Pengaruh Strangulasi Terhadap Pembangunan Jeruk Besar

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Jemk Besar
Jeruk besar (Citrus grarrdis L) merupakan tanaman asli Indonesia. Selain di
Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar
dikenal dengan sebutan pummelo. Tanaman tersebut termasuk dalam famili Rutaceae
dan ordo Rutales. Di Indonesia. salah satu kultivar jeruk besar yang terkenal adalah
jeruk Nambangan yang berasal dari Nambangq Madiun (Jawa Timur). Dalam
pembudidayaannya Jeruk Nambangan yang berasal dari bahan cangkokan atau okulasi
mulai berbuah pada umur 3 sampai 4 tahun setelah tanam (Setiawan, 1993).
Jeruk Nambangan termasuk dalam kultivar jenis unggul yang banyak diusahakan
dan berkembang di Kabupaten Magetan. Di sentra produksinya jeruk ini dikenal dengan
nama Adas Nambangan sesuai dengan asalnya dari Nambangan sebuah Kelurahan di
Kotamadya Madiun.
Tanaman ini sudah mulai berkurang akibat perluasan lahan perkotaan di daerah
asalnya, walaupun pemerintah daerah telah berusaha mengembangkan kembali
pertanaman komoditas ini tetatpi hasilnya belum memuaskan.
Sampai sekarang
produksi jenis Nambangan ini mulai nergeser ke Kabupaten Magetan di Desa
Sukomoro, Desa Tumanan dan Desa Tambak Roso.
Tanaman jeruk besar berbentuk pohon, tingginya 5-10 m, cabangnya rendah dan
tersebar. Tanaman yang berasal dari biji memiliki dun yang panjangnya mencapai
5 cm namun duri akan hilang setelah tanaman dewasa, sedangkan yang berasal dari
pembiakan vegetatif tidak memiliki dun. Hal ini tejadi karena bagian tanaman yang
digunakan untuk perbanyakan vegetatif berasal dari tanaman yang sudah dewasa dan
sudah tidak berduri lagi (Niyomdham dalam Verheij and Coronel, 1992). Daun jeruk
besar berbentuk bundar telur (ovule) hingga lonjong (elliptical), pangkalnya membundar
berbentuk jantung (subcordate), berpingiran rata (entire) hingga beringgit (crenate)
dangkal. Antara daun dan batang dihubungkan oleh tangkai daun yang bersayap lebar
dan berbentuk hati (Verheij and Coronel, 1997).
Bunga jeruk besar berada di ketiak daun, berisi rangkaian beberapa kuntum atau
hanya sekuntum bunga. Bunga tanaman berukuran besar dengan panjang kuncup bunga
2-3 cm dan lebar setelah mekar penuh mencapai 3-5 cm. Mahkota bunga berwama
putih hingga krem, stamen berjumlah 25-30 dengan dasar bunga terbagi atas 11-16
lokus (Niyomdham dalam Verheij and Coronel, 1992) Tangkai benag sari berwatna
putih terletak di dalam tabung sari Kepala benang dari terdii dari 2 buah berbentuk
memanjang dan benvama kuning.
Kepala sarinya terletak berhadapan dengan
permukaan kepala putik dan dapat melepaskan serbuk sarinya sebelum kuncup bunga
mekar (Verheij and Coronel, 1997)
Jeruk besar memiliki buah yang berbentuk agak bulat pendek yang diameternya
10-30 cm dengan biji berukuran besar dan bersifat monoembriotik dimana dari satu biji
hanya keluar satu tunas (Purgeslove, 1974). Selain ukurannya yang relatif besar
dibandingkan dengan spesies lainnya, buah memiliki kulit yang relatif lebih tebai. Kulit
buah masak berwarna hijau keku~ngan(Anonim, 1980) Tiap tangkai jeruk besar
menghasilkan satu buah
Daging buah berwarna merah muda sampai merah jingga
setelah tua Rasanya manis asam. segar dengan daging buah yang banyak mengandung
air (Niyamdham dalam Verheij and Coronel, 1992). Keistimewaan lain buah jeruk ini
dapat tahan dalam penyimpanan dalam suhu kamar dan dapat berlangsung sampai
4 bulan. Selama penyimpanan kulit buah sediiit keriput namun daging buahnya tetap
segar (Setiawaa 1993)
Biji pada jeruk besar tidak terlalu banyak, berukuran besar, bemas, berpinggiran,
berwama kekuning-kuningan, berembrio tunggal. Ukuran biji sekitar 1 - 1,5 cm, bentuk
tipis dan lonjong (Niyomdham d a h Verheij and Coronel, 1992).
Secara agroklimat, jeruk besar dapat tumbuh baik di dataran rendah tropik
dengan suhu bulannya rata-rata 25 sampai 30%. Tamaman lebih menyukai wilayah
dengan musim kemarau berlangsung 3 sampai 4 bulan dan curah hujan tahunannya
sekitar 1500-1800 mm. Ketinggian tempat yang ideal untuk pertanaman ini adalah tidak
lebih dari 400 m di atas permukaan la&. Jsruk besar mampu beradaptasi pada kisaran
tanah yang luas, mulai dari tanah berpasir hingga lempung berat. Namun demikian
tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada tipe tanah yang mampu menunjang perakaran
yang dalam, tekstur tanah sedang, gembur serta bebas kadar garam (Verheij and
Coronel, 1997). Jenis tanah yang ringan sampai sedang merupakan media tumbuh yang
baik untuk pertumbuhan jeruk besar dengan kisaran pH yang baik adalah 5-6 dimana
pada pH 6 produksi maksimal dapat diperoleh. Jika pH dibawah 5, daun jeruk akan
menguning dan buah tidak berkembang (Setiawan, 1993)
Pembungaan Jeruk Besar
Jeruk besar merupakan tanaman yang berbunga dan berbuah musimam. Di Jawa,
bulan panen berlangsung pada bulan April - Juni setelah berbunga pada bulan
September - Oktober tahun sebelumnya (Setiawan, 1993).
Di Indonesia pembungaan jeruk besar tejadi secara alami. Manipulasi
pengaturan pembungaan masih belum dilakukan secara komersiil. Pengaturan
pembungaan pada pohon bush-buahan secara ekonomi sangat penting untuk
memperoleh buah di luar musim.
Hasil penelitian Poemanto dan Inoue (1990)
menunjukkan bahwa induksi pembungaan pada jeruk dapat dilakukan dengan cara
mengatur suhu perakaran dan pemangkasan akar. Namun demikian, ha1 tersebut sulit
untuk diterapkan di Indonesia mengingat umumnya petani menanam tanaman langsung
di lapang produksi dan bukan dalam green house.
Penelitian lebih lanjut menujukkan bahwa terd&pat beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengatur pembungaan pohon buah-buahan, antara lain dengan
pencekikan batang (Susanto el al., 1990; Yamanishi et a/., 1993), mengatur suhu udara
dan tanah (Poemanto eta/., 1989), stres air (Susanto et a/.,1993) dan pemakaian zat
pengatur tumbuh (Poenvanto dan Susanto, 1996; Poerwanto et al., 1997). Teknik-teknik
tersebut secara umum dilakukan dengan mengganggu sistem metabolisme tanaman.
Adanya gangguan pada metabolisme tanaman terutama yang berkaitan dengan
translokasi hasil-hasil asimilat dari daun ke perakaran berkorelasi positif dengan
akumulasi karbohidrat di tajuk tanaman
Perlakuan pengbambatan translokasi
karbohidrat ke bagian bawah tanaman seperti strangulasi dan pengeratan batang mampu
meningkatkan akumulasi karbohidrat di bagian atas tanaman sehingga akan merangsang
pembungaan Hasil penelitian Yamanishi dan Hasegawa (1995) memperlihatkan bahwa
strangulasi batang selain mampu merangsang pembungaan, juga dapat meningkatkan
kadar gula pada buah pummelo. Demikian pula perlakuan pengeratan batang dapat
meningkatkan pembentukan bunga dan akumulasi pati di daun (Garcia el a[., 1995).
g
Penelitian Poerwanto ei al., (2000) juga menunjukkan bahwa periakuan ~ g g i n (kerat
batang) yang diaplikasikan pada rambutan Binjai dapat menghambat translokasi
fotosintat (karbohidrat) dari tajuk ke akar yang menyebabkan tejadinya penumpukan
karbohidrat di tajuk. Secara umum, penghambatan aliran karbohidrat ke akar akan
mengakibatkan adanya gangguan fkngsi akar yang pada gilirannya akan dapat
menyebabkan berkurangnya hormon gibberellin yang disintesis di akar tanaman
Ogata et al., (1996) telah membuktikan bahwa pada tanaman jeruk, induksi pembungaan
memerlukan penurunan aktivitas giberellin.
Perlakuan penghambatan translokasi karbohidrat mampu meningkatkan induksi
bunga dan tanaman menjadi berbunga lebih awal dibandingkan tanaman kontrol
(Garcia el al., 1995). Menzel el al. (1995) menyatakan bahwa kandungan karbohidrat
pada jaringan di atas perlakuan ringing batang pada tanaman leci meningkat, sedangkan
kandungan karbohidrat di akar menurun secara nyata
Strangulasi
Strangulasi merupakan salah satu cara memanipulasi tanaman dengan
pencekikan batang ataupun cabang tanaman.
Strangulasi terutama ditujukan untuk
memanipulasi transportasi makanan dari tubuh tanaman yaitu pada batang rnenuju akar
agar lebih lambat atau berhenti sama sekali. Hambatan tersebut diarahkan untuk
merangsang proses fisiologi yang lain yang pada gilirannya akan mengaktifkan hormon
yang menginduksi pembungaan. Mekanisme transportasi pada batang cukup rumit
dijabarkan secara detail, namun secara garis besar dapat dijelaskan bahwa tanaman jeruk
adalah tanaman yang berkambium, dimana sebelah dalam kambium terdapat jaringan
xylem (kayu) yang berfungsi untuk mengangkut unsur hara dari tinah. Unsur hara
bersama air mengalir dari tanah ke jaringan xylem yang diakar dan batang pada sel-sel
xylem, dan sampai di daun untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Sedangkan
jaringan yang ada di sebelah luar (floem), yang dilapisi kulit dan jaringan gabus,
mengangkut hasil fotosintesis dari daun untuk diedarkan ke seluqh tubuh tanaman.
Dengan dilakukannya strangulasi pada batang sebatas kambium maka dimungkinkan
akan terjadi penumpukan karbohidrat di tajuk tanaman. Kandungan karbohidrat di daun
pada tanaman jeruk yang
dishangulasi selama 3 dan 20 bulan nyata meningkat
dibandingkan dengan tanaman kontrol (Yamanishi et al., 1993).
Ukuran kawat yang digunakan untuk strangulasi disesuaikan dengan ketebalan
dari kulit batang tanaman. Strangulasi akan memutus suplai karbohidrat dari tajuk ke
a k a . Keadaan ini akan menyebabkan aktivitas akar terganggu. Di lain pihak, tejadi
penumpukan karbohidrat di bagian pucuk tanaman. Kondisi tersebut dapat menginduksi
pembungaan. Hasil Penelitiian Yamanishi dan Hasegawa (1995) memperlihatkan bahwa
strangulasi meningkatkan kandungan karbohidrat di tajuk sehingga akan merangsang
tanaman untuk berbunga dan membentuk buah.
Kandungan karbohidrat dan C/N rasio daun pada tanaman yang di strangulasi
mengalami peningkatan selama strangulasi. Jumlah kuncup bungadan bunga mekar
lebih banyak pada tanaman yang di strangulasi dibandingkan deng& tanaman kontrol.
(Yamanishi et at., 1993). Stranguiasi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tunas,
,transpirasi dan laju fotosintesis pada daun tanaman jeruk besar (Yamanishi, 1995).
Ukuran kawat untuk strangulasi diduga akan berkaitan dengan tingkat gangguan
yang ditimbulkan. Semakin besar gangguan maka diharapkan laju induksi akan semakin
tinggi. Diameter kawat yang sering digunakan adalah 1.6 mm dan 2.0 mm, karena
memiliki ukuran yang mendekati dengan ukuran ketebalan kulit batang jeruk. Sehingga
dengan mengaplikasikan spesifikasi tersebut efek pada tanaman akan segera terlihat.
Download