Metodologi Analisis

advertisement
BAB 3
METODOLOGI ANALISIS
3.1.
Organisasi BNI
3.1.1. Latar Belakang Perusahaan
Sejarah Pendirian Bank BNI
Menurut BNI (1996, pp1-10), sejarah pendirian Bank BNI erat hubungannya
dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang berpuncak pada Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Pada sidang Dewan Menteri
Republik Indonesia tanggal 19 September 1945 diputuskan untuk mendirikan sebuah
bank milik negara yang bertugas sebagai bank sirkulasi. Untuk mempersiapkan
pembentukannya, pemerintah memberikan surat kuasa kepada Bapak R.M. Margono
Djojohadikoesoemo (alm.).
Sebagai langkah pertama pada tanggal 9 Oktober 1945, didirikan Yayasan Poesat
Bank Indonesia. Selanjutnya, pada tanggal 5 Juli 1946 didirikan bank sentral dengan
nama Bank Negara Indonesia (BNI), dengan pegawai berjumlah 38 orang. Kemudian
Yayasan Poesat Bank Indonesia yang merupakan cikal bakal lahirnya Bank BNI dilebur
kedalamnya.
Pada tahun-tahun selanjutnya dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah
Indonesia untuk memantapkan kedudukan Bank Negara Indonesia. Dalam Konferensi
Meja Bundar (KMB) tahun 1949, Pemerintah Indonesia dan Belanda, memutuskan untuk
merubah fungsi Bank Negara Indonesia dari bank sentral menjadi bank umum. Bank BNI
36
37
mulai mengarahkan usahanya untuk pembangunan ekonomi, sedangkan Bank Indonesia
(yang pada waktu itu bernama de Javasche Bank) ditunjuk menjadi bank sentral.
Go International
Setelah beralih status menjadi bank umum, pada tanggal 15 September 1950,
pemerintah memberi ijin kepada Bank Negara Indonesia untuk menjadi bank devisa
dengan tujuan utama untuk membiayai kegiatan ekspor hasil perkebunan. Sebagai bank
devisa, Bank Negara Indonesia selanjutnya dapat melakukan transaksi dengan luar negeri
tanpa harus melalui de Javasche Bank sebagai bank sentral.
Untuk memperluas jaringan internasionalnya, Bank Negara Indonesia membuka
kantor cabang luar negerinya yang pertama di Singapura pada tanggal 19 Nopember 1955
bertempat di South Bridge Road No. 253. Pada tahun-tahun berikutnya dibuka kantorkantor cabang di Hong Kong, Tokyo, London, New York dan Grand Cayman Island.
Bank Negara Indonesia 1946
Dengan dikeluarkannya Ketetapan Presiden No. 17 Tahun 1965 tentang integrasi
bank-bank pemerintah, Bank Negara Indonesia berubah nama menjadi Bank Negara
Indonesia Unit III. Kemudian pada tahun 1967 Undang-Undang No. 14 tentang PokokPokok Perbankan menetapkan kembali fungsi-fungsi bank-bank pemerintah seperti
sebelum adanya integrasi. Selanjutnya dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 1968,
Bank Negara Indonesia Unit III ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946, dengan
tugas utama diarahkan kepada pembangunan ekonomi nasional dengan mengutamakan
sektor industri.
38
Masa Deregulasi
Paket deregulasi pemerintah bulan Juni 1983 (Pakjun 1983) merupakan awal
deregulasi di sektor moneter. Untuk mendukung kebijakan tersebut dan perkembangan
ekonomi yang pesat di Indonesia, Bank BNI melakukan restrukturisasi organisasi agar
lebih berorientasi ke pasar dan lebih selektif dalam penempatan pegawai.
Masa konsolidasi Bank BNI terus berlanjut hingga dikeluarkannya paket
deregulasi tanggal 27 Oktober 1988 (Pakto 1988) yang memberikan kemudahan
pendirian bank-bank lokal maupun asing, sehingga berdampak meningkatnya persaingan.
Untuk menghadapi tantangan ini Bank BNI secara terus menerus menata diri dengan
jalan mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia, meningkatkan kualitas
teknologi serta memperluas jaringan operasional melalui kerjasam dengan bank-bank di
dalam dan luar negeri.
Sebagai Perusahaan Publik
Dalam suasana memperingati hari ulang tahunnya yang ke-50, Bank BNI menjadi
bank milik pemerintah yang pertama melakukan IPO. Saham Bank BNI dicatatkan di
Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 25 Nopember 1996. Sambutan yang positif
dari kalangan investor dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa Bank BNI memperoleh
kepercayaan yang tinggi. Penawaran saham kepada publik ini bertujuan untuk
meningkatkan modal, efisiensi serta untuk mencapai laba operasi yang optimal melalui
pengembangan usaha yang sejalan dengan visi dan misi Bank BNI.
39
3.1.2. Visi dan Misi Bank BNI
Visi Bank BNI adalah mempertahankan posisinya sebagai bank terkemuka di
Indonesia dengan menawarkan produk dan jasa perbankan yang lengkap, terpadu dan
berkualitas, baik untuk perorangan, perusahaan maupun lembaga di dalam dan di luar
negeri. Secara konsisten berorientasi kepada kepuasan nasabah, dan mempertahankan
komitmennya untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pegawai. Sebagai
perusahaan publik, Bank BNI akan terus berupaya meningkatkan nilai sahamnya.
Misi Bank BNI adalah memaksimalkan keinginan-keinginan seluruh pihak yang
berkepentingan terhadap Bank BNI yang meliputi pemegang saham, nasabah, manajemen
dan pegawai, masyarakat dan pemerintah.
Strategi utama Bank BNI untuk memenuhi visi dan misi tersebut adalah
mempertahankan keunggulannya di Corporate Banking, mengembangkan Retail Banking
dan meningkatkan usaha International Banking melalui pemanfaatan teknologi dan
pengembangan sumber daya manusia.
40
3.1.3. Struktur Organisasi
RUPS
KOMISARIS
DIREKSI
SEKRETARIAT
KOMISARIS
TIM AHLI
KOMISARIS
KOMITE
PERMANEN
DIREKTUR
UTAMA
BADAN AUDIT
DIREKTUR
KOMERSIAL
DIREKTUR
KORPORASI
DIREKTUR
OPERASI
DIREKTUR
PENYELIAAN &
HUBUNGAN
LEMBAGA
DIREKTUR
PERENCANAAN
STRATEGIS, DALAM
& LUAR NEGERI
DIREKTUR
PENGENDALIAN &
PENGEMBANGAN
SATUAN
PENGAWASAN
INTERN
DIVISI UMUM
DIVISI
KORPORASI
DIVISI SINDIKASI
& JASA
KEUANGAN
DIVISI HUKUM &
PENYELIAAN
KHUSUS
DIVISI
PERENCANAAN
STRATEGIS
DIVISI
PENGENDALIAN
PERKREDITAN
DIVISI SUMBER
DAYA MANUSIA
DIVISI
PEMBINAAN
WILAYAH
SATUAN PENUNJANG
PERUSAHAAN &
PENYELIAAN
PERUSAHAAN ANAK
DIVISI TREASURY
DIVISI
HUBUNGAN
LEMBAGA
DIVISI DALAM &
LUAR NEGERI
DIVISI
PENGENDALIAN
KEUANGAN &
TEKNOLOGI
PERUSAHAAN
ANAK
KANTOR CABANG
LN
UNIT HUBUNGAN
INVESTOR
KANTOR
WILAYAH
PERUSAHAAN
ANAK
KANTOR CABANG
DN
Gambar 3.1. Struktur Organisasi BNI
41
3.1.4. Model Bisnis BNI
LINGKUNGAN MAKRO
• Perkembangan ekonomi
• Keunggulan teknologi
• Kebijakan pemerintah/faktor politik • Sosial budaya/demografi
LINGKUNGAN INDUSTRI
Pemilik
LINGKUNGAN
PERUSAHAAN
Sumber daya
•Manusia
•Aktiva
•Infrastruktur
Legal
Nilai
Operasi
Pelanggan
•Dana
•Pinjaman
•Jasa-jasa
Manajemen
Kompetitor
Gambar 3.2. Model Bisnis BNI
♦ Pemilik
Pemilik BNI merupakan para pemegang saham karena BNI adalah perusahaan
publik. Pemegang saham terbesar masih merupakan pemerintah RI yang
diwakili oleh Departemen Keuangan.
♦ Sumber daya
♦ Manusia
Yaitu semua karyawan yang dimiliki oleh BNI meliputi para karyawan
yang terdapat di cabang-cabang di seluruh Indonesia, kantor wilayah
dan kantor besar.
42
♦ Aktiva
Yaitu semua aktiva yang dimiliki oleh BNI dalam rangka menunjang
pelayanannya kepada para pelanggan. Aktiva ini termasuk gedung dan
teknologi yang dimiliki.
♦ Infrastruktur legal
Yaitu pengaturan dari BI dan pemerintah tentang bank, serta
hak/kewajiban yang timbul dari terjadinya transaksi dengan pelanggan
sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya.
♦ Pelanggan
Sesuai dengan bisnis BNI, maka pengelompokan pelanggan biasanya dibagi
berdasarkan aktivitas yang dilayani, yaitu terbagi atas pelanggan untuk dana,
pinjaman dan jasa-jasa.
♦ Kompetitor
Kompetitor yang berada dalam industri yang sama, yaitu semua bank yang
memfokuskan diri pada kegiatan Corporate Banking, Retail Banking dan
International Banking. Untuk menghadapi kompetitor tersebut, BNI secara
kontinyu memantau perkembangan perbankan serta mengumpulkan informasi
mengenai kompetitor.
♦ Operasi
Fungsi operasi di BNI berkaitan dengan penyelenggaraan aktivitas dan
membangun relasi dengan pelanggan. Secara umum, aktivitas di dalam
perusahaan dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu aktivitas utama dan
aktivitas pendukung. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas utama
43
adalah kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap pelanggan, baik
nasabah, peminjam maupun pengguna jasa, sedangkan aktivitas pendukung
adalah kegiatan yang memberikan dukungan operasional.
♦ Manajemen
Fokus utama dari manajemen saat ini adalah memformulasikan strategi ke
depan,
menjaga
kepuasan
serta
hubungan
dengan
nasabah,
dan
mempertahankan komitmennya untuk meningkatkan profesionalisme dan
kesejahteraan pegawai.
♦ Nilai
Nilai yang diharapkan BNI diperoleh dari pelanggan adalah pendapatan bunga
dan komisi, sedangkan nilai yang diharapkan pelanggan dari BNI adalah
pelayanan yang bersaing dan profesional serta keamanan dari dana nasabah.
3.1.5. Permasalahan yang Dihadapi
Sesuai dengan strategi utama Bank BNI untuk memenuhi visi dan misinya, maka
Bank BNI secara kontinyu melakukan pengembangan di bidang teknologi serta
mengevaluasi masalah yang ada dan bagaimana masalah tersebut dapat diselesaikan
dengan baik.
Berdasarkan pengumpulan data dari wawancara lisan dengan jajaran eksekutif,
beberapa staf yang pernah bekerja sebagai kepala cabang, divisi teknologi, berbagai
divisi terkait di BNI serta penelitian terhadap dokumen-dokumen pendukung, maka
masalah-masalah BNI dapat diringkaskan sebagai berikut:
1. Waktu para staf cabang 30% dihabiskan untuk pembuatan laporan, karena
kebutuhan laporan yang sangat beragam.
44
2. Data historis tidak ada sehingga menyulitkan bila hendak dilakukan analisis.
3. Terjadinya pulau-pulau informasi di divisi-divisi.
Melihat masalah-masalah yang ada, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan
oleh BNI adalah dengan melakukan implementasi khasanah data, karena:
• Dengan tersedianya khasanah data, maka laporan yang beragam dapat dibuat
oleh masing-masing user dengan menggunakan EIS/DSS tools yang tersedia dan
user-friendly. Selain itu, untuk laporan maupun analisis yang tidak baku, dapat
menggunakan OLAP tools yang banyak tersedia dan mempunyai fasilitas untuk
melakukan hal tersebut.
• Basis data OLTP memang sebaiknya tidak menyimpan data historis, karena akan
mempengaruhi kinerja sistem aplikasi. Oleh karena itu, dengan adanya khasanah
data, maka data historis akan dapat disimpan tanpa khawatir akan mengganggu
sistem operasional yang berjalan. Melalui khasanah data inilah, berbagai analisis
dapat dilakukan.
• Pulau-pulau informasi yang terjadi, adalah karena tidak adanya satu sumber data
yang seragam bagi semua pihak yang memerlukan. Dengan adanya khasanah
data, maka data dari berbagai tempat penyimpanan yang tidak terintegrasi, akan
dimasukkan ke dalam khasanah data, tentunya setelah melalui proses
transformasi terlebih dahulu. Selanjutnya, maka eksekutif dapat memperoleh
gambaran yang utuh dari aktivitas yang terjadi di BNI.
45
3.2.
Pengumpulan Data
3.2.1. Daftar Divisi Yang Membutuhkan Informasi Dari Branch Banking
Secara keseluruhan di kantor besar, ada sembilan divisi yang membutuhkan
informasi branch banking berkenaan dengan aktivitas pinjaman dan dana. Di bawah ini
akan diberikan uraian singkat mengenai fungsi dari masing-masing divisi tersebut:
Tabel 3.1. Divisi Yang Membutuhkan Informasi Sehubungan Dengan Branch Banking
Divisi
Fungsi
Hubungan
HLB bertugas untuk menjaga hubungan dengan nasabah korporasi
Lembaga (HLB)
pemerintah, baik untuk mencari dana dari nasabah pemerintah maupun untuk
memonitor pinjaman nasabah pemerintah.
Pengontrolan
PKR bertugas untuk memonitor kredit secara keseluruhan, mulai dari retail,
Kredit (PKR)
middle sampai korporasi.
Pemasaran
PMR bertugas untuk memperluas pasar retail dan bertanggung jawab untuk
Retail (PMR)
memberikan kebijaksanaan bagi produk BNI (mis: Taplus, Credit Card).
Pembinaan
PBN bertugas untuk memonitor nasabah middle secara lebih spesifik,
Bisnis
Middle termasuk perkembangan dana dan pinjaman nasabah middle, serta arah dari
(PBN)
bisnis middle.
Pembinaan
PBN bertugas untuk memonitor nasabah retail secara lebih spesifik, termasuk
Bisnis
Retail perkembangan dana dan pinjaman nasabah retail, serta arah dari bisnis retail.
(PBE)
Korporasi
KPS/KPD bertugas untuk memonitor nasabah korporasi bukan pemerintah
Satu/Dua
(swasta).
(KPS/KPD)
Customer
Analysis
CAU bertugas untuk menganalisis kinerja serta memelihara hubungan dengan
Unit nasabah korporasi bukan pemerintah (swasta).
(CAU)
Divisi
Kredit DKS bertugas untuk mengawasi/memonitor pinjaman, terutama pinjaman
46
Khusus (DKS)
Sindikasi
yang bermasalah / telah dihapusbukukan.
Jasa SJK mempunyai empat fungsi utama:
Keuangan (SJK)
Bisnis sindikasi (hanya untuk nasabah korporasi), yaitu mengadministrasikan
dan memonitor pinjaman sindikasi.
Dana Pensiun, mengumpulkan dana pensiun dari klien, dan kemudian
menginvestasikannya sesuai pilihan anggota.
Investasi, melakukan bisnis investasi seperti menjadi agen atau menjadi
perwalian bagi perusahaan yang ingin menerbitkan saham atau obligasi.
Kustodian, menyimpan fisik saham dan melakukan transaksi sesuai
permintaan nasabah.
3.2.2. Ringkasan
Informasi
Yang
Dibutuhkan
Sehubungan
Dengan
Pinjaman dan Dana
Setelah mengetahui fungsi dari masing-masing divisi yang membutuhkan
informasi dari branch banking, maka selanjutnya dikumpulkan data mengenai informasi
pinjaman dan dana yang dibutuhkan divisi-divisi tersebut dalam rangka menjalankan
fungsinya.Adapun data yang berhasil dikumpulkan dari masing-masing divisi tersebut
disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2. Ringkasan Informasi Dana dan Pinjaman Yang Dibutuhkan
Divisi
Informasi Pinjaman
HLB
Posisi saldo, kolektibilitas, sektor Posisi saldo untuk dana korporasi dari
ekonomi
dari
Informasi Dana
pinjaman
untuk institusi
nasabah korporasi pemerintah.
PKR
Posisi
berbagai
kolektibilitas,
macam
berbagai
pemerintah,
contohnya:
giro,
deposit on call, deposito.
saldo,
macam
sektor, berbagai macam kepemilikan
dari seluruh pinjaman.
PMR
Posisi
pinjaman
nasabah
ditinjau dari berbagai sisi.
retail Posisi dana nasabah retail ditinjau dari
berbagai sisi.
47
PBN
Posisi pinjaman nasabah middle Posisi dana nasabah middle ditinjau dari
PBR
ditinjau dari berbagai sisi.
berbagai sisi.
♦ Pertumbuhan produk
♦ Pertumbuhan produk
♦ Kredibilitas nasabah
♦ Kredibilitas nasabah
♦ Dominasi nasabah (pemerintah ♦ Dominasi nasabah (pemerintah dan non
pemerintah)
dan non pemerintah)
KP1/KP2
Aktivitas pinjaman untuk nasabah Aktivitas dana dari nasabah korporasi bukan
korporasi bukan pemerintah
CAU
pemerintah
Aktivitas pinjaman untuk nasabah Aktivitas dana dari nasabah korporasi bukan
korporasi bukan pemerintah
DKS
♦ Posisi
kolektibilitas
pemerintah
kredit
nasabah
♦ Pinjaman
yang
telah
penjualan
jaminan
dihapusbukukan
♦ Aktivitas
kredit
SJK
Aktivitas pinjaman sindikasi
Aktivitas giro dan deposito per nasabah SJK
3.2.3. Proses Pelaporan Dari Cabang ke Kantor Besar
Proses pelaporan dari cabang selama ini mempunyai tiga cara yang berbeda-beda.
Ketiga cara tersebut akan diterangkan selanjutnya di bawah ini.
48
Cabang
OLTP
Laporan
Cabang
Spreadsheet
Kantor Wilayah
Spreadsheet
Hardcopy
Spreadsheet
Laporan
HO
Kantor Besar
Gambar 3.3. Proses Pelaporan Satu
Gambar di atas menunjukkan variasi pertama dari proses pelaporan cabang ke
kantor pusat. Tahapannya adalah sebagai berikut:
•
Sistem OLTP mengeluarkan laporan untuk staf cabang. Berdasarkan hardcopy dari
laporan ini, maka para staf cabang akan memasukkan kembali laporan ke
spreadsheet, kemudian dimasukkan ke disket untuk selanjutnya dikirim ke kantor
wilayah.
•
Kantor wilayah akan menggabungkan semua disket dari cabang yang berada di
wilayahnya, kemudian mengeluarkan laporan untuk kepentingan kantor wilayah
tersebut, serta mengirimkan disket ke kantor pusat.
•
Kantor pusat akan menggabungkan semua disket dari semua wilayah dan kemudian
mengeluarkan laporan untuk keperluannya.
49
Cabang
OLTP
Dokumen
External
Eksternal
Documents
Spreadsheet
Hardcopy
Kantor Wilayah
Spreadsheet
Kantor Pusat
Spreadsheet
Laporan
HO
Gambar 3.4. Proses Pelaporan Dua
Gambar di atas menunjukkan variasi kedua dari proses pelaporan cabang ke
kantor pusat. Tahapannya adalah sebagai berikut:
•
Sistem OLTP mengeluarkan laporan untuk staf cabang. Berdasarkan hardcopy dari
laporan ini ditambah dengan data eksternal OLTP yang diperlukan, maka para staf
cabang akan memasukkan kembali laporan ke spreadsheet, kemudian dimasukkan ke
disket dan dicetak dalam hardcopy untuk selanjutnya dikirim ke kantor wilayah.
•
Kantor wilayah akan menggabungkan semua disket dari cabang yang berada di
wilayahnya, kemudian mengeluarkan laporan untuk kepentingan kantor wilayah
tersebut, serta mengirimkan disket ke kantor pusat.
•
Kantor pusat akan menggabungkan semua disket dari semua wilayah dan kemudian
mengeluarkan laporan untuk keperluannya.
50
Cabang
Dokumen
External
Eksternal
Documents
Spreadsheet
Hardcopy
Kantor Wilayah
Spreadsheet
Hardcopy
Spreadsheet
Laporan
HO
Kantor Pusat
Gambar 3.5. Proses Pelaporan Tiga
Gambar di atas menunjukkan variasi ketiga dari proses pelaporan cabang ke
kantor pusat. Tahapannya adalah sebagai berikut:
•
Berdasarkan data eksternal OLTP yang diperlukan, maka para staf cabang akan
membuat laporan ke spreadsheet, kemudian dimasukkan ke disket dan dicetak dalam
hardcopy untuk selanjutnya dikirim ke kantor wilayah.
•
Kantor wilayah akan menggabungkan semua disket dari cabang yang berada di
wilayahnya, kemudian mengeluarkan laporan untuk kepentingan kantor wilayah
tersebut, serta mengirimkan disket ke kantor pusat.
•
Kantor pusat akan menggabungkan semua disket dari semua wilayah dan kemudian
mengeluarkan laporan untuk keperluannya.
51
3.3.
Teknik Pembahasan
Analisis serta perancangan khasanah data akan disajikan dalam metodologi
sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
•
Pemilihan strategi implementasi
•
Pemilihan metodologi pengembangan
Kebutuhan (Requirements)
•
•
•
Analisis
Pendefinisian kebutuhan pemilik (Owner’s Requirements)
•
Penetapan subyek area
•
Penetapan level detil (granularity)
•
Penetapan dimensi (dimensions)
Pendefinisian kebutuhan arsitek (Architect’s Requirements)
•
Arsitektur data
•
Arsitektur aplikasi
•
Arsitektur teknologi
Pendefinisian kebutuhan end-user (End-User’s Requirements)
•
Alur kerja (workflow)
•
Kebutuhan query / pelaporan
52
•
Pembuatan model data logical
•
Pendefinisian proses yang dibutuhkan untuk menghubungkan sumber data, khasanah
data, dan tools akses dari end-user secara bersama-sama.
Desain
•
Desain detil dari arsitektur data
•
Mengembangkan data model physical untuk basis data khasanah data.
•
Melakukan pemetaan dari data model physical untuk sumber data ke data
model physical dari khasanah data
•
Desain detail dari arsitektur aplikasi
•
Proses internal dari sumber data yang berhubungan dengan pembersihan atau
pengambilan data dan proses secara bertahap dari sumber data ke khasanah
data
•
Proses internal dari khasanah data dan digunakan untuk tujuan pemeliharaan
•
Proses yang menghubungkan khasanah data ke tools end user
Download