BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di segala bidang sampai saat ini masih terus dijalankan dan
ditingkatkan, salah satu bidang yang berperan penting dalam pembangunan ini adalah
perekonomian.
Laju
perekonomian
yang
bergerak
cepat
seiring
dengan
perkembangan perekonomian global, menuntut setiap pelaku ekonomi untuk dapat
bersaing dan bertahan dalam percaturan perekonomian baik itu di dalam negeri
maupun luar negeri.
Perusahaan sebagai bagian dari pelaku ekonomi harus dapat berusaha untuk
dapat mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam mencapai tujuan yang telah
ditargetkan sebelumnya. Salah satu tujuan yang ditargetkan oleh perusahaan adalah
naiknya tingkat penjualan yang pada akhirnya akan memperoleh laba yang optimal.
Minyak, gas dan panas bumi merupakan sumber daya alam yang sangat
strategis karena menyangkut hajat hidup masyarakat luas, serta mempunyai peran
ganda dalam menunjang pembangunan nasional yang berkelanjutan, baik berupa
sumber energi maupun sebagai cadangan devisa.
Dalam rangka mengelola sumber daya minyak, gas, dan panas bumi,
pemerintah Indonesia pada tanggal 10 Desember 1957 membentuk suatu Badan
Usaha dan Perusahaan Milik Negara (BUMN) yaitu PERTAMINA (Perusahaan
1
2
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) yang mempunyai tugas pokok untuk
melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara, serta menyediakan dan melayani
kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi untuk dalam negeri.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2003 terhitung sejak 17
September 2003 Pertamina telah berubah status menjadi PT PERTAMINA
(PERSERO). Dengan berubahnya status Pertamina menjadi PT PERTAMINA
(PERSERO) maka Pertamina menjadi entitas bisnis murni yang lebih berorientasi
laba.
Dalam era globalisasi sekarang ini, memicu perusahaan beradaptasi dengan
lingkungan bisnis yang berubah sangat cepat. Pemerintah melalui BP Migas telah
mengubah persyaratan penyedia BBM dalam negeri sehingga hal ini memudahkan
para pesaing perusahaan migas luar negeri maupun dalam negeri untuk ikut menjual
BBM bersubsidi dan non subsidi di Indonesia. Oleh karena itu, PT PERTAMINA
(PERSERO) harus lebih memfokuskan perhatian pada customer dan meningkatkan
daya saing perusahaan terhadap kompetitornya.
Dalam meningkatkan daya saing dengan meningkatkan penjualan produkproduknya yang berupa Bahan Bakar Minyak (BBM), Non Bahan Bakar Minyak
(NBBM), dan Bahan Bakar Khusus (BBK) di dalam negeri, PT Pertamina (Persero)
mendirikan unit-unit di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya adalah Unit
Pemasaran Region III Jakarta.
3
Dalam menjalankan kegiatan operasional, PT Pertamina (Persero) Pemasaran
Region III Jakarta salah satunya melakukan kegiatan penjualan baik itu penjualan
kontan, prepayment, atau penjualan secara kredit. Penjualan usaha yang dilakukan
dibagi berdasarkan unit bisnisnya masing-masing, yaitu penjualan kepada SPBU,
Industri, TNI/POLRI, PLN, Gas Domestik, maupun Aviasi yang berada di wilayah
unit pemasaran III Jakarta yaitu provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Kegiatan penjualan mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu
usaha yang bergerak dibidang perdagangan (distributor). karena merupakan kegiatan
perusahaan yang langsung berkaitan dengan realisasi pendapatan perusahaan yang
menunjang kelangsungan hidup perusahaan.
Akan tetapi kegiatan penjualan tersebut memiliki resiko yang sangat tinggi.
Efektifitas penjualan harus dikendalikan agar dapat dicapai hasil pengembalian
sebaik-baiknya pada investasi modal kerja piutang usaha. Resiko tersebut timbul atas
traksaksi penjualan secara kredit, dengan adanya transaksi kredit maka akan
timbulnya suatu piutang usaha. Piutang adalah hak untuk melakukan penagihan
kepada orang lain dalam bentuk uang. Suatu hal yang lazim bila suatu perusahaan
mempunyai piutang maka ada kemungkinan piutang tersebut ada yang tak tertagih
artinya pihak debitur sudah tidak memiliki kemampuan membayar atas hutangnya.
Menurut prinsip akuntansi, piutang tak tertagih akan dibebankan menjadi
beban operasi. Bila beban operasi semakin meningkat, laba perusahaan akan
menurun. Oleh karena itu diperlukan suatu pengelolaan dan pengendalian atas
4
piutang usaha tersebut, jika tidak adanya sistem pengendalian piutang usaha yang
baik, dengan didukung oleh pengelolaan yang baik, maka akan berakibat fatal bagi
perusahaan, karena akan percuma jika disatu sisi penjualan meningkat, dan disisi lain
piutang tidak dapat ditagihkan sehingga akan mengakibatkan kerusakan arus kas
bahkan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi modal kerja, maka harus dilihat
siklus pendapatan secara keseluruhan, apakah prosedur penjualan kredit telah baik,
bagaimana dengan sistem penerimaan kas atas penjualan kredit tersebut, dan
bagaimana sistem pengelolaan piutang tersebut dijalankan.
Dalam menilai suatu kinerja unit usaha, siklus pendapatan atas penjualan
kredit ini dapat dijadikan salah satu alat ukur untuk menilai efisiensi dan efektifitas
suatu unit usaha. PT Pertamina (Persero) telah memasukan siklus pendapatan atas
penjualan kredit ini untuk menilai kinerja unit usaha kedalam suatu pengukuran kerja
yang disebut dengan KPI (Key Performance Indicator). Jika dilihat dari KPI masingmasing fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan, sampai saat ini siklus
pendapatan atas penjualan kredit pada PT Pertamina (Persero) sudah berjalan baik,
akan tetapi masih banyak terdapat piutang yang telah melebihi batas waktu, belum
diterima pembayarannya (outstanding Account Receivable).
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai siklus pendapatan atas penjualan kredit tersebut apakah sudah
efektif dan efisien jika ditinjau dari segi pengukuran dengan menggunakan KPInya
5
(Key Performance Indicator), mulai dari prosedur penjualan kredit, sistem
pengelolaan dan pengendalian piutang serta bagaimana perlakuan atas piutang tak
tertagih pada PT Pertamina (Persero) Region III Jakarta dengan judul “Analisis
Efektifitas Siklus Pendapatan Atas Penjualan Kredit Dalam Menilai Kinerja
Suatu Unit Usaha Pada PT Pertamina (Persero) Region III Jakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Siklus Pendapatan atas Penjualan Kredit (Prosedur Penjualan Kredit,
Sistem Penerimaan Kas, dan Sistem Pengelolaan serta Pengendalian Piutang)
yang diterapkan pada PT Pertamina (Persero) Pemasaran Region III Jakarta
telah sesuai dengan kebijakan perusahaan?
2. Apakah perlakuan atas Piutang Tak Tertagih yang diterapkan pada PT
Pertamina (Persero) Pemasaran Region III Jakarta telah sesuai dengan
kebijakan perusahaan?
3. Apakah penilaian efektifitas siklus pendapatan merupakan bagian dari tolak
ukur dalam menilai kinerja unit usaha pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Region III Jakarta?
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penulisan skripsi ini adalah :
a. Untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai Siklus
Pendapatan atas Penjualan Kredit (Prosedur Penjualan Kredit, Sistem
Penerimaan Kas, dan Sistem Pengelolaan serta Pengendalian Piutang)
yang diterapkan pada PT Pertamina (Persero) Pemasaran Region III
Jakarta.
b. Untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas atas perlakuan
Piutang Tak Tertagih yang diterapkan pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Region III Jakarta.
c. Untuk menganalisa, memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas
bagaimana siklus pendapatan dijadikan sebagai suatu tolak ukur dalam
menilai efisiensi kinerja unit usaha pada PT Pertamina (Persero)
Pemasaran Region III Jakarta.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi perusahaan, diharapkan akan mampu memberikan masukan dalam
pengembangan perusahan melalui suatu gambaran tentang pengukuran
kinerja yang lebih baik melalui penilaian efektifitas kinerja suatu unit
usaha atas siklus pendapatan penjualan kredit.
b. Bagi penulis, berguna sebagai nilai tambah berupa pengetahuan dan
wawasan yang diperoleh terutama dalam penerapan siklus pendapatan
7
baik itu prosedur penjualan kredit, pengelolaan dan pengendalian piutang
serta sistem penerimaan kas, dan perlakuan atas piutang yang tak tertagih.
c. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan masukan dalam melakukan
penelitian sejenis dan lebih lanjut.
D. Batasan Masalah
Karena luasnya lingkup PT Pertamina (Persero) Pemasaran Region III dan
keterbatasan waktu dan biaya penelitian, agar lebih fokus dan terarah maka penulis
akan membatasi masalah yang akan diteliti yaitu khusus siklus pendapatan PT
Pertamina (Persero) Pemasaran Region III periode tahun 2008, 2009 dan 2010.
Download