BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kebijakan pembayaran dividen merupakan hal yang selalu dibicarakan dan
menjadi pusat perhatian para investor. Investor sangat sensitif terhadap kebijakan dividen
perusahaan yang menjadi tempat investasinya, begitu juga dengan setiap perubahan yang
menyertai kebijakan tersebut. Tidak hanya kebijakannya saja yang diperhatikan oleh
investor, jumlah dividennya itu sendiri justru menjadi alasan utama investor berinvestasi
pada suatu bisnis atau perusahan. Dividen adalah pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan
kepada
para
pemegang
sahamnya,
biasanya
sebagai
cara
untuk
mendistribusikan keuntungan perusahaan (Arthur & Sheffrin, 2003). Sedangkan menurut
Deitiana (2009), pengertian kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan
pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa penentuan berapa besarnya pembayaran
dividen dan besarnya laba yang ditahan untuk digunakan kembali. Ketika perusahaan
mendapatkan profit atau keuntungan, perusahaan dapat melakukan reinvestasi ke dalam
bisnisnya atau membagikan laba tersebut kepada pemegang saham. Distribusi dividen
kepada pemegang saham dapat berbentuk tunai (biasanya merupakan deposit ke dalam
akun bank), atau jika perusahaan memiliki rencana reinvestasi dividen, dividen dapat
dibayarkan dengan mengeluarkan saham lebih banyak atau dengan membeli kembali
saham (Simkovic, 2009).
Dividen biasanya dialokasikan dalam jumlah yang tetap pada setiap lembar
sahamnya, dengan masing-masing pemegang saham menerima dividen sesuai proporsi
dari saham yang dimilikinya. Setiap pemegang saham memiliki saham perusahaan sesuai
proporsi masing-masing yang dapat dibuktikan oleh sertifikat kepemilikan saham
(Courtney, 2002). Perusahaan publik biasanya membayarkan dividen dalam jadwal yang
tetap, namun perusahaan dapat mengumumkan pembagian dividen kapan saja untuk
membagikan dividen yang disebut dengan dividen spesial untuk membedakannya dengan
dividen yang dibagikan dengan jadwal tetap. Investor dan manajer biasanya memiliki
pandangan yang berbeda terhadap dividen, oleh karena itu hal tersebut dapat
menyebabkan konflik antara pemegang saham dan manajer seperti dalam Agency Theory
yang ditulis oleh Jensen & Meckling (1976). Eisenhardt (1989) mengatakan bahwa ada
dua permasalahan yang mungkin muncul dari hubungan keagenan (agency relationships),
yang pertama masalah keagenan dapat muncul karena keinginan atau tujuan dari prinsipal
dan agen yang berbeda sehingga dapat menimbulkan konflik, yang kedua sangat sulit
bagi principal (pemilik) untuk membuktikan apa yang sebenarnya agen (manajer) lakukan
sehingga hal tersebut juga dapat memicu konflik antara kedua pihak.
Di satu sisi, investor ingin perusahaannya tumbuh dengan cepat, sedangkan di sisi
lain investor juga menginginkan dividen dibagikan oleh perusahaan. Hal ini yang sering
menyebabkan investor dan pihak manajemen berselisih dan dapat menimbulkan konflik
antara kedua belah pihak. Manajer perusahaan harus dapat membuat keputusan yang
optimal mengenai hal apakah yang harus dilakukan terkait dengan uang kas yang
berlebih. Apakah uang kas berlebih tersebut harus dibagikan sebagai dividen, atau
digunakan sebagai laba ditahan untuk melakukan reinvestasi. Deitiana (2009)
mengatakan bahwa apabila dividen akan dibayarkan semuanya oleh perusahaan, maka
kepentingan cadangan perusahaan akan terabaikan. Kepentingan cadangan yang
dimaksud adalah keputusan untuk melakukan investasi kepada kesempatan investasi yang
tersedia atau keputusan untuk melakukan ekspansi perusahaan agar perusahaan dapat
tumbuh menjadi lebih besar. Pilihan apapun yang dibuat oleh perusahaan diharapkan
dapat memenuhi keinginan dan kepentingan berbagai pihak yang terlibat.
Sejak Modigliani & Miller (1958) mengusulkan “separation principle”, dampak
dari keputusan investasi dan keuangan terhadap nilai perusahaan telah menjadi fokus riset
yang cukup panjang sampai saat ini. Teori tersebut mengatakan bahwa pada pasar modal
yang sempurna, nilai sebuah perusahaan adalah tergantung bagaimana cara perusahaan
membiayai aset produktifnya. Faktanya, beberapa penulis seperti Barnea, Haugen, &
Senbet (1981) mendukung teori tersebut. Namun, beberapa penulis lainnya menentang
penemuan dari studi sebelumnya yang mengatakan bahwa investasi, pembiayaan, dan
kebijakan dividen terkait satu dengan lainnya (Grabowski & Mueller, 1972). Hal ini
mendasari asumsi bahwa dunia ideal Modigliani dan Miller tidak tedapat dalam dunia
nyata. Pasar modal adalah pasar yang tidak sempurna karena di dalamnya terdapat pajak,
biaya transaksi, biaya bangkrut, biaya keagenan, dan inflasi yang tidak pasti di dalam
pasar. Menurut Bierman & Hass (1983), manajemen biasanya membahas masalah
pembayaran target dividen dalam konteks memperkirakan sumber dan penggunaan dana
perusahaan.
Dengan memertimbangkan kesempatan investasi yang prospektif dan potensi
untuk menghasilkan sumber kas internal perusahaan, struktur modal dan kebijakan
dividen keduanya dipilih untuk menjamin bahwa ada dana yang cukup untuk
menjalankan investasi yang diinginkan tanpa menggunakan atau mengeluarkan ekuitas
baru (Black, 1976). Tapi apakah yang disebut dengan investasi yang diinginkan? Jika itu
adalah investasi yang memiliki expected return yang lebih besar dari biaya untuk
membiayai investasi tersebut, dan jika biaya untuk menahan laba berbeda dari biaya
untuk mengeluarkan ekuitas baru, maka kebijakan dividen, struktur modal, dan strategi
investasi harus ditentukan bersamaan (Black & Scholes, 1974). Kebijakan pembayaran
dividen merupakan isu korporat yang penting dan mungkin terkait secara erat dengan
sebagian besar keputusan keuangan dan investasi yang dibuat oleh perusahaan.
Pemahaman yang tepat terhadap kebijakan pembayaran dividen sangatlah penting
untuk banyak area lainnya seperti asset pricing, struktur modal, merger dan akuisisi, dan
penganggaran modal (Allen & Michaely, 1995). Keputusan dividen perusahaan bisa juga
dipengaruhi oleh tingkat keuntungan, risiko, dan ukuran perusahaan. Meskipun kebijakan
dividen telah diidentifikasi sebagai salah satu keputusan besar perusahaan, hal itu tetap
menjadi teka-teki dalam hal keuangan perusahaan (Ooi, 2001). Sudah ada konsensus
yang muncul bahwa tidak ada satu penjelasan tunggal dari dividen. Brook, Charlton, &
Hendershott (1998) menyetujui bahwa, tidak ada alasan untuk memercayai bahwa
kebijakan dividen perusahaan dipengaruhi oleh satu tujuan saja. Perhatian terhadap studi
empiris telah menegaskan adanya hubungan antara kesempatan investasi, keuangan
perusahaan, dan kebijakan pembayaran dividen (Aivazian, Booth, & Clearly, 2003).
Namun, temuan ini telah gagal membangun setiap hubungan yang jelas mengenai
masalah tersebut. Kebanyakan studi ini cenderung berfokus pada kebijakan pembayaran
dividen di negara-negara maju. Masih sedikit ilmu dan pengetahuan mengenai bagaimana
kesempatan investasi dan keuangan perusahaan memengaruhi kebijakan pembayaran
dividen pada negara-negara berkembang. Studi ini berkontribusi kepada literatur yang
telah ada dengan berfokus pada kebijakan pembayaran dividen di Indonesia sebagai
negara berkembang. Menurut studi tedahulu, perusahaan-perusahaan pada negara
berkembang cenderung menunjukkan perilaku dividen yang berbeda dari perusahaan
yang berada pada negara maju seperti Amerika Serikat. Hal ini mungkin merupakan hasil
dari perbedaan tingkat efisiensi dan aturan institusi antara negara maju dan negara
berkembang. Oleh karena itu, sangatlah berguna bagi kita untuk meningkatkan
pemahaman tentang isu dan perspektif kebijakan dividen dari negara berkembang
khususnya Indonesia.
Tujuan dari ditulisnya penelitian ini adalah untuk mengamati efek dari set
kesempatan investasi dan keuangan perusahaan terhadap kebijakan pembayaran dividen
pada perusahaan-perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Kontribusi penelitian ini terdapat pada fakta bahwa penelitian ini
menggunakan data terbaru perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam periode 6 tahun
terkini, yaitu tahun 2009-2014.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan beberapa penelitian terdahulu, belum
banyak penelitian yang dilakukan terhadap kebijakan dividen pada negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia di dalamnya. Penelitian terdahulu kebanyakan berfokus
hanya kepada negara maju saja. Masih belum banyak yang diketahui mengenai kebijakan
pembayaran dividen dan faktor-faktor yang memengaruhi apakah terdapat perbedaan
dengan negara-negara maju atau tidak. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana
kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan-perusahaan industri non-keuangan di
Indonesia yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2014. Oleh karena itu, peneliti
menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah set kesempatan investasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembayaran
dividen pada perusahaan-perusahaan dalam industri non non-keuangan di Indonesia
yang terdaftar di BEI di tahun 2009-2014?
2. Apakah financial leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembayaran
dividen pada perusahaan-perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia yang
terdaftar di BEI pada tahun 2009-2014?
3. Apakah debt maturity berpengaruh negatif terhadap kebijakan pembayaran dividen
pada perusahaan-perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia yang terdaftar
di BEI pada tahun 2009-2014?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk menguji pengaruh set kesempatan investasi terhadap kebijakan pembayaran
dividen pada perusahaan-perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia yang
terdaftar di BEI pada tahun 2009-2014.
2. Untuk menguji pengaruh financial leverage terhadap kebijakan pembayaran dividen
pada perusahaan-perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia yang terdaftar
di BEI pada tahun 2009-2014.
3. Untuk menguji pengaruh debt maturity terhadap kebijakan pembayaran dividen pada
perusahaan-perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia yang terdaftar di
BEI pada tahun 2009-2014.
1.4
Manfaat Penelitian
Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi investor, pebisnis, dan pemegang saham, penelitian ini dapat dijadikan acuan
serta bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait dengan kebijakan
pembayaran dividen pada perusahaan terutama perusahaan dalam industri nonkeuangan di Indonesia.
2. Bagi manajemen dan perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam
merumuskan kebijakan pembayaran dividen yang terbaik untuk perusahaan terutama
perusahaan dalam industri non-keuangan di Indonesia.
1.5
Batasan Penelitian
Penelitian ini berfokus pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia kecuali perusahaan pada sektor keuangan karena karakteristik struktur modal
pada perusahaan dalam industri keuangan berbeda dengan perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri non-keuangan. Data yang digunakan digunakan adalah data pada tahun
2009-2014 saja untuk melihat perkembangan terkini dari kebijakan pembayaran dividen
sebagai objek penelitian. Kriteria yang rinci mengenai sampel perusahaan yang diteliti
terdapat pada bab 3.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan landasan teori serta penelitian terdahulu mengenai kebijakan
pembayaran dividen, set kesempatan investasi, serta kebijakan keuangan dan bagaimana
hubungan antarvariabel tersebut. Bab ini juga menyebutkan dan menjelaskan variabelvariabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variabel-variabel penelitian dan definisi operasional dari masingmasing variabel tersebut, metode yang digunakan dalam mengumpulkan data, teknik
mengolah data, dan tahap-tahap dalam menguji data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan dan membahas hasil penelitian. Bab ini juga berisi analisis deskriptif
objek penelitian, analisis pengujian hipotesis berserta interpretasinya.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini mencakup kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penulis dalam penelitian
yang dilakukan, serta saran penulis untuk penelitian selanjutnya.
Download