BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
arti sama disini adalah sama makna9. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Menurut Hovland bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah:
“Proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify
that behavior of other individuals)”10. Sedangkan menurut Harold D. Laswell
bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah: “Proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu”11.
Menurut William Albig bahwa yang dimaksud dengan komunikasi
adalah: “Proses pengoperan lambang-lambang yang berarti diantara individuindividu”12.
Menurut Berelson dan Steiner (1964), bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi adalah: “Proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,
9
Onong Uchjana Effendy. Op.cit., hal. 9
Ibid, hal.10
11
ibid
12
Oemi Abdurrahman. Dasar-dasar Public Relations. PT. Cipta Aditya Bakti. Bandung. 2001.,
hal. 29-30
10
9
10
dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambargambar, angka-angka dan lain-lain”13.
Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect atau siapa mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada
Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?.14 Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
berikut ini :
Gambar 2.1
Model Komunikasi Harold D Laswell
Who
Says What
In Which
Channel
To Whom
Which What
Effect
Komunikator
Isi Pesan
Medium
Komunikan
Efekt
(Sumber : Zainal Abidin Partao. Teknik Lobi dan Diplomasi., hal. 10)
Berdasarkan definisi Lasswell sendiri dapat diturunkan menjadi 5 (lima) unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :
1. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encorder),
komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber
menyampaikan informasi yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam
kepalanya (pikiran), dan dirubah dalam seperangkat simbol verbal dan atau
non verbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan.
13
14
Zainal Abidin Partao. Teknik Lobi Dan Diplomasi Untuk Insan Public Relaiions. PT. Indeks
kelompok Gramedia. Jakarta. 2006., hal.20
Zainal Abidin Partao. Op.cit., hal.10
11
2. Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Simbol
terpenting adalah Kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek
(benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi,
ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamlet). Kata-kata
memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat
dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota
tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan
sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian dan sebagainya.
3. Saluran dan media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh juga merujuk pada
bentuk pesan yang disampaikan kepada peneima, apakah saluran verbal atau
saluran non verbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan kelima
indra kita untuk menerima pesan dari orang lain.
4. Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran atau tujuan(destination),
komunikate
(communicatee),
penyandi-balik
(decoder)
atau
khalayak
(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang
menerima pesan dari sumber.
5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu),
terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan
keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang
12
ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih
partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu) dan
sebagainya.
Kelima unsur diatas sebenarnya belum lengkap, bila kita bandingkan dengan
unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model lebih baru, seperti:
umpan balik (feedback), gangguan atau kendala komunikasi (noise atau barriers)
dan konteks atau situasi komunikasi. Sebenarnya dalam peristiwa komunikasi
begitu banyak unsur yang terlibat. Ke semua unsur itu saling bergantung dan atau
tumpang tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat
diidentifikasikan dan dimasukkan ke dalam suatu model.
2.1.2 Tujuan Komunikasi.
Menurut Robert
F. membagi fungsi Humas menjadi dua bagian untuk
menjelaskan “apa itu Humas, mengapa diadakan dan bagaimana melakukannya
yaitu sebagai method of communication and state of being”15 sebagai method of
communication, Humas merupakan rangkaian atau sistem kegiatan komunikasi
yang dilakukan perusahaan, baik pimpinan, karyawan atau juga staff. Sedangkan
sebagai state of being, yaitu Humas perwujudan suatu kegiatan komunikasi yang
dilembagakan ke dalam bentuk biro, bagian divisi, atau seksi dalam system
manajemen kehumasaan yang mempunyai pemimpin.
Kegiatan komunikasi yang berjalan sesuai dengan fungsinya merupakan
salah satu bentuk dalam pencapaian tujuan. Tujuan kegiatan komunikasi merujuk
pada kepentingan perusahaan yang diwakili oleh Humas. Menurut Hovland bahwa
15
Rosady Ruslan. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2001., hal.34
13
tujuan komunikasi itu sendiri adalah: “Untuk membangun atau menciptakan
pemikiran atau pengertian bersama”.16
Sedangkan menurut Zainal Abidin Partao, bahwa tujuan komunikasi itu
sendiri adalah untuk :17
1. Mempengaruhi.
2. Menarik perhatian.
3. Menarik simpati.
4. Menyampaikan informasi.
Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett,
menyatakan bahwa tujuan sentral dari kegiatan komunikasi terdiri atas :18
1. To secure understanding.
Untuk memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang akan diterimanya.
2. To establish acceptance.
Untuk memastikan apabila komunikan sudah mengerti dan menerima, maka
penerimaannya itu harus dibina.
3. To motivate action.
Untuk memastikan apabila penerima dibina dengan terus-menerus pada
akhirnya kegiatan komunikasi tersebut akan dapat memotivasi komunikan itu
sendiri.
Kemudian menurut Onong Uchjana Effendy, bahwa unsur-unsur dalam proses
komunikasi adalah19:
16
17
18
Marhaeni Fajar. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Graha Ilmu. Jakarta. 2009., hal.29
Zainal Abidin Partao. Op.cit., hal. 20-21
Onong Uchajana Effendy. Op.cit., hal. 32
14
a. Sender.
Yaitu komunikator menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah
orang.
b. Encoding
Yaitu penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Message.
Yaitu seperangkat lambang bermakna yang di sampaikan oleh komunikator.
d. Media.
Yaitu saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikasi.
e. Decoding.
Yaitu pengawasandian, proses dimana komunikan menetapkan makna pada
lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f. Receiver.
Yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g. Response.
Yaitu tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
h. Feedback.
Yaitu, tanggapan komunikasi apabila tersampaikan atau disampaikan kepada
komunikator.
19
Ibid, hal. 18-19
15
i. Noise.
Yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proes komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
2.1.3 Dimensi Komunikasi.
Menurut Hafied Cangara, bahwa komunikasi pada dasarnya dapat dilihat dari
berbagai dimensi, adapun penjelasannya sebagai berikut :20
1. Komunikasi sebagai proses.
Maksudnya adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis, sesuatu
yang didefinisikan sebagai proses, berarti, unsur-unsur yang ada didalamnya
bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.
2. Komunikasi sebagai simbolik.
Maksudnya adalah hampir semua pernyataan manusia baik ditujukan untuk
kepentingan dirinya, maupun untuk kepentingan orang lain dinyatakan dalam
bentuk simbol. Hubungan antara pihak-pihak yang ikut serta dalam proses
komunikasi
banyak ditentukan oleh simbol atau lambang-lambang yang
digunakan dalam berkomunikasi.
3. Komunikasi sebagai sistem.
Maksudnya adalah bahwa komunikasi itu tercermin dari unsur-unsur yang
mendukungnya sebagai suatu kesatuan yang integratif yang saling bergantung
satu sama lain.
20
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2000., hal.
51-57
16
4. Komunikasi sebagai multi dimensional.
Maksudnya adalah bahwa komunikasi di dalamnya ada sebuah elemen yang
bisa saja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu unsur atau lebih. Artinya
sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga dapat mempengaruhi
saluran dan penerimanya, begitu juga sebaliknya, saluran dan penerima dapat
mempengaruhi sumber.
2.1.4 Hambatan Komunikasi.
Hambatan-hambatan yang muncul dalam proses komunikasi dapat dibedakan
menjadi empat bagian, seperti yang di jelaskan oleh Onong Uchjana Effendy,
yaitu :21
1. Hambatan dari Proses Komunikasi, seperti :
a. Hambatan dari komunikator, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya sendiri. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan media, yaitu hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi misalnya gangguan suara, cuaca, dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.
c. Hambatan dalam penyandian atau symbol, yaitu hal ini dapat terjadi
bahasa yang digunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari
satu, simbol yang digunakan antara komunikator dan komunikasn tidak
sama atau bahasa yang digunakan terlalu sulit.
21
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya. Bandung.
2006., hal.62
17
d. Hambatan dalam bahasa sandi, yaitu hambatan yang terjadi dalam
menafsirkan sandi dalam komunikasi.
e. Hambatan dari komunikan, yaitu misalnya kurangnya perhatian pada saat
meminta atau mendengarkan pesan, sikap prasangka, tanggapan yang
keliru serta tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan feedback, yaitu feedback yang diberikan
tidak menggambarkan apa adanya, akan tetapi memberikan interpretative,
tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif seperti cuaca,
gangguan alat komunikasi, gangguan kesehatan, dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi terkadang mempunyai arti
mendua dan berbeda. Ketidak jelasan atau terbelit-belit antara komunikator
dan komunikan dengan kata lain bahasa yang digunakan berbeda.
4. Hambatan Psikologis.
Hambatan psikologis dan sosial bisa juga mengganggu proses komunikasi,
misalnya perbedaan nilai-nilai serta ketepatan yang berbeda antara
komunikator dan komunikasi.
2.2. Komunikasi Organisasi
Istilah ”Organisasi” dalam bahasa Indonesia atau Organization dalam
bahasa Inggris bersumber pada perkataan Latin organization yang bekerja dari
bahasa latin juga yang berarti membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari
18
bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi, jadi secara harafiah
organisasi itu berarti panduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung.
Katz dan Khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus
informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.
Menurt Katz dan Khan organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang
menerima energi dari lingkungannya, dan mengubah energi itu menjadi produk
atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada
lingkungan22.
Selain itu Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi organisasi
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit – unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu23.
Pada pengertian komunikasi organisasi, terdapat sebuah korelasi antara
ilmu komunikasi dengan organisasi. Organisasi terletak pada peninjauan yang
terfokus kepada manusia – manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi, metode dan teknik yang dipergunakan, media yang dipakai, bagaimana
prosesnya, faktor – faktor apa yang menjadi penghambat dan sebagainya 24.
Berdasarkan tiga definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi organisasi adalah sebuah proses komunikasi yang mana di dalam
proses tersebut terjadi penafsiran pesan, pertukaran informasi dan pemindahan arti
di dalam sebuah organisasi, melalui suatu hirarki. Dan terdapat korelasi antara
22
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Ed.9, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal65
R.Wayne Pace, Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan,PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006, hal 31
24
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, Cet 20, Remaja Rosdakarya :
Bandung, 2006 : 115
23
19
komunikasi dengan organisasi, yaitu organisasi terfokus pada manusia yang
terlibat di dalamnya, sedangkan ilmu komunikasi lebih menekankan kepada
bentuk komunikasi yang berlangsung di dalam sebuah organisasi, teknik yang
digunakan dan media apa yang dipakai oleh organisasi tersebut.
2.3 Komunikasi internal
Menurut Lawrence D. Brennan menyatakan bahwa ”Management is
Communication”
25
. Manajemen adalah komunikasi, artinya komunikasi dapat
membantu proses manajemen dalam sebuah organisasi agar berjalan lancar.
Komunikasi manajemen meliputi komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
Onong Uchjana Effendi, mengatakan tentang komunikasi internal bahwa
komunikasi internal merupakan komunikasi antar manajer dengan komunikan
yang berada di dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan
adanya pegawai yang memimpin dan yang dipimpin, maka dalam manajemen
tidak saja terjadi komunikasi antara pegawai yang sama status atau pangkatnya,
tetapi juga pegawai yang memimpin dan yang dipimpin26.
Menurut Frazier Moore komunikasi internal adalah komunikasi yang
penting dalam suatu organisasi karena merupakan komunikasi antara pimpinan
dengan komunikan yang berada dalam organisasi yakni pegawai, secara timbal
balik. Umumnya para karyawan tertarik dengan informasi tentang perusahaan –
latar belakang serta organisasinya sekarang ini antara lain bagaiman produk
dihasilkan dan digunakan; kebijakan yang mempengaruhinya; informasi tentang
25
26
Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. Bandung, Mandar Maju. 1993. Hal 10
Ibid. Hal 31
20
perubahan dalam metode dan produk baru; kesempatan untuk memperoleh
kemajuan pendapatan perusahaan serta keuntungan – kerugian dan kemungkinan
pemberhentian27.
Fraizer moore juga menjelaskan bahwa fungsi komunikasi internal adalah
mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan
manajemen dan mengusahakan agar manjemen mengetahui apa yang dipikirkan
para karyawan28.
Fungsi komunikasi internal menurut Fraizer Moore yaitu agar terciptanya
saling pemahaman dan kerjasama diantara sesama karyawan, dimana kondisi yang
seperti itulah yang nantinya akan memberikan dorongan atau motivasi pada setiap
individu (karyawan) dalam bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan.
Tujuan dari komunikasi internal itu sendiri adalah untuk peningkatan
sense of belonging dan motivasi kerja karyawan. Selain itu juga untuk mempererat
hubungan antara pimpinan dengan karyawan, antara atasan dengan bawahannya,
antara semua karyawannya, ataupun semua yang terlibat dalam publik internal.
2.4 Hubungan Masyarakat ( HUMAS ).
2.4.1. Pengertian Hubungan Masyarakat ( HUMAS).
Di dalam suatu perusahaan ataupun organisasi – organisasi besar, pastilah
memiliki seorang perantara yang menghubungkan perusahaan ataupun organisasi
tersebut dengan pihak luar. Orang tersebut sering dinamakan dengan Hubungan
Masyarakat (Humas). Humas inilah yang menjelaskan kepada publik mengengai
27
Fraizer Moore. Hubungan Masyarakat. Bandung, Rosdakarya. 1988, hal : 8
Fraizer Moore. Humas: Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung , PT. Remaja
Rosdakarya. 2004, Hal 87
28
21
tujuan secara umum yang ingin dicapai suatu perusahaan, menyampaikan
keberhasilan apa yang telah dicapai suatu perusahaan, dan juga Humas yang
harus menyampaikan kepada khalayak apabila perusahaan tersebut sedang
menghadapi masalah atau informasi positif yang harus diketahui khalayak.
Berikut beberapa pengertian mengenai Humas :
Menurut Cutlip, Humas memiliki arti yaitu ”Fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
organisasi tersebut 29” .
Selain itu juga Frank Jefkins juga berpendapat mengenai definisi Humas
yaitu ” sebagai suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis
organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun yang bersifat non-komersial,
di sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta)30.
Sementara pengertian dari Humas ketiga dikemukakan oleh Widjaja yaitu
,Humas dapat diartikan ” suatu kegiatan untuk menanamkan pengertian guna
memperoleh good will, kerjasama dan kepercayaan yang daripada gilirannya
mendapat dukungan dari pihak lain” 31
Marston dalam Rhenald kasali memeberikan definisi bahwa Humas
adalah: “Seni untuk membuat prusahaan anda disukai dan dihormati oleh para
karyawan, konsumen, dan para penyalurnya. Kata kunci disini adalah “disukai”
29
Scot. M Cultip, dkk. Effektive Public Relation, Ed.9. Jakarta: Kencana, 2006:1
Frank jefkins, Public Relation Ed.5, Erlangga, Jakarta, 2003:2
31
widjaja hal 55 widjaja H.A.W .Komunikasi dan Hubungan masyarakat, jakarta
bumi aksara 1997
30
22
dengan membuat perusahaan disukai oleh karyawan maka perusahaan terhindar
dari saran-saran kemarahan”.32
Sehingga dari beberapa pengertian tentang Humas maka dapat
disimpulkan bahwa Humas merupakan profesi yang mengurusi hubungan antar
suatu unit/organisasi dan publiknya. Dimana profesi ini sangat menentukan hidup
matinya sebuah unit / organisasi, apabila humas dapat merangkul khalayaknya
maka pastilah semua khalayak tersebut berpihak kepada organisasi, dan begitu
pula sebalikanya apabila humas tidak dapat merangkul khalayaknya jika terjadi
krisis maka organisasi akan sulit meminta simpati dari khalayaknya.
2.4.2 Tugas dan Fungsi Humas
Humas merupakan perwakilan dari sebuah organisasi perusahaan.
Keberhasilan sebuah perusahaan akan memberikan dampak yang positif untuk
perusahaan dan sebaliknya. Menjalin hubungan yang baik dengan para organisasi
dan para khalayak di sekitar merupakan kegiatan utama seorang Humas. Dampak
yang positif bagi khalayak akan sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Menciptakan
hubungan baik tersebut dengan memelihara komunikasi dua arah sehingga dapat
memperkenalkan citra perusahaan serta mampu membangun pendapat umum
yang menguntungkan.
Profesi Humas baru dirasakan kebutuhannya pada saat ingin mengelola organisasi
atau perusahaan untuk meningkatkan reputasi serta citra perusahaan sejak awal
32
Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. PT. Pusat
Utama Grafiti. Jakarta. 2005., hal.6
23
abad ke 20 tapi sebelum jaman tersebut sebenarnya sudah dirasakan kebutuhannya
misalnya dalam berinteraksi dengan orang lain, serta dalam mempengaruhi orang
lain.
Alasan perusahaan membangun departemen Humas bertujuan agar
perusahaan dapat mengembangkan hubungan yang harmonis dengan seluruh
stakeholdersnya yakni stakeholders internal maupun eksternal merupakan tugas
dari seorang Humas33.
Adapun tugas dari seorang Humas menurut F. Rachmadi yaitu:34
a. menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi / pesan
secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik
mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan
serta kegiatan yang dilakukan
b. memonitor , merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum/
masyarakat. Disamping itu, menjalankan dan bertanggung jawab terhadap
kehidupan kita bersama dengan lingkungan.
c. memperbaiki citra organisasi. Bagi humas menyadari citra yang baik tidak
hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi dan seterusnya. Tapi
terletak pada (1) bagaimana organisasi bisa mencerminkan sebagai organisasi
terpercaya,
memiliki
kekuatan,
mengadakan
perkembangan
secara
berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi ; (2) dapat
dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks.
33
Frank Jefkins hal 2 public relation Ed.5 Jakarta: erlangga 2003
F. Rachmadi, Public Relation dalam teori dan Prakteknya Chapter 2, 1996,
Gramedia, Jakarta
34
24
d. Tanggung jawab sosial. Humas merupakan instrumen untuk bertanggung jawab
terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.
Terutama kelompok publik sendiri, publik internal dan pers.
e. komunikasi. Humas mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi
timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya.
Menurut Rosady Ruslan bahwa Humas memiliki tiga fungsi utama,
yaitu35 :
1. Sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi perusahaan,
prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic reciprocal
communication). Dalam hal ini, di satu pihak melakukan fungsi komunikasi
yang merupakan bentuk penyebaran informasi, dilain pihak komunikasi
berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik
(public opinion).
2. Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dan baik
dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu public internal dan eksternal.
Khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutually understanding),
dan saling memperoleh manfaat bersama (mutually symbiosis) antara lembaga
atau organisasi perusahaan dan publiknya.
3. Peranan back up management dan sebelumnya dijelaskan bahwa fungsi
Humas melekat pada fungsi manajemen, berarti ia tidak dapat dipisahkan oleh
manajemen.
35
Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2005. hal.10-11
25
Sementara menurut Cutlip and Center bahwa fungsi Humas meliputi halhal seperti :36
a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik
perusahaan.
c. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk
kepentingan umum.
d. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal
maupun eksternal.
Menurut John Tondowidjojo, diungkapkan bahwa banyak sekali rumusan
yang telah disusun untuk mendekatkan kita pada banyak pemahaman tentang
seluruh muatan makna dari Humas. Tetapi secara garis besar tugas Humas adalah
memberikan penerangan untuk meningkatkan hubungan baik dengan mereka yang
pendapatannya berpengaruh bagi organisasi dalam menentukan kebijaksanaan
yang terbaik yang kemudian berkembang tugasnya untuk meningkatkan saling
pengertian antara organisasi dengan kelompok masyarakat37 .
Dari beberapa penjelasan diatas tentang Tugas dan Fungsi Humas maka
dapat disimpulkan bahwa Humas merupakan suatu fungsi manajemen yang
berkesinambungan dalam menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksi
setiap kemungkinan, konsekuensi, dari setiap kegiatannya, memberikan masukan
dan saran – saran kepada pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan
36
37
Frida Kusumastuti. Op. cit., hal.23-24.
John Tondowidodo. Dasar dan Arah Publik Relations. PT. Gransindo. Jakarta. 2002., hal.3
26
program – program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi
dan kepentingan khalayaknya atau publik sehingga tujuannya tercapainya
kerjasama yang lebih produktif dan lebih efisien38.
2.4.3 Khalayak Humas
Khalayak (Publik) menurut Frank Jefkins adalah: ”Kelompok atau orangorang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun
eksternal”.39 Penyebaran suatu pesan Humas tidak dilakukan secara merata
kesemua orang seperti halnya pesan-pesan iklan melalui media massa. Dalam
memilih khalayak, Humas bersifat diskriminatif, unsur atau segmen tertentu
sengaja dipilih dalam rangka lebih mengefektifkan penerimaan pesan-pesan.
Setiap organisasi atau perusahaan dalam hal ini memiliki sendiri khalayak
khususnya. Kepada khalayak yang terbatas itulah organisasi senantiasa menjalin
komunikasi, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, suatu
organisasi atau perusahaan tidak hanya menyelengarakan komunikasi dengan staf
atau konsumennya saja. Meskipun khalayak dari suatu organisasi boleh jadi
berbeda dari khalayak organisasi-organisasi lainnya, tetapi khalayak utama
organisasi dapat diidentifikasi yaitu sebagai khalayak utama organisasi dan
sebagai khalayak yang paling sering menjadi subjek khalayak dari berbagai
macam organisasi secara umum. Menurut Frank Jefkins ada 10 (sepuluh)
khalayak utama pada sebuah organisasi yaitu :40
a. Masyarakat luas.
38
Onong Uchjana Effendy . Log. Cit, hal 134
Frank Jefkins. Public Relations. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. 2000., hal.80
40
Ibid, hal. 26
39
27
b. Calon pegawai atau anggota.
c. Para pegawai atau anggota.
d. Pemasok jasa dan berbagai macam barang.
e. Para investor dalam pasar uang.
f. Para distributor.
g. Konsumen dan pemakai produk organisasi.
h. Para pemimpin pendapat umum.
i. Para serikat pekerja.
j. Media massa.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa khalayak Humas terdiri
dari khalayak internal dan eksternal. Khalayak internal terdiri dari karyawan,
keluarga karyawan, dan investor. Sedangkan khalayak eksternal terdiri dari
konsumen, pemerintah, masyarakat, pemasok dan media massa. Humas harus
menciptakan saling pemahaman dan pengertian untuk kedua khalayak tersebut
agar tujuan organisasi dapat tercapai. Beberapa alasan mengapa suatu organisasi
atau perusahaan harus menetapkan khalayak adalah :41
1. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat
untuk dijadikan sasaran atau program Humas.
2. Untuk menciptakan skala prioritas, berkaitan dengan adanya keterbatasan
anggaran dan sumber-sumber daya lainnya.
3. Untuk memilih media dan tehnik Humas yang sekiranya paling sesuai
41
Ibid, hal. 86
28
4. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar efektif dan mudah
diterima.
Akibat tidak ditetapkannya khalayak atas suatu program Humas adalah :
a. Segenap usaha dan dana akan terpecah belah akibat terlalu luasnya khalayak
yang dituju.
b. Pesan yang disampaikan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana
mestinya, karena pesan tidak sesuai dengan kharakteristik khalayak yang
menerimanya.
c. Total kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga
penggunaan jam kerja, materi serta peralatan menjadi tidak ekonomis
d. Tujuan yang hendak dicapai walaupun telah ditargetkan tidak akan tercapai
e. Pihak manajemen atau perusahaan klien merasa tidak puas dengan hasil
anggaran yang ada.
2.5 Khalayak Internal.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, khalayak adalah kelompok atau
orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal dan
eksternal. Menurut Cutlip dan Center (1982:290), bahwa pengertian dari publik
internal atau disebut juga hubungan kepegawaian (employee relations) sebagai
kelompok orang-orang yang sedang bekerja disuatu organisasi atau perusahaan
yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis
pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.
29
Khalayak internal adalah orang-orang yang berada di dalam organisasi
suatu perusahaan seperti karyawan dan keluarga karyawan. Hubungan dengan
khalayak internal penting dilakukan sama halnya dengan khalayak eksternal,
karena sukses sebuah organisasi atau perusahaan terlebih dahulu ditentukan dari
dalam organisasi tersebut.
Pegawai atau anggota suatu perusahaan atau organisasi meliputi semua
orang yang bekerja atau menunjang suatu organisasi, yakni pucuk pimpinan
(pihak manajemen) dan para eksekutif, petugas gudang pabrik dan laboratorium,
staf kantor atau administrasi umum dan sebagainya.
Efektivitas hubungan masyarakat internal memerlukan beberapa hal yaitu:
1. Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (open management).
2. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara
komunikasi timbal balik dengan para karyawan.
3. Kemampuan manajer humas, yang memiliki ketrampilan manajerial serta
berpengalaman atau mendapat dukungan kualitas pada ”sumber daya”
manusia, pengetahuan (knowledge), media dan teknis komunikasinya yang
dipergunakan.
Hubungan masyarakat internal dalam suatu perusahaan, terdiri
dari
beberapa tingkatan, yaitu :42
1. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (employee relations) pada
umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya.
42
Rosady Ruslan. Op.cit., hal 30
30
2. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan
(management relations), baik di level korporat atau level
sebagai
pelaksana.
3. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (stock holder
relations).
2.6 Penilaian
Dari beberapa definisi Humas yang telah diuraikan diatas, dijelaskan bahwa
kegiatan Humas berkaitan dengan proses komunikasi dikarenakan Humas dapat
dianggap suatu bentuk komunikasi antar manusia ( Human Communication).
Untuk melaksanakan suatu program kehumasan atau mengevaluasi efeknya, maka
perlu dipahami bagaimana bekerjanya komunikasi antar manusia.
Dalam kaitan ini pakar ilmu komunikasi , menurut Hovlan pada teori
S-O-R sebagai singkatan Stimulus-Organism-Response. Dari stimulus response
tersebut efek yang ditimbulakan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus,
sehingga seseorang dapat memperkirakan pesan dan reaksi yang diharapkan dari
komunikan jadi unsur dalam model ini adalah 43:
43
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung. 2000., hal.255
31
Gambar II.6
Teori S-O-R
Stimulus
Komunikan
(Organisme):
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Response
(Perubahan Sikap)
(Sumber : Onong Uchjana Effendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi hal. 255)
Dari gambar diatas adalah sebuah proses komunikasi dapat disampaikan
kepada komunikan, tetapi komunikasi dapat berlangsung jika adanya perhatian,
pengertian, penerimaan dari komunikan sehingga komunikasi dapat berlangsung
sehingga komunikan dapat mengolah serta memahami isi pesan maka terjadilah
perubahan sikap atau suatu penilaian dari komunikan.
Jika kita melihat pada proses komunikasi di dalam kegiatan Humas, maka
lembaga ini memainkan peranan yang digambarkan di dalam tepro komunikasi
tersebut, dimana terdapat unsur komunikator sebagai sumber yang akan mengolah
atau merumuskan pesan dan menentukan media yang akan digunakan, setelah
secara dini diketahui khalayak yang akan menjadi sasaran. Dan yang terakhir
32
memperoleh balikan (feedback) setelah khalayak diterpa oleh pesan dan terjadi
suatu efek.44
Didalam proses komunikasi keberhasilan untuk memperoleh dukungan
pengertian dan pemahaman khalayak bergantung pada kondisi yang ada, termasuk
semua unsur yang terdapat didalam proses komunikasi tersebut. Komunikasi yang
dilakukan pada dasarnya bersifat timbal balik: pertama ,karena terjadinya proses
pemanfaatan bersama (sharing) diantara para pelakunya, diantara komunikator
dan komunikan (penerima atau khalayak); kedua, karena inisiatif komunikasi
memerlukan respon sebagai mekanisme kontrolnya. Respons ini akan membantu
pembentukan sikap positif pada organisasi, sehingga apabila ada suatu
permasalahan akan memperoleh tanggapan sesuai dengan bobot masalah.
Titik sentral sebuah kegiatan komunikasi adalah informasi, yang
merupakan kebutuhan manusia. Manusia setiap harinya melakukan proses
komunikasi, proses penyampaian atau saling tukar-menukar komunikasi, yang
disampaikan melalui berbagai cara, termasuk yang dikejakan oleh Humas.
Kendala-kendala yang akan dihadapi oleh seorang praktisi kehumasan dan harus
ditanggulanginya demi berhasilnya suatu program kehumasan dinamakan ”PR
Transfer Process” (proses Pengalihan Humas) adalah sebagai berikut45 :
44
45

Permusuhan ------- Simpati

Praduga------------- Menerima

Sikap apatis-------- Tertarik

Sikap tidak perduli----- Mengetahui
Ibid, hal.1.16
Ibid
33
Jika situasi negatif yang digambarkan diatas dapat diubah menjadi situasi
positif, maka program kehumasan yang dilancarkan akan membuahkan hasil yang
diharapkan. Respons inilah yang dinamakan dapat membantu pembentukan sikap
positif pada organisasi, sehingga apabila ada suatu permasalahan akan
memperoleh tanggapan sesuai dengan bobot masalah. Tanggapan ini dinamakan
Feedback, dimana karyawan memberikan masukan atau penilaian kepada
organisasi.
R. Pramono memberikan pengertian mengenai penilaian: ”Nilai dipandang
sebagai pengalaman dimana fakta yang ada menimbulkan penghargaan
(appreciation) dan perhatian yang disertai pertimbangan-pertimbangan yang layak
pada subyek terhadap suatu obyek”. Dalam hubungan ini terdapat tiga hal yang
penting, yakni konsep nilai, subyek yang memberi nilai dan obyek inilah yang
menimbulkan konsep nilai. Nilai bersifat empiris, ciri yang dapat diketahui adalah
dengan pengalaman-pengalaman. Oleh karena itulah seseorang dapat menilai
sesuatu, menonjolkan atau tidak menonjolkan penghargaan kepada seseorang,
menyatakan benar atau salah mengenai ucapan seseorang, menyatakan baik atau
buruknya tingkah laku seseorang, dan sebagainya46.
2.7 Media Internal.
2.7.1 Pengertian Media Internal.
Komunikasi dalam organisasi terjadi dalam bentuk komunikasi lisan dan
tertulis. Semua bentuk komunikasi dan media yang digunakan adalah tanggung
jawab bagian hubungan internal. Dari beberapa program yang dilakukan oleh
46
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi dan Praktek. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
2000., hal.376-377
34
Humas, pembuatan media komunikasi internal merupakan salah satu bentuk
program komunikasi yang umumnya dilakukan. Untuk menjangkau khalayak
(publik) tertentu dalam rangka mencapai tujuan–tujuan Humas, adakalanya
penggunaan media massa melalui pers, radio, atau televisi tidak lagi sesuai,
apalagi jika khalayak tersebut hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja.
Rosady Ruslan mengemukakan bahwa media komunikasi internal adalah:
”Media yang digunakan untuk mengkomunikasikan suatu informasi kepada
pendengar atau pembaca (audience) baik cetak maupun elektronik.47
2.7.2 Fungsi media Internal.
Untuk mengelola suatu media internal secara profesional dan serius,
terdapat beberapa fungsi media internal, antara lain 48:
1. Sebagai media hubungan komunikasi internal dan eksternal, yang diedarkan
atau diberikan secara gratis dalam upaya penyampaian pesan-pesan, informasi,
dan berita (bentuk tulisan atau photo release), mengenai aktivitas perusahaan,
manfaat produk barang atau jasa dan publikasi lainnya yang ditujukan kepada
para konsumen, pelanggan, distributor, supplier, relasi bisnis, stakeholder, dan
employee relations.
2. Sebagai ajang komunikasi khusus antara karyawan, misalnya ucapan selamat
ulang tahun, informasi renovasi gedung atau dibukanya cabang baru, dan
lainnya
3. Sebagai sarana media untuk ”pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis
menulis karyawan serta staf Humas.
47
48
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi.
Cetakan ke-7. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2006., hal.201-202
Ibid, hal.180
35
4. Terdapat nilai tambah (value added) bagi divisi Humas untuk menunjukkan
dalam upaya menerbitkan media khusus yaitu in house journal yang bermutu ,
dan terbit secara berkala dan teratur.
2.7.3 Bentuk-bentuk media Internal.
Beberapa wahana komunikasi internal memiliki berbagai bentuk, antara
lain : jurnal internal (house journal), video, slide, kaset-kaset rekaman video,
kursus-kursus pendidikan tambahan, ucapan-ucapan lisan, seminar dan konferensi
dan edikisi khusus. Bahkan dengan adanya teknologi komunikasi baru, publikasi
cetak masih menjadi media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan
organisasi. Tujuan publikasi pada umumnya adalah :49
1. Menjaga karyawan tetap mendapat informasi strategi dan tujuan organisasi.
2. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan tugas
mereka dengan baik.
3. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar organisasi
dan
komitmen
pada
peningkatan
kualitas,
memindahkan
efesiensi,
menigkatkan pelayanan, dan tanggung jawab sosial yang lebih besar.
4. Mengakui prestasi dan kesuksesan karyawan.
5. Menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan meminta umpan balik,
pertanyaan dan perhatian karyawan.
Media perusahaan yang biasa digunakan sebagai saluran atau sarana
komunikasi oleh praktisi Humas untuk menayampaikan pesan kepada publiknya
49
Scott M Cutlip, Allen H Center, Glen M Broom. Effective Public Relations. Nineth Edition.
Prentice Hall International Inc. 2002., hal.271
36
dan sekaligus mampu meningkatkan citra melalui berbagai jenis media publikasi,
anatara lain sebagai berikut :50::
a) Jurnal internal.
Fungsi dari in house journal sebagai media Humas atau media internal
perusahaan yang telah di bahas sebelumnya yaitu sebagai media komunikasi,
informasi, pendidikan, hiburan, dan media pengetahuan. Adapun jenis-jenis
jurnal internal antara lain:51
1. Majalah : jurnal internal dengan format majalah dan biasanya
berukuran A4 (297 X 110 mm). Isinya kebanyakan adalah tulisan
fitur dan ilustrasi. Jurnal ini bisa dicetak dengan menggunakan
teknik lithografi dan pothogravure.
2. Koran : meskipun koran mirip dengan koran tabloid. Tapi isinya
terdiri dari berita yang disisipi dengan tulisan fitur dan ilustrasi.
Proses pencetakannya biasanya lebih canggih, yakni secara offsetlitho.
3. Newsletter : jumlah halamannya biasanya sedikit, yakni 2 hingga 8
halaman, dan biasanya berukuran A4. sebagian besar isinya adalah
tulisan-tulisan singkat dengan atau tanpa gambar.
4. Majalah dinding : bentuknya seperti poster kecil yang ditempelkan
pada dinding. Ini merupakan suatu medium yang biasa digunakan
untuk keperluan internal dan eksternal.
50
51
Rosady Ruslan. Op.cit., hal.218
Frank Jefkins. Op.cit., hal.147
37
Beberapa pertimbangan dalam merancang jurnal internal adalah cakupan
pembaca, kuantitas, frekuensi, kebijakan, judul, proses pencetakan, gaya dan
format, dijual atau dibagikan secara cuma-cuma, iklan, dan distribusi. Dari
beberapa jurnal internal yang umum digunakan adalah majalah internal. Isi
majalah perusahaan biasanya adalah :52
a. Masthead : berisikan informasi tentang penerbitan, perusahaan sebagai
penerbit, susunan para redaktur, dan redaksi (pengarah dan penyunting),
alamat, nama percetakan, dan nomor penerbitan dan sebagainnya yang
dianggap perlu untuk dicantumkan. Kolom masthead tesebut dihalaman depan
dan dalam bentuk boks khusus
b. Daftar isi majalah: memuat judul tulisan, rubrik, dan kolom berita, laporan,
artikel hiburan, atau pengetahuan , tokoh, surat pembaca dan lain sebagainnya
termasuk jadwal terbitnya.
c. Kolom pembuka : berisikan pengantar dari meja penerbit.
1.
Mempunyai sampul muka dan belakang (cover) sebagai daya tarik
dilengkapi gambar dan ilustrasi yang menarik dan kualitas kertas yang
baik dan mengkilap.
2.
Editorial dan tajuk rencana : memuat bahasan atau pernyataan
sikap penerbit dan opini dari pimpinan penerbit atau redaksi tentang
sesuatu yang aktual, faktual, dan informasi yang tengah dibicarakan
oleh majalah yang bersangkutan.
52
Rosady Ruslan. Op.cit., hal.196
38
3.
Majalah perusahaan diperbolehkan memasang iklan, dibatasi
sekitar 10 % dari jumlah halaman seluruhnya. Menggunakan bahasa
Indonesia-Jurnalistik yang benar.
b). Printed Media.
Barang cetakan untuk tujuan publikasi Humas dalam upaya penyampaian
pesan-pesan yang berbentuk, seperti : brosur, leaflet, booklet, kop surat, kartu
nama, kartu ucapan, diskusi panel, seminar, pameran, dan lain sebagainnya.
c). Media pertemuan (Event).
Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya melalui tatap
muka langsung (Face to face), misalnya presentasi, diskusi panel, seminar,
pameran dan lain sebagainya.
d). Broadcasting Media dan Internet.
Publikasi Humas yang disiarkan melalui stasiun TV pemerintah maupun
stasiun TV komersial termasuk media elektronik dan komputer serta internet
(email) yang dimanfaatkan sebagai publikasi dan komunikasi PR.
e). Media Sarana Humas
Media ini berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan (corporate
identity) yang merupakan simbol atau nama perusahaan, logo, warna standar
perusahaan, dan kemasan produk (corporate and product colour image),
penampilan citra dan lobby kantor (front office lobby image), pakaian seragam
(uniform), merupakan citra penampilan perusahaan yang khas sebagai pembeda
dengan kompetitor lainnya.
39
f) Media Personal.
Media personal merupakan media humas yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mengadakan pertemuan secara langsung (face to face contact)
untuk maksud mengadakan pendekatan personal (personal approach) atau melobi
dan kemudian meningkat untuk bernegoisasi (negotiation) sehingga kedua pihak
yang terlibat perundingan akan mencapai kata sepakat.53
2.7.4 Jurnal Internal
Menurut Maria Assumpta Rumanti ada hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam merancang jurnal internal, yaitu :54
a. Cakupan pembaca.
hal- hal yang perlu diperhatikan dalam cakupan pembaca adalah :
1. Siapakah yang akan membaca media ini?
2. Haruskah masing-masing pembaca disediakan jurnal khusus misalnya
jurnal untuk karyawan berbeda dengan jurnal pimpinan?
3. bagaimana dengan jangkauan pembacanya?
b. Kuantitas.
Kuantitas mencangkup berapa banyak eksemplar yang harus dicetak untuk
sekali terbitan.
c. Frekuensi.
Kebijakan berkaitan dengan tujuan diterbitkannya jurnal dan mengenai ciri
khas isi jurnal
53
54
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
2000., hal.22
Maria Assumpta Rumanti. Dasar-Dasar Public Relations. PT.Gramedia. Jakarta. 2002., hal.37
40
d. Kebijakan.
Kebijakan berkaitan dengan tujuan diterbitkannya jurnal dan mengenai ciri
khas isi jurnal
e. Judul.
Nama jurnal dan judul harus menarik dan sesuai dengan latar belakang
perusahaan tersebut.
f. Gaya dan format.
Berkaitan dengan ukuran halaman, jumlah kolom per halaman, dan warna
yang digunakan
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada desain House Jurnal
adalah sebagai berikut:
1. Kulit (Cover) adalah wajah yang harus mampu menarik perhatian, dan
membangkitkan keinginantahuan calon pembaca. Cover adalah etelase yang
harus mampu menggiring minat untuk membaca lebih dalam lagi mengenai isi
majalah.
2. Daftar isi, halaman isi sedapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan
ditempatnya (tidak tersembunyi)
3. Tulisan utama, adalah halaman ini harus dirancang lebih selektif ,menarik, dan
bervariasi dari nomor edisi lainnya.
4. Halaman santai, diperlukan untuk ”bernafas” bahkan sering kali sebagai
halaman yang dicari oleh pembaca.
5. Halaman tengah, satu-satunya bagian yang tidak terputus dan dapat
dimanfaatkan untuk perupaan yang unik dan menarik.
41
2.7.5 Majalah Internal.
2.7.5.1 Pengertian majalah Internal.
Majalah internal merupakan alat komunikasi internal organisasi yang
mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan
manajemen dan sebaliknya. Tujuan utama media internal adalah memberikan
informasi kepada karyawan mengenai kebijaksanaan dan kegiatan perusahaan
serta meningkatkan semangat kerja dan loyalitas karyawan.55
Bagi organisasi dengan jumlah karyawan yang besar, media komunikasi
internal sangat diperlukan sebagai media komunikasi antar karyawan dengan
pihak manajemen, seperti yang dikemukakan oleh Onong Uchjana effendy
sebagai berikut :56 ”Majalah intenal perusahaan adalah Majalah yang ditujukan
bagi publik internal suatu organisasi perusahaan yang secara fungsional
mempunyai tugas pekerjaan, hak dan kewajiban tertentu.”
Sedangkan menurut Djafar Assegaf, majalah internal perusahaan adalah :
”Majalah yang berisikan rubrik-rubrik berita atau bahan informasi mengenai
kepegawaiaan, kebijaksanaan, dan produksi perusahaan.”57
2.7.5.2 Tujuan dan Fungsi Majalah Internal
Tujuan diterbitkannya majalah internal oleh perusahaan adalah sebagai
berikut :58
55
56
57
58
Freizer Moore. Hubungan Masyarakat, Prinsip Kasus dan Masalah. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2000., hal.261
Onong Uchjana Effendy. Op.cit., hal.291
H. Djaffar Assegaf. Jurnalis Masa Kini, Pengantar Praktek Kewartawanan. Ghalia Indonesia.
Jakarta. 1983., hal.128
Freizer Moore. Op.cit, hal.291
42
1. Memberikan
informasi
kepada
karyawan
mengenai
kebijaksanaan dan kegiatan perusahaan.
2. Menentukan kebutuhan dan hasil yang oleh karyawan.
3. Membantu meningkatkan semangat kerja dan loyalitas.
4. Memberikan informasi kepada karyawan mengenai produk dan
operasional
5. Memperbaiki hubungan perburuhan.
Untuk mewujudkan fungsi media internal dan majalah, maka informasi
majalah internal harus mempunyai fungsi bagi pembacanya, antara lain fungsinya
adalah:
1. Fungsi informatif, artinya materi publikasi berfungsi informatif apabila materi
itu menambah pengetahuan baru bagi pembaca.
Indikator : kenaikan gaji karyawan,kenaikan harga beras, pertentangan politik
Pergantian pimpinan, kepindahan karyawan,peraturan
2. Fungsi edukatif, materi publikasi berfungsi edukatif apabila informasi
memperlihatkan kepada pembaca tentang cara baru untuk melakukan sesuatu
kegiatan atau cara baru untuk mengatasi suatu masalah.
Indikator: Tajuk rencana, artikel-artikel,kutipan para pendapat tokoh
3. Fungsi hiburan, materi publikasi berfungsi menghibur apabila informasiyang
dikandung memberikan ganjaran psikologis.
Indikator: cerpen, teka-teki silang, anekdot, kisah minat insani, success
history, entertaint.
43
Menurut Rhenald Kasali, sebuah media komunikasi yang baik setidaknya
memiliki empat nilai strategis didalamnya, antara lain :59
1. Nilai Informasi
Media komunikasi yang harus menampilkan nilai-nilai informasi yang
bermutu dan berguna bagi khalayaknya.
2. Nilai pendidikan
Dapat terlihat dengan jelas apabila media tersebut menyampaikan hal-hal yang
berkaitan membantu memecahkan masalah dan menerapkan motivasi baru dan
produktivitas kerja.
3. Nilai Hiburan
Penting dalam menulis media tidak hanya memberikan informasi dan
mendidik, namun juga menghibur dalam arti memberikan rasa santai dan
kegembiraan terhadap khalayak pembaca.
4. Nilai Emosional
Nilai emosional dimaksudkan untuk membujuk. Cara yang umum dipakai
adalah memilih kata atau struktur kalimat-kalimat yang menggugah perasaan.
59
Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations. PT. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 2003.,
hal.162
Download