BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parenting merupakan bagian dari proses mendidik dengan baik dan menumbuh kembangkan potensi anak. Parenting adalah awal perkembangan pribadi dan jiwa seorang anak. Parenting yaitu sikap dan perilaku orang tua dalam membina kelangsungan hidup seorang anak dalam pertumbuhan, perkembangan, dan memberikan perlindungan anak secara menyeluruh baik fisik, sosial, maupun mental, serta spiritual yang berkepribadian. Menurut Darling & Steinberg, 1993 (Ningrum, 2015) gaya pengasuhan atau pola asuh didefinisikan sebagai sekumpulan sikap terhadap anak yang dikomunikasikan kepada anak dan menciptakan suasana emosional dalam mana perilaku-perilaku orang tua diekspresikan. Parenting didefinisikan sebagai sekumpulan sikap terhadap anak yang dikomunikasikan kepada anak dan menciptakan suasana emosional dalam mana perilaku-perilaku orang tua diekspresikan. Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh keluarga agar dapat meneruskan generasi orangtuanya. Pembelajaran kepada anak dimulai sejak usia dini, kondisi keluarga yang harmonis dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan anak. Perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh sikap, dan cara orang tua dalam mendidik anak-anaknya, keluarga yang positif dapat 1 1 Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 2 memenuhi segala kebutuhannya,baik secara fisik maupun psikis. Anak merupakan investasi yang sangat berharga bagi orangtua di masa depan. Semua orangtua pasti menginginkan anaknya sukses, oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan orangtua untuk mewujudkannya. Mualifah (2013), menyatakan bahwa anak merupakan investasi yang sangat berharga bagi orangtua di masa depan. Semua orangtua pasti menginginkan anaknya sukses, oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan orangtua untuk mewujudkannya. Mulai dari memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi oleh anak, memenuhi apa yang dibutuhkan sampai pada memberikan pendidikan kepada anak. Seorang anak yang sholeh dan sholehah adalah dambaan setiap orangtua namun, orangtua harus memiliki pengalaman dan kemampuan dalam mewujudkan anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, menjadi teladan bagi anak-anaknya, dan dapat memberi motivasi, perhatian, mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya. Keberhasilan seorang anak tidak terlepas dari pengasuhan atau metode yang diberikan oleh orantuanya. Pengasuhan secara islami akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak baik dan berjiwa islami, sedangkan pengasuhan yang keras akan membuat anak menjadi pribadi yang tidak taat agama dan berwatak tidak baik. Padjrin (2016), mengatakan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak sering sekali tidak diimbangi dengan pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Akibat kurangnya pengetahuan tersebut, mereka lupa akan tanggung jawab sebagai orang tua Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 3 dan mendidik pun dengan pola yang tidak dibenarkan dalam Islam. Fenomana kesalahan mengenai parenting anak saat ini sering sekali terjadi, seperti dengan kekerasan fisik dan mental, terlalu bebas, dan sebagainya. Orang tua sangat mempengaruhi perubahan perilaku atau kepribadian anaknya. Jika diasuh dengan memperhatikan pola asupan makanan dan mendidik yang benar maka akan mempengaruhi kepribadian anak menjadi anak yang soleh. Begitu juga sebaliknya, apabila dididik dengan kekerasan maka anaknya menjadi anak yang krisis kepercayaan, kurang dalam intelengensinya dan sebagainya. Hayat (2015) pendidikan Islam dalam parenting, harus dilakukan reaktualisasi diri, baik bagi orang tua maupun terhadap anak. Reaktualisasi dalam parenting adalah melakukan aktivitas transformasi pendidikan Islam kepada anak bukan lagi berdasarkan kebutuhan orang tua, namun lebih diarahkan kepada aspek kebutuhan anak. Dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anak melalui aplikasi diri orang tua dalam lingkungan keluarga, maupun mengajarkan secara langsung mengikutkan anak dalam aplikasi ibadahnya, misalnya mengajak anak untuk salat berjamaah, bertadarus, mengajarkan penghormatan kepada yang lebih tua dengan aplikasi secara langsung, berucap secara sopan dan baik dengan pola aplikasi ucapanucapan yang baik dari orang tua. Aryani (2016), mengatakan bahwa islam lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki oleh orang tua dalam mengasuh anaknya, karena Islam memiliki konsep parenting yang bersumber dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Islamic parenting adalah satu kesatuan yang utuh dari sikap dan perlakuan orang tua kepada anak, baik Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 4 dalam mendidik, membina, membiasakan dan membimbing anak secara optimal. Islam lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki oleh orang tua dalam mengasuh anaknya, karena Islam memiliki konsep parenting yang bersumber dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang terbaik dalam pendidikan. Argyo (2009), mengatakan bahwa mengasuh anak bukan hanya merawat atau mengawasi anak , melainkan lebih dari itu, yakni meliputi: pendidikan, sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab, pengetahuan pergaulan dan sebagainya, yang bersumber pada pengetahuan kebudayaan yang dimiliki orang tuanya. Pada umumnya banyak anak yang dalam proses pembentukannya bukan hanya diasuh oleh orang tua (ayah-ibu) yang merupakan basis dalam proses pengasuhan melainkan juga oleh individu-individu lain atau lembaga pendidikan baik formal maupun informal yang ada disekitarnya. Ditambahkan oleh Yanuar (2016), menyatakan bahwa pada kenyataannya banyak hal atau alasan yang menjadikan orang tua tidak bisa atau tidak mampu mengasuh anaknya sehinggga mengharuskan mereka menitipkan anaknya di pesantren. Pondok Pesantren menjadi salah satu alternatif bagi para orang tua yangmerasa tidak mampu mengasuh anak dengan baik serta bagi orang tua yang mempunyai kesibukan pekerjaan berlebih. Salah satu lembaga pendidikan Islam pada masyarakat Indonesia adalah pesantren. Pesantren adalah salah satu institusi yang memiliki ciri khas sangat kuat dan lekat. Menurut Zamakhsyari Dhofier, 1981 (Zuhri, 2011) Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 5 tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan. Oleh karena itu, sebagai salah satu lembaga pendidikan, pesantren juga mempunyai tanggung jawab yang tidak kecil dalam membentuk karakter para santri. Ruswaraditra (2008) menyatakan bahwa cara pengasuhan di banyak pondok pesantren tidak hanya berpusat pada satu figur kyai saja, akan tetapi melibatkan para pengasuh lainnya; ustadz, ustadzah, pembina atau apapun istilahnya. Hal ini dikarenakan banyak pesantren yang memiliki jumlah santri banyak, sehingga dibutuhkan tenaga pengasuh yang lebih banyak untuk membina santri yang tinggal di asrama. Berdasarkan penelitian Argyo (2009) menunjukan bahwa pola pengasuhan anak di panti asuhan dan pondok pesantren kota Solo dan kabupaten Klaten dapat digambarkan melalui proses pengajaran, pengganjaran dan pembujukan. Pengajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memberikan contoh dan memberikan arahan. Pemberian contoh secara langsung lebih mudah diterima dan ditiru oleh anak. Sedangkan arahan lebih cocok diterapkan bagi anak yang sudah agak besar. Selain itu, juga melalui metode mengingatkan dan menyuruh. Pengganjaran meliputi dua hal, yaitu penghargaan dan hukuman. Penghargaan berupa pemberian hadiah maupun memberikan pujian. Sedangkan hukuman dilakukan untuk mendisiplinkan anak. Tetapi jika dilihat dari tuntutan pemenuhan hak anak maka terlihat adanya bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan. Sedangkan dalam penelitian Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 6 yang dilakukan oleh Ruswaraditra (2008) menunjukkan bahwa tiga orang pembina terhadap santri di pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut adalah menggunakan pola asuh demokratis. Ruswaraditra (2008) mengatakan bahwa pondok pesantren dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, baik secara intelektual mapupun perilaku. Para santri diharuskan tinggal dalam asrama, selain bertujuan agar lebih fokus dalam mempelajari ilmu agama dan umum, juga mengajarkan kemandirian. Namun pola seperti ini memiliki pengaruh yang tidak dapat diabaikan dan memungkinkan masalah yang timbul, karena pengasuhan berpindah dari orang tua masing-masing santri kepada pola pengasuhan di pondok pesantren. Orang yang mengasuh santri dan santriwati adalah orang dewasa yang telah dipilih oleh yayasan pondok pesantren untuk mengajarkan agama islam. Menurut Santrock, 2002 (Rusli, 2011) Masa dewasa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu masa dewasa yaitu awal (18-35 tahun), masa dewasa madya (3560 dan masa dewasa akhir (60 tahun dan seterusnya). Suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu oarng mencapai kedewasaan, perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berpikir, motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal 28 Desember 2016 di pondok pesantren “x” oleh subjek DN dan SJ dapat disimpulkan bahwa DN dan SJ seringkali memberikan nasihat-nasihat kepada santri atau santriwati dalam mendidik mereka, seperti mengajarkan tauhid atau keesaan Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 7 Allah, menjauhi larangan Allah dan sebagainya. SJ sering kali memberikan contoh secara langsung agar mudah diterima oleh santri dan santriwati. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 30 Desember pada salah satu pengasuh dan santri. Salah satu pengasuh pondok pesantren “x” DS dapat disimpulkan bahwa DS seringkali mengajak diskusi, bercerita dan mengarahkan kepada santriwan dan santriwati. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan santri RC di pondok pesantren “x” dapat disimpulkan bahwa pengasuh pondok pesantren lebih sering memberikan pengajaran melalui ceramah, diskusi ketika sehabis sholat berjama’ah namun, RC pernah melihat pegasuh pondok pesantren memberikan hukuman berupa memukul salah satu satu santri karena santri tersebut tidak mengikuti kegiatan mengaji. Selain itu RC pernah mendengar salah satu pengasuh mengeluarkan kata-kata kasar pada santriwati karena santriwati tersebut kembali ke rumah tanpa izin ke salah satu pengasuh pondok pesantren. Hukuman yang dilakukan untuk mendisiplinkan anak menjadi sebuah masalah yang harus mendapat perhatian. Tujuan menjatuhkan hukuman dalam islam hanya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan bukan untuk pembalasan atau kepuasan hati. Seorang pendidik harus menerangkan kekeliruan yang dilakukan anak dan memaafkan apabila anak tersebut teelah memperbaiki diri. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, dengan mewawancarai 1 informan, bahwasannya pengasuh pondok pesantren tidak menjelaskan mengenai hukuman bagi para santri dan santriwatinya. Namun, Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 8 salah satu informan yaitu seorang santri mengatakan pernah melihat dan mendengar bahwa pengasuh pondoknya memukul dan berbicara kasar pada satrinya. Berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini bahwa seorang santri melihat dan mendengar kekerasan yang dilakukan oleh pengasuhnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana metode islamic parenting pada pengasuh pondok pesantren “X”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, rumusan masalahnya yaitu “bagaimana metode islamic parenting pada pengasuh pondok pesantren “X”?”. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode islamic parenting pada pengasuh pondok pesantren “X”. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah mengembangkan ilmu psikologi terutama yang berkaitan dengan metode islamic perenting, psikologi islam dan psikologi keluarga. 2. Manfaat praktis a. Sebagai bahan evaluasi bagi yayasan pondok pesantren untuk meningkatkan islamic parenting di pondok pesantren. Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017 9 b. Sebagai bahan evaluasi bagi pengasuh pondok pesantren untuk meningkatkan metode islamic parenting di pondok pesantren. c. Sebagai bahan evaluasi bagi orangtua santri untuk mempererat silaturahmi kepada pengasuh pondok pesantren. Metode Islamic Parenting…, Afra Aufia, Fakultas Psikologi, UMP, 2017