28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada di PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS) yang
beralamat di Jl. Moh. Toha Km.1 Tangerang, Banten. Penelitian ini akan dilakukan
selama periode Oktober-Desember 2014.
3.2
Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan penulis untuk penelitian ini adalah
penelitian kausal, yaitu metode penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu
atau lebih variabel bebas terhadap variabel tertentu. Dalam penelitian tersebut untuk
mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel X1 dalam hal ini adalah budaya
organisasi, X2 adalah motivasi dan terhadap variabel Y adalah kinerja kerja
karyawan.
3.3
Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2010) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dari judul
penelitian didapatkan dua variabel, yaitu;
28
29
a. Variabel Bebas (Independen), adalah variabel yang mempengaruhi variable
lainnya, dinyatakan dalam “X”, dimana Budaya Organisasi sebagai X1 dan
Motivasi sebagai X2.
b. Variabel Terikat (Dependen). Variabel terikat atau tidak bebas adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini
adalah kinerja karyawan dan dinyatakan dalam “Y”.
3.4
Pengukuran Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Pengukuran Variabel
No
1
Variabel
Budaya
Organisasi
(X1)
Definisi
Sistem makna
bersama yang
dianut oleh
anggotaanggota yang
membedakan
organisasi itu
dari organisasiorganisasi lain.
Sumber
(Robbins:2006)
Dimensi
1. Inovasi dan
pengambilan Resiko
Indikator
1. Bersikap Inovatif
Skala
2. Bersedia bertanggung
jawab atas resiko
2. Perhatian
terhadap hal detail
1.Teliti dalam bekerja
3. Berorientasi Hasil
2.Tanggap jika terjadi
masalah yang berkaitan
dengan perusahaan
1.Berfokus pada hasil
ketimbang teknik
4. Berorientasi pada
manusia
1.Pemberian motivasi untuk
bekerja lebih baik
2.Berperan sesuai yang
diharapkan oleh organisasi
5. Berorientasi pada
tim
6. Agresivitas
3.Puas dalam bekerja
1.Menjalin hubungan yang
erat dengan rekan kerja agar
terciptanya lingkungan kerja
yang nyaman
1.Bersemangat dalam
menjalankan pekerjaan
Ordinal
30
2.Dorongan untuk
berkompetitif demi
kemajuan organisasi
2
3
Motivasi (X2)
Kinerja
Karyawan (Y)
Daya penggerak
yang
menciptakan
kegairahan
kerja seseorang
agar mereka
mau bekerja
sama.
Sumber(
Hasibuan:2006)
Prestasi aktual
karyawan
dibandingkan
dengan prestasi
yang
diharapkan dari
karyawan.
Sumber(
Dessler:2009)
7. Kemantapan
1. Mempertahankan ,
menjaga stabilitas kerja dan
peforma yang baik
1. Kebutuhan
Fisiologis
1. Pangan, sandang, dan
papan
2. Kebutuhan
Keamana
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan
Penghargaan
2. Keamanan jiwa,raga, dan
harta benda milik
5. Kebutuhan
Aktualisasi diri
1. Kualitas
5. Bukti kesuksesan
seseorang berkarya
2. Produktivitas
1.Kuantitas
1.Efisiensi dalam
mengahasilkan pekerjaan
3. Pengetahuan
mengenai pekerjaan
1.Keahlian praktis dan teknik
3. Berkelompok
4. Kenaikan jabatan
Ordinal
1. Ketelitian
2. Dapat diterimanya kinerja
pekerjaan
2. Informasi yang digunakan
dalam pekerjaan
4. Keterpecayaan
5. Kesediaan
1. Dimana karyawan dapat
dipercaya berkaitan dengan
penyelesaian pekerjaan dan
penyelesaiannya
1.Dimana karyawan tepat
waktu
2.Mengobsevarsi penentuan
waktu istirahat dan jam
makan
6. Kebebasan
1. Tingkatan kinerja
pekerjaan dengan sedikit
atau tanpa supervise
Ordinal
31
3.4.1 Skala Pengukuran
Menurut Sekaran (2006) skala interval digunakan untuk beragam item yang
mengukur suatu variabel bisa dihasilkan dengan skala lima point atau lebih yang
kemudian dapat diterapkan pada seluruh item.
Menurut Sugiyono (2009) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Tabel 3.2
Skala Pengukuran
Pernyataan
Kode
Skor
Sangat Setuju
SS
5
Setuju
ST
4
Kurang Setuju
KS
3
Tidak Setuju
TS
2
Sangat Tidak Setuju
STS
1
Sumber: Sugiyono (2009)
3.5
Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dapat digunakan oleh penulis adalah
data dikumpulkan melalui kuesioner yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan
kepada responden dan responden memilih alternative jawaban yang sudah tersedia.
32
Responden tidak diberi kesempatan menjawab yang lain di luar jawaban yang telah
disediakan.
3.6
Populasi Dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dalam Populasi penelitian ini adalah
karyawan PT. Indonesia Toray Synthetics yang berjumlah 375 orang. Untuk
menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada penulis menggunakan rumus
Consuelo G. Slovin.
Rumus Slovin :
N
n = _________
1+N(e)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir dalam penelitian ini sebesar 10 %.
375
n = _________
1+375(0,1)2
n = 78,94 = 79 orang (dibulatkan)
33
Dari perhitungan diatas maka sampel yang diambil sebanyak 79
karyawan dari populasi sebanyak 375 orang. Dalam penyusunan ini dengan
menggunakan skala likert, yaitu responden memilih salah satu jawaban yang
di sediakan dalam kuisioner yang masing-masing pertanyaan diberi bobot 1-5
dan jawaban tersebut dimasukan dalam table skala butir.
3.7
Metode Analisis Data
Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan perhitungan statistik sebagai
alat hitung untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap
kinerja karyawan PT. Indonesia Toray Synthetics ( ITS ), yaitu sebagai berikut :
3.7.1 Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas menurut Sanusi (2011) merupakan suatu ukuran instrument, telah
dikemukakan bahwa instrument penelitian adalah alat untuk mengumpulkan
data. Suatu instrument dikatakan valid jika instrument penelitian mengukur ada
yang seharusnya diukur. Tingkat validitasnya pada alat ukur dalam ilmu alam
umumnya sudah terjamin karena mudah diamati dan hasilnya cepat diperoleh.
Tujuan dilakukan uji validitas adalah mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
34
Untuk menguji validitas instrument penelitian ini di gunakan teknik korelasi
product moment seperti pada Sanusi (2011) yaitu :
=
(∑
) − (∑ ∑ )
[(∑ − (∑( ) )]
Dimana :
r = Koefisien Korelasi
X = Skor Butir
Y = Skor Total Butir
n = Jumlah Sampel (Responden)
Valid
tidaknya
suatu
item
instrument
dapat
diketahui
dengan
membandingkan indeks korelasi Product Moment Pearson dengan level
signifikasi 5%. Apabila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%).
Maka instrument dinyatakan valid dan apabila probabilitas hasil korelasi lebih
besar dari 0,05 (5%), maka instrument dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas suatu alat pengukur menunjukan konsistensi hasil pengukuran
sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang
berlainan atau digunakan oleh orang yang berlainan dalam waktu yang
bersamaan atau waktu yang berlainan Sanusi (2011). Pengujian secara
35
reliabilitas instrument dilakukan dengan menguji skor antar item dengan
menggunakan perhitungan teknik Cronbach’s Alpha
melalui program IBM
SPSS 21 for Windows. Suatu instrument dapat dikatakan reliable bila memiliki
nilai koefisien keandalan lebih besar atau sama dengan 0,6. ( Sanusi,2011)
3.7.2 Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2007) tujuan dari uji normalitas adalah uji yang
bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variable residual berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujianpengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
dan statistik parametrik tidak dapat digunakan. Uji statistik yang digunakan untuk
uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji normalitas atau sampel
Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai
kritisnya.
A. Manurut Santoso (2010), menjelaskan output test of normality:
a) Ada pedoman pengambilan keputusan: Angka signifikansi
(Sig)> α = 0,05 maka data berdistribusi normal
b) Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
36
B. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal
(Ghozali,2011). Jadi dalam penelitian ini uji normalitas untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik histrogram dan dengan melihat normal probability plot.
Dasar pengambilan keputusan :
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histrogramnya menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas .
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histrogram dan/
atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
3.7.3.1 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang
sempurna antara satu variable bebas dengan variabel bebas lain. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
37
independennya. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat
pada tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas
tolerance value adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF >10 dan nilai
Tolerance<0.10, maka tejadi multikolinearitas tinggi antar variabel bebas
dengan variable bebas lainnya.
3.7.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain Ghozali (2005). Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas,
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan grafik scatterplot untuk menguji ada
tidaknya heteroskedastisitas. Caranya adalah dengan melihat grafik scatterplot
tersebut. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas).
38
3.7.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi
ke observasi lainnya.
Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi antara lain dengan Uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali,2005).
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Tabel 3.3
UJI Durbin Watson
Hipotesis No
Tidak ada
autokorelasi positif
Tidak ada
autokorelasi positif
Tidak ada korelasi
negatif
Keputusan
Tolak
No decision
Tolak
Tidak ada korelasi
negati
No decision
Tidak ada
autokorelasi, positif
atau negatif
Terima
Jika
0<d<dl
dl≤ d ≤ du
4- dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
du < d < 4 – du
39
3.8 Analisis Regresi Berganda
Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk mamsing-masing
variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah Budaya
Organisasi (X1) dan Motivasi (X2). Sedangkan variabel dependennya adalah
kinerja karyawan (Y), sehingga persamaan regresi linier bergandanya adalah
sebagai berikut:
=
+
+
.
+
Keterangan :
Y
= kinerja karyawan
a
= konstanta
b1
= koefisien regresi dari budaya organisasi
b2
= koefisien regresi motivasi
X1 = budaya organisasi
X2 = motivasi
e
= eror
3.8.1 Pengujian Individu atau Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas
secara persial memiliki pengaruh segnifikan terhadap variabel terikat. Pengujian
ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel dengan
signifikan dibawah 0,05, maka secara persial atau individu variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya.
40
=
Keterangan :
T
= Bersarnya t hitung
bi
= Koefisien Regresi
sbi
= Standar error Koefisien regresi
Kriteria Pengambilan Keputusan :
A. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat.
B. Jika thitung ttabek, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
yang signifikan variabel bebas terhadap variabel.
3.8.2 Pengujian Menyeluruh atau Uji Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Priyatno (2008) uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen (bebas) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (terikat).
Cara pengembilan keputusan:
A.
Jika probalitas / signifikan > 0,05, Ho diterima
B.
Jika probabilitas / signifikan < 0,05 , Ho ditolak
Download