BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesuksesan perawatan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesuksesan perawatan saluran akar didasarkan pada diagnosis yang akurat
dan memberikan perawatan yang tepat, mengetahui tentang anatomi serta morfologi
dari gigi dan saluran akar, melakukan debridement, desinfeksi dan obturasi dari
seluruh saluran akar. Pada awalnya, obturasi merupakan tahap yang paling penting
dalam perawan saluran akar. Obturasi diharapkan dapat memblok permukaan saluran
akar dari kelembaban yang membuat terjadinya mikroleakge. Tetapi tidak ada teknik
ataupun material dari obturasi yang dapat secara sempurna memblok daerah
permukaan saluran akar. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa bukan hanya obturasi
yang dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan endodonti, tetapi cleaning and
shaping termasuk pada tahap yang menentukan keberhasilan perawatan endodonti.1
Pada saat cleaning dan shaping seluruh jaringan pulpa harus dihilangkan serta
dapat membunuh bakteri yang ada pada saluran akar.2 Salah satunya dengan cara
mengirigasi saluran akar agar terjadinya debridemen dan desinfeksi pada saluran
akar.3 Irigasi saluran akar dapat menghilangkan mikroorganisme, sisa-sisa jaringan
dan menghilangkan debris dentin dari saluran akar.4 Tetapi pada saat cleaning dan
shaping dengan menggunakan instrumen endodonti, akan terjadi pembentukan
lapisan mikro pada dinding saluran akar yang disebut smear layer.5
Lapisan smear layer tersebut menutup seluruh permukaan saluran akar serta
menyumbat tubulus dentin. Adanya smear layer pada permukaan saluran akar akan
menghambat proses penetrasi larutan irigasi agar dapat mensterilkan saluran akar.
Smear layer juga dapat menghambat adaptasi dari bahan pengisi saluran akar.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa pengangkatan smear layer mungkin memiliki
kontribusi untuk keberhasilan dalam prosedur desinfeksi intrakanal. Sebab saat terjadi
penyingkiran lapisan tersebut akan memungkinkan antimikroba intrakanal untuk
menembus tubulus dentin. Sebaliknya, jika kontaminasi bakteri terjadi setelah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pembersihan, kehadiran smear layer mungkin dapat mencegah masuknya
bakteri kedalam tubulus dentin.5
Variasi dari ketebalan dan komposisi smear layer pada permukaan saluran
akar disebabkan oleh anatomi dari saluran akar, jaringan dentin, usia pasien, gigi vital
atau nekrotik, teknik preparasi, kuantitas dan jenis bahan irigasi, teknik irigasi. Faktor
yang mempengaruhi efisiensi bahan irigasi dalam menyingkirkan smear layer
tergantung pada lebar saluran akar, tipe dan kualitas bahan irigasi, dan teknik irigasi.5
Ketika saluran akar diirigasi ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk
mengangkat komponen organik (debris yang berasal dari jaringan pulpa dan
mikroorganisme) dan juga anorganik yang merupakan smear layer. Belum ada bahan
irigasi yang dapat melarutkan jaringan organik dan smear layer secara bersamaan.6
Larutan irigasi yang paling sering direkomendasikan adalah sodium hipoklorit
(NaOCl) ataupun campurannya dengan larutan lain.7
Sodium hipoklorit sangat sering digunakan dari berbagai konsentrasi, mulai
dari 0,5%-5,25%.7 Sodium hipoklorit memiliki efek antimikrobial yang baik dan
kemampuan melarutkan jaringan tetapi memiliki efek iritasi terhadap jaringan.2
Bahan ini juga memiliki toksisitas pada jaringan vital. Neal et al menyatakan bahwa
sodium hipoklorit memiliki sifat korosif yang sangat tinggi sehingga dapat merusak
instrumen.8 Efek pembersihan sodium hipoklorit sebagai bahan irigasi telah diteliti
dengan scanning electron microscopy. Selama instrumentasi smear layer yang
terbentuk didominasi oleh anorganik pada saluran akar. Sodium hipoklorit dapat
bereaksi dengan senyawa organik tetapi tidak dengan senyawa anorganik.2
Sodium hipoklorit dapat melarutkan sisa-sisa jaringan pulpa (jaringan vital
atau nekrotik), senyawa organik dari dentin, dan komponen organik dari smear layer.
Kemampuan sodium hipoklorit melarutkan jaringan sangat baik dibandingkan dengan
larutan irigasi lainnya. Tetapi walaupun begitu sodium hipoklorit tidak dapat
mengangkat komponen anorganik dari smear layer.9 Maka dari itu, kombinasi
penggunaan sodium hipoklorit yang dihubungkan dengan irigasi lain telah diteliti.
Beberapa literatur mengungkapkan pendapat penggunaan dua kombinasi larutan
Universitas Sumatera Utara
irigasi yang berbeda yaitu ethylenediaminetetraaetic (EDTA) dan sodium
hipoklorit.10
EDTA adalah larutan dengan konsentrasi 17% yang efektif mengangkat smear
layer sebagai chelating pada komponen anorganik dari dentin. EDTA tidak memiliki
kemampuan antibakterial, biokompatibel dan dapat membuat demineralisasi
intertubular dentin dan menurunkan tegangan permukaan dentin. Menurut beberapa
penelitian sebelumnya, irigasi dengan menggunakan kombinasi EDTA dan sodium
hipoklorit dapat mengangkat smear layer. 9
Masih banyak kontroversi tentang penggunaan kombinasi larutan irigasi untuk
mengangkat smear layer. Hal yang paling penting diperdebatkan adalah tentang
jumlah volume dan waktu pengaplikasian bahan irigasi agar dapat mengangkat smear
layer.11 Yamada et al menemukan bahwa irigasi terakhir dengan 10 ml dari 17%
EDTA yang diikuti dengan 10 ml 5,25% sodium hipoklorit adalah metode yang
paling efektif.6,11 Pada saat pengkombinasian EDTA dan sodium hipoklorit, dapat
mengurangi kemampuan dari sodium hipoklorit dalam melarutkan jaringan, tetapi
EDTA masih dapat bertahan dalam mengikat kalsium dari dentin.6,9
Banyak penelitian-penelitian yang dilakukan saat ini untuk mencari bahanbahan pengganti bahan irigasi dengan memakai bahan dasar dari tanaman tradisional
ataupun bahan-bahan yang dapat diperoleh dari lingkungan alam yang ada di
Indonesia. Sesuai dengan Fokus Area Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan
Rekayasa untuk Pembangunan Nasional (JAKSTRA 2000 – 2004) di bidang
kedokteran gigi.12 Antara lain menyangkut penggunaan tanaman tradisional dan
limbah alam.
Kitosan
adalah
poli-(2-amino-2-deoksi-β(1-4)-D-glukopiranosa)
dengan
rumus molekul (C6H11NO4)n yang dapat diperoleh dari deasitilisasi kitin. Dimana
kitin dapat dijumpai pada hewan avertebrata laut, darat, dan jamur dari genus Mucor,
Pycomyce dan Saccharomyces, sebagian besar juga pada kelompok Crustacea seperti
udang, kepiting, lobster, dll.13 Kitosan molekul tinggi berasal dari hewan
bercangkang keras seperti blangkas. Cangkang blangkas (Tachypleus gigas) memiliki
derajat deasitisasi 84,20% dengan berat molekul 893.000 MV.14
Universitas Sumatera Utara
Kitosan memiliki sifat biokompabilitas yang tinggi, hampir tidak memiilki
toksisitas pada manusia/hewan, bioaktivitas yang tinggi, biodegradabilitas, reaksireaksi dari kelompok deasetilasi amino, aktivitas antimikrobanya, dll.13 Beberapa
hipotesis telah diuji untuk membuktikan jika kitosan molekul rendah sudah dapat
menembus dinding mikroorganisme dan langsung mempengaruhi komponen penting
dari sel dan aktivitas mikroorganisme tersebut. Sedangkan kitosan molekul tinggi
menunjukkan bahwa mekanisme kerjanya terkait dengan pembentukan film disekitar
sel yang dapat menghambat penyerapan nutrisi mikroorganisme.15
Berdasarkan penelitian Silva PV et al, kitosan (arcos organic) diteliti sebagai
larutan irigasi dan hasil penelitian tersebut adalah 0.2% larutan kitosan dapat
menghilangkan smear layer dari 1/3 tengah dan 1/3 apikal saluran akar.16 Kitosan
juga diteliti sebagai bahan irigasi yang dilihat berdasarkan waktu. Pada penelitian
tersebut kitosan 0,1% sudah dapat mengangkat smear layer, tetapi tidak mengangkat
smear layer yang terdapat di dalam tubulus dentin selama 3 menit. Pada kitosan 0,2%
sudah dapat mengangkat smear layer tetapi menyebabkan sedikit erosi selama 3
menit.17 Hal tersebut diperjelas oleh Pimenta et al yang menyatakan bahwa kitosan
0,2% dapat menyebabkan erosi dari dentin tetapi tidak mengenai intertubular
dentin.18
Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan bahwa kitosan dapat digunakan
sebagai alternative bahan irigasi. Maka perlu dibuktikan apakah kitosan molekul
tinggi yang berasal dari cangkang blangkas ini memiliki kemampuan yang sama
dalam mengangkat smear layer jika digunakan sebagai alternatif bahan irigasi jika
dibandingkan dengan sodium hipoklorit.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas timbul permasalahan:
1. Apakah kitosan bermolekul tinggi dapat mengangkat smear layer jika dipakai
sebagai bahan irigasi dibandingkan dengan sodium hipoklorit (NaOCl).
2. Apakah ada perbedaan antara pembersihan smear layer dengan bahan kitosan
bermolekul tinggi dan sodium hipoklorit (NaOCl).
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bahwa kitosan bermolekul tinggi dapat mengangkat smear
layer jika dipakai sebagai bahan irigasi dibandingkan dengan sodium
hipoklorit (NaOCl)
2. Untuk mengetahui perbedaan antara pembersihan smear layer dengan bahan
kitosan bermolekul tinggi dan sodium hipoklorit (NaOCl).
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai dasar dalam usaha peningkatan pelayanan kesehatan gigi masyarakat
terutama dalam bidang konservasi gigi.
2. Dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya tentang kitosan molekul tinggi
sebagai bahan alternatif untuk irigasi saluran akar.
3. Menghasilkan bahan irigasi alternatif yang tidak toksik dalam perawatan
endodonti.
Universitas Sumatera Utara
Download