Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) Rohmatulloh, Irfan Adrianto, Sutrisno, Novin Mayang Arum, Safina Istighfarin Mahasiswa Program studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, UTM E-mail : [email protected] ABSTRAK Kebon Binatang atau kependekan dari Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri merupakan inovasi kerupuk puli dengan berbagai keunggulan yaitu dari segi bentuk, rasa dan bahan tambahannya. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan makanan pokok sehari-hari sehingga ketersediaannya mencukupi. Era modern saat ini sangat diinginkan makanan sehat dengan komposisi yang terjamin. Oleh sebab itu kerupuk puli ini menggunakan inovasi bahan tambahan berupa Sodium Tri Poly Phosphat (STPP) sebagai pengganti borax. Senyawa ini aman tanpa mengurangi tujuan dan fungsi penambahan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu membuat inovasi produk baru berupa kerupuk puli yang dapat menarik minat konsumen dan menciptakan industri skala kecil yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hasil dari kegiatan ini yaitu diproduksinya kerupuk puli dengan varian rasa yang diinginkan yaitu rasa original, pedas, barbeque, balado dan keju. Segi bentuk mengalami berbagai pengembangan sesuai permintaan konsumen yang memperhatikan berbagai ukuran kerupuk. Jumlah rasa yang banyak merupakan salah satu strategi untuk menarik minat konsumen yang menginginkan variasi rasa. Hasil survey pasar menunjukkan produk kerupuk puli bentuk obat nyamuk buatan tangan sendiri dapat diterima masyarakat. Segi persaingan pasar untuk kerupuk ini belum ada karena merupakan inovasi terbaru sehingga belum ada produk yang sama di pasar. Produk ini juga sudah dapat layak untuk menggapai pasar yang lebih luas karena sudah memiliki PIRT dan sudah tercipta industri rumah tangga yang dapat menarik tenaga kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kata kunci: Kerupuk puli, Sodium Tri Poly Phospat, industri rumah tangga PENDAHULUAN Kebon Binatang atau kependekan dari Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri merupakan inovasi kerupuk puli dengan berbagai keunggulan yaitu dari segi bentuk, rasa dan bahan tambahannya. Kerupuk puli merupakan penganan tradisional dengan bahan baku utama nasi dari beras putih. Seperti makanan tradisional pada umumnya, keberadaan kerupuk puli kini semakin jarang ditemui. Hal ini dikarenakan selera masyarakat yang sudah bergeser. Kerupuk puli sebagai makanan tradisional cenderung sulit untuk berkembang atau bahkan menambah variasi baru. Semakin banyaknya makanan dengan gaya masyarakat barat yang masuk di Indonesia menjadikan makanan tradisional semakin ditinggalkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menambah varian makanan tradisional ataupun membuat suatu inovasi dari makanan yang sudah ada agar masyarakat menjadi tertarik kembali. Kerupuk puli bentuk obat nyamuk buatan tangan sendiri (kebon binatang) memiliki keunggulan yaitu dari segi bentuk, rasa dan bahan tambahannya. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan makanan pokok sehari-hari sehingga ketersediaannya mencukupi. Era modern saat ini sangat diinginkan makanan sehat dengan komposisi yang terjamin. Oleh sebab itu kerupuk puli ini menggunakan inovasi bahan tambahan berupa Sodium Tri Poly Phosphat (STPP) sebagai pengganti borax. Senyawa ini aman tanpa mengurangi tujuan dan fungsi penambahan. Kerupuk puli yang dapat menarik minat konsumen tersebut hanya dapat dilakukan dengan kegiatan inovatif dengan harapan akan dapat tercipta industri kecil ataupun skala rumah tangga yang mampu berkembang dan dapat menangani produksi dan pemasaran kerupuk puli ini. Oleh sebab itu kegiatan program kreativitas mahasiswa berupa kewirausahaan ini memiliki tujuan yaitu membuat inovasi produk baru berupa kerupuk puli yang dapat menarik minat konsumen dan menciptakan industri skala kecil yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. ISBN: 978-602-7998-92-6 P-29 Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 METODE Metode penelitian yang dilakukan pada kegiatan ini meliputi : 1. Uji coba pembuatan kerupuk puli Uji coba dilakukan dengan maksud agar diperoleh formulasi komposisi bahan yang tepat sebelum dilakukan produksi yang selanjutnya untuk dipasarkan. Formulasi awal dilakukan berdasarkan pustaka hingga diperoleh formulasi dengan hasil seperti yang diinginkan dan memenuhi standar mutu. 2. Implementasi produksi pembuatan kerupuk puli Implementasi produksi kerupuk puli dilakukan dengan produksi kerupuk puli dengan tujuan untuk dipasarkan. 3. Survey pasar Survey pasar dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang terdiri atas 10 pertanyaan kepada 50 responden mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura. 4. Implementasi aspek legal Aspek legal merupakan salah satu aspek yang dapat mendukung kelancaran usaha. Legalitas yang diinginkan masih terbatas pada sertifikat produksi pangan industri rumah tangga oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk jaminan bahwa industri rumah tangga ini memproduksi produk yang aman untuk dikonsumsi. 5. Analisis kelayakan usaha Kelangsungan usaha perlu didukung dengan suatu analisis kelayakan usaha. Hal ini sebagai gambaran bagi pemilik usaha bahwa usaha produksi yang dilakukan tidak rugi dan dapat menghasilkan keuntungan. Tinjauan analisis kelayakan usaha masih terbatas pada kelayakan usaha secara finansial. HASIL DAN PEMBAHASAN Produk dan Proses Produksi Produk kerupuk puli ini secara visual menyerupai bentuk obat nyamuk bakar yaitu bulat melingkar. Hal ini dimaksudkan agar produk ini memiliki bentuk yang dapat menarik minat konsumen. Produk ini juga dengan variasi warna yang menarik dan berbeda dengan kerupuk puli di pasar. Proses produksi kerupuk puli ini cukup sederhana dan dapat menggunakan peralatan rumah tangga sehari-hari. Hal ini memudahkan dalam melakukan proses produksi. Apabila kerupuk puli ini diusahakan dalam skala industri rumah tangga juga tidak akan membutuhkan modal yang besar, sehingga dapat lebih berkembang. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kerupuk ini meliputi kompor dan tabung gas, dandang, cobek dan ulekannya, penggilingan, pisau, loyang, timbangan dan beberapa alat tambahan diantaranya celmek, piring kecil, bak, loyang sebagai alas penggilisan, plastik pembukus dan sarung tangan. Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi kerupuk puli yaitu: nasi sebanyak 1 kg, sebagai bahan utama, bawang putih 1 bungkul, garam secukupnya, tepung tapioka 200 gr, puron dan STTP sebanyak 0,5% dan 0,25% dari berat bahan baku dan yang terakhir adalah pewarna makanan sebanyak 8 tetes. Ukuran di atas digunakan untuk memproduksi kerupuk dengan bahan baku 1 kg beras. Proses pembuatan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pemasakan nasi. Nasi yang ditanak berasal dari 1 kg beras yang sudah dicuci bersih. 2. Persiapan bumbu-bumbu. Bumbu-bumbu yang perlu disiapkan meliputi: penghalusan 1 bungkul bawang putih, menimbang kanji, puron dan stpp. 3. Pencampuran nasi dengan bumbu-bumbu. Nasi yang sudah matang diletakkan ke dalam sebuah wadah. Selanjutnya bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan ditambah dengan STPP dan puron dicampurkan ke dalam bahan hingga merata. Setelah merata, kemudian ditambahkan tepung tapioka yang sudah disiapkan. Adonan diaduk sampai merata. 4. Pengukusan adonan. Adonan yang telah diberi bumbu dikukus dengan tujuan mematangkan adonan yang telah tercampur dengan tepung tapioka. Selain itu juga untuk memantapkan citarasa bumbu-bumbu yang dicampur. Pengukusan dilakukan selama 15 menit. ISBN: 978-602-7998-92-6 P-30 Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 5. Pemipihan adonan. Adonan yang terbentuk akan ditumbuk, agar lebih kalis dan selanjutnya dipipihkan. Sebelum adonan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian diberi warna hijau dan bagian yang lain dibiarkan. Setelah itu masing-masing adonan dipipihkan hingga membentuk ukuran yang sama. 6. Pembentukan kerupuk. Tahap selanjutnya yaitu menumpuk adonan satu di atas adonan yang satunya. Adonan yang sudah menumpuk digulung sehingga membentuk roll. Adonan siap untuk diiris dan dimasukkan ke dalam loyang. 7. Pengeringan kerupuk. Pengeringan dilakukan dengan menjemur atau menghamparkan irisan kerupuk di bawah sinar matahari. Survey Pasar Survey pasar dilakukan dengan tujuan untukmengetahui keinginan pasar atau konsumen untuk produk berupa kerupuk puli. Survey ini juga dimkasudkan untuk mengetahui tingkat keketatan kompetisi pasar kerupuk puli. Hasil rekapitulasi data suvey pasar dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil tabulasi kuesioner Prinsip persaingan dalam dunia perdagangan diketahui bahwa bila ingin menang dari sebuah persaingan maka produk yang diperdagangkan selain harus memiliki kualitas yang baik, juga diharuskan memiliki poin tambahan lain yakni menarik dan berbeda dengan produk lainnya. Oleh sebab itu dengan jumlah kompetitor dan variasi dari kerupuk puli yang tidak terlalu banyak maka sangat dimungkinkan produk kebon binatang dapat dipasarkan secara baik. Produk ini memiliki keunggulan berupa unggul kualitas bahan, unggul tampilan bentuk dan Keunggulan yang dimaksud adalah dari segi tampilan dan kualitas bahan yang digunakan dalam pembuatan kerupuk puli sendiri. Kerupuk puli yang beredar saat ini yang banyak dikonsumsi masyarakat terbuat dari bahan-bahan yang berbahaya dan berkualitas rendah. Hal inilah yang membuat produk ini berbeda dengan produk di pasar. Keunggulan yang ada pada berupa tampilan dan bahan yang dipergunakan. Varian baru berupa varian rasa juga dibuat untuk kerupuk puli ini. Keunggulan pertama terdapat pada tampilan produk yang berbentuk obat nyamuk. Bentuk ini unik dan mungkin belum pernah diciptakan oleh produsen lain sehingga diharapkan produk ini mampu menarik minat masyarakat. Bentuk dasar dari kebon binatang adalah bulat dengan warna putih sebagai warna dasar kerupuk. Visualisasi dari obat nyamuk, terdapat bulatan hijau melingkar yang menyerupai obat nyamuk bakar. Pada proses pembuatannya sendiri secara keseluruhan sama dengan kerupuk puli lainnya. Hanya pasda tahap akhir terdapat sedikit modifikasi pada proses pencampuran adonan dan pengirisan. ISBN: 978-602-7998-92-6 P-31 Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 Keunggulan kedua adalah pada bahan yang digunakan untuk membuat produk kerupuk puli, yakni menggunakan bahan tambahan yang aman dibandingkan dengan bahan tambahan dari kebanyakan kerupuk yang dibuat. Kerupuk puli biasa menggunakan bahan tambahan berupa garam blenk yang digunakan sebagai penstabil dan juga memberikan cita rasa pada kerupuk puli. Namun pada 1 dekade terakhir pemerintah mulai melarang penggunaan bleng karena blenk sendiri merupakan bahan tidak murni dari borak yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Oleh sebab itu sebagai pengganti blenk, digunakanlah STPP (sodium tri polyphospat) sebagai penstabil agar kerupuk tidak mudah retak pada saat sebelum maupun sesudah digoreng. Penggunaan STPP sendiri diperbolehkan dalam batas tertentu. Implementasi Aspek Legal Salah satu upaya untuk memajukan perekonomian masyarakat yaitu dengan menciptakan industri berskala rumah tangga. Hampir semua komoditas pangan dapat dijadikan industri rumah tangga. Keberadaan industri skala rumah tangga berupa produk pangan harus memenuhi syaratsyarat kesehatan. Untuk mematuhi peraturan pemerintah no.69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan, maka produk ini mengajukan nomor PIRT sebagai registrasi makanan yang aman yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan. Setelah memenuhi beberapa persyaratan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten Bangkalan, produk ini teregristrasi dengan nomor PIRT: 2.06.35.26.01.0027.20 dan siap untuk dijual di pasaran. Sertifikat produksi pangan industri rumah tangga oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan ini menunjukkan bahwa aspek legal sudah dipenuhi dalam memproduksi makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Sertifikat ini dapat digunakan sebgaai jaminan dalam pemasaran bahwa produk ini aman untuk dikonsumsi. Kelayakan Usaha Kelayakan usaha hanya didasarkan pada perkiraan Harga Pokok Produksi (HPP). HPP ini diperoleh dengan perhitungan yang teliti dan cermat. Hal ini dikarenakan HPP merupakan komponen utama penentu keberhasilan suatu usaha di mana laba dari usaha ditentukan disini. Perhitungan HPP yang keliru akan menyebabkan ketidakefisienan pada bidang usaha. Nilai HPP produk ini ditentukan dari : Biaya variabel/produksi = Rp 22.887 Biaya investasi/produksi = Rp 10.100 Total produk/produksi = 21 produk Keuntungan yang diinginkan = 30% Berdasarkan data yang ada, dapat dihitung : HPP = biaya variabel + biaya investasi / jumlah produk = Rp 22.887 + Rp 10.100 / 21 = Rp 1570 Harga jual = HPP + (HPP x 30%) = Rp 1570 + ( Rp 1570 x 30%) = Rp 1570 + Rp 471 = Rp 2041 Maka produk per kemasan akan dijual kurang lebih dengan harga Rp 2041 dengan keuntungan 30%. Penjualan dengan harga ini diharapkan sudah dapat memberikan keuntungan bagi produsen atau pelaku usaha. Penilaian kelayakan ini belum cukupharus didukung dengan penilaian kelayakan yang lain. ISBN: 978-602-7998-92-6 P-32 Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 Penyerapan Lapangan Kerja Produksi kerupuk puli dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat. Potensi lapangan kerja ini pada bidang produksi kerupukpuli dan juga pada pemasar kerupuk puli. Potensi industri rumah tangga yang seperti ini yang dapat mendukung peningkatan pendapatan masyarakat dan mendukung penciptaan lapangan kerja baru. Usaha industri rumah tangga ini apabila dijalankan dan ditekuni dengan serius maka mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran akan membutuhkan tenaga kerja. KESIMPULAN Kesimpulan dari kegiatan ini adalah: 1. Inovasi produk baru sudah dibuat dengan beberapa keunggulan yang dapat menarik minat konsumen. 2. Upaya untuk menciptakan industri kecil yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan beberapa dukungan aspek produksi dan aspek legal. ISBN: 978-602-7998-92-6 P-33