BAB IV PERANCANGAN 4.1 Pemecahan Masalah Gambar 4.1Flowchart Pemecahan Masalah Solusi dari masalah yang terdapat pada jaringan backhaul yang selama ini beroperasi yaitu harus adanya suatu sistem link failover dan load balance yang menggunakan routing dinamis EIGRP sehingga dapat beroperasional selama 24 jam dan mampu berjalan secara otomatis saat terjadi gangguan. 4.2 Perancangan Algoritma 4.2.1 Algoritma EIGRP EIGRP memiliki pembangunan routing protocol dengan memakai sebuah algoritma yang dikenal dengan nama DUAL, yakni Diffusing Update Algorithm. DUAL adalah sebuah algoritma yang digunakan untuk membangun dan mengkalkulasi routing table sehingga tidak terjadi routing loop. EIGRP mengirimkan sebuah query paket kepada router lain 4-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dan dilanjutkan sampai router lain mengirimkan reply paket yang berisi informasi tentang bagaimana caranya menuju ke sebuah jaringan tertentu. Gambar 4.2 Algoritma DUAL (www.google.com) Ketika reply paket telah diterima oleh router yang mengirimkan query paket, maka DUAL akan mengkalkulasikan dan menentukan jalur utama (Successor) yang paling efisien untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu beserta jalur cadangannya (feasible successor). Faktor yang mempengaruhi DUAL dalam mengkalkulasikan sebuah jalur adalah bandwidth, load, delay, reliability, MTU. 4-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4.2.2 Algoritma Unequal Loadbalance Gambar 4.3 Algoritma Unequal Load Balance (www.google.com) Jenis algoritma yang akan digunakan kali ini adalah Ratio 1:2 (rasio). Ratio sebenarnya merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing-masing device/router yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter ratio ini, akan dilakukan pembagian beban terhadap device-device yang diberi rasio. Device dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan device dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban. 4-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4.3 Perancangan Jaringan 4.3.1 Topologi Jaringan Hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan rancangan system yang telah dibuat adalah menambahkan link metro IDC Cyber – Cibubur dengan provider metro yang berbeda. Penambahan link metro ini diperlukan sebagai backup link IDC Cyber – Cibubur. Backup link digunakan apabila link utama IDC Cyber – Cibubur mengalami gangguan, maka backup link inilah yang diharapkan dapat menggantikan tugas link utama IDC Cyber – Cibubur. Gambar 4.4 Topologi Jaringan 4-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada gambar di atas dapat dismpulkan bahwa untuk mendukung sistem link failover dan load balance yang akan diimplementasikan maka backup link harus terlebih dahulu dibuat dan diintegrasikan pada jaringan backhaul berjalan. Gambar 4.5 Teknis Topologi Jaringan 4-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kabel metro pada sisi IDC Cyber dimasukkan pada port gi0/32 IDC Switch, port tersebut dikonfigurasi dengan mode trunk. Pada switch ditambahkan vlan baru yakni vlan 33 untuk backup link metro. Vlan 33 kemudian diteruskan ke IDC Router melalui port switch gi0/47. Port IDC Switch yaitu port gi0/47 terhubung ke IDC Router port Gi0/1 dan sudah menggunakan konfigurasi trunk. Port Gi0/1 IDC Router juga menggunakan mode trunk pada router atau disebut mode dot1q. Pada sisi Cibubur kabel metro backup masuk ke port fa0/41 dengan konfigurasi trunk pada switch Cibubur. Vlan yang digunakan sama yakni vlan 33 dan diteruskan ke port switch Gi0/1 yang sudah dikonfigurasi trunk. Port Gi0/1 switch Cibubur terhubung dengan port Gi0/0 router Cibubur dengan konfigurasi trunk juga. 4.3.2 Arsitektur Jaringan Dalam skema yang telah dirancang, perlu penambahan routing dinamis pada router cisco. Routing dinamis yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang telah dirancang ialah routing dinamis EIGRP. EIGRP digunakan karena dalam routing ini terdapat algoritma DUAL yang sangat berguna dalam perancangan sistem link failover. EIGRP-lah yang akan melakukan link failover secara otomatis dengan memindahkan jalur datanya dari link utama yang mengalami gangguan ke backup link yang ip point to point nya masih terbaca pada routing table router. Gambar 4.6 Arsitektur Jaringan 4-6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Routing dinamis EIGRP ini dikonfigurasikan pada kedua sisi router, yaitu router IDC Cyber dan router Cibubur. Dengan adanya penambahan routing ini berarti ada penambahan konfigurasi pada kedua sisi router tersebut, yaitu dengan menambahkan ip network yang ada pada interface point to point metro IDC Cyber – Cibubur. Fungsi dari tambahan konfigurasi tersebut ialah untuk mengadvertise ip point to point interface metro ke dalam routing dinamis EIGRP yang ada pada router cisco. 4.3.3 Skema Jaringan Sistem load balance yang dirancang ialah unequal load balance, yang berarti sistem load balance tersebut menggunakan 2 link dengan kapasitas berbeda. Adapun besaran link metro utama IDC Cyber – IDC adalah 20 Mbps sedangkan untuk link metro backup IDC Cyber – Cibubur yang baru diintegrasikan ialah 10 Mbps. Backup link IDC Cyber – Cibubur dibuat dengan kapasitas berbeda dikarenakan rata-rata besaran penetrasi internet pelanggan Patrakom yang melakuan interkoneksi di kantor Cibubur adalah sebesar 30 Mbps. Sehingga penambahan backup link metro IDC Cyber – Cibubur ditambah link metro utama IDC Cyber – Cibubur yaitu jumlahnya 30 Mbps, jumlah tersebut cukup untuk melayani pelanggan Patrakom yang melakukan interkoneksi di kantor Cibubur. 4-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 4.7 Skema Jaringan Dengan metode unequal load balance maka perlu ditambahakan konfigurasi ratio 1:2 pada dynamic routing EIGRP. Konfigurasi ratio tersebut yang akan mengkalkulasi besaran paket data yang dilewatkan pada masingmasing link. Dalam hal ini yakni link metro utama dan backup IDC Cyber – Cibubur. 4-8 http://digilib.mercubuana.ac.id/