evaluasi kinerja sistem informasi manajemen rumah sakit ditinjau

advertisement
EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Sartika Utami
J 410 121 021
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
EVALUASI KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI RSU PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL
Sartika Utami
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
([email protected])
ABSTRAK
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul mengimplementasikan sistem
informasi manajemen sejak tahun 1998. Adanya perbedaan antara output dan data
yang dimasukkan terutama pada jumlah kematian kasus rawat inap menjadikan
informasi tidak akurat. Permasalahan serupa yaitu kelengkapan output SIMRS
yang belum bisa menampilkan data Bed Occupancy Ratio (BOR), Lenght of Stay
(LOS), Turn Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO) Net Death Rate (NDR)
dan Gross Death Rate (GDR). Tujuan penelitian ini yaitu melakukan evaluasi
kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul ditinjau dari persepsi pengguna dengan menggunakan
indikator Performance, Information, Control, Efficiency, dan Service. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel
menggunakan sampling jenuh sejumlah 60 responden. Pengumpulan data dengan
kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja SIMRS secara keseluruhan dinilai cukup oleh
kelompok jabatan farmasi, keuangan, laboratorium, perawat, radiologi, sekretariat.
Kinerja SIMRS dinilai kurang oleh jabatan farmasi dan perekam medik.
Kata kunci
: Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
ABSTRACT
PKU Muhammadiyah Bantul Hospital has implemented Health Information
Management System since 1998. It was found that there was difference between
output and input data of number of hospitalize deaths that cause inaccurate
information. Similar problems are completeness of outputs that can’t display data
of BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR. This research purposes to evaluate Health
Information Management System based on perceptual users using Performance,
Information, Control, Efficiency, and Service framework with descriptive
quantitative design that use one shot sampling with 60 respondents,
questionnaire as instrument and univariat analysis. The result showed that the
performance of Health Information Management System overall was considered
good enough by pharmacologists, finance, the laboratory, nurse, radiology, and
the secretariat. Performance considered less good by pharmacologists and
medical record practitioner.
Keywords
: Health Information Management System
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada saat ini
mendorong rumah sakit untuk mengembangkan pelayanan yang berguna baik bagi
masyarakat maupun rumah sakit. Salah satu strategi yang banyak digunakan di
rumah sakit adalah meningkatkan efisiensi pelayanan dengan menggunakan
komputer di manajemen rumah sakit. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) dibutuhkan karena perlunya informasi untuk memperoleh kepastian
dalam mengambil keputusan dimana keputusan yang diambil harus cepat, akurat
dan dapat dipercaya serta perlunya pengelolaan data yang sistematis untuk
pengambilan keputusan yang bersifat strategis (Rustiyanto, 2011).
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Pada laporan kematian kasus
rawat inap, informasi yang dihasilkan berbeda dengan data yang dimasukkan oleh
perawat, yaitu output dari jumlah pasien yang meninggal di bangsal per hari lebih
banyak dari jumlah pasien meninggal yang sudah diinputkan oleh perawat. Hal ini
berarti bahwa output dari SIMRS belum sesuai dengan data-data yang diinputkan.
Permasalahan serupa tentang output SIMRS yaitu pada menu indikator efisiensi
rumah sakit. Informasi yang dihasilkan kurang lengkap karena belum bisa
menampilkan data Bed Occupancy Rate (BOR), Lenght of Stay (LOS), Turn Over
Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO), Net Death Rate (NDR) dan Gross Death
Rate (GDR).
Evaluasi yang digunakan untuk menilai kinerja sistem didasarkan pada
persepsi pengguna. Evaluasi sistem menurut persepsi pengguna sangat penting
karena pengguna yang merasakan kebutuhan dan manfaat dari sistem. Menurut
Jogiyanto (2005), keberhasilan penggunaan sistem informasi tergantung dari
penerimaan dan penggunaan oleh individu, yaitu kaitannya dengan manfaat atau
dampak langsung dari sistem informasi terhadap individu pemakai dalam
meningkatkan produktivitas organisasi.
Tujuan penelitian ini yaitu melakukan evaluasi kinerja Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul ditinjau
dari
persepsi
pengguna
dengan
menggunakan
indikator
Performance,
Information, Control, Efficiency, dan Service.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pada bulan
Agustus s.d. September 2014. Pengambilan sampel dengan sampel jenuh, yaitu
sebanyak 60 responden pengguna SIMRS. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dengan
menampilkan deskripsi pengguna terhadap SIMRS berdasarkan 5 aspek dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek
Performance
Persepsi pengguna terhadap aspek Performance Sistem Informasi
Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Performance SIMRS
PKU Muhammadiyah Bantul
Jabatan
Baik
Farmasi
Keuangan
Laboratorium
Perawat
Perekam medik
Radiologi
Sekretariat
Total
f
1
0
1
1
0
0
1
4
%
25
0
20
5
0
0
20
6,7
Kategori
Cukup
f
%
0
0
3
33,3
1
20
11
55
3
20
0
0
3
60
21
35
Kurang
f
%
3
75
6
66
3
60
8
40
12
80
2
100
1
20
35
58,3
Total
(100%)
4
9
5
20
15
2
5
60
Kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap performance
SIMRS cukup baik berasal dari perawat (55%) dan sekretariat (60%).
Sedangkan kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap performance
SIMRS kurang baik yaitu Farmasi (75%), Keuangan (66%), Laboratorium
(60%), Perekam medik (80%) dan Radiologi (100%). Menurut Widayanti
(2011), ada keterkaitan antara unit kerja atau jabatan dengan aspek SIMRS.
Akan tetapi tidak ada keterkaitan antara karakteristik responden terhadap aspek
SIMRS. Penilaian performance SIMRS antara jabatan satu dengan jabatan
lainnya bisa berbeda. Hal ini dikarenakan tiap jabatan menjalankan fungsi yang
berbeda sehingga berpengaruh terhadap penggunaan SIMRS.
Penggunaan SIMRS pada dasarnya membantu meningkatkan pelayanan
baik dalam kuantitas pekerjaan yang dihasilkan maupun waktu menyelesaikan
pekerjaan. Menurut Rustiyanto (2011), manfaat yang paling terasa ketika
SIMRS diimplementasikan adalah memudahkan pekerjaan administrasi, dalam
artian memberikan kecepatan dalam melaksanakan fungsi-fungsi administrasi
sehingga pelayanan lebih efisien.
2. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek
Information
Persepsi pengguna terhadap aspek Information Sistem Informasi
Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Information SIMRS
PKU Muhammadiyah Bantul
Jabatan
Baik
Farmasi
Keuangan
Laboratorium
Perawat
Perekam medik
Radiologi
Sekretariat
Total
f
0
0
1
1
0
0
0
2
%
0
0
20
5
0
0
0
3,3
Kategori
Cukup
f
%
3
75
3
33,3
4
80
16
80
4
26,7
1
50
4
80
35
58,3
Kurang
f
%
1
25
6
66,7
0
0
3
15
11
73,3
1
50
1
20
23
38,3
Total
(100%)
4
9
5
20
15
2
5
60
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dalam menghasilkan
Informasi dinilai cukup baik oleh sebagian besar kelompok jabatan Farmasi
(75%), Laboratorium (80%), Perawat (80%), Sekretariat (80%), dan Radiologi
(50%). Aspek Information dianggap kurang baik oleh sebagian besar kelompok
jabatan Keuangan (66,7%), Perekam Medik (73,3%), dan Radiologi (50%).
Hasil penelitian yang mendukung yaitu Saragih (2012) tentang sistem billing di
Rumah Sakit Promedika yang menyatakan bahwa sistem billing dapat
menghasilkan laporan-laporan (informasi) yang mendukung operasional rumah
sakit. Namun laporan-laporan tersebut masih kurang memadai untuk kebutuhan
manajemen. Permasalahan yang sama dengan penelitian ini yaitu kurangnya
ketersediaan informasi yang berguna bagi pihak manajemen rumah sakit.
Penelitian Haryadi (2013) tentang Evaluasi Sistem Pendaftaran Pasien di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul menyatakan bahwa laporan kunjungan rawat
jalan yang dihasilkan kurang lengkap dan akurat. Selain itu, hasil penelitian
Muftiraeni (2013) tentang Analisis Pengembangan Sistem Informasi Farmasi
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin juga menyatakan bahwa terdapat
ketidakakuratan dan ketidaklengkapan informasi yang diberikan oleh sistem.
Menurut Hartono (2013), informasi akan bernilai semakin tinggi jika
tersaji secara lengkap dalam cakupan yang luas. Informasi yang terpotong
apalagi tidak tersusun sistematis tentu tidak akan banyak artinya. Menurut
Rustiyanto (2011), ketika dengan sistem manual pengerjaan laporan rumah
sakit memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan
SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja untuk membuat laporan dimana
bagian pelaporan hanya tinggal menekan tampilan laporan yang diinginkan.
Informasi yang lengkap dan relevan memiliki arti dan kegunaan lebih yang
berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat
ini atau di masa yang akan datang.
3. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek
Control
Persepsi
pengguna
terhadap
aspek
Control
Sistem
Informasi
Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Control SIMRS PKU
Muhammadiyah Bantul
Jabatan
Baik
Farmasi
Keuangan
Laboratorium
Perawat
Perekam medik
Radiologi
Sekretariat
Total
f
1
3
0
3
0
1
1
9
%
25
33,3
0
15
0
50
20
15
Kategori
Cukup
f
%
0
0
5
55,6
5
100
11
55
8
53,3
1
50
3
60
33
55
Kurang
f
%
3
75
1
11,1
0
0
6
30
7
46,7
0
0
1
20
18
30
Total
(100%)
4
9
5
20
15
2
5
60
Sebagian besar kelompok jabatan menganggap bahwa aspek kontrol
SIMRS cukup baik, antara lain Keuangan (55,6%), Laboratorium (100%),
Perawat (55%), Perekam Medik (53,3%), Radiologi (50%), dan Sekretariat
(60%). Berbeda dengan kelompok jabatan Farmasi, sebagian besar jabatan
tersebut (75%) menganggap aspek kontrol pada SIMRS masih kurang. Hal itu
bisa dikarenakan penggunaan barang habis pakai di bagian Farmasi yang
banyak jenis dan jumlahnya banyak sehingga sistem belum dapat mengampu
semuanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Saragih (2012) tentang sistem
billing di Rumah Sakit Promedika yang menyatakan bahwa kontrol terhadap
pengguna sistem masih sangat minim sehingga sering terjadi kesalahan
manusia terutama untuk pencatatan dan penagihan bahan habis pakai.
Menurutnya, kesalahan pengguna yang kemudian menyebabkan kesalahan
sistem perlu diminimalkan dengan pelatihan penggunaan sistem. Selain itu,
penelitian Lestari (2014) menyatakan bahwa kontrol sistem di Rumah Sakit
Rajawali Citra dilakukan dengan menggunakan password untuk menghindari
kecurangan atau penyalahgunaan. Namun untuk kendali pada pengisian data
nya belum bisa terkontrol berdasarkan pendeteksi kesalahan input data pada
sistem informasi, sehingga untuk kebenaran input data masih berdasarkan
kejujuran petugas. Teori yang mendukung yaitu Andrew (1989) yang
menyatakan bahwa sistem yang baik harus mengimplementasikan kontrol
akses, tanda tangan elektronik, integritas data, pemeriksaan, dan ketersediaan
sistem harus dirancang untuk tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
4. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek
Efficiency
Persepsi pengguna terhadap aspek Efficiency Sistem Informasi
Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Efficiency SIMRS PKU
Muhammadiyah Bantul
Jabatan
Baik
Farmasi
Keuangan
Laboratorium
Perawat
Perekam medik
Radiologi
Sekretariat
Total
f
2
0
3
7
2
0
0
14
%
50
0
60
35
13,3
0
0
23,3
Kategori
Cukup
f
%
1
25
4
44,4
1
20
5
25
2
13,3
0
0
0
0
13
21,7
Kurang
f
%
1
25
5
55,6
1
20
8
40
11
73,3
2
100
5
100
33
55
Total
(100%)
4
9
5
20
15
2
5
60
Kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap efisiensi SIMRS
sudah baik yaitu Farmasi (50%) dan Laboratorium (60%). Sedangkan
kelompok jabatan yang menganggap SIMRS kurang efisien berasal dari
Keuangan (55,6%), Perawat (40%) Perekam Medik (73,3%), Radiologi (100%)
dan Sekretariat (100%). Hasil penelitian yang mendukung yaitu Saragih (2012)
yang menyatakan bahwa penggunaan sistem billing belum 100% efisien karena
masih banyak human error yang terjadi pada saat pencatatan dan input ke
sistem.
Hasil penelitian Lestari (2014) menyatakan bahwa efisisensi sistem
informasi pada bagian TPP Rawat Jalan dapat menekan pemborosan waktu
dalam proses pendaftaran pasien. Menurut Rustiyanto (2011), pada dasarnya
SIMRS dapat memberikan nilai tambah dengan meningkatkan efisiensi,
misalnya pada bagian penagihan. Jika dahulu konsentrasi bagian penagihan
adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan
itu sendiri. Selain itu, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi
berkurang jauh, sehingga karyawan lebih fokus pada pekerjaan utamanya.
5. Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berdasarkan Aspek
Service
Persepsi
pengguna
terhadap
aspek
Service
Sistem
Informasi
Manajemen RSU PKU Muhammadiyah Bantul dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Deskripsi Pengguna per Jabatan terhadap Aspek Service SIMRS PKU
Muhammadiyah Bantul
Jabatan
Baik
Farmasi
Keuangan
Laboratorium
Perawat
Perekam medik
Radiologi
Sekretariat
Total
f
1
1
4
5
1
0
1
13
%
25
11,1
80
25
6,7
0
20
21,7
Kategori
Cukup
f
%
3
75
5
55,6
1
20
14
70
10
66,7
2
100
3
60
38
63,3
Kurang
f
%
0
0
3
33,3
0
0
1
5
4
26,7
0
0
1
20
9
15
Total
(100%)
4
9
5
20
15
2
5
60
Kelompok jabatan yang sebagian besar responden nya menganggap
aspek service SIMRS sudah baik berasal dari laboratorium 80%. Sedangkan
kelompok jabatan yang sebagian besar menganggap aspek service cukup
yaitu Farmasi (75%), Keuangan (55,6%), Perawat (70%), Perekam Medik
(66,7%), Radiologi (100%), dan Sekretariat (60%). Artinya SIMRS
menghasilkan produk yang cukup akurat, konsisten, dapat dipercaya dan
mudah digunakan. Meskipun dirancang dengan sistem operasi Linux,
pengguna merasa cukup bisa mengoperasikan sistem tersebut. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Lestari (2014) yang menyatakan bahwa sistem
informasi di TPP dan Kasir dari segi tampilan dan pengoperasiannya
memudahkan petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Penggunaan sistem operasi
Linux menjadikan SIMRS PKU
Muhammadiyah Bantul mudah dikembangkan dan dikoordinasikan dengan
sistem lain. Berbeda dengan penelitian ini, hasil penelitian Saragih (2012)
menyatakan bahwa sistem billing belum sepenuhnya kompatibel dengan
sistem logistik, terutama untuk bahan habis pakai. Masih ada bahan-bahan
habis pakai yang tidak terdapat pada sistem billing. Hasil penelitian
Muftiraeni (2013) juga menyatakan bahwa sistem informasi belum
terintegrasi antara gudang dan apotek, serta konektifitas internetnya masih
kurang. Menurutnya, semakin pengguna merasakan sebuah sistem friendly
maka aspek service dari sistem tersebut semakin baik, sehingga
pengembangan sistem akan semakin mudah diterima oleh pengguna dan
diharapkan penangkapan data akan lebih lengkap dan akurat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kinerja SIMRS secara keseluruhan dinilai cukup oleh kelompok jabatan
farmasi, keuangan, laboratorium, perawat, radiologi, sekretariat dan dinilai kurang
oleh jabatan farmasi dan perekam medik. Adapun penilaian per aspek adalah
sebagai berikut:
1. Performance SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan perawat dan
sekretariat. Performance SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan
Farmasi, Keuangan, Laboratorium, Perekam medik dan Radiologi.
2. Informasi yang dihasilkan SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan
Farmasi, Laboratorium, Perawat, Sekretariat, dan Radiologi. Informasi
dianggap kurang baik oleh kelompok jabatan Keuangan dan Perekam Medik.
3. Aspek kontrol SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Keuangan,
Laboratorium, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat. Kelompok
jabatan Farmasi menilai aspek kontrol pada SIMRS masih kurang baik.
4. Efisiensi SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi dan
Laboratorium. Efisiensi SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan
Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi dan Sekretariat.
5. Aspek service SIMRS dinilai sudah baik oleh kelompok jabatan Laboratorium.
Aspek service SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi,
Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat.
Saran
1. Sebaiknya dilakukan evaluasi SIMRS secara periodik guna mengetahui
kekurangan SIMRS dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew S, Tananbeum. 1989. Computer networks2nd Ed. Prentice Hall.Inc.
Englewood Cliff.
Hartono, B. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta:
Rineka Cipta.
Haryadi, D. 2013. Evaluasi Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Jurnal Kesmas Vol.7 No.2. Diakses dari
journal.uad.ac.id pada tanggal 25 Januari 2014.
Jogiyanto H. M. 2005. Analisis dan Desain Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori & Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Lestari, W.H. 2014. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di
Rumah Sakit Rajawali Citra Bantul Yogyakarta. Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro. Diakses dari eprints.dinus.ac.id pada 19 oktober 2014
Muftiraeni, A. 2013. Analisis Pengembangan Sistem Informasi Farmasi Rumah
Sakit Universitas Hasanudin. Makassar: Universitas Hasanudin. Diakses dari
repository.unhas.ac.id pada tanggal 10 Oktober 2014.
Rustiyanto, E. 2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang
Terintegrasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Saragih, H. 2012. Analysis Information System of Inpatient Billing System’s
Support for Consumables Logistic Using PIECES Framework: Case Study
Promedika Hospital. Journal of Information Systems, Volume 8, Issue 1, April
2012. Diakses dari jsi.cs.ui.ac.id pada tanggal 10 Oktober 2014.
Taufiq, R. 2013. Sistem Informasi Manajemen: Konsep Dasar, Analisis, dan
Metode Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widayanti, N.A. 2011. Evaluasi Implementasi Sistem Electronic Health Record
(EHR) di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada berdasarkan
Metode Analisis PIECES. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Download