www.bpkp.go.id Jakarta, 9 Nopember 1983 Nomor Lampiran Perihal : S-182/K/1983 : : Koordinasi Antara Aparat Pengawasan. Kepada Yth. Bapak MENTERI DALAM NEGERI di JAKARTA Sehubungan dengan surat Bapak tertanggal 6 Oktober 1983 nomor 700/1305/A4/IJ kepada Bapak Menko Ekuin dan Wasbang, dengan ini kami sampaikan bahwa surat tersebut bertepatan waktunya dengan kegiatan kami sedang mempersiapkan bahan-bahan guna penyusunan petunjuk MENKO EKUIN DAN WASBANG kepada seluruh aparat pengawasan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka pembuatan Program Kerja Pengawasan Tahunan, Tahun 1984/1985. Oleh sebab itu kami pertama-tama mengucapkan terima kasih atas pendapat dan saran yang sangat berharga dalam rangka lebih meningkatkan daya guna dan ha sil guna pelaksanaan pengawasan dalam tubuh pemerintahan pada khususnya maupun di negeri kita pada umumnya. Selanjutnya kami dapat mengemukakan bahwa Keppres No. 31 Tahun 1983 dan Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan sangat menekankan sekali perlunya peningkatan koordinasi pengawasan dalam tubuh pemerintahan sebagai syarat utama bagi keberhasilan pengawasan. Koordinasi tersebut bukan hanya dalam perumusan kebijakan pengawasan, melainkan juga dalam pelaksanaan pengawasan dan segi-segi teknis pengawasan, seperti kegiatan peningkatan mutu tenaga pengawas dan kegiatan peningkatan mutu hasil- hasil pengawasan. Sehubungan dengan adanya penekanan kepada aspek-aspek koordinatif tersebut, langkahlangkah yang akan ditempuh dalam rangka merealisasikan kebijakan Pemerintah di bidang pengawasan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Program kerja pengawasan tahunan dari masing- masing aparat Pengawasan Pemerintah Pusat dan Daerah akan disusun secara bersama-sama dengan koordinasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan berdasarkan pedoman penyusunan program kerja pengawasan dari MENKO EKUIN DAN WASBANG. Pedoman tersebut pada intinya memberikan penggarisan mengenai sasaran-sasaran pengawasan yang perlu dicapai disertai bidang-bidang yang perlu dicakup dalam pengawasan serta dengan memberikan kesempatan kepada setiap aparat pengawasan fungsional untuk memasukkan dalam rencana kerjanya petunjuk-petunjuk pengawasan yang ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Instansi dan Kepala Daerah. Dengan demikian, seperti misalnya bagi Departemen Dalam Negeri, tetap dapat ditampung dalam rencana pengawasan Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Wilayah Propinsi rencana pemeriksaan khusus yang diperlukan sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan seorang Kepala Daerah dan pemeriksaan khusus lainnya. Dalam hubungannya dengan pemeriksaan khusus ini, Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 juga membuka kemungkinan dibentuk team pengawas gabungan beranggotakan beberapa aparat pengawasan fungs ional di bawah pimpinan pejabat BPKP, apabila hal semacam itu dianggap perlu. 2. Rencana pengawasan akan disusun dengan detail sampai kepada jadwal pelaksanaan pengawasan agar dapat mencegah “tabrakan” di lapangan antara satu aparat pengawasan dengan aparat pengawasan lainnya dan juga untuk mencegah bertubitubinya pengawasan terhadap satu bidang kegiatan saja. www.bpkp.go.id Dalam pedoman penyusunan usulan program kerja pengawasan tahunan akan ditekankan pula pentingnya rencana pengawasan menyajikan data mengenai jadwal pelaksanaan pemeriksaan. Dalam hal ini, kami mendukung perlunya ada tenggang waktu yang cukup antara satu pemeriksaan dengan pemeriksaan lainnya, misalnya tiga bulan seperti yang sudah menjadi konsensus di antara aparat pengawasan selama ini. 3. Perencanaan pengawasan di daerah juga mengikuti mekanisme yang sama, dan kami sependapat perlunya ada sinkronisasi antara rencana pengawasan di daerah dengan di pusat. Oleh karena itu, meskipun pengawasan di daerah rencana pengawasannya dikoordinasikan oleh Perwakilan BPKP Propinsi, namun seluruh rencana pengawasan di daerah tersebut disampaikan ke BPKP Pusat untuk diselaraskan dengan rencana pengawasan Pusat dalam rangka menghasilkan program kerja pengawasan seluruh aparat pengawasan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang terpadu 4. Dalam rangka meningkatkan upaya saling memberikan informasi di antara aparat pengawasan, maka tembusan hasil- hasil pemeriksaan BPKP akan disampaikan kepada Inspektorat Jenderal/Pimpinan Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Instansi lain sepanjang mengenai bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab pengawasan aparat pengawasan fungsional yang bersangkutan dan kepada Inspektorat Wilayah Kabupaten dan Kotamadya dan atau Inspektorat Wilayah Propinsi sepanjang mengenai satuan kerja/satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Di pihak lain, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983, hasil- hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional perlu disampaikan tembusannya kepada BPKP. Mengenai informasi lain yang perlu dipertukarkan di antara aparat pengawasan fungsional, kiranya kami masih perlu merumuskannya secara konkrit lebih lanjut. 5. Hasil- hasil pemeriksaan keuangan BPKP akan disampaiakan kepada Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan dalam Keppres No. 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Ketentuan ini mempunyai tujuan agar efektifitas aparat pengawasan dalam tubuh Pemerintah akan dapat meringankan pekerjaan BEPEKA sebagai aparat pengawasan ekstern yang mempunyai tugas menilai pertanggungjawaban pengelolaan Keuangan Negara secara keseluruhan. Demikian beberapa penjelasan yang dapat kami sampaikan mengenai rencana peningkatan koordinasi pengawasan dalam masa datang ini. Atas sumbangan pendapat dan saran Bapak sekali lagi kami mengucapkan terima kasih. KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, TTD Drs. GANDHI Tembusan Yth. 1. Bapak MENKO EKUIN DAN WASBANG (sebagai laporan). 2. Sdr. Deputi Bidang Perencanaan dan Analisa.