UNIVERSITAS INDONESIA PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA SETELAH LEPAS DARI ASI SEBAGAI INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK D DENGAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI KELURAHAN S, DEPOK KARYA ILMIAH AKHIR NERS LAYYA NOTIVA DEWI 0906510981 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI DEPOK JULI 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA PEMENUHAN NUTRISI PADA BALITA SETELAH LEPAS DARI ASI SEBAGAI INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK D DENGAN MASALAH KESEHATAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI KELURAHAN S, DEPOK KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners LAYYA NOTIVA DEWI 0906510981 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI DEPOK JULI 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir Ners ini. Penulisan karya ilmiah akhir Ners ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Ibu Henny Permatasari selaku dosen pembimbing karya ilmiah akhir Ners yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini. (1) Ibu Fajar Tri Waluyanti selaku pembimbing akademik yang telah memberikan banyak perhatiannya. (2) Pihak Puskesmas Sukatani atas pemberian izin untuk berpraktik di daerah binaan Sukatani. (3) Orangtua dan kedua adik saya yang telah banyak memberikan doa dan dukungan moral. (4) Keluarga kelolaan yaitu bapak J dan ibu S, yang telah mempersilakan saya untuk melakukan asuhan keperawatan kepada anak D selama 7 minggu. (5) Sahabat, Angkatan regular 2009, dan ekstensi 2011 yang telah mendukung untuk segera menyelesaikan karya ilmiah akhir Ners. iv Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 (6) Semua pihak yang telah menegur saya ataupun pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir Ners ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Depok, 11 Juli 2014 Penulis v Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 ABSTRAK Nama : Layya Notiva Dewi Program Studi : Profesi Ners Judul Karya : Pemenuhan Nutrisi pada Balita Setelah Lepas dari ASI sebagai Intervensi Asuhan Keperawatan Keluarga Anak D dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan S, Depok Salah satu bidang yang sangat diutamakan Indonesia dalam pencapaian MDGs 2015 ialah kesehatan terutama masalah gizi. Upaya penanggulangan masalah gizi kurang telah dilakukan oleh pemerintah melalui unit kesehatan seperti Puskesmas. Peran perawat komunitas adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga berfokus pada fungsi kesehatan keluarga dengan inovasi unggulan berdasarkan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga. Kunjungan keluarga dilakukan minimal sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu. Inovasi unggulan yang telah diberikan berupa edukasi kesehatan dan melatih psikomotor membuat makan ringan berbahan dasar susu. Hasil analisa intervensi didapatkan terjadinya peningkatan status gizi balita dengan peningkatan berat badan dua kg. Perawat dalam memberikan inovasi berupa makanan ringan berbahan dasar susu sebaiknya memperhatikan efek jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberian makanan ringan berbahan dasar susu ini dapat dihentikan setelah stats nutrisi balita optimal. Kata kunci : balita, pemenuhan nutrisi setelah ASI, kurang gizi pada balita vii Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia ABSTRACT Name : Layya Notiva Dewi Program of Study : Ners Title : Nutrition Fulfilling on Toddlers after Breastfeeding Period as Nursing Care Intervention on D that Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirement at S, Depok. One area that is highly preferred by Indonesia in achieving the MDGs in 2015 is health area primarily in nutrition problem. The efforts to solve the malnutrition problem has been done by the government through health units such as health centers. The role of community nurses provide nursing care family is focusing on family health function with superior innovation based health problems faced by the family. Family visits had been conducted at least twice a week. Innovation had been given in a form of superior education and training of health psychomotor to make a milk-based snacks. The results of the intervention analysis found an increase in nutritional status of children with a weight gain of two kilograms. Nurses in providing innovations in the form of milk-based snacks should pay attention to the effects of short-term and long-term. Giving milk-based snacks can be stopped after a toddler gain optimal nutrition stats. Keyword : toddler, nutrition fulfillment after breastfeeding, imbalanced nutrition less than body requirement on toddler viii Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................... vi ABSTRAK ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xi 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Tujuan Penelitian ................................................................... 6 1.3 Manfaat Penelitian ................................................................. 6 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 8 2.1 Konsep at Risk ....................................................................... 8 2.1.1 Pengertian at Risk ............................................................ 8 2.1.2 Kelompok At Risk ............................................................ 8 2.1.3 Balita Sebagai Kelompok Risiko ...................................... 9 2.2 Status Gizi Balita ................................................................... 12 2.2.1Penilaian Status Gizi Balita ............................................... 12 2.2.2 Pemenuhan Status Gizi Balita dalam Konteks Keluarga ... 13 2.3 Peran Perawat Komunitas ...................................................... 20 2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga .............................................. 23 2.4.1 Pengkajian ....................................................................... 23 2.4.2 Diagnosa .......................................................................... 24 2.4.3 Perencanaan ..................................................................... 24 2.4.4 Implementasi ................................................................... 25 2.4.5 Evaluasi .......................................................................... 25 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN................................... 26 3.1 Pengkajian ............................................................................. 26 3.2 Diagnosa ............................................................................... 28 3.3 Perencanaan........................................................................... 28 3.4 Implementasi ......................................................................... 31 3.5 Evaluasi ................................................................................. 32 4. METODE PENELITIAN ......................................................... 35 4.1 Profil Lahan Praktik .............................................................. 35 4.2 Asuhan Keperawatan Keluarga .............................................. 36 ix Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 4.2.1 Tahap Pengkajian............................................................. 36 4.2.2 Tahap Perencanaan .......................................................... 39 4.2.3 Tahap Implementasi ......................................................... 40 4.2.4 Tahap Evaluasi ................................................................ 41 4.2.5 Rencana Tindak Lanjut ................................................... 42 5. PENUTUP ................................................................................. 43 5.1 Simpulan ............................................................................... 43 5.2 Saran ..................................................................................... 44 DAFTAR REFERENSI ................................................................ 45 x Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pengkajian Keluarga Bapak J Lampiran 2 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Anak D dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Lampiran 3 Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga Anak D dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Lampiran 4 Tingkat Kemandirian Keluarga Lampiran 5 Lembar Balik Gizi Seimbang xi Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebanyak 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000 berkomitmen untuk mengembangkan target pembangunan global yang bernama Milennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium. MDGs ini berisi beberapa tujuan yang mencakup kesehatan, pendidikan, keamanan, perdamaian, dan kebebasan hak asasi manusia. Indonesia memiliki target optimal pencapaian MDGs di tahun 2015. Salah satu bidang yang sangat diutamakan Indonesia ialah kesehatan terutama masalah gizi. Gizi kurang dan terutama gizi buruk memiliki kontribusi terhadap 30% kematian pada balita (Direktorat Anak, 2013). Beberapa kebijakan pemerintah khususnya Kemenkes RI yang masih perlu dievaluasi antara lain, kebijakan pencapaian MDGs-1 tentang menurunkan prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada masa balita akan berpengaruh besar terhadap kualitas seseorang nantinya. Asupan gizi yang kurang pada dua tahun pertama pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan serius pada perkembangan otak yang mengakibatkan tingkat kecerdasan anak terhambat (Siswono, 2009 dalam Saidah, 2010). Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik mapun mentalnya. Anak kelihatan lebih pendek dan kurus dibandingkan teman sebayanya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak dapat berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu (Khomsari, 2008 dalam Saidah, 2010). Masalah gizi di Indonesia khususnya pada balita menjadi masalah besar karena berkaitan erat dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka kesakitan serta angka kematian bayi dan balita sehingga dengan melihat catatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indonesia masih berada pada peringkat 108 dari 177 negara di dunia. Hingga pertengahan tahun 2008, jumlah balita yang mengalami 1 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia 2 kekurangan gizi masih pada kisaran 4 juta jiwa dari 110 juta balita di Indonesia. Departemen Kesehatan mengklasifikasikan angka tersebut dalam beberapa kategori yaitu kurang gizi, risiko gizi buruk, dan gizi buruk. Data Depkes awal Maret 2008, jumlah balita penderita malnutrisi pada tahun 2007 adalah 4.1 juta jiwa. Sebanyak 3.38 juta jiwa berstatus gizi kurang dan 755 ribu termasuk kategori risiko gizi buruk (Siswono, 2009 dalam Saidah, 2010). Secara nasional, indikator status gizi kurang dan buruk berdasarkan Berat Badan/Umur (BB/U) di tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya. Di tahun 2007 sebanyak 18.4 %, tahun 2010 sebanyak 17.9%, dan di tahun 2013 menjadi 19.6 % terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang (Bappenas, 2012 dalam Riskesdas, 2013). Sedangkan diantara 33 provinsi di Indonesia, provinsi yang memiliki prevalensi gizi buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yang tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur dengan kisaran 33.1 %. Untuk Jawa Barat sendiri, prevalensi gizi buruk-kurang menempati urutan lima provinsi terbawah setelah Bangka Belitung dan Riau dengan kisaran 15 % (Riskesdas, 2013). Jawa Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki kota yang tingkat urbanisasi tinggi yaitu Kota Depok. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat sebanyak 1.736.565 penduduk yang mendiami, terdiri dari 879.325 penduduk lakilaki dan 857.240 penduduk perempuan. Kota Depok memiliki tiga kecamatan dengan persentase penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Cimanggis, Sukmajaya, dan Tapos. Menurut data Kota Depok tahun 2008, Kecamatan Cimanggis memiliki jumlah balita terbanyak dibandingkan kecamatan lain yang ada di Kota Depok yaitu berjumlah 49.184 balita. Salah satu puskesmas yang terdapat di Kecamatan Cimanggis adalah Puskesmas Sukatani. Daerah binaan Puskesmas Sukatani menurut data Kota Depok tahun 2008 memiliki 9.154 balita dengan 7.955 balita yang ditimbang, 6.726 memiliki berat badan yang naik, 198 balita dengan hasil pengukuran Kartu Menuju Sehat berada di bawah garis Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 3 merah, dan 11 balita dengan status gizi buruk. Daerah binaan Puskesmas Sukatani ini salah satunya adalah wilayah RW 02 Kelurahan Sukatani. Jumlah balita di RW 02 mencapai 144 balita dengan balita yang aktif mengikuti posyandu sebanyak 111 balita. Dari 111 balita yang aktif mengikuti posyandu tersebut didapatkan data bahwa 13 balita (11.7%) status gizi berada pada rentang garis merah, 25 balita (22.5%) status gizi berada pada rentang garis kuning, 65 balita (58.6%) status gizi berada pada rentang garis hijau, dan 8 balita (7.2%) status gizi berada pada rentang garis kuning (risiko obesitas). Untuk mengatasi permasalahan gizi yang ada di Indonesia, beberapa kebijakan pemerintah mengenai cara menurunkan prevalensi balita dengan berat badan rendah atau kekurangan gizi diantaranya melalui pemenuhan makanan yang aman dan bergizi cukup, antara lain melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi sasaran, suplementasi zat gizi mikro dan peningkatan akses layanan kesehatan, air minum yang aman, sanitasi, dll (Depkes, 2013). Kebijakan tersebut juga dapat berupa penyampaian pesan dasar gizi seimbang dalam bentuk pendidikan kesehatan berbasis masyarakat. Prinsip dasar pedoman gizi seimbang yaitu mengkonsumsi keanekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan mempertahankan berat badan normal. Selain kebijakan mengenai PMT, strategi yang dilakukan pemerintah yaitu meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui penyediaan materi KIE (Komunikasi, informasi, dan edukasi), memenuhi kebutuhan obat program gizi terutama kapsul A, tablet Fe, mineral mix melalui optimalisasi sumber daya pusat dan daerah, meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas dalam pemantauan pertumbuhan, konseling menyusui dan MPASI, tatalaksana gizi buruk, surveilan, pelayanan gizi pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe dan skrining ibu hamil KEK (ibu hamil keluarga miskin) diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan ibu (ANC), melaksanakan surveilans gizi di seluruh kabupaten/kota, surveilans sentinel, dan surveilans gizi darurat, dan yang terakhir yaitu menguatkan kerjasama dan Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 4 kemitraan dengan lintas program dan lintas sector, organisasi profesi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat serta menyusun NSPK gizi Salah satu kebijakan pemerintah yaitu mengenai pemberian makanan tambahan bagi balita. Menurut Allen & Myers (2006), komponen kunci makan sehat untuk balita adalah ketersediaan dan berbagai pilihan makanan sehat untuk makanan ringan dan makanan berat. Seiring dengan tumbuh kembang balita, balita membutuhkan lebih banyak energy yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya dalam satu kali makan. Energy tersebut dapat diperoleh dari pemberian makanan ringan berbahan dasar susu bagi balita setelah ASI berupa pudding sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Hal ini diharapkan mampu memperbaiki status gizi balita mengingat pada tahap ini balita dapat menolak makanan tambahan yang dapat menyebabkan balita tersebut mengalami defisiensi nutrisi. Praktik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan mata ajar dari FIK UI yang menjadikan wilayah Kota Depok sebagai lahan praktik. Salah satu bentuk praktik profesi tersebut adalah bertanggungjawab terhadap kesehatan balita di masyarakat. Praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan (PK-KKMP) dari mahasiswa program profesi Ners FIK UI diaplikasikan dengan praktik lapangan di wilayah RW 02 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok selama 7 minggu dengan pendekatan pelayanan keluarga khususnya pendekatan dengan balita dalam keluarga dan orangtua dengan balita. Upaya yang dilakukan dalam melakukan pendekatan pelayanan keluarga baik secara individual maupun kelompok dimulai dengan tahapan proses keperawatan keluarga mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Pendekatan pelayanan keluarga yang dilakukan kelompok diawali dengan tahap pengkajian. Tahap pengkajian dilakukan dengan meminta data balita yang aktif mengikuti posyandu. Data balita di posyandu ini merupakan data sekunder, sedangkan data primer didapatkan melalui wawancara dengan kader setempat dan keluarga dengan balita. Selain dengan wawancara langsung, data primer juga Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 5 diperoleh dengan cara meminta keluarga dengan balita untuk mengisi kuesioner terkait gizi seimbang. Tahap selanjutnya yaitu penyusunan intervensi dan implementasi. Dari hasil pengkajian yang didapatkan maka intervensi yang dilakukan untuk mengatasi balita kurang gizi di wilayah RW 02 yaitu dengan penyuluhan kesehatan bagi orangtua dengan balita yang pada saat itu mengunjungi posyandu dan lomba penyusunan menu seimbang bagi balita. Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi dilakukan dengan cara memberikan kuesioner yang sama saat dilakukan pengkajian terhadap keluarga dengan balita setelah diberikan intervensi kelompok oleh mahasiswa. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan keluarga mengenai gizi seimbang ditunjukkan dengan perolehan hasil persentase yang meningkat dari pengkajian yang dilakukan sebelumnya. Untuk pendekatan pelayanan keluarga yang dilakukan secara individual, dilakukan dengan mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga Bapak J khususnya pada anak D dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Tahap pengkajian dimulai dengan melakukan wawancara non formal selama dua kali dalam semingggu. Selain dengan melakukan wawancara, tahap pengkajian dilakukan dengan memeriksa kembali hasil pengukuran menurut Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dimiliki anak D. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa status gizi anak D berada pada bawah garis merah. Pada saat dilakukan pengkajian, berat badan anak D adalah 8 kg. Dalam sehari, anak D hanya makan sekali yaitu di pagi hari, selingan di siang hari pukul 11.00 dan pukul 15.00 dengan mengkonsumsi satu biscuit. Selain itu anak D masih diberikan ASI dengan frekuensi lebih dari 8 kali dan setiap kali pemberian lamanya lebih dari 20 menit. Kemudian, dari hasil pengkajian tersebut dilakukan rencana intervensi dan implementasi. Implementasi yang diberikan secara individual adalah pendidikan kesehatan dengan fokus pemenuhan nutrisi yang mengandung gizi seimbang pada balita sebagai makanan lanjutan setelah lepas dari Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 6 ASI. Keberhasilan intervensi diukur dengan melakukan evaluasi formatif dan evalusi sumatif. Pada evaluasi sumatif didapatkan hasil bahwa anak D mengalami kenaikan berat badan dari 8 kg menjadi 10 kg. Selama praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan mahasiswa menempatkan keluarga sebagai mitra. Kemitraan dilakukan baik dalam penyusunan rencana intervensi, pelaksanaan intervensi, dan juga evaluasi. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Menggambarkan laporan hasil analisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada keluarga oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia di RT 04 RW 02 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok. 1.2.1 Tujuan Khusus Menggambarkan hasil pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi, serta rencana tindak lanjut dari asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan di RT 04 RW 02 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok. 1.3 Manfaat Penulisan 1.3.1 Manfaat Aplikasi 1.3.1.1 Meningkatkan kemandirian keluarga untuk memperbaiki status gizi balita 1.3.1.2 Meningkatkan kemampuan keluarga menjadi role model dalam upaya memperbaiki status gizi balita 1.3.2 Manfaat Keilmuan 1.3.2.1 Hasil penulisan diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan wawasan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada keluarga yang memiliki balita dengan status gizi kurang di RT 04 RW 02 Kelurahan S, Kecamatan Tapos, Depok. Upaya ini merupakan bagian Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 7 dari program perawatan kesehatan masyarakat dalam aspek promotif, preventif, dan rehabilitatif. 1.3.2.2 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan profesionalisme perawat dalam asuhan keperawatan keluarga sebagai bentuk aplikasi program Perkesmas. 1.3.3 Manfaat untuk Puskesmas Sukatani 1.3.3.1 Memberikan role model kepada instansi Puskesmas Sukatani, terkait pelaksanaan program Perkesmas dalam hal ini asuhan keperawatan keluarga di RT 04 RW 02 Kelurahan S, Kecamatan Tapos, Depok. 1.3.3.3 Memberikan informasi dan data kepada instansi terkait prevalensi gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas S, Depok. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas mengenai kajian literatur sebagai landasan pemikiran yang akan disimpulkan. Untuk mendukung penulisan karya ilmiah akhir ini, penulis mengambil beberapa literatur yang sesuai judul karya ilmiah akhir. Pembahasan konsep dalam bab ini meliputi konsep at risk, status gizi balita, peran perawat komunitas, dan asuhan keperawatan keluarga. 2.1 Konsep at Risk 2.1.1 Pengertian Association of State and Territorial Health Offices (ASTHO) 2008, mendefinisikan at risk berhubungan dengan faktor-faktor yang meningkatkan seseorang terkena penyakit. Risiko merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit (Stanhope &Landcaster, 2004). 2.1.2 Kelompok At Risk Kelompok at risk adalah sekelompok orang yang memiliki risiko terbesar terkena penyakit karena berbagai faktor seperti masalah ekonomi, sosial budaya, mereka yang cenderung mengalami cidera atau kematian akibat cacat fisik, gangguan kognitif dan sensori/mencerita penyakit baik kronik maupun emergency, kemampuan bahasa kurang, keterbatasan menjangkau pelayanan kesehatan karena diskriminasi, dan kelompok yang menyendiri (tuna wisma, tinggal sendiri, pelancong) (Allender & Spradley, 2005; Stanhope & Lancaster, 2004; Clark, 1999). Kelompok at risk ini meliputi bayi, anak-anak, remaja dan dewasa muda, dewasa menengah, dan lanjut usia (Stanhope & Lancaster, 2004). Balita dengan risiko tinggi mengalami kurang gizi diantaranya karena sistem imun yang lemah, terkena penyakit, jumlah makanan yang dikonsumsi kurang, berat bayi lahir rendah, dan yang lainnya. Karakteristik kelompok at risk digambarkan menggunakan konsep epidemiologi faktor risiko yang berhubungan dengan masalah kesehatan, yaitu perilaku atau gaya hidup, faktor 8 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia 9 lingkungan, dan faktor genetic (Stone, McGuire, & Eigsti, 2002 dalam Bittikaka, 2011). Bittikaka (2011) menuliskan ketiga faktor risiko tersebut memiliki enam karakteristik diantaranya kebiasaan kesehatan, usia, biologi, kesehatan individu, gaya hidup, dan lingkungan (Pender 2001 dalam Stanhope & Lancaster, 2004). Menurut Hirtchcock, Schubert, dan Thomas (1999) dalam Fitriyani (2009), faktor biologis yang mempengaruhi balita gizi kurang sebagai populasi rentan adalah karena faktor usia dan ketergantungan pada orang lain (orang tua) dalam penyediaan makanan balita. 2.1.3 Balita Sebagai Kelompok Risiko Hitchcock (1999) dalam Mirayanti (2012) menjelaskan bahwa balita merupakan kelompok risiko untuk mengalami kurang gizi karena faktor usia dan ketergantungan seorang anak terhadap orangtua dalam pemenuhan nutrisinya. Usia disini dihubungkan dengan karakteristik fisiologis dan perkembangan yang berpredisposisi terhadap risiko mengalami masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang bisa muncul yaitu gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Whaley dan Wong (2000) mengungkapkan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Wong (2000) adalah faktor herediter, lingkungan, dan internal. Faktor herediter tersebut diantaranya adalah jenis kelamin, ras, dan kebangsaan (Marlow, 1988). Faktor internal yang mempengaruhi diantaranya kecerdasan, pengaruh hormonal, dan pengaruh emosi. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah lingkungan prenatal, pengaruh budaya lingkungan, lingkungan eksternal, status sosial dan ekonomi keluarga, iklim atau cuaca, olahraga/latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, dan nutrisi. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa prenatal, usia bayi, atau Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 10 remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya asupan zat gizi tersebut. Penyebab status nutrisi kurang pada anak diantaranya asupan nutrisi yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif, hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat, adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi, dan stres emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau absorpsi makanan yang tidak adekuat. (Supartini, 2004). Menurut Alkon, et al (2006), balita berada pada kelompok at risk dikarenakan balita masih tergantung pada pola pengasuhan orang tua untuk mengajarkan pada mereka kebiasaan makan yang sehat dan pilihan makanan yang tepat. Jika balita mengamati orangtua/dewasa/pengasuhnya mengkonsumsi makanan yang kurang akan nilai gizi, maka balita akan meniru kebiasaan tersebut (Fisher & Birch, 1995). Balita dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat misalnya saja berlebihan dalam mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi rendah, maka dapat menyebabkan kegemukan dan memiliki masalah kesehatanyang serius pada masa remaja dan dewasa. Yang kedua, asupan makanan anak-anak harus dalam kaya nutrisi kalsium dan zat besi karena balita seringkali makan dengan porsi sedikit. Yang ketiga, beberapa orang tua memilih untuk menyiapkan makanan cepat saji/kemasan daripada menyiapkan makanan dengan memperhatikan nilai gizinya. Makanan kemasan tersebut cenderung tinggi zat aditif dan pengawet, dan nilai gizi yang kurang dibandingkan dengan makanan yang disiapkan sendiri. Yang keempat, balita menjadi sasaran pemasaran yang luas taktik oleh perusahaan makanan. Televisi ynag menyiarkan program anak sering disponsori oleh pembuat makanan olahan dan makanan ringan yang sangat manis. Balita rentan terhadap iklan ini karena mereka tidak memiliki pengetahuan atau objektivitas untuk mengenali iklan yang mencoba membujuk mereka untuk makan makanan yang tidak sehat. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 11 Sedangkan menurut Bittikaka (2010) yang mengacu pada penjelasan Stone, McGuire, & Eigsti (2002) faktor risiko kelompok balita mengalami kekurangan gizi yaitu riwayat keluarga, kebiasaan (gaya hidup) orangtua, dan faktor lainnya. Kebiasaan orangtua yang berisiko menyebabkan terjadinya kekurangan gizi pada balita diantaranya pemberian susu botol pada masa awal bayi (International Union of Nutrition Scientist, 1997 dalam Jellife & Jullife, 1989). WHO (2007) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI yang kaya zat gizi sejak anak berusia enam bulan disertai dengan pemberian ASI sampai dengan usia dua tahun atau lebih. Anak yang mendapatkan ASI kurang dua tahun cenderung mengalami berat badan rendah (Lesiapeto et a, 2009), sedangkan anak yang mendapatkan ASI eksklusif gizinya lebih baik daripada anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (Giashuddin, Kabir, dan Rahman, 2003 dalam Muaz, et al, 2010). Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak serta dapat memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit (Depkes RI, 2005). Namun, ketika seorang balita menginjakkan umurnya yang ke 24 bulan, maka kandungan ASI yang diberikan oleh ibunya hanya memberikan 30 % nutrisi yang dibutuhkan balita tersebut. Sedangkan faktor lain sebagai risiko terjadinya kurang gizi pada balita yaitu sosial ekonomi budaya mencakup pendidikan. Miller dan Rodgers (2009) melaporkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita, dimana 56 % balita memiliki risiko status gizi kurang pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dan hanya 40 % pada ibu dengan tingkat pendidikan lebih tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari, (n.d), 73 % ibu belum memperhatikan faktor gizi dalam memberikan makanan kepada anak. Kondisi ekonomi keluarga dan tingkat pengetahuan gizi ibu yang rendah diduga menjadi penyebab rendahnya konsumsi pangan anak balita. Dengan demikian, pola asuh kesehatan ibu memiliki peran langsung terhadap status gizi anak balita. Pemenuhan nutrisi pada batita oleh Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 12 seorang ibu dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki, dimana melalui pendidikan maka seorang ibu dapat mengembangkan potensi dirinya dan memperoleh pengetahuan maupun ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatannya. 2.2 Status Gizi Balita 2.2.1 Penilaian Status Gizi Balita Keadaan atau kondisi status nutrisi pada suatu tempat atau masyarakat merupakan gambaran umum dan cerminan dari status sosial ekonomi individu yang ada dalam kelompok masyarakat itu. Prinsip utama penilaian status nurisi pada masyarakat adalah bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keadaan, tempat dan kondisi malnutrisi atau kekurangan zat makanan yang terjadi dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Selanjutnya untuk mencari dan menganalisis faktor-faktor ekologis yang menjadi penyebab malnutrisi. Dan yang terakhir yaitu membuat perencanaan dan penanggulangan untuk mengontrol, mencegah, dan memperbaiki status gizi masyarakat. (Chandra, 2009) Balita merupakan bagian dari agregat dalam masyarakat. Penulisan karya ilmiah ini berfokus pada agregat balita, maka dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan diantaranya pengukuran antopometri. Pengukuran antopometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran antopometri terdapat dua cara dalam pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia. Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan usia. Sedangkan pengukuran yang tidak berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dll. Yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka adalah pengukuran berat badan dan pengukuran tinggi badan. Karena pengukuran lingkar kepala digunakan sebagai salah Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 13 satu parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Sedangkan pengukuran lingkar lengan atas digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan berat badan. Walaupun penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak, termasuk balita. Yang pertama yaitu pengukuran berat badan. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar NCHS (National Center for Health Statistics) yaitu menggunakan persentil. Selain penggunaan standar baku NCHS juga dapat digunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Sebagaimana penelitian Anwar (2003) dengan adanya KMS perkembangan anak/balita dapat dipantau secara praktis, sederhana, dan mudah. Yang kedua yaitu pengukuran tinggi badan. Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. (Hidayat, 2008). Penilaian status gizi berdasarkan panjang badan dan berat badan juga dapat dilakukan denga standar NCHS yaitu nilai standar deviasi lebih dari +2 maka status nutrisinya adalah obesitas. Jika hasil pengukuran berada di rentang nilai standar deviasi antara -2 hingga +2, maka status nutrisi balita normal. Sedangkan hasil pengukuran berada di rentang nilai standar deviasi dibawah -2, maka status nutrisi balita adalah kurus. 2.2.2 Pemenuhan Status Gizi Balita dalam Konteks Keluarga Menurut WHO, pemberian ASI eksklusif dilakukan pada 6 bulan pertama kehidupan. Kemudian dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI. Di atas usia setahun, kandungan nutrisi dalam ASI hanya mampu memenuhi sepertiga dari kebutuhan nutrisi hariannya. (kompas.com). Menurut artikel yang ditulis dalam Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 14 ibudanbalita.com, beberapa hal yang menandakan balita sudah sudah siap menerima makanan pendamping ASI yaitu kepalanya sudah tegak dan stabil, sudah bisa duduk dengan baik, meski masih ditopang. Kemudian, balita harus bisa duduk tegak agar mudah menelan makanannya dengan baik, berat badannya stabil. Kebanyakan bayi siap makan makanan padat saat berat badannya kira-kira dua kali berat badannya saat lahir. Yang ketiga yaitu bayi terlihat tetap lapar meski sudah banyak minum ASI dan/atau susu formula sepanjang hari. Dan yang terakhir yaitu balita harus sudah bisa mengunyah dan menelan. Perhatikan, saat ia belajar menelan, tidak banyak air liur yang menetes (kecuali kalau ia mengeces karena sedang tumbuh gigi). Toddlers merupakan usia atau masa transisi terutama usia antara 12 bulan hingga 24 bulan, dimana pada masa ini balita mulai belajar untuk makan sendiri dan menerima berbagai macam rasa serta variasi makanan. ASI dan susu formula memberikan nutrisi yang adekuat terutama saat usia infant, namun tidak lagi bagi toddler. Setelah berusia 6 bulan, ASI bagi balita tidak dapat memenuhi semua mikronutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Nutrisi dari ASI yang telah berkurang kandungan gizinya diantaranya besi, seng (zink), vitamin A, dan vitamin B-6. Besi dan seng (zink) sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh, perkembangan neurokognitif, dan pertumbuhan postnatal. Bayi yang berusia setelah 6 bulan dan masih diberi ASI sangat tergantung pada makanan pendamping yang mengandung zat besi dan zink. Tanpa asupan konsisten mikronutrien tersebut dari makanan pendamping atau sumber lain, bayi dapat mengembangkan manifestasi fisiologis defisiensi mikronutrien (Krebs, 2007). Menurut Dr.Yoga (2012) yang dikutip dalam artikel di kompas.com, setelah usia setahun kandungan kalsium dalam ASI menurun, karena itu harus didapatkan dari sumber lain, misalnya saja susu, ikan kecil yang dimakan dengan tulang, atau sayuran berdaun hijau. Balita mengalami masa transisi mulai dari asupan makanan yang bergantung pada orangtua hingga balita tersebut mampu makan sendiri. Masa ini merupakan masa yang penting bagi balita untuk dilakukan pemantauan terkait Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 15 masalah pertumbuhan dan indeks masa tubuh sebagai bahan untuk membuat rekomendasi pengaturan makanan sehat. Lemak dan pembatasan kolesterol harus dihindari pada balita kurang dari dua tahun. Balita cukup mengkonsumsi susu atau produk susu lainnya dua atau tiga kali sehari sedangkan pemenuhan nutrisi lainnya seperti vitamin D, kalsium, dan zat besi juga harus dilengkapi. Pemberian asuhan dari orangtua terhadap balita sangat penting dalam mengembangkan kebiasaan diet yang baik. (Allen & Myers, 2006). Susu sapi atau dikenal dengan susu formula tidak dianjurkan selama 12 bulan pertama kehidupan bayi. Namun, susu formula ini merupakan komponen penting dari diet makanan balita karena protein yang berkualitas tinggi, kalsium, dan vitamin A dan D. Kalsium berguna dalam pertumbuhan tulang, perkembangan gigi, dan kontraksi otot, dan mungkin memainkan peran dalam pengaturan tekanan darah dan tubuh. Dua atau tiga porsi susu atau produk susu per hari dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Beberapa balita yang mengkonsumsi lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan, memiliki jumlah kalori dan lemak yang tinggi serta zat besi yang tidak memadai. (Allen & Myers, 2006). Beberapa penelitian di Amerika Utara menunjukkan bahwa mensubstitusi susu dengan minuman manis lainnya dapat memberikan dampak yang buruk bagi status nutrisi balita. Berat badan yang berlebihan, gagal tumbuh, diare kronis, karies gigi, dan asupan gizi yang buruk (terutama kalsium) berhubungan dengan asupan yang tidak proporsional dari jus buah, soda, dan minuman manis lainnya. Balita direkomendasikan untuk mengkonsumsi dua atau tiga porsi susu setiap hari dan konsumsi air putih untuk kebutuhan cairan. Jika balita akan diberikan jus, berikan jus buah tanpa tambahan gula, dan seluruh buah dan sayuran harus ditawarkan kepada balita sebanyak mungkin sesuai kebutuhan. (Allen & Myers, 2006). Lemak merupakan komponen penting bagi balita karena kapasitas lambung yang terbatas. Bayi dan balita perlu jumlah energy yang tinggi dari lemak karena Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 16 meningkatnya kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang cepat. Beberapa orang tua mungkin membatasi asupan lemak karena mereka khawatir tentang obesitas dan aterosklerosis. Namun, pembatasan lemak telah dikaitkan dengan pertumbuhan yang buruk pada balita (Pugliese, Weyman-Daum, Moses, Lifshitz, 1987 dalam Allen & Myers, 2006). Lemak dan kolesterol tidak dibatasi pada balita kurang dari dua tahun. Kekurangan asam lemak esensial diyakini mempengaruhi pematangan sistem saraf pusat, dan pembatasan lemak dapat menghambat pertumbuhan dan menghilangkan gizi balita seperti lemak dan vitamin. Balita berusia lebih dari dua tahun harus mengkonsumsi 30 persen kalori dari lemak. Orang tua yang ingin membatasi asupan lemak harus memperingatkan potensi pertumbuhan tertunda ketika asupan lemak kurang dari 20 persen. (Allen & Myers, 2006). Perubahan penting dalam kebiasaan konsumsi gizi terjadi selama transisi dari bayi sampai balita pada sekitar usia satu tahun. Selama waktu ini, balita mampu mengembangkan keterampilan untuk makan sendiri dan memilih makanan. Masa transisi ini disertai dengan peningkatan keterampilan motorik, perilaku, selera dan pilihan, serta peningkatan kebutuhan energi dan gizi. Pengasuh untuk balita pada usia ini bertanggung jawab untuk menyediakan makanan yang tepat dalam pengaturan yang tepat, penataan waktu makan, dan menanggapi perilaku. Balita di masa ini memiliki pilihan atas makanan yang mereka inginkan, banyak orang tua menjadi khawatir tentang penolakan makan, dan juga selera menentu untuk lebih memilih makanan manis. Tenaga kesehatan professional dapat memberikan bimbingan antisipatif berupa pendidikan kesehatan bagi orangtua dengan balita yang sedang dalam masa transisi. Pada tahun 2002, ditemukan 18-33 persen dari 3.022 balita di Amerika tidak mengkonsumsi buah-buahan atau sayuran dalam sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan bayi yang tertunda karena berbagai faktor misalnya saja faktor metabolisme atau lingkungan termasuk riwayat diet (pengaturan makanan), kondisi keluarga, atau situasi ekonomi. Kandungan zat besi, zink, dan Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 17 kalsium dibutuhkan tubuh balita demi tercapainya status nutrisi yang optimal. (Allen & Myers, 2006). Menurut Allen & Myers (2006), komponen kunci makan sehat untuk balita adalah ketersediaan dan berbagai pilihan makanan sehat untuk makanan ringan dan makanan berat. Makanan seimbang memiliki porsi dari setidaknya tiga dari empat kelompok makanan, dan makanan ringan yang seimbang memiliki porsi dua dari empat kelompok makanan. Seperti yang telah dibahas diatas bahwa toddler sudah mampu mengembangkan kemampuan fisik untuk makan sendiri (tanpa bantuan orang lain) dan mempelajari harapan sosial, budaya, dan perilaku yang berhubungan dengan makanan. Kemampuan makan sendiri bagi balita harus didorong terus menerus karena akan membantu balita mengembangkan keterampilan motorik halus. Balita akan belajar dari hasil interaksi dengan orang dewasa terkait kebiasaan makan misalnya kebiasaan memakan sayuran dan cara menciptakan lingkungan sosial yang diinginkan, misalnya dengan cara duduk di meja, mematikan televisi, dan makan makanan yang sama seperti balita. Balita dapat menolak penambahan makanan baru dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat menyebabkan balita mengalami defisiensi nutrisi, sebagai contoh adalah kekurangan zat besi yang merupakan penyebab utama anemia (Dietz & Stern, 1999 dalam Alkon, et al. 2006). The Dietary Guidelines baru untuk Amerika (2005) menyarankan balita sejak usia dua tahun atau lebih untuk mendapatkan gizi yang maksimal. Adapun makanan yang dianjurkan yaitu menekankan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu bebas lemak atau rendah lemak. Termasuk daging, unggas/ayam, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Dan yang selanjutnya adalah rendah lemak dan kolesterol, garam, dan tambahan gula. Menurut The Dietary Guidelines for Americans (2005) yang dikutip dalam Alkon (2006), jika balita tidak menyukai susu, maka gantikan dengan pemberian tinggi protein, zat besi, dan vitamin B12, serta kalsium dan vitamin D. Untuk jenis sayuran, Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 18 pilih jenis kacang-kacangan, daging, atau telur. Sedangkan untuk balita dengan intoleransi laktosa/menghindari produk susu, maka harus dipilih produk yang memiliki sumber kaya nutrisi pengganti susu termasuk potasium, vitamin A, dan magnesium selain kalsium dan vitamin D. Menurut New Zealand Food and Nutrition Guidelines dalam Ministry of Health (2008), terdapat 11 pedoman untuk pertumbuhan dan perkembangan toddler diantaranya menjaga pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dengan menyediakan makanan yang tepat dan aktivitas fisik setiap hari. Yang kedua yaitu memberikan ASI Eksklusif hingga enam bulan pertama kehidupan. Ketiga, ketika bayi sudah siap, perkenalkan untuk makan makanan pendamping ASI yang sesuai dan terus menyusui sampai setidaknya berusia satu tahun, atau lebih. Selanjutnya meningkatkan tekstur, variasi, rasa dan jumlah makanan yang diberikan pada bayi agar bayi mampu menerima asupan pelengkap nutrisi, terutama zat besi dan vitamin C. Kemudian untuk bayi, persiapkan atau pilih makanan pelengkap dengan tidak ada lemak yang ditambahkan, garam, gula, madu atau pemanis lainnya. Jika bayi tidak diberi ASI, kemudian gunakan formula bayi sebagai sumber susu sampai bayi berusia satu tahun. Setiap hari, tawarkan balita dengan berbagai makanan bergizi dari masing-masing empat kelompok makanan utama, yaitu: Sayuran dan buah, roti dan sereal, termasuk beberapa gandum, susu dan produk susu atau alternatif yang sesuai. Kemudian daging, unggas, makanan laut, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Untuk balita, siapkan atau pilih makanan yang rendah garam, tetapi jika menggunakan garam gunakan garam beryodium dan batasi asupan tinggi gula pada balita. Berikan balita dengan banyak cairan setiap hari seperti air, ASI, atau susu sapi (tapi membatasi susu sapi sekitar 500 mL per hari). Jangan memberikan bayi atau balita alkohol, kopi, minuman ringan, teh (termasuk herbal teh), dan minuman lain yang mengandung kafein. Yang terakhir yaitu memasak dan menyimpan makanan untuk menjamin keamanan pangan. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 19 Seiring dengan tumbuh kembang balita, balita membutuhkan lebih banyak energy yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya dalam satu kali makan. Salah satunya adalah dengan pembuatan makanan ringan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan balita. Kue dapat memberikan 20 % dari kebutuhan gizi dan untuk asupan energy diantara waktu makan. Berikan makanan selingan/ringan secara berkala diantara waktu makan. Makanan ringan ini pada prinsipnya tidak menggantikan makanan inti, melainkan memberikan tambahan nutrisi (suplemen). Pemilihan pembuatan makanan ringan menggunakan sedikit perencanaan dimana makanan ringan ini mampu membuat daya tarik balita meningkat dan tentunya mengandung nilai gizi. Tekstur kenyal, lembut/renyah, tidak terlalu asin atau tidak terlalu pedas, suhu tidak terlalu dingin atau terlalu panas, warna dan bentuk yang menarik. Penyajian makanan harus sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan sesuai dengan usia. Jika penyajian teruntuk balita, maka menghindari makanan yang menyebabkan allergy atau intoleran dan membuat tersedak. Contoh menu makanan ringan bagi balita yaitu makanan ringan yang berbahan dasar buah, es loli yang terbuat dari jus alami yang dibekukan hingga padat kemudian dituangkan ke cangkir kecil, paduan yogurt dan jus buah, serta makanan ringan jenis susu (berbahan dasar susu). Makanan ringan berbahan dasar susu misalnya yogurt dengan saus apel, susu kedelai yang dikombinasikan dengan keju/buah, pudding, yogurt susu yang dicampurkan jus alami, dll. Selain itu, juga terdapat makanan ringan berbahan dasar roti dan daging. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan makanan ringan ini, diantaranya jika membuat makanan ringan menggunakan bahan susu, produk kedelai atau buah jeruk, maka pastikan balita tidak mengalami alergi atau intoleransi, hindari penggunaan minuman bersoda atau minuman ringan yang mengandung kafein dan selalu mendorong balita untuk banyak minum air putih. Hindari juga makanan yang mengandung kandungan gula tinggi seperti donat, brownies, dan kue yang dipanggang lainnya. Selain itu, hindari makanan ringan yang akan menempel pada plak gigi balita/anak dan atap mulutnya, dan jangan terpengaruh iklan yang Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 20 menawarkan produk yang sebenarnya mengandung nilai gizi yang rendah. (Alkon, et al. 2006). Produk susu yang yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan ringan berbahan dasar susu adalah susu yang tidak mengandung kadar gula yang terlalu tinggi karena hal tersebut dapat berpotensi membuat balita mengalami obesitas dan memiliki penyakit diabetes. 2.3 Peran Perawat Komunitas Peran perawat komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berdasarkan peran tersebut, perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mendukung individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mencapai tujuan perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan, fungsi yang dilakukan adalah 1) Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dari hasil pengkajian diharapkan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien, informasi apa yang diperlukan klien, dan apa yang ingin diketahui klien. Selanjutnya 2) Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan. 3) melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk pemulihan kesehatan klien antara lain tentang pengobatan, hygiene, perawatan, serta gejala dan tanda-tanda bahaya. 4) menyusun program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik untuk topik sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit, dan pengelolaan penyakit. 5) mengajarkan kepada klien informasi tentang tahapan perkembangan. 6) membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari buku-buku, koran, TV, teman, dan lainnya. Menurut Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas adalah pengembangan kognisi dan kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan kemampuan masyarakat difokuskan pada daya guna aktivitas kehidupan, pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 21 terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat. (Efendi & Makhfudli, 2009). Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015, yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention). Peran perawat komunitas di agregat balita dengan status kurang gizi diantaranya dengan memperbaiki status nutrisi balita. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya pencegahan, health-protecting, dan promosi kesehatan (Allender dan Spradley, 2005). Layanan preventive bertujuan mencegah terjadinya kondisi lebih buruk dengan upaya meningkatkan kualitas perawatan anak, program imunisasi, dukungan terhadap keluarga, dan program perencanaan keluarga. Health protecting bertujuan melindungi kesehatan anak dari ancaman yang dapat menyebabkan kondisi sakit dengan mengurangi bahaya lingkungan termasuk bahaya makanan yang tidak aman dan sehat pada agregat balita serta mengontrol dari penyakit infeksi yang akan menurunkan nafsu makan pada anak. Promosi kesehatan bertujuan meningkatkan kondisi sehat pada anak dengan upaya program stimulasi pertumbuhan dan perkembangan, program nutrisi (Prasetyo, n.d) Perawat komunitas menggunakan strategi pendidikan kesehatan ketika memberikan informasi kepada keluarga/orangtua dengan balita yang memiliki status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Strategi untuk membangun komunitas yang sehat meliputi tiga kategori yaitu dimensi status, struktur, dan proses (Stanhope dan Lancaster, 2004). Strategi terbaik pada dimensi status adalah pada tingkat pencegahan primer dan sekunder, sebab tujuannya adalah untuk mencegah penyakit atau ancaman pada tahap awal. Strategi pada dimensi struktur adalah intervensi keperawatan langsung pada sarana layanan kesehatan dan karakteristik demografi. Intervensi ditujukan untuk mengubah karakteristik demografi meliputi pengembangan komunitas (community Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 22 development) melalui empowerment, coalition building (Helvie, 1998). Strategi pada dimensi proses ditekankan pada upaya promosi kesehatan dan strategi pencegahan primer. (Prasetyo, n.d). Menurut Hitchcock, Scubert, dan Thomas (1999) fokus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan (empowerment) dan kemitraan (partnership). Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru. Sedangkan kemitraan didefinisikan hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam perencaanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi upaya kesehatan msyarakat. Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan model keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra (community as a partner). Fokus dalam model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama keperawatan komunitas yaitu lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan dan yang kedua yaitu proses keperawatan (Efendi dan Makhfudli, 2009). Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah komunitas. Penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan family centered nursing salah satunya menggunakan Friedman Model. Pengkajian dengan model ini mengkaji beberapa subsistem dalam keluarga. Sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 23 2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga 2.4.1 Pengkajian Model pengkajian yang diterapkan dalam penulisan karya ilmiah akhir ini adalah model asuhan keperawatan Friedman dengan menggunakan teori sistem umum, teori perkembangan keluarga, teori struktural fungsional, dan teori lintas budaya sebagai landasan teoretis primer model dan alat pengkajian keluarga (Freadman, Bowden, & Jones, 2003). Tahap pengkajian yang pertama yaitu mengidetifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga. Setelah dilakukan pengkajian keluarga yang meliputi enam subsistem pengkajian, langkah selanjutnya adalah pengkajian berdasarkan lima tugas kesehatan keluarga. Yang pertama yaitu tahapan mengenal masalah. Pengkajian dilakukan dengan cara menilai pengetahuan keluarga terkait masalah kesehatan yang sedang dialami oleh anggota keluarga terkait masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pengetahuan tersebut diantaranya pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Yang kedua yaitu memutuskan untuk melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya perawatan keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dapat menyebabkan masalah yang dihadapi keluarga semakin memburuk. Dalam hal ini perawat mengkaji kemampuan keluarga untuk memutuskan memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Yang ketiga yaitu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Dalam hal ini keluarga dikaji mengenai bagaimana cara keluarga merawat anggota keluarga yang sakit tersebut. Dan seorang tenaga kesehatan professional memberikan layanan mengenai bagaimana cara perawatan terhadap anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Yang keempat Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 24 yaitu memodifikasi lingkungan. Sedangkan yang kelima yaitu memanfaatkan fasilitas kesehatan masyarakat. Fasilitas kesehatan disini dapat berfungsi sebagai sumber untuk berkonsultasi dan perawatan/pemantauan keluarga terhadap anggota keluarganya yang mengalami masalah kesehatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 2.4.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada balita dengan gizi kurang berdasarkan rujukan NANDA 2014 yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan tumbuh kembang, ketidakefektifan pola makan bayi, gangguan menelan, dsb. 2.4.3 Perencanaan a. Intervensi Umum Intervensi umum yang dilakukan meliputi lima tugas perkembangan keluarga yaitu mengenal masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, melakukan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Selanjutnya yaitu keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang aman dan tenang, dan yang kelima adalah memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. Kriteria Hasil Kriteria hasil dan kriteria evaluasi menurut Wilkinson & Ahern (2009) didasarkan pada pertanyaan: Apakah anda menyatakan target waktu dan rentang evaluasi, apakah kriteria hasil dapat diukur, apakah kriteria hasil realistis untuk dilakukan, apakah pencapaian minimal satu kriteria hasil menunjukan penyelesaian dari masalah yang ditetapkan. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 25 c. Intervensi Unggulan Intervensi unggulan yang dilakukan pada keluarga adalah dengan edukasi kesehatan tentang pemenuhan nutrisi pada balita dan melatih psikomotor keluarga dengan membuat makanan ringan berbahan dasar susu. 2.4.4 Implementasi Tahapan selanjutnya setelah penetapan perencanaan keperawatan yaitu implementasi. Implementasi merupakan tindakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan. Strategi yang digunakan dapat berupa implementasi unggulan yang diterapkan kepada individu atau keluarga dalam rentang waktu tertentu. 2.4.5 Evaluasi Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah hasil yang diharapkan sudah terpenuhi, bukan untuk melaporkan intervensi keperawatan telah dilakukan (Potter & Perry, 2009). Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga meliputi evaluasi sumatif dan formatif. Selain evaluasi sumatif dan formatif, juga terdapat evaluasi tingkat kemandirian. Hal ini dilakukan dalam upaya menilai sejauh mana kemandirian keluarga kelolaa setelah diberikan asuhan keperawatan dalam periode tertentu. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 26 BAB 3 LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA Pada bab ini akan dipaparkan hasil pengkajian keluarga bapak J khususnya anak D dengan masalah kesehatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, meliputi pengkajian data fokus, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi hasil terkait penyelesaian masalah keperawatan. 3.1 PENGKAJIAN 3.1.1 Karakteristik Keluarga Keluarga bapak J (41 tahun) bertempat tinggal di Kelurahan Sukatani RT 04 RW 02 Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Keluarga bapak J merupakan tipe keluarga nuclear family dengan tahap perkembangan remaja, dimana anak pertama keluarga bapak J (anak A) adalah seorang perempuan berusia 18 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di tingkat Sekolah Menengah Atas. Anak kedua bapak J (anak A) merupakan seorang perempuan berusia 12 tahun yang juga baru saja menyelesaikan pendidikannya di tingkat Sekolah Dasar. Anak ketiga bapak J (anak A) seorang laki-laki yang saat ini berusia 9 tahun masih menempati bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Anak keempat bapak J (anak D) seorang perempuan berusia 23 bulan, setiap harinya tinggal bersama istri bapak J yaitu ibu S (40 tahun) di rumah. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja yang pertama yaitu remaja terus mengembangkan autonominya. Yang kedua, orang tua memfokuskan ulang pada masa pertengahan perkawinan dan masalah karier, dan yang terakhir adalah orang tua menggeser perhatian ke arah generasi yang lebih tua. Pada saat dilakukan pengkajian, didapatkan data bahwa keluarga bapak J tinggal istri beserta empat orang anaknya. Bapak J memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Saat ini bapak J bekerja sebagai pegawai pabrik panci yang ada di dekat rumahnya. Jika sore hari tiba dan bapak J masih memiliki waktu luang serta tidak lelah, bapak J melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang tukang ojek. 26 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia 27 Ibu S sendiri memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Dasar. Saat ini Ibu S adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang memiliki pekerjaan sampingan untuk bekerja di laundry yang ada di dekat rumahnya. Pekerjaan sampingan ini dilakukannya ketika anak D ada yang mengurus di rumah, misalnya anak pertama ibu S yaitu anak A mampu mengurus anak D sehingga ibu S dapat bekerja di laundry. Pada saat pengkajian kesehatan khususnya pada anak D didapatkan informasi bahwa anak D memiliki berat badan yang tetap dan tidak kunjung naik selama 3 bulan berturut-turut, yaitu 8 kg sedangkan panjang badan anak D yaitu 75 cm. Dari hasil pengukuran Kartu Menuju Sehat yang dimiliki ibu S, didapatkan informasi bahwa anak D memiliki status gizi berada di bawah garis merah. Sejak 3 bulan yang lalu, Ibu S tidak mengunjungi posyandu untuk menimbang anak D secara rutin. Dari hasil pemeriksaan fisik anak D didapatkan frekuensi napas 20x per menit, nadi 90x per menit, dan suhu 36.6 derajat Celcius. Pengkajian nutrisi didapatkan hasil antropometri : BB/PB yaitu 8kg/75 cm. Dari pengkajian secara klinis didapatkan anak D terlihat kurus dan pucat. Pengkajian keluarga terkait 5 tugas fungsi kesehatan keluarga didapatkan informasi bahwa keluarga belum mengenal masalah kesehatan mengenai gizi. Fungsi kesehatan keluarga yang kedua yaitu didapatkan informasi keluarga bapak J belum mampu membuat keputusan untuk merawat anak D dengan masalah kesehatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pengkajian fungsi kesehatan yang ketiga yaitu mengenai cara perawatan sederhana. Dari hasil pengkajian didapatkan informasi bahwa keluarga belum mampu melakukan perawatan sederhana terkait masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini diperkuat dengan adanya data yang menunjukkan dalam sehari anak D hanya makan satu kali di pagi hari dengan menu nasi dan lauk tanpa sayur, makan selingan 2 kali dalam sehari dengan masing-masing 1 biskuit untuk setiap makanan selingan, dan masih mengkonsumsi ASI dengan frekuensi yang sering dengan setiap menyusu durasinya lebih dari 10 menit. Pengkajian fungsi kesehatan keluarga yang keempat mengenai modifikasi lingkungan, didapatkan Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 28 informasi keluarga belum mengetahui dan belum tahu cara memodifikasi lingkungan dalam menunjang perawatan anak D dengan masalah kesehatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Selanjutnya pengkajian kesehatan keluarga yang kelima terkait pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan didapatkan data bahwa ibu S jarang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti posyandu untuk pemantauan status gizi anak D setiap bulannya. Pengkajian kesehatan pada karya ilmiah ini difokuskan pada keluarga bapak J khususnya anak D. Sedangkan pengkajian terhadap ibu S penulis masukan dalam lampiran pengkajian secara legkap berdasarkan pengkajian Friedman. 3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN Dari hasil analisa data, diperoleh diagnosa keperawatan pada keluarga bapak J yaitu : a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga bapak J khususnya anak D b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga bapak J khususnya ibu S dengan hipertensi 3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN 3.3.1 Perencanaan keperawatan kurang gizi secara umum Perencanaan intervensi keperawatan ditetapkan berdasarkan 5 fungsi keperawatan keluarga terkait masalah kesehatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga bapak J khususnya anak D. 3.3.1.1 Tujuan Umum Meningkatnya status gizi anak D setelah diberikan intervensi keperawatan selama 7 minggu dengan 10 kali pertemuan. 3.3.1.2 Tujuan Khusus a. Tujuan Khusus 1 Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 29 1) Mengenal masalah gizi seimbang vagi balita dan kurang gizi : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala. 2) Mengidentifikasi anggota keluarga yang sakit b. Tujuan Khusus 2 Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah akibat kurang gizi : 1) Menyebutkan akibat lanjut dari kurang gizi 2) Memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan kurang gizi c Tujuan Khusus 3 Melakukan perawatan pada anggota keluarga dengan kurang gizi 1) Pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan balita kurang gizi, cara pemilihan bahan-bahan makanan yang mengandung triguna gizi seimbang, dan prinsip menyajikan makanan. 2) Menjelaskan dan mendemonstrasikan (melatih psikomotor) keluarga mengenai cara memilih bahan makanan dan cara mengolah makanan yang baik untuk pemenuhan nutrisi balita setelah ASI, penyusunan menu seimbang sesuai dengan kebutuhan balita setelah ASI dalam sehari-hari, dan cara memberi makan pada anak yang susah makan. d. Tujuan Khusus 4 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk anak dengan gizi kurang: 1) Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan untuk anak dengan gizi kurang. 2) Keluarga mampu menunjukkan perubahan lingkungan yang sehat untuk anak dengan gizi kurang. e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi anak dengan gizi kurang : 1) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan dan manfaatnya 2) Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeriksakan dan peningkatan status gizi balita Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 30 3.3. 2 Intervensi Keperawatan Unggulan Intervensi keperawatan unggulan didasarkan pada hasil pengkajian tahapan fungsi perawatan keluarga, dimana masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak D adalah kurangnya pemenuhan nutrisi setelah ASI pada balita. Intervensi keperawatan unggulan didasarkan pada bentuk intervensi yang mudah dipraktikkan dan memberikan efek yang signifikan terhadap pencapaian nutrisi seimbang bagi balita. Dari sekian bentuk intervensi keperawatan, penulis menetapkan intervensi keperawatan berupa pemenuhan nutrisi seimbang bagi balita setelah ASI menjadi bentuk intervensi unggulan yang diterapkan kepada anak D yaitu pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu : pudding. Alasan pemilihan makanan ringan berbahan dasar susu kental manis yaitu karena susu kental manis mudah didapatkan, harga yang terjangkau, dan bernilai karbohidrat tinggi. a. Tujuan khusus intervensi pemenuhan nutrisi seimbang bagi balita setelah ASI berupa pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu : pudding Keluarga bapak J khususnya anak D mampu mencapai status gizi yang optimal berupa peningkatan berat badan, secara klinis tidak terlihat pucat dan kurus. b. Kriteria dan standar evaluasi 1.) Verbal Keluarga bapak J mampu menyebutkan nutrisi/gizi seimbang bagi balita : Pengertian gizi seimbang Menyebutkan 2 dari 3 pentingnya nutrisi seimbang bagi balita setelah lepas dari ASI Menyebutkan pentingnya makanan selingan berbahan susu bagi balita setelah lepas dari ASI 2.) Psikomotor Keluarga mampu mengikuti tahapan dalam pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu Keluarga mampu membuat makanan selingan/ringan berbahan dasar susu : pudding tanpa bantuan perawat Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 31 3.) Afektif Keluarga bapak J khususnya anak D terlibat dalam pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan balita setelah lepas dari ASI Keluarga bapak J mampu mengikuti jadwal pembuatan makanan selingan berbahan dasar susu 3 kali per minggu. c. Rencana Intervensi Dengan menggunakan lembar balik, leaflet, dan demonstrasi langsung 1.) Jelaskan kepada keluarga bapak J mengenai : - pengertian gizi seimbang bagi balita setelah lepas dari ASI - manfaat/pentingnya gizi seimbang bagi balita setelah lepas dari ASI - menjelaskan pentingnya makanan selingan/ringan pada balita/toddler setelah lepas ASI 2.) Demonstrasikan pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu kepada keluarga Bapak J. 3.) Berikan motivasi kepada keluarga bapak J untuk mendemonstrasikan kembali cara pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu (pudding) 4.) Buat jadwal rutin untuk membuat makanan selingan berbahan dasar susu 3 kali dalam seminggu 5.) Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga dalam upaya pemenuhan nutrisi yang diperlukan anak D 3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Implementasi 1 : Senin, 9 Juni 2014 pukul 11.00 WIB-12.00 WIB a. Dengan menggunakan lembar balik menjelaskan kepada keluarga bapak J : 1.) Pengertian gizi seimbang bagi balita Gizi seimbang adalah terpenuhinya berbagai zat gizi (zat pembangun, zat pengatur, dan zat energi) dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. 2.) Manfaat/pentingnya gizi seimbang bagi balita setelah lepas dari ASI diantaranya BB dan TB anak akan naik, anak tampak semangat (aktif), anak mengalami Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 32 pertumbuhan dan perkembangan dengan baik, tidak mudah terkena penyakit, dan mampu meningkatkan daya pikir/konsentrasi. b. Menjelaskan kepada keluarga bapak J terkait pemberian makanan selingan kepada anak D untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan tubuh balita setelah lepas dari ASI. Di atas usia setahun, kandungan nutrisi dalam ASI hanya mampu memenuhi sepertiga dari kebutuhan nutrisi hariannya. Selain itu, kandungan kalsium dalam ASI juga sudah menurun, oleh karena itu harus didapatkan dari sumber lain, misalnya susu, ikan, atau sayuran berdaun hijau. Pemberian makanan tambahan yang mengandung banyak kalsium ini dapat diperoleh dari pembuatan pudding yang berbahan dasar susu. c. Memberikan motivasi kepada keluarga bapak J untuk tetap memberikan makanan selingan/rigan kepada anak D untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan tubuh balita setelah lepas dari ASI Implementasi 2 : Rabu, 11 Juni 2014 pukul 11.00 WIB-12.00 WIB a. Melibatkan keluarga dalam demonstrasi pembuatan makanan ringan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan anak D : membuat cemilan berbahan dasar susu (pudding) b. Membuat jadwal bersama untuk mengolah cemilan berbahan dasar susu lainnya atau bahan dasar sayur dan buah c. Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga dalam upaya pemenuhan nutrisi yang diperlukan anak D 3.5 EVALUASI 3.5.1 Evaluasi Formatif Hari, tanggal : Senin, 9 Juni 2014, pukul 11.00 WIB Data Subjektif : Keluarga mengatakan mengerti mengenai pengertian gizi seimbang, manfaat/pentingnya gizi seimbang bagi balita setelah lepas dari ASI, dan pemberian Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 33 makanan selingan kepada anak D untuk memenuhi nutrisi yang diperlukan tubuh balita setelah lepas dari ASI. Data Objektif : Keluarga mampu menyebutkan pengertian gizi seimbang, 2 dari 3 pentingnya gizi seimbang bagi balita, mampu menyebutkan pentingnya makanan selingan berbahan susu bagi balita setelah lepas dari ASI Analisa : Implementasi TUK 3 ke-1 tercapai Planning : a. Motivasi keluarga bapak J untuk terus mengaplikasikan pemberian nutrisi yang diperlukan anak D setelah lepas dari ASI berupa makanan ringan berbahan dasar susu atau nutrisi lainnya b. Rencana tindak lanjut keluarga bapak J untuk membuat makanan ringan 3 x seminggu untuk anak D dengan bahan dasar susu c. Lanjutkan intervensi TUK 3 ke-2 tentang demonstrasi pembuatan cemilan sehat berbahan dasar susu bagi anak D 3.5.1 Evaluasi Sumatif Hari /Tanggal : Rabu , 11 Juni 2013, Jam : 11.00 WIB. Data Subyektif : Keluarga bapak J menyatakan akan mendemonstrasikan/membuat makanan selingan bagi anak D dengan bahan dasar susu, berat badan anak D meningkat dan anak D terlihat lebih aktif. Data Objektif : Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 34 Keluarga mampu mendemonstrasikan pembuatan makanan selingan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan anak D setelah lepas dari ASI, dan terjadwal untuk membuat cemilan/makanan selingan seminggu 3 kali berbahan dasar susu, berat badan anak D meningkat menjadi 10 kg, keluarga mampu mengikuti tahapan dalam pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu dan mampu membuat makanan selingan/ringan berbahan dasar susu : pudding tanpa bantuan perawat Analisa : Intervensi TUK 3 : demonstrasi pembuatan makanan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan anak D tercapai Planning : a. Rencana tindak lanjut untuk kader kesehatan tentang kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu dengan memantau balita dengan kurang gizi dan memberikan penyuluhan secara langsung. b. Rencana tindak lanjut kepada keluarga untuk tetap konsisten membuat makanan selingan berbahan dasar susu atau bahan dasar buah dan sayur untuk anak D demi tercapainya status nutrisi yang maksimal Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 35 BAB 4 ANALISA SITUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa pembahasan dari proses asuhan keperawatan pada keluarga bapak J khususnya anak D dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RT 04 RW 02 Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok, meliputi profil lahan praktik, analisis masalah keperawatan dengan konsep terkait KKMP dan konsep kasus terkait, analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait, dan alternatif pemecahan yang dapat dilakukan 4.1 PROFIL LAHAN PRAKTIK Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara, Kota Depok menghadapi berbagai permasalahan perkotaan, termasuk masalah kependudukan. Jumlah penduduk di Kota Depok tahun 2008 adalah sebanyak 1.503.677 jiwa, terdiri dari 780.092 penduduk laki-laki dan 723.585 penduduk perempuan. Sedangkan luas wilayah adalah 200.29 km2. Kota Depok memiliki beberapa kelurahan dimana salah satu kelurahan tersebut adalah kelurahan Sukatani. Jumlah penduduk di wilayah kelurahan Sukatani tahun 2009 adalah 42.631 jiwa terdiri dari 22.219 penduduk lakilaki dan 20.412 penduduk perempuan. Sedangkan luas wilayahnya adalah 508.60 km2. Dari data di atas maka dapat disimpulkan kelurahan ini memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stanhope (2004) yang mendefinisikan kota secara geografi memiliki populasi tinggi lebih dari 99 jiwa per mil2, kota dengan populasi kurang lebih 20.000 jiwa tetapi kurang dari 50.000 jiwa. Kelurahan Sukatani memiliki satu puskesmas yang bertanggungjawab atas status kesehatan masyarakat Sukatani. Puskesmas tersebut bernama Puskesmas Sukatani. Fasilitas yang ada di Puskesmas Sukatani lengkap, terdiri dari enam poli, yaitu poli gigi, poli umum, poli KIA, poli TB, poli gizi, dan juga poli MTBS. Selain poli, tersedia fasilitas lain seperti adanya apotek yang dapat digunakan masyarakat yang berobat untuk menebus obatnya setelah mendapat resep dari dokter yang ada di 35 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia 36 Puskesmas. Puskesmas ini memiliki tenaga kesehatan berupa dokter, perawat, bidan, dan juga apoteker. Secara keseluruhan, poli yang ada di Puskesmas Sukatani ini sudah berjalan dengan baik hanya saja pendokumentasian keperawatan yang masih perlu untuk diperbaiki. Setiap bulannya, setiap RW mengadakan posyandu dan posbindu secara rutin. Tenaga kesehatan yang bertugas untuk mendatangi posyandu adalah seorang bidan. Umumnya, di setiap RW pelaksanaan posyandu bersamaan dengan diadakannya posbindu. Salah satunya di RW 02. Posyandu di RW 02 dilaksanakan tanggal 26 setiap bulannya. Wilayah RW 02 merupakan bagian dari wilayah kelurahan Sukatani. Wilayah RW 02 ini terdiri dari 6 RT dan letaknya berbatasan dengan RW 22 dan RW 03. Jumlah warga balita di RW 02 yang aktif mengikuti posyandu yaitu 111 dengan 13 balita (11.7%) status gizi berada pada rentang garis merah, 25 balita (22.5%) status gizi berada pada rentang garis kuning, 65 balita (58.6%) status gizi berada pada rentang garis hijau, dan 8 balita (7.2%) status gizi berada pada rentang garis kuning atas (risiko obesitas). Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa warga RW 02 masih terdapat balita yang memiliki status kurang gizi ataupun risiko kurang gizi dikarenakan kurangnya pengetahuan keluarga akan pentingnya gizi seimbang. Hasil wawancara dengan kader kesehatan RW 02 didapatkan informasi bahwa sebelumnya di RW 02 belum pernah dilakukan penyuluhan mengenai gizi seimbang dan kurang gizi. 4.2 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 4.2.1 Tahap Pengkajian Keluarga bapak J (41 tahun) bertempat tinggal di Kelurahan Sukatani RT 04 RW 02 Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Keluarga bapak J merupakan tipe keluarga nuclear family dengan tahap perkembangan remaja, dimana anak pertama keluarga bapak J (anak A) adalah seorang perempuan berusia 18 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di tingkat Sekolah Menengah Atas dan ingin melanjutkan ke jenjang karier. Hal ini sesuai dengan kajian literature terkait tahap perkembangan Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 37 keluarga remaja yang dikemukakan Duvall. Anak kedua bapak J (anak A) merupakan seorang perempuan berusia 12 tahun yang juga baru saja menyelesaikan pendidikannya di tingkat Sekolah Dasar. Anak ketiga bapak J (anak A) seorang lakilaki yang saat ini berusia 9 tahun masih menempati bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Anak keempat bapak J (anak D) seorang perempuan berusia 23 bulan, setiap harinya tinggal bersama istri bapak J yaitu ibu S (40 tahun) di rumah. Bapak J sendiri adalah seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dan ibu S adalah lulusan Sekolah Dasar. Fokus pengkajian keluarga bapak J adalah terkait anak D. Saat dilakukan pengkajian, berat badan anak D 8 kg dengan panjang badan 75 cm. Dari hasil pengukuran KMS yang dimiliki ibu S, anak D berada di bawah garis merah. Sedangkan menurut pengukuran NCHS, anak D berada di batas -2. Hal ini mengindikasikan anak D kurus atau mengalami gizi kurang. Anak D terlihat pucat, kurang aktif, dan rewel. Dari hasil wawancara dengan ibu S, anak D merupakan anak yang sulit bergaul dengan lingkungan baru atau dengan orang baru. Anak D dilahirkan secara normal 23 bulan yang lalu dengan berat badan lahir 3.3 kg. Mengenai panjang bayi saat lahir, ibu S mengatakan lupa dan surat pernyataan dari Rumah Sakit hilang. Sejak kecil, anak D tidak pernah sakit parah. Sakit yang dialami biasanya flu, demam, atau batuk. Ibu S mengatakan ibu S jarang mengunjungi posyandu untuk memantau berat badan anak D. Ibu S mengatakan terakhir datang ke posyandu 3 bulan yang lalu. Hal ini disebabkan karena ibu S tidak sempat datang ke posyandu, lupa, dan malu karena berat badan anak D tidak pernah naik serta selalu di bawah garis merah. Anak D masih mengkonsumsi ASI hingga saat dilakukan pengkajian. Ketika enam bulan pertama lahir, anak D diberikan ASI ekslusif dan diberikan makanan lainnya berupa pisang yang telah dilumatkan. Berdasarkan literature, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Rodgers (2009) yang melaporkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 38 dengan status gizi balita. Dimana semakin rendah tingkat pendidikan ibu, maka semakin berisiko mengalami kurang gizi pada balita. Hal lain yang menjadi penyebab anak D mengalami kurang gizi yaitu karena status sosial ekonomi orangtua. Bapak J adalah seorang buruh pabrik di sekitar rumahnya. Sedangkan ibu S adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang bekerja di laundry jika ada waktu luang. Anak-anak dari bapak J belum ada yang bekerja. Jika pendapatan keduanya digabungkan, jumlahnya masih di bawah upah minimum regional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (n.d) yang mengatakan kondisi ekonomi keluarga dan tingkat pengetahuan gizi ibu yang rendah diduga menjadi penyebab rendahnya konsumsi pangan anak balita. Rendahnya konsumsi pangan pada balita menyebabkan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Terbukti dengan kondisi anak D yang status nutrisinya adalah kurus. Gangguan pertumbuhan disini adalah berat badan anak D yang tidak kunjung naik. Anak D merupakan toddler berusia 23 bulan yang saat ini masih mengkonsumsi ASI. Konsumsi ASI di masa ini masih sesuai dengan literature. Akan tetapi, hal yang membuat tidak biasa adalah ketika makanan pendamping ASI anak D tidak mencukupi kebutuhannya. Hal ini merupakan salah satu penyebab anak D mengalami gizi kurang. Menurut Dr.Yoga (2012), setelah usia setahun kandungan kalsium dalam ASI menurun, karena itu harus didapatkan dari sumber lain, misalnya saja susu, ikan kecil yang dimakan dengan tulang, atau sayuran berdaun hijau. Sedangkan menurut Allen & Myers (2006) kalsium berguna dalam pertumbuhan tulang, perkembangan gigi, dan kontraksi otot, dan mungkin memainkan peran dalam pengaturan tekanan darah dan tubuh. Dari kedua literature tersebut, penyebab anak D mengalami gizi kurang salah satunya yaitu karena kurangnya kalsium. Hasil pengkajian lainnya yaitu mengenai pola makan anak D yang tidak mencukupi. Selama masih dalam pemberian ASI, pola makan anak D di pagi hari hanyalah nasi dan lauk misalnya tempe/tahu/ayam. Ketika siang hari, anak D tidak mengkonsumsi makanan selain makanan ringan berupa satu lembar biscuit. Nutrisi yang didapatkan Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 39 anak D dari ASI telah berkurang kandungannya diantaranya zat besi, seng (zink), vitamin A, dan vitamin B-6, serta kalsium. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Allen & Myers (2006), balita seusai lepas dari ASI dianjurkan untuk meminum susu sebanyak 2-3 botol sehari. Namun, anak D tidak menyukai susu formula sehingga kebutuhan akan protein yang berkualitas tinggi, kalsium, dan vitamin A dan D kurang. Hasil analisa data pengkajian data fokus yang ditemukan pada keluarga bapak J khususnya anak D selanjutnya disimpulkan dalam masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Nanda, 2014). Penegakan masalah didasarkan pada analisa data dan batasan karaktristik yang ditemukan pada keluarga bapak J khusunya anak D. Data hasil pengkajian didapatkan bahwa keluarga tidak mampu memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi balita. Hal ini sesuai dengan definisi dari Nanda (2012) yaitu asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteristik untuk penegakan diagnosa tersebut pada anak D diperkuat dengan data membrane mukosa anak D pucat, kurang makanan, dan juga kurangnya informasi orang tua terhadap kebutuhan nutrisi balita. 4.2.2 Tahap Perencanaan Pada perencanaan intervensi edukasi kesehatan tentang pemenuhan nutrisi pada balita dan melatih psikomotor keluarga dengan membuat makanan berbahan dasar susu ditetapkan dengan menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yang ditetapkan dari diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga bapak J khususnya anak D yaitu setelah diberikan intervensi keperawatan selama 7 minggu dengan 10 kali kunjungan, mengacu pada target pencapaian secara umum dari asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan tujuan khusus ditetapkan mengacu pada target dari satu tindakan atau intervensi yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah secara spesifik. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 40 Tujuan khusus dari intervensi edukasi kesehatan tentang pemenuhan nutrisi pada balita dan melatih psikomotor keluarga dengan membuat makanan berbahan dasar susu adalah menjelaskan dan melatih psikomotor keluarga tentang edukasi kesehatan tentang pemenuhan nutrisi pada balita dan melatih psikomotor keluarga dengan membuat makanan berbahan dasar susu. Perencanaan dibuat dengan merencanakan kontrak pertemuan (waktu, tempat, dan materi yang akan didiskusikan), persiapan materi yang diberikan, media yang digunakan, dan metode intervensi. Perencanaan intervensi terbagi menjadi 2 tahap, meliputi tahap pertama pemberian edukasi kesehatan tentang gizi seimbang. Tahap kedua adalah melatih psikomotor keluarga dengan membuat makanan selingan berbahan dasar susu. 4.3.3 Tahap Implementasi Implementasi dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama implementasi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 9 Juni 2014, jam 11.00 WIB di rumah bapak J. Intervensi dilakukan dengan pemberian edukasi kesehatan terkait gizi seimbang. Edukasi kesehatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa media leaflet. Kegiatan edukasi kesehatan yang dilakukan dengan: Menjelaskan kepada keluarga bapak J terkait pengertian gizi seimbang bagi balita, memberikan penjelasan kepada keluarga bapak J mengenai kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan status nutrisi anak D, memberikan motivasi kepada keluarga bapak J untuk berperan aktif dalam pembuatan menu selingan berbahan dasar susu. Implementasi tahap kedua dilaksanakan hari Rabu tanggal 11 Juni 2014. Kegiatan pembuatan makanan selingan diawali dengan persiapan alat dan bahan. Sebungkus agar siap masak, gula 0.125 gram, susu kental manis, dan cetakan agar yang menarik. Fase selanjutnya adalah mulai mengolah bahan makanan tersebut dengan tambahan susu kental manis dalam proses pengolahan. Setelah pudding selesai dan siap santap, cara mengkonsumsi pudding tersebut adalah dengan disiram kembali dengan susu kental manis. Sehingga hal ini dapat mendistraksi anak D agar mulai menyukai susu Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 41 selain ASI. Kegiatan pembuatan makanan selingan berbahan dasar susu dapat diimplementasikan kepada keluarga bapak J dapat terealisasi sesuai rencana. 4.3.4 Tahap Evaluasi Tahapan evaluasi dari implementasi keperawatan pemberian edukasi kesehatan tentang gizi seimbang dan melatih psikomotor keluarga dengan membuat makanan selingan berbahan dasar susu dilakukan dengan metode interview untuk hasil implementasi edukasi kesehatan. Sedangkan evaluasi psikomotor dilakukan dengan metode observasi langsung terhadap aktivitas pembuatan makanan selingan. Evaluasi implementasi dilakukan dengan 2 cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif didapatkan hasil keluarga bapak J mampu mencapai kriteria hasil yang ditentukan. Evaluasi sumatif dilakukan dengan dengan melakukan penilaian data subyektif dan obyektif dari kemampuan keluarga terhadap pembuatan makanan selingan. Hasil evaluasi menunjukkan berat badan anak D meningkat dari 8 kg menjadi 10 kg setelah 2 minggu sebanyak 3x pertemuan dilakukan intervensi. Dari hasil evaluasi sumatif penulis melakukan analisa hasil dari implementasi pembuatan makanan selingan berbahan dasar susu, dan didapatkan analisa intervensi tercapai sesuai kriteria hasil yang ditetapkan. Adapun kendala yang ditemukan selama melakukan proses intervensi adalah ketidaktelatenan orangtua untuk secara terus menerus membuat makanan selingan sehat bagi anak D. Secara keseluruhan, intervensi yang dilakukan tercapai sesuai dengan kriteria. Intervensi yang telah dilakukan sesuai dengan apa yang dituliskan Alkon, et al (2006) bahwa balita membutuhkan lebih banyak energy yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya dalam satu kali makan yaitu berupa makanan ringan. Pemilihan makanan ringan yang diterapkan penulis dalam intervensi kali ini yaitu penerapan makanan ringan berbahan dasar susu berupa pembuatan pudding. Tekstur pudding yang dibuat adalah kenyal, lembut, tidak terlalu manis, disajikan dalam suhu tidak terlalu dingin atau terlalu panas, serta warna dan bentuk pudding yang menarik. Hal Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 42 yang membuat intervensi ini berhasil yaitu karena pembuatan pudding berbahan dasar susu disajikan dalam tampilan yang menarik dan anak D belum pernah mencobanya sebelum dilakukan intervensi oleh penulis. Hasil evaluasi yang lain yaitu terkait penghitungan karbohidrat balita. Secara keseluruhan, jumlah kalori yang dibutuhkan anak D yaitu 1000 kalori per hari. Sedangkan kebutuhan karbohidrat balita yaitu 50-60 % dari kebutuhan kalorinya. Hasil dari intervensi yang diberikan kepada keluarga binaan didapatkan kenaikan berat badan yang menyebabkan status nutrisi balita optimal. Namun, terdapat efek jangka panjang yang harus dipikirkan jika pemberian pudding berbahan dasar susu ini tidak dihentikan. Hal ini diakibatkan kandungan gula yang terdapat dalam susu kental manis tinggi, sehingga pemberian gula dalam pembuatan pudding sebaiknya dikurangi. Ketika status nutrisi balita telah optimal, maka pemberian pudding dihentikan dengan diganti makanan selingan/ringan berbahan buah dan sayur yang mengandung nutrisi yang diperlukan balita. Seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya bahwa kelebihan konsumsi gula pada balita dapat menyebabkan efek jangka panjang berupa kegemukan pada masa dewasa. 4.3.5 Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut pemecahan masalah diperlukan untuk mengatasi hambatan yang didapat selama proses asuhan keperawatan dengan intervensi pembuatan makanan selingan sehat bagi anak D. Beberapa alternatif yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan intervensi pembuatan makanan selingan sehat bagi anak D adalah melakukan jadwal rutin tiap 3x dalam seminggu yang tertulis dalam jadwal dan meminta anggota keluarga untuk mengingatkan. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 43 BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Karakteristik keluarga bapak J merupakan keluarga dengan tipe nuclear family dengan tahap perkembangan remaja. Pada keluarga bapak J ditemui tiga masalah masalah keperawatan, yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak D, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu S terkait hipertensi, dan penghalusan progresif keterampilan motorik pada anak D. Tahap perencanaan disusun berdasarkan lima fungsi kesehatan keluarga. Intervensi berupa pendidikan kesehatan serta melatih psikomotor pembuatan cemilan/makanan ringan berbahan dasar susu menjadi intervensi unggulan pada penerapan fungsi perawatan keluarga. Implementasi intervensi unggulan yaitu pembuatan cemilan/makanan ringan berbahan dasar susu dilaksanakan dalam 2 tahapan implementasi, yaitu dengan memberikan edukasi kesehatan mengenai gizi seimbang dan melatih psikomotor keluarga mengenai pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu. Evaluasi dari implementasi pendidikan kesehatan serta melatih psikomotor pembuatan cemilan/makanan ringan berbahan dasar susu dilakukan secara formatif dan didapatkan hasil keluarga bapak J mampu mencapai kriteria hasil yang ditentukan. Sedangkan evaluasi secara sumatif dilakukan dengan dengan melakukan penilaian data subyektif dan obyektif dari kemampuan keluarga terhadap pembuatan makanan selingan. Hasil evaluasi menunjukkan berat badan anak D meningkat dari 8 kg menjadi 10 kg selama program dilaksanakan. Rencana tindak lanjut terkait pendidikan kesehatan serta melatih psikomotor pembuatan cemilan/makanan ringan berbahan dasar susu ditetapkan bersama keluarga dan disepakati untuk meneruskan intervensi yang diberikan perawat dengan dilakukan pembuatan cemilan berbahan dasar susu dan berbahan dasar sayur buah 3x dalam seminggu. 43 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia 44 5.2 Saran 5.2.1 Pelayanan Kesehatan Memberdayagunakan kader sebagai agen dalam penemuan balita dengan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, mengoptimalkan kader untuk mengikuti pelatihan terkait penyuluhan mengenai nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada balita, dan memberikan penyuluhan kepada keluarga dengan balita yang memiliki masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh secara personal. Selain itu, diharapkan pemberian makanan ringan berbahan dasar susu dapat menjadi inovasi unggulan di Puskesmas. Keluarga binaan yang mendapatkan asuhan keperawatan keluarga oleh perawat perkesmas dapat dijadikan role model bagi masyarakat ketika status nutrisi balita optimal dengan inovasi unggulan tersebut. 5.2.2 Keluarga dan Komunitas Mengoptimalkan pelayanan posyandu setiap bulan untuk pemantauan dan perawatan gizi balita dan melakukan perlombaan terkait gizi baik pada balita setiap bulan. Untuk intervensi terkait pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu, sebaiknya keluarga selalu memantau kesehatan balita. Setelah pemberian pudding berbahan dasar susu, berikan balita air putih secukupnya untuk menguragi risiko kerusakan gigi. Selain itu, ketika status nutrisi balita telah optimal maka perlahan hentikan pemberian pudding berbahan dasar susu dengan mengurangi jumlah gula dan mengganti bahan dasar susu tersebut menjadi bahan dasar sayur ataupun buah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kegemukan ketika balita tersebut dewasa mengingat susu kental manis memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. 5.2.3 Institusi Pendidikan Meningkatkan kemampuan motorik perawat untuk aplikasi pemenuhan nutrisi seimbang bagi balita pasca ASI. Universitas Indonesia Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 45 DAFTAR PUSTAKA Alkon, et al. 2006. Nutrition and physical activity. California : Childcare health program. Allen, R.E., Myers, A.L. 2006. Nutrition in Todlers. http://www.aafp.org/afp/2006/1101/p1527.html. diakses tgl 9 JUni 2014. Ana, L.K. 2012. Artikel kompas : Selepas ASI, masih perlukah anak minum susu? http://health.kompas.com/read/2012/10/24/14524250/Selepas.ASI.Masih.Perl ukah.Anak.Minum.Susu. diakses tanggal 9 Juni 2014. Chandra, B. 2009. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta : EGC Efendi, F. dan Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hardy SC, Kleinman RE. n.d. Fat and cholesterol in the diet of infants and young children: implications for growth, development, and long-term health. J Pediatr. 1994;125(5 pt 2):S69–77. Helvie, C.O. 1998. Advanced practice nursing in the community. California : Sage Publications Inc. Hidayat, A.A. 2008. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Judarwanto, W. 2005. Mengatasi kesulitan makan pada anak. Jakarta : Puspa Swara. Krebs, N.F. 2007. American Society for Nutrition : Food Choices to meet nutritional needs of breast-fed Infants and Toddlers on mixed diets. http://jn.nutrition.org/content/137/2/511S.long. diakses tgl 9 JUni 2014 Memperkenalkan MP ASI setelah bayi berusia enam bulan. http://www.ibudanbalita.com/artikel/memperkenalkan-mp-asi-setelah-bayiberusia-enam-bulan. diakses tanggal 9 Juni 2014 Ministry of Health. 2008. Food and nutrition guidelines for healthy infants and toddlers (aged 0-2) a background paper. Wellington : Ministry of Health. 45 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 46 Onyago, A.W., Receveur, O., dan Esrey, S.A. 2002. Research : the contribution of breast milk to toddler diets in Western Kenya. Pugliese MT, Weyman-Daum M, Moses N, Lifshitz F. Parental health beliefs as a cause of nonorganic failure to thrive. Pediatrics. 1987;80:175–82 Saidah, N. 2010. Tesis : Pengaruh penyuluhan gizi terhadap status gizi, perkembangan fisik, dan psikososial balita (usia 2-5 tahun). Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Sari, E.P., Ramli, Adli, A., Rahmi, N. n.d. Jurnal karya ilmiah akhir : Hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak batita di posyandu desa pulolon kecamatan glumpang tiga kabupaten pidie. Stikes U’Budiyah. Stanhope & Lancaster. 2004. Community and public health nursing. Sixth edition. Mosby : New Jersey. Supartini, Y. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS MASYARAKAT PERKOTAAN PADA SETTING KELUARGA BAPAK J RT 04 RW 02 KELURAHAN SUKATANI DEPOK Oleh: Layya Notiva Dewi 0906510981 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 PENGKAJIAN KELUARGA I. Data umum 1. Nama keluarga (KK) : Bapak J 2. Alamat : RT 04 RW 02 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok. 3. Komposisi keluarga : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Bapak J Ibu S Anak A Anak A Anak A Anak D Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Hub. Dengan KK Kepala keluarga Istri Anak kandung Anak kandung Anak kandung Anak kandung Usia 41 tahun 40 tahun 18 tahun 12 tahun 9 minggu 23 bulan Pendidikan STM SD SMA SMP SD Belum sekolah Genogram Bapak J 41 thn Ibu S 40 thn An. A 18 thn An. A 12 thn An.A 9 thn An.D 23bln bulan bulan Keterangan Ayah dan Ibu dari Bapak J maupun Ibu S masih hidup. Sampai saat ini tidak ada riwayat penyakit apapun yang ada pada kedua orangtua bapak J dan ibu S. Selain itu, Kakak dan adik Bapak J maupun Ibu S tidak ada keluhan penyakit dan tidak memiliki riwayat penyakit menurun. Keluarga Bapak J tinggal di Sukatani, sedangkan keluarga Ibu S tinggal di Bogor. Menurut keterangan Ibu S, keluarganya tidak ada keluhan penyakit dan tidak memiliki riwayat penyakit menurun. Keluarga Ibu S dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit menurun. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 4. Tipe keluarga Tipe keluarga Ibu S adalah keluarga inti dengan tahap perkembangan keluarga remaja karena anak pertama Ibu S sudah memasuki usia remaja. Ibu S adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya berada di rumah bersama anak D. Bapak J pergi bekerja, ketiga anak pertama ibu S pergi ke sekolah setiap pagi dan pulang siang, terkadang pulang sore. 5. Suku Bapak J berasal dari Depok dan Ibu S berasal dari Bogor. Bahasa yang digunakan keluarga Ibu S adalah bahasa Indonesia, namun terkadang juga berkomunikasi dalam bahasa Sunda. Cara berpakaian keluarga Ibu S tidak menggambarkan daerah asalnya. Ibu S menggunakan pakaian wanita yang sering disebut daster. Ketiga anak pertama ibu S mengenakan kaos dan celana pendek saat berada di rumah dan pergi keluar rumah. Sedangkan anak D menggunakan baju layaknya anak balita yaitu atasan kaos dan bawahan celana/rok. Alat-alat kesenian daerah asal tidak terlihat dan terpajang di rumah Ibu S. Untuk pengobatan sederhana, Ibu S masih menggunakan praktik tradisional, namun jika sakit keluarga Ibu S lebih memilih untuk membeli obat warung atau menggunakan Jamkesda yang dimilikinya untuk memeriksakan keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas. Tidak ada kepercayaan budaya terkait masalah kesehatan. 6. Agama Keluarga Ibu S beragama Islam. Ibu S setiap sebulan sekali mengikuti pengajian yang diadakan di desanya. Sedangkan Bapak J tidak pernah mengikuti pengajian karena pulang bekerja bapak J sudah merasa lelah. Ketiga anak Ibu S mengikuti kegiatan mengaji di TPQ dekat rumah. Keluarga tidak mengkonsumsi alkohol dan daging babi karena dalam agama Islam hal tersebut dilarang. Keluarga mempercayai ketika sakit, adalah cobaan yang diberikan dari Tuhan. 7. Status sosial ekonomi keluarga Bapak J bekerja sebagai seorang karyawan pabrik di dekat rumahnya dengan penghasilan menetap di bawah 2 juta rupiah. Selain sebagai ibu rumah tangga, Ibu S juga memiliki pekerjaan sambilan bekerja di laundry jika anak D ada yang menjaga di rumah, misalnya sesudah dhuhur. Pendapatan gabungan dari bapak J dan Ibu S masih berada di bawah UMR. Namun, Ibu S mengatakan selama ini pendapatan tersebut cukup untuk kehidupan sehari-hari. Keuangan diatur oleh Ibu S. Selain itu, Ibu S juga mengikuti arisan yang diadakan di lingkungan setiap bulannya. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 8. Aktivitas rekreasi keluarga Ibu S mengatakan bahwa keluarga jarang melakukan kegiatan rekreasi. Rekreasi tidak dilakukan setiap bulan, hanya sekitar enam bulan sekali. Ketika rekreasi, tempat rekreasi yang sering dikunjungi masih di wilayah Jabodetabek. Untuk rekreasi ke tempat yang lebih jauh biasanya keluarga Ibu S mengikuti kegiatan rekreasi yang diadakan keluarga besar setahun sekali. Saudara-saudara Ibu S dan Bapak J saling berdekatan dengan rumah sehingga memudahkan untuk melakukan silaturahmi. Orangtua Bapak J berdekatan dengan rumah Ibu S dan Bapak J. Sedangkan orangtua Ibu S sendiri berada di Bogor. Ibu S dan anak-anak Ibu S serta Bapak J menjenguk oragtua di Bogor setiap bulan. Ketiga anak Ibu S selalu mengikuti kegiatan rekreasi yang diadakan oleh sekolah. Aktivitas rekreasi yang selalu dilakukan sehari-hari adalah menonton televisi bersama dirumah. II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Bapak A saat ini adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ditunjukkan oleh anak pertama Ibu S (Anak A) berusia 18 tahun. Aktivitas sehari-hari Anak A adalah sekolah. Menurut Duvall tahap perkembangan keluarga dengan remaja yaitu: Remaja terus mengembangkan autonominya. Orang tua memfokuskan ulang pada masa pertengahan perkawinan dan masalah karier. Orang tua menggeser perhatian ke arah generasi yang lebih tua. Keluarga juga telah mendukung kegiatan belajar anak, hal ini dibuktikan dengan prestasi belajar anak yang semakin baik. Keluarga juga mendukung hubungan anak baik dengan teman sebaya, maupun yang berbeda usia, namun keluarga memberi batasan sejauh mana dan berapa lama anak boleh bermain. Keluarga saat ini belum mengarahkan anak A untuk perkawinan, keluarga menganjurkan untuk fokus untuk sekolah dan pekerjaan terlebih dahulu. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Berdasarkan tahap perkembangan keluarga Ibu S yang belum terpenuhi menurut Duvall adalah Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi pada keluarga Bapak J yaitu orang tua belum memfokuskan remaja tentang perkawinan dan masalah karier. Ibu S mengatakan bahwa fokus anak saat ini masih fokus belajar untuk kemudian berkarier dan belum memikirkan masalah perkawinanan. 3. Riwayat keluarga inti Bapak J dan Ibu S bertemu pertama kali di Depok. Keduanya memutuskan menikah pada tahun 1995 setelah dua tahun saling mengenal. Anak A (anak pertama) lahir 1 tahun setelah pernikahan yaitu tahun 1996. Anak A (anak kedua) lahir pada tahun 2002, Anak A (anak ketiga) lahir pada tahun 2005, dan Anak D (anak keempat) lahir pada tanggal 26 Juni 2012. Jarak kelahiran anak-anak Ibu N yaitu 6 tahun, 3 tahun, dan 7 tahun. Ibu S menyatakan bahwa ibu S belum pernah mengalami penyakit yang serius, hanya saja ketika hamil anak D ibu S memiliki tekanan darah yang tinggi, saat itu tekanan darah Ibu S mencapai 170/100 mmHg. Bapak A memiliki kebiasaan merokok dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Keempat anak dari Ibu S dan Bapak J tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. 4. Riwayat keluarga sebelumnya (suami dan istri) Ibu S mengatakan ayah dan ibu baik dari Ibu S sendiri ataupun Bapak J masih hidup dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Secara keseluruhan, keluarga Bapak J tidak memiliki riwayat penyakit turunan. Kedua orangtua dari Bapak J ataupun Ib S tidak mengalami masalah pernikahan ataupun perceraian. III. Lingkungan 1. Karakteristik rumah Rumah Ibu S merupakan bangunan tetap (permanen) yang beratapkan genteng dengan status kepemilikan pribadi dan sudah dihuni sejak dulu. Rumah Ibu S terdiri dari 1 ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur yang gabung dengan ruang makan, dan 1 kamar mandi. Pada ruang tamu terdapat kursi, meja, buffet yang terdapat televisi, rak sepatu, buku-buku sekolah, dan pada dindingnya terdapat jam dinding. Pada kamar anak terdapat 2 kasur berukuran single, lemari pakaian yang terbuat dari kayu. Pada dapur terdapat rak, alat-alat masak dan kompor gas dengan satu tungku. Pada kamar mandi terdapat 1 bak besar yang menampung air Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 dan satu tempat sabun yang digantung di dinding. Kamar mandi berbatasan langsung dengan dapur dan ruang makan. Tidak terdapat ventilasi pada ruang makan dan dapur. Air yang digunakan keluarga Ibu S jernih dan tidak berbau. Bak mandi yang ada di kamar mandi bersih. Tempat penampungan air berada di luar, tepatnya di atas kamar mandi. Depan rumah terdapat jemuran lipat yang digunakan untuk menjemur baju. Kondisi pencahayaan rumah Ibu S kurang baik. Ventilasi juga tidak memadai untuk sirkulasi udara. Jendela untuk kamar utama hanya terbuat dari kaca yang tidak dapat dibuka dan satu ventilasi. Rumah Ibu S memiliki teras yang tidak begitu luas. Limbah air sisa pemakaian rumah tangga dibuang ke selokan yang berada di dekat rumah. Gambar 1.1 Denah Rumah Ibu N jemuran R. Makan R. Tamu teras Tempat kompor Kamar orang tua Kamar anak Tempat cuci piring KM 2. Karakterisitik tetangga dan komunitas Tipe komunitas subkota, warga sekitar rumah Ibu N rata-rata penduduk asli Depok (suku jawa dan sunda). Terdapat beberapa rumah yang dikontrakkan. Sebagian besar warga yang bekerja adalah suami (bapak-bapak), mereka memiliki waktu kerja yang berbeda yaitu ada yang bekerja dari pagi hingga siang hari dan ada juga yang bekerja dari pagi hingga sore hari. Sedangkan ibu rata-rata berstatus ibu rumah tangga sehingga waktu mereka lebih banyak di rumah. Kondisi perumahan yang berdekatan membuat warga sekitar akrab dan sering bertegur sapa dengan warga lainnya. Lingkungan rumah Ibu S sekalipun hujan deras tidak pernah mengalami banjir, hal ini dikarenakan sanitasi lingkunganya baik, ada saluran air yang terhubung ke empang. Dalam kehidupan sehari-hari, sampah yang dihasilkan dari rumah tangga oleh Ibu S dibakar di belakang Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 rumah. Fasilitas yang ada di sekitar rumah, yaitu toko yang kebutuhan sehari-hari, masjid/musholla, sepeda motor, sepeda,. 3. Mobilitas geografis keluarga Bapak J dan ketiga anak pertama Ibu S lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah sedangkan Ibu S dan Anak D lebih banyak melakukan aktivitas di dalam rumah. Keluarga Ibu S sejak menikah tinggal di rumah ini. Tidak pernah pindah rumah. Bapak J menggunakan kendaraan sepeda motor untuk menuju tempat kerjanya yang jaraknya tidak terlalu jauh. Sedangkan anak-anak Ibu S jalan kaki atau naik angkutan umum untuk menuju sekolahnya di Sukatani. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Ibu S sering berkumpul dengan anggota keluarga biasanya setelah makan malam, siang hari, ataupun pada hari libur. Kegiatan yang dilakukan saat berkumpul adalah menonton televisi, berbincang, dan bercanda dengan anak-anak. 5. Sistem pendukung keluarga Fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan keluarga Bapak J adalah Jamkesda. Tindakan awal yang dilakukan oleh keluarga Ibu S jika ada anggota keluarga yang sakit adalah membeli obat warung terlebih dahulu. Namun, jika tidak ada perubahan maka diperiksakan ke Puskesmas Sukatani. IV. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Bahasa yang sering digunakan keluarga Ibu S adalah Bahasa Indonesia. Bapak J, Ibu S, dan anak-anaknya sering berbincang setelah makan malam. Alat bantu komunikasi yang digunakan adalah telepon genggam. Apabila ada masalah dalam keluarga maka didiskusikan secara bersama. 2. Struktur kekuatan keluarga Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Bapak J. Pengatur keuangan keluarga adalah Ibu S. Jika ada keperluan sehari-hari diluar keperluan biasa, umumnya dibicarakan terlebih dahulu dengan Bapak J. Jika dirasa keperluan tersebut adalah keperluan mendadak, Ibu S langsung mengeluarkan uang tersebut. Kemudian baru dikomunikasikan kepada Bapak J. 3. Struktur peran Bapak J dalam keluarga berperan sebagai kepala keluarga, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bapak J sebagai kepala keluarga dan pengambil Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 keputusan dalam keluarganya. Ibu S bekerja sebagai ibu rumah tangga yang mengatur kebutuhan dan keuangan keluarga sehari-hari. Anak-anak suka dimintai bantuan untuk membersihkan rumah. Selain itu, Ibu S juga mengawasi pergaulan dan belajar anak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak terlibat pergaulan bebas dan prestasi anak tetap baik. 4. Nilai dan norma keluarga Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya. Ibu S mengatakan ibu S menanamkan nilai dan mengajarkan norma yang baik pada anak-anaknya sejak kecil. V. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif Ibu S sangat menyayangi suami dan anak-anak dan begitu juga anak-anak menyayangi dan menghormati Ibu S. Anak-anak Ibu S juga saling menyayangi satu sama lain. Ibu S mengatakan anggota keluarga saling menghormati dan ada rasa saling membutuhkan dan memiliki. Setiap anggota keluarga memahami kebutuhan anggota keluarga yang lain, sebagai contoh, ibu S mengatakan bahwa anak pertama tidak menyetel TV atau menyalakan musik dengan keras ketika adiknya atau anak A sedang sakit dan membutuhkan istirahat. Selain itu, ibu S juga menyatakan bahwa Bapak J dan Anak A (anak pertama) membantu pekerjaan rumah jika ibu J terlihat kelelahan. 2. Fungsi sosialisasi Masing-masing anggota keluarga mempunyai otonomi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Otonomi terbesar dipegang oleh Bapak J sebagai kepala keluarga. Akan tetapi, otonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengurus rumah dan kebutuhan rumah tangga dipegang oleh ibu S. Ibu S mengatakan antar anggota keluarga ada rasa saling ketergantungan oleh karena itu masing-masing anggota keluarga saling membantu jika ada yang membutuhkan bantuan. Ibu S mencontohkan anak A (anak pertama) membantu ibu S menjaga anak D ketika ibu S bekerja di laundry setelah dhuhur. Ibu S menggunakan pola asuh demokratis dalam mengasuh anaknya. Ibu S mengatakan selama mengasuh anaknya, masalah yang dihadapi yaitu saat anak susah di atur. Akan tetapi ibu S mengatakan jika anak susah diatur, ibu S menggunakan cara yang tegas agar anak mendengarkan teguran dari Ibu S. Selain itu, Ibu S juga mengikuti pengajian dan kegiatan arisan di lingkungan rumahnya setiap bulan. Anakanak Ibu S juga biasanya bermain dengan anak-anak tetangga sekitar. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 3. Fungsi perawatan keluarga Ibu S mengatakan bahwa kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting. Untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit, Ibu S selalu mengatur agar masakan yang sehari-hari dihidangkan adalah masakan sehat, terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan buah. Ibu S mendapatkan informasi kesehatan dari bidan yang datang di posyandi setiap bulannya atau dari dokter ketika berkunjung untuk memeriksakan kesehatan. Untuk pengambilan keputusan terkait kesehatan, misalnya pengambilan keputusan tentang tindakan yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit, dipegang oleh Bapak J. Dalam hal ini, Ibu S memiliki peranan penting dalam masalah kesehatan keluarga. Ibu S memegang peranan penting untuk merawat anggota keluarga yang sakit. Strategi Ibu S jika ada anggota keluarga yang sakit yaitu pertama dibelikan obat warung terlebih dahulu, lalu jika tidak lekas sembuh sakitnya maka Ibu S akan membawa anggota keluarga yang sakit ke dokter. Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumah yaitu Puskesmas dengan menggunakan Jamkesda yang dimiliki keluarga bapak J. Jarak antara rumah keluarga bapak J dan Puskesmas tidak terlalu jauh, dapat dijangkau menggunakan sepeda motor. VI. Stress dan koping keluarga 1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga Ibu S mengatakan saat ini stressor jangka panjang adalah tentang biaya anak sekolah yang mungkin akan semakin tinggi mengingat saat ini anak D masih berusia 23 bulan dan ibu S sudah berusia 40 tahun. Sedangkan stressor jangka pendek diakui ibu S tidak ada. Jika keluarga Ibu S mengalami masalah biasanya akan meminta pendapat saudara yang terdekat. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor Bapak J dan Ibu S akan meminta pendapat saudara dekat untuk memberikan saran dalam pengambilan keputusan terkait masalah yang sedang dihadapi. 3. Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan oleh keluarga Ibu S biasanya menonton televisi, main ke rumah tetangga untuk mengobrol, dan berdoa kepada Allah memohon petunjuk. 4. Strategi adaptasi disfungsional Belum terlihat adanya strategi adaptasi disfungsional pada keluarga Ibu S selama pengkajian ini dilakukan. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 VII. Harapan keluarga Harapan Ibu S adalah semoga anggota keluarganya selalu diberikan kesehatan sehingga dapat melakukan kegiatan dan kecukupan rezeki. VIII. Pemeriksaan Fisik Hasil pemeriksaan fisik pada Ibu S No Pemeriksaan 1 Tanda-tanda vital 2 3 4 TB BB Kepala 5 Mata 6 7 Telinga Hidung 8 Mulut dan gigi 9 Leher 10 11 12 13 Dada/ thorax Abdomen Ekstremitas Kulit Hasil TD : 140/90 mmHg RR : 20 ; Suhu : 370C 150 cm 60 kg Ibu S mempunyai rambut panjang dan lurus dengan warna hitam. Rambut Ibu S bersih. Ibu S mengatakan kalau tidak ada lesi di kepala. Rambut Ibu S mudah rontok setelah melahirkan. Mata Ibu S bersih dan simetris. Ibu S tidak mempunyai masalah penglihatan. Ibu S juga tidak memakai alat bantu penglihatan. Ibu S mengatakan tidak ada keluhan pada telinganya. Hidung Ibu S tampak bersih dan simetris. Ibu S terlihat tidak memiliki sumbatan pada hidung. Ibu S mengatakan bahwa dia dapat bernapas dengan lancar. Mulut Ibu S tampak bersih, membran mukosa berwarna merah muda, bibir lembab. Ibu N tidak sariawan. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan nyeri tekan pada leher. Dada simetris, ronchi -/-, wheezing -/-, sesak (-) Nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (-), pembesaran hepar (-) Edema (-), nyeri tekan (-) Warna putih, turgor kulit elastis, tidak kering, dan tidak ada lesi. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 ANALISA DATA Nama Keluarga (KK) : Bapak J Nama Balita : Anak D (23 bulan, perempuan) Alamat : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok NO Data 1 DO : - Makan sehari 1 kali (4-5 suap) di pagi hari - Pola makan di pagi hari yaitu nasi, sayur, dan ikan/tempe/tahu/ayam - Masih mengkonsumsi ASI dan tidak mengkonsumsi susu formula - BB = 8 kg - TB = 80 cm - Berdasarkan pengukuran KMS (Kartu Menuju Sehat) yaitu perbandingan antara usia dan berat badan anak D, status gizi anak D berada di bawah garis merah yaitu gizi kurang. Rekomendasi berat badan ideal menurut KMS dengan panjang badan 80 cm adalah 9.9-13.20 kg. - Sedangkan pengukuran berdasarkan perbandingan antara berat badan dan panjang badan, anak D berada pada garis paling bawah rentang -2 hingga -3. Dengan demikian, status gizi anak D yaitu kurus. - membrane mukosa pucat Masalah Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga bapak J khususnya anak D DS : - Menurut Ibu S, selera makan anak D buruk, Anak D menyukai sayur dan lauk, tidak ada makanan yang tidak Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 anak D sukai - Menurut Ibu S, Anak D masih mengkonsumsi ASI dan masih dalam frekuensi yang sering serta lama (dalam satu hari lebih dari 8 kali sekitar 20-30 menit) 2 DO : DS : - - - - - 3 DO : - Tekanan darah saat ini 140/90 mmHg Nadi 90 x per menit Napas 20 x per menit Pucat Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga Bapak J khususnya Ibu S terkait hipertensi Ibu S terkadang merasa pusing dan berkunang jika terlalu banyak aktivitas Ibu S mengatakan nyeri tengkuk dan kesemutan jika melakukan aktivitas Jika pusing dan kelelahan, ibu S hanya beristirahat di rumah Ibu S tidur 7 jam setiap malamnya Ibu S mengatakan penggunaan garam setiap kali memasak adalah tiga per empat sendok teh bahkan lebih. Ibu S tidak pernah berolahraga Ibu S tidak pernah mengkonsumsi obat apapun dan tidak pernah memeriksakan kesehatannya di klinik atau puskesmas. Pergi ke klinik atau puskesmas hanya jika sakit. Klien terlihat lincah, aktif, Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 - - sehat jasmani dan rohani Hasil observasi terlihat bahwa anak D mampu meletakkan satu buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus, mampu mengucapkan “maem, mandi, ambilin”, mampu melepas pakaian sendiri, mampu menaiki tangga tanpa bantuan, dapat menunjuk bagian tubuh seperti hidung mulut, dan mata, mampu makan nasi sendiri dengan masih tumpah (sedikit), mampu memungut pring jika diminta, dan mampu menendang bola kecil yang ada di hadapannya. Hasil KPSP yang dilakukan terhadap anak D hasilnya adalah 9 dimana hasil ini masih dalam rentang normal (nilai normal 9-10) Penghalusan progresif keterampilan motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D DS - - Ibu klien mengatakan anaknya sudah mampu melakukan hal di atas sejak memasuki usia 21-22 bulan Ibu S mengatakan anak D dalam melakukan kegiatan berjalan mundur 5 langkah masih dibantu kakak atau Ibu S. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 SKORING Nama Keluarga (KK) Nama Balita Alamat : Bapak J : Anak D : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok 1. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Keluarga Bapak J khususnya Anak D No. Kriteria 1. 2. 3. Sifat masalah: a. Aktual b. Risiko tinggi c. Potensial Nilai 3 2 Bobot Skoring 1 1 Kemungkinan masalah untuk diubah: a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat 2 1 0 2 Potensial untuk dicegah: a. Tinggi b. Cukup c. Rendah 3 2 1 2 Pembenaran Ibu S mengatakan 3/3 x 1 = 1 selama ini anak D susah makan, selera makan kurang, tidak mau mengkonsumsi sayuran, berat badan susah naik, cenderung tetap bahkan turun Adanya kepala keluarga yang disegani oleh anak mampu 1/2 x 2 = 1 membuat anak untuk tetap makan 3 kali sehari walaupun porsi sedikit. Adanya teman sebaya dan kaka kandung yang disukainya mampu untuk meningkatkan nafsu makan anak. Perhatian dan dukungan yang cukup 2/3 x 2 = 1 dari anggota keluarga 1/3 berpengaruh terhadap pola makan anak, mengingat umur anak masih 23 bulan merupakan waktu yang tepat untuk terus menstimulasi anak agar memiliki nafsu makan yang baik dan menyukai sayuran. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 4. Menonjolnya masalah: a. Segera 2 diatasi b. Tidak segera 1 diatasi c. Tidak 0 dirasakan Kebiasaan keluarga yang sulit untuk memaksakan/mencoba 2/2 x 1 = 1 agar anak menyukai sayuran dan makan dengan porsi cukup masih kurang sehingga perlu untuk segera diatasi 4 1/3 2 TOTAL 2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait hipertensi di Keluarga Bapak J khususnya Ibu S No. Kriteria 1. 2. Nilai Sifat masalah: a. Aktual b. Risiko tinggi c. Potensial 3 2 1 Kemungkinan masalah untuk diubah: a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat 2 1 0 Bobot Skoring 3/3 x 1 = 1 1 2 1/2 x 2 = 1 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Pembenaran Ibu S mengatakan memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan TD ibu S saat ini adalah 140/90 mmHg. Ibu S tinggal bersama keempat anaknya dan satu suaminya. Setiap harinya Ibu S mengurus anak D. Namun, suami juga sering di rumah dan jetiga anaknya sudah besar sehingga faktor kelelahan bagi ibu S dapat diminimalisir karena pekerjaan rumah dapat dibantu oleh anggota keluarga 3. 4. Potensial untuk dicegah: a. Tinggi b. Cukup c. Rendah 3 2 1 Menonjolnya masalah: a. Segera diatasi 2 b. Tidak segera 1 diatasi c. Tidak 0 dirasakan 2 2/3 x 2 = 1 1/3 2 1/2 x 1 = 1/2 TOTAL 3 yang lain Perhatian dan dukungan yang cukup dari anggota keluarga berpengaruh terhadap psikologis Ibu S. Suami dan keempat anaknya serta keluarga sgt menyayangi ibu S sehingga kebutuhan gizi dapat diperhatikan. Ibu S dan suami menganggap bahwa masalah hipertensi bukan masalah yang harus diatasi. Jika Ibu S merasa pusing, berkunang kunang, nyeri tengkuk serta kesemutan, ibu S hanya beristirahat di rumah. ½ 3. (Dx. Sejahtera) : Penghalusan Progresif Keterampilan Motorik di Keluarga Bapak J khususnya Anak D No. Kriteria 1. Sifat masalah: a. Aktual b. Risiko tinggi c. Potensial Nilai 3 2 1 Bobot Skoring 3/3 x 1 = 1 1 Pembenaran Anak D sudah mampu meletakkan satu buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus, mampu mengucapkan “maem, mandi, ambilin”, mampu Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 2. 3. 4. Kemungkinan masalah untuk diubah: a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat 2 1 0 2 1/2 x 2 = 1 Potensial untuk dicegah: a. Tinggi b. Cukup c. Rendah 3 2 1 2 2/3 x 2 = 1 1/3 2 0/2 x 1 = 1/2 Menonjolnya masalah: a. Segera diatasi 2 b. Tidak segera 1 diatasi c. Tidak 0 dirasakan melepas pakaian sendiri, mampu menaiki tangga tanpa bantuan, dapat menunjuk bagian tubuh seperti hidung mulut, dan mata, mampu makan nasi sendiri dengan masih tumpah (sedikit), mampu memungut pring jika diminta, dan mampu menendang bola kecil yang ada di hadapannya Stimulasi tumbuh kembang anak perlu dilakukan sesuai tahap perkembangan. Keluarga telah menerapkan tahap perkembangan yang sesuai dengan usia anak. Keluarga memperhatikan tumbuh kembang anak dengan baik dengan cara mengajarkan sejak dini kepada anak tahap perkembangan yang harus dilaluinya. Ibu S mengatakan jika anak mudah untuk diajarkan untuk melakukan kegiatan yang seharusnya anak lewati seperti melangkah mundur Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 ke belakang 5 langkah TOTAL 3 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Keluarga (KK) Nama Balita Alamat Diagnosa Keperawatan Ketidakseimba ngan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada keluarga Bapak J khususnya anak D : Bapak J : Anak D : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok Tujuan Umum Tujuan Khusus Setelah dilakukan perawatan selama 6x45 menit, keluarga mampu merawat anak dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan BB dan TB anak berada pada rentang fase normal dan status gizi normal 1.Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 3x45 menit, keluarga mampu mengenal masalah kesehatan terkait gizi seimbang, dengan mampu: 1.1 Menyebutkan definisi gizi seimbang dan kurang gizi Kriteria Respon Verbal Evaluasi Standar Keluarga menyebutkan gizi seimbang adalah terpenuhinya berbagai zat gizi (zat pembangun, zat pengatur, dan zat energi) dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. Sedangkan kurang gizi adalah kekurangan zat-zat atau bahan-bahan yang dibutuhkan tubuh sehingga terjadi perubahan dalam tubuh misalnya tubuh menjadi kurus Rencana Intervensi Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian gizi seimbang dan kurang gizi Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar Berikan informasi kepada keluarga mengenai gizi seimbang dan kurang gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan media leaflet/lembar balik Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Diskusikan bersama keluarga tentang faktor Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 1.2 Menyebutkan faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi tidak seimbang. 1.3 Menyebutkan tanda-tanda kurang gizi Respon Verbal Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi kurang/tidak seimbang, yaitu: 1. Jumlah makanan yang dikonsumsi kurang 2. Jenis bahan makanan tidak seimbang 3. Makan tidak tertur 4. Terserang penyakit Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 6 tanda kurang gizi yaitu 1. Badan kurus 2. Rambut tipis mudah dicabut 3. Lemah/pucat 4. Kulit kering dan kusam 5. Pusing 6. Kaki dan tangan bengkak Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 yang menyebabkan anak mengalami gizi kurang Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi kurang dengan menggunakan media leaflet/lembar balik Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Diskusikan bersama keluarga tentang tandatanda anak mengalami kurang gizi Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda-tanda anak mengalami kurang gizi dengan menggunakan media leaflet/lembar balik Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. 1.4 Mengidentifikasi status gizi balita 2. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan gizi kurang, dengan: 2.1 Menyebutkan akibat gizi kurang. Respon Afektif Keluarga mengatakan bahwa anak D mengalami kurang gizi Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala kurang gizi Berikan reinforcement positif atas apa yang telah dikemukan keluarga yang tepat dan benar. Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 masalah yang mungkin muncul akibat gizi kurang/tidak seimbang, yaitu: - BB dan TB anak tidak naik atau malah turun. - Anak tampak tidak semangat. - Pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu - Mudah terkena penyakit - Berkurangnya daya pikir/konsentrasi Diskusikan bersama keluarga tentang masalah yang mungkin muncul akibat kurang gizi Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai masalah yang mungkin muncul akibat kurang gizi dengan menggunakan media leaflet Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 2.2 Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kurang gizi. 3.Keluarga Mampu merawat anak dengan gizi kurang, dengan: 3.1 Menyebutkan cara merawat anak dengan kurang gizi. 3.2 Menyebutkan bahan-bahan makanan yang mengandung triguna gizi Keluarga mengatakan akan mengatasi masalah gizi kurang yang terjadi pada anaknya. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga dengan kurang gizi Berikan reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil Repon Verbal Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anak dengan kurang gizi: - Memodifikasi bahan makanan. - Menciptakan menu makanan yang bervariasi. - Mencetak makanan dengan bentukbentuk yang lucu dan disukai anak. Diskusikan bersama keluarga tentang cara merawat anak dengan kurang gizi Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara merawat anak dengan kurang gizi dengan menggunakan media leaflet Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan bahanbahan makanan yang mengandung triguna gizi seimbang yaitu : Diskusikan bersama keluarga tentang triguna gizi seimbang Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai Respon afektif Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 seimbang 1. Zat tenaga seperti : nasi, roti, ubi, talas 2. Zat pembangun seperti : tempe, tahu, telur, daging 3. Zat pelindung seperti : sayuran dan buah-buahan contoh-contoh bahan makanan yang mengandung triguna gizi seimbang pada keluarga dengan menggunakan gambar lembar balik Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. 3.3 Menyebutkan cara memilih bahan makanan Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 cara memilih bahan makanan : 1. Harganya terjangkau 2. Nilai gizinya baik 3. Tidak busuk 4. Mudah didapat Diskusikan bersama keluarga tentang cara memilih bahan makanan Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara memilih bahan makanan yang benar pada keluarga dengan menggunakan lembar balik, leaflet Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. 3.4 Meredemonstrasikan cara memilih bahan Respon psikomotor Keluarga mendemonstrasikan cara memilih bahan Motivasi keluarga untuk meredemonstrasikan cara memilih bahan makanan untuk anak Beri reinforcement positif atas usaha keluarga Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 makanan makanan yang baik mengatasi anak yang sulit makan 3.5 Menyebutkan cara mengolah bahan makanan yang benar Respon Verbal Keluarga mampu menyebutkan cara mengolah bahan makanan dengan benar yaitu : 1. Sayuran, buah dicuci dahulu baru dipotong-potong 2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama 3. Alat-alat masak bersih 4. Cuci tangan sebelum masak Diskusikan bersama keluarga tentang cara mengolah bahan makanan yang benar Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara mengolah bahan makanan yang benar dengan menggunakan lembar balik, leaflet Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. 3.6 Meredemonstrasikan cara mengolah bahan makanan yang baik Respon psikomotor Keluarga mendemonstrasikan cara mengolah makanan yang baik Diskusikan bersama keluarga mengenai cara mengolah makanan yang baik Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara mengolah makanan yang baik Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara mengolah makanan yang baik Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga 3.7 Menyebutkan prinsip menyajikan makanan Respon Verbal Keluarga mampu Diskusikan bersama keluarga tentang prinsip menyebutkan prinsip menyajikan makanan menyajikan makanan : Berikan pujian kepada keluarga tentang 1. Bervariasi jenis pemahaman keluarga yang benar. makanannya Berikan informasi kepada keluarga mengenai 2. Kombinasi makanan prinsip menyajikan makanan dengan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 hewani dan nabati 3. Perhatikan jadwal menu 4. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan 3.8 Mendemonstrasikan cara menyusun menu gizi seimbang Respon Psikomotor Keluarga mampu menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan balita sehari-hari 3.9 Menyebutkan prinsip-prinsip dalam mengatasi anak tidak mau makan Respon Verbal Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 prinsip mengatasi anak tidak mau makan : 1. Jangan paksa anak bila tidak mau makan 2. Jangan memberikan anak makan yang manis-manis Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 menggunakan lembar balik, leaflet Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan balita sehari-hari Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan balita sehari-hari Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan balita sehari-hari Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga Diskusikan bersama keluarga tentang prinsip mengatasi anak tidak mau makan Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar. Berikan informasi kepada keluarga mengenai prinsip mengatasi anak tidak mau makan dengan menggunakan lembar balik, leaflet Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang 3.10 Mendemonstrasikan cara mengatasi anak yang sulit makan Setelah dilakukan pertemuan ke-2 sebanyak 1x45 menit, keluarga: 4. Memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk anak gizi kurang, dengan mampu: 4.1 Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk anak dengan gizi sebelum makan 3. Sajikan makanan dalam bentuk menarik 4. Makan bersama 5. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga. Respon psikomotor Keluarga dapat mendemonstrasikan cara memberi makan pada anak yang susah makan Motivasi keluarga untuk mengatasi anak yang sulit makan dengan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mendemonstrasikan cara memberi makan pada anak yang sulit makan Beri reirforcement positif atas usaha keluarga mengatasi anak yang sulit makan Respon Verbal Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita anak dengan gizi kurang: Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk anak dengan gizi kurang. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk anak dengan gizi kurang dengan menggunakan lembar balik dan leaflet. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 kurang. 4.2 Menunjukkan perubahan lingkungan yang sehat untuk anak dengan gizi kurang. Pada kunjungan yang tidak direncana kan Ciptakan suasana makan bersama penuh kehangatan. Makan bersama anggota keluarga dan sambil bercerita Beritahu teman dan kerabat untuk tidak membawa oleh-oleh berupa junkfood atau snack ringan. Tidak menjadikan makanan sebagai hadiah atau hukuman. Gunakan peralatan makan yang disukai anak. Lingkungan rumah kondusif bagi anak dengan gizi kurang. 5. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk anak dengan gizi kurang. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti. Berikan reinforcement terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga. Lakukan kunjungan diluar jadwal/kontrak. Berikan reinforcement positif pada perubahan lingkungan yang sudah dilakukan keluarga. melakukan perawatan pada anak dengan gizi kurang, dengan: 5.1 Menyebutkan Respon manfaat Verbal fasilitas kesehatan atau posyandu. 5.2 Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeriksakan dan peningkatan status gizi status gizi anak. Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan yaitu - mendapatkan pemeriksaan. - mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. - Mengetahui status gizi anak (pemantauan dan perawatan gizi anak) Diskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal Motivasi keluarga untuk menyebut ulang manfaat fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Keluarga Motivasi keluarga untuk berkunjung ke mengunjungi pelayanan fasilitas kesehatan kesehatan untuk Berikan reinforcement positif atas usaha pemeriksaan dan keluarga untuk menggunakan fasilitas peningkatan status gizi pelayanan kesehatan. anak. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Keluarga (KK) Nama Balita Alamat No 2. Diagnosa Keperawatan Ketidakefektif an pemeliharaan kesehatan pada keluarga bapak T khususnya Ibu S dengan hipertensi : Bapak J : Anak D : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok Tujuan Umum Khusus Setelah 1. Setelah dilakukan dilakukan intervensi pertemuan ke 3 selama 3x45 selama 1x45 menit keluarga menit, keluarga mampu mampu merawat mengenal anggota masalah keluarganya hipertensi, yang dengan mengalami mampu: hipertensi/pem 1.1. Menyebutkan eliharaan definisi kesehatan pada hipertensi Ibu S menjadi (darah tinggi) efektif Kriteria Evaluasi Kriteria Standar Respon verbal Keluarga menyebutkan bahwa hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg dalam periode yang panjang Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Rencana Intervensi a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian hipertensi (darah tinggi) b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian hipertensi (darah tinggi) dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus Kriteria Rencana Intervensi Standar keluarga 1.2. Menyebutkan penyebab timbulnya hipertensi Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 10 penyebab hipertensi, yaitu: 1) Keturunan 2) Usia 3) Penggunaan garam 4) Kolesterol 5) Obesitas/kegemukan 6) Stres 7) Rokok 8) Kopi 9) Alkohol 10) Kurang olahraga a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai penyebab timbulnya hipertensi b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyebab hipertensi dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 1.3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda dan gejala hipertensi, yaitu: 1) Sakit kepala 2) Sulit tidur 3) Nyeri tengkuk 4) Kelelahan 5) Sesak napas 6) Telinga berdenging 7) Mual muntah a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tanda dan gejala hipertensi b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga mengenai tanda dan gejala yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tanda dan gejala hipertensi dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus Kriteria Standar Rencana Intervensi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 1.4. Mengidentifi ka-si anggota keluarga yang menderita hipertensi 2. Keluarga mampu mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi 2.1. Menyebutkan akibat hipertensi jika tidak diatasi Respon afektif Keluarga mengatakan bahwa Ibu S menderita hipertensi Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 akibat hipertensi jika tidak diatasi, yaitu: 1) Cedera/ jatuh 2) Stroke 3) Serangan jantung Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala hipertensi b. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah dikemukan keluarga yang tepat dan benar. a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat hipertensi b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman akibat hipertensi yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat hipertensi dengan menggunakan media lembar balik No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus 2.2. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan hipertensi Kriteria Respon afektif Standar 4) Kematian Keluarga mengatakan akan mengatasi penyakit hipertensi 3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Rencana Intervensi d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Bantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga dengan hipertensi c. Berikan reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus 3.1. Menyebutkan cara pencegahan hipertensi Kriteria Respon verbal Respon psikomotor 3.2. Menyebutkan cara perawatan hipertensi Respon verbal Rencana Intervensi Standar Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7 cara pencegahan hipertensi, yaitu: 1) Rutin memeriksakan tekanan darah 2) Menghidari kegemukan 3) Kurangi makan makanan berlemak 4) Hindari merokok 5) Hindrari stes yang berlebihan 6) Hindari konsumsi garam berlebihan 7) Hindari konsumsi makanan olahan berlebihan a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai cara pencegahan hipertensi b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman pencegahan hipertensi yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai cara pencegahan hipertensi dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 cara perawatan hipertensi, yaitu: 1) Olahraga secara teratur 2) Cukup istirahat 3) Melakukan teknik relaksasi: napas dalam 4) Melakukan kompres air hangat 5) Diet rendah garam 6) Diet makanan a. Dorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan saat Ibu S mengalami hipertensi dan bagaimana hasilnya b. Diskusikan cara perawatan hipertensi dengan menggunakan lembar balik c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan d. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan f. Berikan reinforcement positif atas usaha Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus Kriteria Rencana Intervensi Standar keluarga Setelah dilakukan pertemuan ke 4 selama 1x45 menit, keluarga mampu mendemonstrasika n cara perawatan hipertensi 3.3. Mendemonstrasikan cara perawatan hipertensi Respon psikomotor Keluarga dapat mendemontrasikan cara perawatan hipertensi, yaitu teknik relaksasi napas dalam. Langkahlangkahnya: 1) Ciptakan lingkungan yang tenang dan rileks 2) Tarik napas dari hidung, tahan 2-3 detik kemudian keluarkan secara perlahan melalui mulut 3) Ulangi beberapa kali sampai merasa lebih tenang atau pusing berkurang a. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara perawatan untuk hipertensi yaitu dengan teknik relaksasi napas dalam b. Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara perawatan hipertensi dengan teknik relaksasi napas dalam c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi dengan teknik relaksasi napas dalam d. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga Keluarga dapat mendemontrasikan cara perawatan hipertensi, a. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara perawatan untuk hipertensi yaitu dengan diet rendah garam Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus Setelah dilakukan pertemuan ke 5 selama 1x45 menit, keluarga mampu mendemonstrasika n cara perawatan hipertensi 3.3. Mendemontr asikan cara perawatan hipertensi Kriteria Respon psikomotor Standar yaitu diet rendah garam dengan menunjukkan penggunaan garam bagi anggota keluarga yang mengalami hipertensi. 1) ½ sendok teh perhari jika tekanan darah 140-159/90-99 mmHg 2) ¼ sendok teh perhari jika tekanan darah 160-179/100-109 mmHg 3) Makanan tanpa garam jika tekanan darah >180/110 mmHg Keluarga dapat mendemontrasikan cara perawatan hipertensi, yaitu kompres air hangat. Langkah-langkahnya: 1) Sediakan air hangat dalam baskom dan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Rencana Intervensi b. Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara perawatan hipertensi dengan diet rendah garam. Tunjukkan dengan menggunakan takaran sendok teh garam yang masih boleh dikonsumsi oleh Nenek S c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi dengan diet rendah garam d. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga a. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara perawatan untuk hipertensi yaitu dengan kompres air hangat b. Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara perawatan hipertensi dengan kompres air hangat c. Motivasi keluarga untuk No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus Kriteria Respon psikomotor Rencana Intervensi Standar waslap mendemonstrasikan kembali cara perawatan 2) Basahkan waslap hipertensi dengan kompres air hangat kemudian peras dan d. Berikan reinforcement positif terhadap tempelkan pada bagian kemampuan yang dicapai oleh keluarga tengkuk yang sakit 3) Basahkan kembali waslap ketika sudah tidak terasa hangat dikulit 4) Lakukan hingga nyeri dibagian tengkuk mereda Keluarga dapat mendemontrasikan cara perawatan hipertensi, yaitu dengan diet makanan. Keluarga diperintahkan untuk memilih makanan yang masih boleh dikonsumsi oleh Ibu S dan yang tidak boleh dikonsumsi oleh Ibu S 4. Setelah dilakukan pertemuan ke 6 selama 1x45 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga mengenai cara perawatan untuk hipertensi yaitu dengan diet makanan b. Demonstrasikan kepada keluarga mengenai cara perawatan hipertensi dengan diet makanan c. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi dengan diet makanan d. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus menit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita hipertensi, dengan mampu: 4.1 Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi. Kriteria Standar Respon afektif Keluarga dapat menyebutkan memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita hipertensi, yaitu: 1) Menciptakan lingkungan yang tenang 2) Bila penderita sudah mengalami pandangan kabur, ciptakan lingkungan rumah yang aman dengan pencahayaan cukup, lantai tidak licin, sediakan pegangan untuk berjalan, rumah tertata dengan baik Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Rencana Intervensi a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi b. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi dengan menggunakan lembar balik c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti f. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Standar Rencana Intervensi Khusus 5. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk melakukan pengobatan dan perawatan hipertensi, dengan mampu: 5.1. Menyebutk an tempat pelayanan kesehatan untuk dirujuk Kriteria Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: 1) Puskesmas 2) Rumah sakit 3) Klinik dokter a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi c. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 5.2. Menyebutkan manfaat fasilitas pelayanan kesehatan Respon verbal Keluarga dapat menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan, yaitu: 1) Sarana untuk pemeriksaan 2) Sarana perawatan/pengobatan 3) Sarana mendapatkan informasi a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan d. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat pelayanan fasilitas Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Kriteria Evaluasi Khusus Kriteria Standar Rencana Intervensi kesehatan e. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 5.3. Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksa penyakit hipertensi Respon afektif Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit hipertensi Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Keluarga (KK) Nama Balita Alamat Diagnosa Keperawatan Peningkatan progresif otot motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D : Bapak J : Anak D : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok Tujuan Kriteria Evaluasi Jangka Jangka Pendek Kriteria Panjang Setelah 1. Setelah dilakukan dilakukan pertemuan ke 3 pertemuan selama 1x45 menit, sebanyak 3x45 keluarga mampu menit mengenal masalah kunjungan, hipertensi, dengan proses tumbuh mampu: kembang balita 1.1 Menyebutkan Respon dapat dilalui pengertian verbal dengan baik tumbuh dan ditandai dengan berkembang. peningkatan hasil penilaian KPSP. Rencana Intervensi Standar Pertumbuhan adalah : Penambahan berat badan atau berat badan bertambah besar. Penambahan tinggi badan/tinggi badan bertambah tinggi. Perkembangan adalah : Penambahan kecerdasan atau pintar. Penambahan kreativitas atau kreatif. Penambahan kemandirian Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian pertumbuhan dan perkembangan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi atau mandiri. yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 1.2 Menyebutkan Respon faktor yang verbal mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada balita Minimal 2 dari 3 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dalam diri anak, yaitu : Keturunan. Kepandaian. Tempramen. Serta 3 dari 4 faktor dari luar, yaitu : Keluarga. Gizi. Budaya. Teman bermain. 1.3 Menyebutkan aspek pertumbuhan dan perkembangan balita. Minimal 3 dari 4 aspek a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai aspek pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan dan perkembangan balita yaitu : b. Berikan pujian kepada keluarga tentang Gerak kasar : gerakan pemahaman keluarga yang benar membalik, berlari, c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai Respon verbal Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 1.4 Menyebutkan Respon gangguan atau verbal penyimpangan tumbuh kembang balita usia 1.5 – 3 tahun melompat, dan berjalan.. Gerak halus: mengambil benda kecil dengan 2 jari, menari menggambar, dan menyusun balok. Kemampuan bicara, bahasa dan kecerdasan. Kemampuan bergaul dan mandiri. Usia 1.5 – 3 tahun, minimal 4 dari 6 gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang : Sulit makan, terutama bila dipaksa. Sering ngambek. Tingkah laku kejam. Keterlambatan perkembangan. Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain (menyerang). Cenderung melawan atau memberontak. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 d. e. f. g. aspek pertumbuhan dan perkembangan balita dengan menggunakan media lembar balik Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang balita usia 1.5 – 3 tahun b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang balita usia 1.5 – 3 tahun dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 1.5 Mengidentifikasi Respon anggota keluarga verbal yang mengalami gngguan atau penyimpangan perkembangan. a. Menyebutkan anak D tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan b. Tanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala hipertensi Berikan reinforcement positif atas apa yang telah dikemukan keluarga yang tepat dan benar. 2.Setelah 1x45 menit, keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan proses pertumbuhan dan perkembangan dengan cara 2.1 Menyebutkan tuntutan perkembangan balita. Respon verbal Usia 1.5 – 3 tahun, 2 dari 3 tuntutan perkembangan : Bergerak bebas. Selalu ingin mencoba halhal yang baru. Anak dapat menuntut cara yang dikehendaki atau menolak. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tuntutan perkembangan balita usia 1.5 – 3 tahun b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai tuntutan perkembangan balita usia 1.5 – 3 tahun dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga 2.2 Memutuskan Respon untuk mengatasi verbal. masalah gangguan proses tumbuh kembang. 3. Setelah 2x45’ keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan : 3.1.Menyebutkan prinsip dalam mengasuh dan membimbing anak. Respon verbal Keluarga memutuskan untuk a. Bantu keluarga untuk menngenal dan merawat anggota keluarga (anak menyadari akan adanya masalah sesuai D) jika mengalami gangguan dengan materi yang telah diberikan proses tumbuh kembang. b. Bantu keluarga untuk memutuskan merawat anggota keluarga dengan peningkatan tumbuh kembang c. Berikan reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil Minimal 6 dari 9 prinsip mengasuh dan membimbing anak: Penuh kasih sayang (tulus dan nyata). Tanamkan disiplin yang membangun. Konsisten pada ayah dan ibu atau tidak boleh berubahubah. Jelas. Menghargai anak. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga prinsip dalam mengasuh dan membimbing balita usia 1.5 – 3 tahun b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai prinsip dalam mengasuh dan membimbing balita usia 1.5 – 3 tahun dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti 3.2.Menyebutkan sikap orang tua terhadap anak yang sesuai dengan tahapan perkembangan. Respon verbal Beralasan dan dimengerti. f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan Meluangkan waktu untuk bersama : bermain, makan, g. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga menonton, berekreasi. Membedakan salah-benar, baik-buruk. Mengembangkan sikap saling menghargai. Memperhatikan anak. Membantu mengatasi masalah anak. Mengembangkan kemandirian. Memahami keterbatasan anak. Minimal 6 dari 10 sikap orang tua, untuk anak usia 1.5 – 3 tahun: Motivasi untuk tetap bergerak dengan perlindungan dari orang tua (dorongan untuk bergerak tetapi denga perlindungan orang tua). Ajak bermain bersama. Bicara dengan kalimat pendek, jelas, dan mudah dimengerti. Mendongeng atau biarkan anak yang bercerita. Minta anak membersihkan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga tentang sikap orang tua terhadap anak yang sesuai dengan tahapan perkembangan. b. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. Berikan informasi kepada keluarga mengenai sikap orang tua terhadap anak yang sesuai dengan tahapan perkembangan.dengan menggunakan media lembar balik d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. Motivasi keluarga untuk mengulang materi 3.3.Mendemonstrasik an prinsip dalam mengasuh dan membimbing anak. mainan sendiri. yang telah dijelaskan g. Berikan reinforcement positif atas usaha Latih kebersihan anak (BAB, keluarga BAK ditempatnya, tapi jangan dipaksakan). Latih anak makan sendiri dengan sendok dan garpu. Ajak anak makan bersama. Beri permainan sederhana. Jangan memaksa ataupun terlalu mengikuti keinginan anak. Keluarga mendemonstrasikan Psiko prinsip-prinsip yang harus motor dan dipegang dalam mengasuh dan afektif membimbing anak serta melaksanakan juga sepeninggalan atau tanpa perawat sesuai dengan tahapan perkembangan anak. 4. Setelah 1x45menit, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan proses tumbuh kembang balita dengan cara : Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Minta keluarga mendemonstrasikan prinsipprinsip dalam mengasuh dan membimbing anak. b.Beri reinforcement positif atas usaha keluarga 4.1 Menyebutkan Respon lingkungan yang verbal mendukung selama proses tumbuh kembang anak. Minimal 4 dari 5 lingkungan yang mendukung : Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan. Kondisi keluarga yang penuh kasih sayang. Kondisi orang tua yang tidak pernah berselisih didepan anak. Bimbingan orang tua. Penanaman disiplin yang membangun. a. Diskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk mendukung selama proses tumbuh kembang anak. b. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan mendukung selama proses tumbuh kembang anak. dengan menggunakan lembar balik c. Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk mendukung selama proses tumbuh kembang anak. d. Tanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti e. Jelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti f. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga 5 Setelah 2x45’ keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara: 5.1 Menyebutkan Respon fasilitas verbal kesehatan yang Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 a. Diskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal b. Motivasi keluarga untuk menyebutkan bisa dikunjungi. 5.2 Menyebutkan manfaat fasilitas pelayanan kesehatan 5.3.Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk memeriksakan tumbuh kembang balita Respon verbal Respon afektif dikunjungi: 1. Puskesmas 2. Psikolog 3. Dokter anak Keluarga dapat menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan, yaitu: 1. Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan terkait perkembangan anak 2. Mengetahui masalah pertumbuhan dan perkembangan lain serta cara mengatasinya 3. Sarana perawatan Keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan tumbuh kembang balita Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 c. a. b. c. d. e. kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yang benar Berikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat pelayanan fasilitas kesehatan Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga a. Motivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan b. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Catatan Perkembangan Keluarga Kelolaan Nama Keluarga (KK) Nama Balita Alamat Hari, Tanggal Selasa, 20 Juni 2014 Pkl 11.0012.00 : Bapak J : Anak D (23 bulan) : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok Diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga bapak J khususnya anak D Implementasi a. b. c. d. e. f. g. Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian gizi seimbang, pengertian gizi kurang penyebab, tanda dan gejala dari gizi kurang memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi seimbang, pengertian, penyebab, tanda dan gejala gizi kurang dengan menggunakan media lembar balik memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. memberikan reinforcement positif atas usaha Evaluasi S: - - - - - Keluarga mengatakan gizi seimbang adalah terpenuhinya berbagai zat gizi (zat pembangun, pengatur, dan zat energi) dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi Keluarga mengatakan faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi kurang/tidak seimbang adalah hanya makan mie instan, anak tidak mau makan sayur, dan terlalu sering mengkonsumsi snack ringan Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala anak mengalami gizi kurang/tidak seimbang diantaranya badan kurus, lemah dan pucat, serta rambut tipis dan mudah dicabut Keluarga mengatakan anak D memiliki berat badan yang kurang, BB 8 kg PB 75 cm Keluarga mengatakan masalah yang mungkin muncul akibat gizi kurang/tidak seimbang, yaitu mudah sakit, anak tampak tidak semangat, kecerdasan menurun, dan gangguan pertumbuhan Keluarga mengatakan akan mengatasi anak dengan kurang gizi Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Jumat, 23 Mei 2014 Pkl 11.00- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh keluarga. h. menanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala kurang gizi i. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat kurang gizi j. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman akibat kurang gizi yang benar k. memberikan informasi kepada keluarga mengenai akibat kurang gizi dengan menggunakan media lembar balik l. membantu keluarga mengenal dan menyadari adanya masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan m. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai cara perawatan kurang gizi n. mendiskusikan cara perawatan kurang gizi dengan menggunakan lembar balik dan menggunakan contoh makanan yang mengandung gizi seimbang o. memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan p. memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti q. memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan r. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak - Keluarga mengatakan cara merawat anak dengan kurang gizi yaitu dengan cara memodifikasi bahan makanan, menciptakan menu makanan yang bervariasi, dan mencetak makanan dengan bentukbentuk yang lucu dan disukai anak. - Keluarga mampu menyebutkan definisi gizi seimbang, menyebutkan 3 dari 3 penyebab anak kurang gizi, menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala anak kurang gizi Keluarga mampu mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita gizi kurang Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 akibat kurang gizi. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan kurang gizi Keluarga mampu menyajikan makanan yang mengandung gizi seimbang bagi balita Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 cara perawatan anak dengan kurang gizi O: A: - TUK 1-3 tercapai - melanjutkan TUK 4-5 pada pertemuan selanjutnya menyajikan menu yang mengandung gizi seimbang bagi balita setiap harinya. - Keluarga mengatakan modifikasi lingkungan yang sesuai untuk balita dengan gizi kurang, yaitu tidak P: S: Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 12.30 pada keluarga bapak J khususnya anak D Menjelaskan tujuan kunjungan a. mereview pemahaman keluarga mengenai cara perawatan balita dengan gizi kurang b. memberikan pujian atas pemahaman keluarga yang benar c. mendiskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk balita dengan kurang gizi d. menjelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk balita dengan kurang gizi dengan menggunakan lembar balik e. memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk balita dengan kurang gizi f. menanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti g. menjelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti h. memberikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga i. mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal j. memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi k. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga l. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan m. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yang benar - - - menjadikan makanan sebagai hadiah atau hukuman, menggunakan peralatan makan yang disukai anak, dan tidak sering mengkonsumsi mie instan. Keluarga mengatakan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu Puskesmas, Rumah sakit, dan Klinik dokter Keluarga mengatakan manfaat fasilitas kesehatan diantaranya untuk sarana untuk pemeriksaan, sarana perawatan/pengobatan, dan sarana mendapatkan informasi Keluarga mengatakan akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan untuk pemantauan dan perawatan balita dengan gizi kurang O: - - Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara modifikasi lingkungan yang sesuai untuk balita dengan gizi kurang Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 manfaat fasilitas kesehatan Keluarga akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemantauan balita dengan gizi kurang dan akan mengunjungi posyandu secara rutin setiap bulan untuk menimbang balita. A: - TUK 4-5 tercapai - Review TUK 1-5 Mengunjungi fasilitas kesehatan (puskesmas) untuk pemantauan balita dengan gizi kurang dan akan mengunjungi posyandu secara rutin setiap bulan P: Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Senin, 26 Mei 2014 Pkl 11.0012.10 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga bapak J khususnya anak D n. memberikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan o. memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat pelayanan fasilitas kesehatan p. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga q. memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan r. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Mengucapkan salam S: Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan a. mereview pemahaman keluarga mengenai pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala anak kurang gizi b. memberikan pujian atas pemahaman keluarga yang benar c. memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian gizi seimbang, pengertian, penyebab, tanda dan gejala gizi kurang dengan menggunakan leaflet yang telah diberikan d. memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. f. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga. g. mereview kembali pemahaman keluarga apa - - - - untuk menimbang balita. Keluarga mengatakan gizi seimbang adalah terpenuhinya berbagai zat gizi (karbohidrat, buah, sayur, protein, lemak, dan susu) dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi Keluarga mengatakan faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi kurang/tidak seimbang adalah hanya makan mie instan, anak tidak mau makan sayur, dan terlalu sering mengkonsumsi snack ringan Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala anak mengalami gizi kurang/tidak seimbang diantaranya badan kurus, lemah dan pucat, serta rambut tipis dan mudah dicabut Keluarga mengatakan masalah yang mungkin muncul akibat gizi kurang/tidak seimbang, yaitu mudah sakit, anak tampak tidak semangat, kecerdasan menurun, dan gangguan pertumbuhan Keluarga mengatakan cara merawat anak dengan kurang gizi yaitu dengan cara memodifikasi bahan makanan, menciptakan menu makanan yang bervariasi, dan mencetak makanan dengan bentuk- Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 akibat kurang gizi h. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman akibat kurang gizi yang benar i. mendiskusikan kembali bersama keluarga bagaimana cara perawatan balita dengan kurang gizi j. memberikan reinforcement positif atas usaha dan pemahaman keluarga k. mendiskusikan kembali bagaimana cara memodifikasi lingkungan untuk balita dengan kurang gizi l. memberikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga m. mendiskusikan kembali bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal n. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga o. kembali bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan p. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yang benar q. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga r. memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan s. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan O: - bentuk yang lucu dan disukai anak. Keluarga mengatakan modifikasi lingkungan yang sesuai untuk balita dengan gizi kurang, yaitu tidak menjadikan makanan sebagai hadiah atau hukuman, menggunakan peralatan makan yang disukai anak, dan tidak sering mengkonsumsi mie instan. Keluarga mengatakan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu Puskesmas, Rumah sakit, dan Klinik dokter Keluarga mengatakan manfaat fasilitas kesehatan diantaranya untuk sarana untuk pemeriksaan, sarana perawatan/pengobatan, dan sarana mendapatkan informasi Keluarga mengatakan akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan untuk pemantauan dan perawatan balita dengan gizi kurang Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara modifikasi lingkungan yang sesuai untuk balita dengan gizi kurang Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 manfaat fasilitas kesehatan Keluarga akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemantauan balita dengan gizi kurang dan akan mengunjungi posyandu secara rutin setiap bulan untuk menimbang balita. Keluarga mampu menyebutkan definisi gizi seimbang, menyebutkan 3 dari 3 penyebab anak kurang gizi, menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 - - - - anak kurang gizi Keluarga mampu mengidentifikasi anggota keluarga yang menderita gizi kurang. anak D BB 8 kg PB 75 cm Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 akibat kurang gizi. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan kurang gizi Keluarga mampu menyajikan makanan yang mengandung gizi seimbang bagi balita Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 cara perawatan anak dengan kurang gizi Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara modifikasi lingkungan yang sesuai untuk balita dengan gizi kurang Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 manfaat fasilitas kesehatan Keluarga akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemantauan balita dengan gizi kurang dan akan mengunjungi posyandu secara rutin setiap bulan untuk menimbang balita. saat dilakukan penimbangan, berat badan balita adalah 8 kg dan masih memiliki berat yang sama ketika dilakukan review TUK 1-5 A: - TUK 1-5 tercapai - melanjutkan intervensi untuk diagnosa selanjutnya pada pertemuan selanjutnya P: Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Rabu, 28 Mei 2014 Pkl 10.3011.45 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Bapak J khususnya Ibu S terkait hipertensi. Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan - menyajikan menu yang mengandung gizi seimbang bagi balita setiap harinya dan mengunjungi posyandu setiap bulan untuk menimbang balita. - Keluarga mengatakan hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah lebih dari 140 mmHg/90 mmHg dalam periode yang lama. Keluarga mengatakan penyebab hipertensi adalah stress, kopi, kurang olahraga, usia, dan keturunan Keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah nyeri tengkuk, sakit kepala, kelelahan, dan sulit tidur Keluarga mengatakan bahwa ibu B menderita hipertensi Keluarga mengatakan akibat dari hipertensi yaitu stroke, serangan jantung, dan kematian. Keluarga mengatakan akan mengatasi penyakit hipertensi Keluarga mengatakan cara pencegahan hipertensi, yaitu hindari stres yang berlebihan, hindari konsumsi alkohol, hindari konsumsi garam yang berlebihan, rutin memeriksakan tekanan darah Keluarga mengatakan cara perawatan hipertensi, yaitu olahraga secara teratur, cukup istirahat, diet garam, dan melakukan teknik relaksasi napas dalam S: a. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi (darah tinggi) b. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi (darah tinggi) dengan menggunakan media lembar balik d. memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan e. memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti f. memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan. g. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga. h. menanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala O: hipertensi i. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai akibat hipertensi (darah tinggi) j. memberikan pujian kepada keluarga tentang - Tekanan darah ibu S saat ini yaitu 130/90 mmHg Keluarga mampu menyebutkan definisi hipertensi, menyebutkan 5 dari 10 penyebab hipertensi, menyebutkan 4 dari 7 tanda dan gejala hipertensi Keluarga mampu mengidentifikasi anggota keluarga Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Selasa, 2 Juni 2014 Pkl 09.30- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga pemahaman akibat hipertensi yang benar k. memberikan informasi kepada keluarga mengenai akibat hipertensi (darah tinggi) dengan menggunakan media lembar balik l. membantu keluarga mengenal dan menyadari adanya masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan m. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai cara pencegahan hipertensi n. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman pencegahan hipertensi yang benar o. memberikan informasi kepada keluarga mengenai cara pencegahan hipertensi dengan menggunakan media lembar balik p. memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan q. mendorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan saat Ibu B mengalami hipertensi dan bagaimana hasilnya r. mendiskusikan cara perawatan hipertensi dengan menggunakan lembar balik s. memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan t. memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti u. memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan v. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak - yang menderita hipertensi Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 akibat hipertensi jika tidak diatasi Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan hipertensi Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7 cara pencegahan hipertensi Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 cara perawatan hipertensi A: - TUK 1-3 tercapai - mendemostrasikan cara perawatan hipertensi melakukan relaksasi tarik napas dalam 3 kali sehari P: S: - Keluarga mengatakan cara perawatan hipertensi yaitu dengan menggunakan teknik relaksasi napas dalam, diet Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 11.00 Bapak J khususnya Ibu S terkait hipertensi. Menjelaskan tujuan kunjungan rendah garam, dan kompres hangat di tengkuk. a. mereview pemahaman keluarga mengenai cara O: perawatan dan pencegahan hipertensi - Tekanan darah ibu S saat ini yaitu 140/90 mmHg b. memberikan pujian atas pemahaman keluarga - Keluarga mampu dapat mendemontrasikan cara perawatan yang benar hipertensi, yaitu teknik relaksasi napas dalam. Langkahc. mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara langkahnya: perawatan untuk hipertensi yaitu dengan teknik 1) Ciptakan lingkungan yang tenang dan rileks relaksasi napas dalam 2) Tarik napas dari hidung, tahan 2-3 detik kemudian d. mendemonstrasikan kepada keluarga mengenai keluarkan secara perlahan melalui mulut cara perawatan hipertensi dengan teknik 3) Ulangi beberapa kali sampai merasa lebih tenang relaksasi napas dalam atau pusing berkurang e. memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi dengan - Keluarga mampu mendemontrasikan cara perawatan teknik relaksasi napas dalam hipertensi, yaitu diet rendah garam dengan menunjukkan f. memberikan reinforcement positif terhadap penggunaan garam bagi anggota keluarga yang mengalami kemampuan yang dicapai oleh keluarga hipertensi. g. mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara 1) ½ sendok teh perhari jika tekanan darah 140-159/90perawatan untuk hipertensi yaitu dengan diet 99 mmHg rendah garam 2) ¼ sendok teh perhari jika tekanan darah 160h. mendemonstrasikan kepada keluarga mengenai 179/100-109 mmHg cara perawatan hipertensi dengan diet rendah 3) Makanan tanpa garam jika tekanan darah >180/110 garam. Tunjukkan dengan menggunakan mmHg takaran sendok teh garam yang masih boleh - Keluarga mampu mendemontrasikan cara perawatan dikonsumsi oleh ibu B hipertensi, yaitu kompres air hangat. Langkahi. memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan langkahnya: kembali cara perawatan hipertensi dengan diet 1) Sediakan air hangat dalam baskom dan waslap rendah garam 2) Basahkan waslap kemudian peras dan tempelkan j. memberikan reinforcement positif terhadap pada bagian tengkuk yang sakit kemampuan yang dicapai oleh keluarga 3) Basahkan kembali waslap ketika sudah tidak terasa k. mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara hangat dikulit perawatan untuk hipertensi yaitu dengan 4) Lakukan hingga nyeri dibagian tengkuk mereda kompres air hangat Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Kamis, 5 Juni 2014 Pkl 10.0011.00 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Bapak J khususnya Ibu S terkait hipertensi. l. mendemonstrasikan kepada keluarga mengenai cara perawatan hipertensi dengan kompres air hangat m. memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara perawatan hipertensi dengan kompres air hangat n. memberikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan a. mendiskusikan cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi b. menjelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi dengan menggunakan lembar balik c. memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk penderita hipertensi d. menanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum dimengerti e. menjelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum dimengerti f. memberikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga g. mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal h. memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi A: - TUK 3 tercapai - melanjutkan TUK 4-5 pada pertemuan selanjutnya melakukan teknik relaksasi napas dalam 3 kali sehari dan diet rendah garam setiap hari (dalam pengolahan makanan). - Keluarga mengatakan modifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita hipertensi, yaitu Menciptakan lingkungan yang tenang dan apabila penderita sudah mengalami pandangan kabur, ciptakan lingkungan rumah yang aman dengan pencahayaan cukup, lantai tidak licin, sediakan pegangan untuk berjalan, rumah tertata dengan baik Keluarga mengatakan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu Puskesmas, Rumah sakit, dan Klinik dokter Keluarga mengatakan manfaat fasilitas kesehatan diantaranya untuk sarana untuk pemeriksaan, sarana perawatan/pengobatan, dan sarana mendapatkan informasi Keluarga mengatakan akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit hipertensi P: S: - - - O: - - Tekanan darah ibu S saat ini yaitu 130/80 mmHg Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 2 cara modifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita hipertensi Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 i. j. k. l. m. n. o. p. Senin, 9 Juni 2014 Pkl 11.0012.00 Peningkatan progresif otot motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yang benar A: memberikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan P : memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali manfaat pelayanan fasilitas kesehatan memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Mengucapkan salam S: Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan a. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai pengertian pertumbuhan dan perkembangan b. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan media lembar balik d. mendiskusikan bersama keluarga apa yang - - - Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 3 manfaat fasilitas kesehatan Keluarga akan mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit hipertensi pada senin, 2 Juni 2014. TUK 4-5 tercapai Melanjutkan intervensi untuk diagnosa selanjutnya Mengunjungi fasilitas kesehatan (puskesmas) setiap bulan secara rutin untuk periksa tekanan darah Keluarga menyebutkan pertumbuhan adalah penambahan berat badan dan tinggi badan. Perkembangan adalah Penambahan kecerdasan atau pintar, kreatifitas, dan kemandirian. Keluarga menyebutkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dalam diri anak, yaitu Keturunan dan Kepandaian sedangkan faktor dari luar yaitu gizi, keluarga, dan teman bermain. Keluarga menyebutkan aspek pertumbuhan dan perkembangan adalah kemampuan bicara, bahasa dan kecerdasan, kemampuan bergaul dan mandiri, serta gerak kasar seperti melompat dan berlari Keluarga menyebutkan gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang yaitu sulit makan, Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 e. f. g. h. i. j. k. l. m. diketahui keluarga mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, aspek pertumbuhan dan perkembangan balita, serta gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang balita usia 1.5 – 3 tahun memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar memberikan informasi kepada keluarga mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, aspek pertumbuhan dan perkembangan balita, serta O: gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang balita usia 1.5 – 3 tahun dengan menggunakan media lembar balik menanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang mempunyai tanda dan gejala hipertensi mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai tuntutan perkembangan balita usia 1.5 – 3 tahun memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar memberikan informasi kepada keluarga mengenai tuntutan perkembangan balita usia 1.5 – 3 tahun dengan menggunakan media lembar balik A: memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga P: membantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya masalah sesuai dengan materi yang telah diberikan membantu keluarga untuk memutuskan terutama bila dipaksa, sering ngambek, keterlambatan perkembangan, dan cenderung melawan atau memberontak Keluarga menyebutkan anak D tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan Keluarga mampu menyebutkan tuntutan perkembangan balita yaitu bergerak bebas dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga (anak D) jika mengalami gangguan proses tumbuh kembang. Keluarga mampu menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dalam diri anak, Serta 3 dari 4 faktor dari luar Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 aspek pertumbuhan dan perkembangan Keluarga mampu menyebutkan minimal 4 dari 6 gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 tuntutan perkembangan Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga (anak D) jika mengalami gangguan proses tumbuh kembang. TUK 1-2 tercapai Melanjutkan TUK 3 pada pertemuan selanjutnya melatih gerak/motorik kasar pada balita 2x sehari Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Rabu, 11 Juni 2014 11.0013.00 Peningkatan progresif otot motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D merawat anggota keluarga dengan peningkatan tumbuh kembang n. memberikan reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan a. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga prinsip dalam mengasuh dan membimbing balita usia 1.5 – 3 tahun b. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar c. memberikan informasi kepada keluarga mengenai prinsip dalam mengasuh dan membimbing balita usia 1.5 – 3 tahun dengan menggunakan media lembar balik d. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga tentang sikap orang tua terhadap anak yang sesuai dengan tahapan perkembangan. e. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar f. memberikan informasi kepada keluarga mengenai sikap orang tua terhadap anak yang sesuai dengan tahapan perkembangan.dengan menggunakan media lembar balik g. memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan h. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga i. meminta keluarga mendemonstrasikan prinsip- S: - - Keluarga menyebutkan prinsip mengasuh dan membimbing anak yaitu Penuh kasih sayang (tulus dan nyata), menanamkan disiplin yang membangun, meluangkan waktu untuk bersama : bermain, makan, menonton, berekreasi, mampu membedakan salahbenar, baik-buruk, mengembangkan sikap saling menghargai, dan memperhatikan anak. Keluarga menyebutkan sikap orang tua, untuk anak usia 1.5 – 3 tahun yaitu memotivasi untuk tetap bergerak dengan perlindungan dari orang tua (dorongan untuk bergerak tetapi denga perlindungan orang tua), mengajak bermain bersama, berbicara dengan kalimat pendek, jelas, dan mudah dimengerti serta mendongeng atau biarkan anak yang bercerita, Minta anak membersihkan mainan sendiri dan melatih kebersihan anak (BAB, BAK ditempatnya, tapi jangan dipaksakan). O: - Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 9 prinsip mengasuh dan membimbing anak Keluarga mampu menyebutkan 6 dari 10 sikap orang tua, untuk anak usia 1.5 – 3 tahun Keluarga mampu mendemonstrasikan prinsipprinsip yang harus dipegang dalam mengasuh dan membimbing anak serta melaksanakan juga sepeninggalan atau tanpa perawat sesuai dengan tahapan perkembangan anak. A: Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Senin, 16 Juni 2014 Pkl 15.3016.30 Peningkatan progresif otot motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D prinsip dalam mengasuh dan membimbing anak. j. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan - TUK 3 tercapai - Melajutkan TUK 4- 5 pada pertemuan selanjutnya melatih gerak/motorik kasar pada balita 2x sehari - Keluarga menyebutkan lingkungan yang mendukung selama proses tumbuh kembang anak yaitu kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan, kondisi keluarga yang penuh kasih sayang, kondisi orang tua yang tidak pernah berselisih didepan anak, dan penanaman disiplin yang membangun Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi yaitu Puskesmas, psikolog, dan dokter anak Keluarga dapat menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan, yaitu mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan terkait perkembangan anak, mengetahui masalah pertumbuhan dan perkembangan lain serta cara mengatasinya, serta sebagai sarana perawatan P: S: a. mendiskusikan bersama keluarga cara memodifikasi lingkungan untuk mendukung selama proses tumbuh kembang anak. b. menjelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan mendukung selama proses tumbuh kembang anak. dengan menggunakan lembar balik c. memberikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga d. mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal O: e. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga f. mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan g. memberikan informasi kepada keluarga mengenai manfaat pelayanan fasilitas kesehatan A : h. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga P: i. memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan j. memberikan reinforcement positif atas usaha Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 lingkungan yang mendukung Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi Keluarga dapat menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan TUK 4-5 tercapai evaluasi sumatif untuk diagnosa Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan pada keluarga Bapak J khususnya Ibu S dan Peningkatan progresif otot Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Kamis, 19 Juni 201406-30 Pkl 15.3016.30 evaluasi sumatif untuk diagnosa Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan pada keluarga Bapak J khususnya Ibu S dan Peningkatan progresif otot motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan Mengucapkan salam Memvalidasi keadaan keluarga Mengingatkan kontrak Menjelaskan tujuan kunjungan fasilitas a. Menanyakan kembali kepada mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi, serta akibat dari hipertensi jika tidak ditangani b. Menanyakan kembali mengenai cara pencegahan dan perawatan hipertensi yang bisa dilakukan c. Memberikan reinforcement positif atas pemahaman keluarga d. Menanyakan kembali mengenai pengertia tumbuh kembang pada balita, mengenai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, aspek pertumbuhan dan perkembangan balita, gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang, serta tuntutan perkembangan balita usia 1.5 – 3 tahun e. Menanyakan kembali mengenai prinsip dalam mengasuh dan membimbing balita usia 1.5 – 3 tahun dan sikap orang tua terhadap anak yang sesuai dengan tahapan perkembangan. f. memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar g. memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara memodifikasi lingkungan untuk penderita ISPA h. menanyakan kembali bersama keluarga - motorik pada keluarga Bapak J khususnya anak D melatih gerak/motorik kasar pada balita 2x sehari S: - - - - - - - - Keluarga mengatakan hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah lebih dari 140 mmHg/90 mmHg dalam periode yang lama. Keluarga mengatakan penyebab hipertensi adalah stress, kopi, kurang olahraga, usia, dan keturunan Keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah nyeri tengkuk, sakit kepala, kelelahan, dan sulit tidur keluarga mengatakan mengatakan akibat dari hipertensi yaitu stroke, serangan jantung, dan kematian. Keluarga mengatakan cara pencegahan hipertensi, yaitu hindari stres yang berlebihan, hindari konsumsi alkohol, hindari konsumsi garam yang berlebihan, rutin memeriksakan tekanan darah Keluarga mengatakan cara perawatan hipertensi, yaitu olahraga secara teratur, cukup istirahat, diet garam, dan melakukan teknik relaksasi napas dalam Keluarga menyebutkan pertumbuhan adalah penambahan berat badan dan tinggi badan. Perkembangan adalah penambahan kecerdasan atau pintar, kreatifitas, dan kemandirian. Keluarga menyebutkan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dalam diri anak, yaitu Keturunan dan Kepandaian sedangkan faktor dari luar yaitu gizi, keluarga, dan teman bermain. Keluarga menyebutkan aspek pertumbuhan dan perkembangan adalah kemampuan bicara, bahasa dan kecerdasan, kemampuan bergaul dan mandiri, Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal dan manfaatnya i. memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan j. memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan - - terminasi - - serta gerak kasar seperti melompat dan berlari Keluarga menyebutkan gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang yaitu sulit makan, terutama bila dipaksa, sering ngambek, keterlambatan perkembangan, dan cenderung melawan atau memberontak Keluarga mampu menyebutkan tuntutan perkembangan balita yaitu bergerak bebas dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Keluarga menyebutkan prinsip mengasuh dan membimbing anak yaitu Penuh kasih sayang (tulus dan nyata), menanamkan disiplin yang membangun, meluangkan waktu untuk bersama : bermain, makan, menonton, berekreasi, mampu membedakan salahbenar, baik-buruk, mengembangkan sikap saling menghargai, dan memperhatikan anak. Keluarga menyebutkan sikap orang tua, untuk anak usia 1.5 – 3 tahun yaitu memotivasi untuk tetap bergerak dengan perlindungan dari orang tua (dorongan untuk bergerak tetapi denga perlindungan orang tua), mengajak bermain bersama, berbicara dengan kalimat pendek, jelas, dan mudah dimengerti serta mendongeng atau biarkan anak yang bercerita, Minta anak membersihkan mainan sendiri dan melatih kebersihan anak (BAB, BAK ditempatnya, tapi jangan dipaksakan). O: - Tingkat kemandirian keluarga adalah IV (pembenaran terlampir) Evaluasi sumatif terlampir Berat badan balita saat ini adalah 10 kg dengan dihentikannya pemberian ASI sejak 3 minggu lalu A: Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 - Tugas perkembangan keluarga semua diagnosa tercapai - menyajikan menu yang mengandung gizi seimbang setiap harinya melakukan pencegahan hipertensi dengan menjaga pola makan dan pola hidup setiap harinya melatih gerak motorik kasar bagi balita setiap harinya P: - Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 FORMAT EVALUASI SUMATIF ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAAN Nama Keluarga (KK) : Bapak J Nama Balita : Anak D Alamat : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok Diagnosa 1: Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada keluarga Bapak J khususnya anak D No RESPON KELUARGA HASIL Ya 1 Keluarga menyebutkan gizi seimbang adalah terpenuhinya berbagai zat gizi (zat pembangun, zat pengatur, dan zat energi) dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi. Sedangkan kurang gizi adalah kekurangan zat yang dibutuhkan tubuh sehingga tubuh menjadi kurus 2 Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 faktor yang menyebabkan anak mengalami gizi kurang/tidak seimbang, yaitu: 1. Jumlah makanan yang dikonsumsi kurang 2. Jenis bahan makanan tidak seimbang 3. Makan tidak tertur 4. Terserang penyakit Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 6 tanda kurang gizi yaitu 1. Badan kurus 2. Rambut tipis mudah dicabut 3. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ √ √ Tidak Tindak Lanjut 4 5 3. Lemah/pucat 4. Kulit kering dan kusam 5. Pusing 6. Kaki dan tangan bengkak Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 masalah yang mungkin muncul akibat gizi kurang/tidak seimbang, yaitu: - BB dan TB anak tidak naik atau malah turun. - Anak tampak tidak semangat. - Pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu - Mudah terkena penyakit - Berkurangnya daya pikir/konsentrasi Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anak dengan kurang gizi dengan cara : - Memodifikasi bahan makanan. - Menciptakan menu makanan yang bervariasi. - Mencetak makanan dengan bentuk-bentuk yang lucu dan disukai anak √ Keluarga dapat menyebutkan Bahan-bahan makanan yang mengandung triguna gizi seimbang yaitu : 1. Zat tenaga seperti : nasi, roti, ubi, talas 2. Zat pembangun seperti : tempe, tahu, telur, daging 3. Zat pelindung seperti : sayuran dan buah-buahan Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 cara memilih bahan makanan : 1. Harganya terjangkau 2. Nilai gizinya baik 3. Tidak busuk 4. Mudah didapat Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ Keluarga mendemonstrasikan cara memilih bahan makanan yang baik Keluarga mampu menyebutkan cara mengolah bahan makanan dengan benar yaitu : 1. Sayuran, buah dicuci dahulu baru dipotong-potong 2. Sayuran dimasak jangan terlalu lama 3. Alat-alat masak bersih 4. Cuci tangan sebelum masak Keluarga mendemonstrasikan cara mengolah makanan yang baik Keluarga mampu menyebutkan prinsip menyajikan makanan : 1. Bervariasi jenis makanannya 2. Kombinasi makanan hewani dan nabati 3. Perhatikan jadwal menu 4. Jumlah makanan sesuai dengan kebutuhan Keluarga mampu menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan balita sehari-hari Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 prinsip mengatasi anak tidak mau makan : 1. Jangan paksa anak bila tidak mau makan 2. Jangan memberikan anak makan yang manis-manis sebelum makan 3. Sajikan makanan dalam bentuk menarik 4. Makan bersama 5. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering Keluarga dapat mendemonstrasikan cara memberi makan pada anak yang susah makan Keluarga mampu mendemonstrasikan cara pembuatan makanan ringan berbahan dasar susu Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 6 7 9. Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita anak dengan gizi kurang: Ciptakan suasana makan bersama penuh kehangatan. Makan bersama anggota keluarga dan sambil bercerita Beritahu teman dan kerabat untuk tidak membawa oleh-oleh berupa junkfood atau snack ringan. Tidak menjadikan makanan sebagai hadiah atau hukuman. Gunakan peralatan makan yang disukai anak. Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: 1. Puskesmas 2. Rumah sakit 3. Klinik dokter Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan : 1.Mendapatkan pemeriksaan 2.Mendapatkan perawatan. 3.Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. √ √ √ Diagnosa 2: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga bapak T khususnya Ibu S dengan hipertensi No RESPON KELUARGA HASIL Ya 1 Keluarga mampu menyebutkan bahwa hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah lebih dari 140 mmHg per 90 mmHg dalam periode yang panjang Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ Tidak Tindak Lanjut 2 3. 4 5 Keluarga dapat menyebutkan 5 dari 10 penyebab hipertensi, yaitu: 1) Keturunan 2) Usia 3) Penggunaan garam 4) Kolesterol 5) Obesitas/kegemukan 6) Stres 7) Rokok 8) Kopi 9) Alkohol 10) Kurang olahraga Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda dan gejala hipertensi, yaitu: 1) Sakit kepala 2) Sulit tidur 3) Nyeri tengkuk 4) Kelelahan 5) Sesak napas 6) Telinga berdenging 7) Mual muntah Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 akibat hipertensi jika tidak diatasi, yaitu: 1) Cedera/ jatuh 2) Stroke 3) Serangan jantung 4) Kematian Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7 cara pencegahan hipertensi, yaitu: 1) Rutin memeriksakan tekanan darah 2) Menghidari kegemukan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ √ √ √ 6 7 8 8 9. 3) Kurangi makan makanan berlemak 4) Hindari merokok 5) Hindrari stes yang berlebihan 6) Hindari konsumsi garam berlebihan 7) Hindari konsumsi makanan olahan berlebihan Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 5 cara perawatan hipertensi, yaitu: 1) Olahraga secara teratur 2) Cukup istirahat 3) Melakukan teknik relaksasi: napas dalam 4) Melakukan kompres air hangat 5) Diet rendah garam 6) Diet makanan Keluarga dapat mendemontrasikan cara perawatan hipertensi, yaitu teknik relaksasi napas dalam, kompres hangat, diet makanan, dan diet rendah garam Keluarga dapat menyebutkan memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita hipertensi, yaitu: 1) Menciptakan lingkungan yang tenang 2) Bila penderita sudah mengalami pandangan kabur, ciptakan lingkungan rumah yang aman dengan pencahayaan cukup, lantai tidak licin, sediakan pegangan untuk berjalan, rumah tertata dengan baik Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: 1. Puskesmas 2. Rumah sakit 3. Klinik dokter Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan : 1.Mendapatkan pemeriksaan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ √ √ √ 2.Mendapatkan perawatan. 3.Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan. √ Diagnosa 3: Perubahan pertumbuhan dan perkembangan pada keluarga Bapak D khususnya anak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan ketidakmandirian. No RESPON KELUARGA HASIL Ya 1 2 Keluarga mampu menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah penambahan berat badan dan tinggi badan. Perkembangan adalah Penambahan kecerdasan atau pintar, kreatifitas, dan kemandirian. Keluarga mampu menjelaskan minimal 2 dari 3 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dalam diri anak, yaitu : Keturunan. Kepandaian. Tempramen. Serta 3 dari 4 faktor dari luar, yaitu : Keluarga. Gizi. Budaya. Teman bermain. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ √ Tidak Tindak Lanjut 3. 4 5 Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 dari 4 aspek pertumbuhan dan perkembangan, yaitu: Gerak kasar : gerakan membalik, berlari, melompat, dan berjalan.. Gerak halus: mengambil benda kecil dengan 2 jari, menari menggambar, dan menyusun balok. Kemampuan bicara, bahasa dan kecerdasan. Kemampuan bergaul dan mandiri. Keluarga mampu menyebutkan minimal 4 dari 6 gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang pada balita usia 1.5-3 tahun : Sulit makan, terutama bila dipaksa. Sering ngambek. Tingkah laku kejam. Keterlambatan perkembangan. Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain (menyerang). Cenderung melawan atau memberontak. Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 tuntutan perkembangan balita: Bergerak bebas. Selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Anak dapat menuntut cara yang dikehendaki atau menolak. Keluarga menyebutkan minimal 6 dari 9 prinsip mengasuh dan membimbing anak: Penuh kasih sayang (tulus dan nyata). Tanamkan disiplin yang membangun. Konsisten pada ayah dan ibu atau tidak boleh berubah-ubah. Jelas. Menghargai anak. Beralasan dan dimengerti. Meluangkan waktu untuk bersama : bermain, makan, menonton, berekreasi. Membedakan salah-benar, baik-buruk. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 √ √ Mengembangkan sikap saling menghargai. Memperhatikan anak. Membantu mengatasi masalah anak. Mengembangkan kemandirian. Memahami keterbatasan anak. Keluarga menyebutkan minimal 6 dari 10 sikap orang tua, untuk anak usia 1.5 – 3 tahun: Motivasi untuk tetap bergerak dengan perlindungan dari orang tua (dorongan untuk bergerak tetapi denga perlindungan orang tua). Ajak bermain bersama. Bicara dengan kalimat pendek, jelas, dan mudah dimengerti. Mendongeng atau biarkan anak yang bercerita. Minta anak membersihkan mainan sendiri. Latih kebersihan anak (BAB, BAK ditempatnya, tapi jangan dipaksakan). Latih anak makan sendiri dengan sendok dan garpu. Ajak anak makan bersama. Beri permainan sederhana. Jangan memaksa ataupun terlalu mengikuti keinginan anak. 6 Keluarga mampu mendemonstrasikan prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam mengasuh dan membimbing anak serta melaksanakan juga sepeninggalan atau tanpa perawat sesuai dengan tahapan perkembangan anak. √ 7 Keluarga mampu menyebutkan minimal 4 dari 5 lingkungan yang mendukung : Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan. Kondisi keluarga yang penuh kasih sayang. Kondisi orang tua yang tidak pernah berselisih didepan anak. √ Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Bimbingan orang tua. Penanaman disiplin yang membangun. 8 9. Keluarga dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi: 1. Puskesmas 2. Psikolog 3. Dokter anak √ Keluarga dapat menyebutkan manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan : 1. Mendapatkan penyuluhan atau pendidikan kesehatan terkait perkembangan anak 2. Mengetahui masalah pertumbuhan dan perkembangan lain serta cara mengatasinya 3. Sarana perawatan √ Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA KELOLAAN Nama Keluarga (KK) : Bapak J Nama Balita : Anak D Alamat : RT 04 RW 02 Kel. Sukatani, Tapos, Depok KESIMPULAN: Selama pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan selama tujuh minggu, keluarga sangat kooperatif dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. Mahasiswa mendapatkan banyak sekali informasi mengenai masalah yang dialami keluarga. Selama tujuh minggu mahasiswa melakukan kunjungan rutin untuk memenuhi lima tugas kesehatan keluarga. Keluarga Bapak J termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat IV” dengan alasan: Kriteria Ya Keluarga menerima kunjungan rutin mahasiswa √ Keluarga mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami √ Tidak Pembenaran Sejak minggu pertama kunjungan, keluarga sangat ramah kepada mahasiswa. Keluarga memberitahu mahasiswa ketika keluarga ada acara mendadak. Ketika ditanya terkait masalah kesehatan, keluarga menceritakannya dengan sangat terbuka. Saat mahasiswa datang berkunjung ke rumah keluarga, keluarga selalu berkonsultasi terkait masalah kesehatan yang dialaminya. Begitu juga ketika mahasiswa bertanya lebih dalam terkait masalah kesehatan keluarga, keluarga dengan terbuka menceritakannya. Hal ini mempermudah mahasiswa dalam menentukan diagnosa dan intervensi untuk keluarga. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Keluarga menerima pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan rencana keperawatan √ Setelah mendapatkan data yang lengkap terkait masalah kesehatan keluarga, mahasiswa melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi lima tugas perkembangan keluarga. Mahasiswa sudah menyampaikan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Ketika mahasiswa menyampaikan keseluruhan materi tersebut, keluarga menerima dengan baik. Keluarga melakukan tindakan pencegahan √ Keluarga sudah mampu melakukan pencegahan terhadap masalah kesehatan yang dialami, diantaranya: -Menyajikan menu seimbang bagi balita dalam keseharian. Point ini dinilai berdasarkan kunjungan mendadak mahasiswa ke rumah keluarga saat makan siang. -Keluarga, khususnya ibu S memberikan makan sehari hari dengan porsi yang sedikit tetapi sering dengan selingan setiap waktu makan yaitu pukul 10.00 dan pukul 15.00 -Melakukan pembatasan garam bagi Ibu S terkait hipertensi yang dialaminya -Melatih perkembangan motorik kasar anak D dengan cara melatih dalam kehidupan sehari hari saat anak D sedang bermain atau melakukan aktivitas sehari-hari misalnya melatih untuk mundur lima langkah ke belakang atau membuka baju berkancing depan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Keluarga melakukan promosi kesehatan secara aktif √ Keluarga belum bisa menyampaikan materi yang disampaikan yang oleh mahasiswa ke tetangga rumahnya Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 GIZI SEIMBANG BAGI BALITA Mahasiswa Profesi Keperawatan Universitas Indonesia 2014 Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 GIZI : zat-zat yang ada di dalam makanan yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan&kelangsungan kehidupan. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 PENTINGNYA GIZI SEIMBANG • Untuk pertumbuhan dan perkembangan • Meningkatkan potensi kecerdasan • meningkatkan daya tahan tubuh KURANG GIZI suatu keadaan dimana tubuh tidak mendapatkan zat-zat tubuh tertentu dari makanan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 PENYEBAB • • • • Jumlah makanan yang dimakan kurang Jenis makanan tidak seimbang Makan tidak teratur Terserang penyakit TANDA DAN GEJALA Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Badan Kurus Rambut Tipis dan mudah dicabut Kaki, tangan dan sekitar mata bengkak Lemah & pucat Kulit Kusam Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 AKIBAT KURANG GIZI Mudah terserang penyakit Menurunkan daya pikir/kecerdasan Gangguan pertumbuhan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 CARA MENGATASI KURANG GIZI • Makan makanan yang seimbang (triguna makanan) • Makanan sesuai dengan kebutuhan balita (1200 kkal) • Makan yang teratur • Menggunakan prinsip penyajian makanan Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 TRIGUNA MAKANAN 1. SUMBER ZAT TENAGA/KARBOHIDRAT Sumber kalori yang digunakan antara lain: – Golongan padi: Beras, Jagung dan Gandum. – Golongan umbi: Kentang, Ubi jalar, Ubi kayu – Lainnya: Sagu. UNTUK BALITA : 175 KALORI - ¾ Gelas Nasi putih / 2 biji kentang / 2 biji ubi /roti 4 iris/ Mie basah 1 gelas Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 2. SUMBER ZAT PEMBANGUN/PROTEIN UNTUK BALITA : 95 KALORI, 10 gr protein, dan 6 gr lemak (HEWANI) Bahan Makanan Berat (gr) Ukuran Rumah Tangga Daging sapi 50 1 potong sedang Daging ayam 50 1 potong sedang Telur ayam 60 2 butir Telur bebek 60 1 butir Ikan asin 25 1 potong sedang Bakso daging 100 20 biji kecil 50 1 potong sedang Ikan segar Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 • PROTEIN NABATI : 80 KALORI, 6 gr protein, 3 gr lemak, dan 8 gr karbohidrat Bahan Makanan Berat (gr) Ukuran Rumah Tangga Oncom 50 2 potong sedang Tahu 100 1 biji besar Tempe 50 2 potong besar Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 3. SUMBER ZAT PENGATUR/VITAMIN DAN MINERAL UNTUK BALITA : Mengandung 50 Kkal, 3 gr protein, dan 10 gr karbohidrat = 1 gelas • Satu porsi sayuran 100 gram sayuran lebih kurang 1 gelas • Satu porsi buah = 1 buah pisang ambon Pengganti buah = 2 buah jambu air, 2 buah jeruk manis, nangka 3 biji, pepaya 1 potong sedang (3x15cm), rambutan 8 buah, duku 10 buah. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 Susu 2x sehari masing masing 250 mL. PRINSIP PENYAJIAN MAKANAN • Jenis makanan beraneka ragam • Kombinasi makanan hewani dan nabati jika keuangan memungkinkan • Disajikan dalam keadaan hangat • Perhatikan jadwal menu • Jumlah makanan sesuai kebutuhan • Biarkan anak makan sendiri dengan piring dan alat makan sendiri Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 CARA MEMILIH MAKANAN • • • • Harganya terjangkau Nilai gizinya baik Masih segar/tidak busuk Mudah didapat Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 CARA PENGOLAHAN MAKANAN • Sayuran, buah dicuci dahulu lalu dipotongpotong • Sayuran dimasak jangan terlalu lama/lodoh • Alat masak harus dicuci • Cuci tangan sebelum masak • Beras dicuci jangan sampai bening • Lauk juga dicuci dan dibuang kotorannya sebelum dipotong Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 JIKA ANAK TIDAK MAU MAKAN • • • • Jangan paksa anak jika tidak mau makan Menggunakan alat makan yang disukai anak Makan sambil cerita Jenis makanan beraneka ragam dengan bentuk dan warna yang menarik • Jangan memberi makanan yang manis sebelum makan • Berikan makanan dalam porsi kecil tapi, sering. Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014 SUASANA YANG BISA MENIMBULKAN NAFSU MAKAN • • • • • Makan bersama anggota keluarga Makanan dihidangkan dalam keadaan hangat Jenis makanan beragam Alat makan menarik Makan sambil cerita Pemenuhan nutrisi ..., Layya Notiva Dewi, FIK UI, 2014