ANESTETIK LOKAL LIDOKAIN JENIS OBAT ANESTESI

advertisement
ANESTETIK LOKAL LIDOKAIN
JENIS OBAT ANESTESI LOKAL
Obat anestesi lokal diklasifikasikan menjadi dua golongan berdasarkan
struktur molekul, yaitu golongan amida dan ester (tabel 1). Masing-masing
golongan mempunyai kaitan pada struktur kimianya
Golongan amida, meliputi bupivakain, dibukain, etidokain, lidokain,
mepivakain dan prilokain. Golongan ini dihidrolisis oleh enzim mikrosom hepar
dan diekskresikan melalui ginjal. Golongan ester, meliputi benzokain,
kloroprokain, kokain, prokain dan tetrakain. Golongan ini dihidrolisis di dalam
plasma dan hepar oleh enzim pseudokolinesterase dan diekskresikan melalui
ginjal.
Jenis
Nama
dagang
Penggunaan
potensi
Onset
(menit)
pKa
Durasi
( jam )
Dosis
maksimum
Dosis
maksimum
+ epinefrin
Amida
Bupivakain
Dibukain
Etidokain
Lidokain
Mepivakain
Prilokain
Prilokain/lidokain
Marcaine
Nupercain
Duranest
Xylocaine
Carbocaine
Citanest
EMLA
Infiltrasi
Topikal
Infiltrasi
Infiltrasi/topikal
Infiltrasi
Infiltrasi
topikal
8
2-10
cepat
3-5
cepat
3-20
cepat
30120
8,1
3-10
singkat
3-10
1-2
2-3
2-4
singkat
175 mg
250 mg
300 mg
300 mg
300 mg
400 mg
400 mg
500 mg
400 mg
600 mg
Ester
Benzokain
Kloroprokain
Kokain
Prokain
Proparakain
Tetrakain
Tetrakain
Anbesol
Nesacaine
Topikal
Infiltrasi
Topikal
Infiltrasi
Topikal
Infiltrasi
topikal
600 mg
200 mg
500 mg
600 mg
Novocaine
Ophthaine
Pontocaine
Cetacaine
6
2
2
2
1
1
8
Cepat
Cepat
2-10
lambat
cepat
lambat
cepat
7,7
7,7
8,9
8,51
Singkat
0,5-2
1-3
1-1,5
singkat
2-3
singkat
20-50 mg
Anestetik lokal atau zat-zat penghalang rasa adalah obat yang pada
penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impus-impuls saraf ke
sistem saraf pusat dan demikian menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas,
1
atau dingin. Anestetik lokal pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang
diperoleh dari daun suatu tumbuhan alang-alang di pegunungan Andes (Peru),
yang pertama kali digunakan sebagai penghilang rasa nyeri pada pengobatan
mata, kemudian pada kedokteran gigi. Sejak tahun 1892 dikembangkan anestetik
lokal secara sintesis dan ditemukan prokain dan benzokain pada tahun 1905, yang
disusul oleh banyak derivat lain seperti tetrakain, butkain, dan chincokain.
Kemudian muncul anestetik lokal seperti lidokain (1947), mepivakain (1957),
prilokain (1963), dan bupivakain (1967).
Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama
untuk anestesi permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat
yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi
terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama, dan lebih ekstensif daripada yang
ditimbulkan oleh prokain.
Lidokain ialah obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang
kedokteran oleh karena mempunyai awitan kerja yang lebih cepat dan bekerja
lebih stabil dibandingkan dengan obat – obat anestesi lokal lainnya. Obat ini
mempunyai kemampuan untuk menghambat konduksi di sepanjang serabut saraf
secara reversibel, baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom.Kerja obat
2
tersebut dapat dipakai secara klinis untuk menyekat rasa sakit dari – atau impuls
vasokonstriktor menuju daerah tubuh tertentu.
Lidokain mampu melewati sawar darah otak dan diserap secara cepat dari
tempat injeksi. Dalam hepar, lidokain diubah menjadi metabolit yang lebih larut
dalam air dan disekresikan ke dalam urin. Absorbsi dari lidokain dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain tempat injeksi, dosis obat, adanya vasokonstriktor,
ikatan obat – jaringan, dan karakter fisikokimianya.
Anestesi lokal diubah di dalam hati atau plasma menjadi metabolitmetabolit yang larut air, kemudian diekskresikan dalam urin. Oleh karena
anestetika lokal dalam bentuk yang tidak bermuatan berdifusi dengan cepat
melalui lipid, maka sedikit sekali atau tidak sama sekali dari bentuk netral yang
akan diekskresi dalam urin. Pengasaman urin akan meningkatkan ionisasi dari
basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang lebih larut air, yang lebih mudah
diekskresi karena tidak mudah mengalami reabsorpsi oleh tubulus ginjal.
Mekanisme Kerja Anestetik Lokal
Anestesi lokal mengganggu fungsi saluran ion di dalam membran sel
neuron mencegah transmisi potensial aksi saraf. Hal ini diduga terjadi melalui
pengikatan spesifik dari molekul anestesi lokal (dalam bentuk terionisasi mereka)
untuk saluran natrium, menahan mereka dalam keadaan tidak aktif sehingga
depolarisasi lebih lanjut dapat terjadi. Efek ini dimediasi dari dalam sel, sehingga
anestesi lokal harus melintasi membran sel sebelum dapat mengerahkan efeknya.
Mekanisme kedua juga berpikir untuk beroperasi, melibatkan gangguan fungsi
3
saluran ion oleh penggabungan molekul anestesi lokal ke dalam membran sel
(teori ekspansi membran). Ini adalah pemikiran yang akan dimediasi terutama
oleh bentuk serikat bertindak dari luar neuron. Serat saraf berbeda dalam
kepekaan mereka untuk anestesi lokal. Serabut saraf kecil lebih sensitif dari
serabut saraf besar sementara serat myelinated diblokir sebelum serat nonmyelinated dari diameter yang sama. Dengan demikian hilangnya fungsi saraf
sebagai hasil hilangnya rasa sakit, temperatur, sentuhan, proprioception, dan
kemudian otot rangka. Inilah sebabnya mengapa orang masih dapat merasakan
sentuhan tetapi tidak sakit saat menggunakan anestesi lokal.
LIDOCAINE
Lidocaine (XYLOCAINE, dan lain-lain), yang diperkenalkan pada tahun
1948, sekarang merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam
bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna
untuk infiltrasi dan memblokir syaraf (nerve block).
Aksi Farmakologi
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan
merupakan anastesi lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama.
Tidak seperti prokain, senyawa ini merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan
merupakan anggota prototipikal golongan anestetik lokal amida. Lidokain adalah
pilihan alternatif untuk individual yang sensitif terhadap anestesi lokal tipe ester.
Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac arrhytmias dan tahanan
4
jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut, tetapi tidak
digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
Farmakodinamik
Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari
saluran gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika
digunakan tanpa vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju
absorbsinya, sehingga toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang.
Disamping sediaan untuk injeksi, tersedia sistem pengantaran obat bebas jarum
(needle-free drug-delivery system) untuk larutan dari lidocaine dan epinephrine
(IONTOCAINE). Sistem ini secara umum digunakan untuk prosedur dermal dan
menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.
Lidocaine didealkylasi pada hati oleh CYPs menjadi monoethylglycine
xylidide dan glycine xylidide, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi
monoethylglycine dan xylidide. Keduanya, monoethylglycine xylidide dan
glycine xylidide menahan aktivitas anastesi lokal. Pada manusia, sekitar 75% dari
xylidide diekskresikan lewat urin sebagai metabolit lebih lanjut 4-hydroxy-2, 6dimethylaniline.
Toksisitas
Efek samping dari lidokain diperlihatkan dengan adanya peningkatan dosis
diantaranya mengantuk, tinnitus, dysgeusia, pusing, dan kejang. Jika dosis
meningkat, akan terjadi serangan jantung, koma, serta depresi dan henti
pernafasan. Depresi kardiovaskular yang signifikan secara klinik biasanya terjadi
5
pada level serum lidocaine yang menghasilkan efek SSP yang nyata. Metabolit
dari monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide dapat berperan pada
beberapa efek samping tersebut.
Penggunaan Klinik
Lidokain memiliki indeks terapi yang luas dari penggunaan klinik sebagai
anestesi lokal ; ini digunakan pada sebahagian besar aplikasi ketika diperlukan
anestesi lokal dari durasi tingkat menengah. Lidocain sering digunakan sebagai
agen antiarrhytmia.
Inkompabilitas
Lidokain dilaporkan inkompatibel dengan larutan amfoterisin B, na
Sulfadiazin, na metohexital, na fenitoin dan na cefazolin.
Efek samping
1. Pada SSP
Adanya reaksi psikotik dilaporkan terjadi pada 6 pasien dengan pemberian
lidokain IV untuk pengobatan penyakit jantung. Pada kasus lain pasien
mengalami gejala ataxia serebral setelah penggunaan lidokain topikal untuk
endoskopi.
Obat anestesi lokal dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat (SSP),
kelelahan dan tremor, serta kejang klonik. Secara umum, obat anestesi lokal yang
lebih poten lebih cepat menyebabkan kejang. Stimulasi diikuti oleh depresi SSP
dapat menyebabkan
kematian yang biasanya disebabkan oleh kegagalan
pernafasan.1
6
Gejala stimulasi diikuti depresi SSP disebabkan obat anestesi lokal
menekan aktifitas neuron pada fase eksitasi. Penggunaan obat anestesi secara
sistemik dengan cepat dapat menyebabkan kematian dengan atau tanpa tanda awal
stimulasi SSP. Konsentrasi obat mungkin meningkat secara cepat sehingga
mencapai seluruh saraf yang tertekan secara simultan. Jalan nafas harus
diperhatikan dan pemberian oksigen merupakan langkah terapi terpenting pada
intoksikasi lanjut. Benzodiazepin atau barbiturat intravena merupakan obat pilihan
untuk mencegah dan menghilangkan kejang.1
Keluhan yang sering ditemukan pada penggunaan obat anestesi lokal
adalah mengantuk, sedangkan lidokain dapat menyebabkan euforia dan kejutan
otot. Lidokain dan prokain dapat menyebabkan kehilangan kesadaran yang
ditandai dengan gejala sedasi. Kokain secara khusus mempengaruhi tabiat dan
perilaku, oleh karena itu kokain sering disalahgunakan.1
2. Pada kulit
Eritema dan pigmentasi pada bibir atas terjadi pada anak-anak setelah
infiltrasi dental lokal dari lidokain. Eritema juga terjadi setelah pemberian topikal
pada beberapa formula lidokain seperti transdermal patch.
3. Kehamilan
Efek samping serius dari anestesi epidural jarang terjadi tetapi lidokain
mungkin memberikan efek transientpada sistem auditory neonatal.
7
4. Vasovagal
Vasovagal merupakan efek samping anestesi karena stimulasi N. Vagus,
hal ini disebabkan peningkatan tonus saraf parasimpatis. Manifestasi reaksi
vasovagal adalah rasa cemas, nyeri kepala, sinkop, diaforesis, bradikardi dan
hipotensi. Posisi trendelenburg dapat mengurangi gejala vasovagal dengan cepat,
sedangkan untuk menghindari reaksi vasovagal dianjurkan dalam posisi
berbaring.2
5. Sistem kardiovaskuler
Obat anestesi lokal mempengaruhi sistem kardiovaskuler karena absorbsi
sistemik. Tempat kerja utama obat anestesi lokal adalah pada miokardum yaitu
dengan cara menurunkan eksitasi listrik, frekuensi konduksi, dan kekuatan
kontraksi. Kebanyakan obat anestesi lokal menyebabkan dilatasi arteriol. Efek
terhadap kardiovaskuler biasanya ditemukan pada konsentrasi tinggi dalam
sirkulasi. Dosis tinggi obat anestesi lokal dapat menyebabkan kolaps
kardiovaskuler dan kematian, hal ini disebabkan karena pengaruhnya pada
pacemaker atau awitan mendadak fibrilasi ventrikel. Bupivakain dapat
menyebabkan takikardi dan fibrilasi ventrikel. Lidokain dan prokain dapat juga
digunakan sebagai obat antiaritmia.1
6. Otot polos
Obat anestesi lokal menekan kontraksi otot polos usus, dan menyebabkan
relaksasi otot polos pembuluh darah dan bronkus, meskipun pada konsentrasi
rendah awalnya menyebabkan kontraksi. Obat anestesi lokal dapat meningkatkan
bising usus dan menurunkan kontraksi otot uterus.1
8
7. Neuromuscular junction dan ganglion sinapsis
Obat anestesi lokal mempengaruhi transmisi pada neuromuscuaer junction.
Sebagai contoh, prokain dapat menghambat respons otot skeletal pada motorneuron dan terhadap asetilkolin pada konsentrasi di mana otot memberi respons
secara normal oleh rangsangan listrik secara langsung; efek tersebut disebabkan
hambatan pada kanal ion reseptor asetilkolin karena konsentrasi tinggi obat
anestesi lokal.1
8. Hipersensitifitas terhadap obat anestesi lokal.
Obat anestesi lokal jarang menyebabkan reaksi hipersensitifitas. Reaksi
dapat berupa dermatitis kontak alergika atau berupa serangan asma. Reaksi alergi
harus dibedakan dengan efek samping toksik atau akibat vasokonstriktor yang
ditambahkan pada obat anestesi lokal. Reaksi hipersensitivitas sering ditemukan
akibat obat anestesi lokal golongan ester dan turunannya. Sebagai contoh,
individu yang sensitif terhadap prokain juga bereaksi terhadap obat anestesi lokal
dengan struktur kimia yang sama, misalnya tetrakain, serta metabolitnya.
Golongan
amida
jarang
menyebabkan
reaksi
hipersensitifitas,
kecuali
metilparaben. Obat anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor juga dapat
menyebabkan reaksi alergi karena mengandung sulfida.
9
PERHATIAN
Sebagai anestesi lokal
Umumnya lidokain tidak diberikan pada pasien yang hipovolaemia, dan
seharusnya menjadi perhatian pada jika digunakan pada pasien dengan gagal
jantung kongestif, bradikardi atau depresi pernapasan. Lidokain dimetabolisme
dihati dan harus diperhatikan pemberian pada pasien yang mengalami kerusakan
hati. T1/2 lidokain mungkin diperpanjang pada kondisi kurangnya aliran darah
hati seperti gagal jantung atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain mungkin
berakumulasi dengan pasien yang mengalami kerusakan ginjal. Injeksi IM
lidokain mungkin meningkatkan konsentrasi kreatinin fosfokinase yang dapat
mengganggu diagnosa dari Infark myocard akut.
Ibu menyusui
Tidak ditemukan efek samping pada bayi yang ibunya menggunakan lidokain.
Kerusakan serebrovaskular
Lidokain 5 mg/kg infus IV sekitar 30 menit menyebabkan berkurangnya aliran
darah otak sebanyak 12% dan akan kembali normal dalam 60 menit. Aliran darah
otak pada pasien dengan diabetes lebih rendah dari pada orang yang sehat tetapi
kurang
berefek
dengan
infus
lidokain,
terjadi
penurunan
reaktivitas
serebrovaskular.
Gangguan ginjal
Farmakokinetik lidokain dan metabolitnya tidak berefek pada pasien dengan
gangguan ginjal tetapi akumulasinya terjadi selama infus 12 jam atau lebih.
10
Merokok
Efek merokok terhadap lidokain belum jelas. Penelitian pada beberapa pasien
menunjukkan penurunan bioavailabilitas sistemik.
INTERAKSI
Klirens lidokain dapat berkurang oleh propranolol dan simetidin. Efek
depresi jantung lidokain bersifat aditif dengan beberapa beta bloker dan
antiaritmia. Efek aditif kardiak dapat terjadi ketika lidokain diberikan dengan
fenitoin IV. Bagaimanapun penggunaan jangka panjang fenitoin dan penginduksi
enzim lainnya dapat meningkatkan pemberian dosis lidokain. Hipokalemia terjadi
pada penggunaan lidokain dengan asetazolamid, diuretik loop, dan antagonis
tiazid.
Antiaritmia
Toksisitas lidokain muncul pada penggunaan sediaan oral mengandung lidokain
pada pasien yang mendapatkan mexiletin.
Antiepilepsi
Studi pada subjek sehat dan pasien epilepsi menunjukkan bahwa penggunaan
lama dari obat fenitoin atau barbiturat dapat meningkatkan pemberian dosis
lidokain karena induksi enzim mikrosomal. Fenitoin juga dapat meningkatkan
konsentrasi plasma dari α1-acid glycoprotein dan hal tersebut mengurangi
konsentrasi obat bebas lidokain dalam plasma. Efek depresi kardiak lidokain
sangat berbahaya dengan adanya fenitoin IV.
11
Beta blockers
Peningkatan signifikan konsentrasi lidokain dalam plasma terjadi dengan
propranolol,karena mengurangi klirens lidokain dari plasma. Interaksi sama
terjadi pada nadolol dan metoprolol meskipun pada beberapa studi metoprolol
tidak mempengaruhi farmakokinetik lidokain.
Antagonis H2
Simetidine mengurangi metabolisme hepatik lidokain. Juga dapat mengurangi
klirens lidokain karena penurunan aliran darah hepatik. Peningkatan signifikan
dari konsentrasi lidokain dalam plasma telah dilaporkan.
Anestesi Lokal
Bupivacin dapat mengurangi jumlah lidokain yang berikatan pada α1-acid
glycoprotein
12
Download