I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Peningkatan produksi pangan dengan laju yang tinggi dan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat. Terpenuhinya kebutuhan pangan akan mampu dicapai dengan adanya optimasi produktivitas padi sawah. Optimasi tersebut ditandai oleh introduksi varietas unggul padi yang responsif terhadap pemupukan dan irigasi. Pengendalian hama dan penyakit tanaman diupayakan dengan aplikasi pestisida. Di satu sisi, peningkatan usaha tani padi terbukti mampu meningkatkan produksi pangan nasional. Namun di sisi lain telah menyebabkan munculnya permasalahan lingkungan sebagai dampak aplikasi pupuk dan pestisida kimia. Permasalahan tersebut berupa pencemaran lahan, air, dan lingkungan dari residu pupuk dan pestisida yang diaplikasikan secara berlebihan, serta sebagai penghasil gas rumah kaca (GRK). GRK yang memiliki kontribusi besar dalam pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2), nitrous oksida (N2O), dan gas metana (CH4). Gas rumah kaca (GRK) yang terbentuk di lahan sawah dilaporkan ikut menyumbang terhadap pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim (Las, 2007). Pada skala global, pemanfaatan lahan pertanian telah berkontribusi sekitar 15 - 16 % dari seluruh emisi GRK (Rachman, 2007; Dalal et al., 2003). Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu: (a) naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer, (b) berubahnya pola curah hujan dan makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrem (anomali iklim), dan (c) naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara utara (Rachman, 2007). Saat ini, sudah diketahui oleh semua pihak bahwa lahan pertanian melepaskan emisi GRK yang secara tidak langsung berkontribusi terhadap pemanasan global. Tetapi di sisi lain bagaimana potensi rosot GRK dari 1 lahan pertanian belum pernah dikaji. Hasil penelitian dari Balingtan 2008 menunjukkan bahwa sistem Pengelolaan Tanaman Padi Terpadu (PTT) dengan cara pengairan berselang (intermittent) menunjukkan adanya absorpsi GRK yang signifikan. Hasil penelitian ini masih bersifat primordial mengingat dinamika emisi GRK yang sangat berfluktuatif dari musim ke musim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika emisi dan absorpsi GRK dari berbagai cara pengelolaan tanaman padi pada tanah Aeric Eutropept, Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Musim tanam yang diteliti meliputi Musim Kering (MK) dan Musim Hujan (MH). 1.2. Tujuan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah : 1. Memperoleh data emisi GRK dan kontribusi pada berbagai sistem pengelolaan tanaman padi MK 2009. 2. Memperoleh data neraca karbon pada berbagai sistem pengelolaan tanaman padi MK 2009. 3. Menentukan sistem pengelolaan tanaman padi MK 2009 yang mempunyai produktivitas tinggi dengan emisi GRK rendah. 4. Menentukan kontribusi CO2, CH4, dan N2O terhadap Global Warming Potential (GWP) pada MK 2009. 5. Mempelajari dinamika emisi GRK dari MK 2008, MH 2008, dan MK 2009. 2