemahaman user dalam ilmu perbankan Syariah.
B. Pembahasan Penerapan Pengembangan SDM oleh Karim Consulting
Indonesia pada Bank BNI Syariah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan SDM
yang dimiliki oleh BNI Syariah, serta bagaimana penanganan atas masalah tersebut.
Kemudian, mengetahui apakah masalah tersebut telah teratasi dengan metode yang
digunakan. Untuk mengetahuinya, peneliti menggunakan metode wawancara
dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai dua
narasumber. Narasumber pertama adalah seorang pegawai dari Karim Consulting
Indonesia yang biasa memberikan pelatihan dan pendidikan kepada peserta.
Narasumber kedua adalah Learning Center Assistant dari BNI Syariah yang
bertanggung jawab dalam pengembangan kualitas SDM di BNI Syariah.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah seputar permasalahan serta
penanganan dan pengembangan terkait SDM. Setelah mendapatkan data yang ingin
diketahui, peneliti mendeskripsikan hasil wawancara serta analisa dengan penulisan
yang bersifat naratif.
79
Dari teori yang ada, skema pengembangan dan perencanaan SDM adalah sebagai
berikut:61
Gambar 4. 1
Skema pengembangan SDM menurut teori yang ada
61
Drs. M. Manullang, Manajemen personalia, h.30
80
Sedangkan skema pengembangan SDM BNI Syariah adalah sebagai berikut:
Perkiraan / peramalan oleh BNI Syariah
Kebutuhan pegawai
Pegawai yang tersedia
Pencocokan
Penyusunan program oleh BNI Syariah
Pengembangan yang dilakukan oleh KCI
Assesment
Lulus
Evaluasi (BNI)
Tidak lulus
Gambar 4.2
Skema pengembangan SDM pada BNI Syariah
1. Tahap peramalan
Dari hasil wawancara yang didapat, permasalahan yang dimiliki oleh BNI
Syariah adalah kurangnya pengetahuan karyawan akan ilmu perbankan
syariah beserta aplikasinya, mengenai aqad, sistem manajemen dan
kepemimpinan
atau
leadership.
Dengan
permasalahan-permasalahan
tersebut, pihak BNI Syariah berupaya untuk mengembangkan SDM mereka
dengan cara bekerjasama dengan pihak konsultan syariah, yang salah satunya
adalah Karim Consulting Indonesia dengan mengadakan pelatihan dan
pendidikan bagi pegawai yang dinilai perlu untuk mendapatkan pelatihan
tersebut.
81
2. Tahap perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan pengembangan, pihak BNI Syariah
melakukan perencanaan terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh SDM. Dalam perencanaannya, tim learning center assistant
menggunakan metode training with analysis dengan melihat kinerja calon
peserta didik serta kekurangan mereka, sehingga disaat pelaksanaannya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Setelah itu, BNI Syariah akan memilih
konsultan mana yang tepat untuk diajak kerjasama dalam pengembangan
SDM mereka, yang dalam hal ini salah satunya adalah KCI. Dalam
penerapannya, KCI menggunakan metode pendidikan dan pelatihan kepada
user mengenai perbankan syariah baik teori maupun praktek.
3. Tahap pelaksanaan pengembangan
Dalam pelatihannya, materi yang diberikan oleh pihak KCI bervariasi
tergantung kepada siapa pelatihan ini diberikan. Materi yang umum diberikan
kepada user adalah tentang fiqh muamalat, fiqh perbankan syariah, aqad wal
wa'ad, produk pembiayaan dan pendanaan, mekanisme operasional,
akuntansi perbankan syariah serta perkembangan perbankan syariah. Untuk
level eksekutif dan manajemen akan diberikan materi tambahan mengenai
leadership atau kepemimpinan serta executive Islamic banking yang kadang
diberikan langsung oleh Adiwarman A. Karim selaku pendiri dan pimpinan
Karim Consulting Indonesia. Peneliti berpendapat, dari pengalaman serta jam
terbang yang cukup tinggi dalam dunia perbankan syariah, Karim tentu
82
mengetahui materi apa yang patut diberikan kepada user dengan kekurangan
yang mereka miliki.
4. Tahap evaluasi
Setelah mengetahui bagaimana cara penerapan Karim Consulting
Indonesia dalam mengembangkan SDM kliennya, peneliti berusaha untuk
mengetahui apakah KCI berhasil mengatasi permasalahan terkait SDM, yang
dalam penelitian ini di Bank BNI Syariah. Hal ini dapat terlihat dari hasil
evaluasi yang dilakukan setelah para peserta mengikuti pelatihan. Dalam
prosesnya, KCI hanya memberikan sertifikasi tanda kelulusan setelah
diadakannya pelatihan. Pihak KCI tidak melakukan evaluasi terhadap peserta
yang telah mengikuti pelatihan, baik dalam kinerja atau lainnya. Pihak yang
melakukan evaluasi adalah Bank BNI Syariah itu sendiri. Tetapi, KCI dapat
mengetahui keberhasilan pelatihan yang diberikan dengan melihat bagaimana
kondisi keuangan klien setelah mengikuti program yang diselenggarakan piha
KCI. Pihak KCI juga tidak memberikan training ulang bagi peserta yang tidak
lulus.
Dalam tahap evaluasi, yang dilakukan oleh pihak Bank BNI Syariah
belum sampai pada tahap evaluasi dalam balas jasa, apakah peserta yang telah
mengikuti pelatihan telah memberikan timbal balik atau belum. Mereka hanya
sampai tahap pemahaman, dimana tim yang bertanggung jawab mengevaluasi
para PDPS atau para eksekutif yang telah mengikuti pelatihan ini telah
memahami dan dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaan atau belum.
Menurut data yang peneliti dapat, tingkat pemahaman dengan tolak ukur
83
persentase dinyatakan telah paham. Karena lebih dari Sembilan puluh persen
peserta telah dinyatakan lulus. Begitu juga menurut narasumber dari BNI
Syariah yang telah peneliti wawancarai. Menurutnya, dengan passing grade
yang tinggi di Karim Consulting Indonesia, hampir semua peserta yang
mengikuti pelatihan di KCI dinyatakan lulus.
Bagi para peserta yang telah dinyatakan lulus, pihak BNI Syariah
memberikan assesment yang salah satunya adalah kenaikan jabatan. Dalam
kenaikan jabatan yang diberikan, kinerja karyawan masih dipantau oleh
bagian SDM BNI Syariah, bila diperlukan treatment khusus dalam bidang
tertentu, BNI Syariah kembali mengadakan pelatihan.
KCI memiliki indikator tersendiri dalam pengembangangan yang mereka
lakukan, yakni mereka melihat dari data peningkatan keuangan klien yang
data tersebut dapat diperoleh dari publikasi oleh pihak klien, atau pihak KCI
yang memintanya sendiri. Hal ini (data keuangan) juga diperlukan untuk
pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh KCI.
Setelah
mengetahui
tahapan-tahapan
pengembangan
yang
telah
dilakukan, untuk mengetahui indikasi keberhasilan, dapat mengevaluasinya
dengan melihat tujuan dari pengembangan itu sendiri apakah tercapai atau
belum. Tujuan penembangan pada hakikatnya menyangkut hal-hal berikut:
l. Produkstivitas kerja
84
Dengan
pengembangan,
produktivitas
kerja
karyawan
akan
meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin membaik, karena
technical skill dan managerial skill karyawan semakin membaik.
m. Efisiensi
Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesin-mesin.
Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil, sehingga daya saing
perusahaan semakin besar.
n. Mengurangi Kerusakan
Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan
barang, produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan
terampil dalam melaksakan pekerjaannya,
o. Mengurangi Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan
karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan
perusahaan berkurang.
p. Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih
baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan karena pemberian layanan
yang baik merupakan daya penarik yang sangat enting bagi rekan-rekan
perusahaan bersangkutan.
85
q. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena
keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga
mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
r. Karir
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karir
karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi
kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian
dan prestasi kerja seseorang.
s. Konseptual
Dengam pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan yang lebih baik, Karen technical skill dan
managerial skill-nya lebih baik.
t. Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih
baik, human relation-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah, sehingga
pembinaan kerjasama vertikal dan horizontal semakin harmonis.
u. Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif dan benefits)
karyawan akan semakin meningkat, karena prestasi kerja mereka semakin
besar.
86
v. Konsumen
Pengembangan karyawan akan memberikan manfaat yang baik bagi
masyarakat/konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau
pelayanan yang lebih bermutu.
Tabel indikator keberhasilan pengembangan SDM BNI Sayriah:
Tabel 4.1
Indikator keberhasilan
Tujuan dari
Pencapaian dalam
pengembangan dan
pengembangan SDM
pelatihan62
BNI Syariah
Produkstivitas kerja
Tercapai
Analisa
Dilihat dari angka
kelulusan karyawan dan
evaluasi yang dilakukan
BNI Syariah, serta
bertambahnya skill para
karyawan yang telah
mengikuti pelatihan maka
dapat dikatakan
peningkatan produktivitas
tercapai.
Efisiensi
Tercapai
Bertambahnya skill serta
penguasaan mengenai
62
Moekijat, Latihan dan Pengembangan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1975), h.14
87
teori perbankan syariah
akan menambah efisiensi
dalam penjelasan aqadaqad perbankan kepada
nasabah.
Mengurangi Kerusakan
Tercapai
Kerusakan disini dapat
dimaknai kesalah
pahaman antara
karyawan dengan
konsumen dalam
penjelasan mengenai
produk serta aqad
perbankan syariah. Jelas
ketika bertambahnya
wawasan, akan
mengurangi kerusakan
dalam artian tersebut.
Mengurangi
Kecelakaan
Tercapai
Kecelakaan disini dapat
dimaknai dengan
kesalahan perhitungan
serta pengauditan yang
dapat terjadi pada teller
atau bagian lainnya.
88
Kecelakaan seperti ini
dapat dikatakan
berkurang, karena seiring
bertambahnya
pengetahuan karyawan,
maka karyawan akan
lebih teliti dalam
mengerjakan pekerjaan
mereka.
Pelayanan
Tercapai
Pelayanan jelas lebih baik
ketika para karyawan
telah menguasai
bagaimana cara melayani
nasabah dengan baik,
karena dalam pelatihan
ini prilaku juga dijadikan
hal yang diperhatikan.
Moral
Tercapai
Moral serta kepercayaan
diri karyawan jelas
bertambah ketika
meningkatnya
pengetahuan serta
keterampilan mereka
89
setelah mengikuti
pelatihan.
Karir
Tercapai
Dilihat dari hasil
wawancara, pemberian
assessment kepada
karyawan yang benarbenar memiliki rekam
jejak yang baik adalah
bukti perkembangan dari
karir mereka.
Konseptual
Tercapai
Dari materi managerial
yang diberikan oleh KCI,
jelas para manajer serta
para eksekutif perusahaan
mengalami
perkembangan dalam
pengambilan keputusan,
mengacu pada kelulusan
mereka setelah mengikuti
pelatihan.
Kepemimpinan
Tercapai
Setelah mengikuti
pelatihan untuk para
eksekutif dan dinyatakan
90
lulus, maka dapat ditarik
kesimpulan skill
kepemimpinan mereka
jelas bertambah.
Balas jasa
Evaluasi yang dilakukan
Dari wawancara dengan
tidak mencapai tahap ini
narasumber bank BNI
Syariah, mereka tidak
melakukan evakuasi
sampai ke tahap ini.
Konsumen
Tercapai
Dengan berkurangnya
kesalahpahaman antara
nasabah dengan
karyawan serta
bertambahnya efisiensi
karyawan, maka jelas hal
ini akan mempengaruhi
tibkat kepuasan
konsumen.
Dengan demikian, penerapan yang dilakukan oleh Karim Consulting Indonesia
dalam mengembangkan sumber daya manusia di BNI syariah dapat dinyatakan
berhasil, berdasarkan evaluasi yang dilakukan pihak BNI Syariah kepada karyawan
yang telah mengikuti program training atau pelatihan serta telah tercapainya tujuan-
91
tujuan dari pengembangan itu sendiri menurut teori pengembangan yang ada. Yaitu,
dalam pemahaman dan keterampilan yang peserta dapatkan. Dengan bertambahnya
pemahaman
serta
keterampilan
mereka,
dapat
dikatakan
tujuan
dari
dilaksanakannya pelatihan telah tercapai. Hal ini juga didukung dengan teori Carrell
dan Kuzmits, dimana tujuan utama pelatihan salah satunya adalah untuk
meningkatkan ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi. Juga
dengan indikator keberhasilan yang dapat dilihat dari keuangan klien yang
meningkat, pelatihan dapat dikatakan berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai "penerapan
pengembangan SDM oleh Karim Consulting Indonesia pada bank BNI Syariah",
peneliti menyimpulkan bahwa:
1. BNI syariah memiliki permasalahan utama dalam kualitas sdm mereka. Yakni
dalam ilmu perbankan syariah yang kurang mencukupi.
2. Untuk mengatasi masalah tersebut, BNI Syariah mengadakan kerja sama
dengan karim consulting indonesia untuk mengembangkan kualitas SDM
yang dianggap kurang. Karim Consulting Indonesia selaku penyedia jasa
konsultan syariah menanganinya dengan mengadakan pelatihan dan
pendidikan terhadap karyawan BNI.
3. Penulis menyimpulkan bahwa metode training atau pelatihan yang dilakukan
oleh KCI kepada karyawan serta jajaran direksi dan komisaris dari pihak BNI
Syariah dinyatakan berhasil, berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh BNI
Syariah terhadap para peserta setelah mengikuti dan menyelesaikan proses
pelatihan.
92
93
B. Saran
Berdasarkan
dengan
hasil
penelitian
keseluruhan,
peneliti
mencoba
memberikan opini, yakni:
1. Kegiatan pendidikan dan pelatihan hams sering diadakan, karena sangat
penting baik bagi karyawan maupun perusahaan. Dengan begitu, kualitas sdm
bank-bank syariah bisa meningkat, juga dapat meningkatkan angka rata-rata
kualitas SDM di indonesia secara keseluruhan dan tercapainya harapan
indonesia mampu bersaing di masa ekonomi global.
2. Seharusnya evaluasi yang dilakukan oleh pihak bni syariah lebih ditingkatkan
minimal sampai ke tahap evaluasi kinerja. Menurut peneliti, evaluasi adalah
tahap yang sangat penting dalam proses pengembangan SDM. Dengan
begitu, BNI Syariah dapat mengetahui dampak yang jelas dari pelatihan dan
pendidikan yang telah diikuti. Karena dengan mengevaluasi, perusahaan
dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pendidikan dan
pelatihan yang diberikan, serta seberapa besar pengaruh yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Gomes, C, Faustino.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Amin, A, Riawan. 2009. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN
Press.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alfabet
Karim, A, Adiwarman. 2003. Potensi Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta:
Lintas Semesta.
Suwatno. Priansa, J, Donni. 2013. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Cetakan ke-3. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen SDM. Jakarta: Kencana. Cetakan ke-4
Rivai, Veitzhal. 2004. Manajemen SDM untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktek.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Kasmir, Manajemen Perbankan, 2003. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, Edisi
1, cetakan ke-4.
94
95
Fahmi dkk, Abu Ust., dkk. 2014. HRD Syariah Teori dan Implementasi
Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. 2007. Pedoman Penulisan
Skripsi.Ciputat: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Bambang Prasetyo. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi,
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Karim, Muhammad. “Strategi Pengembangan SDM Berbasis Syariah”. Artikel
diakses pada 23 November 2015 dari http://www.karimconsulting.com/.
Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003, Tentang
Ketenagakerjaan beserta penjelasannya. Bandung: Citra Umbaea.
http://www.karimconsulting.com/, diakses pada 27 November 2015
http://www.adiwarmankarim.com/, diakses pada 27 November 2015
http://www.muamar86.wordpress.com /, diakses pada 23 November 2015
http://www.erwinfs.multiply.com/, artikel ini diakses pada 22 November 2015
http://www.bi.go.id/, diakses pada 22 November 2015
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. TRANSKRIP WAWANCARA
Dalam transkrip wawan cara ini, peneliti disimbolkan dengan kata
“Tanya” dan narasumber disimbolkan dengan kata “Jawab”. Berikut transkrip
hasil wawancaranya:
A. Transkrip wawancara dengan pihak Karim Consulting Indonesia
Tanya: “Selamat pagi, saya Achamad Hamdalah, mahasiswa dari UIN Jakarta
yang tempo hari meminta izin untuk mewawancarai pihak KCI.”
Jawab: “Oh iya. Dari jurusan apa?”
Tanya: “Saya dari jurusan Perbankan Syariah, Pak”
Jawab: “Oh begitu. Oke, mau bertanya tentang apa nih?”
Peneliti memberikan surat izin penelitian yang didalamnya terdapat judul
dari skripsi kepada narasumber.
Tanya: “Jadi begini, pak. Penelitian saya ini terkait dengan bagaimana KCI
mengembangkan SDM klien mereka, yang salah satunya adalah BNI
Syariah. Namun sebelumnya, saya ingin meminta biodata singkat dari
bapak.”
Sebelum menjawab, narasumber melihat surat izin wawancara yang saya
peneliti berikan.
Jawab: “Baik. Nama saya Rijal Arslan, posisi saya di KCI adalah sebagai
Business Services Officer-Junior Consultant. Saya dulu kuliah di Alazhar Indonesia untuk S1, lalu setelah itu saya kuliah lagi untuk S2 di
UP (Universitas Pancasila).”
Tanya: “Lalu, sebelum bapak bekerja di KCI, apa bapak pernah di tempat lain
sebelumnya?”
Jawab: “Iya, dulu saya sempat meiliki pengalaman bekerja di Bank Syariah
Mandiri dan Mitsui Sumitomo Insurance Group. Nah, saya juga selain
bekerja disini, mengajar juga sebagai dosen di Universitas Al-Azhar
Indonesia.”
Tanya: “Baik, tugas apa yang anda kerjakan dalam pengembangan klien?”
Jawab: “Dalam pengembangan klien, saya biasa bertugas sebagai trainer
yang berinteraksi langsung dengan para peserta didik.”
Tanya: “Sejak kapan BNI Syariah bekerja sama dengan KCI?”
Jawab: “Untuk detailnya, saya sih kurang tahu ya. Soalnya, sejak awal di
tahun 2013 saya bekerja disini, KCI sudah bekerjasama dengan BNI
Syariah, yang jelas sih sudah lama. Tapi untuk tepatnya saya enggak
tahu dari kapan.”
Tanya: “Baik. Lalu produk apa saja yang digunakan oleh BNI Syariah (untuk
pengembangan SDM mereka)?”
Jawab: “Untuk BNI Syariah, sejauh ini BNI Syariah telah menggunakan jasa
KCI dalam Human Resource, Corporate and Business plan dan
training.”
Tanya: “Siapa saja peserta yang mengikuti training tersebut, pak?”
Jawab: “Jadi begini. Kami membagi training menjadi dua kelas, yang
pertama PDPS bagi para karyawan, lalu yang kedua kelas untuk
eksekutif atau para pejabat BNI Syariah. Jadi kami bedakan, kelas
karyawan ya untuk karyawan biasa, kelas eksekutif untuk para
eksekutif. Tujuannya agar menambah pengetahuan serta kualitas
peserta didik dalam bidang perbankan syariah”
Tanya: “Bagaimana dengan waktu pelaksanaannya, pak?”
Jawab: “Untuk waktunya, tidak ada penjadwalan atau schedule sebelumnya.
Jadi tergantung si klien bisanya kapan, lalu tempatnya dimana.”
Tanya: “Untuk materinya, apa saja materi yang diberikan (kepada peserta)?”
Jawab: “Begini. Dalam pemberian materi kepada peserta didik, dan
pelaksanaan pendidikan tersebut trainer memberikan training berkala
dalam kurun waktu tiga hari untuk karyawan, dan satu hari untuk para
eksekutif atau pejabat bank. Nah, Materi-materi yang diberikan itu
mencakup Fiqh perbankan syariah, aqad wal wa'ad, mekanisme
operasional dan produk pendanaan, produk pembiayaan, metode
perhitungan marjin dan bagi hasil, akuntansi perbankan syariah dan
perkembangan perbankan syariah. Semuanya ada kok di buku yang
kita berikan ke peserta.”
Tanya: “Buku itu Pak Adiwarman yang buat?”
Jawab: “Iya, betul. Nah, kita juga membedakan materi untuk para eksekutif.
Kita menambahkan pembekalan fit and proper test di OJK, seperti
itu.”
Tanya: “Berapa biaya yang dikenakan untuk setiap training yang dilakukan?”
Jawab: “Untuk biaya pendidikan dan pelatihan kelas karyawan, klien
dikenakan biaya sebesar RP. 2,700,000 (dua juta tujuh ratus ribu
Rupiah) per orang dengan waktu pelaksanaan training 3 (tiga) hari.
Sedangkan untuk kelas eksekutif, klien diwajibkan untuk membayar
biaya sebesar Rp. 10,000,000 (sepuluh juta Rupiah) per orang, dengan
kurun waktu satu hari pelatihan. Nah, mengapa pelatihan dilakukan
hanya sehari? Karena kadang pejabat bank atau eksekutif tidak
memiliki waktu sampai tiga hari, mengingat padatnya jadwal dan
banyaknya tanggung jawab para eksekutif bank.”
Tanya: “Siapa saja yang bertugas untuk memberikan pelatihan?”
Jawab: “Kami memiliki tim inti, mereka itu ada Agustio Supriadi,
Muhammad Yusuf Helmi, Nenny Kurnia dan Sutedjo Prihartono.
Nah, tapi semua karyawan atau officer yang bekerja di KCI dapat
menjadi trainer. Karena semua karyawan di KCI telah memiliki
memenuhi syarat untuk menjadi trainer.”
Tanya: “Hmm… Bagaimana tingkat kelulusannya, pak?”
Jawab: “Untuk persentase kelulusan peserta didik, selama kita bekerjasama
dengan BNI, kira-kira ya mencapai sembilan puluh persen lah.”
Tanya: “Ada datanya, pak?”
Jawab: “Ya, ada.”
Tanya: “Boleh saya minta, pak?”
Jawab: “Wah, untuk itu saya enggak bisa kasih. Karena ini menyangkut
privasi perushaan klien.”
Tanya: “Oh begitu. Kalau hanya nila-nilai pesertanya bagaimana, pak? Kirakira beberapa tahun belakangan ini.”
Jawab: “Sama saja, mas. Kami juga gak bisa kasih. Maaf ya.”
Tanya: “Iya, pak. Gak apa-apa. Lalu, selain pemberian materi-meteri tadi, apa
lagi yang diberikan, pak?”
Jawab: “Biasanya kita ada case-case yang mesti peserta selesaikan dengan
metode diskusi dan presentasi untuk peserta.”
Tanya: “Kira-kira, apa yang menjadi hambatan para trainer dalam
pelaksanaan pelatihan?”
Jawab: “Enggak banyak sih. Ya, paling peserta agak sulit buat memahami
istilah-istilah Bahasa Arab. Maklum lah, kan banyak yang dari konven
(bank konvensional) juga. Terus tidak semuanya pernah belajar
Bahasa Arab dulunya.”
Tanya: “Menurut bapak nih, manfaat apa yang didapat dari pelatihan ini (bagi
peserta)?”
Jawab: “Gini ya, menurut saya manfaatnya itu para peserta tahu dasar-dasar
dari perbankan syariah seperti Aqad, Fiqh, muamalat tadi. Juga
meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki bank BNI Syariah.”
Dalam sela-sela wawancara, narasumber memaparkan keluhannya. Beliau
memaparkan: “Dalam kegiatan pelatihan, kadang training juga diberikan untuk
calon trainer perusahaan klien, agar ketika perusahaan klien memiliki SDM baru
yang belum matang, perusahaan tidak perlu lagi menggunkan jasa Karim (KCI).
Lumayan lah, buat mengurangi pengeluaran (klien). Kadang juga SDM dari KCI
direkrut oleh bank atau perusahaan lain. Banyak tuh senior saya disini yang
“ditarik” sama mantan klien. Biasa, diiming-imingi gaji yang lebih besar.”
Setelah itu, peneliti melanjutkan wawancara kembali.
Tanya: “Oh iya, untuk indicator keberhasilan itu sendiri bagaimana, pak?”
Jawab: “Indikator keberhasilan mungkin bisa dilihat dari kinerja keuangan
klien. Apakah training yang disampaikan berhasil diserap dan
diterapkan di institusi masing-masing.”
Tanya: “Ini (keberhasilan) bisa dilihat apa KCI yang membuat laporan
khusus, atau pihak klien yang melaporkannya?”
Jawab: “Nggak. Biasanya kan kita cek kalau lagi mau buat award lembaga
keuangan. Kita kasih teaser bagi peserta, sebagai pengingat mereka.”
Tanya: “Oh gitu. Jadi dalam pengecekan bisa ditraik kesimpulan sejauh mana
kinerja user, pak?”
Jawab: “Iya.”
Tanya: “Kalau boleh tau, mekanisme pengecekannya seperti apa?”
Jawab: “Lihat dari keuangan user.”
Tanya: “Jadi KCI diberikan wewenang untuk melihat keuangan klien?”
Jawab: “Biasanya kalau yang gak dipublikasi, kami minta.”
Tanya: “Kalau setelah diberikan masih belum ada perkembangan, apa
tindakan dari KCI?”
Jawab: “Biasanya kita kritisi aja sih.”
Tanya: “ Gak diadakan pelatihan ulang?”
Jawab: “Enggak.”
Tanya: “Untuk standar kelulusannya bagaimana, pak?”
Jawab: “Hem... Minimal nilai tes enam puluh.”
Tanya: “Nah itu diambil dari nilai ujiannya aja, pak?”
Jawab: “Iya, tapi kalau ada special case biasanya kita ambil nilai dari
persentasi saat diskusi kelompok juga. Ada lagi pertanyaannya?”
Tanya: “Saya kira cukup, pak. Terima kasih, maaf mengganggu.”
Jawab: “Iya, sama-sama. Gak apa-apa. Buruan lulus.” (lalu narasumber
tertawa).
B. Transkrip wawancara dengan pihak BNI Syariah
Tanya: “Assalamulaikum, selamat siang. Saya mahasiswa UIN Jakarta yang
ingin wawancarai pihak BNI untuk skripsi saya.”
Jawab: “Wa’alaikumussalaam. Oh, yang tentang karim (KCI) itu ya? Atau
yang mana nih?”
Tanya: “Iya, betul, Mbak. Tentang pengembangan SDM oleh KCI itu. Saya
Achmad Hamdalah, kalau boleh tahu, nama Embak siapa?”
Jawab: “Ya, Nama saya Leli Dwi Novitasari.”
Tanya: “Hem… Sebelumnya embak kuliah dimana ya?”
Jawab: “Saya S1 lulusan IPB, jurusan Ekologi Manusia. Lulusnya tahun
2012.”
Tanya: “Lalu, sejak kapan kerja di BNI Syariah?”
Jawab: “Saya kerja disini setelah satu tahun lulus, tepatnya bulan April tahun
2013.”
Tanya: “Menjabat sebagai apa, kalau saya boleh tau?”
Jawab: “Saya disini menjabat sebagai sebagai Learning Center Assistant pada
divisi Sumber Daya Insani.
Tanya: “Baik. Kalau begitu, bisa langsung ke pertanyaan materi?”
Jawab: “Ya, bisa. Silahkan.”
Tanya: “Apa yang menjadi permasalahan SDM di BNI Syariah?”
Jawab: “Untuk permasalahan SDM disini, salah satunya itu kurangnya
pengetahuan karyawan tentang ilmu perbankan syariah serta
pengaplikasiannya, salah satu sebabnya adalah karena beberapa
karyawan direkrut dari bank konvensional kan. Tapi ini gak terlalu
signifikan sih, karena kan sebelumnya sebelum mulai bekerja mereka
harus mempunyai dasar tentang perbankan syariah.”
Tanya: “Lalu proses penyaringannya dan rekrutmennya itu seperti apa?”
Jawab: “Begini ya…Biasanya apabila ada pegawai baru, BNI Syariah
memberikan masa on job training selama tiga sampai enam bulan
dengan materi yang didapat dari pelatihan sebelumnya. Apabila sudah
ke tahap aplikasi belum paham, bagian pengembangan SDM BNI
Syariah akan memberikan refreshment. Tetapi secara garis besar,
mereka sudah bisa mengaplikasikan ke pekerjaannya.”
Tanya: “Dalam pengembangan SDM, ada tahap perencanaan. Bagaimana
tahap perencanaan tersebut di BNI Syariah?”
Jawab: “Kita melakukan Training need analysisis. Dalam metode ini, tim
menggali kebutuhan user, setelah itu mencocokkan deskripsi kerja
serta kompetensinya. Dalam hal ini, tim membedakan Treatment yang
akan diberikan. Contoh pertama, bila ada pegawai yang secara
penilaian buruk nih,mereka akan langsung diberi pelatihan, atau
dengan metode On job training. Nah kedua, bila pegawai dinilai
berprestasi, akan diberikan assessment. Setelah diberikan assesment,
tim akan melihat posisi mana yang cocok untuk pegawai tersebut. Bila
setelah ada assessment masih terlihat ada kesenjangan, maka akan
diberikan pelatihan sesuai posisi yang diberikan atau dengan
melakukan on job training.”
Tanya: “Lalu dalam tahap pengembangan atau development-nya seperti apa?”
Jawab: “Dalam pengembangan SDM, salah satu metode yang dipakai itu
dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada SDM terpilih
dalam proses training.”
Tanya: “Dalam proses training ini, apa betul BNI Syariah bekerjasama
dengan KCI?”
Jawab: “Iya, betul. Tapi kita gak cuma “pakai” KCI aja sih, ada yang lainnya
juga. Tapi kita lebih sering dengan KCI untuk level eksekutif.”
Tanya: “Mengapa BNI Syariah memilih KCI?”
Jawab: “Mengapa Memilih KCI?... Karena lebih aplikatif dalam
menyampaikan materi. Serta Bahasa penyampaian yang dipakai oleh
pihak KCI lebih advance dibanding konsultan lain, dan dinilai cocok
untuk para eksekutif. Nah, , untuk pelatihan level eksekutif biasanya
Bapak Adiwarman Karim turun langsung untuk memberikan
pelatihan.
Tanya: “Apa yang membedakan KCI dengan konsultan yang lain?”
Jawab: “Secara esensi materi yang diberikan KCI sesuai dengan kebutuhan
BNI, lalu cakupan materi yang dimiliki KCI lebih spesifik dan
memang aplikasinya lebih mudah diterapkan. Lalu juga ehmm… KCI
lebih memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam bidang manajerial
dibanding dengan konsultan syariah lain.”
Tanya: “Materi apa saja yang didapatkan oleh para peserta?”
Jawab: “Untuk para eksekutif diantaranya mengenai Executive Islamic
Banking dan leadership. Selebihnya, materi yang diberikan hampir
sama dengan materi untuk karyawan, seperti mengenai dasar ilmu
perbankan syariah, aqad-aqad dalam perbankan syariah dan lain-lain.”
Tanya: “Bagaimana dengan penjadwalan pelatihannya?”
Jawab: “Kalau masalah Penjadwalan tidak semua ada di timeline. Selama ini,
BNI tidak pernah menentukan kapan mengutamakan jasa KCI atau
yang lain. Artinya, persoalan jadwal diadakan dengan by request. Jadi,
ketika BNI memerlukan jasa KCI untuk pelatihan, BNI langsung
menghubungi pihak KCI. Jadi misalnya nih, BNI punya eksekutif
yang baru dan butuh pelatihan, lalu bagaian training dari BNI ingin
menggunakan jasa KCI, maka BNI langsung membuat jadwal sesuai
waktu yang disepakati dalam waktu dekat. Atau Biasanya bagian
training bertanya terlebih dahulu kepada user, keinginan mereka
dimana.
Tanya: “Lalu, apa saja manfaat yang didapat dari training ini?”
Jawab: “Banyak sih manfaatnya ya. Bila dilihat dari kebutuhan klien, sangat
bermanfaat. Karena salah satu pendidikan yang sifatnya mandatory di
KCI itu adalah mengenai perbankan syariah. Manfaat yang didapat
antara lain adalah memberikan pengembangan kemampuan pegawai,
dengan pelatihan ini pegawai menjadi lebih memahami perbankan
syariah (bagi yang mempunyai dasar). Nah, dibandingkan dengan
vendor yg lain, Bahasa yang dipakai lebih advance. Begitu jadinya.”
Tanya: “Bagaimana tahapan evaluasi yang dilakukan oleh BNI Syariah?”
Jawab: “Evaluasi. Jadi dari thapan-tahapan evaluasi yang ada, tim hanya
melakukan tahap evaluasi sampai ke tahap pehamaman materi.”
Tanya: “Apa peserta sudah paham?”
Jawab: “dilihat dari segi pemahamannya, user dinilai telah paham atas materimateri yang diberikan dalam pelatihan.”
Tanya: “Mungkin segini aja wawancaranya, Mbak. Terima kasih untuk waktu
dan bantuannya.”
Jawab: “Oke, kalau begitu. Sama-sama.”
Download